Anda di halaman 1dari 12

BAB 1

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk sosial. Manusia di dunia ini terdiri atas beberapa
suku bangsa, agama, ras, golongan, dan lain sebagainya. Allah menciptakan manusia
beraneka ragam mulai dari warna kulit, bentuk rambut, bentuk hidung, maupun postur
tubuh. Disini diperlukan adanya suatu rambu-rambu atau pedoman dalam hidup
bermasyarakat agar tidak membeda-bedakan antara manusia yang satu dengan
manusia yang lain. Dalam hal ini dimaksudkan untuk menjaga kerukunan antar umat
tanpa adanya suatu diskriminasi oleh individu atau sekelompok orang tertentu. Oleh
sebab itu Islam sebagai Agama Rahmatan Lil Alamin (rahmat bagi semesta alam)
mengajarkan kepada umatnya untuk mencintai sesama tanpa membeda-bedakan
agama dan golongan agar tercipta kerukunan dan kedamaian.
1.2 Tujuan
Tulisan ini bertujuan untuk menambah wawasan para pembaca, khususnya
para mahasiswa agar nantinya bisa diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat seharihari sehingga terciptalah masyarakat yang damai dan rukun.

-1-

BAB 2

2.1 Islam Agama Rahmatan Lil Alamin


Islam merupakan agama yang diturunkan oleh Allah SWT sejak manusia
pertama yaitu Nabi Adam AS . Islam tidak langsung diturunkan secara utuh kepada
umatnya, melainkan diturunkan secara bertahap melalui wahyu-wahyu ataupun kitabkitab Allah yang diberikan kepada para nabi dan rosulnya hingga pada masa kerasulan
Muhammad SAW.
Awal mula Rasulullah menyebarkan islam tidaklah berjalan lancar, banyak
halangan dan rintangan yang beliau hadapi. Mulai dari cacian, hingga penentangan.
Namun Rasulullah tidak pernah menyerah dan tidak pernah putus asa. Di dalam
sebuah hadist digambarkan bahwa Islam datangnya dianggap asing dan akan kembali
dianggap asing. Berbahagialah mereka yang dianggap asing karena telah berada di
jalan yang benar yaitu jalan Allah SWT.
Kata Islam berarti damai, selamat, penyerahan diri, tunduk, dan patuh. Islam
adalah kata yang berasal dari bahasa arab yaitu sailama yang dimasdarkan menjadi
islaman yang berarti damai.
Islam disebut sebagai agama rahmatan lil alamin.
[Dan tiadalah mengutus kamu (ya Muhammad) melainkan untuk (menjadi) rahmat
bagi semesta alam (rahmatan lil 'alamin) QS Al-Anbiya' ayat 107].
Rahmatan lil 'alamin adalah istilah qurani. Dan, istilah itu sudah terdapat
dalam Alquran, sebagaimana firman Allah dalam Surat Al-Anbiya' di atas.
Rahmatan lil 'alamin berarti ''kasih sayang bagi semesta alam". Karena itu,
yang dimaksud dengan Islam rahmatan lil 'alamin adalah Islam yang kehadirannya di
tengah kehidupan masyarakat mampu mewujudkan kedamaian dan kasih sayang bagi
manusia maupun alam. Pesan kerahmatan dalam Islam benar-benar tersebar dalam
teks-teks Islam, baik Alquran maupun hadist. Kata 'rahman' yang berarti kasih sayang,
berikut derivasinya, disebut berulang-ulang dalam jumlah yang begitu besar, lebih
dari 90 ayat dalam Alquran. Bahkan, dua kata rahman dan rahim yang diambil dari

-2-

kata 'rahmat' dan selalu disebut-sebut kaum Muslim setiap hari adalah nama-nama
Allah SWT sendiri ( asmaul husna ). Nabi Muhammad SAW pernah bersabda,
"Sayangilah siapa saja yang ada di muka bumi niscaya Allah SWT menyanyanginya."
Alquran memiliki posisi yang amat vital dan terhormat dalam masyarakat
Muslim di seluruh dunia. Di samping sebagai sumber hukum, pedoman moral,
bimbingan ibadah, dan doktrin keimanan, Alquran juga merupakan sumber peradaban
yang bersifat historis dan universal. Alquran, sumber Islam paling otoritatif,
menyebutkan misi kerahmatan ini, wama ar salnaka illa rahmantan lil'alamin (Aku
tidak mengutus Muhammad, kecuali sebagai rahmat bagi alam semesta). Ibnu Abbas,
ahli tafsir awal, mengatakan bahwa kerahmatan Allah meliputi orang-orang Mukmin
dan orang kafir. Alquran juga menegaskan, rahmat Allah meliputi segala hal. Karena
itu, para ahli tafsir sepakat bahwa rahmat Allah mencakup orang-orang Mukmin dan
orang-orang kafir, orang baik ( al-birr ) dan yang jahat ( al-fajir ), serta semua
makhluk Allah. Apabila ajaran Islam dilaksanakan secara benar, rahman dan rahim
Allah akan turun semua. Dengan demikian, berlakulah sunatullah; baik muslim
maupun nonmuslim, kalau melakukan hal-hal yang diperlukan oleh kerahmanan,
mereka akan mendapatkannya.
Atas prinsip persamaan itu, maka setiap orang mempunyai hak dan kewajiban
yang sama. Islam tidak memberi hak-hak istimewa bagi seseorang atau golongan
lainnya, baik dalam bidang kerohanian, maupun dalam bidang politik, sosial, ekonomi
dan kebudayaan. Setiap orang mempunyai hak yang sama dalam kehidupan
masyarakat, dan masyarakat mempunyai kewajiban bersama atas kesejahteraan tiaptiap anggotanya. Islam menentang setiap bentuk diskriminasi, baik diskriminasi
secara keturunan, maupun karena warna kulit, kesukuan, kebangsaan, kekayaan dan
lain sebagainya.
Bahkan Nabi Muhammad bersabda Tidak beriman seorang kamu sehingga
kamu mencintai saudaramu sebagaimana mencintai dirimu sendiri. Dari sinilah
konsep ajaran Islam dapat diketahui dan dipelajari. Persaudaraan manusia semakin
dikembangkan, karena sesama manusia bukan hanya berasal dari satu bapak satu ibu
(Adam dan Hawa) tetapi karena satu sama lain saling membutuhkan, saling
menghargai dan saling menghormati. Pada akhirnya terciptalah kehidupan yang
tenteram dan sejahtera. Itulah hakikat Islam sebagai agama rahmatan lilalamin.
Wallahu alamu bis shawab.

-3-

2.2 Ukuwah
Kata ukhuwah berarti persaudaraan, maksudnya adanya perasaan simpati dan
empati antara dua orang atau lebih. Masing-masing pihak memiliki perasaan yang
sama baik dalam keadaan suka maupun duka, bisa diartikan mereka ikut merasakan
perasaan pihak lain. Dengan adanya ukhuwah ini, timbullah timbal balik untuk saling
membantu jika ada yang mengalami kesulitan dan turut membagi kebahagiaan kepada
orang lain jika mendapat kesenangan.
Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa orang lain.
Manusia yang baik adalah manusia yang bisa menjalin dan mempererat persaudaraan
antar sesama manusia.
Ada 3 macam persaudaraan (ukhuwah):
1.

Ukhuwah Islamiyah, yang berarti persaudaraan yang tumbuh dan


berkembang atas dasar keagamaan (Islam) baik dalam skala lokal,
nasional, maupun internasional, selama aqidahnya sama (laa ilaaha
illallah) maka itu adalah saudara kita dan harus kita jalin dengan sebaikbaiknya. Sebagaimana dijelaskan Allah SWT dalam Alquran surat Al
Hujurat ayat 10, yang artiya: Sesungguhnya orang-orang yang beriman
itu adalah saudara, oleh karena itu pereratlah simpul persaudaraan
diantara kamu dan bertaqwalah kepada Allah SWT, mudah-mudahan
kamu mendapatkan rahmat.

2.

Ukhuwah wathaniyyah, yang berarti persaudaraan yang tumbuh dan


berkembang atas dasar kebangsaan, tanpa membedakan agama, suku,
warna kulit, adat istiadat, budaya, dan aspek-aspek kekhususan lainnya.
Rasulullah pernah bersabda hubbul wathon minal iman artinya: Cinta
sesama saudara setanan air termasuk sebagian dari iman.

3.

Ukhuwah Basyariyyah/ Insaniyah, yang berarti persaudaraan yang


tumbuh dan berkembang atas dasar kemanusiaan, berlaku pada semua
manusia secara universal tanpa membedakan agama, suku, ras, dan
aspek-aspek kekhususan lainnya. Ukhuwah ini harus dilandasi bahwa
semua manusia adalah sama, sama-sama makhluk Allah yang tidak boleh
dibeda-bedakan. Meskipun Allah menunjukkan ajaran yang benar kepada

-4-

umat manusia yaitu Islam, Allah membebaskan manusia memilih


jalannya sendiri berdasarkan atas pertimbangan rasionya.
Ketiga macam ukhuwah tersebut harus diwujudkan secara seimbang menurut
posisi masing-masing. Satu dan lainnya tidak boleh dipertentangkan. Sebab hanya
melalui 3 dimensi ukhuwah itulah rahmatan lil alamin akan terealisasikan. Apabila
ketiga ukhuwah terjadi secara bersamaan, maka yang harus kita prioritaskan adalah
ukhuwah Islamiyah, karena ukhuwah ini menyangkut kehidupan dunia dan akherat.
Rasulullah SAW memberikan contoh hidup damai dan penuh toleransi dalam
lingkungan yang plural. Ketika di Madinah, beliau mendeklarasikan Piagam Madinah
yang berisi jaminan hidup bersama secara damai dengan umat beragama yang lain.
Begitu juga ketika menaklukan Makkah, beliau menjamin setiap orang,termasuk
musuh yang ditaklukan agar tetap merasa aman dan nyaman. Gerera-gereja dan
sinagoge-sinagoge boleh menyelenggaran peribadatan tanpa ketakukan.
Selama hampir 23 tahun perjuangan kenabiannya, Rasulullah SAW
menggunakan pendekatan dialog secara konsisten sehingga misi kerahmatan lintas
suku,budaya dan agama dapat dicapai dengan baik. Rasulullah meminta kepada para
sahabat untuk tetap bersabar,tidak menggunakan kekerasan dan paksaan,apalagi
pembunuhan. Bahkan untuk menjaga keselamatan kaum muslimin, beliau
memutuskan untuk berhijrah ke Medinah.
Menurut Imam Hasan Al-Banna, Ukhuwah Islamiyah adalah keterikatan hati
dan jiwa satu sama lain dengan ikatan aqidah.
Hakekat Ukhuwah Islamiyah:
1. Nikmat Allah
2. Perumpamaan tali tasbih
3. Merupakan arahan Rabbani
4. Merupakan cermin kekuatan iman
Perbedaan Ukhuwah Islamiyah dan Ukhuwah Jahiliyah adalah Ukhuwah
Islamiyah bersifat abadi dan universal karena berdasarkan aqidah dan syariat Islam.
Sedangkan Ukhuwah Jahiliyah bersifat temporer (terbatas pada waktu dan tempat),
yaitu ikatan selain ikatan aqidah (misal: ikatan keturunan [orang tua-anak],
perkawinan, nasionalisme, kesukuan, kebangsaan, dan kepentingan pribadi).

-5-

Hal-hal yang menguatkan Ukhuwah Islamiyah:


1. Memberitahukan kecintaan pada yang kita cintai
2. Memohon didoakan bila berpisah
3. Menunjukkan kegembiraan & senyuman bila berjumpa
4. Berjabat tangan bila berjumpa (kecuali non muhrim)
5. Mengucapkan selamat berkenaan dengan saat-saat keberhasilan
6. Memberikan hadiah pada waktu-waktu tertentu
7. Sering bersilaturahmi (mengunjungi saudara)
8. Memperhatikan saudaranya & membantu keperluannya
9. Memenuhi hak ukhuwah saudaranya
Buah Ukhuwah Islamiyah:
1. Merasakan lezatnya iman
2. Mendapatkan perlindungan Allah di hari kiamat (termasuk dalam 7 golongan
yang dilindungi)
3. Mendapatkan tempat khusus di syurga
2.2.1 Urgensi Ukhuwah
Di jaman modern seperti saat ini, ukhuwah menjadi hal yang urgen
untuk dibangun demi terciptanya masyarakat yang rukun dan damai. Urgensi
ukhuwah antara lain:
a. Ukhuwah menjadi pilar kekuatan Islam.
Tegaknya dan terjalinnya ukhuwah menjadi syarat utama kekuatan
Islam. Jika umat Islam saling bermusuhan, maka Islam akan lemah dan
tidak punya kekuatan.
b. Bangunan ukhuwah yang solid akan mempermudah membangun
masyarakat madani.
Masyarakat madani merupakan masyarakat yang ideal dan memiliki
karasteristik.
c. Ukhuwah merupakan bagian terpenting dari iman.

-6-

Ukhuwah dan iman merupakan satu kesatuan yang tidak dapat


dipisahkan. Ukhuwah tanpa iman bisa menjadikan manusia serakah
yang hanya memikirkan kepentingan pribadi atau kelompok kesukuan.
d. Ukhuwah merupakan benteng dalam menghadapi musuh-musuh Islam.
Orang-orang non muslim mempunyai misi yang sama yaitu
menghancurkan Islam (QS. Al Baqarah: 120). Kita sebagai masyarakat
muslim harus bersatu dengan barisan ukhuwah yang rapi dan kuat
tanpa ada permusuhan. Apabila kita sesama muslim bermusuhan, maka
mereka semakin mudah untuk menghancurkan Islam.

2.2.2 Penyakit Ukhuwah


Ukhuwah bukanlah hal yang mudah untuk ditegakkan. Banyak sekali
rintangan yang menghadang yang disebut dengan penyakit ukhuwah. Penyakitpenyakit itu harus kita jauhi.
Menurut Dr. KH Didin Hafidhuddin (2003), penyakit ukhuwah yang
harus kita jauhi adalah:
a. Pemahaman Islam yang tidak komperhensif dan kaffah.
Pemahaman Islam yang masih sempit menjadi salah satu embrio atau
bibit munculnya permusuhan terhadap sesamanya.
b. Taasub atau fanatisme yang berlebihan.
Sikap yang terlalu fanatik dan mengagung-agungkan kelompoknya
bisa merusak tali ukhuwah. Oleh karena itu sikap seperti ini
seharusnya kita hindari.
c. Kurang toleransi atau tasamuh.
Perbedaan pendapat dalam Islam sering kali muncul. Kita harus
menghargai dan menghormati pendapat orang lain untuk menjaga tali
ukhuwah kita.
d. Suka bermusuhan.
Kadang hati manusia dirasuki sifat hasud, dengki, iri hati yang bisa
menimbulkan permusuhan. Sifat seperti ini seharusnya kita hindari,
karena hal ini dapat merugikan diri kita sendiri dan orang lain.

-7-

e. Kurang bersedia untuk saling bertausiyah (saling menasehati).


Saling mengingatkan dan saling menasehati itu penting apabila kita
melihat ada saudara kita yang berbuat suatu kesalahan. Nasehat yang
diberikan harus diucapkan dengan kata-kata yang halus dan sopan,
jangan membentak dan merasa bahwa diri kita yang peling benar
meskipun seseorang yang kita nasehati usianya dibawah usia kita.
Dengan adanya kesediaan untuk saling menasehati dan rasa kasih
sayang terhadap semua umat manusia,ukhuwah yang kita harapkan
dapat terwujud.

2.2.3 Upaya dalam Mewujudkan Ukhuwah


Langkah-langkah

kongkrit

yang

harus

kita

lakukan

dalam

mewujudkan ukhuwah atau persaudaraan adalah sebagai berikut:


1. Melakukan kegiatan dakwah secara rutin kepada saudara-saudara kita
tentang betapa pentingnya ukhuwah dalam kehidupan bermasyarakat dan
menjelaskan tentang bahaya bermusuhan.
2. Saling bersilaturrahmi, saling bertegur sapa dan saling mengunjungi.
Orang yang sering bersilaturrahmi akan dilapangkan rejekinya dan
dipanjangkan umurnya.
3. Memperbanyak dialog internal maupun antar umat beragama dengan
menghilangkan rasa emosional untuk menyamakan persepsi terhadap
setiap permasalahan yang fundamental dalam arti mencari persamaan,
bukan perbedaan.
4. Meningkatkan peran lembaga lintas organisasi dan lembaga-lembaga
pemerintahan untuk terus menerus melakukan kegiatan yang berorientasi
merajut tali ukhuwah.
5. Menghimbau kepada semua umat manusia, terutama umat Islam untuk
berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas iman dan
taqwanya.
2.3 Kerukunan dan Kebersamaan dalam Pluralitas Agama

-8-

Dalam QS. Al Hujurat: 13, Allah menggambarkan adanya indikasi yang cukup
kuat tentang pluralitas. Pluralitas merupakan hukum alam (sunnatullah) yang mesti
terjadi dan tidak mungkin terelakkan, ia sudah merupakan kodrati dalam kehidupan.
Namun pluralitas tidak semata menunjukkan pada kenyataan adanya
kemajemukan, tetapi lebih dari itu adanya keterlibatan aktif terhadap kenyataan
adanya pluralitas tersebut. Seseorang baru dikatakan memiliki sikap keterlibatan aktif
dalam pluralitas apabila dia dapat berinteraksi secara positif dalam lingkungan
kemajemukan. Pemahaman pluralitas agama menuntut sikap pemeluk agama untuk
tidak hanya mengakui keberadaan dan hak agama lain, tetapi juga harus terlibat dalam
usaha memahami perbedaan dan persamaan guna mencapai kerukunan dan
kebersamaan.
Eksistensi manusia dalam kerukunan dan kebersamaan ini, diperoleh
pengertian bahwa arti sesungguhnya dari manusia terletak pada kebersamaannya.
Kerukunan dan kebersamaan ini bukan hanya harus tercipta intern seagama, tetapi
lebih penting adalah antar umat yang berbeda agama didunia (pluralitas agama).
Dalam mewujudkan kerukunan dan kebersamaan dalam pluralitas agama,
didalam QS. An Naml: 125, menganjurkan dialog dengan baik. Dialog tersebut
dimaksudkan untuk saling mengenal dan saling membina pengetahuan tentang agama
kepada mitra dialog.
Kerukunan dan kebersamaan yang didambakan dalam islam bukanlah yang
bersifat semu, tetapi yang dapat memberikan rasa aman pada jiwa setiap manusia. Ada
perbedaan yang mendasar antara kerukunan dengan toleransi, namun antara keduanya
saling memerlukan.
Itulah konsep ajaran Islam tentang pluralitas, kalaupun kenyataannya berbeda
dengan realita, bukan berarti konsep ajarannya yang salah, akan tetapi pelaku atau
manusianya yang perlu dipersalahkan dan selanjutnya diingatkan dengan cara-cara
yang hasanah dan hikmah.

-9-

BAB 3

Kesimpulan
Agama Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw diperuntukkan bagi
seluruh umat manusia pada umumnya dan melintas batas ruang dan waktu. Oleh
sebab itu, Islam dikenal sebagai agama yang bersifat universal. Bahwa Islam
ditujukan untuk semua ras manusia, tanpa terkecuali, tersurat dengan jelas dalam
firman Allah berikut ini, Dan kami tidak mengutus kamu (Muhammad) melainkan
untuk rahmat bagi semesta alam (QS al-Anbiya [21]: 107).
Ada 3 macam persaudaraan(ukhuwah):
1. Ukhuwah Islamiyah,yang berarti persaudaraan yang tumbuh dan
berkembang

atas

dasar

keagamaan(Islam)

baik

dalam

skala

lokal,nasional,maupun internasional.
2. Ukhuwah wathaniyyah yang berarti persaudaraan yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kebangsaan.
3. Ukhuwah basyariyyah,yang berarti persaudaraan yang tumbuh dan
berkembang atas dasar kemanusiaan.
Ketiga macam ukhuwah tersebut harus diwujudkan secara seimbang menurut
posisi masing-masing. Satu dan lainnya tidak boleh dipertentangkan. Sebab hanya
melalui 3 dimensi ukhuwah itulah rahmatan lil alamin akan terealisasikan.
Di jaman modern seperti saat ini, ukhuwah menjadi hal yang urgen untuk
dibangun demi terciptanya masyarakat yang rukun dan damai. Urgensi ukhuwah
antara lain:
a. Ukhuwah menjadi pilar kekuatan Islam.
b. Bangunan ukhuwah yang solid akan mempermudah membangun
masyarakat madani.

- 10 -

c. Ukhuwah merupakan bagian terpenting dari iman.


d. Ukhuwah merupakan benteng dalam menghadapi musuh-musuh Islam.
Menurut Dr. KH Didin Hafidhuddin (2003), penyakit ukhuwah yang harus kita
jauhi adalah:
a. Pemahaman Islam yang tidak komperhensif dan kaffah.
b. Taasub atau fanatisme yang berlebihan.
c. Kurang toleransi atau tasamuh.
d. Suka bermusuhan.
e. Kurang bersedia untuk saling bertausiyah (saling menasehati).
Langkah-langkah kongkrit yang harus kita lakukan dalam mewujudkan
ukhuwah atau persaudaraan adalah sebagai berikut:
a. Melakukan kegiatan dakwah Islamiyah secara rutin.
b. Meningkatkan frekwensi silaturrahmi.
c. Memperbanyak dialog internal maupun eksternal.
d. Meningkatkan peran lembaga lintas organisasi dan lembaga-lembaga
pemerintahan untuk terus menerus melakukan kegiatan yang berorientasi
merajut tali ukhuwah.
e. Menghimbau kepada semua umat manusia, terutama umat Islam untuk
berupaya semaksimal mungkin meningkatkan kualitas iman dan taqwanya.
Eksistensi manusia dalam kerukunan dan kebersamaan ini, diperoleh
pengertian bahwa arti sesungguhnya dari manusia terletak pada kebersamaannya.
Kerukunan dan kebersamaan ini bukan hanya harus tercipta intern seagama, tetapi
lebih penting adalah antar umat yang berbeda agama didunia (pluralitas agama).
Itulah konsep ajaran Islam tentang pluralitas, kalaupun kenyataannya berbeda
dengan realita, bukan berarti konsep ajarannya yang salah, akan tetapi pelaku atau
manusianya yang perlu dipersalahkan dan selanjutnya diingatkan dengan cara-cara
yang hasanah dan hikmah.

- 11 -

- 12 -

Anda mungkin juga menyukai