1.
Tujuan
percobaan .
2.Mengembangkan ktrampilan dalam menangani alat kaca dan mengalaihkan bahan
kimia padat maupun cair
3.Membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboraturium.
Menentukan koefisien reaksi penguraian KCLO3
5.Menghitung volume molar gas oksigen pada keadaan STP
6.Menghitung persentase O2 dalam KCLO3
4. LANDASAN TEORI
Ilmu kimia adalah suatu ilmu pengetahuan kuantitatif dalam ilmu pengetahuan
alam bertanya dan menjawab merupakan proses yang sangat penting .dalam ilmu kimia
pertanyaan yang di ajukan bukan hanya apa hasil nya suatu reaksi ,tetapi juga tentang
berapa banyak nya hasil reaksi yang di hasil kan dari beberapa zat-zat beraksi.
Dalam ilmu kimia stoikiometri adalah bidang yang mempelajari aspek kuantatif
stoikiometri berasal dari kata yunani stoicheon dan metrain.stoicheon bearti unsur dan
metrain bearti mengukur .hal yang berhubungan dengan kuantitas perubahan kimia selain
dari pada massa adalah kuantitas energy seperti kalor ,cahaya atau listrik atau volume
pereaksi jika menyangkut reaksi gas.
(Micheal purba ,2000 :hal 64)
Kajian tentang hubungan bobot dalam reaksi reaksi kimia di sebut stoikiometri
yang bearti mengukur unsur.topik ini merupakan da sar untuk menentukan komponen
senyawa dan campuran dan dapat di gunakan untuk memperkirakan hasil dalam pembuatan
senyawa kimia .perhitungan ini merupakan dasr dari konsep mol dan di gunakan untuk
menyeimbang kan persamaan kimia . zat yang di hasil kan dari penguraian termal KCLO3
adlah zat padat KCL dan gas O2 dengan mengguanakan katalis MNO2
Untuk menentukan stoikiometri pada reaksi ini ,anda perlu memperoleh jumlah mol O2
yang di bebaskan ,yang dapat di hitung dari gas ideal n=P.V/RT.sehingga di perlukan
informasi tentang tekanan ,volume dan suhu dari gas oksigen.
Karena volume oksigen yang di hasil kan di ukur dengan cara pemindahan air,uap
air juga aka nada dalam gas ,percobaan di rancang sedemikian ,sehingga tekanan total
oksigen dan air dapat anda ukur kuantitasnya dengan barometer .tekanan parsial oksigen
dalam labu dapat di hitung dari tekanan total dan tekanan uap air.
PO2=Ptotal-PH2O
Kita juga dapat menentukan koefisien reaksi penguraian KCLO3 dan dapat menetukan
volume gas molar oksigen .
VO2/NO2= volume molar O2
VO2(pada STP)=VO2xPO2(mmHg)/760(mmHg)x273/TO2(k)
Disamping itu ,kita juga dapat menghitung persentase O2 dalam KCLO3
(Drs Epinur,2013 hal 18-19)
Stoikiometri berkaitan dengan hubungan kuantitatif antar unsur dalam suatu
senyawa dan antar zat dalam suatu reaksi .istilah itu berasal dari bahasa yunani,yaitu
stoicheon dan metrain.stoicheon bearti unsur dan metrain bearti mengukur.dasar dari
semua hitungan stoikiometri adalah pengetahuan tentang massa atom dan massa molekul.
Stoikiometri (komposisi ) suatu senyawa dinyatakan dalam rumus kimianya
misalnya garam yang dinyatakan oleh rumus NACL.penetapan rumus kimia senyawa
memerlukan informasi tentang 3 hal
yaitu :
1.Jenis unsur penyusun senyawa
2.perbandingan massa atom unsur penyusun senyawa
3.Perbandingan massa atom unsur penyusun senyawa
(Drs hiskia achmad ,1993 hal 1-2)
Dalam ilmu kimia kita perlu memahami dan mengetahui jumlah partikel dalam
massa atau volum tertentu zat yang kita ukur.konsep mol merupakan jembatan yang
menghubungkan massa zat dengan jumlah partikel nya .artinya dengan konsep mol kita
dapat mengetahui jumlah partikel yang terkandung dalam massa tertentu zat,misalnya
jumlah molekul dalam 1 gram air atau jumlah atom dalam 2 gram besi.
Hubungan kuantatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu persamaan kimia
berimbang memberikan dasar stoikiometri.perhitungan stoikiometri mengharuskan
penggunaan bobot atom unsure dan bobot molekul senyawa .bobot atom molekul biasanya
di papar kan dalam satuan massa atom.dalam 1 gram senyawa terdapat 6,022x10 satuan
massa yang di sebut bilangan Avogadro .banyaknya zat yang mengandung 6,022x10 satuan
(atom molekul dst)zat itu di sebut 1 mol massa (bobot).satu mol zatapa saja di sebut bobot
molar yang dalam gram sama banyak dengan bobot molekul dalam satuan massa atom.
stoikiometri memungkinkan dihitung empiris dari susunan persentase yang di tentukan
dengan exsperimen dua metode klasik untuk melakukan percobaan ini ialah analisis
pengendapan dan analisis pembakaran .
Ilmu kimia mempelajari tentang peristiwa kimia yang di tandai dengan berubah
nya suatu zat menjadi zat lain.langkah umum dalam metode ilmiah adalah mengadakan
pengamatan,merumuskan hipotesis ,melakukan percobaan ,menarik kesimpulan dan
membuat laporan.
1.Mengadakan pengamatan
Dalam mengadakan pengamatan,kita melakukan percobaan dengan keadaan yang
di kendalikan agar di dapat data yang sama bila percobaan di ulang .data yang terkumpul
kemudian di susun sedemikian rupa sehingga ditemukan hal yang menarik pernyataan
umum yang di simpul kan dari fakta percobaan di sebut hokum alam .
2.Merumuskan Hipotesis
Hukum biasanya di ungkapkan dalam pernyataan sederhana atau berupa
hubungan satu besaran dengan besaran lain,tetapi tidak berisi penjelasan kenapa terjadi
demikian penjelasan yang dapat di terima adalah yang masuk akal dan telah teruji
kebenaran nya .oleh sebab itu ,di perlukan penjelasan sementara yang di sebut hipotesis .
3.Melakukan percobaan
Penelitian terhadap suatu objek,untuk mengetahui kebenaran suatu hipotesis
4.Menarik kesimpulan
Menarik kesimpulan untuk mendapatkan suatu teori adalah puncak kegiatan
dalam metode ilmiah
5.Membuat laporan
Langkah terakhir dalam metode ilmiah adalah membuat laporan agar ahli lain
mengetahui hasil temuannya. Salah satu aspek penting dari reaksi kimia adalah hubungan
kuantatif antara zat-zat yang terlihat dalam reaksi kimia.baik sebagai pereaksi maupun
sebagai hasil reaksi stoikiometri merupakan bidang dalam ilmu kimia yang menyangkut
hubungan kuantatif antara zat-zat yang terlihat dalam reaksi kimia.baik sebagai pereaksi
maupun sebagai hasil reaksi.stoikiometri juga menyangkut hubungan perbandingan atom
antar unsure unsur dalam suatu rumus kimia .misalnya perbandingan atom H dan atom O
dalam molekul H2O
(Ralph H petrucci 1985 hal 58)
#Bahan
-Sudip
-Tabung reaksi
-Gelas piala
-Air
-Paku besi
(CUSO4)
-Logam
-10 ml merkuri
(II)nitrat(Hg(NO3)2)
-Paku tembaga
-Gelas ukur
-Pengaduk
-Alkohol
-Tabung erlemeyer
-Amonium nitrat
-Stoikimetri
#Alat
#Bahan
-Labu Florence
-Air secukupnya
-Klem penjepit
-0,2 g KCLO3
-Selang karet
-0,03 g MNO2
-Pipa kaca
-Tabung reaksi
-Gelas piala
7. PROSEDUR KERJA
-Pengamatan ilmiah
A.Demontrasi oleh dosen
1.Warna biru yang sirna .larutan biru (10 g glukosa dalam 300 ml KOH 0,5 M dan 10 ml
larutan biru
ml).Angkat lah labu dan kocok satu kali dengan ibu jari tetap memegangi tutup.
2.Asbut (smog) tembaga .masukan sekeping logam tembaga ke dalam erlemeyer
besar.tuangkan asam nitrat pekat ke dalam labu sampai seluruh kepingan logam
terendam ,lalu tutup labu rapat rapat.
3.Busa hitam .Masukan gula pasir ke dalam gelas piala 150 ml sampai setengah
terisi.tambah kan 15 ml asam sulfat pekat dan aduk hati-hati dengan pengaduk kaca .
4.Kalor.Tambah kan 40 ml etanol pada 60 ml air dalam 150 ml gelas piala .ambilah kertas
saring dan rendam dalam larutan alkohol.peras kelebihan larutan,bentang kan pada kaca
arloji,lalu bakar.
5.Bahay air.gerus sekitar 3 g ammonium nitrat dalam lumpang .ahlih kan serbuk ke dalam
cawan penguap.tarbur kan serbuk zink segar pada serbuk ammonium nitrat .mundur
beberapa langkah dan semprotkan air dari botol semprot kepada campuran bahan kimia
tadi.
1.Panas dan dingin.Masukkan seujung sudip ammonium klorida ke dalam tabung reaksi
dan kalsium klorida ke dalam tabung reaksi lain.isilah tabung sampai setengahnya dengan
air .peganglah bagian bawah tabung
2.Aktif dan tidak aktif.isilah gelas piala (250ml) dengan air sampai setengah nya
.masukkan sebuah paku besi dan sekeping logam kalsium dalam air
3.Paku tembaga .isilah setengah gelas piala (250 ml)dengan larutan tembaga (II)
sulfat.masukkan sebuah paku besi kedalam nya .tunggu beberapa menit lalu catat
pengamatan
4.ada dan hilang .masukkan sekitar 10 ml merkuri (II) nitrat ke dalam gelas ukur.
Tambahkan 20 ml larutan kalium iodida ke dalam gelas ukur tersebut .amati dan catat
.Tambah kan lagi 30 ml kalium iodida ke dalam gelas ukur ,dan aduk isi nya .
B.Percobaan
1.dalam keadaan bersih dan kering ,timbang tabung reaksi pyrex 200 mm dalam keadaan
kosong menggunakan neraca dengan ketelitian 0,001 g.
2. tmbang sekitar 0,2 g KCLO3 dengan ketelitian 0,001 g dalam tabung reaksi lalu
tambah kan 0,03 g MNO2.
3.homogenkan KCLO3 dengan MNO2 dalam tabung reaksi.
4.pasang tabung reaksi yang berisi KCLO3 dan MNO2 menggantikan tabung reaksi
kosong pada alt yang telah di siapkan .
5.dengan api spritus panaskan dasar tabung reaksi yang mengandung campuran KCLO3
dan MNO2 sekitar 1 menit , dan buka klem penjepit .
6.lanjutkan pemanasan hingga tiadak ada lagi air yang mengalir dari selang karet ke
gelas piala (selam pengaliram air , tekanan dalam alat dan udara di usaha kan sama ,dengan
cara mengatur tinggi permukaan air didalam labu dan gelas piala ).
7.setelah tidak ada lagi air yang menentes (sekitar 30 menit pemanasan ) selang karet di
jepit kembali dan padam kan api .
8.Air dari gelas kimia di ukur volume nya dengan gelas ukur,dan catat suhu air ini.
9.setelah tabung reaksi dingin ,lepaskan tabung reaksi dan bersih kan lalu di timbang
dengan ketelitian 0,001 g .
10.catat tekanan dan suhu udara di laboratorium.
8. HASIL PENGAMATAN
1.Pengamatan ilmiah
A.Demontrasi oleh asisten
Hipotesis
2.Asbut tembaga
Pengamatan
Hipotesis
3.Busa hitam
Pengamatan
Hipotesis
4.Kalor
Pengamatan
Hipotesis
5.Bahaya air
Pengamatan
Hipotesis
Hipotesis
Hipotesis
3.Paku tembaga
Pengamatan
Hipotesis
Hipotesis
-Pengamatan ilmiah
Pada percobaan I ini tentang pengamatan ilmiah kami melakukan 9 percobaan percobaan
tersebut terbagi 2 yaitu 5 merupakan demontrasi oleh asisten dan 4 percobaan lainnya lagi
pratikum
* Demontrasi oleh asisten terdiri dari
^ warna biru yang sirna
10 g glukosa dalam 300 ml KOH 0,5 M dan 10 ml larutan biru
metil 0,1g/1 di
campurkan dalam labu Florence lalu di kocok sampai homogen sihingga warna birunya
sirna warnanya yang semula biru pekat setelah di kocok jadi biru muda lalu bening dan
akhirnya kuning
^Asbut atau smog tembaga
Logam tembaga di rendam dengan asam nitrat dalam erlemeyer sehahurnya
percobaan ini di lakukan di lemari asam karena HNO3 merupakan salah satu bahan kimia
berbahaya namun kami melakukan nya hanya di luar ruangan .jika di lemari asam hany
bias di lakukan oleh satu orang hipotesis dari percoban ini yaitu :
Cu+4HNO3 Cu(NO3)2+H2 menurut teori reaksinya : Cu+4HNO3
Cu(NO3)2+2NO2+2h2O
^ Busa hitam
Glukosa di tambahkan dengan H2SO4 pada percobaan yang kami lakukan yang terjadi
hanya glukosanya yang larut sedangkan busa hitamnya tidak terbentuk ,jadi percobaan ini
tidak berhasil.
^ Bahaya air
Amonium nitrat sebanyak 1,5 gr di taburi zink lalu semprotkan air ke dalam campuran
bahan kimia tadi namun percobaan ini juga tidak berhasil karena terjadi hanya gelembunggelembung kecil .dan juga tidak ada terasa panas atau reaksi lainnya.
^ Kalor
Kami tidak melakukan percobaan ini ,kami hanya di minta mencari literature tentang hal
ini dari literatur kami dapat kan alcohol dengan rantai karbon yang panjang semakin sukar
larut dalam air tapi etanol dapat larut dengan sempurna dalam air sehingga kalau di bakar
dapat menghasilkan gas CO2.
reaksi kami menimbang KClO3 sebanyak 2 gr dan MnO2 sebanyak 0,3 gr pada percobaan
ini MnO2 brfungsi sebagai katalis .kemudian kami memasukkan KClO3 dan Mno2 ke
dalam tabung reaksi lalu di kocok sampai homogen. selanjutnya merangkai alat seperti
terlampir pada prosedur kerja bagian persiapan alat ,setelah itu mulai memanas kan dasar
tabung reaksi dengan pemanas spritus sekitar 1 menit campuran KCLO3 dan MnO2 mulai
mendidih dan menimbulkn uap air dalam tabung reaksi dan selang karet.tetapi beberapa
saat ternyata aluminium foil yang digunakan menutup tabung reaksi bocor sehingga uap air
tersebut ada yang keluar dari tabung.
Setelah beberapa lama pemanasan tidak ada air menetes dari tabung reaksi ke gelas piala
melalui selang karet ,hal ini bias terjadi kemungkinan karena adanya kebocoran pada
penutup tabung reaksi tadi,sehingga percobaan kami ini gagal maka untuk mencapai tujuan
pratikum ini kami di mintak untuk meminjam data ,data tersebut di dapatkan
Massa tabung pyrex :39,5 gr
Massa KClO3
: 0,2 gr
: 29
: 30,04 mmHg
: 45 ml
*Massa O2 = 0,0024 x 32
=0,078 gr
=0,0016 mol
=0,1123 gr
=0,0024 mol
*mol KC l = 2/2 x 0,0016
=0,0016 mol
Persamaan rx penguraian KClO3
Perbandingan mol
2KCLO3 2KCl +3 O2
KCLO3 : KCl : O2
2
~Volume molar O2
PV = nRT
=VO2/nO2
n = PV/RT =0,96047.0,045/0,082.302
=0,039/0,001668
=0,001668 mol
~Persentase O2 dalam KClO3
Massa KClO3 = 0,2 gr
Massa O2 = 0,1 gr
% = 0,1x100%/0,2
=23,38~224
=50 %
DISKUSI
1.Pengamatan ilmiah
Dalam percobaan yang kami lakukan terdapat beberapa kegagalan yang di sebabkan oleh
kurangnya ketelitian dalam pengamatan dalam menimbang zat dan penggunaan alat.
a.Warna biru yang sirna
Larutan biru yang terdapat dalam labu Florence di kocok berubah warna dari biru pekat
menjadi biru muda kemudian bening dan terakhir larutan tersebut berwarna kuning ,hal ini
terjadi karena larutan biru metil bereaksi dengan kolt.
b.Asbut tembaga
Tembaga yang direaksikan dengan HNO3 mengeluarkan asp coklat yang bebau,larutan
menjadi berwarna hijau dan terdapat sedikit gelembung.
Rx Cu + 4HNO3 Cu(NO3)2 + 2NO2 + 2 H2O
c.Busa hitam
Glukosa yang di tambahkan asam sulfat pekat pada percobaan tidak menghasilkan busa
hitam .hal ini di sebabkan karena pada percobaan ini kami menggunakan glukosa bukan
gula pasir .
d.Kalor
Percobaan ini tidak kami lakukan.
e.Bahaya air
Amonium nitrat yang ditaburkan serbuk zink kemudian di semprotkan air ,menimbulkan
gas seharusnya terjadi ledakan kecil,tetepi pada percobaan itu tidak terjadi,hal ini di
sebabkan kurangnya serbuk zink.
f.Panas dan dingin
Setelah NH4Cl dan CaCl2 di tambahkan dengan air pada bagian bawah tabung reaksi
dingin dan panas .hal ini terjadi karena ada rx endoterm dan eksoterm.
g.Aktif dan tidak aktif
Dalam percobaan ini paku berkarat dan terdapat gelombang dan dapat kami simpulkan
Ca aktif dan paku besi tidak aktif.
h.Paku tembaga
Dalam percobaan ini ,paku berkarat dan terdapat setelah paku di rendam karena paku
tersebut mengalami oksidasi.
i.Ada dan hilang
Setelah AgNo3 di tambahkan KI warna larutan lama kelamaan berubah warna menjadi
kuning kehijauan.
2.Stoikiometri : Penguraian KClO3
Dalam percobaan ini kami mengalami kegagalan yang di sebabkan oleh bberapahal
antara lain:
1.Katalis yang di gunakan dalam reaksi ini terlalu sedikit sehingga reaksi sangat lambat.
2.Aluminium foil yang di gunakan untuk tabung reaksi mengalami kebocoran sehingga uap
yang di hasilkan keluar dan tidak mengalir melalui selang karet.
3.Pemanasan yang dilakukan kurang lama dn sering terhenti .
Pertanyaan pasca praktek
A.Pengamatan ilmiah
1.Benar(B) atau salah (S) kah pernyataan ini ?
a.Kaca mata pelindung tidak berguna bagi pekerja di laboraturium
b.Semua bahan kimia di anggap berbahaya
c.Semua reaksi yang menggunakan bahan kimia yang mengiritasi kulit atau
berbahaya ,harus di
lakukan di lemari asam
d.Bila menyisipkan pipa kaca atau thermometer ke dalam gabus ,gunakan bahan
pelumas mesin
motor.
e.Buang lah sisa reagen cair ke dalam bak cuci dan siram denagn air yang banyak.
Tekanan O2 lebih kecil dari tekanan udara karena tekanan O2 di tabung reaksi pengumpul
gas di pengaruhi oleh suhu dan volume air sehingga semakin tinggi volum semakin kecil
tekana O2 dari pada tekanan udara
b.Bila anda menyetarakan tekanan gas pada pertanyaan za apakah volume gas O2
bertambah atau berkurang ?
Berkurang ,karena semakin tinggi tekanan O2 maka volume gas O2 semakin berkurang
dengan persamaan gas ideal : PV = nRT = P V =nRT/P
c.Andaikan anda tidak menyetarakan tekanan tetapi mengambil tekanan O2 sama dengan
tekanan udara luar.apakah jumlah mol O2 yang timbul lebih besar atau llebih kecil dari
pada yang sebenarnya ? jelaskan
Lebih besar karena tekanan udara lebih besar sehingga mol O2 bertambah ,semakin tinggi
tekanan semakin besar nilai molnya .
3. Bila udara memasuki tabung reaksi pengumpul gas ,bagaimana hal ini dapat
mempengaruhi jumlah mol KClO3 yang terurai ? jelaskan ?
Udar yang memasuki tabung reaksi pengumpul reaksi gas itu adalah bagian dari KCLO3
yang terurai
10. KESIMPULAN
Dari percobaan tentang pengamatan ilmiah dan stoikiometri penguraian KClO3 yang
telah di lakukan ,maka dapat di simpulkan sebagai berikut :
1.Pratikan dapat memperoleh pengalaman dalam mencatat dan menjelaskan pengamatan
percobaan .
2.Bisa mengembangkan ktrampilan dalam menangani alat kaca dan mengalaihkan bahan
kimia padat maupun cair
3.Pratikan telah membiasakan diri dengan tata cara keselamatan kerja di laboraturium.
4. Menentukan koefisien reaksi penguraian KCLO3 denagn cara menyetarakan reaksi dan
perbandingan mol
5. Volume molar gas oksigen pada keadaan STP dapat di hitung dengan rumus VO2/nO2
6.Persentase O2 dalam KCLO3 dapat di hitung dengan rumus Masaa O2x100%/Massa
KClO3
DAFTAR PUSTAKA
Epinur, dkk.2013.Penuntun pratikum kimia dasar. Jambi: Universitas Jambi
Hiskia achmad, dkk 1992. Kimia Dasar I. Jakarta: Universitas Terbuka
Micheal, purba, dkk. 2000. Kimia SMA 2B. Jakarta: Erlangga
Ralph H petrucci,dkk 1985.Kimia Dasar Edisi Ke-4 Jilid I. Jakarta: Erlangga
PERCOBAAN 2
GOLONGAN DAN IDENTITAS UNSUR
1. Judul
2. Hari/tgl
Tujuan
3. Landasan Teori
Jumlah unsur banyak sekali,baik yang alamiah maupun yang buatan
unsure unsure tersebut di susun dalam tabel periodic unsure-unsur tersebut di
kelompokan dalam kolom kolom yang di sebut dengan golongan ,dan dalam baris
yang di sebut periode.
1.Golongan IA dan alkali
Unsur unsure pada golongan IA dalam tabel periodic di kenal juga dengan
nama unsur alkali ,semua anggota bereaksi dengan air membentuk larutan alkali
2.Golongan IIA atau alkali tanah
Anggota unsure alkai tanah adalah ,berkelium Be, magnesiumMg,kalsium
Ca, stronsium Sr,barium Ba,dan unsure radioaktif radium Ra.
(Drs,Epinur ,2013 hal 25 -26)
Golongan Alkali
a. Sifat Periodik : - Sulit mengalami reduksi dan mudah
mengalami oksidasi
- Termasuk zat pereduksi kuat (memiliki 1 buah elektron)
. Sifat Fisik : Semua unsur berwujud padat pada suhu ruangan.
Khusus Sesium (Cs) berwujud cair pada suhu di atas 28
- Unsur Li, Na, K sangat ringan
- Memiliki warna yang jelas dan khas , seperti :
Jika garam dari unsur-unsur logam di bakar, akan memberi warna keras, seperti:
- Kalsium (Ca) : jingga, merah
- Stronsium (Sr) : Merah bata
- Barium (Br) : Hijau
c. Sifat kimia :
- Mudah bereaksi dengan unsur non logam
- Bersifat reaktif
d. sifat logam dan sifat basa alkali tanah :
- Semakin kebawah sifat logam dan sifat basa semakin kuat
termasuk zat pereduksi kuat ( memiliki 2 buah elektron,
(Anggota IKAPI 2004 hal 70-72)
Reaksi-reaksi unsur alkali dan alkali tanah
a) Dengan oksigen
Membentuk
oksida
4M + O2 2M2O
2L + O2 2LO
(Be dan Mg harus dipanaskan)
Membentuk
peroksida
d) Dengan Air
Air tereduksi menjadi H2 dan hasil lainnya adalah basa
M + H2O H2 + MOH L + H2O H2 + L (OH)2
Contoh
2Na + H2O H2 + NaOH
Ca + H2O H2 + Ca (OH)2
e) Dengan Hidrogen
Membentuk hidrida, bilangan oksida H = -1
2M + H2 2MH L + H2 LH2
Contoh
2K + H2 2KH Mg + H2 MgH2
f) Dengan Nitrogen
Membentuk nitrida
6M + N2 2M3N (hanya Li yang bisa)
3L + N2 L3N2 (dengan pemanasan)
Contoh
6Li + N2 2Li3N 3 Mg + N2 Mg3N2
g) Dengan Asam
Larut dengan cepat menghasilkan gas.
2) Penyebab
Karena Kation Logam multivalen dapat bereaksi dengan sabun membentuk suatu
endapan sehingga mengurangi kemampuan sabun. Dan kation tersebut dengan adanya
anion yang terlarut dalam air akan menyebabkan terjadinya kerak.
Pasangan Kation Penyebab kesadahan & Anion Utama
Kation
Penyebab
Anion
Kesadahan
Ca2+
HCO3-
Mg2+
SO4 2-
Sr2+
Cl-
Fe2+
NO3-
Mn2+
SiO3 2-
Jika
dihilangkan secara fisika dengan pemanasan sehingga air terbebas dari ion Ca2+
atau Mg2+
Ca(HCO3)2 (aq) dipanaskan CaCO3 (s) + H2O (aq) + CO2 (q)
Jika
Dapat
dihilangkan melalui reaksi kimia dan pereaksi yang digunakan adalah larutan
karbonat, yaitu : Na2CO3 (aq)
Atau K2CO3 (aq)
Mg(NO3)2 (aq) + K2CO3 (aq) MgCO3 (s) + 2KNO3 (aq)
(Purba ,penuntun ilmu kimia 1992 hal 234)
4. Pertayaan PraPraktek
1.Tulislah unsur unsure yang termasuk golongan IA (Alkali) dan Golongan IIA (alkali
tanah )
JAWAB:
Golongan IA
Golongan IIA
-LI (Litium)
-Be(Berelium)
-Na(Natrium)
-Mg(Magnesium)
-K(Kalium)
-Ca(Kalsium)
-Rb(Rubidium)
-Sr(stronsium)
-Cs(sesium)
-Ba(Barium)
-Fr(Fransium)
-Ra(Radium)
c.Nacl+(NH4)2CO3
d.Nacl+cl2
e.NaBr+cl2
f.NaI+cl2
3.Apakah fungsi penambahan ccl4 dalam percobaan C?
JAWAB:
Untuk mengidentifikasi unsur-unsur yang ada di dalam larutan .
6. ALAT DAN BAHAN
*Alat
*Bahan
-BaCl 0,5 m
-Rak
-CaCl 0,5 m
-Kawat nikrom
-LiCl 0,5 m
-Bunsen
-KCL 0,5 m
-Serbet
-NaCl 0,5 m
7.Prosedur Kerja
A.Uji nyala untuk unsur alkali dan alkali tanah
Dicatat
pengamat
an
2ml
2ml
2ml
2ml
BaCl2
CaCl
LiCl
NaCl
SrCl
0,5M
0,5 m
0,5 m
0,5 m
0,5M
tabung
2ml
2ml
2ml
2ml
BaCl2 0,5
CaCl
LiCl 0,5
NaCl
SrCl
0,5 m
0,5 m
0,5M
1 Ml
NaBr 0,5
M
1 Ml NaL
0,5 M
Tiap
tabu
ng
Ditambah
1 Ml Ccl4
1 ml air klorin
Ccl2
5 tetes HNO3
encer 6 M
8. Data Pengamatan
A.Uji nyala unsuralkali dan alkali tanah
Zat
1.CaCl2
2.BaCl2
3.SrCl2
4.KCl
5.NaCl
6.LiCl
Warna nyala
Meah -jingga
hijau
Merah bata
ungu
kuning
merah
Keterangan
Gol II
Gol II
Gol II
Gol I
Gol I
Gol I
Pereaksi
EDP
TR
1.CaCl2
2.BaCl2
3.SrCl2
4.KCl
5.NaCl
6.LiCl
Zat
1.CaCl2
2.BaCl2
3.SrCl2
4.KCl
5.NaCl
6.LiCl
Zat
1.CaCl2
2.BaCl2
(NH4)2CO3
Pereaksi
(NH4)3PO4
EDP
TR
Peraksi
(NH4)3PO4
EDP
TR
3.SrCl2
4.KCl
5.NaCl
6.LiCl
C.Reaksi-reaksi halide
Zat
1.NaCl + Cl2
2.NaBr + Cl2
3.Nal + Cl2
Warna nyala
Putih
kuning
Merah
b.Zat Y
-Zat y +CCl4 +HNO3 bening
-Warna lapisan Ccl4 bening
-kesimpulan zat y Na I
9. Pembahasan
A. Uji nyala alkali dan alkali tanah
Sebelum percobaan di lakukan ,kita harus mempersiapkan alat dan bahan yang
akan di perlukan dan melakukan percobaan sesuai dengan prosedur kerja yang telah di
tentukan.Dari percobaan kedua ini kita melaksanakan percobaan bagian A yaitu uji
nyala setiap sampel yang di butuhkan di masukkan kedalam masing-masing tabung
sampel tersebut adalah CaCl2,BaCl2,KCl,NaCl,LiCl,masing-masing sampel ini di tetes
uji nyala nya sesuai prosedur kerja bagian A dari hasil percobaan di peroleh hasil warna
setiap sampel yaitu :
CaCl 2
merah
BaCl2
Hijau
KCl
Ungu
NaCl
Kuning
LiCl
Merah
10. Kesimpulan
1.Sifat kimia Halogen
Kereaktifan halogen (dari f2 ke I2 ) makin berkurang dan bertambah nya jari-jari
atom atau bertambah nya nomor atom
*Reaksi Halogen
Karena bersifat reaktif ,halogen dapat bereaksi dengan unsure-unsur misalnya
beraksi dengan logam membentuk garam ,dengan hidrogen membentuk asam halida.
2.Sifat fisika Halogen
*Wujud Halogen
Dari atas kebawah titik leleh dan titik didih bertambah pada suhu kamar (21 c atm
) F2 dan cl2 berwujud gas
*Warna
Molekul Halogen berwarna karena menyerap sinar tampak sebagai hasil eksitasi
e ke tingkat yang lebih tinggi.
11. Diskusi
A.Uji nyala unsur alkali dan alkali tanah
Percobaan uji nyala menggunakan sampel larutan garam dari unsure alkali dan
alkali tanah ,untuk unsure alkali yaitu,LICl,NaCl,danKClsedangkan unsur alkali tanah
yaitu CaCl2 dan BaCl2.warna yang sama dengan teori yang ada di buku namun ada satu
unsure yang tidak sesuai dengan teori yaitu unsure dari alkali tanah yang berupa larutan
CaCl dari percobaan uji nyala yang di lakukan larutan CaCl2 warna nyala nya merah
sesuai dengan pada teorinya
Dari 5 reaksi nyala
CaCl 2
merah
BaCl2
Hijau
KCl
Ungu
NaCl
Kuning
LiCl
Merah
*Pada B bagian 2
CaCl ,BaCl KCl ,NACl,Dan LiCl di campurkan dengan (NH4)3PO4 akan
menghasilkn endapan pada logam alkali tanah dan tidak beraksi pada logam alkali.
D.Analisis larutan Anu
Untuk Zat x mempunyai endapan Warna putih warna nyala di hasilkan adalh
merah .
Untuk zat y yaitu x + (NH4)2CO3 tidak bereaksi oleh zat y +(NH4)3PO4
13. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
.Anggota IKAPI.2004 bank soal kimia ,bandung ima
Daniel Ir,msc .2006 .kimia,SPMB,Jakarta ,primagama
Epinur,Drs dkk 2013 Penuntun pratikum kimia dasar ,jambi : unja
Purba,1997 Penuntun ilmu kimia . Jakarta : Erlangga
Skardjo,1989. Ikatan kimia Jakarta : Rineka cipta
PERCOBAAN 3
RUMUS EMPIRIS SENYAWA
1. Judul
2. hari/tanggal
Tujuan
1.Mencari rumus empiris dari suatu senyawa dan menetapkan rumus molekul senyawa
tersebu .
2.Mempelajari cara mendapatkan data percobaan dan cara memakai data untuk
menghitung rumus empiris.
3.Mempelajari sifat sifat senyawa berhidrat.
4.Mempelajari reaksi bolak balik reaksi.
5.Menentukan persentase.
3. Pertanyaan prapraktek
1.Apakah yang disebut rumus empiris dan rumus molekul
2.jika dalam 5g tembaga klorida terdapat 2135g tembaga dan 2165g klorida.Tentukan
rumus yang paling sederhana dari tembaga klorida tersebut.
3.definisikan apa yang dimaksud dengan hidrat.
4.Suatu sampel diketahui pa hidrat berupa hidrat yaitu zink sulfat (Zn SO4).Bila 300g
sampel dipanaskan hingga bobotnya tetap,Bagaimana garam hidrat ini ?
Jawaban
1. Apakah yang disebut rumus empiris dan rumus molekul ?
2. Rumus empiris adalah rumus kimia suatu zat yang menyatakan jenis dan perbandingan
paling sederhana (bilangan bulat terkecil) dari atom atom penyusunannya dalam suatu
molekul suatu zat rumus molekul adalah rumus kimia suatu zat yang menyatkan jenis
dan banyaknya atom yang sebenarnya dalam suatu molekul suatu zat.
2.Dik : massa Cuxclx : 5g
Ar Cu=63,5
Ar CL=35,5
Massa sisa
=1,692 gr
Mr Zn SO4 = 161
Massa H2O yang dilepas = 300 1692 = 298 308 gr
ZnSO4 X H2O Zn SO4 + H2O
Mol Zn SO4 = 300/161 = 1,86 Mol
Mol H2O
=298,308/18=16,6 Mol
4. Landasan Teori
Rumus kimia menunjukan jenis atom unsure dan jumlah relative masing masing unsure
yang terdapat dalam zat ditunjukkan angka indeks.
Rumus kimia dapat berupa rumus empris dan molekul ,rumus empiris adalah rumus
perbandingan jumlah mol unsur unsur dalam suatu senyawa sedangkan rumus molekul
merupakan rumus kimia yang menggambarkan jumlah atom dan unsure yang menyusun
dalam suatu senyawa.zat yang mempunyai rumus molekul adalah unsure atau senyawa
yang partikel terkecilnya molekul.
Menetapkan rumus empiris dari percobaan penentuan susunan senyawa dengan
melakukan perbandingan massa unsure unsure dalam suatu senyawa berdasarkan
massa.Rumus empiris a.dalah rumus yang paling sederhana dan dapat digunakan untuk
menghitung bobot rumus senyawa. Titik bawah (subseripts) dalam rumus empiris
dengan bilangan pengali menghubungkan bobot molekul dengan bobot rumit.
Contoh : senyawa meti l benzoate yang digunakan dalam industry farfum mengandung
70,58%C,5,93H,dan 23,49%O.berdasarkan massa.Berdasarkan percobaan ,bobot
molekul aya adalah 136.Bagaimana rumus empiris dan rums molekul metil benzoate ?
Jawab :
Langkah 1.Tentukan massa tiap unsur dalam 100,0 gram contoh menjadi jumlah mol
Jumlah Mol C =70,58 gram C x 1Mol C:12 gram=5,8e mol C
Jumlah Mol H = 5,93 gram H x 1mol H:16 gram=5,47 mol H
Jumlah mol O =23,49 gram O x 1Mol O:16 gram=1,47 mol O
Langkah 3.Tulis rumus sementara yang didasarkan jumlah Mol yang baru ditentukan
(5,88,H5,87,O1,47 atau C 4H7O (rumus empiris)
bahwa dengan rumus empiris saja belum cukup untuk mengenal suatu
senyawa.Misalnya pada tahun 1825 Michial Faraday menemukan suatu senyawa butane
yang telah dianalisis ternyata bahwa rumus empirisnya sama dengan rumus empiris
etilenan CH2 rumus kedua senyawa ini dikenal sebagai C4He dan C2H4.
Ada kalanya senyawa yang berbeda,memiliki rumus molekul yang sama.Dua senyawa
yang mempunyai rumus molekul yang sama tetapi mempunyai sifat fisik dan sifat kimia
yang disebut isomer (iso=sama,meros=bagian).
Rumus molekul hanya menunjukan jumlah atom setiap unsur dalam molekul tetapi
tidak menemukan bagaimana susunan atom dalam molekul.
Rumus yang menunjukan bagaimana atom atom yang bergabung membentuk molekul
disebut rumus struktur.
Contoh dibawah menunjukan suatu unsure senyawa yang rumus empirisnya CH2 dan
rumus molekulnya C2H6 (Ir.respati.1986 hal 45-46)
Dalam kimia dikenal tiga macam macam rumus yaitu rumus empiris (RE) Rumus
molekul (RM) dan struktur molekulnya dalam dalam etana terdapat karbon dan
hidrogen dengan perbandingan atomnya 1:3 sedangkan glukosa mengndung karbon
oksigen dan oksigen dan hidrogen dengan perbandingan 1:1:1 dengan demikian RE
kedua senyawa adalah
<CH3>
RE Etana
<CH2O>
RE glukosa
Hidrasi air
Cawan porseli dan tutupnya
Segitiga penyagga
Kaki tiga
Arloji
Neraca
~Bahan
Deterjen , air
Air suling
HNO3 6m
1g sempel
~Reaksi bolak balik Hidrat
Alat
Cawan porselin
Kaca arloji
Bunsen
6. Produser Kerja
*Rumus empiris senyawa
Cawan krus dan tutup
Di,ambil di bersih kan dan di keringkan
Di timbang hingga ketelitian 0,001 gr di catat bobotnya
Pit
a
M
g
Cawan
penguap
Di bersihkan ,dipanaskan ,didinginkan ,ditimbang sampai
Bobot tetap
Ditambahkan 0,5 gr logam,campur dengan 10 ml asam nitrat
4 m da tutup dengan gelas arloji
Setelah semua logam tembaga larut ,dipanaskan lagi hingga
Terbentuk Kristal hitam
Pemanasan di lanjutkan hingga terbentuk Kristal kuningKuningan
Dinginkan dalam suhu kamar
Catat
hasil
*Hidrasi Air
Ca
w
an
Ulang
Ulan
na
an 1
gan
mendapa
1.Bobot cawan krus +tutup
tkannya
menimba
ng
menimba
3.bobot magnesium
4.Bobot cawan krus + tutup
ng
(2)(1)
menimba
+magnesium oksida
5.Bobot magnesium oksia
ng
(4)(1)
6.bobot oksida
7.Bobot atom magnesium
(4)(2)
Table
berkala
Table
berkala
Senyawa tembaga
* Bobot cawan penguap
II
e.Persamaan reaksi
CuSO4.5H2O
CuSO4+5H2O
8. Pembahasan
Pada percobaan ini kami melakukan 3 macam percobaan yaitu percobaan untuk
menentukan rumus empiris,percobaan hidrasi air dan percobaan reaksi bolak balik
hidrasi
1.rumus empiris senyawa
Pertama,sebelum melakukan percoban,kami menyiapkan alat dan bahan yang
akan digunakan pada percobaan ini ,semua alat di pastikan dalam keadaan bersih
,kemudian mengambil pita Mg dan menggulng nya lalu masukkan kedalam krus dan
timbang kembali setelah krus dan isi timbang bakar krus dan isinya dengan pembakar
spritus selama 15 menitsetelah itu buka tutup krus sedikit dan lanjutkan pemanasan 15
menit lagi setelah itu matikan spiritus dan biarkan ingin selama 10 menit ,lalu teteskan
40 tetes air ke dalam krus kemudian panaskan dalam keadaan tertutup selama 2,5 menit
.matikan spiritus dingin kan selama 10 menit lalu timbang ,lanjutkan lagi pemanasan 15
menit lalu dinginkan kemudian timbang krus dan isi serta tutupnya.
Data yang kami peroleh dari percobaan ini yaitu bobot cawan krus dan tutupnya
35,6 gr cawan krus dan magnesium35,8 gr bobot MgO dan cawan krus + tutupnya 36 gr.
Mol Mg : mol O
0,0083
0,00125
0,0083
0,00125
Jadi rumus empiris dari percobaan yang kami lakukan yaitu: Mg2o3
Dalam percobaan ini kami akan menghitung rumus empiris dari senyawa
magnesium oksida secara prakteknya penentuan rumus empiris senyawa ini di lakukan
dengan memanaskan pita Mg dalam krus ,sehinnga diperoleh massa MgO beserta massa
molar nya masing- masing kemudian dapat di hitung mol Mg dan O Kemudian di
bandingkan menjadi bilangan yang sederhana di dapatlah rumus empiris suatu senyawa.
Langkah langkah menetukan rumus empiris suatu senyawa.
1.Tentukan massa atau persen massa tiap unsure maka di dapat Mr
2. Membagi massa tiap unsur dengan Mr di dapat mol
3. Mengubah perbandingan mol menjadi perbandingan sederhana
B. Hidrasi air
Pada percobaan yang kami lakukan senyaw hidrat yang di gunakan adalah CuSO4
5H2O ,kenyataannya senyawa hidrat yang di gunakan adalah CuSO4 5H2O Dari sini
terlihat bahwa dalam percobaan ini terdapat kesalahan ,kesalahan dapat berupa kurang
teliti dalam menimbang massa-massa yang dI tentukan kurang teliti melihat waktu
dalam pemanasan selain itu kesalahan juga berasal dari pemanasan yang belum
sempurna sehinga air tidak terurai semuanya .
Putih
Biru
Massa s = 50 gr
Mol s
Mol o
Massa 50 = 100 gr
50/32
50/16
Massa o = 50 gr
1,6
3,1
Ar s = 32
Ar o = 16
Ar o = 16
% N = 100 % - 74,06 %
Ar N = 14
= 25,94 %
Mol N : Mol o
25,94
74,06
14
16
1,9
4,6
Zn + 2HCl Zn Cl2 + H2
Mol Zn = mol HCl = 7,6 mol
Massa Zn = mol Ar = 76 mol
65 gr /mol = 494 gr
Mol H2= 1/2 mol HCl = 7,6 mol
Vol H2 ( STP ) = mol.22,4
= 7,6 mol .22,4
= 120,24 L
10. Kesimpulan
Dari percobaan tentang rumus empiris dan hidrasi air yang telah di lakukan ,dapat
di simpulkan :
Daftar pustaka
Achmad hiskia 2001,stoikiometri energitika,bandung citra aditya bakti
Daniel Ir msc 2006 kimia SPMB Jakarta : primagama
Epinur,Drs dkk 2012 penuntun pratikum kimia dasar jambi : unja
Raspati,Ir 1986 Dasar-dasar ilmu kimia
S,syukury 1989 kimia dasar bandung :ITB
PERCOBAAN 4
1. Judul
2. Hari / tanggal
3. Tujuan
4. Pertatayaan Prapraktek
1) Berikan pengertian tentang:
A. Entalpi : jumlah total energi kalor yang terkandung dalam suatu materi dan diukur
pada tekanan tetap.
B. Sistem terisolasi : sistem yang dengan lingkungannya tidak dapat
mempertukarkan energi maupun materi.
C. Sistem terbuka : sistem yang dengan lingkungannya dapat mempertukarkan energi
dan materi.
D. Sistem tertutup : sistem yang dengan lingkungannya hanya bisa melakukan
pertukaran materi.
E. Lingkungan : segala sesuatu yang berada diluar sistem.
F. Kalorimeter : alat yang digunakan untuk menentukan/mengukur kalor reaksi.
G. Eksotermik : reaksi yang berlangsung dengan disertai perpindahan kalor dari
sistem ke lingkungan.
Jawab :Entalpi yaitu jumlah total energi yang terkandung dalam suatu materi dan
diukur pada tekanan tetap.
Energi dalam ( E) yaitu jumlah dari kedua energi kinetik dan energi potensial
yang dimiliki suatu zat yang bergantung pada suhu tapi tidak bergantung pada volume
dan tekanan.
5. LANDASAN TEORI
Dalam kimia, salah satu sumber energi yang penting adalah kalor yang dihasilkan
atau diserap selama reaksi berlangsung.Studi perubahan kalor yang menyertai reaksi
kimia dinamakan termokimia. Energi yang menyertai reaksi kimia lebih disukai
dinyatakan dalam bentuk entalpi , sebab banyak reaksi-reaksi kimia yang dilakukan pada
tekanan tetap,bukan pada volume tetap. Suatu besaran yang sangat berguna dalam reaksi
kimia adalah perubahan entalpi molar standar, dilambangkan dengan H, yang
menyatakan perubahan entalpi.Jika satu mol pereaksi diubah menjadi produk pada
keadaan standar.
Persamaan termokimia adalah persamaan kimia yang sudah setara berikut
perubahan entalpi reaksi yang dituliskan secara langsung.Setelah persamaan kimia.
Untuk reaksi natrium dan air,persamaan termokimianya dapat ditulis sebagai berikut :
2Na(s)+2H2O(l) 2NaOH(aq) +H2(g)
H = -367,5 kj.
Persamaan ini menyatakan bahwa dua mol natrium bereaksi dengan dua mol air
menghasilkan menghasilkan dua mol natrium hidroksida dan satu mol hidrogen serta
kalor dilepaskan sebanyak 367,5 Kj.
Sebagai contoh, reaksi antara gas hidrogen dan gas oksigen membentuk air. Jika
air yang dihasilkan berwujud cair akan dilepaskan kalor sebesar 483,7 Kj, tetapi jika air
yang diproduksi berupa uap, kalor yang dilepaskan sebesar 571,7 Kj. Persamaan
termokimianya adalah :
2H2O(g)+O2(g) 2H2O(l)
H= -571,1 Kj
2H2(g)+O2(g) 2H2O(l)
H= -483,7 Kj
Perbedaan kalor menunjukkan bahwa ketika uap air mengembun menjadi cair
melepaskan kalor sebesar selisih H kedua reaksi atas(Yayan Sunarya : 2010)
yakni pengaruh kalor yang menyertai reaksi kimia.Hukum termodinamika pertama menadi dasar
bagi termokimia.Hukum termodinamika kedua dapat menjelaskan arah dan banyaknya reaksi
kimia terutama menjadi dasar untuk menurunkan tetapan-tetapan kesetimbangan dari sifat-sifat
termodinamika. Hukum ketiga akan disingkapkan titik awal untuk menilai sifat-sifat
termodinamika secara percobaan(Petrucci dan suminai : 1987)
Air suling
40 ml HCl 1 M
40 ml NaOH 1 M
Asam asetat 1M-Natrium hidroksida 1M
Asam nitrat 1M Natrium hidroksida 1M
Natrium asetat 1M HCl 1M
HCl 1M Amonia 1M
7. Prosedur Kerja
A. Penentuan tetapan kalorimeter
Dengan menganggap bobot 40 ml air suling adalah 40 gr dan kalor jenis air adalah
4,184J/gc, maka tetapan kalorimeter dapat dihitung dari persamaan
cMP (Tp-Tm)= cMd(Tm-Td) + W(Tm-Td)
dengan
c=kalor jenis air 4,184 J/gc
Mp= bobot air panas
Md= bobot air dingin
Tp= suhu air panas sebelum bercampur
Td= suhu air dingin sebelum bercampur
Tm= suhu campuran
W= tetapan kalorimeter, J/c
Dari persamaan ini, W dapat dicari.Ulangi prosedur ini, lalu rata-ratakan
hasilnya.Tunjukkan hasilnya kepada asisten sebelum anda melanjutkan ke prosedur B.
B. Penentuan H netralisasi untuk reaksi asam basa
Kalor netralisasi diperoleh dari
Q= cM(Tf-Ti) + W (Tf-Ti)
Q= 4,184 J/gc(80 g) (Tf-Ti) + W (Tf-Ti)
Dengan
Tf= suhu campuran
Ti= suhu pereaksi sebelum dicampur
Q= kalor yang diserap oleh sekeliling
H dinyatakan dalam J/mol, karena tekanannya tetap maka H dicari dengan membagi
Q oleh jumlah mol yang bereaksi (0,0401 x 1,0 mol/10 0,40 mol).
Hrks= -Qsekeliling/0,040
Beberapa pasangan asam-basa dapat dicoba oleh praktikan lain, yaitu :
a. Asam asetat 1M natrium hidroksida 1M
b. Natrium asetat 1M HCl 1M
c. Asam nitrat 1M natrium hidroksida 1M
d. HCl 1M amonia 1M
Bandingkan harga H yang diperoleh.Cobalah hubungkan harga H dengan
kekuatan asam dan basa yang digunakan.
8. Data Pengamatan
A. Penetuan tetapan kalorimeter
Ulangan 1
34c
28c
36c
Ulangan 2
35c
28c
32c
Rata-rata
34,5c
28c
34c
Ulangan 1
26c
29c
31c
Ulangan 2
27c
29c
31c
Rata-rata
26,5c
29c
31c
9. Pembahasan
A. Penentuan tetapan kalorimeter
Pada percobaan kali ini digunakan air suling sebanyak 20 ml,kemudian dilakukan
pengukuran suhu didalam kalorimeter,sehingga diperoleh suhu air tersebut (Td) =
25c,kemudian diambil lagi air sebanyak 20 ml lalu dipanaskan dengan gelas ukur
pada suhu 34c,setelah panas air tersebut dimasukkan kedalam kalorimeter yang
didalamnya air dingin tadi. Sehingga diperoleh suhu campuran (Tm) = 36c.
Tetapan kalorimeter dapat diukur dengan menggunakan rumus :
Diketahui : Md= 20 gr
bobot air panas = 20 x 1 gr
Mp = 20 gr
Td = 25c
Tp = 34c
Tm = 36c
Ditanya : W= ???
Jawab :
cMP(Tp-Tm) = cMd (Tm-Td) + W (Tm-Td)
4,184 J/gc . 20 gr (34c -36c) = 4,184 J/gc . 20 gr (36c-25c)+W (36c 25c)
83,68 J/c (2c) = 83,68 J/c (11c) + W (11c)
10. Diskusi
Sistem yang digunakan pada percobaan ini adalah sistem terisolasi.Dimana volumenya
tidak berubah. W di dapat dari perkalian antara tekanan dan perubahan volume
Tf = 24,5c
Ti = 23,5c
c = 4,184 J/gc
dit :
jwb: Qrx = -Qsekeliling = 167,36 J
Hrx = -Qsekeliling/mol yang bereaksi
= 167,63 J/ 0,04 = 4190,75 J/mol
NH4OH + HNO3
NH4NO3 + H2O H = 4184 J/mol,terdapat perbedaan
dengan hasil H rx yang memakai tetapan kalorimeter (W) = 47,8 J/c yaitu 5379
J/mol.
2. Apa perbedaan terhadap H netralisasi bila yang direaksikan dengan NaOH 0,1 M
ialah HCl dengan konsentrasi lebih dari 0,1 M ?
Jawab : tidak berpengaruh,karena H reaksi digunakan yaitu mol yang bereaksi, dan
yang bereaksi adalah mol NaOH yaitu 0,04 mol, jadi H reaksi dengan HCl 1M :
Hrx HCl = 1M.
3. Tuliskan bahwa kalor rx dari pasangan berikut :
a. NaOH + HCl
b. NaOH + CH3COOH
c. HCl + NaOH
Jawab :
a. NaOH + HCl NaCl + H2O
H = -64,329 J/mol
b. NaOH + CH3COOH
Dik :
Tp = 28c
Ti = 27,5c
Q = cM (Tp-Ti) + W (Tp-Ti)
=4,184 J/gc.80 gr (28-27,5)c + 94,14 (28-27,5)c
=167,36 + 47,07
= 214,43
Hrx = -Qsekeliling/ 0,04 mol
= 214,43/0,04 = 5360
c. CH3COOH + HCl
Dik :
Q= cM (Tp-Ti) + W (Tp-Ti)
=4,184 J/gc.80 gr (29-28)c + 94,14 ( 29-28)c
=334,72 + 94,14
=428,86
H= -Qsekeliling/0,04 mol
= -428,86/0,04 mol
= - 10721,5 J/mol
NaOH + CH3COOH
CH3COONa + H2O
H2= -5360
J/mol
CH3COONa + HCl
CH3COOH + NaCl
H3=
NaCl + H2O
H1=
-10721,5 J/mol
NaOH + HCl
-16082,25 J/mol
= -16,082
KJ/mol
Gabungan untuk reaksi Ca
NaOH + HCl
NaCl + H2O
H= -64,329
J/mol
4. Simpulan harga H netralisasi untuk asam dan basa dengan kekuatan yang berbedabeda.
Jawab : Semakin kuat asam dan basa yang bereaksi,maka semakin besar entalpi (H)
reaksi tersebut. Dapat dilihat bahwa reaksi HCl dengan NaOH menghasilkan H
reaksi yang paling besar dibandingkan dengan yang lain.
11. Kesimpulan
1. Dapat mengukur kalor reaksi dengan menggunakan kalorimeter sederhana.
2. Untuk menentukan tetapan kalorimeter maka dibutuhkan data bobot suatu zat,kalor
jenis zat tersebut, dan temperature zat tersebut. Persamaan menentukan tetapan
kalorimeter berdasarkan asas Black,yaitu :
Qlepas = Qterima
cM(Tp-Tm) = c M d (Tm-Td) + W (Tm-Td)
dengan: c= kalor jenis cair
Mp= bobot air panas
Md= bobot air dingin
W= tetapan kalorimeter
Tp= suhu air panas sebelum bercampur
Td= suhu air dingin sebelum bercampur
Tm= suhu campuran
3. Untuk Hrx digunakan persamaan
Hrx = -Qsekeliling/mol yang bereaksi
Dimana Qsekeliling = Qrx
= Qlarutan + Qkalorimeter
=Cmtot (Tf-Ti) + W (Tf-Ti)
Satuan: Q= joule
H= joule/mol
W= joule/c
4. Perhitungan kalor reaksi dapat dilakukan dengan menggunakan :
a. Hukum Hess banyak kalor yang diserap sama banyak dengan kalor yang dilepas
suatu benda atau zat.
b. Data entalpi pembentukan standard.
c. Energi ikatan rata-rata.
Daftar Pustaka
PERCOBAAAN 5
PEMISAHAN KOMPONEN DARI CAMPURAN DAN MELALUI PENGENDAPAN
1. Judul
2. Hari, tanggal:
3. Tujuan
:
1) Memisahkan campuran dengan cara sublimasi, ekstraksi, dekantasi,
kristalasi dan kromatografi.
2)
dengan
menuangkan aupernatan9perlahan).
Destilasi adalah cara pemisahan pada campuran zat-zat yang didasarkan pada
per bedaan titik didihnya.
utama dari kesalahan tersebut adalah kertas saring yang digunakan tidak sesuai atau
praktikan yang kurang teliti dalam menyaring.
5. Landasan Teori
Bahan kimia dapat terdiri atas beberapa komponen yang bergabun, biasanya disebut
campuran, pemisahan campuran dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain: ekstraksi,
dekantasi, kristalisasi dan kromatografi.
a) Ekstraksi yaitu proses pemisahan komponen zat dari suatu campuran berdasarkan
perbedaan kelarutan.
b) Dekantasi yaitu proses pemisahan cairan dari padatannya dengan menuangkan supernatan
(perlahan).
c) Kristalisasi yaitu proses pemisahan cairan dari padatannya berdasarkan kelarutan.
d) Kromatografi yaitu pemisahan zat padat dari campurannya berdasarkan perbedaan
migrasi senyawa.
Dalam percobaan ini digunakan kromatografikertas atau jenis kromatografi partisi
yang proses pemisahanya didasarkan pada perbedaan kecepatan migrasi setiap komponen
campuran melalui medium stasioner. Pemisahan dipengaruhi oleh jenis fase gerak atau
pemisahan terjadi karena adanya perbedaan kepolaran senyawa yang dianalisis terhadap
pelarut.
Dalm sistem kromatografi, perbandingan gerakan zat terhadap aliran pelarut adalah
tetap dan merupakan sifat yang khas. Hal ini dinyatakan sebagai harga Rf, yang didefinisikan
sebagai:
Rf
Campuran adalah materi yang terdiri atas dua macam zat atau lebih dan masih
memiliki sifat-sifat zat asalnya. Jika kita mencampur minyak dengan air, terlihat ada batas di
antara kedua cairan tersebut. Jika kita mencampur dengan alkohol, batas antara keduanya
tidak terlihat. Minyak dan air membentuk campuran heterogen.
Campuran heterogen adalah campuran yang tidak serbasama, membentuk dua fasa
atau lebih, dan terdapat batas yang jelas di antara fasa-fasa tersebut. Alkohol dan air
logam.
memisahkan suatu zat dari campuranya dengan baik, karena suhu selalu dikontrol untuk tidak
melewati titik didih campuran.
3) Kelarutan
Suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat selalu
memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam pelarut A
tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi menjadi dua,
yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut organik) seperti
alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter. Dengan melihat kelarutan suatu
zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka kita dapat memisahkan zat
yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.
4) Pengendapan
Suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu campuran
atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada pelarutnya akan
segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau beberapa zat dengan
kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan salah satu zat, maka
dapat dipisahkan dengan metode sedimentasi atau sentrifugasi. Namun jika dalam campuran
mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka digunakan metode presipitasi.
Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode filtrasi.
5) Difusi
Dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak
mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan listrik.
Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya) akan
menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh zat yang murni. Metode
pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu kita
mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya nukleotida
(satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan suatu media
agar yang disebut gel agarosa.
6) Adsorbsi
Adsorbsi merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat
sehingga menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini
diterapkan pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme (Hendayana, 2006:1-2)
a) Filtrasi
Filtrasi atau penyaringan merupakan metode pemisahan untuk memisahkan zat
padat dari cairannya dengan menggunakan alat berpori (penyaring). Dasar pemisahan
metode ini adalah perbedaan ukuran partikel antara pelarut dan zat terlarutnya. Penyaring
akan menahan zat padat yang mempunyai ukuran partikel lebih besar dari pori saringan
dan meneruskan pelarut.
Proses filtrasi yang dilakukan adalah bahan harus dibuat dalam bentuk larutan atau
berwujud cair kemudian disaring. Hasil penyaringan disebut filtrat sedangkan sisa yang
tertinggal dipenyaring disebut residu. (ampas).
Metode ini dimanfaatkan untuk membersihkan air dari sampah pada pengolahan
air, menjernihkan preparat kimia di laboratorium, menghilangkan pirogen (pengotor) pada
air suntik injeksi dan obat-obat injeksi, dan membersihkan sirup dari kotoran yang ada
pada gula. Penyaringan di laboratorium dapat menggunakan kertas saring dan penyaring
buchner. Penyaring buchner adalah penyaring yang terbuat dari bahan kaca yang kuat
dilengkapi dengan alat penghisap.
b) Dekantasi
Dekantasi yaitu pemisahan komponen-komponen dalam campuran dengan cara
dituang secara langsung. Dekantasi dapat dilakukan untuk memisahkan campuran zat cair
dan zat padat atau zat cair dengan zat cair yang tidak saling campur (suspensi). Contoh:
Pemisahan campuran air dan pasir.
c) Sentrifugasi
Sentrifugasi adalah pemisahan dengan menggunakan gaya putaran atau gaya
sentrifugal. Partikel dipisahkan dari liquid dengan adanya gaya sentrifugal pada berbagai
variasi ukuran dan densitas campuran larutan.
Pada operasi sentrifugasi dengan cara pengendapan, kecepatan pengendapan
dipengaruhi oleh : kecepatan sudut () disamping faktor-faktor lain seperti pada
perhitungan kecepatan sedimentasi. laju alir volumetrik umpan dipengaruhi oleh kecepatan
sudut (), diameter partikel (Dp), densiti partikel dan cairan, viskositas dan diameter
tabung centrifuge.
d)
Kristalisasi
Komponen B akan larut dalam fasa kloroform sedangkan komponen A akan tetap dalam fasa
air.
Untuk memilih jenis pelarut yang sesuai harus diperhatikan faktor-faktor sebagai
berikut:
Harga konstanta distribusi tinggi untuk gugus yang bersangkutan dan konstanta distribusi
rendah untuk gugus pengotor lainnya.
Kelarutan pelarut organik rendah dalam air.
Viskositas kecil dan tidak membentuk emulsi dengan air
Tidak mudah terbakar dan tidak bersifat racun.
Mudah melepas kembali gugus yang terlarut didalamnya untuk keperluan analisa lebih
lanjut. (Hostettmann.1995: 3-5).
6. ALAT DAN BAHAN
Pemisahan komponen dari campuran:
A. Alat:
1. Cawan penguap
2. Timbangan
3. Kaca arloji
4. Bunsen
5. Bejana kromatografi
6. Kertas saring
7. Pipa kapiler
8. Gunting
9. Kaki tiga dan kasa
B. Bahan:
1. NH4Cl 0,1 gram
2. NaCl 0.1 gram
3. SiO2 0,1 gram
4. Air
5. Tinta hitam
6. Pelarut eluen
8. DATA PENGAMATAN
A. Pemisahan komponen dari campuran
1) Pemisahan dengan cara konvensional
1. Bobot cawan penguap dan contoh semula
: 63,3 gr
: 63,6 gr
Bobot contoh
: 0,3 gr
: 0,1 gr
Persentase NH4Cl
: 33,3 %
: 35, 5 gr
: 35,4 gr
Bobot NH4Cl
: 0,1 gr
Persentase SiO2
: 100%
: 63,1 gr
Bobot cawan
: 63,0 gr
Bobot SiO2
: 0,1 gr
Persentase SiO2
: 100%
4. Bobot sampel
: 0,3 gr
: 0,3 gr
Selisih bobot
: 0 gr
: 100 %
Rf (cm)
0,52
0,12
0,36
0,6
0,36
0,7
0,29
Warna
Coklat
Biru
Ungu
Biru
Ungu
Merah muda
Ungu
Noda
Hitam
Hitam
Hitam
Biru
Biru
Merah
Merah
: 101 gr
Bobot piala
: 100 gr
Bobot BaCl2
: 1 gr
: 2,1 gr
: 3,7 gr
: 3,7 gr
: 341,8 %
9. PEMBAHASAN
Percobaan yang ke-5 adalah tentang pemisahan komponen dari campuran dan
analisis melalui pengendapan.
1) Pemisahan komponen dari campuran
A. Pemisahan dengan cara konvensional
Percobaan ini dilakukan dengan cara terlebih dahulu menimbang cawan
penguap yang kering dan bersih dengan ketelitian 0,01 gr sehingga didapatkan 6,3 gr,
sedangkan untuk berat zat atau contoh semula 0,3 gr masing masing NH 4Cl 0,1 gr ,
Na4Cl 0,1 gr dan SiO2 0,1 gr. Kemudian cawan dan bobot contoh dipanaskan sampai
asap putih betul-betul habis, dan setelah dingin ditimbang kembali dan didapatkan
berat sebesar 63,2 gr. Sehingga dari hasil tersebut bobot NH 4Cl dapat diketahui yaitu
0,1 gr.
Sambil menungbu penguapan, SiO2 dikeringkan dengan pembakar bunsen
yang sebelumnya ditimbang terlebih dahulu. Bobot cawan + SiO 2 = 63,1 gr. Setelah
SiO2 kering dan cawan dingin maka ditimbang kembali, sehingga beratnya menjadi
63,0 gr. Jadi berat SiO2 adalah 0,1 gr.
B. Pemisahan dengan kromatografi
Percobaan dilakukan dengan cara memasukkan pelarut eluen yaitu campuran
butanol, asam asetat, dan air dengan perbandingan 1 : 1 : 4 kedalam bejana
kromatografi atau gelas piala 150 gr. Kemudian kertas saring yang telah diberi noda
dimasukkan kedalam gelas piala denagan noda harus berada diatas permukaan pelarut.
Biarkan sampai diperoleh pemisahan yang baik. Sehingga didapatkan perbandingan
gerakan zat terhadap aliran pelarut yang tetap. Hal ini dinyatakan sebagai harga Rf
2,2
4,2
= 0,52 cm
0,5
4,2
= 0,12 cm
2,6
4,2
= 0,6
0,5
4,2
= 0,29 cm
Mol k2CrO4
1 gr
208,5 gr /mol
= M.V
= 0,2 M . 0,28 Ml
= 0,056 mol
BaCl2 + k2CrO4
BaCrO4 + 2KCl
m: 0,0048
0,056
b:
0,0048
0,0048
0,0048
0,0512
0,0048
0,0048
s:
0,0048
-
= mol x Mr
= 0,0048 mol x 225,5
= 1,0824 gr
gr praktek
gr teoritis
x 100%
3,7 gr
= 1,0824 gr
x 100% = 341,8%
10. DISKUSI
Pada percobaan ini, ada beberapa kesalahan yang terjadi sehingga yang didapatkan
tidak sesuai, terutama pada analisis melalui pengendapan. Dari hasil percobaan, seharusnya
berat yang didapatkan dari hasil praktek sama hasil teoritis sama. Tetapi dari hasil yang
diperoleh tidak sama. Yaitu hasil praktek sebesar 3,7gr sedangkan berat BaCrO 4 dihitung
secara teoritis beratnya adalah 1,0824gr.
Dari hasil yang diperoleh ini, berarti terdapat kesalahan pada saat prosedur kerja.
Seharusnya pada penambahan K2Cr04 sampai tidak terjadi endapan. Tetapi karena
terbatasnya ketersedian zat k2CrO4 maka digunakan secukupnya saja. Sehingga berat
BaCrO4 hasil praktek tidak sama dengan berat secara teoritis.
11. PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1.a. Bagaimana cara anda memisahkan HiCO3 dari Na2CO3?
Jawaban: dengan memasukkan Na2CO3 ke dalam air aduk hingga homogen dan
nantinya akan terbentuk endapn. Endapan tersebut adalah NiCO3. Campuran tersebut
kemudian didekantasi sebagai tidak ada lagi Na2CO3 yang tertinggal dalam endapan
NiCO3.
b. Bagaimana cara anda memisahkan AgCl dari BaCl2?
Jawaban: dengan cara memasukkan campuran kedalam air, setelah itu campuran
diekstraksi untuk mendapatkan AgCl.
c. Bagaimana cara anda memisahkan TeO2 dari SiO2?
Jawaban: dengan cara memasukkan campuran ke dalam air, lalu ditambahkan O 2+
dalam campuran sebagai akibat ion sejenis akan memperkecil kelarutan dan
dipisahkan dengan cara dekantasi.
2. apakah ada cara pemisahan selain yang disebutkan dalam percobaan ini?
Jawaban: ada, yaitu filtrasi, sentrifungsi, destilasi, sedimentasi, evaporasi, eksraksi zat
cair dan destilasi bertingkat.
3. Mengapa contoh NaCl perlu ditutup selama pemanasan?
Jawaban: karena pada saat pemanasan, terdapat uap yang keluar, sehingga apabila tidak
ditutup akan mempengaruhi berat contoh NaCl.
4. Apa kekurangan dan kelebihan cara kromatografi sebagai alat analisis?
Jawaban: Kelebihannya yaitu dapat memisahkan campuran secara kompleks, bahan yang
digunakan sedikit atau tidak terlalu rumit dan dapt mengetahui dengan mudah warna
penyusun menggunakan noda.sedangkan kekurangannya yaitu prosesnya lama dan sukar
menambahkan warna yang tampak pada noda tinta.
5. Contoh magnesium klorida sebanyak 0,552gr dilarutkan dalam air dan diendapkan dengan
larutan perak nitrat. Jika endapan perak klorida bobotnya 1,631gr, berapa persentase
hasil? MgCl2 + 2AgNO3 2AgCl + Mg(NO3)2
Jawaban:
Diket: Ms MgCl2 = 0,552gr
Ms endapan AgCl 1,631gr
Dit : % AgCl?
0,552
95,3
Mol MgCl2 :
Mol AgCl
2
1
= 0,0058 mol
% AgCl
Ms praktek
= Ms endapan
=
1,631 gr
1,6634
= 98,05%
12. KESIMPULAN
x 100%
x 100%
gr praktek
gr teoritis
x 100%
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia.dkk.1993. Kimia Dasar I. Jakarta: Universitas Terbuka Depdikbud.
Epinur, dkk. 2011. Penuntun Pratikum Kimia Dasar. Jambi: Universitas Jambi
Hendayana, sumar. 2006. Kimia Pemisahan. Bandung: Rasda
Horale, Parning. 2005. Kimia. Jakarta: yudhistira
Hostettmann,k.dkk. 1995. Cara Kromatografi Preparatif. Bandung :ITB
PERCOBAAN 6
REAKSI REAKSI KIMIA DAN REAKSI REDOKS
1. Judul
2. Hari, tanggal
3. Tujuan
:
1) Mempelajari jenis reaksi kimia secara sistematis
2) Mengamati tanda-tanda terjadinya reaksi
3) Menulis persamaan reaksi dengan benar
4) Menyelesaikan reaksi redoks dari setiap percobaan
4. Pertanyaan prapraktek
A. Berikan definisi dari istilah-istilah berikut ;
Jawab:
Katalis adalah suatu zat yang dapatmempercepat jalannya laju reaksi
C. Berapa kira-kira volume dalam tabung reaksi yang berisi sepersepuluh bagian?
Jawab :
1
10
x 250 = 25 ml
hilangnya satu elektron atau lebih dari dalam zat (atom,ion atau
molekul). Bila suatu unsur dioksidasi, keadaan oksidasinya berubah ke harga yang lebih
positif. Suatu zat pengoksidasi adalah zat yang memperoleh elektron, dan dalam proses
itu zat tersebut direduksi. Berlaku untuk zat padat,lelehan maupun gas.
Reduksi adalah suatu proses yang mengakibatkan diperolehnya satu elektron atau
lebih oleh zat (atom, ion, atau molekul). Bila suatu unsur direduksi, keadaan oksidasi
berubah menjadi lebih negatif. Jadi, suatu zat pereduksi adalah zat yang kehilangan
elektron, dalam proses ini zat tersebut dioksidasi. Berlaku untuk zat padat,lelehan
maupun gas.
Oksidasi dan reduksi selalu berlangsung serempak, karena elektron yang dilepas
oleh suatu zat harus diambil oleh zat yang lain. Jadi, proses-proses oksidasi dan reduksi
berubah menjadi hasil reaksi, contoh :
2 Cl- + MnO2+ 4 H+ Cl2 + Mn2+ + 2 H2O
Reaksi di atas telah memenuhi hukum kekekalan muatan dan hukum kekekalan
massa, pada reaksi tersebut pereaksi Cl- mengalami kenaikan bilangan oksidasi menjadi
hasil pereaksi Cl2, sedangkan Mn dan MnO2 mengalami penurunan bilangan oksidasi
menjadi Mn2+. Pada suatu reaksi redoks zat mereduksi zat lain disebut oksidator,
sedangkan zat yang mengoksidasi zat lain disebut reduktor (Epinur, dkk. 2011. 47-48).
Reaksi redoks yang terjadi oleh suatu spesi disebut disproporsionasi atau reaksi
autooksidasi. Spesi ini mengandung unsur yang mempunyai bilangan oksidasi di antara
bilangan oksidasi tertinggi dan terendah yang saling bereaksi satu sama lain.
Metode percobaan langsung
berdasarkan penentuan percobaan potensial. Antara dua elektroda, bila dibuat suatu
hubungan listrik antara dua daerah yang mempunyai rapatan muatan yang berbeda maka
muatan listrik akan mengalir dari daerah yang mempunyai rapatan muatan yang lebih
tinggi atau potensial listrik yang lebih tinngi menuju daerah dengan potensial listrik yang
lebih rendah. Gabungan dua setengah sel disebut sel elektokimia (chang.2003.92).
Hubungan listrik antara dua setengah sel harus dilakukan dengan cara tertentu,
kedua elektroda logam dan larutannya harus berhubungan secara sederhana elektroda
saling dihubungkan dengan kawat logam yang memungkinkan aliran elektroda.
Aliran listrik di antara dua larutan harus berbentuk migrasi ion. Hal ini hanya
dapat dilakukan melalui larutan yang menjembatani kedua setengah sel. Hubungan ini
disebut jembatan garam. Jembatan garam ini terdiri dari pipa U terbaik yang diisi dengan
elektrolit yang menghantarkan listrik seperti kalium klorida, dan disumbat dengan kapas
pada kedua ujungnya untuk mencegah aliran mekanis. Jembatan ini menghubungkan
kedua cairan tanpa mencampurnya. Elektrolit dalam jembatan garam selalu dipilih
sedemikian rupa sehingga tidak bereaksi dengan masing-masing larutan yang
dihubungkan nama alat ini biasa disebut sel Galvani atau Sel Volta.
Angka yang biasanya tertera di pengukuran lingkar arus listrik menunjukan
perbedaan potensial di antara dua setengah sel tersebut. Karena perbedaan potensial ini
merupakan daya dorong elektron, maka sering disebut daya elektromotif (eruf) sel atau
potensial sel satuan yang digunakan untuk mengukur potensial listrik adalah Volt, jadi
potensial sel disebut juga Voltase Sel (Petrucci. 1989 : 96-97).
Dua aturan yang cocok untuk menghitung daya gerak listrik suatu sel penentuan
reaksi sel, dan untuk menentukan apakah reaksi sel seperti tertulis berlangsung spontan
daya gerak listrik sel E0 adalah daya gerak listrik bila semua konstituen terdapat pada
keaktifan satu.
1) Daya gerak listrik suatu sel sama dengan potensial elektroda standar elektroda katode
dikurangi potensial elektroda anode.
E0 sel = E0 katode - E0anode
Hasil E0 sel > 0 menyatakan reaksi berlangsung spontan, dan E 0 sel < 0 maka
menyatakan reaksi berlangsung tidak spontan.
2) Reaksi yang berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi yang
berlangsung pada anode ditulis sebagai reaksi oksidasi dan reaksi yang berlangsung
pada katode adalah reaksi reduksi.
Reaksi sel adalah jumlah dari kedua reaksi ini. Untuk mengetahui reaksi redoks
spontan atau tidak juga bisa dilihat dalam deret keaktifan logam yaitu : Li K Ba Ca
Na Mg Al Mn (H2O) Zn Cr Fe Ni Co Sn Pb (H) Cu Hg Ag Pt Au, semakin kekanan
maka potensial reduksinya semakin meningkat sehingga semakin mudah untuk
direduksi, dan semakin ke kiri makin mudah untuk dioksidasi.
Elektroda acuan untuk mengukur potensial elektroda dipilih elektroda hidrogen
baku. Potensial elektroda standar suatu elektroda diberi nilai positif bila elektroda ini
lebih positif dari pada elektroda hidrogen standar, dan tandanya negatif bila lebih
negatif daripada elekrtoda hidrogen standar.
Penulisan dengan lambang kerap kali digunakan untuk menggambarkan sebuah
sel. Penulisan ini disebut diagram sel, untuk sel elektrokimia :
Zn /Zn2+ Ag+ Ag
Berdasarkan konvensi, maka sebelah kiri merupakan elektroda dimana terjadi
oksidasi dan disebut anode. Sedangkan kanan merupakan elektroda dimana terjadi
reduksi disebut katode. Garis tegak lurus tunggal merupakan batas antara suatu
elektroda dan fase lain. Garis tegak lurus ganda menekankan bahwa larutan tersebut
dihubungkan oleh jembatan garam (achmat, dkk. 1993.82-85).
Dengan menghubungkan elektroda dengan sumber energi luar (berupa suatu
generator atau baterai timbal), elektroda dapat dibuat mengalir dalam arah yang
berlawanan. Dalam reaksi elektrolisis, energi listrik digunakan untuk menghasilkan
suatu perubahan kimia yang tidak akan terjadi secara spontan (E sel bernilai negatif).
Dalam beberapa hal tegangan yang diperlukan untuk menjalankan reaksi
elektroda tertentu dapat melampaui hitungan secara teori, interaksi yang disebut
ALAT:
1) Sudip
2) Cawan krus + tutup
3) Bunsen
4) Kaki tiga +kasa
5) Tabung reaksi
6) Pipet tetes
II.
BAHAN:
1) Magnesium 0,1gr
2) Kristal CuSO4. 5H2O
3) 1 ml latutan AgNO3 0,01 M
4) 0,1 gr serbuk Cu
5) 1 ml larutan HCl 0,1 M
6) 1ml larutan Hg(NO3)2 0,1 M
7) 1ml larutan Al(NO3)3 0,1 M
8) 3ml KI 0,1 M
9) Larutan Na3PO4 0,1M
10) Larutan HNO3 0,1 M
Sediakan 3 buah tabung reaksi lagi, diisi sama seperti 3 tabung yang tadi.
Kedalam tabung reaksi, masing-masing tambahkan 1 ml larutan Na 3PO4 0,1 M,
amati dan catat hasilnya.
e) Reaksi redoks serta perubahan warna
Tabung reaksi X; isi dengan 0,5 ml larutan H 2SO4 6M dan 0,5 ml larutan KmnO 4
0,1 M. Tetesi degan larutan Na2C2O4 0,1 M sampai terjadi perubahan warna.
Tabung reaksi XI; isi dengan 3ml larutan NaHSO 3 0,1 M dan 1ml NaOH 10 M
sambil dikocok. Teteskan larutan KMnO4 0,1 M kedalam tabung reaksi XI dan
amti setiap tetes penambahan KMnO4 sampai terjadi perubahan warna yang
stabil dan catat jumlah KMnO4 yang terpakai.
Tabung reaksi XII : isi 1ml HCl 6 M dan tambah kira-kira 1 g kristal KMnO 4
panaskan dalam lemari asam, amati apa yang terjadi.
8. PEMBAHASAN
Pada percobaan kali ini kita mengamati perubahan kimia pada reaksi kimia.
Perubahan kimia yang terjadi berupa sifat-sifat fisik pada reaksi kimia seperti bentuk
gas ,perubahan warna dan bentuk endapan.
1) Percobaan Reaksi yang menghasilkan gas
Hasil Larutan Na2CO3 + HCl terdapat sedikit gelembung dan setelah dikenakan
batang pengaduk terdapat banyak gelembung di batang pengaduk yang diolesi
Ca(OH)2. Penyebab adanya gelembung: Gelembung gas ini dihasilkan dari gas
H2 dari hasil reaksi antara Na2CO3 + HCl.
Hasil larutan HCl + Zn logam terdapat gelembung di sekitar logam Zn
penyebabnya logam Zn mengalami reaksi redoks spontan sehingga ada
gelembung.
Hasil larutan garam amonium + NaOH encer tercium bau bedak powder dan
kertas lakmus merah berubah warna menjadi warna biru ini membutikan larutan
ini bersifat basa.
Kami tidak melakukan percobaan ini dikarenakan bahan larutan KlO3 tidak
tersedia.
2) Percobaan Reaksi yang menghasilkan warna
Hasil larutan FeCl3 + H2SO4 encer yaitu berubah warna menjadi kuning karena
FeCl3 tidak bewarna dan larutan H2SO4 bewarna kuning. Dan hasil dari
campuran FeCl3 + H2SO4 yang bewarna kuning + KSCN yang bewarna merah
dan hasil akhir dari reaksi FeCl3 + H2SO4 + KSCN adalah bewarna merah tua di
karenakah warna merah dari larutan KSCN lebih dominan terhadap warna
campuran yang lain.
Hasil larutan CuSO4 + NH4OH tetes demi tetes tidak bewarna
tapi sedikit
menghasilkan bau amonia .karena larutan CuSO4 tidak bewarna dicampur larutan
NH4OH tidak bewarna jadi jika di campur larutan tidak bewarna, dan bau
amoniak yang dihasilka dari larutan NH4OH.
Percobaan Reaksi yang menghasilkan endapan
a) Hasil larutan NaCl + larutan AgNO3 beberapa tetes .Awalnya kedua Larutan
ini tidak bewarna dan setelah dicampur bewarna putih susu Penyebab : Adanya
larutan AgNO3 yang mengendap di larutan NaCl karena AgNO3 mempunyai
sifat padat jadi mengendap
b) Hasil larutan AgNO3 +larutan K2CrO4 Awalnya kedua Larutan ini tidak
bewarna dan setelah dicampur bewarna kuning keputihan Penyebab : Karena
adanya larutan AgNO3 yang mengendap di larutan K2CrO4. Karena AgNO3
mempunyai sifat padat jadi mengendap dan bewarna kuning dari K2CrO4
c) Hasil larutan HgCl2 + larutan Kl encer . Awalnya kedua Larutan ini tidak
bewarna dan setelah dicampur bewarna oranye keputihan Penyebab : Karena
adanya larutan HgCl2 yang mengendap di larutan Kl encer. Karena HgCl2
mempunyai sifat padat dari Kl encer jadi mengendap.
9. DATA PERCOBAAN
Reaksi reaksi kimia dan reaksi redoks
Persamaan reaksi
A. Reaksi penggabungan
Mg + O2 MgO
B. Reaksi penguraian
CuSO4 . 5H2O
berwarna putih.
5H2O
Ada endapan, tetapi terpisah
C. Reaksi penggantian tunggal
berbusa,
berwarna
putih
dan
terjadi
2KNO3 +
HgI2
3. Al(NO3)3 + 3KIN
3KNO3 +
Ada endapan, larutan berwarna putih susu
ALI3
4. 3AgNO3+ Na3PO4
Hg3PO4
+3NaNO3
5.3Hg(NO3)3+2Na3PO4
Hg3(PO Warna menjadi merah muda, 22 tetes
)+
4 2
6NaNO3
Na2SO4 +
2H2O
3. H3PO4 + NaOH
Na3PO4 +
3H2O
Percobaan
CuSO4 + logam Zn
pengamatan
Terjadi endapan coklat
2.
ZnSO4 + logam Cu
Ada
endapan,
warna
coklat kemerahan
3.
Serbuk Mg + Pb(NO3)2
4.
5.
Serbuk Mg + Zn(NO3)2
Tidak bereaksi
Serbuk Mg + NaNO3
Ada endapan
orange,
setelah
6.
putih,
berbau.
Reaksi
berwarna kuning.
10. DISKUSI
Dlam percobaan yang ke-6 ini, dalam melakukan percobaan tedapat beberapa
kesalhan yang terjadi sehingga menyebabkan hasil pengamatan tidak sesuai dengan
landasan teori.
Untuk percobaaan tentang reaksi penggabungan, reaksi penguraian, reaksi
penggantian tunggal, reaksi penggantian rangkap dan reaksi netralisasi. Hasil pengamatan
sudah sesuai dengan teori, tetapi pada percobaan beberapa reaksi redoks terdapat
kesalahan, diantaranya yaitu:
Pada percobaan memasukkan Cu ke dalam larutan ZnSO4, menurut teori tidak dapat
bereaksi karena Cu tidak dapat mendesak logam Zn dan pada deret volta logam Cu
terletak disebelah kanan, tetapi pada percobaan ini Cu dapat bereaksi dengan ZnSO 4, jadi
dapat disimpulkan bahwa percobaan tidak berhasil dikarenakan terdapat kesalahan yang
disebabkan karena kurangnya ketelitian dalm melakukan percobaan.
Kesalahan percobaan juga terjadi pada reaksi serbuk Mg dimasukkan ke dalam
larutan Zn(NO3)2 dan serbuk Mg dimasukkan kedalam larutan NaNO3.
Pada reaksi Mg dan Zn(NO3)2, hasil pengamatan menunjukkan tidak terjadi reaksi,
tetapi seharusnya menurut teori Mg dan Zn(NO3)2 dapat bereaksi. Sedangkan pada reaksi
Mg danNa2NO3 hasil pengamatannya dapat bereaksi, tetapi menurut teori Mg dan Na
tidak bereaksi karena Mg terletak di sebelah kanan logam Na sehingga Mg tidak dapat
bereaksi dengan Na. Apabila dilihat dari hasil yang diperoleh tersebut, terdapat
kekeliruan hasil, mungkin praktikan lupa mana tabung yang berisi Mg + Zn (NO 3)2 dan
tabung berisi Mg + NaNO3. Sehingga hasilnya seperti kebalikannya.
11. Pertayaan pascapraktek
a) Identifikasi zat-zat berikut ini. Lihat kembali hasil pengamatan
Asap putih : reaksi penggabungan NH4Cl = O2
Cairan tak berwarna : reaksi penggantian rangkap = H2O
Gas yang dapat memadamkan api = reaksi penguraian H2
Hg + Fe(NO3)2 TR
Zn + Ni(OH)2 Zn(OH)2 + Ni
Pb(NO3)2 + K2CrO4 TR
12. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan, maka dapat disimpulkan bahwa:
1. Ada 5jenis reaksi kimia biasa yaitu reaksi penggabungan, reaksi penguraian, reaksi
penggantian tunggal, reaksi penggantian rangkap dan reaksi netralisasi serta reaksi
reduksi oksidasi (redoks) yang sering terjadi.
2. Tanda-tanda reaksi kimia dapat berupa timbulnya gas, endapan, perubahan warna dan
perubahan suhu.
3. Menulis persamaan reaksi yang paling penting adalah penyetaraan unsur-unsur yang
ikut bereaksi.
4. Reaksi redoks dapat disetarakan dengan dua cara, yaitu:
a. Cara perubahan biloks
b. Cara setengah reaksi
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Hiskia. dkk.1993. Kimia Dasar I. Jakarta
Asikin, Zainal. dkk. 1986. Penuntun Belajar Kimia Teori dan 44 soal. Jakarta
Chang, Roymond.2003. Kimia Dasar Edisi ke-3 jilid I. Jakarta : Erlangga
Epinur, dkk. 2011. Penuntun Pratikum Kimia Dasar. Jambi : Universitas Jambi
Petrucci, Ralph H. 1989. Kimia Dasar Edisi Ke-4 Jilid I. Jakarta : Erlangga.
PERCOBAAN 7
PENETAPAN MASA MOLAR BERDASARKAN PENURUNAN TITIK BEKU
Hari
Tanggal
Tujuan
:
:
: 1. Menetapkan titik beku cairan murni dan titik beku larutan dalam pelarut
Yang bersangkutan.
2. Mendapatkan masa molar dan senyawa yang tidak diketahui perdasarkan
penurunan titik beku.
= 20 . 0,1 x 1000/11,985
= 16,680C
3. CH3COOH H+ +CH3COOTf = -0,190C
Tf = Tf pelarut Tf larutan
= 0 (-0,19)
=0,19
Tf = Kf x M x i
0,19 =1,86 x 0,1 {(1+12-1) alfa)}
LANDASAN TEORI
Sifat koligatif larutan adalah sifat-sifat: tekanan uap larutan, titik didih, titik beku dan
tekanan osmotik larutan, yaitu sifat-sifat yang bergantung paada konsentrasi (jumlah butiran
solute) dalam larutan (hizkia 2011).
Sifat koligatif larutan adalah sifat larutan yang tidak bergantung pada jenis zat terlarut tetapi
tergantung pada banyaknya partikel zat terlarut dalam larutan (Syukri, 1999).
Sifat koligatif larutan dapat dibedakan menjadai dua macam, yaitu sifat larutan nonelektrolit
dan elektrolit. Hal itu disebabkan zat terlarut dalam larutan elektrolit bertambah jumlahnya
karena terurai menjadi ion-ion, sedangkan zat terlarut pada larutan nonelektrolit jumlahnya tetap
karena tidak terurai menjadi ion-ion, sesuai dengan hal-hal tersebut. Maka sifat koligatif larutan
nonelektrolit lebih rendah daripada sifat koligatif larutan elektrolit. Larutan merupakan suatu
campuran yang homogen dan dapat berwujud padatan, maupun cairan. Akan tetapi larutan yang
paling umum dijumpai adalah larutan cair, dimana suatu zat tertentu dilarutkan dalam pelarut
berwujud cairan yang sesuai hingga konsentrasi tertentu (raipth 1987).
Suhu dimana fase padat dan fase cair suatu zat dapat berada dalam keadaan seimbang pada
tekanan satu atmosfer disebut titik beku cairan, atau titik mencair padatan, atau suhu di mana
bentuk padatan dan cairan suatu zat mempunyai tekanan uap sama. Titik beku larutan lebih
rendah daripada titik beku pelarutnya yang murni. Perbedaan titik beku larutan dan pelarut
murninya (Tf) disebut depressi titik beku
Tf solven Tf larutan = Tf
Depressi titik beku larutan nonelektrolit sebanding lurus terhadap molalitas larutan.
Tf = Kf . m
Kf = konstanta depresi titik beku molal
Harga Kf untuk air adalah -1,86 oC kg mol-1
Air murni akan bergerak melaui membran semipermeabel ke dalam larutan gula sampai
tercapai kesetimbangn. Air akan bergerak dari larutan gul aynag encer melalui membran
semipermeabel ke dalam larutan gula yang lebih pekat. Bila solven bergerak melalui membran
semipermeabel dari daerah konsentrasi solut yang lebih tinggi, proses tersebut disebut osmosis.
Bila tekanan hidrostatik pada larutan diperbesar di atas tekanan osmotik, mak laju air yang
mengalir dari larutan kepad air murni bertambah besar daripada air murni ynag mengalir
kedalam larutan. Hasil netto proses demikian adalah memisahkan molekul air dari larutan atau
mengakibatkan larutan menjadi lebih pekat (sukardjo 2002)
Ada empat sifat koligatif larutan, yaitu :
1. Tekanan osmotik
2. Penurunan tekanan uap jenuh
3. Penurunan titik didih
4. Penurunan titik beku
Sifat sifat koligatif larutan tekanan uap, penurunan titik beku, kenaikan titik didih dan
tekanan osmotik dari larutan tergantung pada jumlah partikel yang ada dalam larutan. Pada
larutan nonelektrolit seperti gula, sifat-sifat koligatif berbanding lurus dengan molalitas larutan
menurut hukum Raoult dan Henry. Larutan elektrolit memperlihatkan penurunan titik beku lebih
besar, kenaikan titik didih lebih tinggi dan lain-lain. Dalam larutan elektrolit terurai menjadi ionion sehingga molalitas pertikel menjadi bertambah. Meskipun jumlah partikel dalam larutan
elektrolit bertambah besar, tetapi perubahan sifat-sifat koligatif larutan tidak sebanding dengan
perhitunagn jumlah partikel. Hal ini disebabkan terjadinya gaya tarik menaik antarionik. Ion-ion
yang bermuatan positif tidak sepenuhnya merupakan satuan-satuan bebas. Setiap ion positif dari
larutan akan dikelilingi oleh ion negatif, begitu pula sebaliknya.
Pada suatu suhu, tekanan uap suatu komponen dari suatu larutan ideal adalah sama dengan
hasil kali fraksi mol komponen tersebut dalam larutan dengan tekanan uap pada keadaan
murninya pada suhu yang sama (disebut hukum Raoult).
PA = xA . PoA
PA = tekanan uap kompenen A di atas larutan atau tekanan parsial komponen A di dalam
campuran uap dalam keadaan seimbang dengan larutan.
XA = fraksi mol komponen A dari larutan.
PoA = tekanan uap komponen A murni pada suhu yang sama.
Larutan ideal adalah larutan dimana molekul solute dan solven dalam larutan mengalami
gaya-gaya yang tidak berbeda dari gaya-gaya yang bekerja pada molekul dalam keadaan
murninya komponen. Artinya tidak ada perubahan volume total dan efek panas bila komponenkomponen dicampur. Larutan ideal berkelakukan menuruti hukum Raoult pada seluruh rentang
konsentrasi, suhu dan tekanan. Hanya sedikit sekali dijumpai larutan ideal. Tetapi bila
komponen-komponen tidak berbeda besar polaritas dan tidak ada interaksi kimia, atau bila
konsentrasi solute cukup rendah, kelakuan larutan mendekati sekali kelakuan larutan ideal.
Pada titik didih larutan encer, titik didih larutan solute nonvolatil selalu lebih tinggi daripada
pelarut murni. Perbedaan suhu mendidih (Tb) disebut elevasi titik didih.
Tb larutan Tb solven = Tb
Dalalm larutan encer elevasi titik didih berbanding lurus dengan molalitas larutan.
Tb = Kb . m
Kb = konstanta elevasi titik didih molal
Kb air = 0,513 oC mol-1 kg
Suatu larutan dalam air yang berisi 1 mol solut nonvolatil dan non elektrolit dalam 100 g air
akan mendidih pada suhu 100,513 oC pada tekanan satu atmosfer.
>
Tekanan uap suatu larutan tergantung pada konsentrasi larutan. Penguapan dari suatu larutan
dengan demikian tergantung konsentrasi larutan dan tekanan parsial uap air dalam udara
(kelembaban udara)
Apabila suatu senyawa nonelekrolit terlarut di dalam pelarut. Sifat-sifat pelarut murni
berubah dengan adanya zat terlarut. Sifat-sifat fisika seperti titik didih, titik beku, tekanan uap
berbeda dengan pelarut murni. Adanya perubahan ini tergantung pada jumlah partikel-partikel
pelarut yang terdapat di dalam larutan. Makin berat larutan, makin rendah titik beku, makin
tinggi titik didih. Perubahan hampir sebanding dengan perubahan konsentrasi (Petrucci,1985).
Sifat koligatif adalah sifat yang disebabkan oleh kebersamaan jumlah partikel dan bukan
ukurannya. Zat terlarut mempengaruhi sifat larutan dan besar pengaruh itu bergantung pada
jumlah partikel. Sifat koligatif larutan dapat digunakan untuk menentukan berat molekul dari zat
terlarut, yaitu dengan menggunakan rumus :
m =
Jumlah mol zat terlarut
Kg pelarut
Penurunan titik beku dari suatu larutan,
(m) dari suatu larutan. Setiap pelarut mempunyai konstanta tertentu yang spesifik. Konstanta ini
disebut tetapan krioskopik atau tetapan penurunan titik beku (Kf), sehingga didapatkan rumus :
Untuk menentukan massa molar (BM) dari suatu zat terlarut, jumlah mol harus diubah
menjadi gram zat terlarut / BM. Sehingga Besarnya penurunan tiitk beku larutan begantung pada
konsentrasi zat terlarut. Semakin berat larutan, maka semakin rendah titk bekunya dan
perubahannya hampir sebanding dengan perubahan konsentrasi. Penurunan titik beku juga
bergantung pada jumlah pertikel zat terlarut dalam laru(hazkia 2001).
3.1
2. Bahan
Kawat kasa
Batang Pengaduk
Gelas Piala
Gabus
25ml p-xilena
0,5 air
Garam
Senyawa x
4.1.
PROSEDUR KERJA
A. Penetapan Titik Beku Pelarut Murni
Tabung Reaksi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Dimasukkan 25 ml p-xilena
Disumbat dengan gabus,dipasang termometer dan kawat pengaduk
Dimasukkan kedalam gelas piala yang berisi Es
Aduk p-xilena dengan kawat pengaduk
Tunggu hingga suhu 180c
Catat setiap 15 detik sampai p-xilena membeku
Angkat tabung dari cairan pendinginnya,biarkan mencair kembali
Catat Hasil
B. Penetapan Masa Molar Senyawa Yang Tidak Diketahui
2-2,5 gr senyawa
1.
2.
3.
4.
5.
Catat Hasil
5.1
DATA PENGAMATAN
A. Penetapan Titik Beku Pelarut Murni
1. Pembacaan buret akhir
Pembacaan buret awal
13 ml
15 ml
15 ml
Suhu0C
50C
120C
10C
0,50C
00C
00C
27,38
2
Suhu0C
90C
80C
20C
10C
10C
00C
6.1.
PEMBAHASAN
A. Penetapan titik beku pelarut murni
Pada percobaan ini,penentuan titik beku pelarut murni dilakukan dengan
menuangkan tabung reaksi berisi pelarut kedalam gelas piala berisi bongkahan es.
Bongkahan es ditaburi oleh garam agar es dapat membeku lebih lama di dalam tabung
reaksi dimasukkan termometer lalu catat suhu pada setiap 15 detik sampai pelarut beku.
Berdasarkan percobaan diatas dapat dihitung titik beku p-xilena
Mr = 108 g/mol
Massa =3 gr
Tf = kf . m
= 4,3 . 3 . 1000
108 15
= 4,3 x 0,03 x66,7
=7,690C
Tf = kf . m
= kf .mr/mol .1000/p
7,96
= 1,86.mr/180 .1000/13
7,96
= 1,86. Mr/180 . 76,9
180.7,69 =143 . mr
Mr = 180,7/143 =10,02
7.1.1 DISKUSI
A. Titik beku larutan berubah warna ketika suatu larutanditentukan yang membeku adalah
pelarutnya. Ketika sebagian pelarut murni membeku maka zat terlatut akan memasuki
pelarut membeku dan dengan demikian larutan makin padat. Makin padat larutan makin
padat titik bekunya. Jadi proses pembekuan titak terjadi peda suhu tetap.
B. Pada percobaan ini digunakan campuran p-xilena dan glukosa yang didinginkan,pada
percobaan ini berhasil karna terpisahnya larutan dalam tabung.
8.1 PERTANYAAN PASCA PRAKTEK
1. Apa efek yang akan terjadi pada perhitungan massa molar dari tiap kemungkinan
kesalahan berikut :
Sejumlah kecil p-xilena menguap selama percoban
Zat asing dalam p-xilena
2. Diketahui 3,39g urea bila dilarutkan kedalam 98g pelarut,titik beku pelarut lebih rendah
7,80C hitung tetapan titik beku molal dari pelarut.
3. Sebanyak 88,0g zat dilarutkan ke dalam 393 ml benzena. Larutan membeku pada -0,50 0C
titik beku benzena 5,50C dan tetapan titik beku molalnya 5,210C/m. Rapatan benzena
0,879g/ml. Hitung masa molar dari zat pelarut.
4. Ketika 3,50g zat dilarutkan dalam 20,0 ml air,titik beku air turun hingga -,25 0C. Kf
air=1,860C/m. Hitung massa molar zat terlarut.
9.1 JAWABAN PERTANYAAN
1. Jika terjadi demikian volume akan berkurang sehingga masa molar akan bertambah.
Maka masa zat tersebut akan menjadi larut sehingga masa molarnya berkurang.
2. kf = kf.gr/mr.1000/p
7,8 =kf 3390/5880
Kf =13,520C
3. Masa benzen =345,447 gr
kf = kf x m
6 =5,12 . 88/mr . 1000/345,477
Mr =217,9 g/m
tf = t pel t lar
= 5,5 (-0,5)
=60C
4. Tf = Tf x m
1,250C= 1,860C/M x 3,59/MR x 1000/20g
Kfr = 260,4 g/mol
10.1 KESIMPULAN
1. Titik beku cairan murni dan larutkan dapat ditentukan dari penurunan suhu zat. Keadaan
stasioneri menunjukkan keadaan yang dimaksud.
2. Dapat menentukkan titik beku pelarut dengan menggunakan persamaan.
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
PERCOBAAN 8
SKALA PH DAN PENGGUNAAN INDIKATOR
Hari
Tanggal
Tujuan
:
1.
2.
3.
4.
1. Pertanyaan Prapraktek
1.1. Fenolfatelin adalah salah satu indikator yang lazim. Bagaimana warnanya dalam larutan
asam ? dalam larutan basa?
1.2. Apa yang dimaksud dengan PH ? Berapa ph larutan netral ?
1.3. Apabila 0,01 mol HCl ada dalam 10 liter larutan, berapa konsentrasi H+ dan berapa
PHnya ?
1.4. Bagaimana hubungan antara [ H+ ] dan [ -OH] dalam larutan air,jika [H+] =10-4
Jawab
1.1. Larutan asam : tidak berwarna
Larutan basa : berwarna merah muda
1.2. PH adalah suatu angka ketetapan yang menyatakan kekuatan keasaman atau kebasahan
suatu larutan. PH netral = 7
1.3. M HCl = mol = 0,01 = 10-3 M
V(L)
10
+
[H ] = a x ma
= 1 x 10-3
= 10-3
PH = -Log [H+]
= -Log 10-3
=3
1.4. Hubungan [H+] dengan [-OH] adalah membentuk H2O dengan reaksi H+ + - OH, H2O
dengan PH = 7
KW = [H+][-OH]
10-4 = [10-9][-OH]
[-OH] = 10-10
2. LANDASAN TEORI
Konsep asam dan basa didasarkan pada beberapa sifat yang ditunjukkan oleh sekelompok
senyawa dalam larutannya dalam air. Berdasarkan sifat-sifat yang ditunjukkan
tersebut, asam adalah senyawa yang mempunyai rasa asam, dan memerahkan lakmus
biru. Basaadalah senyawa yang mempunyai rasa pahit, dan membirukan lakmus merah. Dalam
larutan air, asam menghasilkan H+ dan basa menghasilkan OH-. Ion H+ dari asam dan ion
OH- dari basa dapat bereaksi membentik H2O sehingga larutan yang terjadi bersifat netral.(epinur
2011)
Ionisasi air
Air murni hanya mengion 0,00001 %. Ionisasinya dapat dilihat pada persamaan reaksi:
H2O + H2O H3O+ + OHIon hidronium, H3O+, sering ditulis H+, sehingga ionisasi air adalah:
H2O H+ + OHDari persamaan reaksi air murni kita lihat sejumlah ion H+ dan ion OH-, yang disebut konsentrasi
ion H+ dan konsentrasi ion OH, yang biasa ditulis dengan [H+] dan [OH-]. Berdasarkan percobaan
pada suhu 250C air murni diperoleh [H+]=[OH-]=1x10-7 mol/L.(bird 1985)
Dalam suasana asam [H+]>10-7 mol/L, jadi [H+]>[OH-].
Dalam suasana basa terdapat keadaan sebaliknya, [OH-]>[H+].
Disosiasi air dapat dipandang sebagai suatu reaksi kesetimbangan sehingga dapat ditulis
H2O H+ + OHTetapan keetimbanggan air, Kw diperoleh dengan mengalikan [H+] dengan [OH-] sehingga
diperoleh persamaan:
Kw = [H+][OH-] = [1x10-7]2 = 1x10-14 (sukardjo 1990)
Pada suhu kamar 250C perkalian [H+][OH-] selalu 1x10-14.
Keasmaan atau kebasaan suatu larutan tergantung pada ion mana yang menonjol dalam larutan,
jika [OH+] = [H+] maka larutan bersifat netral, [OH-]>[H+] larutan bersifat basa dan [H+]>[OH-]
larutan bersifat asam, apabila:
HCl 0,01 M
Air Suling
Air Mendidih
NaOH 0,01 M
Jingga Metil
Fenolfatelin
Biro Bromtimol
Kuning Alizarin
Merah Metil
Soda Kue
Larutan Cuka
Sari Buah
Minuman Berkarbonat
Shampo
Detergen Cair
Amonia
Tablet Aspirin
4. PROSEDUR KERJA
A. Daerah Asam PH=2-6
Tabung Reaksi
1. Diisi dengan HCl 0.01 M
2. Diisi dengan larutan lain dengan PH 3-6 pada tabung lain
3. Di amati perubahan yang terjadi
Hasil
B. Daerah Netral PH =7
Tabung Reaksi
1. Masukkan air yang telah didihkan
Hasil
PH-meter
1. Demonstrasi oleh asisten
2. PHmeter dikalibrasi
3. Dicelupkan kedalam larutan standar
4. Catat hasil pembacaan Phmeter
5.
DATA PENGAMATAN
Hasil
Hasil
pengukuran
standar PH
HCl
HCl
HCl
HCl
HCl
NaOH
NaOH
NaOH
NaOH
NaOH
NaOH
PH
Standar
Alizarin
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Bening
Pink muda
Bening
Bening
Bening
Pink
Ungu
Ungu
Ungu
Pink pudar
Pink pudar
Metil
jingga
Merah
Pink
Pink
Pink
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning
Jenis Indikator
Metil biru
Metil
Biru
Biru
Biru
Biru
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning
kuning
merah
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
PP
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Pink
Pink
Pink
Pink
Pink
Trayek PH Indikator PP
= 8,3 - 10
= 3,1 - 4,4
= 4,4 6,2
10 12
Jenis Indikator
NO
1
2
3
4
5
6
7
Nama Zat
Jingga
Cuka
Sari Buah
Shampo
Detergen
Amonia
Soda Kue
Aspirin
Metil
Merah
Orange
Orange
Kuning
Kuning
Kuning
Pink
Metil Biru
Alizarin
3
11
12
5
2
4
8
3
4
5
3
4
5
7
Metil
Merah
3
4
5
3
4
5
7
BTB
3
5
8
5
4
6
7
Trayek ph 4,4-6,2 warna merah -kuning. Untuk cuka merah ph 3,shampo kuning ph
4,rinso kuning ph5,sprite merah ph 3.pulpy orange kuning ph 4,aspirin ph 6,soda kue
kuning ph 5.
d. Indikator
Trayek ph 10-12 warnakuning-merah. Untuk cuka bening ph 3,shampo bening ph 5,rinso
bening ph 8,sprite bening ph 5.pulpy orange bening ph ,aspirin bening ph 7,soda kue
bening ph 6.
e. Indikator bromtimol biru
Trayek ph 6-7,6 warna kuning-biru. Untuk cuka kuning ph 3,shampo kuning ph 4,rinso
biru ph 5,sprite kuning ph 3.pulpy orange kuning ph 4,aspirin ph 6,soda kue biru ph 5.
Dari hasil tersebut maka sampel-sampel tersebut bisa dibedakan mana larutan asam mana larutan
basa.
9. DISKUSI
Pada percobaan ini hasil yang diperoleh sebagian besar sydah sesuai dengan teori. Karena ada
sedikit kesalahan dalam mengamati percobaan inidi lihat hasil pengamatan warnanya kurang
tepat. Dikarenakan larutan sampel pada setiap tabung reaksi tidak sama banyaknya,artinya
warnaya berbeda-beda sehingga warna sampel dibandingkan dengan zat pembanding tepat.
Kesalahan juga bisa terjadi dikarenakan ketelitian praktikan dalam melihat warna karena
perbedaan warna pada setiap tabung percobaan tipis.
Hampir semua sampel hasilnya sesuai dengan teori. Tetapi terdapat kesalahan pada sampel cuka
dengan indikator pp percobaan yang didapat warna ungu dan ph 8 seharusnya warna bening ph
7,karena cuka bersifat asam.
10. KESIMPULAN
Dari hasil percobaan,maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam membuat larutan dapat menggunakan rumus pengenceran
M1V1 = M2V2
2. Ph larutan bisa diukur menggunakan indikator dan ph-meter
3. Larutan dapat dibedakan menjadi 3
Larutan asam ph < 7
Larutan basa ph > 7
Larutan netral ph = 7
DAFTAR PUSTAKA
1.
2.
3.
4.
Bird.tony.1985.Kimia Fisika.Jakarta:Gramedia
Epinur,dkk.2011.Penuntun pratikum.Jambi:Unja
petrucci,Relph.1987.Kimia Dasar.Bogor :Erlangga
Sukardjo.1997.Kimia Dasar 1. Jakarts:PT. Rinrka Cipta
PERCOBAAN 9
TITRIMETRI DAN PENGENDALIAN PH
Hari
Tanggal
Tujuan
:
:
: 1. Mempelajari dan menerapkan teknik titrasi untuk menganalisis contoh
Yang mengandung asam.
2. Menstandarisasi larutan penitrasi
3. Menstandarisasi larutan NaOH
4. Menggambarkan kurva titrasi
5. Menentukan tetapan kesetimbangan asam lemah
6. Menjelaskan pentingnya pengendalian PH,terutama dalam siste fisiologi
tubuh.
7. Menguraikan cara mempertahankan PH dalam bebagai macam
penggunaan
PH =-Log [H+]
1 = -Log [H+]
[H+] = 10-1
M1V1 = M2V2
1. V1 = 0,1.50 ml
V1 = 5 ml
7. Larutan bufer adalah larytan yang di tambah sedikit asam maupun basa tidak
merubah Phnya. Larutan bufer sangat penting karena dapat mempertahankan Phnya
sebab mengenai ion garam kesetimbangan asam lemah dan kesetimbangan air.
8. Asam lemah yaitu asam yang dalam air mengalami ionisasi sebagian ( X= kecil ).
Sedangkan basa lemah adalah basa yang dalam air mengalami ionisasi sebagian (X=
kecil ).
9. NaOH + HCN NaCN + H2O
10. NH4OH + HCl NH4Cl + H2O
HC2H3O2 + NaOH HC2H3O2 + H2O
CH3COOH + NaOH CH3COONa + H2O
KH2PO4OH + HCl H2KPO4 + H2O
Kita ambil contoh pasangan antara asam lemah CH3COOH dengan garamnya
CH3COONa. Di dalam larutan
CH3COONa CH3COO- + Na+ (Garam)
CH3COOH CH3COO- + H+ (Asam lemah)
Dalam larutan terdapat CH3COOH merupakan asam dan CH3COO- basa konyugasi. Kehadiran
senyawa dan ion ini yang dapat menetralisir adanya asam dan basa dalam larutan. Jika larutan ini
ditambahkan asam, terjadi reaksi netralisasi,
H+ + CH3COO- CH3COOH
Kehadiran basa dinetralisir oleh CH3COOH
OH- + CH3COOH CH3COO- + H2O (Hizkia.1993)
Untuk larutan buffer dengan komposisi lain adalah campuran antara garam dengan basa
lemahnya, seperti campuran NH4Cl dengan NH4OH. Garam terionoisasi
NH4Cl NH4+ + ClNH4OH NH4+ + OHDalam larutan garam terdapat pasangan basa dan asam konyugasi dari NH4OH dan
NH4+, adanya molekul dan ion ini menyebabkan larutan mampu mempertahankan pH larutan.
Tambahan H+ dapat dinetralisir oleh NH4OH sesuai dengan reaksi :
NH4OH + H+ NH4+ + H2O
Demikian pula adanya tambahan basa OH- dinetralisir oleh ion amonium dengan reaksi :
NH4+ + OH- NH4OH
Larutan buffer yang terdiri dari garam dan asam lemahnya atau basa lemahnya memiliki
harga pH yang berbeda dari garamnya ataupun dari asam lemahnya, karena kedua larutan
terionisasi.
Untuk menetapkan pH larutan buffer dapta kita uraikan sebagai berikut(aminah.2002).
Larutan penyangga di sebut juga larutan buffer atau larutan dapar. Larutan peyangga
adalah larutan yang tersusun dari asam atau basa lemah dengan asam atau basa konjugatnya.
Fungsi larutan penyangga adalah untuk menjaga dan mempertahankan nilai pH suatu larutan.
Mekanisme kerja larutan peyangga sangat sederhana, yaitu menetralkan asam atau basa dari luar.
Reaksi larutan buffer dengan asam dan basa dari luar disebut reaksi asam-basa konjugasi.
Ketika suatu reaksi kimia berlangsung, zat yang bereaksi biasanya mengalami penurunan
dan kenaikan pH tergantung pada jenis reaksi yang berlangsung. Dalam kondisi tertentu,
penurunan dan kenaikan pH yang terjadi akan dapat menyebabkan hasil reaksi yang tidak
diinginkan, karena itu kestabilan pH harus dipertahankan. Disinilah peran larutan penyangga di
perlukan. Susunan larutan penyangga yang seperti ini memungkinkan larutan penyangga untuk
menetralkan asam atau basa dari luar .Larutan buffer atau larutan penyangga sangat penting.
Terutama dalam kelangsungan hidup manusia. Darah dalam tubuh kita juga mengandung larutan
penyangga. Darah manusia harus selalu berada pada kisaran pH 7,35 7,45 untuk bisa berfungsi
normal. Suatu kondisi tertentu yang ekstrim dapat menyebabkan pH darah menurun dan naik
secara mendadak. Jika sampai hal itu terjadi maka akan menyebabkan organ tubuh mengalami
kerusakan. Untuk mencegah kerusakan itu maka darah dilengkapi dengan larutan penyangga.
(Epinur.dkk.2011)
JENIS- JENIS LARUTAN PEYANGGA
pada dasarnya larutan peyangga terdiri dari 2 jenis, yaitu;
larutan peyangga asam, contohnya: CH3COOH dan CH3COOLarutan penyangga dapat ditemui pada banyak benda yang masing-masing mempunyai fungsi
yang sangat penting. Aplikasi larutan peyangga dapat kita lihat pada berbagai bidang industri
antara lain industri fotografi, industri kulit dan zat warna. Contoh larutan penyangga yang lain
adalah:
1. Larutan peyangga dalam darah
Larutan peyangga dalam darah terdiri dari 3 macam, yaitu larutan penyangga kabonat, larutan
peyangga hemoglobin dan larutan peyangga fosfat. Larutan peyangga karbonat dan Larutan
peyangga fosfat berfungsi untuk mengontrol dan mengatur pH darah agar tetap stabil. Larutan
peyangga hemoglobin berperan dalam proses mengikatan oksigen oleh darah.( Parning
Horole.2005)
2. Larutan peyangga dalam air ludah
Air ludah selain berfungsi untuk menjaga kelembaban mulut ternyata berperan sebagai larutan
peyangga. Air ludah dapat mempertahankan pH dalam mulut tetap berada pada kisaran 6,8. Air
ludah mengandung larutan penyangga fosfat yang dapat menjaga kerusakan gigi dari kikisan
asam-asam yang terbentuk dari sisa-sisa makanan disela-sela gigi yang membusuk.
3. Larutan peyangga pada obat-obatan
Larutan peyangga pada obat-obatan di gunakan untuk mencegah penurunan atau kenaikan pH
dalam perut akibat dari reaksi obat tersebut. Contohnya larutan peyangga yang ditambahkan
dalam obat aspirin, dll.
4. Larutan peyangga pada tanaman
larutan peyangga pada tanaman berfungsi untuk melindungi tanaman dari perubahan pH yang
mungkin terjadi akibat penambahan pupuk dll (sukardjo 1997).
3.1 ALAT DAN BAHAN
A. Penyiapan Larutan NaOH 0,1 M
B.
C.
D.
E.
F.
Botol 500 ml
Larutan NaOH
Botol plastik
Timbangan
Air suling
Standarisasi larutan NaOH 0,1 M
Buret 50 ml
Erlenmeyaer 250 ml
Pipet tetes
Stopwatch
Air suling
Larutan NaOH
Larutan HCl 0,1 M
Indikator fenolfatelin
Kalium hidrogen ftalat (KHP)
Menentukan presentse asam asetat dalam cuka
Erlenmeyer
Pipet tetes
Cuka dapur ( asam 4-6 %)
Air suling
Larutan NaOH
Indikator fenolfatelin
Potensiometri
PH-meter
Neraca
Labu Ukur
Pipet tetes
Gelas piala
Statif
Larutan bufer PH 5
Kalium hidrogen ftalat (KHP)
Air suling
Larutan NaOH
Larutan bukan buffer
Tabung reaksi
Air suling
Larutan HCl 0,0001 M
Larutan NaOH 0,0001 M
Indikator Universal
Larutan buffer
Tabung reaksi
Asam asetat 1M
Natrium asetat 1M
NH4Cl 1M
Larutan HCl 1M
Larutan NH4OH 1M
Hasil pengamatan
B. Standarisasi larutan NaOH 0,1 M
Buret 50 ml
1.
2.
3.
4.
5.
1.
2.
3.
4.
5.
muda
6.
merah
Hasil pengamatan
Hasil pengamatan
3. Penentuan PH setelah ditambah basa
2 tabung reaksi
Tambah 2ml larutan buffer pada tiap tabung
Teteskan 1 tetes NaOH 1M pada tiap tabung
Catat PH dan bandingkan dengan PH larutan buffer
Hasil
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
1
25ml
0,1ml
mol
mol
50 ml
29 ml
21 ml
M
Ulangan
2
25ml
0,1ml
mol
mol
50 ml
29 ml
ml
M
M
1
44,84 gr
46,044 gr
0,35gr
0,0017
mol
0,0017
mol
50 ml
32 ml
18 ml
0,09 M
Ulanagn
2
44,84 gr
46,044 gr
0,35gr
0,0017
mol
0,0017
mol
50 ml
21 ml
11 ml
0,15 M
0,12 M
3
25ml
0,1ml
mol
mol
50 ml
28,2 ml
21,8 ml
M
Keterangan
1
2
3
4
6
7
8
9
10
3
44,84 gr
46,044 gr
0,35gr
0,0017
mol
0,0017
mol
32 ml
32 ml
11ml
0,15 M
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Keterangan
ulangan
2
2ml
1,008 g/m
2,16 g
50 ml
31 ml
19 ml
0,089 M
0,017 mol
0,017 mol
0,102 g
5,05 %
5,05 %
1
2ml
Volume cuka
Rapatan cuka
Massa cuka
Volume NaOH awal
Volume NaOH akhir
Volume NaaOH terpakai
Molaritas larutan NaOH
Molaritas NaOH ditambahkan
Mol asam asetat
Bobot asam asetat
% massa asam asetat dalam contoh
% massa rata-rata asam asetat
2,16 g
50 ml
31 ml
19 ml
0,017 mol
0,017 mol
0,102 g
5,05 %
3
2ml
2,16 g
50 ml
31 ml
20 ml
0,017 mol
0,017 mol
0,102 g
5,05 %
Larutan
Awal
Setelah
penambahan
Asam klorida
6
13
1
1
1
1
Setelah
penambahan
Natrium
hidroksida
6.1 PEMBAHASAN
A. Standarisasi dengan larutan HCl
Pada percobban kali ini diperlukan NaOH yang distandarisasikan,percobaan ini
menggunakan 2 erlemeyer diisi dengan larutan HCl 0,1M sebanyak 25 ml kedalam
erlemeyer lalu ditambahkan indikator PP kemudian ;larutan di titrasi dengan HCl.
B. Standarisasi larutan NaOH 0,1M dengan KHP
Pada percobaan ini diperlukan NaOH yang telah distandarisasikan. Percobaan dilakukan
dengan menggunakan dengan 3 tabung erlenmeyer,diisi dengan 0,35% KHP. Lalu
PERCOBAAN 10
KINETIKA KIMIA
I. HARI / TANGGAL
II. TUJUAN
:
1. Mengukur perubahan kosentrasi pereaksi menurut waktu
2. Mengamati pengaruh kosentrasi, suhu dan katalis pada laju reaksi
3. Menentukan hukumlaju suatu reaksi dalam larutan buffer
Pernyataan prapraktek
1. Apa definisi ringkas dari (a) hukum laju, (b) tetapan laju, (c) orde reaksi, (d) energi
aktivasi
Jawab : a. hukum laju
reaksi
d.
energy aktivasi
1 1
Jawab : a) reaksi orde nol = mol l S
1
b) reaksi orde Satu = S
1 1
c) reaksi orde dua = m S
H 1 O3
O2
H2
+3
(g)
O (i)+ HI
O3
O3
(aq)
O3
H 2 SO 4
(aq)
+ HI (aq)
I2
kanji dan menimbulkan warna biru. Dari percobaan dapat diperoleh data :
SO
)M
( HI
O3
3,60
4
14,6 x 10
7,31 x
14,6 x
3,60
4
10
t (detik)
x
103
10
)M
103
7,21
x 25,8
52,8
12,6
x
103
Tentukan orde reaksi untuk setiap pereaksi dan orde keseluruhannya
Jawab : t
1
r =
t
r1
r2 =
SO
HI O3 y
SO
HI O3 y
52,8
52,8
3,60.10
7,31. 103
3,60.103 y
4 x
(14,6.10 ) .
= 1
r1
r2
SO
HI O 3 y
SO
HI O 3 y
13,6
25,8
3,60.10
14,6.104
7,2.103 y
(14,6.104 )x .
1
2
1
( )
2
y
= 1
maka orde keseluruhannya = 1 + 1
= 2
III.DASAR TEORI
Pengukuran laju merupakan bidang kimia yang menabjubkan dari kajian kinetika,
mekanisme reaksi dapat dideduksi.Informasi tentang reaksi katalisis maupun penghambatan
hanya dapat diperoleh melalui pengkajian kinetika. Laju reaksi kimia dapat dipengaruhi oleh
beberapa faktor : kosentrasi reaksi (dan kadang-kadang produk), suhu dan katalis.
Pengukuran laju biasanya dilakukan dibawah kondisi percobaan yang tetap, dengan satu
faktor tetap sedangkan factor lain diragamkan. Bila pengaruh factor ini terhadap laju telah
ditentukan. Factor ini dibuat tetap dan factor lain diragamkan pengkajian secara sistematika
mengenai ketergantungan laju pada pada perubahan laju reaksi dilanjutkan sampai prilaku
kinetika dari reaksi yang bersangkutan menjadi lengkap.
Cara mengukur laju reaksi, salah satu segi penting dari pengkajian kinetika ialah
merancang teknik yang mudah untuk memantau jalannya reaksi menurut waktu. Analisa
kimia dengan cara volumetria atau gravimetric relative lambat, sehingga cara seperti ini tidak
digunakan kecuali bila reaksinya lambat, atau dapat dihentikan dengan pendinginan tiba-tiba,
atau dengan penambahan pereaksi yang menghentikan reaksi.
Beberapa cara yang harus digunakan ialah dengan menggunakan sifat warna dan hantaran
lisrik. Laju reaksi yang melibatkan gas dengan mengukur volume gas persatuan waktu.
Dalam percobaan ini, dapat menggunakan perubahan warna untuk suatu reaksi hipotesi
2A + 3B C + 5D
Hukum lajunya dapat berupa
(c )
n
m
Laju = t
= K ( A) (B)
Dengan K adalah tetapan laju, n adalah orde reaksi untuk A, dan m adalah orde reaksi
untuk B. orde reaksi keseluruhan adalah n+m. orde reaksi hanya dapat ditentukan lewat
percobaan, karena angka-angka ini tidak selalu sama dengan koefisien reaksi (stoikiometri).
Dalam percobaan inianda akan melakukan reaksi antara natrium tiosulfat dengan asam
hidroklorida
2
+ SO 2
+
S 2 O3 + 2
H
H2
2
S 2 O3 , tetapi tidak pada kosentrasi
2
asam. Hal ini dibuktikan dari grafik i/t terhadap ( S 2 O3
lurus.grafik inimenyiratkan bahwa orde orde reaksi adalah satu untuk tiosulfat dank arena
kosentrasi asam tidak mempengaruhi laju. Ordenya nol.
( Tim Kimia Dasar. 2010 : 71-72 )
Suatu reaksi kimia ada yang berlangsung cepat, ada pula yang berlangsung lambat.
Ledakan bom berlangsung cepat, sedangkan proses besi berkarat berlangsung lambat. Cepat
lambatnya suatu reaksi kimia dinyatakan sebagai laju reaksi.Laju berhubungan dengan
waktu.
Pereaksi ( A+B )
Waktu
Laju reaksi menyatakan perubahan kosentrasi zat-zat yang terlibat dalam suatu
reaksi.Hubungan antaralaju reaksi secara keseluruhan dalam suatu reaksi dan kosentrasi zatzat yang terlibat dalam realisi dapat dituliskan dalam bentuk persamaan laju reaksi. Orde
reaksi hanya dapat diperoleh dari percobaan
pA + qB rE + sD
persamaan laju reaksi untuk reaksi tersebut dapat dituliskan sebagai berikut :
x
y
V = K ( A) (B)
Keterangan :
V
= laju reaksi ( ms
( A)
(B)
Nilai orde reaksi tidak selalu sama dengan koefisien reaksi zat yang bersangkutan. Orde
suatu rteaksi merupakan penjumlahan dari orde reaksi setiap zat yang bereaksi. Jenis-jenis
orde reaksi, persamaan laju reaksi, dan grafik orde reaksi dari suatu persamaan reaksi
sebagai berkut :
1. Reaksi orde nol
2. Reaksi orde Satu
0
V = k ( A) = k
V= k (A)
V = k ( A)2
V= k
atau V = k ( A ) ( B )
atauV = k ( A ) ( B ) ( C )
grafik laju reaksi terhadap kosentrasi pereaksi bergantung pada nilai orde reaksi
tersebut.
a. Grafik reaksi orde nol
0
Persamaan laju reaksi : V = k ( A) = k
Pada reaksi orde nol, perubahan kosentrasi tidak akan mengubah laju reaksi dengan
demikian, nilai laju reaksi sama dengan konstanta laju reaksi.
1
Laju ( ms )
k
Kosentrasi A (m)
= k ( A)
Pada reaksi orde satu, persamaan laju reaksi merupakan persamaan linear sehingga
perubahan kosentrasi satu kali, laju reaksi naik satu kali dan setiap perubahan kosentrasi
dua kali, laju reaksi pun naik dua kali.
1
Laju ( ms )
Kosentrasi A (m)
c. Grafik reaksi orde dua
2
Pada reaksi orde dua, persamaan laju reaksi merupakan persamaan kuadrat reaksi
sehingga setiap perubahan kosentrasi dua kali laju reaksi naik empat kali.
Laju ( ms
Kosentrasi A (m)
( Chng, Raymond. 2004 : 157-159 )
IV. ALAT DAN BAHN
ALAT
1. Erlenmpyer
2. Amplas Baja
3. Labu takr
4. Stopwatch
5. Bunsen
6. Gelas Piala
BAHAN
1. Larutan Flosultas
2. Air
3. Asam hidroklorida
4. Pita Mg
5. HCl 2M
V. PROSEDUR KERJA
A. Orde reaksi dalam reaksi Natrium Tiosulfat dengan Asam Hidroklorida
Zat-zat
Pereaksi
Tiosulfat
+
(dihomogenkan)
air
Asam Hidrokloirida
Grafik (
2
S 2 O3
) terhadap
Na2 S2 O3 M
0,15
0,12
0,09
0,06
0,03
H 2 O (ml)
5
10
15
20
HCl (ml)
4
4
4
4
4
(HCl) (m)
Volume
HCl
(ml)
0,6
100
0,8
100
1,0
100
1,2
100
1,4
100
1,6
100
1,8
100
2,0
100
C. Pengaruh Suhu terhadap laju reaksi
Air
Air
Air
Diisi
dengan air
Dididihkan
dipanaskan 50
tidak dipanaskan
Dimasukkan 2 tabung
kedalam setiap piala
O4
1
2
vol
H 2 SO 4
1M
2ml
H 2 SO 4
1M
4ml
H2
O4
Perubahan warna
Na 2 S2 O3
0,15 M
0,09 M
0,03 M
H2 O
10 ml
20 ml
HCl
1/t
4
4
4
47 S
60 S
519 S
0,021
0,166
0,004
HCl
1/t (s)
3M
1,8 M
0,6 M
22
28
98
0,045
0,035
0,010
H2 O
2 ml
4 ml
HCl
5 ml
3 ml
1 ml
HCl (ml)
t (s)
1/t (s)
100
100
100
100
244
63
25
12
0,004
0,016
0,04
0,083
0,36
1
2,56
4
-0,222
0
0,204
0,301
log (1/t)
-2,397
-1,796
-1,398
-1,08
100 Suhu
50 Suhu
Ulangan
1
65 s
305 s
2
56 s
350 s
Rata-rata
60,5 s
327,5 s
D. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
25
1140 s
1140 s
1140 s
ml 1
H 2 SO 4
339
330
334,5
ml 0
H 2 SO 4
614
598
606
ml
H 2 SO 4
294
295
294,5
PEMBAHASAN
A. Orde reaksi dalam reaksi natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida.
Pada percobaan ini, kami mengamati pengaruh kosentrasi natrium tiosulfat dengan
asam hidroklorida dengan berbagai macam kosentrasi. Kosentrasi yang kami gunakan
adalah 0,15 M, 0,09 M dan 0,03 M. selain itu volume yang digunakan juga berbeda yaitu
25 ml, 15 ml, dan 5 ml. dalam percobaan ini, setiap percobaan yang kami lakukan
didalam tabung reaksi dengan kosentrasi dan volume yang berbeda, menghasilkan waktu
yang berbeda pula dalam bereaksi.
Untuk mencari orde reaksi zat, berdasarkan table kita menggunakan data no dan no.
3. Sehingga orde reaksi natrium tiosulfat adalah
r1
r2
HCl
HCl
Na2 S2 O3 x
k
Na2 S2 O3 x
k
519
60
0,09 x
0,03 x
3x
= 2 orde reaksi
Na 2 S2 O3
1
Laju ( ms )
Kosentrasi A (m)
-
kosentrasi natrium tiosulfat. Pada percobaan ini yaitu dengan mengubah kosentrasi HCl
dan volume HCl dengan kosentrasi
Na 2 S2 O3
Na 2 S2 O3
H2
Na 2 S2 O3
O dan 3ml HCl 1,8M dihasilkan waktu 28s dengan laju reaksinya
H2
O4
waktu yang dibutuhkan untuk berubah warna selama 65 sekon, pada air dengan suhu 50
305 sekon, sedangkan pada air dengan suhu 25 adalah 1140 s.
D. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi
Pada percobaan ini, kami memasukkan 6 ml larutan asam oksalat kedalam tabung
reaksi. Dimana 2 tabung ditambahkan dengan 2 ml
ditambahkan 2 ml
H 2 SO 4
H 2 SO 4
1 M, 2 tabung
H2
O. dalam
percobaan ini, yang paling cepat bereaksi adalah tabung yang ditambahkan 4 ml
yaitu setelah ditambahkan 3 tetes KMn
1M membutuhkan waktu 339 s.
O4
H2
H 2 SO 4
VIII. Diskusi
A. Ordee reaksi natrium tiosulfat dengan asam hidroklorida, orde reaksi dalam reaksi antara
magnesium dengan asam hidroklorida
Melalui percobaan ini, dapat disimpulkan bahwa salah satu yang mempengaruhi laju
reaksi adalah kosentrasi.Karena pada percobaan ini, laju reaksi setiap percobaan berbedabeda karena kosentrasinya besar, waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi sedikit sehingga
laju reaksinya semakin cepat.
H 2 SO 4
1M,
H2
bahwa semakin banyak katalis yang diberikan atau ditambah, maka reaksi akan
berlangsung cepat.
Mekanisme kerja katalis
+ R PR (cepat)
PR + Q PQ + R (cepat)
P+Q+R PQ + R (cepat)
P
Katalis
IX. Kesimpulan
1. Pengaruh waktu dalam suatu perubahan kosentrasi pereaksi adalah semakin besar waktu
yang digunakan, semakin kecil laju reaksi sebaliknya, semakin kecil waktu yang
digunakan, semakin besar laju reaksinya.
2. Dalam laju reaksi kosentrasi, suhu dan katalis mempengaruhi.
Semakin besar kosentrasi, maka laju reaksi semakin cepat, sebaliknya semakin kecil
semakin rendah suhu yang digunakan laju reaksinya juga semakin lambat.
Semakin banyak katalis yang digunakan semakin cepat laju reaksi. Sebaliknya
semakin sedikit katalis yang digunakan semakin lambat laju reaksi, namun katalis itu
sendiri tidak ikut beeaksi.
Daftar Pustaka
Chang, Raymond. 2004. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Herlin : 2006. Kimia Dasar. Jakarta : Erlangga
Petruci.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta : Erlangga
Sutresna, Nana. 2007. Kimia Menarik. Jakarta : Erlangga
Tim Kimia Dasar. 2011. Penuntun Pratikum Kimia Dasar. Jambi : UNJA
PERCOBAAN 11
PERBANDINGAN SENYAWA KOVALEN dan IONIK
Hari
Tanggal
Tujuan:
1. Mengenal perbedaan antara senyawa kovalen dan ionik
2. Mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul yang mempengaruhi senyawa secara
langsung
3. Membandingan sifat fisis dan kimia beberapa pasang isomer
4. Mempersiapkan diri untuk memasuki pratikum kimia organik
Pertanyaan Prapraktik
1. Apa sebabnya air disebut molekul polar?jelaskan dwikutub air berdasarkan bentuk
molekulnya.
Jawab:karena air dapat melarutkan senyawa ionik. Air membentuk ikatan yang kuat
dengan ion
a)OH2
OH2 M+ OH2
OH2
B)H
O
H
O
H X-
CH2
CH
CL
CH3
CH
CL
CH2
CL
1,1 dikloro propana
CH3
CL
C
CL
CL
2,2 dikoro propane
4. Diantara senyawa-senyawa berikut ini:Mgcl2, C4H10, SO3, Li2O, C3H8, PCl3, HCl.
Tentukan mana senyawa ionik dan mana senyawa kovalen.
Jawab:ionic:MgCl2 dan Li2O
Kovalen:C4H10,SO3,C3H8,PCl,HCl
5. Gambarkan ikatan rantai lurus dan siklik dari C4H8.
Jawab:
CH3
CH = CH
CH3 (2- butena)
Rantai lurus
CH2
CH2
CH2
CH2
Rantai siklik
DASAR TEORI
Perbedaan fisik yang paling mencolok antara senyawa kovalen ionik terdapat pada titik
leleh,kelarutan, dan hantaran listriknya. Ketiga perbedaan ini umumnya
disebabkan oleh
H2O
HS+
OH2
M+
OH2
OH2
O
X-
Sejalan dengan bertambahnya interaksi antara molekul air dengan ion banyak ikatan
antara ion dengan ion tetangganya dalam struktur kristal semakin lemah, dan akhirnya ion hidrat
terlepas kedalam larutannya. Senyawa kovalen larut dalam pelarut non polar, tetapi tidak dalam
air kecuali apabila molekulnya membentuk ikatan hidrogen dengan air. Senyawa organik
mengandung oksigen dengan 4 atom karbon atau kurang biasanya larut dalam air karena
terbentuk ikatan hidrogen seperti dibawah ini:
O-H
H
CH3
H
CH 2 =O . . .H
CH3
CH3
Isomer adalah molekul dengan rumus molekul yang sama tetapi berbeda struktur
molekulnya(maksudnya,penataan atom-atom dalam molekulnya berbeda).
(Tim Kimia Dasar.2010:77-78)
Dalam kristal ion,setiap ion menimbulkan gaya tarik dengan beberapa ion
disekelilingnya. Demikian pula ion dengan muatan yang sejenis akan saling bertolakan.
Sulit menentukan kekeuatan bersih gaya-gaya di dalam kristal ion. Besarnya gaya ini
berhubungan energi kisi(catice energi). Energi kisi adalah besarnya energi yang
dilepaskan. Jika ion-ion positif dan negatif yang terpisah di ionkan untuk berdekatan
membentuk kristal ion yang tersusun dari 1 mol unit rumus suatu senyawa.
Gaya tarik dianatara sepasang ion yang bermuatan berlawanan meningkat dengan
semakin meningkatnya muatan ion atau semakin menurunnya ukuran ion. Energi kisi
pada kebanyakan senyawa ion cukup besar sehingga ion-ion tidak mudah melepaskan diri
begitu saja dan berubah kefase gas. Padatan ion tidak menyublim pada suhu kamar.
Semua padatan ion dapat melekat jika diberi cukup energi panas untuk menghancurkan
struktur kristal. Pada umunya semakin tinggi energi kisi, semakin tinggi titik lelehnya.
(Petruci.1987:27)
Ikatan kovalen dihasilkan oleh sejumlah atom yang berpasangan elektron.
Molekul adalah spesies netral yang terdiri dari dua atau lebih atom yang sama atau
berbeda yang dihubungkan oleh ikatan kovalen.
1. Ikatan kovalen tunggal
Ikatan kovalen tunggal dihasilkan oleh pasangan elektron valensi patungan. Kadangkadang pasangan elektron pada ikatan tunggal ditunjukan dengan garis. Sebagaimana
dalam H-H untuk hidrogen.Notasi untuk jenis dinamakan rumus struktur,yaitu rumus
kimia yang menunjukan susunan atom dengan molekul.
2. Ikatan kovalen ganda dua atau ganda tiga
Atom dapat berpatungan dari sepasang elektron untuk mencapai konfigurasi. Elektron
gas mulia yang mantap. Atom karbon mempunyai 4 elektron valensi dan perlu 4 lagi
untuk mencapai konfigurasi gas mulia.Molekul C02 mengandung 2 elektron oksigen
yang masing-masing berpatungan sebanyak 2 elektron dengan karbon membentuk
dua ikatan ganda dua karbon-oksigen.
atau
(Antony.1992:8-10)
Yang dimaksud dengan ikatan ion adalah ikatan antara ion positif dengan ion
negatif dalam pembentukan suatu persenyawaan. Gaya tarik menarik ion positif dan ion
negatif itu disebabkan oleh adanya gaya elektrostatik.
Contoh:Na+ + clBa2+ + S2-
NaCl
BaI
Umumnya senyawa ion terdiri dari logam sebagai kation(ion positif) dari sisa asam atau
hidroksil sebagai anion(ion negatif). Misalnya, Ni(OH)2, Fe(No)3, CaF2. Senyawa ion yang
padat terbentuk dari gaya tarik menarik yang kuat antara muatan listrik yang berlawanan disebut
ikatan ion.
Oleh karena itu senyawa ion memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
1. Senyawa ion yang padat tidak mudah menguap dan memunyai titik didih yang tinggi(600
sampai 200C)
2. Senyawa ion yang padat tidak menghantar listrik karena ion-ion yang bermuatan listrik
itu telah terpaku kokok dalam posisi tertentu didalam ksis-kisi
3. Umumnya(tidak semua) senyawa ion larut dalam pelarut polar, sebaliknta senyawa ion
tidak larut dalam pelarut non polar.
(Achmad,Hiskia.1993:257-259)
Bergabungnya atom dengan atom tidk selalu melalui terbentuknya ion seperti telah
diterangkan dalam ikatan ion. Atom satu dengan atom lainnya dapat pula bergabung melalui
kerja sama atau pemakaian elektron valensi bersama dalam upayanya membentuk konfigurasi
gas mulia(kaidah duplet dan oktet).
Contoh:
Cl + Cl
Masing-masing atom karbon telah memenuhi kaidah oktet dan masing-masing hidrogen
telah memenuhi kaidah duplet.
Senyawa kovalen mengalami pengutipan jika:
a. Terdiri dari dua atom y tak senama
b. Terdiri dari tiga atom atau lebih yang memiliki pasangan elektron bebas dalam struktur
yang tak seimbang
Suatu senyawa kovalen tidak mengalami pengutipan jika:
a. Terdiri dari atom-atom senama
b. Mempunyai struktur molekul yang seimbang
(Sutresna,2007:111-112)
Tabung kapiler
Termometer
Tabung reaksi
Sudip
Bunsen
BAHAN:
1. NaCl
2. KI
3. MgSO4
4. (CH3)2CHOH
5. C10H8
6. C6H4Cl2
7. CaCl4
8. Naftalen
9. P-dikloro benzena
10. Logam natrium
11. Isopropil alkohol
12. N-heksana
IV.
PROSEDUR KERJA
A.
1. Sejumlah kecil urea ( 1-2 sudip) dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dimasukkan termometer
ke dalam tabung reaksi tersebut.
2. Tabung reaksi dipanaskan dengan menggunakan lampu spritus, diamati perubahan yang terjadi
pada sampel urea di dalam tabung reaksi.
3. Suhu tepat pada saat urea mulai meleleh dicatat, dan dicatat suhu pada saat seluruh sampel urea
dalam tabung reaksi meleleh. Kisaran suhu ini merupakan kisaran titik l eleh dari sampel urea.
4. Dilakukan percobaan ini sebanyak 3 kali.
5. Dilakukan prosedur yang sama untuk senyawa naftalena.
6. Prosedur diatas tidak dapat dilakukan untuk senyawa NaCl, Kl, dan MgSO 4. Cari data titik leleh
dari senyawa-senyawa tersebut berdasarkan buku refrensi.
B.
Perbandingan Kelarutan
1. Sebuah tabung reaksi diisi dengan air (Tabung 1) dan tabung reaksi lain dengan karbon
tetraklorida (Tabung 2).
2. Ditambahkan sedikit urea kedalam masing-masing tabung, kocok campuran dalam setiap
tabung.
3. Diamati apakah urea larut dalam tabung 1 maupun tabung 2.
4. Dilakukan prosedur yang sama untuk naftalena, isopropil alkohol, NaCl, Kl dan MgSO4.
5. Diamati kelarutan dari setiap senyawa dalam masing-masing tabung.
C. Perbandingan Daya Hantar
1. Gelas piala diisi dengan 50 mL akuades.
2. Elektroda karbon dihubungkan dengan arus listrik dan lampu.
3. Elektroda yang telah dihubungkan tersebut dimasukkan ke dalam gelas piala berisi akuades.
Amati perubahan yang terjadi.
4. Prosedur 1 3 diulangi, kali ini dengan ditambahkan beberapa tetes isopropil alkohol. Diamati
perubahan yang terjadi
5. Dilakukan prosedur yang sama, masing-masing dengan menambahkan urea, naftalena, NaCl, Kl
dan MgSO4.
PEMBAHASAN
A. Perbandingan kelarutan
Dalam percobaan ini,kami menyediakan 6 tabung reaksi yang masing-masing berisi isopropil
alkohol(CH3)2CHOH, C10H8, C6HCl2, NaCl,KI dan MgSO4.Kemudian,kami memasukkan 1
ml air dan diaduk-aduk. Melalui proses ini, kami dapat melihat bahwa ketika air dimasukkan
kedalam tabung reaksi isopropil alkohol, zat ini larut. Kemudian, kami memasukkan air kedalam
tabung berisi C10H8, zat ini juga larut. Demikian halnya dengan zat C6HCl2, NaCl, KI dan
MgSO4, ketika air dimasukkan kedalam masing-masing tabung reaksi, semua zat-zat itu larut
dalam air.
Dalam percobaan yang kedua kami menyediakan 6 tabung reaksi yang masing-masing
berisi isopropil alkohol, C10H8, C6HCl2, NaCl,KI, dan MgSO4. Kemudian, kami memasukkan
karbon tetraklorida. Ernyata semua zat yang berisi dalam tabung reaksi larut semuanya.
B. Senyawa karbon berantai lurus dan lingkar
Melalui percobaan ini, dapat diketahui beberapa perbedaan antara heksana dan sikloheksana.
n-heksana
1.
2.
3.
4.
5. Jumlah isomer: jumlahnya ada 5, yaitu n-heksana, 2metil pentana, 3metil pentana,
2,2metil butana, 2,3 dimetil butana
6. Fungsi:pelarut organik yang baik bagi senyawa kovalen
Sikloheksana
1. Golongan:termasuk alkana ramai melingkar(hidrokarbon,siklik,rantai tertutup dan
bercabang
2. Titik didih: mendidih pada suhu diatas 200-300 c
3. Struktur molekul: berupa ikatan yang terbentuk kursi
4. Jumlah isomer:jumlahnya ada 3 yaitu heksana, 2 metil siklopentana, 3 metil siklo pentane
Komposisi minyak bumi adalah:
Hidrokarbon 90-90%
Senyawa belerang 0,01-0,7%
Senyawa oksigen 0,01-0,4%
Organa logam sangat kecil
Dalam percobaan ini, kami juga membandingkan kekentalan n-heksana, n dekana
dan minyak bumi dengan meneteskan masing-masing senyawa.Pada percobaan
membandingkan sifat fisik dari n heksana dan sikloheksana,kami memperoleh data:
n heksan berwarna bening dan mempunyai bau yang menyengat
sikloheksana memiliki warna yang sama dengan n heksana
D.ISOMER
Senyawa dietil eter memiliki bau yang lebih menyengat dibandingkan dengan
alcohol. Sifat-sifat kimi alcohol adalah:
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Bersifat polar
Bersifat netral
Mudah menguap
Mudah terbakar
Larut dalam air
Dapat bereaksi dengan Na
DISKUSI
B. Perbandingan kelarutan
Berdasarkan percobaan yang kami lakukan ,isopropilcohol, C10H8, C6HCl2,
NaCl, KI dan MgSO4 larut dalam air.hal ino dapat terjadi karena air bersifat polar.
C. Senyawa karbon berantai lurus dan melingkar
Pada percobaan ini,kamo mendapatkan hasil bahwa n heksana dan sikloheksana samasama berwarna bening.namun bau keduanya berbeda. Heksana lebih baunya menyengat
dibandingkan dengan sikloheksana.maka disimpulkan bahwa senyawa karbon yang
berantai lurus memiliki bau yang sangat menyengat dari pada senyawa karbon
melingkar.karena senyawa karbpn berantai merupakan senyawa terbuka yang akan lebih
mudah bereaksi dengan unsure lainnya.
D. ISOMER
Melalui percobaan ini kami mendapatkan data,bahwa dietil eter memiliki bau yang
lebih menyengat dibandingkan dengan alcohol karena eter memiliki ikatan o diantara
atom c sedangkan alcohol todak memiliki ikaytan o diantara atom c
Contohnya: 1 propanal
CH3
CH2
CH2
OH (Alkohol)
Dimetil eter
CH3
O
CH3
(eter)
Jawab:Etil sukar larut dalam air karena molekul eter tidak terlalu polar serta tidak ada
ikatan hidrogennya.
5. Gambarkan 2 isomer dari dietil eter?
Jawab:C5H5
O
C2H3
dietil eter
CH2
C
C3H7
metil propel eter
KESIMPULAN
1. Dapat membedakan senyawa kovalen dan ionic. Senyawa kovalen mempunyai titik didih
dantitikleleh yang rendah,larut dalam pelarut non polar,terjadi antara unsure non logam
dengan non logam.senyawa ion mempunyaititik didih dan titik leleh yang tinggi,larut
dalam pelarut polar,terjadi antara unsure logam dan non logam.
2. Dapat mempelajari jenis ikatan dan struktur molekul y mempengaruhi senyawa secara
langsung karena ikatan pada setiap senyawa berbeda-beda baik molekul maupun
kepolaran.
3. Dapat membandingkan sifat fisik dan kimia beberapa pasang isomer y berbeda sesuai
dengan bentuk ikatan.
4. Dapat mempersiapkan diri untuk memasuki pratikum kimia organic
DAFTAR PUSTAKA
Antony.1992.Perinsip-Prinsip Kimia.Jakarta:Erlangga
Achmad, hiskia.1993.Kimia Dasar I. Jakarta:Universitas Terbuka
Petruci.1987. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan Modern.Jakarta:Erlangga
Percobaan 12
IDENTIFIKASI GUGUS FUNGSI
# Hari/Tanggal
# Tujuan
:
1. Mengenal sifat fisis dan kimia alkohol, aldehida, keton, asam karboksilat,
halida,senyawa nitro, dan ester.
2. Melakukan uji yang khas untuk gugus fungsi.
II
LANDASAN TEORI
Banyak senyawa organik yang mengandung satu atom atau gugus atom yang
mensubstitusi hidrogen atau karbon dari senyawa hidrokarbon. Atom atau gugus atom tersebut di
sebut gugus fungsi. Setiap gugus fungsi mempunyai seperangkat sifat khusus.
Air merupakan senyawa hidrokarbon dengan satu atom H disubstitusi oleh satu gugus
OH.Alkohol juga dapat dianggap berasal dari air,H-OH, dengan atom H dig anti oleh gugus
alkil.Misalnya,C2H5OH dapat di anggap berasal dari H-OH dengan H diganti oleh gugus C2H5
(etil).
Berdasarkan letak OH- pada rantai hidrokarbon, alkohol dapat dibagi atas tiga golongan yaitu:
1. Alkohol primer.
2. Alkohol sekunder.
3. Alkohol tersier.
Aldehida dan Keton
Kelarutan aldehida dan keton dalam larutan berair natrium bisulfit dapat membedakannya dari
golongan senyawa organik lainnya ion sulfit akan mengoksidasi ikatan ganda dua karbon
oksigen, misalnya:
R = C = O + Na + HSO3 R2C OR
|
SO3 Na+
Tidak larut dalam air
larut dalam air
Asam dan basa
Asam organik dapat diperoleh dengan mengoksidasi alkohol atau aldehida dengan bahan
pengoksidasi kuat, miasalnya KMnO4. Penambahan asam mineral kuat pada garam organik
menghasilkan asam organik. Asam organik bereaksi cepat dengan NaHCO3 menghasilkan gas
O2.
R CO2 + Na+HCO3- RCO2-Na+ + HO2 + CO2
Basa organik pada umumnya mengandung gugus fungsi NH2.Pasangan elektron bebas pada
nitrogen menunjukkan sifatnye sebagai basa lewis .senyawa-senyawa organik yang larut dalam
air bersifat netral (pH=7).Asam mempunyai pH rendah sedangkan basa pH-nya tinggi.
Alkil Halida
Ion iodin aseton dapat mensubtitusi klorida atau bromida dari alkil halide.Natrium Iodida larut
dalam eseton, tetapi garam klorida dan bromida tidak.
RCl + Na+I- RI + NaCl(S)
RBr + Na+I- RI + NaBr(S)
Senyawa Nitro
Senyawa nitro sangat mudah direduksi oleh ferohidroksida,Fe(OH)2.Bahan pereduksi ini
tereduksi menjadi ferihidroksida Fe(OH)3.Terjadi perubahan endapan hijau menjadi merah
coklat, menandakan senyawa nitro tereduksi menjadi amina.
Ester
Ester dapat terbentuk dari reaksi asam anorganik dan asam organik dengan alkohol. Ester
biasanya mudah menguap dan mempunyai bau yang enak.Bau alami dari banyak bunga-bungan
dan aroma dari buah-buahan merupakan aroma dan salah satu atau beberapa ester.
( Drs.Epinur,dkk.2011.83-84 )
Dalam mempelajari senyawa organik selalu dimulai dari senyawa hidrokarbon. Senyawa
ini terbagi atas:
1. Hidrokarbon Alifatik
Adalah senyawa hidrokarbon yang tidak mengandung inti benzena baik dalam senyawa
yang berantai lurus dan bercabang maupun siklik.
2. Hidrokarbon Aromatik
Adalah senyawa hidrokarbon yang mengandung inti benzena yaitu enam rantai karbon
yang melingkar tetapi stabil.
Hidroalifatik yang tidak mengandung ikatan rangkap disebut hidrokarbon jenuh
(alkana) dan yang mengandung ikatan rangkap disebut hidrokarbon tak jenuh (alkena dan
alkuna),Hidrokarbon siklik yang jenuh disebut sikloalkana.
( Syukri,1999:686-687 )
Banyaknya ragam dalam senyawa organik adalah hasil daro keterlibatan unsur-unsur lain
atau pengelompokan atom-atom (gugus fungsi) dam struktur hidrokarbon.
Alkana dibuat dari adisi H2 pada alkena dan alkuna dan reaksi antara alkil halida yaitu natrium.
Alkana dapat dibuat melalui reaksi eliminasi alkuna yang penting yaitu asetilena, dihasilkan
melalui reaksi kalsium karbosida dengan air. Alkuna yang lain di buat dari asetilena dengan
memanfaatkan keasaman ikatan C-H pada HC=CH.
( Petrucci,1987:69 )
Aldehida dan keton
Aldehida adalah senyawa organik yang karbon-karbonnya selalu berikatan dengan paling sedikit
satu hidrogen.
O
||
Rumus umum aldehida ialah: R-C-H
Keton adalah senyawa organik yang karbon-karbonnya dihubungkan dengan dua karbon
lain.
O
||
R-C-R
Karena keduannya mengandung gugus karbonil,sifat kimia aldehida dan keton serupa. Baik
aldehida maupun keton sangat reaktif. Tetapi aldehida biasannya lebih reaktif disbanding keton.
Aldehida dan keton dapat membentuk ikatan hidrogen antara molekul karena tidak adanya gugus
hidroksil. Dengan demikian titik didihnya lebih rendah dibandingkan alkohol pendonornya.
Tetapi aldehida dan keton dapat saling tarik-menarik melalui antaraksi pola-pola, sehingga titik
didihnya lebih tinggi dibandingkan alkana padatannya. Gaya tarik tersebut menjelaskan bahwa
semua aldehida dan keton berwujud cair/padat pada suhu kamar kecuali formaldehid, yaitu gas
yang berbau menyengat.
III
PERTANYAAN PRA PRAKTEK
1. Bagaimana membedakan alkohol dengan hidrokarbon?
Jawab:-alkohol : turunan hidrokarbon yang satu atau lebih atom H-nya diganti dengan
gugus
hidroksil.
-hidrokarbon:senyawa yang tersusun atas atom H dan atom C.
2. Mengapa alkohol mempunyai sifat diantara hidrokarbon dan air?
jawab: karena alkohol merupakan turunan hidrokarbon dan alkohol mempunyai rumus
molekul
R-OH, strukturnya serupa dengan air, tetapi satu atom hidrogennya
deganti dengan
gugus alkohol.
3. a. Bagaimana cara membuat ester dilaboratorium?
Jawab:
O
O
||
||
R OH + R C OH
R C OR + H2O
Alkohol
asam karboksilat
ester
air
Keton
Asam salisilat
NaHCO3 10%
KMnO4 0,1M
Etanol
Nitrobenzene
KOH
Fe(NH4)2(SO4)2 15%
I.A. ALKOHOL
0,5 ml alkohol
Dimasukkan dalam tabung reaksi yang berisi 5 ml air.
5 ml NaOH 10%
Ditambahkan kedalam campuran (I)
Digoyangkan tabung reaksi
Diteteskan I2/KI 10% sampai jelas warna coklat dari I2.
Tabung reaksi
Dipanaskan dalam penangas air yang suhunya tidak lebih dari 60%
Ditambahkan lagi I2/KI sehingga warna coklat tuabertahan selama 2
menit.
Tabung reaksi
Dibiarkan isinya menjadi dingin.
Ditambahkan beberapa tetes NaOH 10% untuk mengeluarkan yang
berlenih sambil tabung di goyang.
Diisi dengan akuades dan dibiarkan selama 15 menit.
Diamati
B. OKSIDASI ALKOHOL
V
PROSEDUR KERJA
2 ml K2Cr2O7 0,1 M
Dimasukkan ke dalam tabung reaksi 150 mm
1 ml H2SO4 pekat
.ditambahkan perlahan-lahan
Diaduk sampai larut dan dinginkan
2 ml alkohol
Ditambahkan kedalam campuran
Diamati dan dicatat hasilnya
C.Oksidasi
10mg nitrobenzena
Dimasukkan dalam tabung reaksi 150mm
Dicampur dengan 1,5ml Fe(NH4)2(SO4)2 15%
1ml KOH 15%
Ditambahkan dalam suasana alkohol
Diaduk kuat-kuat
Diamati dan dicatat hasilnya
V. ESTER
Pembuatan minyak gandapura
Metanol CH3OH
Tabung reaksi
Dipanaskan selama 20-30 menit
Diamati dan dicatat hasilnya
# DATA PENGAMATAN #
I. AlKOHOL
A. Uji iodoform
Nama
Nama
alkohol
golongan
1. Metanol
2. Etanol
3. I-propanol
4. T-butanol
Kesimpulan pengamatan:
B. Oksidasi alkohol
Nama
Nama
alkohol
golongan
1. Metanol
2. Etanol
3. I-propanol
4. T-butanol
pengamatan
Hasil
iodoform
Pengamatan
Berbau menyengat,
berwarna hijau pekat, tidak
mengendap.
Bau menyengat,
warna hijau, tidak terlalu
pekat.
Bau menyengat,dan
larutan berpisah, atas
kuning bawah hijau
kehitaman.
Hasil
oksidasi
1. Benzaldehid + NaHSO3
Nama senyawa
1. asam salisilat
2. NaOH
Nama senyawa
1. Kristal asam
Salisilat
Asam/basa
Asam (pH 2)
Basa (pH 13)
Str
uk
tur
ki
mi
a
pr
od
uk
Struktur kimia
Padatan
larutan
Struktur
kimia produk
c. Oksidasi
Reaksi : CH2 CH2 OH + KMnO4 KOH + KH3 CH2 MnO4
Pengamatan : warna ungu semakin pekat, berbau alkohol yang menyengat.
Kesimpulan : warna ungu menjadi pekat dan berbau alkohol dikarenakan reaksi
antara KMnO4 dan etanol.
IV.SENYAWA NITRO
Uji ferohidroksida
Nama senyawa
VI
PEMBAHASAN
Pada percobaan ke-12 ini tentang identifikasi gugus fungsi, bertujuan untuk
mengenal sifat fisis dan kimia alkohol, aldehida, keton, asam karboksilat, halida, senyawa
nitro dan ester.serta dilakukan uji yang khas untuk gugus fungsi.
Pada percobaan ini, kami hanya melakukan beberapa percobaan, hai ini
dikarenakan tidak tersediannya alat dan bahan. Setelah dilakukan percobaan sesuai
dengan prosedur kerja, maka di dapatkan hasil sebagai berikut:
I. B. Oksidasi Alkohol
Pada percobaan ini adalah untuk mengetahui oksidasi yang terjadi pada beberapa alkohol.
Metanol ( CH3OH) mempunyai bau yang menyengat, berwarna hijau pekat dan
tidak mengendap.
Etanol (C2H5OH) mempunyai bau yang menyengatberwarna hijau tetapi tidak
terlalu pekat.
I-propanol (alkil alkohol), baunya menyengat dan terdapat 2 lapisan yang
berpisah.lapisan atas berwarna bening, sedangkan lapisan bawah berwarna hijau
kehitaman.
T-butanol memiliki bau yang menyengat juga dan terdapat lapisan yang berpisah,
lapisan atas berwarna bening, dan lapisan bawah berwarna hijau kehitaman.
III. Asam dan basa
A. pH
Pada percobaan ini, senyawa yang digunakan adalah asam salisilat dan NaOH.
Pada senyawa asam salisilat yaitu asam (pH 3) mempunyai struktur kimia
padatan.sedangkan pada senyawa NaOH yaitu basa (pH 13) dengan struktur kimia
larutan.
B. uji natrium bikarbonat
Setelah 0,1 gr Kristal asam salisilat dimasukkan dalam 150 mm ke dalam tabung
reaksi dan ditambah 2 ml NaHCO3 10% maka timbul gas CO2 yang berasal dari
natrium karbonat.
C. Oksidasi
2 ml KMnO4 yang dimasukkan dalam tabung reaksi 150mm, setelah ditambah
1ml etanol warnanya dari ungu berubah semakin pekat dan berbau alkohol,
dikarenakan terjadinya reaksi antara KMnO4 dan etanol dengan persamaan reaksi:
CH3 CH2 KmnO4 KOH + KH3 CH2 MnO4
VII
DISKUSI
Pada percobaan ke-12 ini, mengenai identifikasi gugus fungsi, percobaan tidak
sepenuhnya dilakukan, dikarenakan tidak adanya alat dan bahan, sehingga percobaan
hanya di lakukan beberapa saja.
Pada percobaan oksidasi alkohol, senyawa methanol, etanol,i-propanol dan tbutanol setelah di uji sama-sama memiliki bau yang menyengat, Hal ini disebabkan
karena senyawa-senyawa tersebut termasuk senyawa alkohol, sehingga baunya hampir
sama seperti bau alkohol.sedangkan untuk percobaan aldehida dan keton terdapat
perbedaan yang mencolok, yaitu senyawa aldehid terbentuk endapan, sedangkan keton
tidak terbentuk endapan.
Selanjutnya percobaan tentang asam dan basa, kristalasam salisilat setelah dicampur
dengan NAHCO3 menimbulkan gas CO2 yang berasal dari senyawa natrium karbonat.
Sedangakn untuk percobaan oksidasi,percobaan terjadi reaksi antara etanol dan KMNO4
yang ditandai dengan warna ungu berubah semakin pekat dan berbau alkohol. Percobaan
terakhir yaitu pembutan minyak gandapura, disini terjadi reaksi antara asam salisilat
H2SO4 dan metanol sehingga menimbulkan bau mentol/mint.
CH3
4. Asam asetat dapat dibuat dengan mengoksidasi etanol dengan ion pemanganat dalam
suasana asam.Tulislah reaksi reduksi yang terjadi.
Jawab:
C2H5OH(aq) + KMnO4(aq) + H2SO4
CH3COOH(aq) + K2SO4(aq) + H2O(aq)
||
CH3 CH2 OH
CH3 C OH
VIII
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
PERCOBAAN 13
Hari/Tanggal :
ESTER
Tujuan Praktikum :
4.
A. LANDASAN TEORI
Dalam sistem IUPAC dan nama trivial, ester dan garam karboksilat
diberi nama yang terdiri dari 2 kata. Kata pertama adalah nama substitusi yang diikat
pada O2 gugus karboksilat. Kata kedua yaitu nama aslinya dengan menghilangkan kata
asam.
CH3
OC2H3
aromatic. Ester bereaksi dengan air untuk menghasilkan asam karboksilat dan alkohol.
CH3COOC2H5
H2O
CH3COOH + C2H5OH
OO
C + ROH
asam
C + ROH
OR
basa
OR
H+
RCOOH + ROH
OR
RCOOH- + ROH
OH-
C + H 2O
R
C
C + OR + 2RMgX
OH
4. Reaksi menjadi alkohol
a. Hidrogenasi katalik
C + 2H 2
Cu.CuCrO 4
RCH2OH + ROH
OR
b. Reduksi kimia
OR
+ Na
RCH2OH + ROH
dari ester yang tersusun atas 4 atom karbon, yaitu ester dengan rumus molekul C 4H802. Ini
merupakan isomer struktural.
Isomer
fungsional
yaitu
dua
Sifat-sifat ester
sehingga menyebabkan senyawa ester dengan atom karbon sedikit larut dalam air.
Ester-ester karboksilat
dan turunan asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Reaksi ini disebut
Esterifikasi. Esrterifikasi anorganik dari alkohol ialah senyawa yang dihasilkan oleh
reaksi antara alkohol dengan asam mineral
Sulfonat
dapat menghasilkan ester sulfat monoalkil / dialkil. Monoester diberi nama alkil hidrogen
sulfat, asam alkil sulfat / bisulfat.
Sulfanoat
Yaitu
suatu
ester
anorganik
dengan rumus RSO2OR memiliki gugus alkil atau alkil yang terikat langsung pada atom
belerang.
senyawa ester !
Jawab : R
c) Alkohol tersier !
antar :
karboksilat
OH + R
OH
OR + H2O
b. Alkohol
sekunder
OH + R
dengan
asam karboksilat
OH
CH
CH
R + H2O
karboksilat
R R
R
CH
R + R C
OH
CH
OH
netralisasi ?
Jawab : Esterifikasi yaitu suatu metode untuk menghasilkan ester dengan cara
mereaksikan asam karboksilat denngan alkohol pada suasana asam.
7. Gambarkan satu molekul khas lemak dan tulislah persamaan saponifikasi untuk
menghasilkan sabun natrium !
Jawab :
O
CH2
R1
O
CH
R2
R3
O
CH2
O
CH2
R1
CH
CH2
R2 + 3NaOH
3R
COONa + CH2
O
CH2
CH2
C
R3
2. Bahan
Tabung reaksi
Pipet tetes
150 ml Alkohol
Penangas air
Asam sulfat
Kaca arloji
Asam benzoate
OH
OH
OH
Bunsen
n- Butanol
Gelas piala
Batang pengaduk
Asam salisilat
Sudip
Metanol
Minyak kelapa
NaOH
Etanol
D. PROSEDUR KERJA
Dipindahkan lapisan atas yang terbentuk kedalam kaca arloji menggunakan pipet
tetes
Hasil
pengamatan
asam
10 tetes H2SO4
6M
Hasil
C. Sintesis beberapa ester
pengamatan
Asam
benzoat
250ml + 3ml
metanol +
15 tetes
Asam asetat
1ml + nbutanol 1ml
+ 10 tetes
H2SO4
Asam butirat
1ml + nbutanol 1ml
+ 10 tetes
H2SO4
Hasil
pengamatan
3ml
alkohol
15 tetes H2SO4
Hasil
pengamatan
E. Saponifikasi ester
1ml NaOH 10%
Ditambahkan kedalam penangas air sampai bau ester hilang, lalu dipanaskan
tabung reaksi 25 menit
Hasil
pengamatan
F. Pembuatan sabun
5ml minyak
kelapa +
15ml NaOH
3M + 20ml
etanol
Dimasukan kedalam gelas piala 500ml lalu diaduk. Dipanaskan pada suhu 90C
selama 20 menit dan didinginkan
Diambil sedikit padatan yang terbentuk dan dimasukan ke tabung reaksi, lalu
dilarutkan dengan air panas dan dikocok kuat-kuat
Ditambahkan kedalam gelas piala, lalu diuji nyala dalam berbagai larutan
Hasil
pengamatan
E. TABEL PENGAMATAN
esterifikasi
Jawab :
OH + R OH
OR + H2O
OO
yang dituliskan ?
Jawab : Tidak,
terjadi reaksi
seperti apa ?
berlebih
Volu
Te
me
bal
asam
lap
(ml)
isa
Ba
u
n
a
est
er
c
o
h
o
l
0,5
cm
on
0,3
Bal
cm
on
Bal
0,2
Bal
cm
on
Persamaan
Be
Reaksi
rea
ksi
/Ti
da
k
ber
ea
ksi
a.
- bau menyengat
- terdapat endapan
Be
rea
ksi
b.
- bau menyengat
- terdapat endapan
- terbentuk 2 lapisan
Be
rea
ksi
c.
menjadi bening
- terdapat 3 lapisan
berlebih
Vo
lu
me
asa
(m
(ml)
Tebal
Bau
lapisan
Alkoh
ester
ol
l)
2 lapis
Mente
ga
2 lapis
Minya
k
zaitun
2 lapis
Bunga
E. Saponifikasi ester
* Gambarlah rumus bangun metil salisilat dan buatlah persamaan reaksinya dengan
NaOH
HOC6H4COONa + H2O
* Tuliskan persamaan reaksi dari produk di atas dengan HCl !
+ HCl
HCl 10%
F. PEMBAHASAN
cara memasukan 1ml asam asetat glacial kedalam tabung reaksi, kemudian ditambahkan 1ml
isoamil alkohol ( bisa diganti etanol ). Setelah itu masukan 10 tetes asam sulfat 6M lalu
diaduk. Kemudian masukan tabung reaksi kedalam penangas air 10 menit lalu perhatikan
terbentuknya 2 lapisan. Pindahkan beberapa tetes lapisan atas ( lapisan ester) kedalam kaca
arloji lalu identifikasi baunya.
Berdasarkan
hasil
percobaan,
R
OR + H2O
OH + R
OH
OO
O
Ternyata reaksi tidak berjalan
sebagaimana yang telah dituliskan. Dikarenakan reaksi tidak berjalan, maka bukti-bukti
terjadinya reaksipun tidak ditemukan, dan juga karena lapisan ester tidak terbentuk maka
aroma buah seperti apa juga tidak tahu. Sehingga disimpulkan bahwa percobaan ini gagal.
berlebih
Esterifikasi
dilakukan
dengan
Berdasarkan
percobaan,
diperoleh hasil bahwa pada tabung pertama tebal lapisan ester yang terbentuk adalah 0,5cm,
sedangkan pada tabung kedua tebal lapisan esternya yaitu 0,3cm dan tebal lapisan ester pada
tabung ketiga yaitu 0,2cm. Ketiga lapisan yang terbentuk pun sama-sama beraroma seperti
balon.
cara yang sama dengan percobaan A. Pengujian pertama dengan cara mencampurkan asam
benzoate 250ml dengan methanol 3ml dan 15 tetes asam sulfat 6M. Pengujian kedua dengan
menggunakan CH3COOH 1ml dengan n-Butanol 1ml dan 10 tetes H2SO4. Serta pengujian
ketiga dengan mencampurkan asam butirat 1ml dengan n-Butanol 1ml dan 10 tetes H2SO4.
hasil pada pengujian pertama dimana asam benzoat 250ml dicampurkan dengan metanol 3ml
dan H2SO4 10 tetes ternyata bereaksi dan menghasilkan bau yang menyengat disertai adanya
endapan. Pada pengujian kedua dimana CH3COOH 1ml dicampurkan dengan n-Butanol dan
10 tetes H2SO4 ternyata juga bereaksi. Bukti-bukti terjadinya reaksi yaitu timbulnya bau yang
menyengat dan terdapat endapan serta terbentuk 2 lapisan. Sama halnya pada dua pengujian
sebelumnya, pengujian ketiga juga ternyata bereaksi dan menghasilkan perubahan warna dari
pink menjadi bening , selain itu juga terbentuk 3 lapisan akan tetapi tidak menimbulkan
endapan.
D.
Esterifikasi
dengan
asam
berlebih
Kedalam
tiga
tabung
reaksi
masing-masing dimasukan 4ml, 6ml, dan 8ml asam. Lalu tambahkan kedalam masingmasing tabung 3ml alkoholnya. Kemudian tetskan 15 tetes H 2SO4 kedalam setiap tabung, lalu
dikocok dan dipanaskan diatas penangas air.
hasil bahwa pada tabung pertama menghasilkan 2 lapisan dengan beraroma seperti mentega.
Pada tabung kedua menghasilkan 2 lapisan juga akan tetapi aromanya seperti minyak zaitun,
dan pada tabung ketiga mengahasilkan 2 lapisan dengan aroma seperti bunga.
E. Saponifikasi ester
Mula-mula
1ml
NaOH
10%
dimasukan ke dalam tabung reaksi kemudian 3ml NaOH 10% ditambahkan ke dalam
penangas air sampai bau ester menghilang sejalan dengan berkurangan lapisan ester.
Kemudian dipanaskan 25 menit lalu didinginkan. Setelah itu 1ml HCl 10% ditambahkan.
Lakukanlah uji coba keasamannya menggunakan kertas lakmus. Selanjutnya tambahkan lagi
HCl 10% 15-20 tetes sampai campuran bersifat asam.
HOC6H4COOH
NaOH
HOC6H4COONa + H2O
Kemudian
produk
yang
dihasilkan dari persamaan reaksi diatas bereaksi lagi dengan HCl, sehingga persamaan
reaksinya menjadi :
Dan
ketika
diujikan
dengan
kertas lakmus, pH larutan tersebut yaitu 11, artinya termasuk basa kuat ( ketika ditambahkan
NaOH) dan ketika ditambahkan HCl larutannya bersifat asam.
O
CH2
R1
O
CH
R2
R3
O
CH2
Reaksi penyabunan :
COONa + R
COO
R + NaOH
OH
2. Jelaskan mengapa penambahan campuran reaksi kedalam air dapat digunakan sebagai uji
kesempurnaan penyabunan ?
Jawab : karena pada saat dilakukan penambahan campuran reaksi ke dalam air
akan terbentuk busa yang banyak, yang artinya reaksi penyabunan terbentuk
sempurna. Namun sebaliknya, jika penambahan campuran reaksi ke dalam air
hanya menghasilkan sedikit atau bahkan tidak ada sama sekali busa , berarti
reaksi penyabunan tidak berjalan sempurna.
3. Setelah pengasaman sabun, anda memperoleh endapan, yaitu asam lemak. Apakah asam
lemak ini murni atau campuran ? jelaskan !
Jawab : murni, sebab asam lemak tersebut berasal dari asam karboksilat tertentu
yang murni dan jika direaksikan dengan ester dan gliserol akan menghasilkan
lemak dan minyak.
Jawab : karna air sadah mengandung ion- ion Ca2+ dan Mg2+ dan jika bereaksi
dengan HCO3- Cl-
dan SO4-
mengendapkan sabun.
Jawab : bukan tergolong air sadah, karena ketika sabun dimasukkan kedalam air
tersebut menghasilkan busa yang banyak.
6. Jika pada pabrik sabun tersedia minyak kelapa 1ton, berapa kilo kah NaOH yang
diperlukan untuk membuat sabun ?
O
CH2
CxHy
CH
CH2OH
CxHy + 3NaOH
O
CH2
CH + 3CxH
Na+
CH2OH
C
CxHy
H. DISKUSI
A. Sintesis dan Identifikasi Ester
Persamaan reaksi :
OH + R OH
OR + H2O
OO
O
Percobaan ini gagal, sehingga
tidak menghasilkan aroma dan bukti-bukti terjadinya reaksi yang lain. Kegagalan ini
dikarenakan ketidaktelitian praktikan pada saat praktikum.
berlebih
Ester
dihasilkan
jika
asam
karboksilat direaksikan dengan alkohol dan katalis H2SO4, dari ketiga reaksi yang telah
dilakukan, ketiganya menghasilkan aroma seperti balon. Berdasarkan percobaan yang telah
dilakukan, hasilnya telah mendekati sempurna terhadap teori yang bersangkutan, meskipun
tidak dapat dipungkiri tentunya masih terdapat kekeliruan sekecil apapun.
C.
Esterifikasi
dengan
asam
berlebih
B, percobaan ini juga menghasilkan aroma sebagai tanda terjadinya reaksi, akan tetapi aroma
yang dihasilkan berbeda-beda. Penambahan asam berlebih bertujuan untuk mendapatkan ester
yang banyak, karena kesetimbangan bergeser kearah produk, sehingga ester yang dihasilkan
juga banyak.
D. Saponifikasi ester
Berdasarkan
analisis
terhadap
hasil percobaan, ternyata sabun merupakan minyak yang dihidrolisis dengan basa, maka dari
itu didapatkan gliserol dan garam atau yang disbut sabun. Selain itu saponifikasi ester juga
menghasilkan persamaan reaksi sebagai berikut :
HOC6H4COOH
NaOH
HOC6H4COONa + H2O
E. Pembuatan sabun
I. KESIMPULAN
Berdasarkan
percobaan
yang
7. Praktikan dapat membuat berbagai macam sabun untuk bahan pencuci dan kosmetik.
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta: Erlangga
Jakarta: Erlangga
NAMA
( RRA1C113017 )
: 1. AMRIANINGSIH
2. RINDY ZULIATANDHY
( RRA1C113024 )
3. DISSA AMALIAH
( RRA1C113022 )
6. ELVA FEBRIYANTI
( RRA1C113009 )
KELOMPOK
:1
DOSEN PENGAMPU
Drs. Epinur,M.Si
Afrida,S.Si,M.Si
ASISTEN DOSEN
: ADE GUSNITA,S.Pd
MUHAMMAD AL-MUTTAQII,S.Pd
PMIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN
PENDIDIKAN KIMIA
UNIVERSITAS JAMBI
2013