Anda di halaman 1dari 2

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan dan saran
sebagai berikut.

5.1 Kesimpulan
1.

Prevalensi Blefaroptosis periode Juli 2010-Juni 2013 adalah (0,07%) , pada


Juli 2010-Juni 2011 (0,08%), Juli 2011-Juni 2012 (0,055%), dan Juli 2012-

2.

Juni 2013 (0,079%).


Penderita blefaroptosis dapat dialami di semua kelompok usia; < 12 tahun
(0%), 12-16 tahun (9,1%), 17-25 tahun(27,3%), 26-35 tahun (18,2%), 36-45

3.

tahun (0%), 46-55 tahun (27,3%), 56-65 tahun (0%), dan >65 tahun (18,2%).
Ptosis kongenital tidak ditemukan, semua penderita blefaroptosis mengalami

4.

ptosis aquired sebanyak 11 kasus (100%).


Berdasarkan etiologi, ptosis yang sering terjadi adalah ptosis traumatik ada 6
kasus (54,5%), sedangkan etiologi lainnya; ptosis neurogenik 3 kasus
(27,3%), ptosis miogenik dan mekanik 1 kasus (9,1%), sedangkan

5.

aponeurotik 0 kasus (0%).


Jumlah penderita Blefaroptosis lebih banyak pria yaitu 9 kasus (81,8%)

6.

daripada wanita 2 kasus (18,2%).


Semua ptosis unilateral, tidak ada yang bilateral; kanan 5 kasus (45,5%), kiri

7.

6 kasus (54,5%).
Pada penelitian ini, ditemukan semua derajat ptosis; ringan 5 kasus (45,5%),
sedang 2 kasus (18,2%), dan berat 4 kasus (36,6%) .

5.2 Saran

46

47

1.

Masyarakat sebaiknya lebih melindungi mata dari trauma baik tumpul


maupun tajam karena dapat menyebabkan gangguan pada kelopak mata

2.

berupa blefaroptosis .
Jika terdapat kelopak mata jatuh, sebaiknya langsung dibawa kerumah sakit,
jangan menunda hingga derajat berat (kelopak mata benar-benar tertutup)
karena dapat menyebabkan komplikasi lain berupa ambliopia, selain itu juga

3.

penangannya akan lebih muda pada blefaroptosis derajat ringan.


Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan periode yang lebih panjang
,sampel lebih banyak, multicenter, serta desain penelitian yang lebih bagus
agar didapatkan data yang lebih valid dan menghindari terjadinya bias
penelitian.

Anda mungkin juga menyukai