Anda di halaman 1dari 14

Belbieh-Design

KORTISOL & EPINEFRIN

STRESSSSS
!!!! ?
APA YANG
AKAN TERJADI

Dr. Hans selye adalah orang pertama


yang
mengenali
kesamaan
respon
terhadap berbagai rangsangan yang
mengganggu, yang ia sebut sebagai
syndrome adaptasi umum (general
adaptation syndrome / general stress
syndrome). Jika tubuh bertemu dengan
stressor, tubuh akan mengaktifkan
respon
saraf
dan
hormon
untuk
melaksanakan
tindakan-tindakan

FASE STRESS
Alarm Stage, Pada fase ini individu secara
fisiologis merasakan adanya ketidak beresan
seperti jantungnya berdegup, keluar keringat
dingin, muka pucat, leher tegang. Nadi
bergerak cepat, dsb. Fase ini merupakan
pertanda awal orang terkena stress.
Resistance Stage, Pada fase ini tubuh membuat
mekanisme perlawanan pada stress, sebab
pada
tingkat
tertentu,
stress
akan
membahayakan. Tubuh dapat mengalami
disfungsi, bila stress dibiarkan berlarut larut.
Selama masa perlawanan tersebut, tubuh harus

FASE STRESS
Exhaustion Stage, Fase disaat orang sudah tak mampu
lagi melakukan perlawanan. Akibat yang parah bila
seseoran sampai pada fase inni adalah penyakit yang
dapat menyerang bagian bagoan tubuh yang lemah.
Sudah mempengaruhi sistem organ, atau salah satu
organ menjadi tidak berfungsi yang menyebabkan
terjadinya stress yang kronis. Stress kronis ini dapat
mengganggu fungsi otak, saraf otonom, sistem
endokrin, dan sistem immune yang kita sebut sebagai
penyakit psikosomatis.

KORTISOL
Kortisol adalah hormon steroid dari golongan glukokortikoid
yang umumnya diproduksi oleh sel di dalam zona fasikulata
pada kelenjar adrenal sebagai respon terhadap stimulasi
hormon ACTH yang disekresi oleh kelenjar hipofisis.
Kortisol atau dikenal juga dengan glukokortikortropik hormon
adalah kelompok hormon steroid yang disekresikan oleh
kelenjar adrenal yang juga dipengaruhi oleh hipotalamus.
Hipotalamus
mensekresikan
hormon
pembebas
kortikotropik yang akan merangsang melalui kelenjar
hipofisis (pituitari). Selanjutya pituitary merespon perintah
dari hipotalamus dengan mensekresikan hormon ACTH yang
akan merangsang kelenjar adrenal untuk mensekresikan
hormon-hormonnya salah satunya adalah kortisol.

KORTISOL
Kortisol
mempunyai
efek
metabolik
yaitu
meningkatkan konsentrasi glukosa darah dengan
menggunakan simpanan protein dan lemak.
Peran dari hormon kortisol adalah membantu
tubuh untuk mengelola stres, mengkonversi
protein menjadi glukosa untuk meningkatkan
kadar gula darah dan bekerja sama secara erat
dengan hormon insulin untuk menjaga kadar
gula darah konstan. Kortisol meningkatkan
deposisi glikogen hepatik dengan meningkatkan
aktivitas enzim glikogen sintetase.

MEKANISME KERJA KORTISOL

MAKANISME KERJA KORTISOL


Kortisol berfungsi untuk meningkatkan kadar glukosa di dalam tubuh
dengan membantu mobilisasi glukagon dari pankreas, serta
meningkatkan metabolisme pembentukan glukosa dari bahan nonkarbohidrat (lemak dan protein).
Dalam kondisi yang mencekam (stress), tubuh cenderung memiliki
laju metabolisme yang tinggi, oleh karena itu dibutuhkan begitu
banyak glukosa sebagai bahan bakar pembentuk energi. Kortisol
membantu penyediaan akan kebutuhan glukosa yang meningkat.
Kortisol akan mempengaruhi selsel otot yang akan merangsang
perombakan protein otot. Hasil perombkan ini dibawa menuju hati
dan ginjal untuk dibentuk glukosa (oleh glukagon) lalu dibebaskan
ke darah.
Kortisol dapat menghabiskan gula cadangan dari dalam sel otot
termasuk senyawa non karbohidrat untuk diubah menjadi glukosa,
namun dengan demikian kadar glukosa darah meningkat.

EPINEFRIN
Epinefrin merupakan hormon yang dilepaskan oleh kelenjar
adrenal yang memainkan peran penting dalam respon
fight to fight dari tubuh dalam kasus situasi darurat.
Epinefrin, juga dikenal sebagai adrenalin.
Fungsi hormon ini mengatur metabolisme glukosa terutama
disaat stres. Hormon epinefrin timbul sebagai stimulasi
otak, menjadi waswas dan siaga. Dan secara tidak
langsung akan membuat indra kita menjadi lebih sensitif
untuk bereaksi. Stres dapat meningkatkan produksi
kelenjar atau hormon epinefrin. Peningkatan hormon
ephineprin dengan tujuan untuk memobilisasi simpanan
karbohidrat dan lemak serta meningkatkan kadar glukosa
dan asam lemak darah

MEKANISME KERJA EFINEFRIN

Anda mungkin juga menyukai