Bahan dalam karangan disebut ilmiah apabila lafal, kosa kata, peristilahan,
tata kalimat, dan ejaan mengikuti bahasa yang telah ditetapkan sebagai pola atau
acuan bagi komunikasi, resmi, baik tertulis maupun lisan.
Kesulitan utama dalam pembakuan bahasa Indonesia ialah dalam bidang ejaan
dan peristilahan. Untuk mengatasi masalah tersebut penulis harus mengacu pada
1. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan (EYD)
2. Pedoman Umum Pembentukan Istilah (PUPI).
Penulisan Kata
Mengenai penulisan kata, yang masih perlu kita pertahankan adalah sebagai
berikut.
1. Awalan di- dan ke- ditulis serangkai dengan kata dasarnya.
Benar
dikelola
ketujuh
Salah
di kelola
ke tujuh
2. Gabungan kata yang salah satu unsurnya merupakan unsur terikat ditulis
serangkai.
Benar
saptakrida
subseksi
nonkolaborasi
Salah
sapta krida
sapta-krida
sub-seksi
sub-seksi
non kolaborasi
non-kolaborasi
3. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang mendapat awalan atau akhiran ditulis
dengan membubuhkan tanda hubung (-) di antara unsur gabungan kata itu.
Benar
bertolak belakang
Salah
bertolakbelakang
bertolak-belakang
tanda tangani
tandatangani
tanda-tangani
mendarah daging
mendarahdaging
mendarah-daging
4. Bentuk dasar berupa gabungan kata yang sekaligus mendapat awalan dan
akhiran sekaligus ditulis serangkai.
Benar
melatarbelakangi
menghancurleburkan
penyebarluasana
Salah
melatar belakangi
melatar-belakangi
menghancur leburkan
menghancur-leburkan
penyebar luasan
dibumihanguskan
penyebar-luasan
dibumi hanguskan
dibumi-hanguskan
5. Bentuk terikat yang diikuti oleh kata yang huruf awalnya huruf kapital, di
antara kedua unsur itu dibubuhkan tanda hubung (-)
Benar
Non-Indonesia
Non-Afrikanisme
Salah
nonIndonesia
Non Indonesia
nonAfrikasnisme
Non Afrikanisme
Salah
anak anak
undang undang
terus menerus
Salah
dirumah
kemana
Salah
sipengirim
sipenerima
sipemalu
sipencuri
9. Partikel per yang berarti tiap dan mulai ditulis terpisah dari bagian kalimat
yang mendahulu dan mengikutinya. Sebaliknya, per pada bilangan pecahan
ditulis serangkai dengan kata yang mengikutinya.
Benar
satu persatu turun
dua pertiga
Salah
satu per satu turun
dua per tiga
11. Singkatan nama resmi lembaga pemerintah dan ketatanegaraan, badan atau
organisasi, nama dokumen resmi yang terdiri atas huruf kapital, tidak diikuti
tanda titik.
Benar
DPR
PT
SMP
SD
Salah
D.P.R
P.T.
S.M.P
S.D.
12. Singkatan umum yang terdiri atas tiga huruf atau lebih diikuti satu tanda titik.
Benar
sda.
ttd.
yad.
Salah
s.d.a
t.t.d.
y.a.d
13. Lambang kimia, singkatan satuan ukuran timbangan, dan mata uang tidak
diikuti tanda titik.
Benar
cm
Rp
km
Salah
cm.
Rp.
km.
14. Akronim nama dari, yang berupa gabungan suku kata atau gabungan huruf dan
suku kata dari deret kata ditulis dengan huruf awal huruf kaiptal.
Benar
Golkar
Kowani
Bappenas
Penulisan Kata Serapan
Salah
GOLKAR
KOWANI
BAPPENAS
Bahasa Indonesia telah menyerap berbagai unsur dari bahasa lain, baik dari
bahasa daerah maupun dari bahasa asing misalnya bahasa Sansekerta, Arab, Portugis,
Belanda, Inggris dan bahasa asing lain.
Berdasarkan cara masuknya, unsur pinjaman dalam bahasa Indonesia dibagi
menjadi dua golongan, (1) unsur asing yang belum sepenuhnya terserap ke dalam
bahasa Indonesia dan (2) unsur asing yang pengucapan dan pernulisannya disesuaikan
dengan kaidah bahasa Indonesia. Untuk keperluan itu telah diusahakan ejaan asing
hanya diubah seperlunya sehingga bentuk Indonesia masih dapat dibandingkan
dengan bentuk asalnya. Di dalam Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan dicantumkan aturan penyesuaian itu. Dapat ditambahkan bahwa
dalam hal ini terutama dikenakan kepada kata dan istilah yang baru masuk ke dalam
bahasa Indonesia, serapan lama yang sudah dianggap umum tidak selalu harus
mengikuti aturan penyelesaian tadi.
Berikut ini contoh serapan itu.
Baku
Tidak Baku
Baku
apotek
apotik
atlet
atlit
atmosfer
atmosfir
aktif
aktip
aktivitas
aktipitas
arkais
arkhais
asas
azas
asasi
azasi
analisis
analisa
menganalisis
menganalisa
penganalisisan
penganalisaan
ambulans
ambulan
anggota
anggauta
beranggotakan
beranggautakan
balans
balan
definisi
difinisi
depot
depo
diferensial
differensial
ekspor
eksport
aktrover
ektrovert
ekuivalen
ekwivalen
esai
esei
formal
formil
februari
pebruari
filologi
philologi
fisik
phisik
foto
photo
frekuensi
frekwensi
Baku
Tidak Baku
Baku
film
filem
hakikat
hakekat
hierarki
hirarki
hipotesis
hipotesa
intensif
intensip
insaf
insyaf
ikhlas
ihlas
banyak)
ikhtiar
ihtiar
impor
import
introver
introvert
istri
isteri
iktikad
itikad
ijazah
ijasah
izin
ijin
ilustrasi
ilustrasi
jenderal
jendral
jadwal
jadual
kartotek
kartotik
komedi
komidi
Tidak Baku
arkeologi
arkheologi
akhlak
ahlak
akhir
ahir, akir
advis
adpis
advokat
adpokat
adjektif
ajktif
konsekuensi
konsekwensi
kualifikasi
kwalifikasi
kualitas
kwalitas
kuarsa
kwarsa
kuitansi
kwitansi
kuorum
kworum
kuota
kwota
konfrontasi
konfrontir
konsinyasi
konsinyir
diskonsinyasi
dikonsinyir
koordinasi
koordinir, kordinir
dikoordinasi
dikoordinir
konduite
kondite
kategori
katagori
dikategorikan
dikatagorikan
konsesi
kosessi
kelas
klas
klasifikasi
kelasifikai
linguistik
lingguistik
lazim
lajim
likuidasi
likwidasi
metode
metoda
Tidak Baku
motif
motip
motivasi
motifasi
masyarakat
masarakat
mantra
mantera
manajemen
mangemen
manajer
manager
massa
massa
(orang
masalah
masal
misi
november
nasihat
penasihat
nasionalisasi
dinasionalisasikan
operasional
objek
ons
organisasi
masaalah
massal
missi
nopember
nasehat
penasehat
nasinalisir
dinasionalasirkan
operasianil
obyek
on
organisir
konkret
karier
kaidah
khotbah
berkhotbah
konsepsional
konferensi
kreativitas
kongres
kopleks
katalisis
kuantum
konkrit
karir
kaedah
khutbah
berkhutbah
konsepsionil
konperensi
kreatifitas
konggres
komplek
katalisa
kwantum
probelm
problematik
positif
produktivitas
produktivitas
psikis
psikologi
paspor
putra
putri
produksi
profesi
problim
problimatik
positip
produktifitas
produktifitas
psikhis
psikhologi
pasport
putera
puteri
produsir
professi