52
BAB V
STUDI OPERASI EKONOMIS SISTEM TENAGA
Dalam suatu sistem tenaga listrik pada umumnya jumlah pembangkit tenaga
listrik selalu lebih dari satu. Adakalanya terdiri dari sentral termal saja, tetapi sering
juga campuran sentral termal dan sentral air.
Tujuan dari studi operasi ekonomis sistem tenaga adalah untuk membuat jadwal
(skedul) dari daya keluar generator-generator yang ada dalam sistem untuk mensuplai
beban sistem sedemikian rupa (tertentu) sehingga ongkos pembangkitan seminim
mungkin.
Bila sentral-sentral itu campuran dari termal dan air persoalannya sangat sulit
dibandingkan bila hanya terdiri dari sentral termal saja, karena air tidak dibeli, tetapi
ongkos pembuatan bendungan sangat mahal, lagi pula bendungan itu sering ditujukan
untuk pengairan dan pencegahan banjir, jadi listriknya hanya sekunder. Jadi yang
akan dibahas disini hanya sentral termal saja atau yang akan dibicarakan disini hanya
PLTU saja.
F2
F1
1
P
2
P
F1 + F2 = minimum
Untuk P tertentu
F = biaya bahan bakar
53
P1
G1
30 MW
P R = 40 MW
F2
Ft= F1+ F
P R =P 1 +P
P2
G2
2
2
20 MW
Ft
PR
Cara lama operasi ekonomis yang dipergunakan untuk mengatur daya keluar dari
unit-unit ialah :
a. Berdasarkan ratingnya :
30
Generator 1 memikul : 30 20 x 40 24 MW
20
Generator 2 memikul : 20 30 x 40 16 MW
40 MW
b. Berdasarkan umur sentral (lama/barunya pembangkitan)
Misal pembangkit 1, lebih lama dibanding pembangkit 2, maka beban dipikul
penuh oleh pembangkit yang baru sesuai ratingnya, kemudian sisa beban dipikul
pembangkit lama (dalam hal ini pembangkit 2 dulu, baru pembangkit 1)
54
Ft F1 F2 F3 .......... Fk
PR P1 P2 P3 ......... Pk
n 1
(5.1)
n 1
(5.2)
Tujuannya :
Ft minimum untuk PR tertentu,
Agar Ft minimum maka dFt = 0
Karena biaya bahan bakar total (Ft) tergantung pada keluaran daya dari masingmasing unti, berarti :
Fk f (Pk )
dFk
Fk
dPk
Pk
dFk
Fk
dPk
Pk
Ft F1 F2 ....... Fk f P1 P2 ....... Pk
dFt
Ft
Ft
Ft
Ft
dp 1
dp 2
dp 3 .........
dp k 0
P1
P2
P3
Pk
(5.3)
(5.4)
(5.5)
55
Ft
Ft
Ft
dP1 dP1
dP2 dP2 ...
dPk dPk 0
P1
P2
Pk
atau
Ft
Ft
Ft
dP1
dP2 ...
dPk 0
P1
P2
Pk
(5.6)
Persamaan tersebut dipenuhi jika masing-masing sukunya sama dengan nol dan :
F1
P1
F2
.
P2
(5.7)
FK
PK
dimana :
= biaya bahan bakar tambahan.
Contoh soal :
1
G
L1
L2
P minimum : G1 = 10 MW
P maksimum : G1 = 150 MW
G2 = 10 MW
G2 = 150 Mw
dF2
0,005P2 2,0
dP2
a. Jika beban total 220 MW, rugi-rugi transmisi diabaikan. Berapa out-put masingmasing generator agar ongkos pembangkitan seekonomis mungkin ?
56
b. Sama dengan soal a, tetapi beban total sistem 50 MW dan 290 MW.
c. Jika L1 = 150 MW dan L2 70 MW serta generator dijadwalkan dengan P1 = 150
MW dan P2 = 70 MW. Berapa biaya penghematan perjam jika generatorgenerator dijadwalkan seperti a.
Penyelesaian :
a.
P1 + P2 = L1 + L2 -------- P1 + P2 = 220 MW
P1 = (220 P2) MW
dF1
dF2
dP1
dP2
57
MW, maka walaupun pembagian beban diatas ekonomis tetapi bila dipakai maka
generator 1 akan tidak stabil, karena itu P2 diturunkan menjadi 40 MW dan P1
dinaikkan menjadi 10 MW. Begitu juga pada beban 290 MW, P 2 menanggung
beban 151,11 MW yang berarti melebihi batas maksimumnya (150 MW). Bila
dilakukan akan terjadi over load, maka P2 diturunkan kurang dari batas
maksimumnya yaitu P2 = 145 MW dan P1 dinaikkan menjadi 145 MW.
c. L1 = 150 MW ; L2 = 70 MW
Jika generator 1 dan 2, beroperasi seperti pada contoh a maka P 1 = 100 mW dan
P2 = 120 MW.
dF1
0,004P1 2,2
dP1
F1 = 0,002P1 2 + 2,2P1 + C1
= 0,002 (100)2 + 2,2(100) + C1
= 20 + 220 + C1
= 240 + C1
dF2
0,005P2 2,0
dP2
F2 = 0,0025P2 2 + 2,0P2 + C2
= 0,0025 (120)2 + 2,0(120) + C2
= 36 + 240 + C2
= 276 + C2
Ft = F1 + F2
= 516 + C1 + C2
F1 = 0,002P1 2 + 2,2P1 + C1
58
F2 = 0,0025P2 2 + 2,0P2 + C2
= 0,0025 (70)2 + 2,0(70) + C2
= 152,25 + C2
Ft = 527 + C1 + C2
Jadi penghematan = (527 + C1 + C2) (516 + C1 + C2 )
= 11,25 MW
IL
1
I P1
I P2
IL
IL
2
G
5.2. Rugi transmisi
sebagai fungsi dari pembangkitan
IL
I G1
1
I G2
IP
IL
59
60
M P1
I P1
IL
(disupplay G1)
(5.8a)
M P2
I P2
IL
(disupplay G2)
(5.8b)
(5.9)
Bila :
IG1 = IG1 1
IG2 = IG2 2
Dimana :
1 dan 2 sudut fasa dari G1dan G2.
2
IP
M P1 I G1 cos 1 M P 2 I G 2 cos 2
2
M
IP
P1
I G1 sin 1 M P 2 I G 2 sin 2
M P1 I G1
I G1
I G2
M P2 I G 2
2M P1 M P 2 I G1 I G 2 cos 1 2
PG1
3 V1 cos 1
(5.10)
(5.11)
(5.12)
PG 2
3 V2 cos 21
dimana :
PG1 dan PG2 adalah keluaran (out put) daya aktif 3 fasa dari pembangkit 1 dan 2,
cos 1dan cos 2 adalah faktor daya (power factor)
Jika RP tahanan saluran, maka total rugi-rugi transmisi :
PL
3 I
2
P
RP
Subtitusikan I P
(5.13)
dari persamaan (5.11), dan IG1, IG2 dari persamaan (5.12) ke dalam
PG1
PL
V1 (cos 1 ) 2
PG 2
V2 cos 2
RP
M
2
2
P1
2
P2
61
2PG1 PG 2 cos 1 2
V1 V2 cos 1 cos 2
P1
M P2 R P
RP
(5.14)
(5.15)
Dimana :
B11
B12
B 22
1
V1
V1
1
V2
RP
cos 1 P
cos 1 2
M P1 M P 2 R P
V2 cos 1 cos 2 P
cos 2
P1
2
P2
(5.16)
RP
P
m 1 n 1
Gm
B mn PGn
(5.17)
dimana
B mn
cos m n
M Pm M Pn R P
Vm Vn cos m cos n P
(5.18)