Anda di halaman 1dari 5

Manusia Sebagai Khalifah di Muka Bumi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Manusia diciptakan adalah untuk mengemban tugas mulia yaitu menjadi pemimpin atau
khalifah di atas muka bumi ini. Tetapi yang menjadi permasalahannya adalah kenapa
tidak semua manusia menyadari tugas mulia itu. Bukankah tugas manusia yang manjaga
semua isi alam ini, namun kita saksikan malah banyak yang mengerjakan sebaliknya.
B. Rumusan Masalah
Untuk apa manusia diciptakan !
Bagaimana seharusnya manusia menyikapi tugas mulia ini !
Seperti apa sebenarnya kedudukan manusia sebagai khalifah !
Bagaimana peranan dan fungsi manusia di muka bumi ini !
C. Tujuan
Agar kita dapat mengetahui tugas kita sebagai khalifah di atas muka bumi ini.
D. Manfaat
Agar kita dapat menyadari dan memfungsikan diri kita sebagai khalifah.
Agar kita mampu menjadi khalifah yang betul-betul menjalankan amanah dari Allah.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Manusia Sebagai Khalifah
Manusia adalah mahluk paling sempurna yang pernah diciptakan oleh Allah SWT.
Kesempurnaan yang dimiliki oleh manusia merupakan suatu konsekuensi fungsi dan
tugas mereka sebagai khalifah dimuka bumi ini.
Didalam Al-Qur`an proses penciptaan manusia memang tidak dijelaskan secara rinci,
akan tetapi hakikat diciptakannya manusia menurut islam yakni sebagai mahluk yang
diperintahkan untuk menjaga dan mengelola bumi. Hal ini tentu harus kita kaitkan
dengan konsekuensi terhadap manusia yang diberikan suatu kesempurnaan berupa akal
dan pikiran yang tidak pernah di miliki oleh mahluk-mahluk hidup yang lainnya.
Manusia sebagai mahluk yang telah diberikan kesempurnaan haruslah mampu
menempatkan dirinya sesuai dengan hakikat diciptakannya yakni sebagai penjaga atau
pengelola bumi yang dalam hal ini disebut dengan khalifah. Status manusia sebagai
khalifah , dinyatakan dalam Surat All-Baqarah ayat 30. Kata khalifah berasal dari kata

khalafa yakhlifu khilafatan atau khalifatan yang berarti meneruskan, sehingga kata
khalifah dapat diartikan sebagai pemilih atau penerus ajaran Allah.
B. Tujuan Penciptaan Manusia
Allah SWT berfirman dalam surat Ad-dzariyat:56 bahwasannya:Allah tidak
menciptakan manusia kecuali untuk mengabdi kepadanyamengabdi dalam bentuk apa?
ibadah dengan menjalankan perintahnya dan menjauhi larangannya seperti tercantum
dalam Al-quran

Sesungguhnya telah ciptakan jin dan manusia kecuali untuk beribadah.
Perintah ataupun tugas yang diberikan oleh Allah kepada manusia dalam beribu-ribu
macam bentuk dimulai dari hal yang paling kecil menuju kepada hal yang paling besar
dengan berdasarkan dan berpegang kepada Al-quran dan hadist didalam
menjalankannya.Begitupun sebaliknya dengan larangan-larangannya yang seakan
terimajinasi sangat indah dalam pikiran manusia namun sebenarnya balasan dari itu
adalah neraka yang sangat menyeramkan,sangat disayangkan bagi mereka yang
terjerumus kedalamnya.Nauudzubillaahi min dzalik
Dalam hadist shohih diungkapkan bahwa jalan menuju surga itu sangatlah susah
sedangkan menuju neraka itu sangatlah mudah.Dua itu adalah pilihan bagi setiap manusia
dari zaman dahulu hingga sekarang,semua memilih dan berharap akan mendapatkan
surga,namun masih banyak sekali orang-orang yang mengingkari dengan perintah Allah
bahkan mereka lebih tertarik dan terbuai untuk mendekati,menjalankan laranganlarangannya.Sehingga mereka bertolak belakang dari fitrahnya sebagai manusia hamba
Allah yang ditugasi untuk beribadah.Oleh karenanya,mereka tidak akan merasakan hidup
bahagia di dunia dan bahagia di akhirat.
C. Fungsi Dan Peranan Manusia
Berpedoman kepada QS Al Baqoroh 30-36, maka peran yang dilakukan adalah sebagai
pelaku ajaran allah dan sekaligus pelopor dalam membudayakan ajaran Allah.
Untuk menjadi pelaku ajaran Allah, apalagi menjadi pelopor pembudayaan ajaran Allah,
seseorang dituntut memulai dari diridan keluarganya, baru setelah itu kepada orang lain.
Peran yang hendaknya dilakukan seorang khalifah sebagaimana yang telah ditetapkan
Allah, diantaranya adalah :
1.Belajar (surat An naml : 15-16 dan Al Mukmin :54)
belajar yang dinyatakan pada ayat pertama surat al Alaq adalah mempelajari ilmu Allah
yaitu Al Quran.
2.Mengajarkan ilmu (al Baqoroh : 31-39)
ilmu yang diajarkan oleh khalifatullah bukan hanya ilmu yang dikarang manusia saja,
tetapi juga ilmu Allah.
3.Membudayakan ilmu (al Mukmin : 35 )
Ilmu yang telah diketahui bukan hanya untuk disampaikan kepada orang lain melainkan
dipergunakan untuk dirinya sendiri dahulu agar membudaya. Seperti apa yang telah
dicontohkan oleh Nabi SAW.
D. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Hamba Allah
Tanggungjawab Abdullah terhadap dirinya adalah memelihara iman yang dimiliki dan
bersifat fluktuatif ( naik-turun ), yang dalam istilah hadist Nabi SAW dikatakan yazidu
wayanqusu (terkadang bertambah atau menguat dan terkadang berkurang atau melemah).
Tanggung jawab terhadap keluarga merupakan lanjutan dari tanggungjawab terhadap diri

sendiri. Oleh karena itu, dalam al-Quran dinyatakan dengan quu anfusakum waahliikum
naaran (jagalah dirimu dan keluargamu, dengan iman dari neraka).
Allah dengan ajaranNya Al-Quran menurut sunah rosul, memerintahkan hambaNya atau
Abdullah untuk berlaku adil dan ikhsan. Oleh karena itu, tanggung jawab hamba Allah
adlah menegakkan keadilanl, baik terhadap diri sendiri maupun terhadap keluarga.
Dengan berpedoman dengan ajaran Allah, seorang hamba berupaya mencegah kekejian
moral dan kenungkaran yang mengancam diri dan keluarganya. Oleh karena itu, Abdullah
harus senantiasa melaksanakan solat dalam rangka menghindarkan diri dari kekejian dan
kemungkaran (Fakhsyaaiwalmunkar). Hamba-hamba Allah sebagai bagian dari ummah
yang senantiasa berbuat kebajikan juga diperintah untuk mengajak yang lain berbuat
maruf dan mencegah kemungkaran (Al-Imran : 2: 103). Demikianlah tanggung jawab
hamba Allah yang senantiasa tunduk dan patuh terhadap ajaran Allah menurut Sunnah
Rasul.
E. Tanggung Jawab Manusia Sebagai Khalifah Allah
Manusia diserahi tugas hidup yang merupakan amanat Allah dan harus
dipertanggungjawabkan di hadapan-Nya. Tugas hidup yang dipikul manusia di muka
bumi adalah tugas kekhalifaan, yaitu tugas kepemimpinan , wakil Allah di muka bumi,
serta pengelolaan dan pemeliharaan alam.
Khalifah berarti wakil atau pengganti yang memegang mandat Tuhan untuk mewujudkan
kemakmuran di muka bumi. Kekuasaan yang diberikan kepada manusia bersifat kreatif,
yang memungkinkan dirinya serta mendayagunakan apa yang ada di muka bumi untuk
kepentingan hidupnya.
Sebagai khalifah, manusia diberi wewenang berupa kebebasan memilih dan menentukan,
sehingga kebebasannya melahirkan kreatifitas yang dinamis. Kebebasan manusia sebagai
khalifah bertumpu pada landasan tauhidullah, sehingga kebebasan yang dimilikitidak
menjadikan manusia bertindak sewenang-wenang.
Kekuasaan manusia sebagai wakil Tuhan dibatasi oleh aturan-aturan dan ketentuanketentuan yang telah digariskan oleh yang diwakilinya, yaitu hokum-hukum Tuhan baik
yang baik yang tertulis dalam kitab suci (al-Quran), maupun yang tersirat dalam
kandungan alam semesta (al-kaun). Seorang wakil yang melanggar batas ketentuan yang
diwakili adalah wakil yang mengingkari kedudukan dan peranannya, serta mengkhianati
kepercayaan yang diwakilinya. Oleh karena itu, ia diminta pertanggungjawaban terhadap
penggunaan kewenangannya di hadapan yang diwakilinya, sebagaimana firman Allah
dalam QS 35 (Faathir : 39) yang artinya adalah :
Dia-lah yang menjadikan kamu khalifah-khalifah dimuka bumi. Barang siapa yang kafir,
maka (akibat) kekafiranorang-orang kafir itu tidak lain hanyalah akan menambah
kemurkaan pada sisi Tuhannya dan kekafiran orang-orang yang kafir itu tidak
lainhanyalah akan menambah kerugian mereka belaka.
Kedudukan manusia di muka bumi sebagai khalifah dan juga sebagai hamba allah,
bukanlah dua hal yang bertentangan, melainkan suatu kesatuan yang padu dan tak
terpisahkan. Kekhalifan adalah realisasi dari pengabdian kepada allah yang
menciptakannya.
Dua sisi tugas dan tanggung jawab ini tertata dalam diri setiap muslim sedemikian rupa.
Apabila terjadi ketidakseimbangan, maka akan lahir sifat-sifat tertentu yang
menyebabkan derajad manusia meluncur jatuh ketingkat yang paling rendah, seperti

fiman-Nya dalam QS (at-tiin: 4) yang artinya


sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.
F. Kedudukan Manusia Sebagai Khalifah
Selain bertugas sebagai hamba yang harus selalu mengabdi, manusia hidup di dunia
memiliki kedudukan terhadap makhluk-makhluk yang lainnya. Fungsi ini dinamakan
dengan fungsi kekhalifahan (khilafah), sebagaimana disebutkan di dalam firman Allah;
Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak
menjadikan seorang khalifah di muka bumi. (al-baqarah:30)
Khalifah secara bahasa berarti pengganti atau wakil. Maka manusia di muka bumi ini
menjadi khalifah Allah, atau wakil Allah. Ibnu Jarir at-Thabari menjelaskan, bahwa Allah
mengangkat manusia sebagai khalifah-Nya untuk menggantikan Allah dalam
memutuskan perkara secara adil terhadap makhluk-makhluk Allah. Dr. Quraisy Syihab
menjelaskan tentang kekhalifahan ini, Ia berkewajiban untuk menciptakan suatu
masyarakat yang hubungannya dengan Allah baik, kehidupan masyarakatnya harmonis,
dan agama, akal dan budayanya terpelihara.
Pengangkatan manusia sebagai khalifah ini berkaitan dengan anugerah sifat ketuhanan
kepada manusia, di antaranya adalah kehendak (iradah). Manusia yang bebas
berkehendak dan bebas memilih ini diuji oleh Allah, mau berkehendak yang sesuai
dengan Dzat yang mewakilkan atau tidak. Dan kelak manusia akan dimintai
pertanggungjawaban oleh Allah atas jabatannya sebagai khalifah itu di akhirat.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Sebagai khalifah, manusia diberi tangungjawab pengelolaan alam semesta untuk
kesejahteraan ummat manusia, karena alam semesta memang diciptakan Tuhan untuk
manusia. Sebagai wakil Tuhan manusia juga diberi otoritas ketuhanan; menyebarkan
rahmat Tuhan, menegakkan kebenaran, membasmi kebatilan, menegakkan keadilan, dan
bahkan diberi otoritas untuk menghukum mati manusia. Sebagai hamba manusia
adalahkecil, tetapi sebagai khalifah Allah, manusia memiliki fungsi yang sangat besar
dalam menegakkan sendi-sendi kehidupan di muka bumi. Oleh karena itu manusia
dilengkapi Tuhan dengan kelengkapan psikologis yang sangat sempurna, akal, hati, hati
nurani, syahwat dan hawa nafsu, yang kesemuanya sangat memadai bagi manusia untuk
menjadimakhluk yang sangat terhormat dan mulia, disamping juga sangat potensil untuk
terjerumus hingga pada posisi lebih rendah disbanding binatang.
B. Saran
Saya selaku penulis makalah ini, mengharapkan keritikan dan saran yang sifatnya
membangun untuk perbaikan makalah ini ke depannya, karena saya sadari bahwa dalam
penulisan makalah ini baik isi dan tata penulisannya masih banyak kekurangan.

DAFTAR PUSTAKA
Nabiel fuad al-musawa. Islam dan lingkungan hidup, kota santri.com, publikasi 13-052005 @ 18:06 Dr. M. Quraish shihab, membumikan al-quran fungsi dan peran wahyu
dalam kehidupan masyarakat, penerbit mizan, cetakan 13, 1996
Fazlun m. Khalid, pendiri islamic foundation for ecology and environmental sciences
(ifees) di birmingham, inggris. Islam dan lingkungan hidup, green press network, 20
november 2007
Dr. Ir. Yusmin alim, msc. Lingkungan dan kadar iman kita, hidayatullah.com, 27 juni
2006

Anda mungkin juga menyukai