Arti malpraktik secara medik adalah kelalaian seorang dokter untuk mempergunakan
tingkat keterampilan dan ilmu pengetahuan berdasarkan ukuran yang lazim orang lain
mengobati pasien untuk ukuran standar di lingkungan yang sama. Kelalaian diartikan pula
dengan melakukan tindakan kedokteran dibawah standar pelayanan medik.
Faktor yang mempengaruhi hasil akhir dari penggobatan menurut R. Hariadi adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Perjalanan dan komplikasi dari penyakitnya sendiri (clinical course of the disease)
Resiko medik (medical risk)
Resiko tindakan operatif (surgical risk)
Efek samping penggobatan dan tindakan medik (adverse effect or reaction)
Akibat keterbatasan fasilitas (limitation of resources)
Kecelakaan medik (clinical accident)
Ketidak tepatan diagnosis (error of judgement)
Kelalaian medik (medical negligence)
Malpraktik medik (medic malpractice)
ketentuan tersebut mempunyai latar belakang yang berbeda, yang satu profesional dan yang
satunya lagi lembaga politisi.
Perbedaan yang lain, kalau dalam kode etik seringkali hanya memuat kewajibankewajiban, larangan-larangan dan kepatutan-kepatutan dari organisasi profesi tertentu. Kalau
dilihat dari aspek sanksi dari setiap kode etik lebih mengarah kepada yuridis atau sanksi
moral atau lebih meningkat sedikit sanksi administratif.
Dengan demikian jika rekemondasi sanksi yang telah diambil oleh lembaga profesi
tidak dijadikan acuan oleh lembaga yuridis, tidaklah menyalahi aturan permainan.
Semua norma akan mempunyai wibawa kalau disertai dengan sanksi yang tegas, dan
sebaliknya semua norma tidak mempunyai wibawa kalau tidak disertai dengan sanksi yang
tegas bisa dikatakan nadi suatu norma adalah sanksi, oleh karena itu kalau nadinya rusak,
normanya akan sulit untuk dipertahankan.
Norma dan sanksi pada dasarnya diciptakan atas kesepakatan bersama. Kalau norma
diciptakan atas kesepakatan bersama institusi profesi, tentunya akan menjadi kebutuhan yang
didasarkan atas musyawarah bisa dikatakan suatu norma, yang mempunyai kekuatan
mengikat semua pihak yang terlibat.
setelah dikerjakan mampunyai hasil yang sesuai dengan tujuan awal dan tidak ada dampak
negatif.
Karena kelalaian atau kesalahannya yang mengakibatkan kematian, luka atau kerugian
jasmani rohani seseorang, diklasifikasikan perbuatan pidana yang dapat dikenakan sanksi
pidana. Hanya kesalahan yang membawa akibat kerugian terhadap orang lain
dipermasalahkan. Menurut prinsip hukum setiap tindakan yang salah dikategorikan
melakukan perbuatan hukum, hanya saja kalau tidak mengakibatkan kerugian kepada orang
lain dianggap tidak perlu untuk dilakukan penuntutan. Terlebih kalau perbuatan melanggar
hukum itu termasuk pidana aduan, sedangkan pihak yang dirugikan tidak mengadukan
kepada pihak yang berkompeten, maka perbuatan itu termasuk melawan hukum tetapi tidak
bisa diadukan oleh pihak lain selain yang dirugikan. Kalau yang dirugikan itu khalayak ramai
dikategorikan bukan pidana aduan, akan tetapi pidana biasa yang konsekuensinya penegak
hukum berhak melakukan pemerosesan berdasarkan asas demi kepentingan umum.
Kelalaian itu sendiri mengandung arti tidak ada unsur kesengajaan, tetapi
mengakibatkan kerugian orang lain. Kelalaian menurut istilah hukum dinamakan culpa.
Culpa itu sendiri dibagi menjaid 3 macam, yakni culpa lata yaitu kelalaian berat. Culpa levis
artinya kelalaian sedang dan culpa levissina artinya kelalaiann ringan. culpa yang bisa
mendatangkan kerugian pada lazimnya yang termasuk culpa berat dan sedang, untuk culpa
yang ringan jarang menimbulkan kerugian, walau demikian kalau ternyata culpa ringan ini
menimbulkan kerugian bisa juga dilakukan penuntutan penanggungjawab.
Secara garis besarnya karena kelalaian yang dapat dikenakan sanksi pidana apabila
menyebabkan kematian, luka berat, luka sedang dan luka ringan. kelalaian dalam kaitannya
dengan tenaga medis, diklasifikasikan pidana aduan, artinya dibutuhkan aduan dari pihak
yang merasa dirugikan atau yang dikuasakan akan tetapi kalau tidak ada aduan dari pihak
tertentu atau yang dirugikan maka pihak yang berwenang tidak bisa mengambil tindakan
yuridis terhadap tindakan medis walau tindakan itu termasuk dalam kategori malpraktik.
Arti kematian menurut peraturan pemerintah nomor 18 tahun 1981 tentang bedah mayat
klinis dan bedah mayat anatomi serta transplantasi alat dan/ atau jaringan tubuh manusia,
yang pada pasal 1 huruf g yang dimaksud dengan meninggal dunia adalah keadaan insani
yang diyakinkan oleh ahli kedokteran yang berwenang bahwa fungsi orak, pernafasan
dan/atau denyut jantung seseorang telah berhenti.
Klasifikasi luka berat dijelaskan dalam pasal 90 KUHP yang antara lain:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Klasifikasi luka ringan adalah luka yang perawatannya cukup mudah dan kelak tidak
mempunyai dampak terhadap kesehatan organ tubuh seseorang atau tingkatanya kualitas
lukanya masih dibawah luka berat.
Termasuk klasifikasi luka disini sebetulnya mempunyai arti luka pada phsioligis dan
psychologis, karena aibat seseorang salah bertindak dari tenaga medis serta mengalami
kelainan atau perubahan psychologis dapat dianalogikan sebagai luka,sehingga dapat
dijadikan alasan untuk mengadakan tuntutan kepada tenaga media yang melakukan kesalahan
atau kelalaian. Dengan kata lain, penderitaan bukan saja berbentuk penderitaan phsioligis saja
akan tetapi juga termasuk penderitaan psychologis atau kejiwaan.