Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
Skabies adalah penyakit kulit dengan prevalensi yang cukup tinggi di Indonesia.
Penyakit ini mudah menular dan banyak faktor yang membantu penyebarannya ke
sesame manusia. Di beberapa Negara berkembang, prevalensinya dilaporkan berkisar
antara 6 27 % dari populasi umum dengan insiden tertinggi pada anak usia sekolah.
Skabies yang juga dikenal dengan nama The itch, gudik, budukan, gatal agogo
ini sangat mudah menular. Penularan scabies bisa terjadi baik secara langsung
maupun tidak langsung. Secara langsung misalnya ibu yang menggendong anaknya
yang menderita skabies atau penderita yang bergandengan tangan dengan temantemannya. Secara tidak langsung misalnya melalui tempat tidur, handuk, pakaian dan
lain-lain. Masa inkubasinya sangat bervariasi.
Predileksi dari skabies ialah biasanya pada axilla, areola mammae, sekitar
umbilikus, genital, bokong, pergelangan tangan bagian volair, sela-sela jari tangan,
siku flexor, telapak tangan dan telapak kaki.2,3
Skabies yang terjadi pada anak balita biasanya terdapat pada leher, kepala,
telapak tangan dan telapak kaki sehingga sering dikelirukan dengan gambaran
eksema atopik. Karena sifatnya yang sangat menular, maka skabies ini populer
dikalangan masyarakat padat. Distribusi epidemiologisnya kosmopolitan terutama
pada penduduk dengan keadaan sosial ekonomi rendah.2
Pada populasi yang memiliki imunitas yang rendah atau pada usia tua akan
lebih mudah terjadi bentuk yang labih berat dari skabies yang disebut Norwegian
skabies atau skabies berkrusta yang lebih menular dan susah untuk diobati. 3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
beberapa hari dalam terowongan yang digali oleh yang betina. Tungau betina yang
sudah dibuahi menggali terowongan dalam stratum korneum, dengan kecepatan 2-3
milimeter sehari dan sambil meletakkan telurnya 2 atau 4 butir sehari sampai
mencapai jumlah 40 atau 50.1,5 Bentuk betina yanag dibuahi ini dapat hidup sebulan
lamanya. Telur akan menetas, biasanya dalam waktu 3-5 hari, dan mempunyai larva
yang mempunyai 3 pasang kaki. Larva ini dapat tinggal dalam terowongan, tetapi
dapat juga keluar.Setelah 2-3 hari larva akan menjadi nimfa yang mempunyai 2
bentuk, jantan dan betina, dengan 4 pasan kaki. Seluruh siklus hidupnya mulai dari
telur sampai bentuk dewasa memerlukan waktu antara 8-12 hari.1
Siklus tersebut akan terulang lagi. Lorong-lorong yang lama akan menyembuh,
sedangkan ditempat yang lain akan terbentuk lorong-lorong baru. Bekas loronglorong tersebut akan meninggalkan kelainan gambaran sebagai berikut :
1. Hiperpigmentasi
2. Tidak berskuama
timbul erosi, ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder.2 Adapun empat tanda kardinal
gejala penyakit skabies yakni :
1.
Pruritus nokturna, artinya gatal pada malam hari yang disebabkan karena
aktivitas tungau ini lebih tinggi pada suhu yang lebih lembab dan panas,
sehingga larva aktif akan keluar dari sarangnya. Khas untuk skabies adalah
rasa gatal yang amat sangat terutama pada malam hari.1,7,8
2.
3.
4.
Pada gambar diatas tampak kelainan yang ditimbulkan oleh skabies pada daerah
axilla (sekitar ketiak), glutea (sekitar bokong), dan pada genetalia (penis dan
scrotum).6
2.
Secara tidak langsung, misalnya melalui pakaian, handuk, alat-alat tidur, dan
lain-lain.
3.
ditulari tersebut tidak merasa gatal-gatal. Apabila seseorang pernah terkena skabies,
maka pada penularan yang kedua telah terjadi sensitisasi gejalanya akan berubah
menjadi :
1. Nodul
2. Besar
3. Teraba keras
4. Khas pada daerah longgar atau lunak.
Gejala ini sering dikelirukan dengan urtika. 9
2.6 Diagnosis skabies
Dengan adanya keluhan gatal terutama pada malam hari, kelainan kulit pada
tempat predileksi, dan adanya penyakit serupa pada angota keluarga yang serumah,
sudah dapat diduga bahwa penyakit tersebut adalah skabies. Terlebih-lebih jika
ditemukannya terowongan dan tugau. Diagnosis sudah dapat ditegakkan dari
anamnesa dan pemeriksaan fisik jika ditemukan minimal dua dari empat tanda
cardinal seperti di atas.1
Adapun cara menemukan tungau :
1.
sebuah kaca obyek, lalu ditutup dengan kaca penutup dan dilihat
dengan mikroskop cahaya.1,5
2.
3.
4.
5.
BIT (Burrow Ink Test) bisa juga menjadi indikasi terdapatnya scabies.
Area yang dicurigai dioleskan atau digoreskan tinta kemudian
hapuskan dengan alcohol. Pada penderita scabies maka akan terdapat
garis zig-zag pada persilangan terhadap terowongan.12
Pedinculosis Corporis :
dengan gejala klinis gatal setempat oleh karena liur & eksreta pedinculous.
Efflourisensi yang didapatkan biasanya makula warna tembaga, likenifikasi dan
kadang-kadang disertai infeksi sekunder, (impetigo & furunculosis) serta biasanya
terjadi pembesaran KGB. Untuk diagnosis: kita berusaha untuk menemukan kutu &
telur (serat kapas pakaian).1
Prurigo :
Penyakit kulit kronik dari sejak bayi atau anak yang terdiri atas papul-papul miliar
berbentuk kubah, sangat gatal, lebih mudah diraba daripada dilihat terutama di daerah
ekstrimitas bagian ekstensor meluas ke bokong, perut, muka dan terjadi simetris.
KGB regional biasanya mengalami pembesaran.1
Pengobatan topikal :
1.
2.
3.
4.
Krotamiton 10% dalam krim atau losio juga merupakan obat pilihan,
mempunyai dua efek sebagai antiskabies dan antigatal ; harus dijauhkan dari
mata, mulut, dan uretra.
5.
sama, aplikasi hanya sekali dan dihapus setelah 8-10 jam serta dianjurkan
pemakaian pada malam hari. Bila belum sembuh diulangi selama seminggu.
Tidak dianjurkan pada bayi dibawah umur 2 bulan. Obat pilihan yang
disarankan untuk terapi Scabies adalah Scabimite cream dengan bahan aktif nya
permethrin 5% dan Scabimite ada dalam lemasan 10 gram dan 30 gram.
Permethrin bekerja dengan cara mengganggu polarisasi dinding sel saraf parasit
yaitu melalui ikatan dengan Natrium. Hal ini memperlambat repolarisasi dinding
sel dan akhirnya terjadi paralise parasit. Permethrin dimetabolisir dengan cepat di
kulit, hasil metabolisme yang bersifat tidak aktif akan segera diekskresi melalui
urine. Permethrin juga diabsorbsi setelah pengaplikasian secara topikal, tetapi kulit
juga
merupakan
sebuah
tempat
metabolisme
dan
konjugasi
metabolit.
Pengobatan Oral :
Dosis tunggal invermectin telah dilaporkan mampu menurunkan jumlah
skabies dan dosis berikutnya diminum setelah dua minggu terbebas dari penyakit.
Pada penelitian tidak ditemukan perbedaan yang signifikan pada penggunaan sulfur
topikal dengan invermectin oral. Namun pada invermectin pasien akan lebih tinggi
kepatuhan pemakaian obatnya. Adapun efek samping obat ini antara lain: nyeri perut
ringan, muntah, mual, dan nyeri otot atau nyeri sendi. Obat ini aman digunakan untuk
anak usia diatas lima tahun.13
Pada orang-orang immunocompetent, pengobatan menggunakan ivermectin pada
dosis 200 mcg/kg efektif pada sekitar 75% kasus dengan dosis tunggal dan 95% dari kasus
dengan dua kali dosis setiap 2 minggu sekali. Pada immunosuppressed host dan mereka
dengan crusted (hyperkeratotic) scabies, kelipatan dosis dari ivermectin ( setiap 2 minggu
untuk 2-3 dosis) ditambah terapi topikal dengan permethrin sekali setiap minggu bisa efektif
ketika pengobatan secara topikal dan oral terapi gagal dilakukan. 14
10
Bila disertai infeksi sekunder dapat seperti pyoderma, maka harus diobati dengan
sistemik antibiotik. Untuk rasa gatal dapat diberikan antihistamin per oral. Papula gatal
yang berkepanjangan bisa diobat dengan kortikosteroid berkekuatan sedang-tinggi atau
dengan intralesional triamcolone acetonide (2,5-5 mg/mL). 1,14
2.
3.
4.
11
5.
6.
7.
12
BAB III
LAPORAN KASUS
3.1
Identitas Pasien
Nama
: FIW
No. CM
: 046007
Umur
: 16 tahun
Jenis kelamin
: Laki-laki
Alamat
Pekerjaan
: Pelajar
Pendidikan
: Tamat SLTP
Suku/Bangsa
: Bali
Agama
: Hindu
Status Perkawinan
: Belum Menikah
Anamnesis
Keluhan utama
Pasien datang ke poliklinik kesehatan kulit dan kelamin dengan
keluhan gatal-gatal dan timbul bentol bentol kemerahan di sela-sela jari
tangan kanan dan pergelangan tangan kiri bagian volar.
Perjalanan Penyakit
Keluhan gatal-gatal dan timbul bentol bentol kemerahan pada sela-sela
jari tangan kanan dan pergelangan tangan kiri bagian volar, dirasakan sejak
satu minggu yang lalu, awalnya dirasakan di sela-sela jari tangan kanan antara
jari telunjuk dan jari tengah kemudian meluas sampai ke seluruh sela jari
tangan kanan dan pergelangan tangan kiri bagian volar. Keluhan gatalnya
dirasakan terutama pada malam hari dan sangat mengganggu tidur pasien,
13
pasien sering menggaruk tangannya karena sangat gatal. Saat ini pasien
tinggal bersama orang tuanya dan satu adiknya. Riwayat keluarga di rumah
mengalami keluhan yang sama dibenarkan pasien, adik pasien yang tidur
sekamar dengan pasien menderita hal yang sama, namun tidak sampai separah
pasien. Teman sekelas pasien juga dikatakan memiliki keluhan yang sama.
Riwayat pengobatan
Pasien belum pernah berobat apa apa untuk keluhannya saat ini.
Riwayat Alergi
Pasien mengatakan tidak ada riwayat alergi terhadap makanan, obat,
maupun bahan-bahan alergen lainnya.
Riwayat penyakit terdahulu :
Riwayat menderita penyakit kronis dan penyakit sistemik disangkal
oleh pasien. Riwayat bersin pagi hari, kemerahan pada pipi dan asma juga
disangkal pasien.
Riwayat penyakit dalam keluarga :
Adik pasien menderita penyakit serupa.
Riwayat Sosial :
Pasien sehari hari merupakan pelajar SMA dan teman sekelasnya ada
juga yang mengeluhkan keluhan yang sama.
3.3
Pemeriksaan Fisik
Status present
Nadi
RR
: 20 x / menit reguler
14
Status general
Kesadaran
: Kompos mentis
Keadaan umum
: Baik
Status Dermatologis
1. Lokasi :
15
Gambar Effloresensi :
3.4
3.5
Diagnosis Banding
Skabies
Prurigo
Pedikulosis Korporis
Diagnosis Kerja
Skabies
3.6
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi pengobatan topikal dan
sistemik. Pasien ini diberikan dua macam pengobatan tersebut.
Pengobatan topikal :
1.Scabimite cream 30 gram dioleskan satu kali sehari pada seluruh tubuh dan
dibiarkan hingga 12 jam.
2. Inerson cream 15 gram dioleskan pada daerah yang gatal 2 kali sehari
3. Clorampenicol 2 % cream dua kali sehari pada daerah lesi
Pengobatan sistemik :
Antihistamin tablet (Interhistin) dua kali 50 mg.
16
3.7
Prognosis
Dubius ad bonam
17
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien seorang laki laki berumur 16 tahun, datang dengan keluhan gatal-gatal dan
timbul bentol bentol kemerahan pada pada sela-sela jari tangan kanan dan
pergelangan tangan kiri bagian volar. Keluhan dirasakan sejak satu minggu yang lalu,
awalnya dirasakan dari sela-sela jari tangan kanan antara telunjuk dan jari tengah
kemudian meluas sampai ke pergelangan tangan kiri bagian volar. Keluhan gatalnya
dirasakan terutama pada malam hari dan sangat mengganggu tidur pasien, sehingga
pasien sering menggaruknya. Saat ini pasien tinggal bersama orang tuanya dan satu
adiknya. Adik pasien memiliki keluhan yang sama dengan pasien, teman sekelas
disekolah pasien yang mengalami keluhan yang sama. Dari pemeriksaan fisik
diperoleh status general dalam batas normal. Status dermatologis, Lokasi pada Sela
antara jari tengan dan jari telunjuk tangan kanan dengan effloresensi berupa Papul
eritema, berbatas tegas, berbentuk bulat, jumlah multipel dengan ukuran terkecil 1
mm 1,5 mm dan terbesar 2 mm 3 mm, tersebar secara discrete. Juga ditemukan
Erosi diatas kulit yang eritema, jumlah multipel dengan ukuran terkecil 1 mm 2 mm
dan terbesar 3mm 4 mm, sebagian besar ditutupi krusta berwarna kuning kecoklatan
dan tersebar discrete. Lokasi pada Jari keemapt tangan kanan bagian punggung
dengan effloresensi berupa Pustula berbatas tegas, berbentuk bulat, jumlah soliter
dengan ukuran 1mm 2mm, diatas kulit yang eritema. Lokasi pada pergelangan
tangan kiri bagian volar dengan effloresensi erosi diatas kulit yang eritema, jumlah
multiple dengan ukuran terkecil 2 mm 2,5 mm dan terbesar 2mm 4mm, ditutupi
krusta berwarna merah kekuningan dan tersebar secara discrete.
Diagnosis banding dari kasus ini adalah skabies, pedinkulosis korporis, dan prurigo.
Dan diagnosis kerjanya adalah skabies.
4.1 Penegakan Diagnosis
18
Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabei var. hominis dan produknya. Penyakit ini sangat mudah
sekali menular dan sangat gatal terutama pada malam hari. Faktor yang
mempengaruhi ialah hygiene yang kurang baik. Predileksi dari skabies yang paling
sering biasanya pada axilla, areola mammae, sekitar umbulikus, genital, bokong,
pergelangan tangan bagian volar, sela-sela jari tangan, siku flexor, dan telapak tangan
dan telapak kaki.
Dasar penegakan diagnosis skabies pada pasien dalam kasus ini adalah
sebagai berikut :
1. Dari anamnesis, keluhan utama pasien adalah timbul bentol bentol lemerahan
pada sela-sela jari tangan kanan dan pergelangan tangan kiri bagian volar.
Keluhan dirasakan sejak satu minggu yang lalu. Keluhan gatalnya dirasakan
terutama pada malam hari dan sangat mengganggu tidur pasien. Saat ini
pasien tinggal bersama orang tuanya dan satu adiknya dan riwayat adik pasien
memiliki keluhan yang sama dan dikatakan ada teman sekelas pasien yang
mempunyai keluhan yang sama. Dari hal tersebut pasien telah memenuhi dua
dari empat tanda cardinal yang diharapkan ada pada seseorang dengan scabies
yakni terjadi gatal pada malam hari dan terdapat orang sekitar pasien yang
mengalami hal yang sama.
2. Dari pemeriksaan fisik, diperoleh status present dan status general dalam batas
normal. Status dermatologis Lokasi pada Sela antara jari tengan dan jari
telunjuk tangan kanan dengan effloresensi berupa Papul eritema, berbatas
tegas, berbentuk bulat, jumlah multipel dengan ukuran terkecil 1 mm 1,5
mm dan terbesar 2 mm 3 mm, tersebar secara discrete. Juga ditemukan Erosi
diatas kulit yang eritema, jumlah multipel dengan ukuran terkecil 1 mm 2
mm dan terbesar 3mm 4 mm, sebagian besar ditutupi krusta berwarna
kuning kecoklatan dan tersebar discrete. Lokasi pada Jari keemapt tangan
kanan bagian punggung dengan effloresensi berupa Pustula berbatas tegas,
berbentuk bulat, jumlah soliter dengan ukuran 1mm 2mm, diatas kulit yang
eritema. Lokasi pada pergelangan tangan kiri bagian volar dengan effloresensi
19
erosi diatas kulit yang eritema, jumlah multiple dengan ukuran terkecil 2 mm
2,5 mm dan terbesar 2mm 4mm, ditutupi krusta berwarna merah
kekuningan dan tersebar secara discrete. Lesi yang tampak pada pasien ini
sesuai dengan yang dipaparkan pada tinjauan pustaka yang menyebutkan
bahwa kelainan kulit dapat menyerupai dermatitis dengan ditemukannya
papul, vesikel, urtika, dan lain-lain. Dengan garukan dapat timbul erosi,
ekskoriasi, krusta, dan infeksi sekunder. Efflorosensinya berupa papula atau
vesikel dimana puncaknya terdapat gambaran yang sebenarnya merupakan
lorong-lorong rumah sarcoptes yang biasanya disebut dengan istilah burrows
atau kunikulus. Pada pasien ini tidak terlalu Nampak burrow, namun terdapat
adanya papula pada daerah predileksi khas dari scabies dan adanya pustule
menandakan sudah terjadinya infeksi sekunder akibat garukan.
Dari diagnosis banding diatas maka diputuskan diagnosis kerjanya adalah
Skabies. Karena berdasarkan keluhan subyektif dari pasien dan tanda obyektif
yang ditemukan mengarah ke skabies. Pada pasien ini dari anamnesis dan
pemeriksaan fisik saja sudah dapat menegakkan diagnosis dan menyingkirkan
diagnosis banding. Pasien sudah memenuhi 2 dari 4 tanda kardinal untuk
mendiagnosis skabies. Pada pasien ini tidak ada pembesaran KGB regional
dan dari predileksinya cenderung mengarah ke skabies. Disamping itu pasien
tidak ada riwayat atopi. Pemeriksaan penunjang yang diusulkan dikerjakan
bila keadaan meragukan.
4.2 Faktor Predisposisi Skabies
Skabies sangat mudah menular baik secara langsung maupun tidak langsung.
Secara langsung misalnya pada orang yang tinggal serumah atau satu tempat tinggal
dengan penderita dan sehari-harinya berinteraksi satu sama lain. Secara tidak
langsung misalnya melalui tempat tidur, handuk, pakaian dan alat-alat lainnya dengan
masa inkubasi yang bervariasi. Scabies juga dapat menular bukan hanya pada orang
yang tinggal serumah tetapi juga pada orang dilingkungan sekitar, karena menular
dengan kontak kulit, contohnya berjabat tangan.
20
Penatalaksanaan Skabies
Medikamentosa
21
karena pasien dapat mengoleskan krim pada malam hari sebelum tidur sehingga
tidak mengganggu aktivitas pasien keesokan harinya dan obat ini juga tidak
menyebabkan bau tak sedap dan tidak merusak pakaian.
Inerson cream adalah krim yang mengandung desoxymetasone, suatu
kortikosteroid yang memiliki efek antipruritik sehingga dapat diberikan pada
pasien untuk mencegah gatal.
Clorampenicol cream pengobatan antibiotic topikal ini diberikan untuk
mengobati infeksi sekunder akibat garukan.
Pengobatan sistemik :
Pasien diberikan antihistamin (Interhistin) 2 kali 50 mg, obat ini bertujuan
untuk mengurangi rasa gatal yang timbul akibat proses alergi.
22
KIE
Adapun beberapa hal penting yang harus diperhatikan, sesuai dengan tinjauan
pustaka antara lain:
1. Pasien sebaiknya mandi yang bersih.
2. Kebanyakan gagalnya pengobatan scabies berhubungan dengan salah
pengunaan obat atau pengobatan yang tidak tuntas . Maka dari itu perlu untuk
bersihkan dengan air panas atau dry cleaned. Hal yang dapat dilakukan
adalah mencuci benda-benda yang kontak langsung dengan penderita pada
suhu di atas 50 C dan gunakan pakaian atau peralatan yang sudah tidak
membilas obat dengan bersih apabila terjadi iritasi kulit atau reaksi
hipersensitivitas pada saat pemakaian.
5. Menyarankan kepada anggota keluarga, serta semua orang yang pernah
23
waktu yang cukup lama untuk sembuh namun angka terinfeksi kembali
cukup tinggi dan sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor predisposisi.
Kesabaran serta ketaatan pasien untuk berobat dan menjaga kebersihan
sangat diperlukan apalagi penularan bisa melalui kontak langsung maupun
tidak langsung.
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat
pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi (antara lain hygiene
yang buruk), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis
yang baik.
24
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Dari kajian dan pembahasan yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan hal-hal
sebagai berikut:
Skabies merupakan penyakit kulit yang disebabkan oleh infestasi dan sensitisasi
terhadap Sarcoptes scabei var. hominis dan produknya. Dari anamnesa didapatkan
keluhan gatal-gatal dan timbul bentol bentol kemerahan pada sela sela jari tangan
kanan dan pergelangan tangan kiri bagian volar. Keluhan dirasakan sejak satu minggu
yang lalu, awalnya dirasakan dari sela-sela jari kemudian meluas sampai ke
pergelangan tangan. Keluhan gatalnya dirasakan terutama pada malam hari dan
mengganggu tidur pasien. Riwayat adik dan teman sekelas menderita penyakit yang
sama. Pasien didiagnosa dengan Skabies karena dari anamnesis dan pemeriksaan fisik
yang dilakukan mendukung diagnosis ke arah skabies. Faktor predisposisi, adik
pasien dan teman sebangku dikelas pasien menderita keluhan yang sama, hal ini dapat
menular saat berjabat tangan dan saat tidur bersama.
Penatalaksanaan pada pasien ini meliputi pengobatan topikal dan sistemik.
Pengobatan topikalnya yakni Scabimite cream 15 gram dioleskan sekali pada seluruh
tubuh, inerson krim pada daerah gatal, dan klorampenicol krim pada lesi. Pasien juga
mendapat pengobatan sistemik yakni antihistamin tablet (Interhistin) dua kali 50mg.
Pemberian KIE sangat penting dalam kasus ini, hal ini disebabkan karena penyakit ini
memerlukan waktu yang cukup lama untuk sembuh dan angka kekambuhannya
cukup tinggi dan sangat dipengaruhi oleh faktor faktor predisposisi dan kesabaran
serta ketaatan pasien untuk berobat.
25
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan sehubungan dengan kasus ini adalah sebagai
berikut:
Skabies sangat mudah menular baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara
langsung misalnya pada orang yang tinggal serumah dengan penderita dan sehariharinya berinteraksi satu sama lain. Secara tidak langsung misalnya melalui tempat
tidur, handuk, pakaian dan lain-lain dengan masa inkubasi yang bervariasi.
Karena sifatnya yang sangat mudah menular, maka apabila ada salah satu anggota
keluarga terkena skabies, sebaiknya seluruh anggota keluarga atau yang pernah
kontak dengan pesien tersebut juga harus menerima pengobatan. Pakaian, alat-alat
tidur,
dan
lain-lain
hendaknya
dicuci
dengan
air
panas.
Adapun
cara
26
DAFTAR PUSTAKA
1. Djuanda Adhi . Ilmu penyakit kulit dan kelamin. Ed. 3. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta : 2002.
2. Bag./SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin. Atlas penyakit kulit dan
kelamin. FK. Unair/RSU Dr. Soetomo. Surabaya : 2007.
3. Brouhard Rod. Skabies: Symptoms and Treatment of Skabies. 2008 Available
from: http://firstaid.about.com/od/rash/qt/08_skabies.htm (Accesed October 3,
2009)
4. Springhouse.
Handbook
of
Diseases.
2003
Available
http://www.wrongdiagnosis.com/s/scabies/book-diseases-12a.htm
from:
(Accesed
October 3, 2009)
5. Hunter J., Savin J., Dahl M. Clinical Dermatology. Third Edition. Blackwell
Science. USA : 2002
6. Wiederkehr,
M.,
Schwart,
R.
A.
2006.
Skabies.
Available
at:
of
Medical
Entomology.
Skabies.
Available
from:
Clinic
staff.
Complications.
Available
from:
http://www.mayoclinic.com/health/scabies/DS00451/dissection=complication
(Accesed October 3,2009)
27
28