Anda di halaman 1dari 9

A.

PENDAHULUAN
Orang yang melakukan kegiatan kewirausahaan disebut wirausahawan.
Muncul pertanyaan mengapa seorang wirausahawan (entrepreneur) mempunyai
cara berpikir yang berbeda dari manusia pada umumnya. Mereka mempunyai
motivasi, panggilan jiwa, persepsi dan emosi yang sangat terkait dengan nilai
nilai, sikap dan perilaku sebagai manusia unggul.
Wirausahawan adalah seseorang yang bebas dan memiliki kemampuan untuk
hidup mandiri dalam menjalankan kegiatan usahanya atau bisnisnya atau
hidupnya. Ia bebas merancang, menentukan mengelola, mengendalikan semua
usahanya. Sedangkan kewirausahaan adalah suatu sikap, jiwa dan kemampuan
untuk menciptakan sesuatu yang baru yang sangat bernilai dan berguna bagi
dirinya dan orang lain. Kewirausahaan merupakan sikap mental dan jiwa yang
selalu aktif atau kreatif berdaya, bercipta, berkarsa dan bersahaja dalam berusaha
dalam rangka meningkatkan pendapatan dalam kegitan usahanya atau kiprahnya.
Kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar, kiat,
dan sumber daya untuk mencari peluang menuju sukses.
Kewirausahaan

(Entrepreneurship)

adalah

proses

mengidentifikasi,

mengembangkan, dan membawa visi ke dalam kehidupan. Visi tersebut bisa


berupa ide inovatif, peluang, cara yang lebih baik dalam menjalankan sesuatu.
Hasil akhir dari proses tersebut adalah penciptaan usaha baru yang dibentuk pada
kondisi risiko atau ketidakpastian. Indonesia sebagai negara yang dianugerahi
kekayaan alam melimpah sangat membutuhkan sumber daya manusia handal
yang memiliki jiwa kewirausahaan. Kewirausahaan sebagai salah satu faktor
produksi sangat diperlukan untuk menggabungkan faktor-faktor produksi lainnya
seperti alam, tenaga kerja, dan modal untuk menghasilkan barang dan jasa yang
diperlukan masyarakat secara efisien dan menguntungkan.

Berdasarkan fakta tersebut maka kewirausahaan (entrepreneurship) memiliki


peranan yang sangat penting. Kewirausahaan memiliki peranan untuk menambah
daya tampung tenaga kerja, generator pembangunan, contoh bagi masyarakat lain,
membantu orang lain, memberdayakan karyawan, hidup efisien, dan menjaga
keserasian lingkungan. Jiwa kewirausahaan akan mendorong seseorang
memanfaatkan peluang yang ada menjadi sesuatu yang menguntungkan.
Pendorong utama meningkatnya kebutuhan akan entrepreneurship adalah
munculnya ragam kesempatan berusaha dalam produksi, distrIbusi, dan
pemasaran barang dan jasa.
Salah satu sektor bisnis yang memiliki prospek bagus adalah sektor
perdagangan dan industri manufaktur. Sektor ini berperan besar bagi
pembangunan nasional sebagai penyedia lapangan pekerjaan, penghasil produk
pangan dan non pangan, serta sebagai pendorong pertumbuhan ekonomi. Peluang
usaha bagi usaha kecil terdapat pada beberapa area ekonomi yang biasa menjadi
konsentrasi usaha kecil, yaitu manufaktur, jasa, grosir dan pengecer. Makin besar
dan makin terbuka ekonomi dunia akan makin besar peran usaha kecil dan
menengah. Wirausaha memiiki dua fungsi yaitu fungsi makro dan fungsi mikro.
Secara makro wirausaha berperan sebagai penggerak, pengendali dan pemacu
perekonomian suatu bangsa. Sedangkan peran wirausaha melalui usaha kecil
tidak diragukan lagi yakni: Pertama, usaha kecil dapat memperkokoh
perekonomian nasional melalui berbagai keterkaitan usaha seperti fungsi
pemasok, fungsi produksi, fungsi penyalur dan pemasar bagi produk produk
industri besar; Kedua, usaha kecil dapat meningkatkan efisiensi ekonomi
khususnya dalam memnyerap sumber daya yang ada; ketiga, usaha kecil
dipandang sebagai sarana pendistrIbusian pedapatan nasional, alat pemerataan
perusahaan dan pemerataan pendapatan. Karena jumlah tersebar baik diperkotaan
maupun dipedesan. Secara mikro peran wirausaha penanggung resiko dan

ketidakpastian mengobinasikan sumber - sumber kedalam cara yang baru dan


berbeda untuk menciptakan nilai tambah dan usaha - usaha baru (Nauli, 2010).
Berdasarkan penjelasan diatas saya tertarik untuk magang di Toko TripleS
milik Ibu Roma sebagai salah satu pengecer atau pedagang pakaian yang terletak
di dalam pasar komplek perumahan di Tangerang. Saya memilih untuk magang di
tempat ini karena saya memiliki ketertarikan untuk membuka usaha menjual
pakaian dan sepatu meski dalam sistem online dan belajar menghadapi pembeli
juga belajar berinovasi tentang peluang apa saja yang dapat kita isi selain dari
berdagang pakaian dan sepatu. Dari magang di took Ibu Roma saya belajar bahwa
untuk mencapai tingkat seperti yang dimiliki oleh Ibu Roma itu benar-benar harus
melewati jalan yang panjang dan terlebih tanpa putus asa.
B. LATAR BELAKANG TOKO TRIPELS
Semua berawal pada tahun 1998, saat krisis moneter perekonomian cukup
memperhatinkan baik secara Nasional yang berimbas terjadinya krisis keuangan
para anggota keluarga khususnya di sekitar Tangerang.
Pada satu hari ada pedagang Kaos ( T- Shirt ) lewat dari depan rumah Ibu
Roma memberanikan untuk membeli kaos yang dibawa oleh pedagang tersebut
sebanyak tiga potong dengan harga satuan Rp 10.000 yang kemudian disimpan
oleh Ibu Roma di lemari baju. Sepulang kerja suami Ibu Roma segera Ibu itu
menunjukkan kaos yang telah dibelinya dan mengatakan kaos itu cukup bagus.
Setelah berbicara panjang lebar timbul ide mereka untuk membeli lebih banyak
untuk dijual. Suami Ibu Roma menyetujui rencana tersebut yang sebelumnya Ibu
Roma telah menanyakan nomor telepon si pedagang kaos dan tidak lupa
menanyakan namanya yaitu Janawi.

Setelah itu timbul permasalahan yaitu dijual dimana dan darimana mereka
bisa mendapatkan modal sementara modal yang keluarga tersebut miliki hanya
sebanyak Rp 460.000 dimana menjadi modal awal mereka.
Dengan berbagai pertimbangan akhirnya mereka sepakat untuk menelepon
Bapak Janawi agar membawa kaos sebanyak tiga lusin dengan total harga Rp
360.000. Sebelumnya keluarga Ibu Roma itu belum pernah berjualan kaos
maupun pakaian. Sang suami hanya sebagai karyawan swasta yang memperoleh
gaji secukupnya.
Setelah kaos dibawa oleh Bapak Janawi maka dipilih sesuai dengan selera Ibu
Roma. Sehari setelah kaos tersebut dibeli, maka suami Ibu Roma membawa kaos
itu untuk di jual dimana tempat suami bekerja di Bandara Soekarno Hatta. Disana
dicoba menawarkan kaos pada teman-temannya dengan harga Rp 17.000,
perpotongnya. Namun tidak ada yang mau membeli. Tiga hari berturut turut
dibawa ke kantornya satupun tidak ada yang laku, sehingga suami Ibu Roma
merasa malu karena tidak ada yang laku terjual.
Empat hari kemudian suami Ibu Roma membawa kembali kaos dagangannya
ke kantor dan menawarkan ke teman temannya dengan cara utang dan
pembayarannya saat dan atau setelah gajian itupun dengan harga satuan Rp
13.000, perpotong bila beli dua potong Rp 25.000, apa yang terjadi ialah kaos
tersebut laku 22 potong tinggal 14 potong. Hari berikutnya dijual lagi di kantor
laku 12 potong tinggal 2 potong.
Setelah itu timbul masalah yaitu uang untuk membeli kaos kembali modal
tidak ada sehingga Ibu Roma sepakat dengan suaminya untuk meminjam uang
kepada tetangga sebanyak Rp 500.000 untuk membeli kembali kaos . Tetangga
yang baik itu memberi pinjaman sesuai dengan yang diminta maka Ibu Roma

menghubungi Bapak Janawi agar membawa kaos pria dan wanita sebanyak
empat lusin.
Setelah dibawa dipilih dan dirapikan besok harinya kembali suaminya
membawa ke kantor. Pada hari itu kebetulan adalah hari gajian karyawan di
tempat suami Ibu Roma sehingga utang temannya itu dibayar dan kaos yang baru
itupun laku terjual .
Hari demi hari, suami Ibu Roma berjualan terlihat peningkatan permintaan
para karyawan di tempat kerja suami Ibu Roma. Seiring berjalannya waktu, teman
teman suami Ibu Roma mengambil dagangan suami Ibu Roma untuk dijual
kembali di tempat masing-masing. Dengan semakin meningkatnya permintaan
maka Ibu Roma dan suami meperbesar usahanya di rumah tinggal mereka dengan
menjual semakin banyak pakaian yang mereka jual disekitaran lingkunganrumah
mereka sehingga para tetangga juga ikut membeli kaos .
Tingkat perekonomian keluarga Ibu Roma semakin membaik, maka Ibu Roma
dan suami nya memperbesar usahanya dengan mencari pakaian sisa export .
Jenis-jenis dagangan keluarga Ibu Roma menjadi semakin lengkap yaitu : kaos
lokal, sisa eksport, kemeja, sandal dan sepatu yang bermerek terkenal. Kira-kira
dua tahun sejak mulai berdagang Ibu Roma dan keluarga semakin di kenal
masyarakat sekitar sehingga banyak orang membeli pakaian untuk dijual kembali
ditempat mereka. Jadilah Ibu Roma menjadi agen pakaian dan sepatu.
Sejak bulan Juli tahun 2004, Ibu Roma menyewa ruko tempat berjualan
pakaian, sepatu sekolah, tas, seragam sekolah, dll. Dengan segala usaha dan
perjuangan keluarga Ibu Roma maka tingkat perekonomiannya semakin membaik
dan terbilang sukses. Sejak tahun 2006, belanja Ibu Roma rata rata Rp 40.000.000
dan setahun bisa sampai 8 kali belanja. Omset Ibu Roma perbulannya sekitar Rp

35.000.000. Memang dua tahun terakhir ini ada penurunan pembeli yang
diakibatkan semakin banyaknya pedagang disekitar toko Ibu Roma.
Namun demikian Toko TripleS tetap buka dan eksis sebagai toko yang dikenal
dimana Ibu Roma berdagang pakaian bahkan menambah jenis dagangannya yaitu
perabotan rumah tangga dan bersedia menerima pesanan tempat tidur , bantal dan
kasur yang semuanya barang bermerek. Demikian sejarah singkat Ibu Roma
menjadi pedagang pakaian serba lengkap.
C. KARAKTERISTIK WIRAUSAHAAN
Suryana (2004) menyebutkan karakteristik seorang wirausahawan dalam
modulnya Memahami Karakteristik Perusahaan antara lain sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.
5.

Motif Berprestasi Tinggi


Selalu Perspektif
Memiliki Kreatifitas Tinggi
Memiliki Perilaku Inovatif Tinggi
Selalu Komitmen dalam Pekerjaan, Memiliki Etos Kerja dan

Tanggung Jawab
6. Mandiri atau Tidak Ketergantungan
7. Berani Menghadapi Risiko
8. Selalu Mencari Peluang
9. Memiliki Jiwa Kepemimpinan
10. Memiliki Kemampuan Manajerial
11. Memiliki Kerampilan Personal
Lalu lebih lanjut lagi menurut Suryana (2009) karakteristik dan watak seorang
wirausahawan antara lain sebagai berikut:
1. Percaya diri dan optimis, memiliki watak kepercayaan diri yang kuat,
ketergantungan terhadap orang lain, dan bersikap individual.
2. Berorientasi pada tugas dan hasil, memiliki kebutuhan untuk berprestasi,
berorientasi pada keuntungan finansial, mempunyai motivasi yang kuat,

energik, tekun, tabah, memiliki tekad untuk bekerja keras, dan inisiatifnya
tinggi.
3. Berani mengambil risiko dan menyukai tantangan, dan mampu mengambil
risiko yang wajar.
4. Memiliki jiwa kepemimpinan, mudah beradaptasi dengan orang lain, dan
terbuka terhadap saran dan kritik dari orang lain.
5. Orisinalitas tinggi, memiliki watak inovatif, kreatif, dan fleksibel.
6. Berorientasi, memiliki visi dan perspektif terhadap masa depan.
Menurut Zimmerer, karakteristik wirausaha yang sukses adalah :
1. Komitmen tinggi terhadap tugas
2. Mau bertanggungjawab
3. Mempertahankan minat kewirausahaan dalam diri
4. Peluang untuk mencapai obsesi
5. Toleransi terhadap resiko dan ketidakpastian
6. Yakin pada diri sendiri
7. Kreatif dan fleksibel
8. Ingin memperoleh balikan segera
9. Enerjik tinggi
10. Motivasi untuk lebih unggul
11. Berorientasi masa depan
12. Mau belajar dari kegagalan
13. Kemampuan memimpin
D. KEGIATAN SELAMA MAGANG
Kegiatan yang saya jalani selama magang di Toko TripleS milik Ibu Roma
adalah diawali dengan membantu mengeluarkan barang dagangan untuk
digantung dan menggelar pakaian-pakaian lain diatas meja hingga semua rapi
tersusun. Setelah itu saya membantu melayani pembeli yang berlangganan
membeli es batu setiap harinya. Saya juga membantu mencarikan barang yang
dinginkan pembeli dan merapikan kembali semua barang yang tercecer dan
meletakkan ke tempat semula pada akhirnya. Selain itu saya mengambil tempat
untuk mengawasi toko dan mengawasi pembeli bilak toko sedang ramai
dikunjungi pembeli sehingga tidak terjadi hal yang diinginkan.

E. KARAKTERISTIK YANG DIMILIKI PEMILIK


Karakteristik yang dimiliki oleh Ibu Roma:
1. Selalu optimis meski dilanda kelesuan ekonomi.
2. Penuh inovasi, mencitakap ide-ide baru terbukti dengan tidak hanya
menjual pakaian dan sepatu, Ibu Roma juga menambah koleksi
3.
4.
5.
6.
7.

dagangannya dengan menjual alat rumah tangga.


Berani mengambil risiko.
Mempunyai rencana-rencana yang tersusun baik.
Sabar dan konsisten, selalu berorientasi pada pekerjaannya.
Mudah bergaul dan beradaptasi.
Kemampuannya menghasut calon pembeli sehingga membeli dari

tokonya.
8. Selalu percaya diri.
Sumber:
Suryana. 2004. Memahami Karakteristik Kewirausahaan.
Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta.
Suryana. 2009. Kewirausahaan, Pedoman Praktis: Kiat dan Proses
Menuju Sukses. Jakarta: Salemba Empat.
Zimmerer W. Thomas, Et al. 1996. Entrepreneurship and The New Venture
Formation. New Jersey: prentice Hall Inc

Anda mungkin juga menyukai