Anda di halaman 1dari 165

BAHAN AJAR

BIOLOGI UMUM
OLEH :
Prof. Dr. SITI SALMAH
Dr. ARDINIS ARBAIN
Dra. NETI MARUSIN
Prof. Dr. SYAMSUARDI, M.Sc.
PUTRA SANTOSO, M.Si.
M. IDRIS, M.Si.
Dr. HENNY HERWINA, M.Sc.
DIDANAI OLEH ANGGARAN DIPA UNAND TAHUN 2011 DENGAN
KEPUTUSAN DEKAN FMIPA UNAND PERIHAL PENETAPAN TIM
PENYUSUNAN DIKTAT MATA KULIAH DASAR FMIPA NO.
347/XIII/D/FMIPA-2011 TANGGAL 27 APRIL 2011

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011

KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat kepada kami
sehingga penyusunan modul kuliah ini dapat diselesaikan sebagai mana mestinya.
Modul kuliah ini dimaksudkan sebagai bahan ajar yang akan mendukung kelancaran
proses pembelajaran pada Mata Kuliah BIOLOGI UMUM pada Jurusan Biologi
FMIPA UNAND. Sebagai suatu bentuk mata kuliah pengantar, maka materi-materi
yang disajikan dalam modul ini bersifat umum yang diharapkan dapat memberikan
pemahaman konsep-konsep dasar dalam Biologi yang nantinya akan lebih diperdalam
pada berbagai mata kuliah spesifik di semester-semester berikutnya.
Rampungnya bahan ajar ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak baik
berupa material maupun dorongan motivasi kepada kami sebagai tim penyusun. Oleh
sebab itu sudah selayaknya kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Emriadi, M.Sc. selaku dekan FMIPA UNAND yang telah
berkenan memberikan kesempatan kepada tim kami sebagai penerima bantuan
dana DIPA UNAND Th. 2011.
2. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNAND yang telah memberikan dukungan dan
panduan dalam pengajuan pembuatan bahan ajar.
3. Rekan-rekan sesama staf pengajar di lingkungan Jurusan Biologi UNAND yang
telah memberikan kontribusi berupa materi-materi yang relevan untuk
menambah materi dalam bahan ajar ini.
4. Semua pihak yang telah berperan serta baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Sebagai sebuah karya keilmiaan, kami berharap semoga bahan ajar ini menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan mempelajarinya. Dan
sebagai sebuah karya pula maka kami menyadari bahwa sudah pasti terdapat
kekurangan ataupun kejanggalan di berbagai tempat dalam buku ini. Oleh sebab itu,
demi kesempurnaannya di masa mendatang, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.
PADANG, OKTOBER 2011

TIM PENYUSUN

DAFTAR ISI
Halaman
COVER

KATA PENGANTAR

ii

DAFTAR ISI

iii

1. PENDAHULUAN

2. ASAL USUL MAHLUK HIDUP

3. SEL DAN REPRODUKSI SEL

10

4. JARINGAN HEWAN

16

5. JARINGAN TUMBUHAN

23

6. SISTEM ORGAN TUMBUHAN

28

7. FOTOSINTESIS

34

8. RESPIRASI TUMBUHAN

42

9. TRANSPIRASI DAN GUTASI

47

10. UNSUR HARA TUMBUHAN

52

11. HORMON TUMBUHAN

59

12. GERAK TUMBUHAN

66

13. REPRODUKSI TUMBUHAN

71

14. INTEGUMEN, RANGKA DAN OTOT

79

15. SISTEM PENCERNAAN

84

16. SISTEM RESPIRASI HEWAN

88

17. SISTEM SIRKULASI HEWAN

95

18. SISTEM EKSKRESI

99

19. SISTEM REPRODUKSI HEWAN

104

20. SISTEM KOORDINASI HEWAN

110

21. BIOSISTEMATIKA HEWAN

116

22. BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN

122

23. GENETIKA

128

24. EVOLUSI

135

25. EKOLOGI

150

26. ETOLOGI

156

DAFTAR PUSTAKA

162

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

1. PENDAHULUAN

Hakekat Ilmu Pengetahuan


Ilmu didefinisikan sebagai pengetahuan yang terorganisir, bersifat dinamis dan berkembang
terus. Sains (science) berasal dari bahasa latin yaitu scientia yang berarti to know dan secara
harfiah berarti ilmu pengetahuan (sains = ilmu). Pengetahuan dapat diperoleh dengan
mengumpulkan pengalaman yang didapatkan dengan cara berfikir dan merasa. Asal Ilmu
bersumber dari pandangan yang bersifat: magis, gaib atau sihir. Kemudian ada perkembangan
pemahaman berdasarkan ajaran agama dan ilmu murni (science) dan ilmu terapan (oleh
professional).
Berdasarkan masanya, periode perkembangan ilmu dibagi menjadi tiga yaitu periode
awal, periode yunani kuno, dan periode modern.
a) Periode Awal (4000-6000 SM)
b) Penemuan yang didokumentasikan pada kertas papyrus (Mesir & Mesopotamia)
c) Periode Yunani Purba (600 SM-1600)
Muncul berbagai perkembangan teoritis, dimana terdapat para ahli filsafat seperti
Socrates Pluto (Academi), dan Aristoteles (perkembangan ilmu taxonomi dan
morfologi).
d) Perode Modern (1600 Sekarang)
Periode modern dicirikan dengan adanya pemahaman fenomena alam melalui
observasi dan eksperimen seperti yang dilakukan oleh Darwin dan Pasteur.
Landasan pemahaman tentang ilmu pengetahuan sangat berkaitan erat dengan filosofi.
Dimana filosofi itu sendiri diartikan sebagai suatu pengulasan ilmu secara mendasar dan
menyeluruh. Hal ini dapat dikategorikan menjadi tiga aspek yaitu :
1. Ontologi: materi (objek) suatu ilmu dan keberadaannya di kehidupan manusia
2. Epistemologi: cara mendalami dan bergerak dalam ilmu pengetahuan
3. Aksiologi: guna mendalami dan pedoman untuk bergerak dalam dunia ilmu

Biologi Sebagai Ilmu Pengetahuan


Bioloi merupakan salah satu dari ilmu pengetahuan alam. Ilmu biologi dirintis oleh
Aristoteles yang merupakan ilmuwan berkebangsaan Yunani yang kita sebut juga sebagai
bapak perintis biologi

Biologi berasal dari kata bios (i) dan logos () yang

merupakan bahasa Yunani, masing-masing artinya hidup dan ilmu. Jadi artinya ilmu alam
yang mempelajari tentang organisme hidup dan interaksinya dengan lingkungan.
1

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Biologi termasuk Ilmu Pengetahuan Alam

Fisika,

Kimia, Astronomi,

Geologi,

Geografi

Meteorologi

Sebenarnya aspek yangg dipelajari di biologi adalah semua yang berhubungan dengan
makhluk hidup itu sendiri. Selain struktur, fungsi, tumbuh-kembang, dan adaptasi terhadap
lingkungan tempat hidup, ada juga penggolongan makhluk hidup, habitatnya, peran pada
lingkungan, asal-usul dan evolusinya. Biologi sangat luas karena semua makhluk hidup
dipelajari, dari yang sekecil bakteri hingga yang sebesar paus putih. Karena begitu luasnya
cakupan Biologi, maka dibuatlah cabang-cabang ilmu biologi seperti pada skema berikut ini.

Pada dasarnya ilmu biologi hanya dikategorikan menjadi dua yaitu botani
(mempelajari tumbuhan) dan zoologi (mempelajari hewan). Namun kemudian diperluas
berdasarkan jenis atau kelompok organisme yang dipelajarinya secara lebih spesifik. Hal
tersebut dapat dilihat seperti pada cabang ilmu zoologi yang dibagi menjadi berbagai cabang
lagi antaralain :

Protozoolgi

Helminthologi

Malakologi

Ornitologi

Herpetologi

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

Ichtiologi

Primatologi

Entomologi

Melittologi

Acarologi

BIOLOGI UA

Cabang biologi terus-menerus bertambah, sesuai dengan perkembangan ilmu biologi


itu sendiri. Antara lain mikologi (ilmu tentang fungi) yang dahulu disatukan dalam botani,
sekarang dipisahkan, kemudian ada fikologi (ilmu tentang alga), lalu ada bryologi (ilmu
lumut), ada ichtiologi (ilmu tentang ikan), karsinologi (ilmu tentang krustasea), mammologi
(ilmu tentang mammalia), ornitologi (ilmu tentang burung), entomologi (ilmu tentang
insekta), parasitologi (ilmu tentang parasit), etnobotani, dan etnozoologi. Cabang biologi
yang mempelajari virus disebut virologi, bakteri bakteriologi, mikroorganisme secara umum
disebut mikrobiologi, tumbuhan botani, hewan zoologi, hubungan antara makhluk dan
lingkungan disebut ekologi. Cabang yg mempelajari aspek kimia dari kehidupan disebut
biokimia. Ilmu Biologi sangat berpengaruh dan berguna bagi kehidupan manusia. Biologi
banyak digunakan untuk berbagai bidang kehidupan seperti pertanian, peternakan, perikanan,
kedokteran, dan lain sebagainya.

Pemecahan Masalah Dengan Metode Ilmiah


Metode ilmiah adalah cara kerja dari ilmu pengetahuan, brsifat ilmiah serta merupakan
langkah-langkah sistematis yang digunakan dalam ilmu-ilmu tertentu yang baik direfleksikan
atau diterima begitu saja. Metode atau cara kerja Ilmu pengetahuan pertama kali di
kemukakan oleh Filsuf Yunani, Aristotelas. Ia memandang penelitian ilmiah sebagai
kelanjutan dari observasi-observasi empiris ke prinsip umum (induksi) dan kemudian dari
prisip umum ke observasi(deduksi). Jadi, inti dari metode ilmiah adalah dimana seseorang
mampu berfikir logis, analistis, (menggunakan analisis), dan empiris (seseai kenyataan).
Dalam melakukan aktivitas ilmiah, kita perlu memperhatikan struktur metode ilmiah, struktur
metode penelitian ilmiah, stuktur penulisan ilmiah atau cara penyusun laporan ilmiah, serta
bahasa ilmiah. Selain itu kita mampu bersikap ilmiah saat melakukan aktivitas ilmiah.
Penelitian akan berhasil dengan baik apabila dilakukan sesuai dengan struktur metode
ilmiah. Sruktur metode ilmiah memiliki beberapa langkah yang terdiri dari:
a. Perumusan masalah : Proses kegiatan ilmiah dimulai ketika kita tertarik pada sesuatu
hal. Ketertarikan ini karene manusia memiliki sifat perhatian. Pada saat kita tertarik

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita. Perumusan masalah
merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga
masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk
memecahkan masalah tersebut. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai
suatu objek serta dapat diketahui factor-faktor yang berhubungan dengan objek
tersebut.
b. Pembuatan kerangka berfikir : Pembuatan kerangka berfikir merupakan argumentasi
yang menjelaskan hubungan antar berbagai faktot yang berkaitan dengan objek dan
dapat menjawab permasalahan. Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola
berfikir logis, analitis, dan sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari
berbagai sumber informasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau
dengan pengamatan langsung.
c. Penarikan hipotesis : Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap
suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang
berhak menyusun Hipotesis.
d. Pengujian Hipotesis : Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data.
Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau
eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk
memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti
mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk
memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
e. Penarikan kesimpulan : Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah
hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Hipotesis yang diterima dianggap
sebagai bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi petrsyaratan
keilmuan. Syarat keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten
dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebanarannya.

Upaya Menyingkap Suatu Masalah Dan Penerapannya Dalam Metode Ilmiah


Struktur Metode Ilmiah
1
2
3
4
5

Perumusan masalah
Penyusun kerangka
berfikir
Penarikan hipotesis
Pengujian hipotesis

Penerapan langkah-langkah Metode Ilmiah


Benarkah kehidupan berasal dari benda mati?
Membaca teori abiogenasis dan hasil penelitian para
ilmuan pendukungnya.
Makhluk hidup berasal dari makhluk hidup sebalumnya.
Melakukan percobaan dengan dua bua toples yang

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM


Penarikan kesimpulan

BIOLOGI UA

masing-masing d isi sekerat daging. Toples I ditutup dan


toples II dibiarkan terbuka. Setelah beberapa hari toples I
tidak ditemukan adanya belatung dan pada toples II di
temukan banyak belatung
Belatung pada daging yang membusuk berasal dari telur
lalat yang menetas, jadi makhluk hidup berasal dari
mahkluk hidup.

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

2. ASAL USUL MAHLUK HIDUP

A. Asal Usul Kehidupan


Bagaimana makhluk hidup pertama lahir masih merupakan misteri yang belum bisa diungkap
para ilmuan. Secara umum Teori asal usul kehidupan ada dua, yaitu abiogenesis (makhluk
hidup berasal dari benda mati) dan biogenesis (makhluk hidup brasal dari makhluk hidup
juga).
1. Teori Abiogenesis
Pemuka paham ini adalah seorang bangsa Yunani, yaitu Aristoteles (394-322 sebelum
masehi). Teorinya mengatakan kalau makhluk hidup yang pertama menghuni bumi ini adalah
berasal dari benda mati. Timbulnya makhluk hidup pertama itu terjadi secara spontan karena
adanya gaya hidup. Oleh karena itu paham abiogenesis disebut juga paham generatio
spontanea. Paham ini bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani kuno (ratusan
tahun sebelum masehi) hingga pertengahan abad ke 17. Pada pertengahan abad ke 17 paham
ini seolah-olah diperkuat oleh antonie van Leeuweunhoek, seorang bangsa Belanda. Dia
menemukan mikroskop sederhana yang dapat digunakan untuk melihat jentik-jentik
(makhluk hidup) amat kecil pada setetes rendaman air jerami. Hal inilah yang seolah-olah
memperkuat paham abiogenesis.
2. Teori Biogenesis
Setelah bertahan cukup lama, paham abiogenesis mulai diragukan. Beberapa ahli kemudian
mengemukakan paham biogenesis. Para ahli yang mengemukakan paham biogenesis antara
lain:
a. Francesco Redi (Italia, 1626-1697)
Redi menentang teori abiogenesis dengan mengadakan percobaan menggunakan toples dan
daging. Toples 1 diisi daging yang ditutup rapat-rapat. Toples 2 diisi daging dan ditutup kain
kasa. Toples 3 diiisi daging dan dibuka. Ketiga toples ini dibiarkan beberapa hari. Dari hasil
percobaan ini ia mengambil kesimpulan sebagai berikut : Larva (kehidupan) bukan berasal
dari daging yang membusuk tetapi berasal dari lalat yang dapat masuk ke dalam tabung dan
bertelur pada keratin daging.
b. Lazzaro Spallanzani (Italia, 1729-1799)
Spallanzani menentang pendapat John Needham (penganut paham abiogenesis), menurutnya
kehidupan yang terjadi pada air kaldu disebabkan oleh pemanasan yang tidak sempurna.
Kesimpulan percobaan spallanzani adalah : pada tabung terbuka terdapat kehidupan berasal

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini membuktikan bahwa
kehidupan bukan dari air kaldu.
c. Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani. Ia
mlakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya berbentuk leher angsa, bertujuan
untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu. Hasil
percobaannya adalah sebagai berikut: Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari
benda mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di udara. Jasad renik terdapat di
udara bersama dengan debu. Dari percobaan ini, gugurlah teori abiogenesis tersebut. Pasteur
terkenal dengan semboyannya Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo yang mengandung
pengertian : kehidupan berasal dari telur dan telur dihasilkan makhluk hidup, makhluk hidup
sekarang berasal dari makhluk hidup sebelumnya, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
juga.
Di samping dua teori di atas, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul
kehidupan. Beberapa teori yang dikembangkan ilmuan antara lain :
A. teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat
supranatural ( gaib) pada saat yang istimewa.
B. Teori kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini berasal
dari mana saja
C. Teori evolusi biokimia, yang menyatakan bahwa kehidupan ini muncul berdasarkan
hukum fisika, kimia, dan biologi
D. Teori keadaan mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul.
Beberapa ilmuan yang membuktikan teori evolusi kimia antara lain Harold Urey,
Stanley Miller, dan Alexander Oparin. Teori Harold Urey, menurutnya zat hidup yang
pertama kali mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut mengalami
perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Urey berpendapat bahwa kehidupan
terjadi pertamakali di udara (atmosfer). Pada saat tertentu dalam sejarah perkembangan
terbentuk atmosfer yang kaya akan molekul- molekul CH4, NH3, H2, H2O. Karena adanya
loncatan listrik akibat halilintar dan sinar kosmik terjadi asam amino yang memungkinkan
terjadi kehidupan. Eksperimen Stanley miller, Stanley Miller adalah murid Harold Urey yang
juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Dia melakukan percobaan untuk menguji
hipotesis Harold Urey. Dari hasil eksperimennya Miller dapat memberikan petunjuk bahwa
satuan-satuan kompleks di dalam system kehidupan seperti lipida, karbohidrat, asam amino,
protein, nukleotida dan lain-lain dapat terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori Evolusi Biologi
7

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Oparin, dia berpendapat bahwa kehidupan pertama terjadi di cekungan pantai dengan bahanbahan timbunan senyawa organik dari lautan. Timbunan senyawa organic ini disebut sop
purba atau sop primordial.
.
B. Mahluk Hidup dan Cirinya
Aktivitas yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup prosesnya tidak dapat diamati secara
langsung, tetapi berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Makhluk hidup memiliki beberapa
ciri, yaitu bernapas, bergerak, makan, tumbuh, peka terhadap rangsangan, dan dapat
berkembang biak. Jika ditelisik secara struktural maka semua mahluk hidup tersebut tersusun
atas senyawa C, H, O, N, S, dan P. Karakter spesifik lainnya adalah bahwa mahluk hidup
memiliki ciri mutlak berupa material genetik DNA atau RNA. Berikut adalah uraian ringkas
tentang beberapa ciri mahluk hidup :
(a). Bernapas
Semua makhluk hidup melakukan proses pernapasan. Bernapas adalah proses mengambil
udara (O2) dari luar dan mengeluarkan udara (CO2) dari dalam tubuh. Oksigen (O2) sangat
diperlukan makhluk hidup untuk pembakaran makanan dalam tubuh dan menghasilkan energi
yang diperlukan tubuh atau disebut juga oksidasi tubuh. Energi ini digunakan tubuh untuk
bergerak dan melakukan aktivitas lainnya.
(b). Bergerak
Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Gerak pada manusia dan hewan jelas
tampak terlihat. Kamu dapat berjalan, berlari, dan menggerakkan tangan. Begitu juga dengan
hewan dapat berlari, terbang, dan lain sebagainya. Untuk melakukan gerakan tersebut,
manusia dan hewan dibantu oleh alat gerak. Pada manusia, misalnya tangan dan kaki.
Sedangkan, pada hewan, seperti sayap, sirip, kaki, silia, dan lainnya.
Selain manusia dan hewan, tumbuhan juga melakukan gerakan, tapi gerakan ini tidak
mudah dilihat. Contoh gerakan pada tumbuhan adalah menutupnya daun putri malu bila
disentuh. Daun-daun pohon petai cina yang menutup pada sore hari, arah tumbuhnya tanaman
selalu ke arah datangnya sinar matahari, dan bunga matahari yang selalu menghadap
matahari. Gerakan pada tumbuhan disebabkan karena ada rangsangan dari luar.
(c). Memerlukan Nutrisi (Makan)
Seluruh makhluk hidup membutuhkan makanan. Makanan yang dimakan harus mengandung
zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Contohnya, karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, dan mineral. Karbohidrat sangat diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi. Zat
makanan ini terdapat dalam umbi-umbian seperti singkong, kentang, dan ketela. Selain itu,
8

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

terdapat dalam biji-bijian, seperti jagung, beras, gandum, dan tepung terigu. Lemak berfungsi
sebagai cadangan makanan bagi tubuh. Lemak memiliki kalori paling tinggi dibandingkan zat
makanan lainnya. Zat makanan ini terdapat dalam susu dan mentega. Protein berfungsi untuk
pertumbuhan dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Protein dibagi menjadi dua macam,
yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari
hewan, contohnya: telur, daging, susu, dan ikan. Sedangkan, protein nabati adalah protein
yang berasal dari tumbuhan, contohnya: kacang-kacangan, dan buah-buahan. Vitamin dan
mineral diperlukan tubuh kita untuk mengatur proses kegiatan tubuh. Vitamin dapat diperoleh
dari buah-buahan dan sayursayuran, seperti: wortel, sayur bayam, kangkung, jeruk, alpukat,
apel, dan sebagainya.
(d). Iritabilitas
Kemampuan makhluk hidup memberi tanggapan terhadap rangsangan disebut iritabilitas.
Hewan memiliki sistem saraf dalam menanggapi adanya rangsangan, sedangkan tumbuhan
tidak. Rangsangan dapat disebabkan oleh faktor luar tubuh. Contohnya, mata kita akan
mengedip bila terkena cahaya yang silau. Contoh reaksi rangsangan yang diterima hewan
adalah anjing akan menegakkan telinga bila mendengar suara yang asing dan sekelompok
rusa akan berlari bila ada pemangsa yang mengintai.
(e). Tumbuh
Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan
pertambahan sel-sel tubuh, sehingga ukuran tubuh bertambah dan tidak bisa mengecil
kembali. Hewan dan tumbuhan juga mengalami pertumbuhan seperti manusia, yaitu ukuran
tubuhnya makin besar. Pertumbuhan ini dapat diukur.
(f). Berkembang Biak
Berkembang biak atau reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk memperoleh
keturunan.

Perkembangbiakan

ini

berguna

untuk

melestarikan

jenisnya.

Cara

perkembangbiakan pada hewan dibagi menjadi dua macam, yaitu secara generatif (kawin)
dan secara vegetatif (tak kawin). Pada hewan tingkat tinggi umumnya berkembang biak
secara kawin, sedangkan pada hewan tingkat rendah berkembang biak dengan vegetatif (tak
kawin).

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

3. SEL DAN REPRODUKSI SEL

Sel merupakan unit dasar dari kehidupan, teori ini dikemukakan

oleh dua orang ahli

mikroskopis Jerman masing-masingnya adalah T. Schwann dan M. J. Schleiden (1838) dan


Theodore Schwaan (1839) yang dikenal sebagai teori sel. Teori ini menyatakan bahwa sel
merupakan unit dasar yang penting dari suatu organisme yang baik yang uniseluler maupun
yang multiseluler. Teori ini berlaku pada sel hewan ataupun tumbuhan, walaupun ditemukan
ada perbedaan dari keduanya tapi dasar pola susunan dan konstruksinya sama. Pada
kenyataannya ternyata ada pengecualian terhadap teori sel, dimana organisme hidup tidak
selalu berbentuk sel seperti yang dinyatakan pada teori sel tetapi bisa saja bukan sel yang
benar atau aseluler.
Suatu sel sebenarnya dapat didefinisikan sebagai kumpulan protoplasma

yang

memiliki inti yang jelas dan dibungkus oleh membran plasma tetapi pengecualiannya adalah
adanya suatu bentuk kehidupan lain yang lebih sederhana yang dikenal sebagai virus karena
ternyata tidak memiliki protoplasma dan nukleus dan hanya memiliki DNA dan RNA
sebagai material genetiknya.
Bakteri dan alga hijau biru juga bukan sel yang benar karena intinya tidak diselaputi
oleh membran dan intinya mempunyai kontak langsung dengan sitoplasma. Demikian juga
dengan jamur seperti rhyzopus yang juga tidak dapat diterangkan menurut teori sel karena
tubuhnya dibangun hanya oleh sekumpulan protoplasma yang tidak terbagi yang dengan
demikian memiliki banyak inti dengan posisi tersebar.

A. Prokariot (Pro = primitif, karion = inti)


Hanya memiliki satu membran pembungkus dan karena itu dikenal sebagai one envelope
sistem. Bagian tengah sel merupakan daerah inti, inti tidak punya selaput inti, daerah inti
hanya merupakan sitoplasma yang mengental. Sitoplasma tidak memiliki organel seperti
mitokondria, badan golgi, endoplasmik retikulum dan lainnya. Yang termasuk prokariot
antara lain adalah : bakteri, PPLO dan ganggang biru.
Bakteri : Memiliki ukuran mikroskopis, uniselular, reproduksinya dilakukan secara
asexual. Penutup luarnya (auto covering) terdiri dari tiga lapisan yang terdiri dari membran
plasma, dinding sel dan kapsul. Pada bakteri tertentu. membran plasmanya tipis dan terdiri
dari protein dan lipid. Bagian dalam membran plasma mempunyai enzim respirasi berfungsi
seperti mitokondria, pada organisme eukariot. bagian ini disebut sebagai mesosom. Dinding

10

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

sel bakteri kuat, rigid, terdiri dari karbohidrat, lipid, protein, fosfor dan beberapa garam
organik dan

asam amino tertentu yaitu diaminopimelic acid. Dalam penggolongannya

bakteri yang dapat diwarnai dan bila dapat diwarnai dengan pewarnaan gram disebut sebagai
bakteri gram positif. Capsul, merupakan lapisan pelindung pada kebanyakan bakteri
merupakan slime atau lendir, kapsul sebagian besar terdiri dari polisakarida. Sitoplasma
bakteri, memiliki tekstur yang kental (dense), bersifat koloid, dan mengandung sejumlah
granul dari glikogen, protein dan lemak. Ribosom yang ada pada sitoplasma terdapat bebas
dan ukurannya lebih kecil dari ribosom organisme eukariot. Material genetik, pada bakteri
berada dalam daerah inti pada sitoplasma tanpa membran inti, daerah ini disebut nukleoid.

Gambaran umum sel bakteri

B. Eukariot
Struktur sel eukariot terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian yang paling luar adalah dinding
sel di ikuti dengan membran plasma, kedua sitoplasma, ketiga adalah inti. Dinding sel
merupakan pemisah protoplasma sel dengan lingkungan luar, terdapat setelah membran
plasma.
Dinding sel ditemukan pada sel tanaman dan sebagian bakteri dan tidak ditemukan
pada sel hewan. Dinding sel strukturnya semi rigid ( semi kaku), lamina, merupakan
pelindung yang tidak hidup dari sel, dinding sel di sekresi oleh sel sendiri terdiri dari
polisakarida

komplek yaitu cellulosa. Membran plasma merupakan tutup luar dari

kebanyakan sel eukariot setelah sitoplasma baik pada sel tanaman ataupun hewan. Nama

11

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

lainnya adalah plasma membran, cell membran atau membran plasma. Sifat dari membran
plasma adalah hidup, tipis, elastis, berpori, dan semipermiabel. Sitoplasma pada sel eukariot
terdiri dari dua bagian yaitu bagian tidak hidup dan hidup yaitu butir pada sitoplasma (
cytoplasmic inclusion) dan organel (cytolasmic organel).
a. Cytoplasmic inclusion
Merupakan bagian yang tidak hidup

disebut sebagai paraplasma, deutoplasma atau

inclusions. Termasuk disini butiran-butiran yang ada dalam sitoplasma antara lain seperti
cadangan makanan, dan substansi sekret yang tersuspensi dalam maktrik sitoplasma
dalam bentuk granul yang refraktil dan membentuk cytoplasmic inclusion sebagai contoh
adalah oil drop, york granules, pigmen, secretory granules dan glycogen granules.
b. Cytoplasmic organel
Merupakan bagian yang hidup yang merupakan struktur yang diselaputi membran dan
disebut sebagai organoid atau organel. Organel ini memiliki berbagai aktivitas penting
dalam metabolisme seperti biosintetik, respirasi, transportasi, support, dan reproduksi.
Termasuk organel sitoplasma adalah mikrotubule dan mikrofilamen, centrosome, basal
granules, cilia dan flagella, endoplasmic reticulum, golgi complex, lysosom, cytoplasmic
vacuola, ribosom ,microbodies, mitochondria dan plastids.
Nukleus : Nukleus atau inti pada eukariot memiliki dinding dan pada dinding inti
ditemukan pori. Inti pada eukariot merupakan inti yang benar. Berperan penting dalam
mengontrol seluruh aktivitas dalam sitoplasma dan membawa material genetik yaitu DNA.
Inti terdiri dari dari membran inti, cairan inti dan kromosom dan anak inti atau nukleolus.

Tabel 1. Perbandingan struktur dan komponen sel prokariot, hewan dan tumbuhan

STRUKTUR

PERMUKAAN SEL
Dinding sel
Membrane
plasma

FUNGSI

Perlindungan
mengisolasi komponen
dalam sel dengan
lingkungan, mengatur
pergerakan materi dari dan
k e dalam sel,
memungkinkan komunikasi
dengan sel lain

PROKARIOT

Ada
Ada

TUMBUHAN

Ada
Ada

HEWAN

Tidak ada
ada

KOMPONEN
GENETIK

12

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM


Materi genetik

Kromosom

Inti sel

Membrane inti

Nuklelolus
STRUKTUR
SITOPLASMA
Mitokondria
Kloroplas
Ribosom
Reticulum
endoplasma
Komplek golgi

Lisosom
Plastid
Vakuola tengah

Vesikel dan
vakuola

sitoskleton

Sentriol

BIOLOGI UA

Mengkode informasi yang


diperlukan untuk
membangun sel dan
mengendalikan aktivitas
seluler
Mengandung dan
mengendalikan penggunaan
DNA

DNA

DNA

DNA

Tunggal, sirkuler,
tidak ada protein

Banyak, linear,
dengan
protein

Struktur yang mengandung


kromosom dan dikelilingi
oleh membrane
Melapisi inti sel, mengatur
pergerakan materi dari
dank e dalam init sel
Mensintesis ribosom

Tidak ada

Ada

Banyak,
linear,
dengan
protein
ada

Tidak ada

Ada

ada

Tidak ada

Ada

ada

Menghasilkan energy
melalui metabolisme aerob
Menjalankan fotosintesis

Tidak ada

Ada

ada

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Tempat sintesis protein


Mensintesis komponen
membran dan lipid
Memodifikasi dan
membentuk paket protein
dan lipid, mensintesis
karbohidrat
Mengandung enzim
pencernaan intraseluler
Menyimpan makanan dan
pigmen
Mengandung air dan sisa
metabolisme, memberikan
tekanan turgor untuk
mendunkung sel
Mengandung makanan
yang diperoleh dari proses
fagositosis, mengandung
produk yang akan dibuang
ke luar sel
Memberikan bentuk dan
mendukung struktur sel,
memposisikan dan
menggerakkan bagianbagian sel
Mensintesis mikrotubul silia
dan flagella, dapat

Ada
Tidak ada

Ada
Ada

ada
ada

Tidak ada

Ada

Ada

Tidak ada

Ada

ada

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada

Ada
(beberapa)

ada

Tidak ada

Ada

Ada

Tidak ada

Tidak ada
(umumnya)

ada

13

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM


menghasilkan gelendong
(spindle)pada sel hewan
Menggerakkan sel pada
cairana atau menggerakkan
cairan melewati permukaan
sel

Silia dan flagela

Tidak ada*

BIOLOGI UA

Tidak ada
(umumnya)

ada

Gambar Struktur umum sel hewan dan sel tumbuhan


Reproduksi Sel
Kita mengenal tiga jenis reproduski sel, yaitu Amitosis, Mitosis dan Meiosis (pembelahan
reduksi). Amitosis adalah reproduksi sel di mana sel membelah diri secara langsung tanpa
melalui tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan cara ini banyak dijumpai pada sel-sel yang
bersifat prokariotik, misalnya pada bakteri, ganggang biru.
Mitosis adalah cara reproduksi sel dimana sel membelah melalui tahap-tahap yang
teratur, yaitu Profase Metafase-Anafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase
berikutnya terdapat masa istirahat sel yang dinarnakan Interfase (tahap ini tidak termasuk
tahap pembelahan sel). Pada tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:
1. Profase: pada
menebal

tahap

menjadi

ini

yang

kromosom

terpenting
dan

adalah

kromosom

benang-benang

mulai

berduplikasi

kromatin
menjadi

kromatid.
2. Metafase:

pada

tahap

ini

kromosom/kromatid

berjejer

teratur

dibidang

pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom /kromatid mudah
diamati dan dipelajari.
3. Anafase: pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutubkutub pembelahan sel.
4. Telofase: pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian)
dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).

14

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Meiosis (Pembelahan Reduksi) adalah reproduksi sel melalui tahap-tahap pembelahan


seperti pada mitosis, tetapi dalam prosesnya terjadi pengurangan (reduksi) jumlah kromosom.
Meiosis terbagi menjadi due tahap besar yaitu Meiosis I dan Meiosis IIBaik meiosis I
maupun meiosis II terbagi lagi menjadi tahap-tahap seperti pada mitosis. Secara lengkap
pembagian tahap pada pembelahan reduksi adalah sebagai berikut :

Berbeda dengan pembelahan mitosis, pada pembelahan meiosis antara telofase I


dengan profase II tidak terdapat fase istirahat (interface). Setelah selesai telofase II dan akan
dilanjutkan ke profase I barulah terdapat fase istirahat atau interfase. Pada hewan dikenal
adanya

peristiwa

meiosis

Speatogenesis. Sedangkan

pada

dalam

pembentukan

tumbahan

gamet,

yaitu Oogenesis

dikenal Makrosporo-genesis

dan

(Megasporo-

genesis) dan Mikrosporogenesis.

15

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

4. JARINGAN HEWAN

Jaringan merupakan kumpulan massa sel sejenis yang saling bekerja sama dalam
menyelenggarakan suatu fungsi tertentu baik secara struktural maupun fungsional. Pada
hewan juga ditemukan jaringan meristematis dan jaringan permanen. Jaringan meristematis
misalnya pada sum-sum tulang dan jaringan embrional. Sedangkan sebagian besar jaringan
hewan adalah jaringan permanen. Secara struktural, jaringan hewan dibedakan menjadi 4
macam yaitu jaringan epitel, jaringan ikat (penyambung), jaringan otot, dan saraf.
A. EPITEL
Epitel (epi =

di atas, thelia = putting, pentil) merupakan lapisan sel yang membatasi

permukaan badan, kulit dan membran mukosa. Sel-sel itu mungkin tersusun selapis atau
dalam beberapa lapisan; mereka terletak di atas suatu membran basal yang terdiri atas
substansi amorf non-seluler, terutama mukopolisakarida.
Sel-sel epitel juga membentuk kelenjar, dengan cara invaginasi (eksokrin) atau setelah
terbentuk kelenjar lalu hubungan dengan permukaan terputus (endokrin). Kelenjar merupakan
derivat epitel dan sel-selnya mengeluarkan substansi spesifik.
Epitel yang terdapat pada membran serosa disebut mesotel karena berasal dari
mesoderm dan membatasi pembuluh darah disebut endotel, walaupun bukan berasal dari
endoderm.
Penggolongan epitel
A. Berdasarkan susunan lapisan sel
1. Selapis setebal satu lapisan sel
2. Berlapis lebih dari satu lapisan sel
3. Bertingkat setebal satu lapisan sel tetapi tinggi sel-sel berbeda sehingga
memberi gambaran berlapis yang keliru, karena inti-inti terlihat terletak pada lebih
dari satu baris.
B. Berdasarkan bentuk sel
1. Pipih / gepeng tinggi sel tidak seberapa bila dibandingkan dengan lebarnya
(epitel pipih / gepeng)
2. Kuboid tinggi dan lebar sel sama
3. Silindris tinggi sel jauh melebihi lebar sel

16

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

B. JARINGAN IKAT (PENYAMBUNG)


Jaringan ikat berfungsi mengikat dan menyokong jaringan (fungsional aktif) lain. Jaringan ini
berguna sebagai penyokong mekanik dan mekanisme pertahanan (fagositik dan fungsi
imunologik). Ia berasal dari mesoderm embrional atau mesenkim, yang menyediakan
berbagai sel jaringan ikat. Sel-sel ini mengeluarkan secret ke sekelilingnya berupa matriks
dan karenanya terpendam didalamnya. Matriks terdiri atas dua unsur utama yaitu :
1. Substansi dasar homogen dan amorf; terdiri atas mukopolisakarida dan glikoprotein,
dan
2. Serat dan serabut
Berdasarkan kebutuhan fungsionalnya, jaringan penyambung mempunyai gambaran,
konsitensi dan komposisi yang berbeda-beda. Perbedaan ini terletak pada banyak tidaknya
satu atau lebih jenis serat atau sifat matriks. Berdasarkan hal-hal itu maka kita mengenal
macam-macam jaringan penyambung.
1. Jaringan ikat embrional
a. Mesenkim
b. Jaringan ikat mukoid (gelatinosa), seperti pada tali pusat
2. Jaringan ikat sejati atau biasa
17

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

a. Jaringan ikat longgar atau aerolar


b. Jaringan ikat padat
i. Teratur, seperti tendo, ligament, dan aponeurosis
ii. Tidak teratur, seperti pada dermis, fasia, periosteum, perikondrium, dan simpai
pelbagai organ
c. Jaringan reticular
d. Jaringan lemak
e. Jaringan pigmen
3. Jaringan ikat khusus
a. Tulang
b. Tulang rawan
c. Darah dengan matriks cair

Gambar Tipe-tipe jaringan penyambung

18

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

C. JARINGAN OTOT
Jaringan otot terdiri atas serat-serat yang memiliki sifat kontraktil. Penggolongan
jaringan otot terdiri atas 3 macam yaitu :
1. Otot rangka, bergurat melintang (bercorak) atau volunter
2. Otot polos, tidak bergurat melintang (bercorak) atau involunter
3. Otot jantung
Semua otot berkembang dari mesoderm kecuali otot siliar, sfingter pupil dan
dilatator pupil, yang berkembang dari ektoderm. Otot arektor pili berkembang dari
sel-sel mesenkim setempat.

Gambar Jaringan otot utama pada hewan tingkat tinggi

19

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Tabel Perbedaan macam-macam serat otot


Karakter

serat otot polos

Bentuk

Gelondong kecil,

Serat otot rangka


Silinder panjang

sel fusiform

serat otot jantung


Sel memanjang
yang bercabang dan
bersinambungan

Ukuran

Kecil dan

Sangat panjang

Panjang, tidak

bervariasi

dan uniform

bervariasi

Gurat

Tidak ada

Sangat jelas

ada

Inti

Tunggal tidak di

Banyak gepeng

Ada satu atau lebih

tengah, lonjong

memanjang dekat

ditenagh lonjong

membran sel
Diskus interkalaris

Tidak ada

Tidak ada

ada

D. JARINGAN SARAF (NEURON)


Jaringan saraf terdiri atas sel-sel spesifik (komponen neuron) yang berperan dalam
menyelenggarakan fungsi koordinasi. Pada sususnan saraf terdapat jenis sel berikut
ini :
1. neuron
2. neurologia
3. ependim (da dalam SPP)
4. sel schwann (diluar SPP)
Neuron merupakan sel fungsional utama pada susunan saraf. Sel ini
dikhususkan untuk resepsi, integrasi dan transformasi keterangan yang tiba padanya
sebagaimana rangsangan. Mereka juga bereaksi terhadap rangsangan ini dan
meneruskan informasi berupa impuls elektrokimia.
Neuron terdiri atas :
1. soma atau badan sel (perikarion) dengan daerah permukaan luas
2. neurit ; cabang-cabang. Terdapat dua macam cabang
a. dendrit : cabang yang menerima rangsang
b. akson : cabang eferen. Biasanya terdapat satu akson dan banyak
dendrit.

20

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Terdapat tiga macam neuron yaitu :


1. neuron sensory (sensory neuron), neuron ini mengalirkan impuls dari reseptor
ke sistem saraf pusat
2. neuron antara (internuron), interneuron selalu ditemukan pada sumsum tulang
belakang dan otak. Neuron ini membentuk hubungan antara pada jalur sistem
saraf.
3. neuron penggerak (motor neuron), neuron ini mengalirkan impuls dari sistem
saraf pusat menuju ke efektor yang berupa otot dan kelenjar. Dapat dikatakan
bahwa neuron ini mengantarkan respon dari suatu stimulus.

Gambar Struktur penyusun jaringan saraf

JARINGAN TUMOR DAN KANKER


Hingga saat ini, masyarakat sering mencampuradukkan antara pengertian tumor dan
kanker. Padahal keduanya berbeda. Tumor adalah jaringan sel liar berupa benjolan
atau pembengkakan di bagian tubuh. Perkembangan tumor lambat dan tetap di satu
lokasi, tetapi pasti dan terus membesar. Apabila muncul benjolan di bagian tubuh
kita secara liar, baik terasa sakit maupun tidak, harus diwaspadai karena benjolan
tersebut kemungkinan adalah tumor.
Tumor tidak begitu berbahaya bagi kesehatan tubuh. Perkembangan tumor
bisa disebabkan oleh pertumbuhan jaringan baru atau pengumpulan cairan, seperti
kista dan benjolan yang berisi darah akibat benturan. Tumor yang awalnya jinak jika

21

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

tidak diobati secara benar akan meradang dan bukan tidak mungkin akan berubah
menjadi tumor ganas alias kanker. Tumor jinak biasanya tumbuh lambat dan hanya
di satu tempat. Tumor ini bisa terus membesar, tetapi tidak menyebar ke bagian
tubuh lain dan jarang mengganggu kesehatan. Tak heran apabila seseorang yang
sudah bertahun-tahun menderita tumor di bagian punggung tidak merasa terganggu
dan tidak pernah merasakan sakit apapun.
Berbeda dengan tumor, kanker adalah sel jaringan tubuh yang tumbuh tidak
normal, tetapi terus membelah diri dengan cepat dan tidak terkendali. Kanker tidak
menular, kecuali kanker hati atau hepatitis C. Sementara itu, ada pendapat yang
menyatakan bahwa kanker disebabkan oleh sejenis virus, tetapi virus tersebut
berbeda dengan virus pada penyakit lain yang menular. Sel-sel kanker akan terus
tumbuh menyusup ke jaringan di sekitarnya, lalu menyebar ke tempat yang lebih
jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Sel kanker yang sudah
menyebar di berbagai tempat sangat sulit diobati. Bahkan, secara medis sudah tidak
memiliki harapan sembuh.

22

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

5. JARINGAN TUMBUHAN

Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan
berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan
seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan. Di sini akan dibahas macammacam jaringan dan organ yang membentuk tubuh tumbuhan. Jaringan tumbuhan
dapat dibagi 2 macam :
1. Jaringan meristem
2. Jaringan dewasa

A. JARINGAN MERISTEM
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan meristem
dapat dibagi 2 macam :
a. Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan
embrio. Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang
dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer
menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem
primer disebut pertumbuhan primer.
b. Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan
dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem
sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan
pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu
kambium. Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan
terdapat diantara xilem dan floem. Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan
skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil
dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka ). Pertumbuhan kambium kearah luar
akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu.Pada
masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan
pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis
dibandingkan kayu.

23

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Gambar Jaringan Meristem

Berdasarkan letaknya jaringan meristem dibedakan menjadi tiga yaitu :


a.

Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada
ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh
memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut
pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut
jaringan primer.

b. Meristem interkalar atau meristem antara adalah meristem yang terletak


diantara jaringan meristem primer dan jaringan dewasa. Contoh tumbuhan yang
memiliki meristem interkalar adalah batang rumput-rumputan (Graminae).
Pertumbuhan sel meristem interkalar menyebabkan pemanjangan batang lebih
cepat, sebelum tumbuhnya bunga.
c.

Meristem lateral atau meristem samping adalah meristem yang menyebabkan


pertumbuhan skunder. Pertumbuhan skunder adalah proses pertumbuhan yang
menyebabkan bertambah besarnya akar dan batang tumbuhan. Meristem lateral
disebut juga sebagai kambium. Kambium terbentuk dari dalam jaringan
meristem yang telah ada pada akar dan batang dan membentuk jaringan skunder
pada bidang yang sejajar dengan akar dan batang.

24

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

JARINGAN DEWASA
Jaringan
Jaringan

dewasa

adalah

dewasa

dapat

jaringan

yang

dibagi

sudah

menjadi

berhenti
beberapa

membelah.
macam

1. Jaringan Epidermis

Gambar jaringan epidermis

Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk
jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami
pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan
epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah
dalamnya.
2. Jaringan Parenkim
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang,
kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim
bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang
mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan
makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:

Parenkim asimilasi (klorenkim) adalah sel parenkim yang mengandung


klorofil dan berfungsi untuk fotosintesis.

Parenkim penimbun adalah sel parenkim ini dapat menyimpan cadangan


makanan yang berbeda sebagai larutan di dalam vakuola, bentuk partikel
padat, atau cairan di dalam sitoplasma.

Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya
terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan
epifit, dan tumbuhan sukulen.

25

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Parenkim udara (aerenkim) adalah jaringan parenkim yang mampu


menyimpan udara karena mempunyai ruang antar sel yang besar. Aerenkim
banyak terdapat pada batang dan daun tumbuhan hidrofit.

3. Jaringan Penguat/Penyokong
Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan
sklerenkim.
a. Kolenkim : Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari
senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda
atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
b. Sklerenkim : Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan
sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi
kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan
sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian
tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
4. Jaringan Pengangkut

Gambar Jaringan Pengangkut

Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan.


Ada 2 macam jaringan; yakni xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh
lapis/pembuluh kulit kayu. Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral

26

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan
trakeid. Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan.
5. Jaringan Gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan
banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan
gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke
arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel
mati yang disebut felem.

Gambar Jaringan Gabus

27

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

6. SISTEM ORGAN TUMBUHAN


Organ pada tumbuhan biji terdiri atas organ vegetatif dan generatif, namun yang
utama adalah organ vegetatif yaitu akar, batang, dan daun. Organ lain pada dasarnya
merupakan modifikasi dari organ utama tersebut seperti bunga, buah, umbi dan lainlainnya.
A. AKAR (RADIX)
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix), pada Dikotil, akar lembaga terus tumbuh
sehingga membentuk akar tunggang, pada Monokotil, akar lembaga mati, kemudian
pada pangkal batang akan tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama
sehingga membentuk akar serabut. Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi
oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya melindungi ujung akar sewaktu
menembus tanah, sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir amylum,
dinamakan kolumela.
1. Fungsi Akar
a. Untuk menambatkan tubuh tumbuhan pada tanah
b. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan
c. Menyerap air dam garam-garam mineral terlarut
2. Anatomi Akar
Pada akar muda bila dilakukan potongan melintang akan terlihat bagian-bagian dari
luar ke dalam.

Epidermis : sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah
dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar,
bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar
memperluas permukaan akar.

Korteks : Letaknya langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun


rapat sehingga banyak memiliki ruang antar sel. Sebagian besar dibangun
oleh jaringan parenkim.

Endodermis : Merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder


pusat. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada
dindingnya dan membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik Caspary. Pada

28

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang
menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak
seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder
pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga
memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan
sel penerus/sel peresap.

d.Silinder Pusat/Stele : Silinder pusat/stele merupakan bagian terdalam dari


akar. Akar terdiri dari berbagai macam jaringan :
-

Persikel/Perikambium : Merupakan lapisan terluar dari stele. Akar


cabang terbentuk dari pertumbuhan persikel ke arah luar.

Berkas Pembuluh Angkut/Vasis : Terdiri atas xilem dan floem yang


tersusun bergantian menurut arah jari jari. Pada dikotil di antara xilem
dan floem terdapat jaringan kambium.

Empulur : Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh


angkut terdiri dari jaringan parenkim.

B. BATANG (CAULIS)
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.
1. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :

Epidermis : Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai
ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya.
Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis
digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.

Korteks : Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa
lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan
kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.

Endodermis : Endodermis batang disebut juga kulit dalam, tersusun atas


selapis sel, merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan stele.
Endodermis tumbuhan Anguiospermae mengandung zat tepung, tetapi tidak
terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.

29

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Stele/ Silinder Pusat : Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar
dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele
disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian,
xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem
terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan
parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah
menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat
mengadakan pertumbuhan

sekunder

yang

mengakibatkan

bertambah

besarnya diameter batang. Pada tumbuhan Dikotil, berkayu keras dan


hidupnya menahun, pertumbuhan menebal sekunder tidak berlangsung terusmenerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup, sedang pada
musim kering tidak terjadi pertumbuhan sehingga pertumbuhan menebalnya
pada batang tampak berlapis-lapis, setiap lapis menunjukkan aktivitas
pertumbuhan selama satu tahun, lapis-lapis lingkaran tersebut dinamakan
Lingkaran Tahun.
2. Batang Monokotil
Pada batang Monokotil, epidermis terdiri dari satu lapis sel, batas antara korteks dan
stele umumnya tidak jelas. Pada stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang
menyebar dan bertipe kolateral tertutup yang artinya di antara xilem dan floem tidak
ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada Monokotil menyebabkan batang
Monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi
pertumbuhan menebal sekunder. Meskipun demikian, ada Monokotil yang dapat
mengadakan pertumbuhan menebal sekunder, misalnya pada pohon Hanjuang
(Cordyline sp) dan pohon Nenas seberang (Agave sp).
C. DAUN (FOLIUM)
Daun merupakan modifikasi dari batang, merupakan bagian tubuh tumbuhan yang
paling banyak mengandung klorofil sehingga kegiatan fotosintesis paling banyak
berlangsung di daun. Anatomi daun dapat dibagi menjadi 3 bagian :

30

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Epidermis : Epidermis merupakan lapisan terluar daun, ada epidermis atas


dan epidermis bawah, untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan
epidermis dilapisi oleh lapisan kutikula. Pada epidermis terdapatstoma/mulut
daun, stoma berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke
luar tubuh tumbuhan.

Gambar anatomi daun

Parenkim/Mesofil: Parenkim daun terdiri dari 2 lapisan sel, yakni palisade


(jaringan pagar) dan spons (jaringan bunga karang), keduanya mengandung
kloroplast. Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang selselnya agak renggang, sehingga masih terdapat ruang-ruang antar sel.
Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena kloroplastnya
lebih banyak daripada jaringan bunga karang.

Jaringan Pembuluh : Jaringan pembuluh daun merupakan lanjutan dari


jaringan batang, terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.

D. BUNGA (FLOS)
Bunga mempunyai fungsi sebagai organ perkembang biakan. Bagian bunga
dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu:

Hiasan bunga, terdiri atas 2 yaitu : Kelopak bunga yang berperan dalam
melindungi bunga pada saat bunga masih kuncup dan mahkota bunga yang
umumnya punya warna dan bau yang harum yang digunakan untuk menarik
serangga.

31

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Alat kelamin pada bunga terdiri atas 2 yaitu : Putik dapat menghasilkan ovum
atau lebih dikenal dengan sel kelamin betina, benang sari dapat menghasilkan
sperma atau yang lebih dikenal dengan sel kelamin jantan.

Berdasarkan kelengkapan bagiannya, bunga dibedakan menjadi:

Bunga sempurna/bunga lengkap yaitu bunga yang memiliki hiasan bunga


serta alat kelamin yang lengkap.

Bunga tidak sempurna yaitu bunga yang hanya memiliki salah satu bagian
hiasan bunga atau salah satu dari alat kelamin.

Bunga jantan: bunga yang hanya memiliki alat kelamin jantan.

Bunga betina: bunga yang hanya memiliki alat kelamin betina.

E. BUAH (FRUCTUS) DAN BIJI (SEMEN)


Secara struktural buah itu mempunyai susunan yang terdiri dari dinding
buah/perikarp atau disebut juga dengan pericarpium. Di bagian luar pada buah
disebut

dengandinding

sedangkan yang

ada

luar, eksokarp (exocarpium), atau


di

dalam

buah

disebut

epikarp (epicarpium),

dengan dinding

dalam atau

endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah yang hanya bisa beberapa lapis saja,
yang disebut dengan dinding tengah atau mesokarp(mesocarpium). Macam-macam
buah terdiri atas 3 yaitu :
a) Buah tunggal, yaitu buah yang bentuknya terdiri dari satu bunga dengan satu
bakal buah, serta berisi satu biji atau lebih.
b) Buah ganda, yang bentuknya itu terdiri dari satu bunga yang memiliki
banyak bakal buah. Masing-masing dalam bakal buah tumbuh menjadi buah
tersendiri, namun pada akhirnya menjadi kumpulan buah yang tampak seperti
satu buah. Contohnya seperti buah sirsak(Annona).
c) Buah majemuk, bentuknya terdiri dari bunga majemuk. Dengan demikian,
bus ini berasal dari banyak bunga dan banyak bakal buah. Akhirnya, seakanakan bunga tersebut menjadi satu buah saja. Contohnya seperti buah
nanas(Ananas), serta bunga matahari (Helianthus).
Di dalam buah terdapat biji (umum untuk tumbuhan berbiji). Struktur pada
biji dalam tumbuhan yaitu sebagi berikut :

32

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM


a.

BIOLOGI UA

Kulit biji. Pada tumbuhan yang berjenis Angiospermae, kulit bijinya terdiri
dari kulit luar atau disebut dengan testa dan kulit dalam atau disebut
dengan tegmen.

b.

Tali pusar atau biasa disebut dengan funiculus,yaitu bagian yang


menghubungkan antara biji dengan tembuni yaitu daerah tempat
perlekatan biji yang menempel pada dinding dalam buah

c.

Inti biji atau disebut dengan nukleus seminis, adalah terdiri dari lembaga
atau embrio dan putih lembaga. Lembaga tersebut terbagi lagi menjadi
radikula, kotiledon, dan plumula.

Gambar Organ Pada Tumbuhan

33

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

7. FOTOSINTESIS

Fotosintesis adalah proses yang terjadi pada tumbuhan atau mikroorganisme


berklorofil lainnya, yang mengubah energi radiasi matahari menjadi energi kimia
dalam bentuk senyawa-senyawa kimia terutama karbohidrat. Dalam proses
fotosintesis, gas CO2 dan air diubah menjadi karbohidrat sederhana dan gas O2. Gas
O2 yang terbentuk kemudian dilepaskan ke atmosfir. Melalui proses-proses
metabolisme, karbohidrat sederhana itu, diubah menjadi senyawa-senyawa penyusun
sel seperti karbohidrat struktural, protein, asam nukleat, lemak dan senyawa-senyawa
lainnya. Senyawa-senyawa organik ini selanjutnya dipergunakan untuk membentuk
sel, jaringan dan organ baru.
Proses fotosintesis dibagi dalam dua fase. Fase(1), disebut fase cahaya, yaitu
fase yang membutuhkan energi radiasi, jadi termasuk proses fotofisiologi. Fase (2),
disebut fase gelap, yang tidak membutuhkan energi radiasi. Fase ini disebut fase
asimilasi atau fiksasi CO2. Asimilasi CO2 terjadi dalam siklus Calvin atau siklus C3,
dan dapat pula terjadi melalui siklus C4.

Gambar Reaksi umum fotosintesis


Fotosintesis merupakan proses fisikokimia, dimana energi cahaya digunakan
untuk mensintesis senyawa organik (bentuk yang stabil)dari senyawa anorganik.
Proses ini bergantung pada satu set komplek mol-mol protein yang terdapat dalam
kloroplas melalui satu seri reaksi perubahan/pemindahan energi, merubah energi
cahaya menjadi bentuk senyawa yang stabil. Melalui waktu yang panjang dan
banyak penelitian maka didapatkan ringkasan reaksi fotosintesis :
6 CO2

6 H2O

======

C6H12O6

6 O2

34

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Fotoreseptor Cahaya (Pigmen)


Fotosintesis berlangsung di kloroplas terbukti bahwa kloroplas yang terisolasi
mampu melakukan fotosintesis secara lengkap. Tidak semua sel mengandung
kloroplas hanya di dalam sel mesofil dan sel penutup stoma, epidermis batang muda,
sel subepidermal kelopak bunga, dan buah muda.
Kloropls terbungkus oleh system membrane lengkap yang sifatnya diferensial
permeable. Didalam cairan kloroplas (disebut matriks) terdapat lembaran-lembaran
rangkap pula yaitu tilakoid. Tilakoid membentuk semacam cakram membatasi lumen
tilakoid. Cakram-cakram ini bertumpuk-tumpuk membentuk granum. Membrane
tilakoid yang menghubungkan grana dinamakan lamella stroma. Reaksi cahaya
(penangkapan energi cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia) berlangsung di
grana dan fiksasi CO2 berlangsung di stroma. Di dalam kloroplas terdapat pigmenpigmen yang diperlukan pada fotosintesis dan enzim-enzim yang diperlukan pada
reaksi kimia fotosintesis.

Gambar Struktur kloroplast

Pada tumbuhan didapatkan bermacam-macam pigmen yang berperanan


menyerap energi cahaya. Pigmen fotosintesis terdapat dalam kloroplas yang terdiri
dari Klorofil a, b, c, d, karotenoin, santofil dan bakterioklofil pada bakteri. Pigmen
ini menyerap warna atau gelombang cahaya yang berbeda-beda. Masing-masing
menyerap maksimum pada gelombang cahaya tertentu. Pigmen umumnya
mempunyai penyerapan maksimum pada gel cahaya pendek dan juga pada gel

35

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

cahaya panjang. Untuk memaksimalkan penyerapan energi cahaya , maka pada


kloroplas terdapat kelompok pemanen cahaya disebut antena yang terdiri dari
bermacam-macam pigmen. Pigmen yang paling banyak dalam kloroplas adalah
klorofil. Berbagai jenis klorofil tergantung pada rantai samping yang mengikat inti
porfirinnya (klorofila, b, c, d, e). jenis yang terbanyak pada tumbuhan tinggi adalah
klorofi a dan b. keduanya mempunyai extion spectrum yang berbeda.
Selain klorofil, didalam kloroplas juga terdapat karotenoid yang merupakan
derivat likopen. Karotenoid yang paling banyak dijumpai adalah xantofil dan
karoten. Fungsi karotenoid :
1. Melindungi klorofil dari fotooksidasi pada penyinaran yang terlalu kuat.
2. Membantu klorofil menangkap dan mentransfer energi cahaya.
Klorofil merupakan suatu mol yang terdiri dari bagian kepala dan ekor.
Kepala adalah mol porpirin terdiri dari empat cincin pirol yang mengandung N dan
masing dihubungkan ke ion Mg sebagai pusatnya. Ekor adalah mol pitol yaitu
alcohol berantai panjang (20 c) beresrifikasi pada cincin pirol ke empat pada kepala.
(Gb ). Beda klorofil a dengan b adalah; gugusan metil(CH3) pada cincin pirol II
diganti dengan aldehid(CHO). Pada klorofil c tidak mempunyai ekor pitol, sedang
klorofil d, gugusan rangkaian dua metil (CH3=CH3) pada cincin pirol I diganti
dengan gugusan O-CHO. Adanya rantai pitol berpengaruh utama terhadap kelarutan
klorofil,karena pitol ini sebenarnya tidak larut dalam air. Kloropfi ini besada dalam
membran lipid kloroplas dan terikat dengan bagian hidropobik protein. Sangat sedikit
pigmen ini bebas. Cahaya yang diserap klorofil yang terikat berbeda dengan yang
bebas. Klorofil bebas dalam aseton menyerap gel cahaya 675 nm sedang yang
terikat protein 663 nm. Penggabungan klorofil dengan protein mempunyai dua
alasan; membuat pigmen-pigmen berada pada satu kelompok atau organisasi yang
sesuai untuk efisiensi transfer energi cahaya. Kedua membuat pigmen itu pada suatu
lingkungan yang khusus,dengan susunan perbedaan maksimum cahaya yang hanya
berbeda tipis sehingga transfer ini berantai sampai kepigmen yang mengalami
fotokimia (pusat reaksi). Klorofil a disamping peranannya sama dengan klorofil lain
menyerap energi cahaya, juga berperanan pada fotokkimia sebagai pusat reaksi.
Komponenkomponen Penyusun Fotosintesis

36

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Pada proses fotosintesis bekerja empat komponen Fotosistem , yang terdapat pada
membran dalam kloroplas, terdiri dari; Fotosistem II, komplek sitokrom b/f.
Fotosistem I dan Enzim ATPase. Melalui komponen-komponen inilah terjadi system
aliran atau pemindahan elektron.
Mekanisme Reaksi Cahaya (Fotolisis )
Mekanisme aliran atau pemindahan elektron
Mekanisme ini dimulai dengan adanya energi cahaya yang dikoleksi LHCII
ditransfer ke pusat reaksi P680, sehingga P680 terksitasi( P680+) dan electron
berenergi tinggi dari P680 diterima oleh aseptor pertama Pheopitin, selanjutnya
diterima oleh aseptor didekatnya yaitu plastoquinon A(PQ A), kemudian
memindahkan lagi ke plastoquinon B (PQB) yang terletak pada bagian pinggir PS II.
Untuk mereduksi PQB ternyata tidak hanya menerima electron tapi juga mengikat
H+ menjadi PQH(plastoqinol) bentuk reduksi. Karena itu H+ diambil dari stroma,
menyebabkan stroma kosentrasi H+ menurun(pH naik). Untuk mereduksi PQB
diperlukan 2 elektron dan 2 H+ menjadi PQH. Kemudian PQH lepas dari PS II dan
mobil secara lateral dalam membran tilakoid.
PQH mobil dalam tilakoid akan dioksidasi oleh komplek sit b/f. Komplek sit
b/f hanya menerima electron tapi tidak menerima H+. Karena itu H+ dilepas kedalam
lumen tilakoid(menambah H+ menyebabkan pH turun) Elektron dari PQH diterima
oleh Fe3+ pada sitokrom b menjadi Fe2+. Kemudian dioksidasi lagi oleh sitokrom f,
seterusnya oleh protein 2Fe-2S. dan diterima oleh plastosianin yang mobil yang akan
membawa electron ke PS I.
Elektron akan diterima PS I oleh P 700 yang telah tereksitasi lebih dulu. P700
mengalami eksitasi oleh energi cahaya yang dikirim LHC I, Elktron berenergi
tingginya diterima oleh aseptor Ao yaitu semacam klorofil a, kemudian diterima oleh
aseptor berikutnya A1 (derivat vit K), kemudian diterima aseptor berikut X yaitu
Protein 4Fe-4 S . electron dari protein ini diterima oleh protein kecil yang mobil
feredoksin dan membawa electron ini mereduksi NADP+ dengan H+(dari stroma)
menjadi NADPH dengan bantuan enzim feredoksin-NADP reduktase yang berada
pada stroma. Pemakaian H+ menyebabkan kosentrasi H+ pada stroma menjadi
berkurang , sehingga menyebabkan pH sampai 8.

37

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

P680 yang tereksitasi menjadi oksidator yang kuat, akan mengoksidasi


mengambil elektron molekul didekatnya yaitu tirosin, selanjutnya mengolsidasi Mn
yang terdapat pada polipeptidaEOC dan Mn yang kehilangan elektronnya akan
mengoksidasi mol H2O pada lumen untuk mendapatkan elektron. H2O teroksidasi
menjadi 2 H+ + 2 e + O2. Jadi P680 yang tereksitasi menerima electron berasal
dari mol H2O.
Jadi dengan adanya energi cahaya yang diserap LHCII, P680 tereksitasi
menjadi oksidator yang kuat untuk menguraikan mol H2O, melalui transfer electron
electron yang beenergi tinggi ditransfer ke PS I , dengan penyerapan energi cahaya
oleh LHCI mengeksitasi P700 yang , dimana elektronnya yeng berenergi tinggi
mereduksi NADP+ dan H+ menjadi NADPH.
Reaksi Gelap (Fiksasi CO2 )atau Siklus Calvin
Fiksasi CO2 terjadi dalam stroma.

Proses ini terjadi dalam 3 tahap yaitu pertama

karboksilasi dilanjutkan dengan reduksi dan tahapan akhir adalah regenerasi. Hal
tersebut dapat dilihat pada Gambar berikut.

Gambar Ringkasan Reaksi Gelap (Siklus Kalvin)

38

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Tabel Perbandingan Fotosintesis Tumbuhan C3 dan C4


Faktor pembanding

Tumbuhan C3

Tumbuhan C4

Biasa

Kranz

Mesofil

Mesofil dan seludang

Pengikatan CO2 Atmosfer

Sel mesofil

Sel mesofil

Siklus Calvin (Fiksasi CO2)

Sel Mesofil

Sel seludang

- (sangat tertekan)

20-100

0-5

Fotosintesis

20-25

30-45

Rubisco

20-25

PEPcase

30-35

Rasio transpirasi

400-500

200-350

Jenuh cahaya (mol poton)

400-500

tidak jenuh

Anatomi daun
Kloroplas

Fotorespirasi
Titik kompensasi(l CO2 l-1 )
Suhu optimum

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Fotosintesis


Seperti halnya proses metabolisme yang lain, fotosintesis dipengaruhi oelh berbagai
factor. Di alam fotosintesis dipengaruhi oleh factor luar dan dalam dan sulit
dipisahkan ecara tegas. Analisis hanya dengan cara seksama dapat mengetahui factor
masing-masing. Sesuai dengan hukum Black man (prinsip factor pembatas), maka
kecepatan fotosintesis ditentukan oleh factor yang berada dalam keadaan minimum.
Pada dasarnya factor-faktor tersebut dapat dikelompokkan menjadi :
A. Faktor dalam
1. Kandungan klorofil : karena pigmen ini langsung berperan dalam
penangkapan energi radasi dan mengubahnya menjadi energi kimia maka
jumlahnya akan menentukan kecepatan fotosintesis.
2. Morfologi daun : termasuk di dalamnya kerapatan tulang daun, permukaan
daun (mengkilat atau tidak).
3. Anatomi daun : struktur anatomi mempengaruhi fotosintesis secara tidak
langsung karena mempengaruhi kecepatan didusi C02 dan lewatnya cahaya
pada mesofilnya.

39

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

4. Faktor protoplasma : suatu tumbuhan yang dipindahkan dari gelap ke terang


tidak segera mampu mengadakan fotosintesis. Perlu waktu unutuk persiapan.
Factor ini tidak jelas, mungkin untuk sintesis enzim-enzim yang berperan
pada tahap-tahap fotosintesis.
5. Akumulasi fotosintat : bila translokasi fotosintesis dari daun terhambat
(misalnya defisiensi B) maka akan terjadi penimbunan glucose dalam
kloroplas. Kandungan glucose yang tinggi ini akan menghambat reaksi
fotosinteis.

Gambar Kurva hubungan 3 faktor eksternal (cahaya, CO2, suhu) terhadap laju
fotosintesis tumbuhan
B. Faktor Luar
1. Cahaya : pengaruhnya lewat intensitasnya, kualitasnya, lama penyinaran,
besarnya pantulan dan seterusnya. Secara tidak langsung mempengaruhi
membuka menutupnya stomata, sehingga mempengaruhi difusi C02 untuk
fotosintesis.
1. Pada dasarnya sampai intensitas tetentu kenaikan intensitas akan menaikkkan
kecepatan fotosintesis. Penurunan fotosintesis apda intensitas tinggi sebagai
akibat adanya fotooksidasi klorofil dan kerusakan enzim.
2. Temperatur : temperature optimim disekitar 35o C dan pada tumbuhan C-4
lebih tinggi sehingga cocok untuk daerah tropika.

40

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

3. Air : meskipun air merupakan bahan dasar untuk proses fotosintesis tetapi
pengaruhnya secara tidak langsung, yaitu mempengaruhi membuka
menutupnya stomata.
4. Oksigen : oksigen merupakan hasil tambahan fotosintesis dan bila berada
dalam jumlah besaar akan menghambat fotosintesis tertutama lewat reaksi
fotorespirasi.
5. Zat hara mineral : berbagai unsure hara mineral diperlukan untuk sintesis
klorofil, koenzim berbagai enzim yang berperan pada fotosintesis, transport
karbohidrat, dll.
6. Karbondioksida : C02 merupakan bahan dasar fotosintesis, tetapi bila
diberikan dalam jumlah besar akan menyebabkan kecepatan fotosintesis
berkurang karena kadar CO2 yang tinggi akan menurunkan pH cairan sel,
stomata akan menutup.

41

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

8. RESPIRASI TUMBUHAN

Respirasi adalah reaksi oksidasi senyawa organik untuk menghasilkan energi


yang digunakan untuk aktifitas sel dan kehidupan tumbuhan dalam bentuk ATP
atau senyawa berenergi tinggi. selain itu respirasi juga menghasilkan senyawa
antara yang berguna sebagai bahan sitesis berbagai senyawa lain. Hasil akhir
respirasi adalah CO2 yang berperan sebagai keseimbangan karbon di dunia.
Respirasi berlangsung siang malam karena cahaya bukan merupakan syarat.
Berdasarkan kebutuhannya terhadap oksigen, respirasi dibagi menjadi 2 macam
yaitu:
1. Respirasi anaerob : tidak memerlukan oksigen tetapi penguraian bahan
organiknya tidak lengkap. Respirasi macam ini jarang terjadi, hanya dalam
keadaan khusus. Substrat respirasi adalah glucose, reaksinya:
C6H12O6

2 C2H5OH + 2 CO2 + ATP

2. Respirasi aerob : memerlukan oksigen, penguraiannya lengkap, sampai


dihasilkan CO2 dan H2O, reaksinya :
C6H12O6

6 H2O + 6 CO2 + ATP

Tabel Perbedaan antara Respirasi Aerob dan Anaerob


Faktor pembeda
- Status proses
- Waktu berlangsung
- Energi yang
dihasilkan
- Merugikan atau
tidak
- Oksigen
- Hasil akhir

Respiras Aerob
- Umum terjadi
- Berlangsung seumur
hidup
- Besar

Respirasi Anaerob
- Hanya dalam kondisi
khusus
- Sementara, hanya fase
tertentu
- Kecil

- Tidak merugikan

- Merugikan, menghasilkan
senyawa toksik
- Tidak memerlukan oksigen
- Alcohol dan CO2
Respirasi terdiri dari satu rangkaian reaksi kimia dimana karbohidrat dan mol
- Memerlukan oksigen
- CO2 dan H2O

organik lainnya, dioksidasi untuk memperoleh energi yang tersimpan dari hasil
fotosintesis dan rangka karbon yang digunakan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan
sel. Proses oksidasi atau pembakaran secara umum terjadi pada tempat yang kering,

42

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

dan biasanya energi yang dikandung dilepas dalam bentuk panas, tapi pada respirasi
terjadi dalam medium cair dan prosesnya berjalan secara bertahap dan energi yang
dilepas diubah menjadi energi berguna dalam bentuk senyawa kimia yang dapat
dipakai untuk sintesis, gerak.dan pertumbuhan.
Mekanisme Respirasi
Reaksi respirasi ini adalah kebalikan dari ringkasan reaksi Fotosintesis. Pada
fotosintesis CO2 direduksi menjadi glukosa dengan H2O sebagai sumber electron
dan hydrogen sedang pada respirasi glukosa dioksidasi menjadi CO2 dan dibentuk
H2O sebagai produk. Meskipun demikian kedua proses ini berbeda, karena enzim
yang berperanan juga berbeda, dan lokasi terjadinya berbeda. Respirasi terjadi pada
semua sel hidup sedang fotosintesis terjadi pada sel yang berkloroplas.

Proses

respirasi mengalami 3 tahap reaksi yang terpisah yaitu:


1. Glikolisis terjadi di sitosol
2. Siklus asam sitrat terjadi dalam matrik mitokondria
3. Transfer elektron terjadi pada membran krista mitokondria
Keseluruhannya terdiri dari lebih 50 rangkaian reaksi.

Gambaran Umum Respirasi pada tumbuhan

43

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Gambaran tahapan respirasi tumbuhan dan energi yang dihasilkan

Disamping menghasilkan energi ,peranan respirasi juga menyediakan rangka


carbon. Senyawa intermediet respirasi dari mulai glikolisis sampai siklus
trikarboksilat berperanan sebagai bahan dasar untuk untuk membentuk senyawa
organik lain seperti protein, lemak, pigmen as inti dinding sel dan lain-lain.
Faktor-Faktor yang mempengaruhi respirasi
Ada dua faktor yang mempengaruhi respirasi yang terjadi pada tumbuhan. Faktor
tersebut digolongkan atas faktor dalam dan faktor luar.
1. Faktor dalam
Faktor dalam yaitu umur, tipe jaringan atau organ, bentuk pertumbuhan dari
suatu spesies. Umur mempengaruhi laju respirasi, dimana sel atau jaringan
muda lebih cepat dari umur dewasa, sebab aktifitas metabolisme, yang
memer-lukan energi dan rangka karbon untuk pertumbuhannya. Jaringan
meristem lebih tinggi laju respirasi dibandingkan lainnya ,karena sifat
jaringan berpe-ranan membentuk sel-sel baru, sehingga memerlukan materi
dan energi yang banyak, karena itu diperlukan laju respirasi tinggi.
2. Faktor luar
Faktor luar diantaranya adalah kosentrasi oksigen, suhu dan cahaya
a. Oksigen
Oksigen sangat penting dalam respirasi, karena oksigen adalah
penerima

electron

terakhir

yang

menentukan

keberhasilan

44

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

terbentuknya ATP. Karena itu jika kosentrasi O2 rendah maka laju


respirasi rendah , hal ini terjadi jika akar tergenang air(banjir) , untuk
sementara

waktu

terjadi

respirasi

anerob(fermentasi)

yang

mengghasilkan energi kecil , sehingga tidak mencukupi untuk proses


kehidupan. Jika terjadi dalam waktu lama tumbuhan akan mati.
Demikian pentingnya oksigen ini sehingga tumbuhan yang hidup pada
habitat yang kurang oksigen mempunyai adaptasi khusus

untuk

memenuhi kebutuhannya akan oksigen seperti tumbuhanyang hidup di


air tergenang seperti padi mempunyai batang berongga dan adanya
jaringan aerenhkim denikian juga bakau yang mempunyai akar nafas.
b. Suhu
Suhu sangat mempengaruhi respirasi karena respirasi adalah reaksi
enzim. Pada reaksi metabolisme berlaku Q10 yaitu bila suhu naik 100
C maka laju reaksi naik 2-3 lipat. Tapi pada organisme baerlaku
sampai suhu optimum. Hal ini disebabkan makin naik suhu maka
energi kinetis larutan juga akan meningkat yang mempercepat reaksi
Melampaui suhu optimum laju reaksi menurun sampai suhu
maksimum.hal ini disebabkan tinggi suhu akan mempengaruhi kerja
enzim. Enzim adalah protein, sifat protein jika suhu tinggi maka
protein akan mengalami koagulasi, sehingga sisi aktif enzim
terganggu . Umumnya semakin tinggi temperature penurunan
kecepatan respirasi semakin cepat. Suhu juga mempengaruhi
kelarutan oksigen.
c. Cahaya
Cahaya secara tidak lansung mempengaruhi respirasi sehubungan
ketersediaan substrat. Jika cahaya cukup maka proses fotosintesis
tinggi mengakibatkan tersedianya sewnyawa karbohidrat sebagai
substrat respirasi. Hal ini bias dibuktikan dimana laju respirasi 1-2
jam setelah fotosintesis aktif, laju respirasi lebih tinggi dibandingkan
dengan respirasi gelap. Demikian juga daun cahaya , laju respirasi
lebih tinggi (70-90 umol CO2 /gr biomasa perjam)dibandingkan

45

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

dengan daun yang biasa terlindung (20 45 umolCO2/g biomasa


perjam).
d. Kadar garam anorganik dalam medium
Jaringan atau tumbuhan yang dipindahkan dari air ke larutan garam
akan menunjukka n kenaikan respirasi. Respirasi diatas normal
semacam ini disebut respirasi garam.
e. Rangsangan mekanik
Daun yang digoyang-goyang menunjukkan kenaikan respirasi. Kalau
hal itu dilakukan berulang-ulang reaksinya menurun. Kenaikan
respirasi ini mungkin disebabkan efek pemompaan .
f. Luka
Terjadinya luka di suatu bagian menyebabkan respirasi di tempat
tersebut naik. Umumnya pelukaan menyebabkan terbentuknya
meristem luka yang menghasilkan kalus. Mungkin kenaikan respirasi
pada luka disebabkan oleh bertambahnya substrat atau lebih besarnya
difusi O2 yang masuk jaringan luka.
g. Karbondioksida
Kadar CO2 yang tinggi akan menghambat respirasi. Selain secara
langsung berpengaruh terhadap reaksinya, mungkin CO2 juga berpran
tidak langsung misalnya pada daun kadar CO2 yang tinggi akan
menyebabkan stomata menutup sehingga difusi CO2 keluar terhambat
dan kadar CO2 dalam jaringan naik.

46

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

9. TRANSPIRASI DAN GUTASI PADA TUMBUHAN

Sejak awal tumbuhan menyerap air melalui akar dan kehilangan air lewat daun.
Proses penguapan dari tumbuhan ke udara disebut Transpirasi. Benih kecil hanya
menguapkan beberapa tetes air dalam seminggu, namun pohon dewasa menguapkan
lebih dari 1000 liter per hari. Selama transpirasi berlangsung air menguap dari daun
melalui celah kecil yang disebut stomata.

Transpirasi Tumbuhan

Stomata
Hanya sebagian kecil, biasanya kurang dari 1% dari air yang diabsorpsi
tumbuhan dipergunakan dalam reaksi metabolisme (hidrolisis). Sebagian besar dari
air yang diabsorpsi akar tanaman akan ditranspirasikan melalui daun. Transpirasi
ialah hilangknya air dalam bentuk uap air dari tubuh tumbuhan melalui penguapan.
Penguapan air menciptakan gaya isap sehingga tumbuhan dapat menyerap mineral
dan nutrient penting dari tanah.
Ratio antara hilangnya air oleh transpirasi dengan produksi bahan kering
selama pertumbuhan merupakan ukuran efisiensi penggunaan air oleh tumbuhan.

47

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Semakin besar rationya, semakin kurang efisien jenis tumbuhan tersebut dalam
penggunaan airnya. Ratio transpirasi dari sebagian besar tanaman budidaya berkisar
antara 100 sampai 500 atau lebih, yang berarti memerlukan 100-500 gram air untuk
menghasilkan 1 gram bahan kering tumbuhan. Dengan demikian jenis tumbuhan
tinggi yang hidup di darat sangat tidak efisien dalam penggunaan airnya. Walaupun
demikian ada beberapa tumbuhan yang lebih efisian daripada yang lainnya.
Tumbuhan C4 per unit air yang digunakan dapat menghasilkan bahan kering 3-4 kali
lebih banyak dari tumbuhan C3.
Kehilangan air oleh transpirasi dapat berlangsung dari setiap bagian
tumbuhan yang berhubungan dengan atmosfir. Namun demikian sebagian besar
berlangsung melalui daun lewat stomata. Karena sifat kutikula yang impermeabel
terhap air, transpirasi yang berlangsung melalui kutikula relatif sangat kecil. Seperti
telah diuraikan dalam bab terdahulu, untuk menguapkan 1 gram air diperlukan energi
panas sebanyak 500 kal. Dengan demikian transpirasi menimbulkan pengaruh
pendinginan pada daun.
Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari. Sinar
matahari disalurkan melalui tiga cara : (1) sebagai cahaya langsung, difusi atau
pantulan, (2) sebagai radiasi panas (dari atmosfir, tanah, atau benda-benda
sekelilingnya) dan (3) oleh aliran konveksi (aliran udara panas melalui daun). Dari
jumlah panas yang diabsorpsi daun, hanya sebagian kecil saja yang diterimanya
sebagai panas penghantaran (koduksi) dari bagian-bagian tubuh tumbuhan lainnya.
Laju transpirasi daun biasanya menunjukkan siklus harian. Pada hari yang
cerah, terjadi peningkatan tranpirasi yang cepat di pagi hari, dan mencapai
puncaknya pada lewat tengah hari. Kemudian diikuti penurunan pada sore dan
malam harinya. Panas sensibel (konveksi) atau mungkin juga panas laten (dari
tranpirasi) yang keluar pada siang hari mengalami pendinginan oleh radiasi yang
kembali ke udara. Keadaan ini sering menghasilkan pembentukan embun.
Suhu daun pada malam hari biasanya beberapa derajat di bawah suhu udara
karena kehilangan panas oleh radiasi kembali ke langit dan penerimaan panas yang
relatif sedikit dari udara di sekelilingnya. Di pagi hari setelah matahari terbit, daun
yang kena sinar matahari akan cepat menjadi panans dan suhunya meningkat seiring
dengan suhu udara. Pada waktu yang sama, stomata yang menutup di amlam hari

48

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

akan terbuka. Dengan demikian daun akan bertranspirasi dan kehilangan panas. Hal
tersebut biasanya akan menyebabkan daun yang terkena sinar matahari hanya
mempunyai suhu sedikit lebih tinggi dari udara.
Walaupun kehilangan air oleh transpirasi biasanya sangat besar sehingga
dapat merusak, namun transpirasi mempunyai pengaruh baik tertentu bagi
pertumbuhan tumbuhan. Selain dapat mempertahankan suhu di bawah tingkat yang
mematikan, transpirasi dapat meningkatkan absorpsi air oleh akar sehingga juga
berpengaruh terhadap peningkatan laju absorpsi hara mineral.

Peran transpirasi bagi tumbuhan


Transpirasi bermanfaat bagi tumbuhan karena :
1. Menyebabkan terbentuknya daya isap daun, hingga terjadi transport air di
batang.
2. Membantu penyerapan air dan zat hara oleh akar.
3. Mengurangi air yang terserap berlebihan.
4. Dapat mempertahankan temperatur yang sesuai untuk daun.
5. Berperan pada fotosintesis dan respirasi karena membuka / menutupnya
stomata.
Dari peran yang ada terlihat bahwa yang terpenting adalah untuk melepas energi
yang diterima dari radiasi matahari. Energi radiasi matahari yang digunakan untuk
proses fotosintesis hanya 2 % atau kurang, sehingga selebihnya harus dilepaskan ke
lingkungan, baik dengan pancaran, hantaran secara fisik dan sebagian besar untuk
menguapkan air. Transpirasi juga merupakan proses yang membahayakan kehidupan
tumbuhan karena kalau transpirasi melampaui penyerapan oleh akar, tumbuhan dapat
kekurangan air. Bila melampaui batas minimum dapat menyebabkan kematian.
Transpirasi yang besar juga memaksa tumbuha mengadakan penyerapan besar, itu
memerlukan energi besar pula.

Gutasi
Gutasi adalah peristiwa menetesnya air dari pinggiran dan ujung daun. Air gutasi
keluar dari sel-sel daun yang disebut hidatoda. Hidatoda merupakan lubang daun
(stoma) yang tidak berdiferensiasi sempurna, sehingga tidak bisa membuka dan

49

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

menutup. Air gutasi mengandung senyawa-senyawa organik dan anorganik,


senyawa-senyawa organik dapat berasal dari bocoran sel-sel yang berdampingan
dengan jaringan xilem, sedangkan senyawa-senyawa anorganik berasal dari larutan
tanah yang diabsorpsi oleh akar yang secara pasif terbawa dalam cairan xilem ke
atas, ke daun. Tingkat terjadinya gutasi sangat rendah dibandingkan dengan
transpirasi.Gutasi juga lebih jarang diobservasi daripada transpirasi. Titik-titik air di
tepi daun yang terjadi akibat gutasi di pagi hari sering disalahartikan sebagai embun.
Pengeluaran air melalui proses gutasi terjadi akibat adanya tekanan positif
akar. Meskipun ketika laju transpirasi rendah, akar terus menyerap air dan mineral
sehingga air yang masuk ke jaringan lebih banyak daripada yang dilepaskan keluar.
Kondisi yang tidak mendukung terjadinya tekanan akar seperti suhu dingin dan tanah
yang kering menghambat terjadinya gutasi. Kekurangan mineral juga diketahui
memengaruhi proses gutasi.
Bila transpirasi terjadi pada stomata, maka gutasi terjadi pada struktur khusus
bernama hidatoda. Hidatoda seringkali disebut sebagai stomata air. Hidatoda terletak
di ujung dan sepanjang tepi daun. Oleh karena itulah, titik-titik air akan terlihat di
ujung dan tepi daun. Gutasi biasanya terjadi pada malam hari, namun terjadi juga
pada pagi hari. Laju gutasi paling tinggi ditemukan pada tumbuhan Colocasia
nymphefolia. Gutasi paling banyak terjadi pada tumbuhan air, herba, dan rumputrumputan.
Titik-titik air yang keluar dari jaringan daun melalui proses gutasi bukanlah
air murni. Berbagai senyawa diketahui terlarut di dalamnya. Beberapa senyawa yang
ditemukan terlarut dalam titik-titik air tersebut adalah enzim, gula, asam amino,
vitamin, serta mineral seperti P, K, Na, Mg, dan Fe.
Beberapa perbedaan utama gutasi dan transpirasi adalah:
Faktor Pembeda

Gutasi

Transpirasi

Pelepasan air dari jaringan


Bentuk air yang
Pelepasan air dari jaringan
tumbuhan dalam bentuk titikdilepaskan
tumbuhan dalam bentuk uap air
titik air (cair)
Air mengandung senyawaKualitas air
senyawa terlarut dan garam
yang dilepaskan
mineral

Air murni

50

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Mekanisme

Air dilepaskan melalui


struktur hidatoda menuju
ujung pembuluh daun

Air dilepaskan melalui stomata,


kutikula, dan/atau lentisel

Regulasi
aktivitas

Pembukaan hidatoda tidak


dapat diregulasi

Transpirasi melalui stomata diatur


oleh sel penjaga

Waktu terjadi

Pada malam atau pagi hari

Pada saat ada sinar matahari


(melalui stomata) dan sepanjang
hari (melalui kutikula atau lentisel)

Gutasi tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kelangsungan hidup


tumbuhan. Namun kadangkala, gutasi diketahui dapat menyebabkan luka pada daun.
Hal ini diakibatkan oleh penumpukan garam yang terjadi bila titik-titik air di tepi
daun telah menguap.Kondisi tersebut membuat patogen seperti bakteri dan fungi
dapat menyerang jaringan daun.

51

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

10. UNSUR HARA TUMBUHAN

Tumbuhan

memerlukan

unsur-unsur

hara

penting

yang

berguna

bagi

penyelenggaraan kehidupannya. Dalam klasifikasinya, terdapat unsur yang


diperlukan dalam jumlah yang banyak (makronutrien) dan unsur yang yang
diperlukan dalam jumlah sedikit (mikronutrien). Mikronutrien meskipun hanya
sedikit diperlukan tetapi sangat menentukan keberlangsungan proses-proses biokimia
dalam tubuh tumbuhan.

Unsur makro (makronutrien)


Karbon (C)
Penting sebagai pembangun bahan organik karena sebagian besar bahan kering
tanaman terdiri dari bahan organik, diambil tanaman berupa C02.
Oksigen
Terdapat dalam bahan organik sebagai atom dan termasuk pembangunan bahan
organik, diambil dari tanaman berupa C02, sumbernya tidak terbatas dan diperlukan
untuk bernafas.
Fosfor
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk : H2PO4- HPO4. Fungsi dari Fosfor
(P) dalam tanaman dapat dinyatakan sebagai berikut :

Merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih/tanaman muda.

Mempercepat serta memperkuat pertumbuhan tanaman muda menjadi


tanaman dewasa dan menaikkan prosentase bunga menjadi buah/biji.

Membantu asimilasi dan pernafasan sekaligus mempercepat pembungaan dan


pemasakan buah, biji atau gabah.

Sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein tertentu.

Hidrogen
Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan
jumlahnya tidak terbatas.
Kalium (K)
Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+. Fungsi Kalium bagi tanaman adalah :

Membantu pembentukan protein dan karbohidrat.

52

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Berperan memperkuat tubuh tanaman, mengeraskan jerami dan bagian kayu


tanaman, agar daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

Meningkatkan daya tahan tanaman terhadap kekeringan dan penyakit.

Meningkatkan mutu dari biji/buah.

Nitrogen (N)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+. Fungsi Nitrogen bagi
tanaman adalah:

Diperlukan untuk pembentukan atau pertumbuhan bagian vegetatif tanaman,


seperti daun, batang dan akar.

Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali
dalam proses fotosintesis

Membentuk protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik.

Meningkatkan mutu tanaman penghasil daun-daunan.

Meningkatkan perkembangbiakan mikro-organisme di dalam tanah.

Belerang (Sulfur = S)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-. Fungsi belerang bagi tanaman
ialah:

Berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar

Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk
cystein, methionin serta thiamine

Membantu pertumbuhan anakan produktif

Merupakan bagian penting pada tanaman-tanaman penghasil minyak, sayuran


seperti cabai, kubis dan lain-lain

Membantu pembentukan butir hijau daun

Besi (Fe)
Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++. Fungsi unsur hara besi (Fe)
bagi tanaman ialah:

Zat besi penting bagi pembentukan hijau daun (klorofil)

Berperan penting dalam pembentukan karbohidrat, lemak dan protein

Zat besi terdapat dalam enzim Catalase, Peroksidase, Prinodic hidroginase


dan Cytohrom oxidase

Kalsium (Ca)

53

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++. Fungsi kalsium bagi tanaman
adalah:

Merangsang pembentukan bulu-bulu akar

Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman

Memperkeras batang tanaman dan sekaligus merangsang pembentukan biji

Menetralisir asam-asam organik yang dihasilkan pada saat metabolism

Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa
atau suasana keasaman tanah

Magnesium (Mg)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++. Fungsi magnesium bagi
tanaman ialah:

Merupakan salah satu bagian enzim yang disebut Organic pyrophosphatse


dan Carboxy peptisid

Berperan dalam pembentukan buah

Unsur mikro (Mikronutrien)


Mangan (Mn)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mn++
Fungsi unsur hara Mangan (Mn) bagi tanaman ialah:

Diperlukan oleh tanaman untuk pembentukan protein dan vitamin terutama


vit. C

Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang
tua

Berperan sebagai enzim feroksidase dan sebagai aktifator macam-macam


enzim

Berperan sebagai komponen penting untuk lancarnya proses asimilasi

Boron (Bo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3-. Fungsi unsur hara Boron (Bo)
bagi tanaman ialah:

Bertugas sebagai transportasi karbohidrat dalam tubuh tanaman

Meningkatkan mutu tanaman sayuran dan buah-buahan

54

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Berperan dalam pembentukan/pembiakan sel terutama dalam titik tumbuh


pucuk, juga dalam pembentukan tepung sari, bunga dan akar

Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
e. Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk
memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit

Tembaga (Cu)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++. Fungsi unsur hara Tembaga
(Cu) bagi tanaman ialah:

Diperlukan dalam pembentukan enzim seperti: Ascorbic acid oxydase,


Lacosa, Butirid Coenzim A. Dehidrosenam

Berperan penting dalam pembentukan hijau daun (khlorofil)

Seng (Zincum = Zn). Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++


Fungsi unsur hara Seng (Zn) bagi tanaman ialah: Dalam jumlah yang sangat
sedikit dapat berperan dalam mendorong perkembangan pertumbuhan,
Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon
tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis, Berperan dalam
pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah.

Khlor (Cl)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl -. Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi
tanaman ialah:

Memperbaiki dan meninggikan hasil kering dari tanaman seperti: tembakau,


kapas, kentang dan tanaman sayuran

Banyak ditemukan dalam air sel semua bagian tanaman

Banyak terdapat pada tanaman yang mengandung serat seperti kapas

Molibdenum (Mo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-. Fungsi unsur hara
Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:

Berperan dalam mengikat (fiksasi) N oleh mikroba pada leguminosa

Sebagai katalisator dalam mereduksi N

Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran. Molibdenum dalam tanah terdapat
dalam bentuk MoS2

Seng (Zincum = Zn)

55

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++. Fungsi unsur hara Seng (Zn)
bagi tanaman ialah:

Dalam jumlah yang sangat sedikit dapat berperan dalam mendorong


perkembangan pertumbuhan

Diperkirakan persenyawaan Zn berfungsi dalam pembentukan hormon


tumbuh (auxin) dan penting bagi keseimbangan fisiologis

Berperan dalam pertumbuhan vegetatif dan pertumbuhan biji/buah

Daur Hara (Biogeokimia)


A. Siklus nitrogen
Siklus nitrogen adalah suatu proses konversi senyawa yang mengandung unsur
nitrogen menjadi berbagai macam bentuk kimiawi yang lain. Transformasi ini dapat
terjadi secara biologis maupun non-biologis. Beberapa proses penting pada siklus
nitrogen, antara lain fiksasi nitrogen, mineralisasi, nitrifikasi, denitrifikasi. Walaupun
terdapat sangat banyak molekul nitrogen di dalam atmosfir, nitrogen dalam bentuk
gas

tidaklah

reaktif.

Hanya

beberapa

organisme

yang

mampu

untuk

mengkonversinya menjadi senyawa organik dengan proses yang disebut fiksasi


nitrogen.
Fiksasi nitrogen yang lain terjadi karena proses geofisika, seperti terjadinya
kilat. Kilat memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan, tanpanya tidak
akan ada bentuk kehidupan di bumi. Walaupun demikian, sedikit sekali makhluk
hidup yang dapat menyerap senyawa nitrogen yang terbentuk dari alam tersebut.
Hampir seluruh makhluk hidup mendapatkan senyawa nitrogen dari makhluk hidup
yang lain. Oleh sebab itu, reaksi fiksasi nitrogen sering disebut proses topping-up
atau fungsi penambahan pada tersedianya cadangan senyawa nitrogen.

56

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Skema Siklus Nitrogen di Alam

B. Siklus Sulfur (S)


Sulfur terdapat dalam bentuk sulfat anorganik. Sulfur direduksi oleh bakteri menjadi
sulfida dan kadang-kadang terdapat dalam bentuk sulfur dioksida atau hidrogen
sulfida. Hidrogen sulfida ini seringkali mematikan mahluk hidup di perairan dan
pada umumnya dihasilkan dari penguraian bahan organik yang mati. Tumbuhan
menyerap sulfur dalam bentuk sulfat (SO4). Perpindahan sulfat terjadi melalui proses
rantai makanan, lalu semua mahluk hidup mati dan akan diuraikan komponen
organiknya oleh bakteri. Beberapa jenis bakteri terlibat dalam daur sulfur, antara lain
Desulfomaculum dan Desulfibrio yang akan mereduksi sulfat menjadi sulfida dalam
bentuk hidrogen sulfida (H2S). Kemudian H2S digunakan bakteri fotoautotrof
anaerob seperti Chromatium dan melepaskan sulfur dan oksigen. Sulfur di oksidasi
menjadi sulfat oleh bakteri kemolitotrof seperti Thiobacillus.
Selain proses tadi, manusia juga berperan dalam siklus sulfur. Hasil
pembakaran pabrik membawa sulfur ke atmosfer. Ketika hujan terjadi, turunlah
hujan asam yang membawa H2SO4 kembali ke tanah. Hal ini dapat menyebabkan
perusakan batuan juga tanaman.
Dalam daur belerang, mikroorganisme yang bertanggung jawab dalam setiap
trasformasi adalah sebagai berikut :
1. H2S S SO4; bakteri sulfur tak berwarna, hijau dan ungu.

57

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

2. SO4 H2S (reduksi sulfat anaerobik), bakteri desulfovibrio.


3. H2S SO4 (Pengokaidasi sulfide aerobik); bakteri thiobacilli.
4. S organik SO4 + H2S, masing-masing mikroorganisme heterotrofik aerobik
dan
anaerobik.

Skema daur sulfur

58

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

11. HORMON TUMBUHAN

Hormon tumbuhan adalah senyawa yang disintesis di dalam sutau bagian tumbuhan
dan ditranslokasikan ke bagian lainnya ; dalam konsentrasi yang rendah (sering
efektif pada konsentrasi internal sekitar 1 uM) dapat menyebabkan respon fisiologis.
Respon pada organ target tidak selalu bersifat promotif karena proses-proses seperti
pertumbuhan dan diferensisasi kadang-kadang di terhambat oleh hormon terutama
ABA.
Julius Von Sach berpendapat bahwa ada senyawa pembentuk organ yang
khusus terdapat

dalam tubuh tumbuhan.

Senyawa tersebut

menyebabkan

pertumbuhan batang, daun, akar, bunga, dan buah dan pertumbuhan bagian tubuh
lainnya. Walaupun pada saat itu tidak menemukan adanya senyawa di atas, pendapat
Sach ini mengindikasikan adanya hormon dalam tumbuhan.
Hormon pertama yang ditemukan adalah IAA (auksin) ; dan karena IAA ini
berpengaruh pada banyak proses bila di aplikasikan, orang beranggapan bahwa
hanya IAA-lah hormon tumbuhan, sampai berbagai pengaruh Giberelin ditemukan
dalam dekade 1950. Selanjutnya diketahui

tiap hormon tidak hanya berpengaruh

terhadap berbagai bagian tumbuhan, tapi juga bahwa pengaruh tersebut tergantung
pada jenis spesies, bagian tumbuhan, stadium perkembangan, konsentrasi hormon,
interaksi antara hormon-hormon dan berbagai factor lingkungan.
Bila hormon tumbuhan terdapat dalam konsentrasi yang sangat kecil untuk
aktif dan spesifik, harus ada 3 bagian utama dalam system respon tumbuhan:
1. Hormon harus terdapat dalam jumlah yang cukup dalam sel yang cocok
2. Hormon harus dikenal dan tereikat erat dalam kelompok sel-sel yang
respon terhadap hormon yang bersangkutan (sel target). Sekarang telah
diketahui adanya protein pengikat hormon di dalam sel tumbuhan yang
disebut protein reseptor.
3. Protein reseptor (konfigurasinya diduga berubah saat mengikat hormon)
harus menyebabkan perubahan metabolit lainnya yang memimpin ke arah
implifikasi sinyal hormon.

59

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Fitohormon adalah bahan yang dibuat oleh tumbuhan sendiri, efektif pada
kadar yang sangat rendah, tempat dibuat berbeda dengan tempat bekerjanya.
Transportnya berlangsung lewat berkas pengangkut. Kadang-kadang tempat
bekerjanya juga di tempat dibuat, tetapi berbeda sel. Berbeda dengan hormon pada
hewan, fitohormon yang sama dapat berpengaruh terhadap berbagai proses
metabolisme dan pertumbuhan.
Karena banyaknya senyawa sintetik yang mempunyai aktivitas seperti
hormon maka digunakan istilah zat tumbuh atau zat pengatur tumbuh tumbuhan
untuk senyawa-senyawa yang dibuat secara sintetik. Pada dasarnya ada lima macam
kelompok hormon yang berperan pada tumbuhan, yaitu auxin, sitokinin, giberelin,
absisin dan etilen. Pertumbuhan tidak hanya dipengaruhi oleh salah satu hormon,
tetapi merupakan hasil kerjasama antara kelima kelompok hormon tersebut. Berikut
dapat dilihat secara garis besar peran masing-masing hormon secara terpisah
terhadap berbagai proses pertumbuhan.
Hormon umumnya berperan sebagai pengatur yang sifatnya tidak khas,
artinya meskipun memacu atau menghambat pertumbuhan tetapi efeknya tidak
terarah secara tegas. Diduga kerja hormon ini melalui perannya pada aktivitas gen.
beberapa hipotesis yang menerangkan kerja hormon terhadap gen diajukan sebagai
berikut :
1. hormon berperan mengaktifkan gen yang potensial aktif dan menginaktifkan
gen yang potensial inaktif.
2. hormon berperan mengaktifkan atau menginaktifkan gen tertentu saja.
Perubahan ini menyebabkan terjadinya perubahan pola metabolisme.
Mungkin saja perubahan itu berpengaruh terhadap gen lain lagi, sehingga
efeknya berantai
3. hormon berpengaruh terhadap suatu reaksi metabolisme. Karena metabolisme
dalam sel saling terkait, maka mungkin terjadi pengaturan kembali terhadap
seluruh metabolisme sel dan selanjutnya berpengaruh terhadap gen.

60

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Tabel Beberapa parameter pengamatan dalam respon tumbuhan terhadap hormon dan
regulator pertumbuhan
Parameter
auxin
sitokinin
giberelin
absisin etilen
Pembentangan sel

Pembelahan sel

Diferensiasi trakea

Diferensiasi floem

Perkecambahan biji
Dominansi apikal

Pembentukan akar baru

Pembentukan tunas

+
-

Pembentukan bunga

Pengguguran

Partenokarpi

Pemasakan buah

Dormansi

.
Macam-macam Hormon dan Pengaruhnya
Auksin
Istilah auksin (latin = meningkatkan ) pertama kali digunakan oleh Frits W. Went
pada tahun 1926. Ia menemukan bahwa senyawa yang tidak teridentifikasi mungkin
menyebabkan melengkungnya koleoptil gandum Avena sativa ke arah cahaya.
Fenomena ini disebut fototropisme. Dari penelitiannya tersebut ternyata satu
senyawa yang terdapat dalam ujung koleoptil dapat berdifusi ke dalam suatu balok
agar-agar yang kecil. Aktifitas auksin ini dideteksi dengan melengkungnya koleoptil
yang disebabkan oleh peningkatan pemanjangan pada sisi yang padanya ditempelkan
secara asimetris agar-agar tersebut. Auksin yang ditemui Went ini sekarang dikenal
dengan Asam Indol Asetat (IAA).
Auxin mampu mempengaruhi sejumlah perubahan fisiologi di dalam sel,
misalnya auxin menaikkan permeabilitas membran plasma terhadap bahan-bahan
organik sehingga penyerapan bahan organik ke dalam sel menjadi lebih tinggi. Pada
saat

yang sama auxin memacu ATPase untuk memecah ATP menjadi

61

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

ADP+H++H2PO4 -. H+ dikeluarkan dari sel dan digantikan oleh K+. K+ ini memacu
penyerapan air sehingga turgor naik. Setelah beberapa saat auxin memacu sintesis
RNA dan protein, sekaligus mempengaruhi plastisitas dinding sel sehingga
memungkinkan pembesaran sel. Selain memacu pembentukan RNA dan protein,
auxin juga menghambat penguraiannya. Auxin juga dapat mengaktifkan beberapa
jenis enzim.
Pengaruh auxin ditentukan oleh konsentrasinya, artinya pada konsentrasi
rendah pengaruhnya kecil, semakin tinggi akan bertambah sampai optimum, sesudah
itu akan memberi efek menghambat. Selain berperan pada pertumbuhan dan
perkembangan sel, auxin juga berperan pada berbagai proses morfogenesis, misalnya
dormansi apikal, pengguguran daun dan buah, partenokarpi.
+

pertumbuhan
konsentrasi
Sitokinin
Sitokinin berperan menaikkan kadar RNA dan protein pada berbagai jaringan. Hal
ini disebabkan sitokinin menghambat penguraian serta memacu sintesis RNA dan
protein, dengan mekanisme inaktivasi alosterik terhadap RNAase dan protease. Efek
inaktivasi terhadap penguraian RNA tidak jelas, apakah terhadap mRNA, tRNA atau
terhadap segala RNA yang ada. Pacuan terhadap sintesis RNA dan protein juga
belum jelas, diduga mengaktifkan RNA polimerase.
Pada umumnya sitokinin memacu berbagai proses metabolisme dan pacuan
terbesar berlangsung di tempat dengan konsentrasi tertinggi. Sitokinin mempunyai
efek menahan bahan organik, terutama protein dan memacu jaringan untuk menyerap
air dari sekitarnya.
Dalam kaitannya dengan sintesis protein, sitokinin selanjutnya memacu
pembelahan sel. Sitokinin disintesis di akar, dengan bahan dasar purin dan

62

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

disubstitusi dengan isopentenyl (IPA = isopentenylaminopurin), sedang gugus


isopentenyl dibuat dari asam mevalonat. Sintesis sitokinin dipacu oleh temperatur di
atas 20oC dan hari panjang, sebaliknya dihambat oleh temperatur rendah, hari pendek
dan kekurangan air. Transport sitokinin bersifat apolar dan terutama berlangsung
melalui xylem. Pada proses morfogenesis peran sitokinin yang terpenting adalah
menyebabkan dominasi apikal dan menunda proses penuaan jaringan dan organ.
Giberelin
Seperti halnya auxin, peran giberelin pada tingkat sel dengan cara mempengaruhi
sejumlah proses fisiologi yang belum dapat diterangkan secara jelas. Pada beberapa
peristiwa peran giberelin itu berupa pemacuan terhadap sintesis RNA dan protein.
Dalam hal ini terbentuknya enzim hidrolase merupakan efek giberelin yang paling
besar, sehingga berbeda dengan auxin, giberelin mampu memacu penguraian bahan
organik cadangan misalnya pada biji yang berkecambah atau kuncup dorman yang
tumbuh kembali. Peran giberelin terlihat nyata bila terdapat bersama dengan hormon
lain, misalnya pembentukan enzim amilase pada perkecambahan biji merupakan
kerjasama giberelin dengan sitokinin.
Giberelin juga memacu sintesis DNA yang selanjutnya DNA ini memacu
pembentangan sel. Giberelin juga memacu perubahan triptofan menjadi auxin serta
menghambat bekerjanya auxin oksidase sehingga kadar auxin menjadi lebih tinggi.
Giberelin dibuat terutama di daun muda, buah yang sedang tumbuh dan mungkin di
ujung akar. Sintesis giberelin dipacu oleh hari panjang dan temperatur 20-30oC.
Giberelin dibuat dari asam mevalonat melalui asam kaurenat. Bermacam-macam
struktur molekul giberelin sehingga untuk membedakannya diberi nomor berbeda.
Giberelin ditranslokasikan lewat berkas pengangkut dan parenkim ke bagian-bagian
lain dengan cara apolar.

Absisin (Asam Absisat)


Absisin menghambat sintesis RNA karena efek alosterik. Absisin juga memacu
produksi senyawa karbohidrat yang akan disimpan sebagai cadangan makanan.
Absisin menghambat kerja ATPase, sehingga transport zat hara pada membran
terhambat. Termasuk di sini hambatan masuknya K+ ke dalam sel penutup stoma,
sehingga stomata menutup. Absisin merupakan hormon yang menyebabkan

63

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

tumbuhan mampu mempertahankan diri terhadap kekeringan. Pada jaringan tua


absisin memacu sintesis etilen.
Etilen
Sifat etilen yang lipofil tidak mempunyai pengaruh langsung terhadap enzim atau
protein struktural dan kromosom. Diduga hanya bagian membran plasma yang
bersifat lipid tempat kerjanya sehingga transport zat hara dan bahan organik pada
membran ini berubah. Etilen mampu menghambat transport auxin di dalam
parenkim. Proses ini menjadi penyebab terjadinya pengguguran daun dan buah.
Pengaruh etilen diduga juga berhubungan dengan persaingannya dengan CO2
untuk memperoleh titik ikat yang sama, sehingga etilen mampu mempengaruhi
enzim secara tidak langsung. Hal ini terlihat misalnya terjadinya pacuan etilen
terhadap aktivitas enzim fenilalaninamoniumlyase dan selulase di zone pengguguran
pada tangkai daun. Pengaruh pemberian etilen sangat berkurang bila pada saat yang
sama diberikan CO2.
Karena pada proses pengguguran dan pemasakan buah terjadi perubahan
susunan enzim (kenaikan kadar enzim peroksidase, selulase dan enzim respirasi),
serta hilangnya berbagai enzim yang bekerja pada sintesis RNA dan protein.
Etilen disintesis dari metionin, dapat terjadi selama pertumbuhan, hanya saja
jumlahnya sedikit pada awal pertumbuhan dan bertambah banyak bila pada jaringan
terdapat auxin dan absisin dalam jumlah besar. Pada bunga dan buah sintesis etilen
secara endogen bertambah besar bila dari lingkungan terdapat etilen. Penyebaran
etilen dalam bentuk gas. Transport etilen di dalam jaringan belum jelas bentuknya,
apakah terikat dengan senyawa lain atau tidak.

Penyebaran Zat Tumbuh Dalam Tumbuhan


Zat tumbuh tidak tersebar merata dalam tumbuhan seperti tampak pada Gambar.
Konsentrasi dinyatakan dalam nilai relatif, kecuali auksin yang berdasarkan nilai
terbatas. Kesulitan lain dalam menyajikan data ini adalah kurangnya informasi
tentang bentuk zat tumbuh yang terdapat dalam jaringan atau organ. Meskipun suatu
zat tumbuh tertentu dapat diekstrak dalam jumlah yang cukup, bentuk aktifnya biasa
terdapat dalam konsentrasi rendah.

64

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Dengan mengingat hal-hal tersebut, dapat dilihat pada tabel bahwa jaringanjaringan meristem (ujung batang dan akar, daun muda) relatif mengandung auksin,
giberelin, ditokinin yang tinggi. Daun, batang, dan akar yang sudah dewasa
kandungan auksin dan giberelinnya rendah. Asam absisik terdapat dalam daun
dewasa. Vitramin, tidak terdapat pada Gambar 1, terdapat pada konsentrasi yang
tinggi dalam daun muda dan jaringan meristematik. Berbagi senyawa penghambat
juga dapat diekstrak dari daun, batang dan akar.

Transport Zat Tumbuh


Kenyataan bahwa auksin, giberelin, dan sitokinin terdapat dalam konsentrasi tinggi
dalam jaringan meristem menimbulkan dugaan bahwa zat-zat ini dibentuk dalam
daerah-daerah tersebut. Kemungkinan juga bahwa konsentrasi yang tinggi itu
dipertahankan tidak hanya dengan proses sintesa tetapi desngan transport dari satu
bagian ke bagian lain dari tumbuhan, atau dengan mekanisme degradasi dan
inaktivasi secara aktif.
Pada kecambah monokotil, konsetrasi IAA tertinggi terdapat pada ujung
koleoptil dan ujung akar. Hal ini dianggap menunjukkan bahwa IAA dibentuk ujungujung tersebut dan diangkut ke bagian kecambah lainnya. Selama pengangkutan
tersebut, IAA digunakan dalam reaksi-reaksi tumbuh, menjadi tidak mobil karena
membentuk komplex dengan molekul-molekul organik lainnya, atau dirombak oleh
kegiatan enzim.
Dalam koleptil ini interpretasi lain dapat juga diberikan. IAA dapat dibuat
dalam biji didaerah embrio yang mengalami aktivitas meristematik yng tinggi, atau
IAA yng dibuat selama perkembangan biji dan tersimpan dalam bentuk terikat dapat
dibebaskan. IAA ditranslokasikan dan dikaumulasi diujung koleoptil, kemudian
ditransport ke arah bawah sebagi pola distribusi yang digambarkan. Dalam akar
tampaknya IAA dibuat dalam sel-sel meristem.

65

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

12. GERAK TUMBUHAN

Lebih seabad yang lau, Darwin telah mengetahui, bahwa tumbuhan walaupun
berakar didalam tanah, menunjukan pergerakan tertentu yang sering
diinterprestasikan sebagai adaptasi di lingkungan Umumnya pergerakan pada
tumbuhan-tumbuhan digolongkan kedalam dua kategori almiah, yaitu:
1. Tropisme, (bahasa Yunani, trope, artinya membengkok) yang berarti arah
rangsangan lingkungan menentukan arah gerakan. Contohnya, batang yang
tumbuh menjauhi gravitasi atau menuju sumber cahaya.
2. Nasti, (bahasa Yunani, nastos, artinya dipaksa mendekat) yang terpicu oleh
rangsangan dari luar, namun arah rangsangan tidak menentukan arah gerakan.
Contohnya, gerakan harian dedaunan, atau pembukaan dan penutupan
stomata. Beberapa contoh dari pergerakan terlihat pada Tabel 1.

Table 1. Gerak tropisme atau gerak nasti dalam kaitannya dengan fakor
penyebabnya
Stimulus

Tropisme

Gravitasi

Gravitropisme

Cahaya

Fototropisme

Gelap

Gerak Nasti

Fotonasti
Niktinasti

Suhu

Termotropisme

Termonasti

Sentuhan

Tigmotropisme

Tigmonasti

Kimia

Kemotropisme

Kemonasti

Air

Hidrotropisme

Hidronasti

Kedua gerakan tersebut sering merupakan hasil dari perbedaan pertumbuhan yang
irreversible, tapi dapat juga disebabkan oleh penyerapan air yang reversible ke
dalam sel, khususnya yang disebut sel-sel motor (motor cells), yang secara kolektif
membentuk suatu pulvinus.
Perubahan lingkungan yang menginduksi gerakan tumbuhan atau respons
lainnya disebut rangsangan. Bagian tumbuhan yang menerima rangsangan
dinamakan reseptor. Setelah rangsangan diterima ia akan diubah (ditransduksi)
menjadi bentuk lain, yang sering dikenal sebagai isyarat, yang kemudian diteruskan

66

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

menjadi respon motor (pertumbuhan atau gerak pulvinus yang merupakan peneyebab
sebenarnya gerakan tanaman). Itulah yang menyebabkan timbulnya gerak tumbuhan.
Tiga tahap utama yang selalu ditemui dalam studi pergerakan pada tumbuhan,
dimana ketiga tahap ini berlangsung secara berurutan sebagai berikut :
1. Persepsi; bagaimana tumbuhan atau bagian tumbuhan mendeteksi stimulus
lingkungan yang menyebakan respon.
2. Transduksi; bagaimana mekanisme persepsi memindahkan stimulus yang
dirasakannya ke sel-sel di dalam organ, dimana pergerakan terjadi.
3. Respon; apa yang sebenarnya terjadi pada tumbuhan setalah proses
transduksi, yang terlihat sebagai pergerakan.
Dari penelitian-penelitian tentang gerakan-gerakan nasti dan tropisme selama
20 atau 30 tahun terakhir ini didapat dua hal pokok, yaitu :
1. Mekanisme yang sama dalam suatu tumbuhan sering menyebabkan respons
yang berbeda
2. Mekanisme berbeda dapat menghasilkan yang sama pada organisme yang
berbeda, bahkan pada organisme yang sama.

A. Gerak Nasti
Gerakan daun atau anak daun pada daun majemuk sering menunjukan gerak nastik.
Pembengkokkan organ ke atas disebut hiponasti, pembengkokkan ke bawah disebut
epinasti. Gerak daun ini disebabkan olah adanya pulvinus di pangkal tangkai daun,
helai daun, atau anak daun, tetapi gerak ini juga terjadi pada tumbuhan yang tidak
memiliki pulvinus. Umumnya gerakan-gerakan nasti adalah reversible, baik ia
dikendalikan oleh pulvinus atau perubahan kecepatan pertumbuhan pada bagian atas
atau bawah suatu organ. Epinasti terjadi bila sel-sel bagian atas petiole atau daun,
terutama dalam vena utama, tumbuh (memanjang irreversible) lebih giat
dibandingkan sel-sel bagian bawah. Pembengkokkan berubah menjadi hiponasti
ketika sel disisi bawah berubah tumbuh lebih cepat.
Gerak nasti dikontrol oleh hormon turgorin. Berbagai senyawa aktif terdapat di
dalam pulvinus beberapa tumbuhan, mengontrol gerakan-gerakan daun melalui
pengaruhnya terhadap tekanan turgor. Senyawa-senyawa ini dikelompokkan sebagai

67

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

suatu hormon turgorin. Gerak nasti terdiri atas niktinasi, hidronasti (higronasti),
thigmonasti, perangkap lalat venus, thigmomorfogenesis dan seismomorfogenesis.
1. Niktinisti : Gerak niktinasti merupakan proses berirama yang dikendalikan oleh
interaksi antara lingkungan dan waktu biologis. Misalnya gerakan daun, dari hampir
mendatar pada siang hari sampai hampir tegak pada malam hari telah dikenal lebih
dari 2000 tahun yang lalu.
Studi tentang ini jelas terlihat pada spesies tumbuhan yang mempunyai daun
majemauk ganda. Daun-daun tersebut sering memperlihatkan gerakan tidur (sleep
movement). Selsel dalam pulvinus yang membengkak selama membukanya daun
disebut ekstensor, sedangkan yang meyusut disebut flexor. Pulvinus Samanea sp.
berbentuk silinder lurus siang hari saat daun membuka dan berbentuk silinder
membengkok pada malam hari.
2. Hidronasti (Higronasti) : Hidronasti merupakan gerakan pelipatan atau
penggulungan daun, namun penggulungan daun terjadi akibat responsnya terhadap
keadaan rawan air (stress air), bukan terhadap cahaya. Gerakan ini terjadi akibat
hilangnya turgor dalam sel motor berdinding tipis yang disebut sel membisul
(buliform). Sel-sel bulliform hanya mempunyai sedikit atau tidak ada sama sekali
kutikula, sehingga ia kehilangan air pada waktu transpirasi lebih cepat dibandingkan
sel-sel epidermis lain. Dengan menurunnya tekanan turgor sel-sel ini, turgor sel
relatif tetap dalam sel-sel di sisi bawah daun menyebabkan daun melipat.
3. Thigmonasti : Merupakan gerak nasti akibat sentuhan (bahasa Yunani, thigma,
artinya sentuhan).

Gerakan ini terlihat pada beberapa famili tertentu seperti

mimosaceae, fabaceae. Contoh paling jelas adalah pada putri malu (Mimosa sp.).
Anak-anak daun dan daun-daun dengan cepat melipat bila diraba, atau disentuh,
digoyang, dipanaskan, didinginkan dengan cepat, atau diberi ransangan listrik. Bila
hanya satu anak daun yang diberi stimulus, stimulus ini bergerak ke seluruh
tumbuhan, mempengaruhi anak-anak daun yang lain. Reaksi tumbuhan ini
disebabkan oleh transportasi air keluar dari sel-sel motor dalam pulvinus, yang
berhubungan dengan aliran K+.

B. Gerak Tropisme

68

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Tropisme yaitu respons tumbuhan terhadap arah rangsangan lingkungan,


pertumbuhan menjadi tidak seimbang (diferensial) di beberapa bagian dari suatu
organ. Akar tumbuh ke bawah dan batang tumbuh ke atas sebagai responsnya
terhadap gravitasi (gravitropisme). Batang dan daun sering mengarahkan dirinya
menuruti cahaya (fototropisme), tetapi akar jarang memperlihatkan fototropisme.
Tigmotropisme adalah respon terhadap sentuhan benda padat, yaitu dengan
merambatnya tumbuhan mengelilingi sebuah tiang atau batang tumbuhan lain.
Walau banyak data tentang tropisme, umumnya hanya bersifat deskriptif atau
fenomenologi. Dengan berkembanganya ilmu fisika dan mekanik ruang, mulai
ditelilti mekanisme yang menjadi dasar bagi gerak tropisme ini. Dipostulatkan bahwa
mekanisme tersebut melibatkan tiga langkah: persepsi, transduksi dan respons.
Gerak tropisme terdiri atas :
1. Fototropisme : Dari percobaan Darwin dan yang lainnya, disimpulkan bahwa
sensitifitas terhadap fototropisme terdapat diujung koleoptil. Darwin menemukan
bahwa koleoptil Avena membengkok ke arah cahaya bila ujungnya dibungkus, jadi
sensitifitas fototropisme terjadi di bawah ujung. Tapi ternyata ujung koleoptil 1000
kali lebih sensitive dibandingkan dengan respon pad pangkal. Bila cahaya lunak
diberikan, respon bergerak berangsur-angsur dari ujung ke pangkal, namun dengan
menggunakan cahaya gelap atau terang maka terjadi respon secara serentak di
sepanjang

koleoptil.

Hipokotil

(batang

bibit

di

bawah

kotiledon)

tidak

memperlihatkan respon terhadap fototropisme.


2. Skototropisme : Bibit tumbuhan (setelah berkecambah) yang hidup di dalam
dasar hutan tropis, memperlihakan suatu fenomena dengan pertumbuhan ke arah
kegelapan (negatif fototropisme). Kemungkinan setelah mendapatkan tempat
memanjat (pohon yang gelap tadi) tumbuhan atau seedling ini akan menjadi
fototropisme positif, tumbuh ke arah cahaya.
3. Gravitropisme : Gerak tumbuhan ke arah atau menjauhi tarikan atau gravitasi
bumi adalah contoh gravitropisme yang positif atau negatif. Akar bersifat
gravitropisme positif, diamana antara akar primer, skunder dan tertier punya
sensitifitas

berbeda

memanfaatkan

terhadap

semaksimal

garavitropisme

mungkin.

Batang

sehingga
dan

sistem

tangkai

akar

bunga

dapat
bersifat

gravitropisme negatif dan sensitifitasnya juga berbeda sehingga bisa memanfaatkan

69

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

ruang semaksimal mungkin, menyerap CO2 dan cahaya seefektif mungkin. Sesuai
dengan respon yang diperlihatkan organ tersebut dikenal:
1. Orthogravitropisme, tumbuh vertikal, seperti batang dan akar
2. Diagravitropisme, tumbuh horizontal
3. Plagiotropisme, tumbuh membentuk sudut dengan garis horizontal
4. Agravitropisme, tak ada respon terhadap gravitasi

70

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

13. REPRODUKSI TUMBUHAN

Tumbuhan dapat bereproduksi dengan dua cara yaitu seksual (generatif) dan aseksual
(vegetatif).

Reproduksi tersebut

merupakan

upaya

untuk

mempertahankan

kelestarian spesies.

Reproduksi Generatif pada Tumbuhan


Reproduksi generatif adalah terjadinya individu baru yang didahului dengan
peleburan dua sel gamet. Peristiwa ini disebut pembuahan. Pembuahan (fertilisasi)
pada tumbuhan berbiji akan terjadi kalau didahului adanya proses penyerbukan
(persarian/polenasi).

Gambar Organ Generatif Pada Tumbuhan Berbiji


Penyerbukan adalah sampainya serbuk sari pada tempat tujuan. Pada tumbuhan
Gymnospermae, tujuan serbuk sari adalah tetes penyerbukan, sedangkan pada
tumbuhan Angiospermae, tujuan serbuk sari adalah kepala putik.
Macam-macam penyerbukan
a. Berdasarkan penyebab sampainya serbuk sari pada tujuan
1. Anemogami: penyerbukan yang disebabkan oleh angin.
Ciri-ciri tumbuhan yang penyerbukannya dibantu oleh angin ialah:

bunganya tidak bermahkota

serbuk sarinya bergantungan kedudukannya

serbuk sarinya banyak dan ringan

71

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

kepala putiknya besar.

Contohnya: rumput, tebu, dan alang-alang.


2. Zoidiogami: penyerbukan yang dibantu oleh hewan.
Berdasarkan jenis hewannya dapat dibedakan lagi menjadi:
Entomogami:penyebabnya adalahserangga.Tumbuhan yang penyerbukannya
memerlukan bantuan serangga umumnya mempunyai ciri-ciri:

mahkota bunga berwarna mencolok

mengeluarkan bau yang khas

mempunyai kelenjar madu

Ornitogami: penyerbukan karena bantuan burung, terjadi pada tumbuhan


yang bunganya mengandung madu atau air.

Kiropterogami: penyerbukan karena bantuan kelelawar, terjadi pada


tumbuhan yang bunganya mekar pada malam hari.

Malakogami: penyerbukan karena bantuan siput, terjadi pada tumbuhan yang


banyak dilekati siput.

3. Hidrogami: penyerbukan karena bantuan air. Ini pada umumnya terjadi pada
tumbuhan yang hidup di dalam air, misalnya Hydrilla.
4. Antropogami: disebut juga penyerbukan buatan atau sengaja, yaitu penyerbukan
karena bantuan manusia. Hal ini dilakukan oleh manusia karena tidak terdapatnya
vektor yang dapat membantu penyerbukan.
b. Berdasarkan asal serbuk sari :
1. Autogami atau penyerbukan sendiri. Autogami dapat terjadi bila serbuk sari
berasal dari bunga yang sama. Autogami sering terjadi pada saat bunga belum
mekar disebut kleistogami.
2. Geitonogami atau penyerbukan tetangga, yaitu penyerbukan di mana serbuk
sari berasal dari bunga yang berlainan tetapi masih dalam satu individu.
3. Alogami atau penyerbukan silang, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari
berasal dari bunga individu lain tetapi masih dalam satu species/jenis.
4. Bastar yaitu penyerbukan di mana serbuk sari dan putik berasal dari spesies
lain.
Terjadinya

penyerbukan

belum

memberi

jaminan

akan

terjadinya

pembuahan, karena buluh serbuk sari yang berasal dari serbuk sari dalam

72

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

perkembangan selanjutnya belum tentu dapat mencapai sel telur, yang letaknya di
dalam bakal buah jauh dari kepala putik. Pada beberapa jenis tumbuhan
penyerbukannya tidak mungkin terjadi secara autogami (penyerbukan mandiri). Hal
ini antara lain disebabkan oleh:
1. Dioseus (berumah dua), artinya alat kelamin jantan dan alat kelamin betina
terdapat pada individu yang berbeda. Misalnya: melinjo dan salak.
2. Dikogami, bila putik dan serbuk sari suatu bunga masaknya tidak bersamaan.
Dikogami dapat dibedakan atas:

Protandri, bila serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu dari pada putiknya.
Contohnya: bunga jagung, seledri, dan bawang Bombay.

Protogini, bila putik suatu bunga masak lebih dulu dari serbuk sarinya.
Contohnya: bunga kubis, bunga coklat, dan alpukat.

3. Herkogami, ialah bentuk bunga yang sedemikian rupa, sehingga serbuk sari dari
bunga tersebut tidak dapat jatuh pada kepala putiknya, kecuali dengan bantuan
manusia atau hewan. Contoh: Anggrek, Vanili, dan lain sebagainya.
4. Heterostili, ialah bunga yang mempunyai benang sari dan tangkai putik tidak sama
panjang. Contoh: tumbuhan familia Rubiaceae (kopi, kina, kaca piring, dan lain
sebagainya).
Pembuahan
Penyerbukan akan menghasilkan individu baru apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu
peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Pada tumbuhan
berbiji dikenal ada dua macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal pada
Gymnospermae, dan pembuahan ganda pada Angiospermae.
a. Pembuahan tunggal
Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka. Serbuk sari
akan sampai pada tetes penyerbukan, kemudian dengan mengeringnya tetes
penyerbukan, serbuk sari yang telah jatuh di dalamnya akan diserap masuk ke ruang
serbuk sari melalui mikrofil. Serbuk sari ini sesungguhnya terdiri atas dua sel, yaitu
sel generatif atau yang kecil dan sel vegetatif yang besar, hampir menyelubungi sel
generatif. Serbuk sari ini kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari, yang
kemudian bergerak ke ruang arkegonium. Karena pembentukan buluh serbuk sari
maka sel-sel yang terdapat di antara ruang serbuk sari dan ruang arkegonium

73

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

terdesak ke samping akan terlarut. Sementara itu di dalam buluh ini sel generatif
membelah menjadi dua dan menghasilkan sel dinding atau sel dislokator, dan sel
spermatogen atau calon spermatozoid. Sel spermatogen kemudian membelah
menjadi dua sel permatozoid. Setelah sampai di ruang arkegonium, sel vegetatif
lenyap, dan kedua sel spermatozoid lepas ke dalam ruang arkegonium yang berisi
cairan, sehingga spermatozoid dapat berenang di dalamnya. Pada ruang arkegonium
terdapat sejumlah sel telur yang besar. Tiap sel telur bersatu dengan satu
spermatozoid, sehingga pembuahan pada Gymnospermae selalu mengasilkan zigot
yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Pembuahan tunggal seperti
ini misalnya terjadi pada pohon Pinus.

Contoh proses pembuahan tunggal pada Pinus (Gymnospermae)

b. Pembuahan ganda
1. Perkembangan serbuk sari
Serbuk sari yang jatuh di kepala putih terdiri atas satu sel dengan dua dinding
pembungkus, yaitu: eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin pecah,

74

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

kemudian intin tumbuh memanjang membuat buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari ini
akan tumbuh menuju ke ruang bakal biji. Bersamaan dengan ini inti sel serbuk sari
membelah menjadi 2, yang besar didepan adalah inti vegetatif sebagai penunjuk
jalan, dan yang kecil di belakang adalah inti generatif. Inti generatif membelah lagi
menjadi dua inti generatif atau spermatozoid, yaitu inti generatif 1 dan inti
generatif 2.

Proses Pembuahan Ganda Pada Tumbuhan


2. Pembentukan sel telur
Bersamaan dengan perkembangan serbuk sari dalam buluh serbuk sari, di dalam
ruang bakal biji sel induk megaspora (megasporosit/makrosporosit) membelah
secara meiosis menjadi 4 sel. Tiga di antaranya mati dan yang satu tumbuh menjadi
sel megaspora/makrospora (inti kandung lembaga primer). Inti sel megaspora ini
selanjutnya membelah mitosis 3 kali, sehingga terbentuklah 8 inti. Ke-8 inti tersebut
kemudian masing-masing akan terbungkus membran sehingga menjadi sel yang
terpisah. Karena itu sel-sel di dalam bakal biji sering disebut multigamet. Langkah
berikutnya, 8 sel tersebut membentuk formasi di dalam bakal biji. Tiga sel
menempatkan diri di bagian atas bakal biji disebut antipoda. Yang di bagian bawah

75

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

dekat mikrofil, 3 sel menempatkan diri berdekatan. Yang tengah adalah ovum,
sedang mengapitnya sebelah kanan dan kiri adalah sinergid. Dua sel yang tersisa
bergerak ke tengah bakal biji dan bersatu melebur membentuk inti kandung
lembaga sekunder sehingga menjadi sel yang diploid (2n). Jika terjadi pembuahan
inti generatif 1 membuahi ovum membentuk zigot, sedang inti generatif 2 membuahi
inti kandung lembaga sekunder menghasilkan endosperm (3n) sebagai cadangan
makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan pembuahan ganda. Sementara itu inti
vegetatif akan mati setelah sampai di bakal biji.

inti generatif 1 (n) + ovum (n) > zigot (2n)

inti generatif 2 (n) + inti kandung lembaga sekunder (2n) > endosperm
(3n)

Masuknya inti generatif ke dalam ruang bakal biji ada beberapa cara, yaitu:

Porogami : bila dalam pembuahan masuknya spermatozoid melalui mikrofil.

Aporogami : bila masuknya spermatozoid tidak melalui mikrofil. Bila


masuknya spermatozoid melalui kalaza, maka disebut kalazogami.

Embrio pada tumbuhan berbiji dapat terjadi karena:


a) Amfiksis (amfmiksis), yaitu terjadinya embrio melalui peleburan antara ovum dan
sel spermatozoid.
b) Apomiksis,embrio terjadi bukan dari peleburan sel telur dengan sel spermatozoid.
Apomiksis dapat terjadi karena:

Partenogenesis, yaitu pembentukan embrio dari sel telur tanpa adanya


pembuahan.

Apogami, yaitu embrio yang terjadi dari bagian lain dari kandung lembaga
tanpa adanya pembuahan, misalnya dari sinergid atau antipoda.

Embrioni adventif, yaitu embrio yang terjadi dari selain kandung lembaga.
Misalnya, dari sel nuselus.

Terjadinya

amfimiksis

dan

apomiksis

secara

bersama-sama

menyebabkan

terdapatnya lebih dari satu embrio dalam satu biji. Peristiwa ini disebut poliembrioni.
Poliembrioni sering dijumpai pada jeruk, mangga, nangka, dan sebagainya.
Perkembang Biakan Tak Kawin Secara Alami / Vegetatif Alami
Perkembangbiakan secara alami adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa
bantuan tangan manusia untuk terjadi pembuahan / anakan tanaman baru.

76

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

a. Umbi Lapis
Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi. Contohnya seperti
bawang merah.
b. Umbi Batang
Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat penimbunan makanan
dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi
tanaman baru. Contoh seperti jagung dan ketela rambak.
C. Geragih
Geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana pada ruas batang
dapat muncul tunas-tunas baru. Misalnya seperti tanaman rumput teki, arbei,
kangkung, dan lain sebagainya.
d. Akar Tunggal
Akar tunggal adalah tunas yang muncul pada batang tumbuhan yang tumbuh secara
mendatar di tanah. Contohnya seperti keladi, alang-alanga, dll.
e. Spora
Spora adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur berkembang biak dengan
membentuk spora tempat tunas baru akan muncul.
f. Tunas
Tunas adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan induknya.
COntohnya yakni seperti pohon pisang, bambu, tebu, dan lain sebagainya.
g. Tunas Adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada
akar, daun, dsb. Contoh tanaman bertunas adventif adalah seperti pohon cemara,
kesemek, sukun, dan lain-lain.
h. Hormegenium
Hormegenium adalah perkembangbiakan yang terjadi pada tumbuhan ganggang
berbentuk benang dengan cara memutus benang yang ada. Pada benang yang
terputus nantinya kana tumbuh individu baru.
i. Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah perkembangbiakan pada tumbuhan bersel satu.
2. Perkembang Biakan Tidak Kawin Buatan / Reproduksi Vegetatif Buatan

77

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Perkembangbiakan secara buatan adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa


bantuan campur tangan manusia.
a. Metode Mencangkok / Cangkok
Mencangkok adalah suatu cara mengembangbiakkan tumbuhan dengan jalan
menguliti batang yang ada lalu bungkus dengan tanah agar akarnya tumbuh. Jika
akar sudah muncul akar yang kokoh, maka batang tersebut sudah bisa dipotong dan
ditanam di tempat lain.
b. Merunduk / Menunduk
Merunduk adalah teknik berkembang biak tumbuh-tumbuhan dengan cara
menundukkan batang tanaman ke tanah dengan harapan akan tumbuh akar. Setelah
akar timbul, maka batang sudah bisa dipotong dan dibawa ke tempat lain.
c. Menyetek / Nyetek
Menyetek adalah perkembangbiak tumbuhan dengan jalan menanam batang tanaman
agar tumbuh menjadi tanaman baru. Contohnya seperti singkong.
d. Menyambung / Mengenten
Mengenten adalah perkembang biakan buatan yang biasanya dilakukan pada
tumbuhan sejenis buah-buahan atau ketela pohon demi mendapatkan kualitas buat
yang baik.

78

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

14. INTEGUMEN, RANGKA DAN OTOT

I. SISTEM INTEGUMEN
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu,
sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal
dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Organ ini merupakan
organ terbesar, tertipis, dan sangat penting. Karakter spesifiknya adalah mampu
memperbaiki sendiri (self-repairing) dan menjadi mekanisme pertahanan tubuh
pertama. Fungsi sistem integument adalah :
1) Pelindung: dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, dan
mekanik, kimia, atau suhu
2) Penerima sensasi: sentuhan, tekanan, nyeri, & suhu
3) Pengatur suhu: menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin & meningkatkan
kehilangan panas saat suhu panas
4) Fungsi metabolik: menyimpan energi mll cadangan lemak; sintesis vitamin D
5) Ekskresi: mengeluarkan keringat, minyak dan garam.

A. Kulit
Secara struktural, kulit terbagi menjadi 3 lapisan utama yaitu :
1) Epidermis, terbagi lagi menjadi lapisan basal / stratum germinativum (yang
merupakan

lapisan terbawah dari epidermis, terdapat

melanosit yaitu sel

dendritik yang yang membentuk melanin); lapisan Malpighi/ stratum spinosum


(lapisan paling tebal); lapisan granular atau stratum granulosum (memiliki
granula-granula); dan lapisan tanduk atau stratum korneum (terdiri dari 20 25
lapis sel tanduk tanpa inti).
2) Dermis, merupakan lapisan dibawah epidermis dan terdiri atas jaringan ikat.
3) Jaringan subkutan atau hipodermis merupakan lapisan terdalam yang banyak
mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak. Terdiri atas jaringan
adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot dan
tulang.

79

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

B. Rambut
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang
distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir. Terdapat 2 jenis rambut :
rambut terminal ( dapat panjang dan pendek) dan rambut velus( pendek, halus dan
lembut). Rambut tersusun atas akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel
keratin).
C. Kuku
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keratin yang
keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula. Pertumbuhan rata- rata
0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18
bulan.
D. Kelenjar Kulit
Kelenjar pada kulit terdiri atas dua yaitu kelenjar sebacea dan sudorifera. Kelenjar
Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut
dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan
lunak. Kelenjar keringat (sudorifera) berfungsi mengeluarkan keringat pada saat suhu
tubuh meningkat.

Gambar Lapisan-lapisan kulit dan turunannya

80

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

II. SISTEM RANGKA


Sistem rangka adalah suatu sistem organ yang memberikan dukungan fisik pada
makhluk hidup. Sistem rangka umumnya dibagi menjadi tiga tipe: eksternal, internal,
dan basis cairan (rangka hidrostatik), walaupun sistem rangka hidrostatik dapat pula
dikelompokkan secara terpisah dari dua jenis lainnya karena tidak adanya struktur
penunjang. Rangka manusia dibentuk dari tulang tunggal atau gabungan (seperti
tengkorak) yang ditunjang oleh struktur lain seperti ligamen, tendon, otot, dan organ
lainnya. Rata-rata manusia dewasa memiliki 206 tulang, walaupun jumlah ini dapat
bervariasi antara individu.
Sistem rangka merupakan suatu sistem yang dibangun oleh struktur-struktur
keras dari tubuh yang sifatnya menyokong dan melindungi. Sistem ini meliputi
eksoskeleton dan endoskleton. Eksoskeleton secara embriologis berasal dari
epidermis saja, dermis saja, atau keduanya. Sedangkan endoskeleton secara
embriologis berasal dari jaringan sub dermal, yaitu endoskeleton tulang,
endoskeleton rawan dan korda. Eksoskeleton umumnya dijumpai pada hewan
invertebrata. Pada vertebrata lebih dikenal sebagai dermal skeleton. Endoskeleton
umumnya dijumpai pada hewan vertebrata
Rangka bertulang adalah sistem struktural utama vertebrata. Bekerja sama
dengan kulit, yang merupakan organ terbesar di tubuh, rangka menyediakan bentuk
dasar suatu organisme. Selain fungsi sokongan (support) mekanis, sistem rangka pun
berperan sebagai alat utama perlindungan bagi organ-organ lunak dalam tubuh.
Bekerja sama dengan sistem otot, sistem rangka memungkinkan pergerakan tubuh.
Tulang-tulang individual atau formasi tulang berperan sebagai tuas pengungkit yang
digerakkan oleh otot yang sesuai letaknya. Kontraksi otot-otot spesifik menyebabkan
pergerakan tungkai atau bagian tubuh.
Barangkali sistem penyokong yang paling efisien adalah endoskeleton
(skeleton internal) vertebrata, jaringan intenal dari tulang keras dan tulang rawan
atau kartilago, yang membingkai, membentuk, dan melindungi tubuh, serta
meyediakan serangkaian tuas yang memaksimalkan potensi pergerakan yang rumit
dan cepat. Tulang atau osteon terdiri atas sel-sel tulang yang banyak mengeluarkan
matriks yang mengandung senyawa kapur dan posfat. Adanya matriks yang
mengandung kapur dan posfat itulah yang menyebabkan tulang bersifat keras. Bila

81

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

matriks tersebut padat dan rapat membentuk tulang keras atau tulang kompak,
misalnya pada tulang pipa. Bila matriks tesebut berongga akan membentuk tulang
spons, misalnya pada tulang-tulang pipih dan tulang pendek
Secara garis besar, rangka pada hewan vertebrata terbagi atas rangka aksial
dan rangka apendiks. Berikut merupakan rincian ringkas dari macam-macam tipe
rangka tersebut :
A. Rangka aksial (rangka sumbu) :

Tengkorak kepala (cranial)

Ruas tulang punggung (vertebrae)

Tengkorak daerah dada (costa /rusuk dan sternum)

Tengkorak sekitar pinggang (sacrum dan cocyx)

B. Rangka apendiks (rangka cabang) :

Gelang pektoral/bahu (scapula, clavicula)

Gelang pelvic (coxa)

Alat gerak (ekstrimitas ) depan (humerus, radius, ulna, carpal, metacarpal,


phalang)

Ekstrimitas belakang (femur, tibia, fibula, tarsal, metatarsal, phalang)

III. SISTEM OTOT


Merupakan jaringan yang tersusun atas sel otot yang bertugas menggerakan berbagai
bagian tubuh, karena memiliki kemampuan berkonteraksi. Kemampuan kontraksi
disebabkan adanya protein otot yang disebut aktomiosin pada setiap miofibril. Otot
dibedakan menjadi otot polos, lurik, dan jantung.
a. Otot polos dengan ciri-cirinya sbb :

sel polos tidak bergarin-garis

inti sel berjumlah satu dan terletak di tengah

kerjanya tidak dipengaruhi kesadaran (otak)

reaksi terhadap rangsang lambat

bentuk sel seperti kumparan

kerja teratur, lambat dan tahan lama

fungsi menggerakan alat-alat dalam

b. Otot lurik (skeletal) dengan ciri-ciri :

82

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

sel berserabut dan bergaris-garis

inti sel berjumlah banyak dan terletak di tepi

kerjanya dipengaruhi kesadaran

reaksi terhadap rangasang cepat

bentuk sel silindris

kerja tidak teratur, cepat dan tidak tahan lama

fungsi menggerakan rangka

BIOLOGI UA

c. Otot jantung dengan ciri-ciri :

sel berserabut, bercabang dan bergaris-garis

inti sel berjumlah satu dan terletak di tengah

kerja tidak dipengaruhi kehendak kesadaran

reaksi terhadap rangsang lambat

bentuk sel silindris bercabang-cabang

kerja teratur dan tahan lama

fungsi kontraksi otot jantung


Berdasar syaraf

yang mempengaruhinya, otot lurik termasuk otot sadar

sehingga disebut otot volunter, sedang otot polos dan otot jantung termasuk otot tak
sadar sehingga disebut otot involunter. Pada otot jantung hubungan antara cabang
yang satu dengan yang lain di sebut sinsitium.

83

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

15. SISTEM PENCERNAAN

Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada
tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada
hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan
secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah
memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.
1. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel,
seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam alat
khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler.
Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum
sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara
absorbs langsung melalui kulit.
a. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah : Sistem pencernaan makanan
pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing tanah memiliki alat-alat pencernaan
mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Proses pencernaan
dibantu oleh enzim enzim pencernaan. Makanan cacing tanah berupa daundaunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna
senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap
oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
b. Sistem Pencernaan Pada Serangga : Sebagaimana pada cacing tanah, serangga
memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus sampai anus.Pencernaan pada serangga dilakukan
secara ekstrasel.
2. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria).
a. Sistem Pencernaan Pada Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam
rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah
dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan

84

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk
ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus
berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui
makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke
lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus.
Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang
penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa
panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus. Kelenjar
pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang
berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan
dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri,
serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang
disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan lemak.
Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah kanan hati,
dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk
menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan
organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara
lain menghasilkan enzim enzim pencernaan dan hormon insulin.
b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak.
Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran
pencernaan pada katak meliputi: (1) rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut
untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa, (2) esofagus; berupa
saluran pendek, (3) ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi
makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat
masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus, (4) intestinum (usus): dapat
dibedakan atas usus halus dan usus tebal, (5) Usus halus meliputi: duodenum.
jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Usus tebal berakhir pada
rektum dan menuju kloaka, dan (6) kloaka: merupakan muara bersama antara saluran
pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine. Kelenjar pencernaan pada
amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas

85

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan
empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas
berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum).
pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
c. Sistem Pencernaan Pada Reptil
Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan
daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi: (1) rongga
mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing
memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan sedikit
melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang
melekat

pada tulang

lidah dengan ujung

bercabang dua,

(2)

esofagus

(kerongkongan), (3) ventrikulus(lambung), (4) intestinum: terdiri atas usus halus dan
usus tebal yang bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati,
kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir dan
berwarna
Kemerahan). Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada
di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.
d. Sistem Pencernaan Pada Burung
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buahbuahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas: (1) paruh: merupakan
modifikasi dari gigi, (2) rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan
penghubung antara rongga mulut dan tanduk, (3) faring: berupa saluran pendek,
esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan
sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat, (4) lambung
terdiri atas: Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim
pencernaan, dinding ototnya tipis, Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal):
ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir
yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan
disebut sebagai hens teeth, (6) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal
yang bermuara pada kloaka. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum

86

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

dan ileum. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan
pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.
e. Sistem Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)
Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut
sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada
hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung
selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem
pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada
struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk
mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia
terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut
besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).
Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.
Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 78/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter
berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan
ruminansia.
Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai
struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses
fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang
banvak mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif
fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut
lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum.
Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan
sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri
selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk simbiosis
mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping itu,
bakteri ini dapat, menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam
pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif.

87

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

16. SISTEM RESPIRASI HEWAN

Sistem respirasi adalah sistem yang terdiri atas organ-organ respirasi yang bekerja
untuk menyelenggarakan pensuplaian oksigen ke dalam tubuh dan mengeluarkan
karbondioksida ke luar tubuh. Tujuan akhir dari respirasi adalah menyediakan
oksigen bagi sel-sel yang membutuhkan dan membuang atau mengeluarkan
karbondioksida dari sel ke lingkungannya. Oksigen yang dibutuhkan sel pada
dasarnya berguna untuk memproduksi ATP melalui rangkaian reaksi biokimia yang
kompleks.
Untuk berespirasi, hewan memerlukan organ atau alat-alat respirasi. Alat
respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan
sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara
hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit,
trakea, dan paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai
alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh,
contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini
oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.

Gambar Berbagai Alat Respirasi Pada Hewan dan Manusia

88

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Respirasi pada Serangga


Corong hawa (trakea) adalah alat pernapasan yang dimiliki oleh serangga
dan arthropoda lainnya. Pembuluh trakea bermuara pada lubang kecil yang ada di
kerangka luar (eksoskeleton) yang disebut spirakel. Spirakel berbentuk pembuluh
silindris yang berlapis zat kitin, dan terletak berpasangan pada setiap segmen tubuh.
Spirakel menpunyai katup yang dikontrol oleh otot sehingga membuka dan
menutupnya spirakel terjadi secara teratur. Pada umumnya spirakel terbuka selama
serangga terbang, dan tertutup saat serangga beristirahat Oksigen dari luar masuk
lewat spirakel. Kemudian udara dari spirakel menujupembuluh-pembuluh trakea dan
selanjutnya pembuluh trakea bercabang lagi menjadi cabang halus yang
disebut trakeolus sehingga dapat mencapai seluruh jaringan dan alat tubuh bagian
dalam. Trakeolus tidak berlapis kitin, berisi cairan, dan dibentuk oleh sel yang
disebut trakeoblas. Pertukaran gas terjadi antara trakeolus dengan sel-sel tubuh.
Trakeolus ini mempunyai fungsi yang sama dengan kapiler pada sistem
pengangkutan (transportasi) pada vertebrata.
Mekanisme pernapasan pada serangga, misalnya belalang, adalah sebagai
berikut : Jika otot perut belalang berkontraksi maka trakea mexrupih sehingga udara
kaya COZ keluar. Sebaliknya, jika otot perut belalang berelaksasi maka trakea
kembali pada volume semula sehingga tekanan udara menjadi lebih kecil
dibandingkan tekanan di luar sebagai akibatnya udara di luar yang kaya 02 masuk ke
trakea. Sistem trakea berfungsi mengangkut OZ dan mengedarkannya ke seluruh
tubuh, dan sebaliknya mengangkut C02 basil respirasi untuk dikeluarkan dari tubuh.
Dengan demikian, darah pada serangga hanya berfungsi mengangkut sari makanan
dan bukan untuk mengangkut gas pernapasan. Di bagian ujung trakeolus terdapat
cairan sehingga udara mudah berdifusi kejaringan. Pada serangga air seperti jentik
nyamuk udara diperoleh dengan menjulurkan tabung pernapasan ke perxnukaan air
untuk mengambil udara.
Serangga air tertentu mempunyai gelembung udara sehingga dapat menyelam
di air dalam waktu lama. Misalnya, kepik Notonecta sp.mempunyai gelembung udara
di

organ

yang

menyerupai

rambut

pada

permukaan

ventral.

Selama

menyelam, O2 dalam gelembung dipindahkan melalui sistem trakea ke sel-sel


pernapasan. Selain itu, ada pula serangga yang mempunyai insang trakea yang

89

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang
halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui
pembuluh trakea.

Pernapasan pada Kalajengking dan Laba-laba


Kalajengking dan laba-laba besar (Arachnida) yang hidup di darat memiliki alat
pernapasan berupa paru-paru buku, sedangkan jika hidup di air bernapas dengan
insang buku. Paru-paru buku memiliki gulungan yang berasal dari invaginasi perut.
Masing-masing paru-paru buku ini memiliki lembaran-lembaran tipis (lamela) yang
tersusun berjajar. Paruparu buku ini juga memiliki spirakel tempat masuknya oksigen
dari luar. Keluar masuknya udara disebabkan oleh gerakan otot yang terjadi secara
teratur. Baik insang buku maupun paru-paru buku keduanya mempunyai fungsi yang
sama seperti fungsi paru-paru pada vertebrata.
Alat Pernapasan pada Ikan
Insang dimiliki oleh jenis ikan (pisces). Insang berbentuk lembaran-lembaran tipis
berwarna merah muda dan selalu lembap. Bagian terluar dare insang berhubungan
dengan air, sedangkan bagian dalam berhubungan erat dengan kapiler-kapiler darah.
Tiap lembaran insang terdiri dare sepasang filamen,dan tiap filamen mengandung
banyak lapisan tipis (lamela). Pada filamen terdapat pembuluh darah yang memiliki
banyak kapiler sehingga memungkinkan OZ berdifusi masuk dan CO2 berdifusi
keluar. Insang pada ikan bertulang sejati ditutupi oleh tutup insang yang

90

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

disebut operkulum,sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh
operkulum.
Alat Pernafasan Pada Katak
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru.
Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput
rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak
terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut
dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di
rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain
bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini
dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak
kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit
akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk
diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa
ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pareparu (arteri pulmo kutanea).demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat
terjadi di kulit.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga
dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia. Katak
mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya
kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti
kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut
dihubungkan oleh bronkus yang pendek.

91

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi
saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat
selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru.
Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideusberkonstraksi
sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane.
Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus
berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut
mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi
pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paruparu dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme
ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi
sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut.
Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot
rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus
sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara
yang kaya karbon dioksida keluar.
Alat Pernapasan pada Reptilia
Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paruparu reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif.
Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa
belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada
beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa
cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
Alat Pernapasan pada Burung
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paruparu burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi
oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada
tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada
dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang
rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian,
yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea

92

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput
yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang
lagi menjadi mesobronkus yangmerupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan
menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal).
Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100
atau lebih).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan
adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak
keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap
udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam
rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar
yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan
ke pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat di udara (OZ) di
paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap
mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit
sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi
apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke
posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari
tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida
keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa
masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paruparu. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun
inspirasi.
Sistem Respirasi Mammalia
Pada dasarnya sistem respirasi pada mamalia sama dengan respirasi secara umum.
Organ-organ respirasinya pun juga hampir sama. Memiliki bagian saluran
pernapasan: rongga hidung, faring, laring, trakhea, bronkus, dan bronkiolus. Bagian
pernapasan: bronkioli respiratori, dukti alveoli, dan alveoli. Organ perapasan utama
adalah paru-paru. Paru-paru mamalia berongga-rongga dan umumnya terbagi
menjadi lobus-lobus. Kebanyakan dua lobus sebelah kiri dan tiga lobus sebelah
kanan. Ada juga mamalia yang paru-parunya yang tidak terbagi dalam lobus-lobus,

93

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

misalnya pada ikan paus, duyung, gajah, kuda, dan beberapa kelelawar. Pada
monotremata dan tikus, hanya paru-paru kanan yang terbagi dalam lobus-lobus.
Sebelah luar paru-paru dilapisi oleh selaput pleura. Rongga hidung dipisahkan oleh
suatu sekat yang disebut septum basal, menjadi bagian kiri dan kanan. Dengan udara
luar dihubungkan oleh lubang hidung luar (nares eksternal), dengan faring
dihubungkan oleh lubang hidung dalam (nares internal/khoane). Faring merupakan
persimpangan antara saluran napas dan salura makanan. Lobus merupakan suatu
rongga yang terletak di belakang faring. Trakhea diperkuat oleh cincin tulang rawan
hialin dan fibrosa. Bronkus yang dibedakan menjadi dua, yaitu bronkus
ekstrapulmonalis dan bronkus intrapulmonalis. Bronkiolus merupakan cabang dari
bronkus intrapulmonalis. Pada proses pernafasan, udara masuk melalui rongga
hidung menuju ke trachea untuk selanjutnya mencapai bronchus, bronchiolus dan
masuk kedalam alveolus. Di alveolus terjadi pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida dengan kapiler-kapiler darah.

94

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

17. SISTEM SIRKULASI PADA HEWAN

Sistem sirkulasi adalah sistem yang bertugas mengedarkan oksigen dan sari makanan
keseluruh tubuh hewan. Mekanise sirkulasi berbeda antar tingkatan taksa seperti
yang akan dipaparkan berikut ini.
Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1) Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba
maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi berupa jantung dengan
salurannya yang merupakan jalan untuk peredaran makanan. Makanan
umumnya beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran protoplasma.
2) Sistem peredaran darah terbuka : jika dalam peredaran-nya darah tidak selalu
berada di dalam pembuluh. Misal : Arthropoda
3) Sistem peredaran darah tertutup : jika dalam peredaran-nya darah selalu
berada di dalam pembuluh. Misal : Annelida, Mollusca, Vertebrata.

Sistem Sirkulasi Pada Invertebrata


1. Porifera : Belum memiliki sistem sirkulasi khusus, tubuhnya terdiri atas dua
lapisan sel, lapisan dalam terdiri atas sel-sel yang disebut koanosit. Koanosit
berfungsi menangkap makanan secara fagosit yang selanjutnya disebarkan keseluruh
tubuh oleh amoebosit.
2. Hydra : Pada dinding sebelah dalam dari tubuh Hydra berfungsi sebagai pencerna
dan juga berfungsi sebagai sirkulasi.
3. Platyhelminthes : Sel mesenkim berrfungsi membantu distribusi makanan yang
telah dicernakan. Makanan yang tidak dicerna dikeluarkan melalui mulut, misal pada
Planaria.
4. Annelida : Memiliki sistem peredaran darah tertutup, yang terdiri dari pembuluh
darah dorsal, pembuluh darah ventral dan lima pasang lengkung aorta yang berfungsi
sebagai jantung, misal pada cacing tanah (Pheretima).
5. Mollusca : Memiliki sistem peredaran darah tertutup. Jantung pada hewan ini
sudah terdapat atrium (serambi) dan ventrikel (bilik) serta terdapat pembuluh darah
vena dan arteri, misal pada keong (Pila globosa).

95

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

6. Arthropoda : Memiliki sistem peredaran darah terbuka. Jantung disebut jantung


pembuluh. Darah dan cairan tubuh serangga disebut hemolimfa. Fungsi hemolimfa
adalah mengedarkan zat makanan ke sel-sel. Hemolimfe tidak mengandung
haemoglobin sehingga tidak mengikat oksigen dan darah tidak berwarna merah. O2
dan CO2 diedarkan melalui sistem trakea.

Sistem Sirkulasi Pada Vertebrata


1. Pisces : Jantung ikan terdiri 2 ruang : meliputi 1 atrium (serambi) dan 1 ventrikel
(bilik) dan sinus venosus : yang menerima darah dari vena kardinalis anterior dan
vena kardinalis posterior. Darah dari jantung keluar melalui aorta ventral menuju
insang. Di insang aorta bercabang menjadi arteri brankial dan akhirnya menjadi
kapiler-kapiler (terjadi pertukaran gas yaitu pelepasan CO2 dan pengambilan O2 dari
air. Dari kapiler insang darah mengalir ke aorta dorsal, kemudian ke kapiler seluruh
tubuh untuk memberikan O2 dan sari makanan serta mengikat CO2 . Selanjutnya
darah kembali ke jantung melalui vena kardinalis anterior dan vena kardinalis
posterior. Peredaran ikan termasuk peredaran darah tunggal (dalam satu kali
peredarannya, darah melalui jantung satu kali).
2. Amphibia : Jantung katak terdiri 3 ruang yaitu 2 atrium dan 1 ventrikel. Arah
aliran darah : Darah yang kaya O2 dari paru-paru dan kulit masuk ke atrium kiri.
Darah yang miskin O2 masuk ke atrium kanan dengan perantaraan sinus venosus.
Dari atrium darah masuk ke ventrikel sehingga terjadi percampuran darah yang kaya
O2 dan darah yang miskin O2 . Dari ventrikel darah yang kaya O2 dipompa ke
jaringan tubuh dan pada saat darah yang miskin O2 dialirkan ke paru-paru ke kulit
untuk memperoleh O2. Peredaran darah katak termasuk peredaran darah ganda
(dalam satu kali peredarannya, darah melewati jantung 2 kali).
3. Reptilia : Jantung reptilia terbagi menjadi 4 ruang, yaitu : 2 atrium yaitu 1 atrium
dekster (serambi kanan) 1 atrium sinister (serambi kiri), 2 ventrikel yaitu 1 ventrikel
dekster (bilik kanan), 1 ventrikel sinister (bilik kiri). Sekat di antara ventrikel kiri dan
ventrikel kanan belum sempurna. Peredaran darah reptilia merupakan peredaran
darah ganda. Pada buaya, sekat ventrikel terdapat suatu lobang yang disebut foramen
panizzae yang memungkinkan pemberian O2 ke alat pencernaan dan untuk
keseimbangan tekanan dalam jantung sewaktu penyelam di air.

96

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

4. Aves : Jantung aves terbagi menjadi 4 ruang, yaitu 2 atrium (1 atrium dekster dan
1 atrium sinister); 2 ventrikel (kiri dan kanan). Sekat di antara ventrikel kiri dan
ventrikel kanan sempurna sehingga tidak terjadi percampuran darah yang kaya O2
dan yang miskin O2 .
5. Mamalia : Jantung mamlia terbagi menjadi 4 ruang, yaitu 2 atrium (kiri dan
kanan) dan 2 ventrikel (kiri dan kanan). Sekat di antara ventrikel kiri dan ventrikel
kanan sempurna sehingga tidak terjadi percampuran darah yang kaya O2 dan yang
miskin O2 . Peredaran darah reptilia merupakan peredaran darah ganda.

Darah dan Fungsi darah :

Sebagai alat transport :


o

O2 dari paru-paru diangkut keseluruh tubuh

CO2 diangkut dari seluruh tubuh ke paru-paru

Sari makanan diangkut dari jonjot usus ke seluruh jaringan yang


membutuhkan.

zat sampah hasil metabolisme dari seluruh tubuh ke alat pengleluaran.

Mengedarkan hormon dari kelenjar endokrin (kelenjar buntu) ke bagian


tubuh tertentu.

Mengatur keseimbangan asam dan basa

Sebagai pertahanan tubuh dari infeksi kuman

Untuk mengatur stabilitas suhu tubuh

Komponen darah :
1. Sel-sel darah (bagian padat)
a. Eritrosit (sel darah merah)
b. Leukosit (leukosit)
c. Trombosit (sel darah pembeku)
2. Plasma darah (cairan darah)
a. Protein
b. Sari-sari makanan
c. Garam mineral
d. Zat hasil produksi sel
e. Zat hasil sisa metabolisme

97

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

f. Gas-gas pelepasan

Organ Jantung (cor)


Merupakan alat pemompa darah. Jantung terdiri dari otot jantung (miokardium),
selaput jantung (perikardium) dan selaput yang membatasi ruangan jantung
(endokardium). Otot jantung mendapatkan zat makanan dan O2 dari arah melalui
arteri koroner. Peristiwa penyumbatan arteri koroner disebut koronariasis.
Jantung terdiri dari 4 ruang, yaitu 2 atrium dan 2 ventrikel.
-

Atrium (serambi) Merupakan ruangan tempat masuknya darah dari pembuluh


balik (vena). Atrium kanan (dekter) dan atrium kiri (sinister) terdapat katup
valvula bikuspidalis. Pada fetus antara atrium kanan danatrium kiri terdapat
lubang disebut foramen ovale.

Ventrikel (bilik) Ventrikel mempunyai otot lebih tebal dari atrium, dan
ventrikel kiri lebih tebal daripada ventrikel kanan, karena berfungsi
memompakan darah keluar jantung.

Antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri terdapat katup valvula trikuspidalis. Saat
ventrikel berkontraksi, darah dari ventrikel kiri yang kaya O2 dipompakan menuju
aorta. Sedangkan darah dari ventrikel kanan yang kaya CO2 dipompakan melalui
arteri paru-paru (arteri pulmonalis). Bila ventrikel mengendur (relaksasi) maka
jantung akan menerima darah vari vena cava superior, dan vena cava inferior yang
kaya CO2 masuk ke dalam atrium kanan. Sedangkan darah dari pembuluh balik
paru-paru (vena pulmonalis) yang kaya O2 masuk ke atrium kiri. Pada jantung yang
mengempis (kontraksi) maka tekanan jantung menjadi maksimum disebut sistole.
Keadaan jantung yang relaksasi (mengendur) maksimum, maka tekanan ruang
jantung menjadi minimum disebut diastole.
Pembuluh darah
Pembuluh darah hewan terdiri atas :
-

Pembuluh nadi (arteri) : pembuluh darah yang membawa darah dari jantung.

Pembuluh vena (balik) : pembuluh darah yang membawa darah ke jantung.

Kapiler darah : berperan dalam mengedarkan darah ke jaringan yang


membutuhkan.

98

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

18. SISTEM EKSKRESI

Sistem Ekskresi Pada Hewan Invertebrata


Sistem ekskresi invertebrata berbeda dengan sistem ekskresi pada vertebrata.
Invertebrata belum memiliki ginjal yang berstruktur sempurna seperti pada
vertebrata. Pada umumnya, invertebrata memiliki sistem ekskresi yang sangat
sederhana, dan sistem ini berbeda antara invertebrata satu dengan invertebrata
lainnya. Alat ekskresinya ada yang berupa saluran Malphigi, nefridium, dan sel api.
Nefridium adalah tipe yang umum dari struktur ekskresi khusus pada invertebrata.
Berikut ini akan dibahas sistem ekskresi pada cacing pipih (Planaria), cacing gilig
(Annellida), dan belalang.

1. Sistem Ekskresi pada Cacing Pipih


Cacing pipih mempunyai organ nefridium yang disebut sebagai protonefridium.
Protonefridium tersusun dari tabung dengan ujung membesar mengandung silia. Di
dalam protonefridium terdapat sel api yang dilengkapi dengan silia. Tiap sel api
mempunyai beberapa flagela yang gerakannya seperti gerakan api lilin. Air dan
beberapa zat sisa ditarik ke dalam sel api. Gerakan flagela juga berfungsi mengatur
arus dan menggerakan air ke sel api pada sepanjang saluran ekskresi. Pada tempat
tertentu, saluran bercabang menjadi pembuluh ekskresi yang terbuka sebagai lubang
di permukaan tubuh (nefridiofora). Air dikeluarkan lewat lubang nefridiofora ini.
Sebagian besar sisa nitrogen tidak masuk dalam saluran ekskresi. Sisa nitrogen lewat
dari sel ke sistem pencernaan dan diekskresikan lewat mulut. Beberapa zat sisa
berdifusi secara langsung dari sel ke air.

2. Sistem Ekskresi pada Anelida dan Molluska


Anelida dan molluska mempunyai organ nefridium yang disebut metanefridium.
Pada cacing tanah yang merupakan anggota anelida, setiap segmen dalam tubuhnya
mengandung sepasang metanefridium, kecuali pada tiga segmen pertama dan
terakhir. Metanefridium memiliki dua lubang. Lubang yang pertama berupa corong,
disebut nefrostom (di bagian anterior) dan terletak pada segmen yang lain. Nefrostom
bersilia dan bermuara di rongga tubuh (pseudoselom). Rongga tubuh ini berfungsi

99

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang
berliku-liku pada segmen berikutnya. Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini
akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke
bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut
nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh
gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium,
bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh
sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan
disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang
diekskresikan keluar. Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan
sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa.
Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum.
Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab,
anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan
lewat sistem ekskresi.

3. Ekskresi pada Belalang (Insekta)


Alat ekskresi pada belalang adalah pembuluh Malpighi, yaitu alat pengeluaran yang
berfungsi seperti ginjal pada vertebrata. Pembuluh Malphigi berupa kumpulan
benang halus yang berwarna putih kekuningan dan pangkalnya melekat pada pangkal
dinding usus. Di samping pembuluh Malphigi, serangga juga memiliki sistem trakea
untuk mengeluarkan zat sisa hasil oksidasi yang berupa CO2. Sistem trakea ini
berfungsi seperti paru-paru pada vertebrata. Belalang tidak dapat mengekskresikan
amonia dan harus memelihara konsentrasi air di dalam tubuhnya. Amonia yang
diproduksinya diubah menjadi bahan yang kurang toksik yang disebut asam urat.
Asam urat berbentuk kristal yang tidak larut.

Sistem Ekskresi Vertebrata


Sistem ekskresi pada vertebrata secara umum melibatkan organ paru-paru, kulit,
ginjal, dan hati.

100

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

1. Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan
bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan
mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang
jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air; mempertahankan
cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan; serta
mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.
Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di
dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan
0,5% dari berat badan, dan panjangnya 10 cm. Setiap menit 20-25% darah
dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal.

Gambar Alat-alat ekskresi pada vertebrata yang berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan
kelenjar keringat
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron, 100 juta sehingga
permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi

101

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang
panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti
mangkuk atau piala, berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus
glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan
Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada
dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus
distal.
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal
dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang
berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari
kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra. Di
dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.

2. Paru-paru (Pulmo)
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karma
mengekskresikan zat sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi.
Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat
vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk
berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat
dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler
yang mempunyai selaput tipis. Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%)
diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HCO3, sedangkan sekitar 25%
lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).

3. Hati (Hepar)
Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar dalam
sistem pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karena menghasilkan
empedu. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dan biliverdin,
dan setelah mengalami oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna
pada feses menjadi kekuningan. Demikian juga kreatinin hasil pemecahan protein,
pembuangannya diatur oleh hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal.

102

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka cairan
empedu akan masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan darah menjadi
lebih kuning. Penderitanya disebut mengalami sakit kuning.

4. Kulit (Cutis)
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung kelenjar keringat
(glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa
metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas
kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat.
Keringat mengandung air, larutan garam, dan urea. Pengeluaran keringat
yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilang
sehingga dapat

garam-garam mineral

menyebabkan kejang otot dan pingsan. Selain berfungsi

mengekskresikan keringat, kulit juga berfungsi sebagai pelindung terhadap


kerusakan fisik, penyinaran, serangan kuman, penguapan, sebagai organ penerima
rangsang (reseptor), serta pengatur suhu tubuh.

103

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

19. SISTEM REPRODUKSI

Reproduksi merupakan salah satu strategi hewan dalam melestarikan spesiesnya.


Reproduksi juga bertujuan mewariskan karakter genetik dari satu generasi ke
generasi berikutnya melalui berbagai mekanisme baik secara aseksual maupun
seksual. Proses reproduksi akan berbeda antar satu spesies dengan spesies lainnya.
Oleh sebab itu, telaa berkenaan dengan sistem reproduksi berikut mencakup
kelompok invertebrata dan vertebrata.
Sistem Reproduksi Invertebrata
Reproduksi Aseksual
Reproduksi aseksual pada hewan lebih jarang terjadi daripada tumbuhan. Biasanya
reproduksi aseksual merupakan suatu alternatif dan bukan pengganti dari reproduksi
seksual. Beberapa invertebrata, misalnya jenis cacing pipih (Planaria) berkembang
biak dengan cara fragmentasi. Fragmentasi merupakan pemutusan bagian tubuh.
Setelah tumbuh mencapai ukuran yang normal, Planaria secara spontan terbagi-bagi
menjadi beberapa bagian. Setiap bagian berkembang menjadi dewasa dan proses
tersebut akan terulang kembali. Invertebrata lain melakukan melakukan reproduksi
aseksual dengan cara pertunasan (budding). Pertunasan merupakan proses
terbentuknya tunas kecil (yang serupa dengan induknya) dari tubuh induk.
Keturunan berkembang sebagai tunas pada badan induk. Pada beberapa
spesies, seperti pada Obelia, tunas tersebut lepas dan hidup bebas. Pada spesies lain,
misalnya koral atau anemon laut, tunas tersebut tetap terikat pada induk hingga
menyebabkan terjadinya koloni koral. Pertunasan juga dijumpai pada hewan parasit,
contohnya cacing pita (Taenia solium). Daging babi yang kurang matang dapat
mengandung sistiserkus termakan dari cacing pita, yang terdiri dari suatu kapsul
yang mengandung skoleks. Bila sistiserkus termakan, getah lambung akan
melarutkan dinding kapsul sehingga skoleks keluar dan melekatkan diri dengan alat
penghisap dan kait, pada dinding usus. Skoleks kemudian membuat tunas-tunas
(proglotid) pada ujung belakangnya. Tunas-tunas ini tetap terikat satu sama lain.
Setelah dewasa proglotid mengembangkan alat kelamin. Proglotid yang paling tua
akhirnya lepas dan keluar bersama kotoran. Namun, sebelum hal ini terjadi, rantai

104

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

tersebut dapat mencapai panjang 6 meter dan mengandung lebih dari 1000 proglotid,
dimana tiap proglotid merupakan individu yang dapat berdiri sendiri.
Beberapa spesies invertebrata yang tingkatannya lebih tinggi berkembang
biak dengan cara partenogenesis. Partenogenesis merupakan telur yang dihasilkan
oleh hewan betina yang berkembang menjadi individu baru tanpa dibuahi, contohnya
serangga. Pada beberapa kasus, partenogenesis merupakan satu-satunya cara yang
dapat dilakukan hewan tertentu untuk berkembang biak. Tetapi pada umumnya
hewan tersebut melakukan partogenesis pada waktu tertentu, seperti yang dilakukan
oleh Aphid (kutu daun) melakukan partenogenesis pada musim ketika banyak
terdapat sumber makanan di sekelilingnya. Reproduksi secara partenogenesis lebih
cepat daripada reproduksi secara seksual, hal ini memungkinkan jenis tersebut untuk
memanfaatkan sumber makanan yang tersedia dengan cepat.

Reproduksi Seksual

Sebagian besar invertebrata melakukan reproduksi secara seksual. Reproduksi


seksual dicirikan dengan penyatuan gamet (fertilisasi), yaitu sperma dan ovum.
Fertilisasi pada invertebrata sering dijumpai pada cacing tanah yang bersifat
hermafrodit (satu individu menghasilkan sperma dan ovum). Meskipun hermafrodit,
cacing tanah tidak dapat melakukan fertilisasi sendiri, melainkan dengan pasangan
cacing tanah lainnya.

Reproduksi Pada Vertebrata


Reproduksi seksual pada vertebrata diawali dengan perkawinan yang diikuti dengan
terjadinya fertilisasi. Fertilisasi tersebut kemudian menghasilkan zigot yang akan
berkembang menjadi embrio. Fertilisasi pada vertebrata dapat terjadi secara eksternal
atau secara internal. Fertilisasi eksternal merupakan penyatuan sperma dan ovum di
luar tubuh hewan betina, yakni berlangsung dalam suatu media cair, misalnya air.
Contohnya pada ikan (pisces) dan amfibi (katak). Fertilisasi internal merupakan
penyatuan sperma dan ovum yang terjadi di dalam tubuh hewan betina. Hal ini dapat
terjadi karena adanya peristiwa kopulasi, yaitu masuknya alat kelamin jantan ke
dalam alat kelamin betina. Fertilisasi internal terjadi pada hewan yang hidup di darat

105

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

(terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan mamalia. Setelah
fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya,
yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.
1.

Ovipar (Bertelur)
Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh
cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di
dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga
menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.

2.

Vivipar (Beranak)
Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari
dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan
dikeluarkan dari vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah
kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.

3.

Ovovivipar (Bertelur dan Beranak)


Ovovivipar merupakan embrio yang berkembang di dalam telur, tetapi telur
tersebut masih tersimpan di dalam tubuh induk betina. Embrio mendapat
makanan dari cadangan makanan yang berada di dalam telur. Setelah cukup
umur, telur akan pecah di dalam tubuh induknya dan anak akan keluar dari
vagina induk betinanya. Contoh hewan ovovivipar adalah kelompok reptil
(kadal) dan ikan hiu.

a. Reproduksi Ikan (Aves)


Ikan merupakan kelompok hewan ovipar, ikan betina dan ikan jantan tidak memiliki
alat kelamin luar. Ikan betina tidak mengeluarkan telur yang bercangkang, namun
mengeluarkan ovum yang tidak akan berkembang lebih lanjut apabila tidak dibuahi
oleh sperma. Ovum tersebut dikeluarkan dari ovarium melalui oviduk dan
dikeluarkan melalui kloaka. Saat akan bertelur, ikan betina mencari tempat yang
rimbun oleh tumbuhan air atau diantara bebatuan di dalam air. Bersamaan dengan
itu, ikan jantan juga mengeluarkan sperma dar testis yang disalurkan melalui saluran
urogenital (saluran kemih sekaligus saluran sperma) dan keluar melalui kloaka,
sehingga terjadifertilisasi di dalam air (fertilisasi eksternal). Peristiwa ini terus
berlangsung sampai ratusan ovum yang dibuahi melekat pada tumbuhan air atau pada

106

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

celah-celah batu. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil
berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 40 jam. Anak ikan
yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya,
yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian
banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
b.Reproduksi Amfibi
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan
katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh.
Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu
katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak
betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum
yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum
katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong.
Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak
betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur
(uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan
bermuara di kloaka. Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan
juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang
berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan
bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah
terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok
telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang telah dibuahi
kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur
bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora.
Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau
insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang
hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah
insang digantikan dengan anggota gerak depan. Setelah 3 bulan sejak terjadi
fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna.
Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai
berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan

107

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin
memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
c. Reproduksi Reptil
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat
ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal.
Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun
makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina
menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang
oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma
bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu
epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di
hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang
dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok
hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke
dalam saluran kelamin betina. Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan
melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan
dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah
telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam
dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat
persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti kadal, iguana laut,
beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar
hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan
telurnya.
d.Reproduksi Burung (Aves)
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak
memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan
dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada burung betina hanya ada satu
ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil
yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang
dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara
pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan

108

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk
pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak
mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah
dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat
menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah
kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih
tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan
dalam sarang.
e. Reproduksi Mamalia (Mammalia)
Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar
(kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga
pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan
mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke
dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang
kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat
serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina. Testis berisi sperma, berjumlah
sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan
melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara
saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang
merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk
untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang
selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi
embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi
fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari
uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.

109

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

20. SISTEM KOORDINASI HEWAN (SARAF DAN HORMON)

Sistem koordinasi merupakan sistem tubuh yang berperan dalam mengintegrasikan


semua proses fisiologi hewan sehingga berjalan sinergis dan terkendali. Pada
prinsipnya sistem koordinasi hewan melibatkan hal-hal berikut:
1.

Penanggapan sinyal eksternal dan pemerosesannya

2.

Pemberian respon lanjutan berdasarkan hasil pemerosesan

3.

Pelepasan zat kimia dari sel-sel ke dalam cairan ekstra sel

4.

Mentranspor zat dari bagian satu ke bagian yang lain

5.

Pengaktifan atau penonaktifan sel-sel yang dipengaruhi oleh zat

Sistem koordinasi ini terdiri atas sistem saraf dan sistem hormon (endokrin).
A. Sistem Saraf Invertebrata
(1). Sistem saraf pada Protozoa
Protoza misalnya amoeba tidak mempunyai susunan saraf tetapi mempunyai
kepekaan terhadap rangsang dari luar dan mampu menanggapi rangsang tersebut,
misalnya rangsangan yang berupa cahaya dan sentuhan. Jika rangsanganya kuat,
protozoa menjauh,sebaliknya jika rangsang itu lemah akan mendekat. Pada
paramecium terdapat fibril yang peka terhadap suhu dan sinar, serta berfungsi untuk
mengatur gerakan silianya.
(2). Sistem saraf pada Coelenterata
Hydra memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karena sel-sel saraf
masih tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala maka juga
disebut saraf jala (jaring saraf).
(3). Sistem saraf pada Echinodermata
Pada bintang laut memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang
melingkari kerongkongan dengan cabang-cabangnya menuju ke setiap lengan.
(4). Sistem saraf pada Serangga
Pada belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf yang disebut
ganglia (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan pusat peogolah rangsang. Ada 3
macam ganglion :
a. Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.

110

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

b. Ganglion di bawah kerongkongan, mengkoordinasi aktivitas sensoris dan


motoris rahang bawah (mandibula), rahang atas (maksila), dan bibir bawah
(labium).
c. Ganglion ruas-ruas badan berupa serabut-serabut saraf yang menuju ruas-ruas
dada, perut, dan alat-alat tubuh yang berdekatan. Ganglion bawah
kerongkongan dan ganglion ruas-ruas badan terletak dibawah saluran
pencernaan.
Pada serangga terdapat 2 benang saraf yang membentang sejajar sepanjang tubuhnya
dan menghubungkan ganglion satu dengan ganglion yang lain
(5). Sistem saraf pada Cacing
Sistem saraf cacing tanah disebut susunan saraf tangga tali, yaitu berupa sederetan
ganglion yang terdapat pada setiap ruas tubuhnya. Ganglion satu dengan ganglion
yang lain dihubungkan oleh benang-benang saraf yang memanjang disepanjang
poros tubuhnya. Ganglion cacing juga dibedakan atas ganglion kepala, ganglion
bawah kerongkongan, dan ganglion ruas-ruas badan.

B. Sistem Saraf Vertebrata


Pada dasarnya sistem saraf vertebrata mirip dengan manusia, karena sama-sama
mempunyai sistem saraf pusat. Perbedaanya terletak pada tingkat kesempurnaanya
(tingkat perkembangannya). Hewan-hewan bertulang belakang memiliki otak yang
dapat dibedakan atas 3 bagian :

111

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

a. Otak depan
Tumbuh menjadi otak besar dan lobus olfaktorius.
Otak besar untuk belajar dan gerakan yang disadari.
Lobus olfaktorius berfungsi sebagai lobus pembau.
b. Otak tengah, berfungsi sebagai lobus penglihatan.
c. Otak belakang
Atap otak belakang menebal membentuk otak kecil (cerebellum) yang
berfungsi untuk keseimbangan dan koordinasi gerakan.
Dasar otak belakang membentuk sumsum penghubung (medula oblongata)
sebagai pusat pengatur denyut jantung, pembuluh darah dan gerakan
pernapasan.
(1). Sistem saraf pada ikan

Otak besar dan otak tengah berhubungan dengan saraf penglihatan. Kedua
otak ini tidak berkembang dengan baik.

Otak kecil merupakan tempat saraf keseimbangan dan gurat sisi. Otak kecil
berkembang dengan baik.

(2). Sistem saraf pada amphibi

Bagian otak yang berkembang dengan baik adalah otak tengah sebagai pusat
penglihatan.

Otak besar berhubungan dengan indra pencium dan otak kecil hanya
merupakan lengkung mendatar yang menuju ke sumsum lanjutan yang tidak
berkembang dengan baik.

(3). Sistem saraf pada reptil


Otak besar berkembang dengan baik, sebagai pusat saraf pembau. Otak besar ini
meluas sehingga menutupi otak tengah. Bagian lainnya kurang berkembang.
(4). Sistem saraf pada burung

Otak burung telah berkembang cukup baik. Otak besar dan otak kecilnya
berukuran relatif besar. Permukaan otak besar tidak berlipat.

Otak tengah berbentuk gelembung, berkembang dengan baik dan merupakan


pusat saraf penglihat.

112

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Otak kecil permukaanya berlipat-lipat sehingga mampu menampung sel saraf


dalam jumlah yang banyak. Otak kecil sebagai pusat pengatur keseimbangan
burung pada waktu terbang.

5. Sistem saraf pada mamalia


Pada mamalia seluruh bagian otaknya berkembang dengan baik dan sempurna.
Permukaan otak besar dan otak kecilnya berlipat-lipat, sehingga dapat menampung
lebih banyak neuron. Di antara vertebrata, mamalia memiliki perkembangan otak
yang paling baik.

SISTEM HORMON (ENDOKRIN)


Hormon adalah suatu zat kimia yang dihasilkan oleh kelompok sel tak bersaluran
atau kelenjar buntu (endokrin). Hormon bersama-sama dengan saraf berfungsi
sebagai pengatur dan pengendali kerja alat-alat tubuh. Hormon diedarkan oleh darah
menuju ke jaringan/organ sasaran yang dipengaruhinya. Jaringan sasaran akan
memberikan reaksi, sedangkan jaringan bukan sasaran tidak memberikan reaksi.
Emosi juga dipengaruhi kerja hormon.
Kelenjar buntu yang terdapat pada tubuh manusia meliputi :
(1). Kelenjar pituitari/hipofisis
o

Terletak di dasar otak besar yang disebut hipotalamus.

Bekerja di bawah pengaruh zat kimia yang dihasilkan oleh hipotalamus.

Disebut "master of gland" karena hipofisis menghasilkan hormon yang


mempengaruhi kelenjar buntu lainnya.

Hormon yang dihasilkan antara lain :

Hormon tirotropin : mempengaruhi kelenjar tiroid/gondok.

Hormon paratirotropin : mempengaruhi kelenjar paratiroid/anak gondok.

Hormon prolaktin : mempengaruhi kelenjar air susu.

Hormon adrenokortikotropin : mempengaruhi kelenjar adrenal/anak ginjal.

Hormon gonadotropin : mempengaruhi kelenjar gonad/kelamin.

Somatotropin : mempengaruhi pertumbuhan.

(2). Kelenjar gondok/tiroid. Menghasilkan hormon tiroksin yang berfungsi untuk :


mempengaruhi pertumbuhan tubuh dan perkembangan mental dan mengatur

113

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

metabolisme di dalam tubuh. Bahan dasar tiroksin adalah yodium. Kekurangan


yodium dapat menyebabkan tergantungnya fungsi kelenjar gondok, yang akhirnya
terjadi pembengkakan kelenjar gondok (penyakit gondok).
(3). Kelenjar anak gondok/paratiroid
Menghasilkan parathormon yang berfungsi mengatur kadar kalsium dalam darah.
Kekurangan parathormon menyebabkan darah kurang zat kapur dan menimbulkan
kekejangan

(tetanus).

Kelebihan

parathormon

menyebabkan

tulang

rapuh

(osteomalasi).
(4). Kelenjar timus
Merupakan kelenjar penimbun hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan yang
hanya berfungsi pada masa pertumbuhan.
(5). Kelenjar pankreas/langerhans
Terletak di dalam pankreas, menghasilkan hormon insulin. Fungsi hormon insulin
adalah mengatur kadar glukosa dalam darah dengan memfasilitasi proses perubahan
glukosa (gula darah) menjadi glikogen (gula otot), yang selanjutnya akan disimpan di
dalam hati atau otot. Kekurangan hormon insulin menyebabkan proses perubahan
glukosa menjadi glikogen akan menurun, sehingga tidak semua kelebihan glukosa
dapat disimpan. Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi, sehingga
menimbulkan penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
(6). Kelenjar anak ginjal/andrenalis/suprarenalis
Terletak di permukaan atas sepasang ginjal. Dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
a.Bagian kulit (korteks) menghasilkan hormon kortison. Kekurangan hormon ini
menimbulkan gejala penyakit "addison"(kulit menjadi merah).
b. Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon adrenalin yang berfungsi
meningkatkan kadar glukosa dalam darah, memperlebar saluran nafas, mempercepat
denyut jantung, menyebabkan lebih banyak darah dikirim ke otak dan otot, terjadinya
pelebaran pupil, dan menegakkan rambut di seluruh tubuh.
(7). Testis
Menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi mempengaruhi tanda-tanda
kelamin sekunder misalnya tumbuhnya kumis dan cambang, pelebaran bahu,
membesarnya suara pada dan pematangan spermatozoa.
(8). Ovarium

114

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Hormon yang dihasilkannya yaitu estrogen berfungsi mempengaruhi ciri kelamin


sekunder wanita, seperti melebarnya pinggul, membesarnya payudara, dan
pematangan sel telur. Selain itu juga mensekresikan hormon progesteron, bersama
estrogen mengatur persiapan rahim bagi kehamilan dan mengatur siklus menstruasi.
(9). Kelenjar usus dan lambung
Usus menghasilkan hormon sekretin yang berfungsi merangsang pengeluaran getah
pankreas. Lambung menghasilkan hormon gastrin yang berfungsi merangsang
pengeluaran getah lambung.

115

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

21. BIOSISTEMATIKA TUMBUHAN

Keanekaragaman sifat dan ciri yang dimiliki suatu makhluk hidup sesungguhnya
menggambarkan keanekaragaman potensi dan manfaat yang dapat digali. Bila data
dan informasi ilmiah mengenai sumber daya hayati belum sepenuhnya dapat
diungkap maka kepunahan suatu makhluk hidup sama artinya dengan kehilangan
kesempatan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki makhluk hidup tersebut.
Seperangkat gen yang ikut hilang bersama peristiwa kepunahan itu mungkin
memiliki potensi dan manfaat yang tidak akan dijumpai lagi pada makhluk hidup
yang lain.
Kehidupan manusia sangat bergantung kepada sumber daya hayati sebagai
sumber bahan pangan, sandang, papan dan bahan penunjang pengembangan
industri.

Peningkatan jumlah, jenis maupun kualitas

kebutuhan manusia

mendorong upaya pemanfaatan sumber daya hayati secara terus menerus, oleh
karena itu kekayaan tersebut harus diamankan. Dalam pengamanannya dituntut
perubahan sikap dari defensif yaitu melindungi alam dari pengaruh pembangunan
menjadi upaya ofensif untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya hayati
sekaligus mempertahankannya untuk kehidupan di masa yang akan dating.
Pengelolaan sumber daya hayati termasuk sumber daya genetika yang ada
didalamnya menjadi tanggung jawab yang berat terutama bagi pengambil
keputusan, lembaga riset, perguruan tinggi maupun para intelektual. Dalam
kegiatan ini masyarakat perlu dilibatkan agar mereka menyadari ketergantungan
hidupnya kepada kekayaan biota tersebut. Dengan mengetahui potensi dan
manfaatnya diharapkan penghargaan terhadap sumber

daya

hayati dan

keanekaragaman genetikanya semakin meningkat sehingga tingkat kerusakan


yang terjadi dapat ditekan.

Kondisi Sumber Daya Tumbuhan Indonesia


Potensi kekayaan sumber daya hayati dan genetika tidak cukup berhenti hanya untuk
dikagumi saja. Persoalan rawan pangan yang menimpa penduduk negara-negara
berkembang termasuk Indonesia perlu segera ditangani dan diantisipasi karena
proyeksi penduduk pada tahun 2030 nanti ternyata memperlihatkan jumlah yang

116

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

cukup fantastis, naik kurang lebih 160% dibandingkan jumlah penduduk pada tahun
1990. Keanekaragaman genetika merupakan bahan mentah terpenting untuk
mengembangkan bioteknologi modern terutama untuk perakitan tanaman transgenik
yang

dipandang

mampu

menyelesaikan

problematika

pangan. Sumber

daya genetika yang ada saat ini merupakan anugerah terakhir yang memberikan
harapan untuk mengubah nasib bangsa ini menuju kecukupan pangan, mengentaskan
kemiskinan sekaligus meningkatkan kesejahteraan.
Wilayah Indonesia merupakan tempat tinggal berbagai macam suku bangsa
dengan beranekaragam tradisi dan budaya, sehingga tidak mengherankan bila lebih
dari 6000 tumbuhan dari 28.000 jenis tumbuhan di dunia telah diketahui
potensinya dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka seharihari. Dalam memenuhi kebutuhan pangan seperti karbohidrat, protein dan vitamin
telah dimanfaatkan tidak kurang dari 900 jenis tumbuhan. Indonesia juga dikenal
kaya dengan keanekaragaman jenis rotan, bambu, dan bahan baku obat-obatan.
Lebih dari 122 jenis bambu dari 1200 bambu di dunia ada di Indonesia, 56 jenis di
antaranya memiliki nilai ekonomi penting. Di Kabupaten Sorong misalnya,
dijumpai 16 jenis rotan, 15 jenis di antaranya dari marga Calamus dan 1 jenis dari
marga Korthalsia. Dari 15 jenis rotan marga Calamus, 8 jenis diantaranya belum
diidentifikasi.

Dari tumbuhan obat dapat ditemukan bermacam-macam jenis

anggota Piperaceae

seperti Piper betle, P. nigrum, P. retrofractum, P.

sarmentosum dan P. cubeba yang secara morfologi sangat mirip tetapi dalam
pemanfaatannya sangat berbeda.
Dilihat dari jumlah jenis makhluk yang mendiami kawasan ini dunia
mengakui

Indonesia

sebagai

salah

satu

pusat

keanekaragaman

hayati.

Keanekaragaman jenis tumbuhan yang besar pada umumnya diiringi dengan


keanekaragaman genetika yang besar pula. Kawasan Malesia yang meliputi
Indonesia, malaysia, Filipina dan Papua Nugini antara lain merupakan pusat
keanekaragaman genetika terpenting untuk Dipterocarpaceae, Zingiberaceae,
Piperaceae, Myrtaceae, Sapindaceae dan Apocynaceae. Indonesia juga merupakan
tanah tumpah darah keluarga Musaceae sehingga keanekaragaman pisang di
kawasan ini sangat melimpah, baik pisang yang dibudidayakan maupun pisang

117

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

liar. Sebagian besar kultivar pisang dari 500 kultivar pisang di dunia ada di
Indonesia.
Kondisi sumber daya genetika sangat dipengaruhi proses pembangunan.
Pembangunan di sektor pertanian seperti revolusi hijau di kawasan Asia telah
berhasil melipat gandakan produksi padi, namun keuntungann dari kebijakan ini
lebih banyak dikecap oleh orang-orang yang memiliki lahan, modal dan akses.
Sistem penanaman monokultur yang uniform lebih memberikan keuntungan bagi
produsen benih, pupuk dan pestisida. Dampak lain dari kebijakan ini adalah
terjadinya erosi genetik terutama kultivar lokal tradisional yang terpinggirkan
karena penanaman kultivar modern secara besar-besaran. Keadaan ini makin
buruk dengan kebijakan pemerintah untuk menfasilitasi eksploitasi dan ekstrasi
sumber daya hayati hutan melalui HPH (Hak pengusahaan hutan). Proses
penggundulan telah mengikis habis jutaan hektar lahan hutan. Kekayaan flora dan
fauna yang ada didalamnya ikut hilang untuk selamanya. Kerusakan hutan di
Indonesia kini diperkirakan mencapai 1,6 juta hektar per tahun.
Banyak sumber daya hayati khususnya sumber daya genetika Indonesia
yang semakin berkurang akibat eksploitasi yang berlebihan sehingga tidak
mengherankan bila kita memiliki daftar kepunahan tumbuhan yang terpanjang di
dunia. Populasi ramin menipis, kayu gaharu dan kayu cendana terancam
punah. Berkaitan dengan kekayaan keanekaragaman genetika tumbuhan asli
Indonesia kegiatan bioprospecting semakin meningkat, perlombaan pencarian
bahan obat baru semakin intensif dan diperkirakan akan menjadi bisnis yang sangat
menguntungkan melebihi bisnis dotcom. Modal dasar pencarian bahan obat baru
adalah sumber daya hayati dan genetika sehingga dengan kekayaan biota yang
tersisa, Indonesia masih mempunyai peluang memanfaatkannya dengan syarat
segera menghentikan semua bentuk ekstraksi sumber daya yang berlebihan melalui
kegiatan pengelolaan sumber daya genetika yang terencana dengan baik.

Peran Taksonomi
Erosi genetika pada jenis-jenis yang dieksploitasi tanpa dasar ilmiah memberikan
dampak yang memprihatinkan. Fragmentasi dan kerusakan habitat, pengurasan
populasi alaminya dan penanaman kultivar unggul yang terus menerus sehingga

118

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

mendesak kultivar lokal akan menyebabkan keanekaragaman genetika makin lama


makin

menipis

dan

akan

berakhir

dengan

kepunahan

gen-gen

yang

berpotensi. Solusi yang paling realistis untuk menanggulangi erosi sumber daya
genetik yang terus terjadi adalah dengan melakukan konservasi genetika. Kegiatan
ini berupa pengelolaan koleksi dan pemeliharaan pusat-pusat sumber daya daya
genetik yang mewakili spektrum keanekaragaman genetik, termasuk didalamnya
koleksi kultivar lokal tradisional dan kerabat liarnya.
Pengelolaan sumber daya genetika tumbuhan meliputi upaya untuk
melestarikan, mengamankan sekaligus memanfaatkan keanekaragaman genetika
seoptimal mungkin sehingga berguna bagi generasi sekarang maupun yang akan
datang. Langkah-langkah operasioal dalam pengelolaan sumber daya genetika
yang lengkap, meliputi: 1) kegiatan eksplorasi, inventarisasi, dan identifikasi
sumber daya genetika, 2) melakukan koleksi secara ex situ dan in situ, 3)
pasporisasi dan dokumentasi, 4) evaluasi, karakterisasi, dan katalogisasi, 5)
pemanfaatan, seleksi, hibridisasi, dan perakitan varietas, 6) konservasi dan
rejuvinasi, serta 7) pertukaran materi, perlindungan, dan komersialisasi.
Dari kegiatan-kegiatan operasional di atas, pakar dan peminat taksonomi
dapat terlibat dan berperan langsung dalam kegiatan eksplorasi, inventarisasi,
identifikasi

sumber

daya

genetika,

pasporisasi,

dokumentasi,

evaluasi,

karakterisasi, dan katalogisasi. Ini bukan tugas yang mudah mengingat objek yang
dihadapi cukup besar meliputi sumber daya genetika yang terdapat dalam jutaan
hektar hutan yang akan dikonservasi. Aktivitas floristik yang dilakukan di wilayah
tropis seperti di Indonesia masih jauh dari selesai. Kita sedang berpacu dengan
ulah manusia yang menyebabkan kepunahan sumber daya genetika. Jutaan hektar
hutan punah akibat kegiatan illegal loging, pembukaan lahan baru dan
penambangan yang merupakan pemicu utama

kepunahan keanekaragaman

biota. Tidak lama lagi kita juga akan kehilangan sumber daya genetika yang
terdapat di pulau Nipah yang segera akan tenggelam akibat kegiatan penambangan
pasir laut.
Penyelesaian sensus keanekaragaman hayati seluruh wilayah Indonesia
tidak dapat ditunda lagi. Flora Melaesiana harus diselesaikan secara tuntas;
meskipun demikian bukan berarti bidang penelitian taksonomi lain harus

119

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

menunggu eksplorasi, inventarisasi dan identifikasi selesai. Pakar dan peminat


taksonomi perlu mendukung dan melakukan penelitian yang sesuai dengan
kebutuhan para pengguna.. Penelitian-penelitian eksplorasi, inventarisasi dan
identifikasi membutuhkan biaya yang tidak sedikit (diperkirakan 12 juta dollar per
tahun)

dan

hasilnya

terkesan

tidak

berdampak

langsung

pada

proses pembangunan, sehingga jarang sekali pengambil keputusaan yang bersedia


memberikan dana yang memadai. Keadaan ini menjadi kendala untuk penyelesaian
sensus keanekaragaman genetika di kawasan ini.
Penelitian-penelitian yang terkait langsung dengan pengelolaan sumber
daya genetika seperti evaluasi, karakterisasi dan katalogisasi lebih banyak
diperhatikan oleh pengambil keputusan. Dana yang disediakan cukup besar dan
memadai.

Misalnya

penelitian

RUT

(Riset

Unggulan

Terpadu)

untuk

Jakstra 2000-2004. Pada bidang pertanian penelitian difokuskan pada kegiatan


pemberdayaan sumber daya alam hayati Indonesia dalam rangka mencari
terobosan ilmiah mendasar untuk memecahkan berbagai permasalahan di bidang
pertanian. Lingkup penelitian dibatasi untuk tema penelitian penanda molekuler
dan analisis genom. Peluang-peluang yang diberikan melalui penawaran
pendanaan ini ataupun pendanaan lain (seperti Hibah Tim) perlu direspon positif
oleh pakar dan peminat taksonomi. Disamping tetap melanjutkan sensus
keanekaragaman

genetika,

penelitian-penelitian

biosistematika

juga

perlu

digalakkan terutama untuk tumbuhan yang telah memiliki informasi flora cukup
lengkap seperti tumbuhan tinggi. Apabila tidak ingin dipandang sebelah mata oleh
pakar-pakar bidang lain, taksonomi mau tidak mau harus dapat menyelesaikan
penanganan keanekaragaman hayati dan genetikanya selaras dengan kemajuan
perkembangan ilmu dan teknologi. Teknologi yang telah ada harus dimanfaatkan.
Data dan informasi yang diperoleh dengan teknik-teknik konvensional tetap dan
pasti sangat berguna namun pakar taksonomi juga harus menyadari bahwa saat
ini informasi dan data molekular sangat dibutuhkan oleh pengguna khususnya para
pemulia

tanaman.

Evaluasi

dan

karakterisasi

yang

menghasilkan

data

keanekaragaman genetika berdasarkan marka-marka molekuler seperti RFLP,


RAPD dan mikrosatelit, pemetaan gen maupun sidik jari DNA ditunggu para
pemulia tanaman sebagai modal dasar dalam perakitan kultivar baru. Data dan

120

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

informasi yang telah terakumulasi kemudian disintesis untuk memata-matai proses


evolusi dan hubungan kekerabatan dan hasilnya dapat digunakan sebagai acuan
dalam kegiatan rekayasa genetika.
Klasifikasi Biodiversitas Tumbuhan
Dalam golongan tumbuh-tumbuhan atau pohon-pohonan yang disebut juga
kingdom plantae atau kerajaan tumbuh-tumbuhan dapat kita bagi-bagi menjadi
beberapa divisi, antara lain adalah :
1) Divisi Thallophyta / Thalopita / Thalophita : Divisi thallophyta adalah
tumbukan yang memiliki thalus (alga atau ganggang)
2) Divisi Bryophyta / Briopita / Briophita : Divisi bryophyta meliputi golongan
lumut-lumutan
3) Divisi Pteridophyta / Pteridopita / Pteridophita : Divisi pteridophyta meliputi
golongan paku-pakuan
4) Divisi Spermatophyta / Spermatopita / Spermatophita : Divisi spermatophyta
meliputi golongan tumbuhan berbiji baik tumbuhan berbiji keping satu
(monokotil) maupun dua (dikotil)
Berdasarkan morfologi atau susunan tubuh tumbuhan bisa dibedakan lagi atas dua
jenis kelompok, yakni :
1) Thallophyta : tumbuhan yang belum memiliki daun, akar dan batang yang
jelas.
2) Cormophyta / Kormopita / Kormophita : tumbuhan yang batang, akar dan
daun sudah jelas yang meliputi tiga divisi selain thalophita yaitu bryophita,
pteridophita dan spermatophita.
Cakupan Kajian Biosistematika
Dalam mengkaji keanekaragaman tumbuhan, tidak hanya terbatas dari aspek
taksonomi semata yang terkonsentrasi kepada identitas taksa spesies, akan tetapi
cakupan biosistematika juga meliputi aspek evolusi, variasi-variasi intra dan
interspesies, mekanisme spesiasi, dan fenomena-fenomena divergensi spesies
sebagai cikal bakal munculnya keanekaragaman. Dengan demikian, kajian
taksonomi hanya merupakan salah satu dari aspek biosistematika yang kemudian
didukung oleh penjelasan-penjelasan kontekstual berkenaan dengan kekerabatan
filogenetik dan fenetik dari kelompok tumbuhan.

121

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

22. BIOSISTEMATIK HEWAN

Keanekaragaman makhluk hidup di dunia sangat bervariasi. Kira-kira satu juta jenis
hewan dan

lima ratus ribu jenis tumbuhan telah deskripsi, dan yang belum

dideskripsi kira-kira 3 10 juta jenis. Setiap spesies mungkin memiliki berbagai


perbedaan bentuk berdasarkan seks, umur, kelompok, musim, morfologi dan
fenomena lain. Tidak mungkin untuk mempelajari keanekaragaman makhlik hidup di
dunia ini tampa pengelompokan dan dan klassifikasi. Metoda dan prinsip yang
digunakan dalam pengelompokan hewan yang beraneka ragam ini dipelajari didalam
ilmu sitematik hewan (systematic zoology).
Taksonomi berasal dari bahasa latin taxis = susun, dan nomos = aturan,
sedangkan deffinisi dari taksonomi adalah ilmu yang mempelajari tentang teori dan
praktek pengelompokan hewan. Sistematik berasal dari kata latin systema, yaitu
suatu sistem klassifikasi yang dikembangkan oleh seorang naturalist Linneaus tahun
1735. Sedangkan definisi sistematik moderen menurut Simpson (1961) adalah studi
mengenai bentuk keaneka ragaman organisme dan bentuk hubungan biologi antara
mereka atau ringkasnya sistematik adalah ilmu yang mempelajari keaneka ragaman
organisme.
Salah satu fungsi utama ilmu sistematik adalah untuk determinasi dengan
cara membandingkan sifat yang dimiliki oleh setiap spesies pada tingkatan takson
yang lebih tinggi. Fungsi lain untuk determinasi apakah sifat takson tertentu
memiliki kesamaan atau perbedaan karakter biologi antara satu dengan yang lainnya.
Jadi sistematik itu sendiri lebih terfokus pada variasi dalam takson.

Secara

keseluruhan sistematik memegang suatu posisi yang unik dan sangat diperlukan
dalam ilmu biologi. Klassifikasi membuat diversitas organisme dapat diterima pada
disiplin ilmu yang lain.
Prinsip dasar sistem Klasifikasi

Kesamaan ciri
Tingkatan taxon:
Domain
Kingdom
Filum (Fila)
Kelas
Ordo

122

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Famili (Familia)
Genus (Genera)
Species
Ciri-ciri yang diperlukan untuk klasifikasi:
1.

Jumlah jaringan: Diploblastik, Triploblstik

2.

Struktur tubuh : Acoelomata, Pseudocoelomata, Coelomata

3.

Ciri lainnya

: Simetri, Buku (Segmen), Appendage, Skeleton, Seks (Kelamin),

Perkembangan embrio (Holoblastis, Meroblastis), Larva (Trochopor, planula,


mirasidium dll).
Peraturan dalam pemberian nama ilmiah (Kongres Zoologi Internasional,
1911):
1.

Nama binatang dan tumbuhan harus berbeda

2.

Tidak ada 2 genera pada hewan mempunyai nama yang sama & spesies yang
sama.

3.

Tidak ada suatu nama yang diprioritaskan

4.

Nama ilmiah harus bahasa latin atau dilatinkan

5.

Nama genus harus tunggal dan dimulai dengan huruf besar

6.

Nama species harus kata tunggal, dimulai dengan huruf kecil (kata sifat yang
menerangkan genus), kecuali nama yang telah memakai huruf besar

7.

Nama Author berhak dicantumkan dibelakang nama species

8.

Apabila nama genus baru diusulkan, tipe speciesnya harus ditunjukan

9.

Nama famili dibentuk dari nama genus dengan penambahan idae dan subfamili
dengan inae

10. Jika ada nama genus atau species di usulkan berlaku hukum prioritas, yaitu nama
yang diusulkan dahulu, berhak di pakai
Klasifikasi Hewan
Klasifikasi tidak diberikan secara lengkap, hanya takson-takson yang cukup penting
diberikan. Untuk memudahkan mengingatnya dibelakang nama takson dicantumkan
arti kata asalnya, misalnya G berasal dari kata Greek (Yunani), L berasal dari kata
latin.
A. Subkingdom: Protozoa
1. Filum: Protozoa

123

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

(G. Protos=pertama; Zoon=hewan), Hewan yang pertama di dunia.


Kelas-kelasnya terdiri atas :
1) Rhizopoda (G.Rhiza=akar,podous=kaki). Mempunyai pseudopodium untuk
pergerakan. Contoh: a. Amoeba proteus ,hidup diair tawar, b. Entamoeba
histolytica, parasit dalam usus.
2) Flagellata (L.flagellum=cambuk kecil). Mempunyai satu atau lebih flagella
untuk pergerakan. Contoh: a. Euglena, flagella yang hidup diair tawar, b.
Trypanosoma,parasit dalam darah.
3) Sporozoa

(G.spora=benih,zoon=hewan).

Sebagai

parasit

dalam

daur

hidupnya mengalami pembiakan dengan pembentukan spora. Contoh:


Plasmodium vivax penyebab malaria.
4) Ciliata (L.Cillium=bulu mata)
Mempunyai banyak sillia untuk pergerakan. Contoh: a. Paramaesium
caudatum, hidup diair tawar, b. Vorticella,hidup diair tawar, c. Balantidium
coli, parasit pada usus.
B.Subkingdom Metazoa (Tubuh Terdiri Atas Banyak Sel )
I. Filum Porifera (L.Porus = lubang kecil;Ferre = mengandung)
Pada tubuhnya terdapat pori-pori untuk masuknya air. Air keluar melalui oskulum,
mempunyai rangka atu spikula dan akuatik. Contoh: a. Crantia, b. Euspongia, rangka
dari spongia, hidup diair laut, c. Spogila,hidup diair tawar.
II. Filum Coelenterata (G.Koilos = rongga;Enteran = usus)
Bentuk tubuh radial simetri, usus berupa kantung, tak ada anus, tentakel dengan
nematosit.
Kelas-kelasnya terdiri atas:
1) Hydrozoa, Contoh: a. Hydra,hidup diair tawar, b. Obelia,ada bentuk polip
(koloni) medusa,hidup di air laut, c Physalia,hidup di air laut.
2) Scypozoa,sebangsa ubur-ubur,bentuk medusa, Contoh: Aurelia aurita
3) Antozoa,bangsa hewan karang dan anemon laut, Contoh:a.Fungia, karang
jamur, b. Acropora, c. Metridium
III. FilumPlatihelminthes (G.Platy=pipih;Helminth=cacing)
Cacing yang pipih,saluran pencernaan tak lengkap atau tidak ada saluran pencernaan
dan biasanya hermaphrodit.

124

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Kelas-kelasnya terdiri atas:


1) Turbelaria. Contoh: Planaria, hidup diair tawar.
2) Trematoda, Fasciola hepatica, parasit dihati ternak.
3) Cestoda (G.Cestos = ikat pinggang). Contoh: Taenia saginata, cacing pita
sapi, Taenia solium,cacing pita babi.
IV. Filum Aschelminthes (Nemathelminthes; G.Nema=benang)
Biasanya berbentuk silindris,diliputi kutikula dan uniseksual.
Kelas: Nematoda.

Contoh: Ascaris lumbricoides (cacing perut/cacing gelang),

Ancylostoma duodenale, (cacing tambang), Enterobius vermicularis (cacing kremi).


V. Filum Annelida (L.Annulus=cincin kecil)
Dibagian luar tubuh terdapat cincin-cincin, saluran pencernaan sempurna dan
biasanya hermaphrodit.
Kelas-kelasnya terdiri atas :
1) Polychaeta (G.Poly = banyak; chaeta = seta). Contoh: Nereis, hidup diair laut
2) Olygochaeta (G.Olligai = sedikit). Contoh: Pheretima,cacing tanah; Tubifek,
hidup didasar air tawar
3) Hirudinea (L.Hirudo = lintah). Tak ada seta, mempunyai pengisap. Contoh:
Hirudo medicinalis, lintah air tawar Haemadipsa zaeylanica, pacet.
VI. Filum Molusca (L.Mollis=lunak). Tubuh lunak, tak bersegmen, mempunyai
struktur yang disebut mantel yang dapat membentuk cangkang.
Kelas-Kelasnya :
1) Gastropoda (G.Gaster=perut; podous=kaki). Biasanya mempunyai satu
cangkang diluar tubuh,bentuk terputar. Contoh: Achatina fulica, bekicot.
2) Pelecypoda (Lamellibranchiata, Bivalva) (G.Pelekys = kapak; podous = kaki)
Punya sepasang cangkang kiri-kanan, insang berlapis-lapis (lamella). Contoh:
Corbicula, kerang air tawar.
3) Cephalopoda (G.cephalo=kepala; podous=kaki). Tentakel-tentakel (kaki)
terdapat disekeliling kepala. Contoh: Loligo indica, sotong; Sepia,cumi-cumi;
Octopus gurita.
VII. Filum :Arthropoda (G.Arthron=ruas). Tubuh dan kakinya beruas-ruas, rangka
luar mengandung kitin
Kelas-Kelasnya:

125

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

1) Crustacea (L.Crusta=cangkang keras). Contoh: a.Daphnia, kutu air.


2) Hexapoda

(G.Hexa=enam)atau

Insecta;(L.Insecta=dibagi-bagi).

Tubuh

terbagi tiga bagian : kepala, thorak, dan abdomen, tiga pasang kaki pada
thorak, ada mata facet dan tunggal dan kebanyakan bersayap. Contoh
Formica (semut)
3) Arachnida (G.Arachne =labah-labah). Bangsa labah-labah, pada bagian
abnomen terdapat alat untuk membuat benang sarang. Contoh : Nephila
maculata, labah-labah kuning, Argione undulate
4) Myriapoda, bangsa lipan, Tubuh terdiri dari kepala dan badan yang
bersegmen banyak, bentuk tubuh panjang. Contoh: Scolopendra, lipan besar,
Geophilus, kelemayar.
VIII. Filum Echinodermata (G.Echinos =duri;derma=kulit). Tubuh radial
simetri,rangka dalam dari kapur, permukaan tubuh berduri, hidup di laut.
Kelas-kelasnya:
1) Asteroidea (G.Astron=bintang). Contoh: Asterias, bintang laut merah.
2) Echinoidea (G.Echinos=duri). Contoh: a. Diadema,berduri panjang dan
tajam, b. Colobocentrotus, duri tidak tajam.
3) Holothuroidea,bangsa teripang. Contoh:a.Holothuria atra, teripang hitam.
4) Ophiuroidea, brittle star. Contoh :Ophiolepsis
5) Crinoidea, lili laut/bakung laut. Contoh; Asterias, Antedon
IX. Filum Chordata (G.Chorda=tali)
Tubuh bilateral simetris, saluran pencernaan lengkap, mempunyai korda pada bagian
medio-dorsal, kadang-kadang hanya pada tingkat embrio. Syaraf pusat dibagian
medio- dorsal.
Subfilum 1. Tunicata (G.Tunica=mantel penutup). Korda dan pusat syaraf
dibagian dorsal hanya pada tingkat larva, sedangkan dewasa mempunyai tunika.
Contoh:Ciona,hewan yang hidup dilaut
Subfilum 2. Cephalochordata (G.Cephalo = kepala). Kordata terentang hingga
kebagian kepala, bentuk seperti ikan. Contoh : Eranchiostoma, hewan ini lebih
dikenal dengan nama Amphioxus

126

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Subfilum 3. Agnatha (G.Gnatos=rahang). Bentuk seperti ikan, tak mempunyai


rahang dan sirip yang berpasangan. Contoh: Pteomyzon, hewan ini menempel
pada ikan dan memakan dagingnya.
Subfilum 4. Gnathostomata (G.Gnathos=rahang;stoma=mulut). Mempunyai
rahang serta sirip berpasangan atau anggota tubuh. Agnatha dan Gnathostomata
dikelompokkan sebagai hewan vertebrata.
1). Superkelas Pisces (L.Piscis=ikan )
Hewan bersifat aquatik sirip berpasangan (s.pektoral dan s.pelvik) dan sirip tunggal
(s.dorsal, s.kaudal, s.anal), bernafas dengan insang, rongga hidung

tidak

berhubungan dengan rongga mulut.


a. Kelas Chondrichthyes (G.Chondros=rawan;ichthys=ikan). Ikan bertulang
rawan, sisik runcing, halus, mengarah kebelakang, mulut ventral dengan gigigigi tajam. Punya beberapa pasang celah insang, kebanyakan hidup di laut.
b. Kelas Osteicthyes (G. osteon=tulang; ichthys=ikan). Bangsa ikan bertulang
sejati, mulut biasanya terminal, insang ditutup operkulum dan biasanya
sisiknya pipih. Contoh Cyprinus carpio (Cypriniformes, Cyprinidae).
2). Superkelas Tetrapoda
Vertebrata biasanya hidup didarat (secara sekunder menjadi akuatik), berkaki empat,
rangka dari tulang, rongga hidung berhubungan dengan rongga mulut
a. Kelas Amphibia (G.Amphi=kedua belah;bios=hidup). Hewan yang hidup
didaratan dan diair (tak pernah dilaut). Contoh Bufo melanoctitus, kodok.
b. Kelas Reptilia (L. Repere=merayap). Kulit keras, sering bersisik, bernafas
dengan paru-paru, biasanya bertelur dan bersifat poikilothermal. Contoh :
Phyton reticulates, ular sanca, Crocodillus prosus, buaya.
c. Kelas Aves

(L. avis=burung). Tubuh ditutupi oleh bulu, anggota depan

menjadi sayap.Bagian depan distal bersisik, tak bergigi, mulut berparuh,


dilapisi oleh zat tanduk Contoh Columba livia, merpati.
d. Kelas Mamalia. Tubuh ditutupi rambut, mempunyai kelenjar susu untuk
meyusui anak-anaknya.Vertebtre leher biasanya 7 ruas.Termasuk hewan
homoithermal Contoh: Babi Sus vitatus, babi hutan, Pongo pygmaeus orang
hutan di Sumatera.

127

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

23. GENETIKA
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala
seluk-beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika"
adalah Johan Gregor Mendel. Dalam genetika kita mengenal istilah gen dan
kromosom yang merupakan wujud fisik dari karakter-karakter yang ditransfer dari
generasi ke generasi.
Kromosom adalah suatu unit struktural seperti benang yang membawa gen
dan terdapat dalam inti sel. Sepasang kromosom adalah "homolog" sesamanya,
artinya mengandung lokus gen-gen yang bersesuaian yang disebut alel. Gen adalah
satuan informasi genetik pembawa sifat yang berupa urutan nukleotida pada DNA.
Lokus adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom. Alel ganda
(multiple alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.
Secara morfologi, kromosom terdiri atas lengan kromosom, sentromer
(tempat melekatnya dua lengan kromosom) serta kinektokor (bagian sentromer yang
menghubungkan kromatid dengan gelendong mitotik).

lengan

sentromer dengan kinektokor

Gambar Struktur kromosom


Berdasarkan posisi sentromernya, kromosom dibedakan atas beberapa tipe, yaitu :

Metasentrik yaitu kromosom dengan sentromer terletak tepat ditengah-tengah


sehingga lengan kromosom sama panjang

Submetasentrik yaitu kromosom dengan sentromer

hampir ke tengah

sehingga lengan kromosom terbagi tidak sama panjang

Telosentrik yaitu kromosom dengan sentromer terletak di ujung lengan


kromosom

Akrosentrik yaitu kromosom dengan sentromer hampir di ujung lengan


kromosom sehingga lengan kromosom berbeda panjangnya secara ekstrim

128

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Sedangkan berdasarkan lokasinya, kromosom terbagi atas dua tipe yaitu :

Kromosom somatik (kromosom tubuh) yaitu kromosom yang terdapat pada


sel-sel tubuh yang berada dalam bentuk pasangan (diploid)

Kromosom seks (gonosom) yaitu kromosom yang terdapat dalam sel-sel


kelamin (ovum dan sperma) yang berada dalam bentuk tunggal (haploid)
Di dalam kromosom terdapat jalinan DNA yang kompleks yang dikemas oleh

suatu protein histon sehingga termampatkan sedemikian rupa. Tiap unit DNA
(deoxyribonucleat acid) tersusun atas pasangan basa (purin dan pirimidin) yang
dihubungkan oleh ikatan hidrogen dan rangka utama berupa gula-fosfat. Struktur
DNA ini berupa double helix.

Hereditas dan Persilangan


Istilah-istilah penting dalam persilangan :
Parental (P): induk atau tetua yang melakukan persilangan
Filial (F) atau turunan : individu hasil persilangan
Fenotip : karakter individu yang teramati secara langsung, misalnya
karakter fisik warna
Genotip : komposisi genetik individu yang tidak tampak
Dominan : karakter yang menutupi ekspresi dari karakter lain
(dilambangkan dengan huruf kapital)
Resesif : karakter yang ditutupi oleh ekspresi karakter lain (dilambangkan
dengan huruf kecil)
Epistasis : penutupan ekspresi dari suatu gen oleh gen lain yang bukan
alelnya
Intermediet : karakter yang sama-sama kuat dalam ekspresinya, sehingga
tidak ada yang tertutup atau menutupi
Homozigot : kondisi dimana genotip bersifat seragam (dominan atau
resesf saja, misal RR dan rr
Heterozigot : kondisi dimana genotip beragam atau terdiri atas dua
perfoma (dominan dan resesif), misal : Rr

129

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Peranan reproduksi seksual


Mekanisme pewarisan sifat dari tetua kepada anak atau keturunannya tidak terlepas
dari proses reproduksi seksual. Dalam reproduksi seksual, unit penting yang saling
bersatu adalah sperma (sel dengan segala perangkat genetiknya dari individu jantan)
dan ovum (dari individu betina). Kedua unit sel reproduktif tersebut akan melebur
(fertilisasi) dan membentuk cikal bakal individu baru berupa zigot. Dengan
demikian, sifat turunannya merupakan kombinasi dari dua sifat dari tetua (jantan dan
betina atau ayah dan ibu). Dari proses reproduksi seksual dapat diketahui bahwa
material genetik dalam sel-sel kelamin akan bergabung secara bebas saat fertilisasi
dan pada awalnya terpisah secara bebas pula saat gametogenesis (pembentukan selsel gamet: spermatogenesis dan oogenesis).
Konsep-Konsep Penting Mendel
Mendel mempelajari beberapa sifat pada tanaman kapri seperti tinggi tanaman,
warna bunga dan lain-lainnya yang bersifat dominan dan resesif. Hasil percobaan
monohibrid menunjukkan bahwa pada seluruh tanaman F1 hanya sifat (ciri) dari
salah satu tetua yang muncul. Pada generasi F2, semua ciri yang dipunyai oleh tetua
(P) yang disilangkan muncul kembali. Mendel menarik kesimpulan penting sebagai
berikut :

Setiap sifat organisme ditentukan oleh pasangan dari unit-unit faktor yang
berbeda (gen). Setiap individu memiliki dua unit faktor yang bersama-sama
mengendalikan ekspresi dari suatu sifat tertentu. Faktor tersebut

kemudian

diwariskan dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Dalam setiap tanaman terdapat dua faktor (sepasang) untuk masing-masing


sifat, yang kemudian dikenal dengan istilah 2 alel; satu faktor berasal dari
tetua jantan dan satu lagi berasal dari tetua betina. Dalam penggabungan
tersebut setiap faktor tetap utuh dan selalu mempertahankan identitasnya.
Pada saat pembentukan gamet, setiap faktor dapat dipisah kembali secara
bebas.

Perbandingan pada F2 untuk ciri dominan : resesif = 3 : 1, terjadi karena


adanya proses penggabungan secara acak antara gamet-gamet betina dan
jantan dari tanaman F1.

130

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Hukum Mendel I : Pada pembentukan gamet (gametogenesis), unit faktor yang


merupakan pasangan akan disegregasikan secara bebas ke dalam dua sel anak. Jika
satu individu mengandung sepasang unit faktor (misal : keduanya untuk tinggi),
maka semua gamet menerima satu unit faktor tinggi. Jika satu individu mengandung
sepasang unit faktor yang tidak sama (misal : 1 untuk tinggi; 1 untuk pendek), maka
masing-masing gamet mempunyai probabilitas 50% untuk mendapat unit faktor
untuk tinggi dan 50% untuk pendek. Hukum Mendel II : Jika dua individu berbeda
dengan yang lain dalam dua pasang sifat atau lebih, maka diturunkannya sifat yang
sepasang itu tidak tergantung dari pasangan sifat yang lain (Prinsip segregasi bebas).
Tipe-tipe persilangan
Berdasarkan sifat atau karakter inidividu yang mengalami persilangan, maka terdapat
berbagai tipe persilangan, diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Persilangan monohibrid (persilangan dengan satu sifat beda
Dapat dianalisa dengan mengawinkan dua strain parental yang masing-masing
memperlihatkan satu sifat yang berbeda. Dalam kondisi dominan-resesif penuh, hasil
persilangan pada generasi pertama (F1) akan memperlihatkan karakter dominan
seluruhnya, dan pada generasi kedua (F2) baru akan muncul karakter dominan dan
resesif secara bersamaan. Rasio fenotip pada F1 100% dominan, sedangkan pada F2
adalah 3 :1 (dominan : resesif). Dalam kondisi kodominan (intermediet), fenotip F1
memperlihatkan karakter yang berbeda dengan tetua, sedangkan pada F2 akan
muncul 3 macam fenotip. Rasio fenotip F1 100% fenotip intermediet, sedangkan
pada F2, rasio fenotip adalah 1 : 2 : 1 (dominan : intermediet : resesif).
b. Persilangan dihibrid ( persilangan dengan dua sifat beda)
Secara umum, perkawinan atau persilangan alamiah melibatkan seluruh karakter
yang dimiliki oleh kedua tetua. Oleh sebab itu, persilangan dua individu dengan lebih
dari satu sifat beda lebih mungkin terjadi daripada persilangan dengan satu sifat
beda. Dalam kondisi dominan-resesif penuh, rasio fenotip pada F1 adalah 100%
mencirikan karakter dominan, sedangkan pada F2, rasionya menjadi 9 : 3 : 3 : 1
c. Pola-Pola Hereditas
Orang yang mula-mula mendalami hal pola-pola hereditas adalah W.S. Sutton dari
Amerika Serikat. Menurut Sutton bila ada gen-gen yang mengendalikan dua sifat
beda bertempat pada kromosom yang sama, gen-gen itu tak dapat memisalkan diri

131

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

secara bebas lebih-lebih bila gen-gen itu berdekatan lokusnya, maka akan
berkecenderungan untuk selalu memisah bersama-sama. Peristiwa ini disebut linkage
(pautan). Ada kalanya kromosom yang memisah tidak membawa seluruh gen yang
dimiliki tetapi hanya sebagian saja yang terbawa sedangkan sisanya dipenuhi oleh
kromosom pasangannya. Peristiwa ini disebut crossing-over (pindah silang).
Kejadian ini diteliti oleh morgan.

Determinasi Seks Dan Pautan Seks (Seks Linkage)


Determinasi seks adalah penentuan jenis kelamin suatu organisme yang ditentukan
oleh kromosom seks (gonosom). Untuk lalat buah dikenal 1 pasang kromosom seks
yaitu kromosom X dan kromosom Y. Individu jantan terjadi jika terdapat komposisi
kromosom seks XY sedang betina jika komposisinya XX. Hal ini sebaliknya terjadi
pada aves yaitu jantan adalah XX sedangkan betinanya XY. Pautan sex adalah suatu
sifat yang diturunkan yang tergabung dalam gonosom. Sebagai contoh: lalat buah
betina mata merah (dominan) dikawinkan dengan lalat buah jantan mata putih
(resesif) > F1 semua bermata merah. Tetapi pada F2 semua yang bermata putih
adalah jantan. Hal ini menunjukan bahwa sifat "bermata putih" merupakan sifat yang
terpaut pada kromosom Y.

Determinasi sex pada Drosophila, jantan XY dan betina XX


Hereditas pada manusia
Determinasi seks pada manusia juga ditentukan oleh kromosom X dan Y. Karena
jumlah kromosom manusia adalah khas yeitu 46 buah (23 pasang) yang terdiri dari
22 pasang autosom dan sepasang gonosom, maka formula kromosom manusia adalah
: Untuk laki-laki adalah 46, XY ( 44 + XY). Untuk wanita adalah 46, XX (44+XX).

132

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Efek genetik yang berhubungan dengan autosom :


Penyakit genetik yang disebabkan autosom pada manusia biasanya "bersifat
resesif" artinya dalam keadaan homozigot resesif baru menampakkan
penyakit misalnya :

Albinisma (albino)

Polidaktili (jari lebih dari jumlah normal)

Gangguan mental

Diabetes mellitus

Ada pula penyakit yang disebabkan karena mutasi autosom, misalnya :

Sindroma Down (mongolid syndrome = trisomi 21) : autosom no.21

Sindroma Patau (trisomi 13): autosom no.13

Sindroma Edwards (trisomi18) : autosom no.18

Sindroma "Cri-du-chat" : delesi no. 5

Penyakit genetik yang disebabkan kelianan pada gonosom


Kelainan

formula

kromosom (disebabkan

peristiwa

non-disjunction)

misalnya:

Sindroma turner (45,XO)

Sindroma klinefelter (47,XXY; 48,XXXY)

Sindroma superfemale/tripple-X atau trisomi X (47,XXX)

Supermale (47,XYY)

Karena pautan seks (Sex linkage)

Terpaut kromosom X (resesif) misalnya buta warna (hijau dan merah) dan
hemofilia

Terpaut kromosom Y (resesif hanya pada laki-laki) misalnya "hairypina"(hipertrikosis).

Aplikasi Hereditas dan Persilangan


Adanya pengetahuan yang luas dalam bidang genetika khusunya hereditas dan
persilangan, membuka peluang yang besar untuk berbagai tujuan yang berguna baik
dalam bidang pertanian, kesehatan, forensik (hukum) dan hubungan sosiologis.
Beberapa contoh aplikasinya adalah sebagai berikut :

133

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

Dalam bidang pertanian : penyilangan berbagai varietas tanaman

BIOLOGI UA
untuk

memperoleh varietas baru yang memiliki karakter unggul dan produktif


sesuai yang diharapkan

Dalam bidang kesehatan : pelacakan berbagai penyakit menurun dari orang


tua kepada anak, misalnya hemofilia

Dalam bidang forensik (hukum) : penentuan identitas korban dari karakter


golongan darah, pola DNA yang dibandingkan dengan orang tua atau
keluarga terdekat

Dalam bidang hubungan sosiologis : penentuan tingkat kekerabatan antar


individu berdasarkan kesamaan dan perbedaan karakter

134

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

24. EVOLUSI

PETA KONSEP:
1. Pengertian, arti penting dan sejarah pemikiran
Arti penting Evolusi dalam biologi
Sejarah pemikiran
2. Evolusi Fisika dan Kimia
Evolusi materi/ fisika
Pembentukan bahan organik
3. Evolusi Biologi
Ciri- ciri makhluk hidup
Beberapa teori asal mula makhluk hidup
Evolusi tumbuhan
Evolusi hewan
4. Bukti- bukti evolusi
Fosil
Perbandingan anatomi
Biokimia
Perbandingan embryologi
Organ vestigial
5. Mekanisme Evolusi
Seleksi alam
Variasi genetic ( mutasi, aliran gen )

Pengertian dan arti penting


Istilah evolusi berasal dari bahasa Latin EVOLVER

yang berarti muncul

perlahan atau berkembang perlahan. Saat ini istilah evolusi lebih di pahami sebagai
perubahan sesuatu yang bersifat permanen. Artinya perubahan tersebut tidak dapat
lagi dikembalikan kepada keadaan semula. Perubahan membutuhkan waktu, dan
waktunya sangat panjang.
Evolusi dapat terjadi pada mahkluk hidup ataupun benda mati. Sehingga
dapat dikatakan ada evolusi bintang, evolusi kimia, dan evolusi binatang serta
tumbuh-tumbuhan. Dari pengamatan para ahli yang mencoba menjawab pertanyaan pertanyaan tentang dari mana makhluk hidup berasal, dimana dan kapan makhluk
hidup muncul dipahami adanya aturan yang menjadi dasar bagi setiap perubahan.
Aturan tersebutlah yang biasa disebut

teori evolusi.

Ahli lain kadang-kadang

menyebutnya teori descenden.

135

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Penelitian penelitian yang dilakukan untuk menjawab pertanyaan tentang asal


usul makhluk hidup tersebut antara lain menyangkut bagaimana munculnya organ,
perubahan populasi, perubahan jenis dan perubahan komunitas. Saat ini peneliti lebih
banyak mencoba menerangkan setiap tampilan biologi dari sudut pandang evolusi.
Misalnya kenapa ada daun yang berbentuk jarum dan ada daun yang lebar, kenapa
ada burung yang berparuh panjang dan ada burung yang berparuh pendek. Lebih jauh
kenapa terdapat perbedaan golongan darah pada manusia, ada manusia yang berkulit
hitam dan yang berkulit putih. Dengan demikian hampir seluruh penelitian di bidang
biologi menggunakan cara pandang evolusi untuk menjelaskan fenomena biologi
yang diamati. Dalam upaya untuk menjawab pertanyaan tentang asal usul tersebut
ditemukan organ, organel, karakter, kromosom, asam nukleat dan senyawa lain yang
kemudian menjadi dasar untuk pengembangan ilmu baru di bidang biologi. Dapat
dikatakan berkat cara pandang dan pola pikir evolusi lah perkembangan biologi
sebagai cabang ilmu menjadi seperti saat ini.

Sejarah pemikiran
Sesungguhnya pemikiran tentang evolusi dapat dirujuk dari perkembangan awal ilmu
pengetahuan dimasa Yunani Purba. Pemikiran Aristoteles tentang asal mula makhluk
hidup yang dikenal dengan teori abiogenesis dapat dikatakan awal pemikiran
evolusi. Dilanjutkan kemudian dengan para ilmuwan Muslim Ibn Rusyd, Ibnu Al
awwam dan lain lain pada Abad

ke 11 dan 12. Selanjutnya nama- nama seperti

Carl van Linne ( Linneaus) , Cuvier, dan Lamarck pada abad ke awal abad ke19
telah menyumbangkan pengetahuan yang berarti bagi perkembangan teori evolusi.
Perkembangan yang amat menonjol adalah ketika Darwin menerbitkan bukunya
yang berjudul OnThe Origin of Species by Means of Natural selection pada
tahun 1859 . Pemikiran Darwin tentang evolusi antara lain terbentuk setelah adanya
diskusi yang intensif dengan Alfred Russel Wallace.

Wallace adalah seorang

naturalis yang banyak melakukan pengamatan terhadap hewan. Perjalanan Wallace


yang terkenal antara lain ke pulau Sulawesi. Dari pengamatan yang dilakukannya,
Wallace mengemukakan adanya garis pemisah antara hewan dibagian barat
kepulauan Nusantara ( Malayan Archipelago) dengan hewan dibagian timur. Garis
tersebut dinamai garis Wallace.

136

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Teori Darwin yang sering juga disebut teori Darwin-Wallace pada prinsipnya
menekankan

adanya peristiwa seleksi alam yang mempengaruhi pembenrukan

spesies. Dengan perkataan lain lingkungan amat berperan dalam pembentukan jenis
yang saat ini ada. Variasi dari individu individu dalam satu spesies yang dapat
beradaptasi dengan lingkungan akan berkembang dengan baik sementara variasi
yang lain yang tidak dapat beradaptasi tentu tidak akan berkembang .

Dalam

perkembangan selanjutnya teori Darwin dan Wallace sering dipahami secara salah,
se-akan akan hanya yang kuatlah yang akan menang dan terus berkembang.
Ungkapan Struggle for Existence dan Survival of the Fittest seakan beranggapan
adanya hukum rimba yang bekonotasi negativ. Seleksi alam sesungguhnya bukan
proses seperti hukum rimba tapi proses yang berjalan alami dimana variasi yang
cocok untuk suatu lingkungan akan berkembang lebih baik.
Meskipun Darwin dan Wallace telah berkontribusi sangat besar dalam
menjelaskan adanya beraneka ragam mahkluk hidup

namun saat teori ini

dikembangkan belum ada penjelasan yang cukup dari mana datangnya variasi
tersebut dan bagaimana proses terbentuknya. Barulah setelah Mendel , seorang rahib
dan peneliti Austria mengemukakan teori pewarisan sifat , penjelasan tentang adanya
variasi menjadi lebih jelas. Variasi ditimbulkan oleh adanya perbedaan factor genetic
dalam sel. Dengan demikian Mendel telah menyempurnakan hal-hal yang semasa
Darwin belum dapat dijelaskan secara sempurna. Teori evolusi yang berkembang
saat ini jauh lebih kompleks dan merupakan hasil pemikiran banyak ahli. Teori ini
berkembang secara perlahan dengan kontribusi para ahli biologi dengan spesialisasi
yang sangat beragam.
Seperti penemuan struktur DNA oleh WATSON dan CRICK,

rumusan

matematik Hardy- Weiberg dan temuan-temuan fossil oleh EUGENE DUBOIS dan
lain lain.
2. Evolusi Fisika dan Kimia
Evolusi Materi
Penelitian kimia dan fisika ternyata juga memperlihatkan adanya evolusi pada
materi dan unsurkimia. Pertanyaan yang sering muncul bagaimana proses kelahiran
alam semesta dan seluruh unsur kimia tersebut belum bisa di jawab secara tepat dan
final, mengingat hal tersebut merupakan proses yang telah berlangsung sangat lama.

137

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Namun dari bukti- bukti fisika inti dan kimia ruang angkasa ada petunjuk yang
mungkin bisa digunakan. Petunjuk tersebut juga bisa dikatakan sebagai petunjuk
dengan tingkat kemungkinan kebenaran yang tinggi ( lihat Kull, U. 1977). Alam
semesta atau universum tersusun dari miliaran galaksi yang tersebar tidak merata.
Sinar yang berasal dari galaksi-galaksi tersebut dari hasil analisis spectrum ternyata
menunjukkan perbedaan dengan spectrum cahaya yang kita kenal di bumi. Ada
kecenderungan untuk terbentuknya spectrum yang mempunyai panjang gelombang
lebih tinggi. Jadi melewati panjang gelombang sinar merah. Hal tersebut
dimungkinkan berlangsung karena adanya gerakan menjauh dari masing masing
Galaksi. Artinya sejak dulu sampai sekarang telah terjadi gerakan saling menjauh
dari galaksi dalam universum.
menggelembung.

Alam semesta makin menjadi luas dan

Jika berfikir sebaliknya ,tentulah universum berawal dari satu

massa padat. Dengan perkataan lain galaksi yang banyak saat ini bearsal hanya dari
satu bintang pada walnya. Bintang atau massa padat tadi meledak dan inilah yang
disebut Teori BIG BANG. Jadi ada perubahan perlahan (evolusi ) alam semesta.
Setelah adanya dentuman/ledakan besar tersebut baru terbentuk materi , ruang dan
waktu. Artinya materi dari waktu kewaktu mengalami perbahan baik jenis, sifat
maupun kuantitas relatifnya. Artinya evolusi kimia dan fisika telah dan masih
berlangsung.

Evolusi bahan organik


Peristiwa yang relative lebih jelas menggambarkan adanya evolusi kimia dan
sekaligus fisika adalah terbentuknya senyawa-senyawa organic makro molekul dari
senyawa-senyawa sederhana. Pada beberapa meteorit ditemukan senyawa yang
lebih sederhana. Meteorit Murchison misalnya mengandung senyawa asam amino
seperti Prolin, Alanin dan Valin . Dapat di pastikan bahwa senyawa senyawa tersebut
berasal dari molekul sederhana seperti NH

, Air dan CO 2. Contoh lain adalah

pembentukan gula ribose dan beberapa gula lain dari senyawa Formaldehiyd dan
Acetaldehyd. Selain itu beberapa senyawa kimia yang terdapat pada makhluk hidup
yang tergolong senyawa optis aktiv diduga hasil evolusi kimia dalam tubuh makhluk
yang berjalan sesuai evolusi organisme tsb. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
baik materi terkait dengan perubahan factor fisika mengalami proses evolusi. Hal

138

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

yang sama juga terjadi dengan bahan kimia yang berevolusi dari unsure dan senyawa
sederhana menjadi senyawa kompleks dan makro molekul.
3. Evolusi Biologi

Ciri-ciri makhluk hidup


Evolusi biologi atau boleh juga disebut evolusi makhluk hidup berlangsung setelah
terbentuknya bahan-bahan organik. Seluruh mahkluk hidup mesti mengandung dari
bahan organik. Seperti telah dikemukakan bahan organic tadinya terbentuk dari
bahan kimia yang lebih sederhana seperti air dan karbondioksida. Dengan demikian
ciri makhluk hidup terpenting adalah adanya kandungan bahan organic tersebut.
Barulah kemudian disepakati cirri-ciri lain. Selengkapnya cirri-ciri tersebut dalah
sebagai berikut.
1. Tersusun dari bahan organik
Makhluk hidup mulai dari arkeobakteri sampai kepada hewan chordata pasti
mengandung bahan organic. Misalnya DNA . DNA diketahui mengandung
gula deoxyribosa.
2.

Melakukan metabolisme
Seluruh

makhluk

hidup

diketahui

melakukan

metabolism.

Artinya

membutuhkan bahan mentah dari luar tubuhnya dan kemudian diolah untuk
mendapatkan energy bagi kelangsungan seluruh aktivitas hidupnya. Bakteri
paling sederhana sekalipun membutuhkan bahan dari luar tubuhnya.
Metabolisme dapat diuraikan menjadi beberapa aktivitas sebagi berikut:
a. Nutrisi,

yaitu

aktivitas

pengambilan

bahan

makanan

untuk

kelangsungan hidup.
b. Respirasi, yakni pengolahan bahan hasil nutrisi menjadi energi. Dapat
juga dikatakan bahwa respirasi adalah pengubahan senyawa kimia
berenergi tinggi menjadi senyawa lain untuk kebutyuhan organism.
c. Ekskresi, yaitu pengeluaran sisa yang tak diperlukan.
3. Reproduksi : Merupakan proses untuk mempertahan kan kelangsungan hidup
jenis organism.

Dengan bantuan energi yang dihasilkan dari proses

metabolism organisme dapat mengantisipasi kemungkinan kepunahan. Istilah

139

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

reproduksi juga menyangkut istilah perkembangan. Reproduksi sel pada


makhluk multiseluler sesungguhnya awal dari proses perkembangan.
4. Iritabilitas; adalah kepekaan terhadap rangsangan. Setiap makhluk hidup
mempunyai kemampuan untuk menanggapi rangsangan. Perubahan factor
abiotik biasanya ditanggapi dengan suatu aksi yang secara keseluruhan dapat
disebut dengan adaptasi. Adaptasi tersebut terkait evolusi dan hereditas.
Perubahan factor genetik sebagai upaya adaptasi adalah langkah penting
evolusi.
Teori asal mula makhluk hidup
Sampai saat ini dalam tulisan-tulisan ilmiah baik yang berupa buku maupun jurnal
ditemukan berbagai teori tentang asal mula makhluk hidup. Untuk lebih
memudahkan pemahaman dilakukan penyederhanaan dan pengelompokan teori tsb
sebagai berikut:
1. Teori Abiogenesis :
Dikemukakan oleh ARISTOTELES yang berpendapat bahwa mahkuk hidup
berasal dari benda mati. Lebih jauh berarti makhluk hidup berasal dari sesuatu
yang tidak hidup. Makhluk hidup terbentuk secara spontan, sehingga dalam
bahasa Inggeris biasa disebut Spontaeous Generation. Teori ini kemudian di
bantah oleh sejumlah eksperimen oleh beberapa ahli seperti Francesco Redi (
1626 1697) dan Louis Pasteur (1822- 1895).
2. Teori Biogenesis;
Teori ini beranggapan bahwa sebuah kehidupan berasal dari sebuah kehidupan
yang sudah ada sebelumnya. (omne vivum ex vivo).
Namun tentu saja penjelasan ini belum memuaskan mengingat pertanyaan dari
mana datangnya mahkluk hidup yang pertama tersebut belum terjawab.
3. Teori Urey:
Teori ini berpendapat bahwa makhluk hidup berasal dari bahan-bahan kimia
melalui radiasi sinar kosmis. Teori ini disempurnakan oleh Stanley Miller dan
A.I. Oparin. Jadi menurut teori ini makhluk hidup berasal dari bahan kimia.
Sesuai dengan evolusi kimia kemungkinan bahan awal tsb adalah senyawa
anorganik sederhana yang berevolusi menjadi senyawa organic sampai
terbentuknya makromolekul

seperti yang banyak dijumpai dalam tubuh

140

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

mahkluk hidup. Jika dicermati lebih jauh teori ini sesungguhnya dapat
dikatakan sebagai teori Abiogenesis yang ditambahkan dengan keterangan
bahwa bahan kimia sebagai asal dari makhluk hidup. Melalui penelitianpenelitian lanjutan semakin banyak bukti untuk berpendapat bahwa makhluk
hidup berasal dari benda mati yakni bahan kimia. Mungkin teori ini bisa disebut
dengan nama Teori Neoabiogenesis, artinya neoabiogenesis yang baru.

EVOLUSI PROKAYOTA dan TUMBUHAN


Makhluk hidup paling awal dan paling primitive diduga adalah bakteri dan alga biru
( kingdom MOnera).Kedua kelompok makhluk ini mempunyai inti tanpa membrane (
prokaryon) dan pada umumnya tidak melakukan reproduksi seksual. Fossil tertua di
perkirakan berusia 3,1 miliiar tahun. Diperkirakan bakteri dan alga biru ini juga tidak
mempunyai organel seperti yang dijumpai pada organism eukayota. Makanan
mereka mungkin asam amino dan nukleotid. Karena rendahnya konsentrasi asam
amino dan nukleotid di lingkungan saat itu maka perkembangan bakteri ini relative
lambat( Kull,1977 ). Reproduksi mungkin terjadi hanya ketika

membrane atau

dinding yang melingkupi informasi genetik pecah karena tekanan luar seperti arus
air. Protein dan gen mungkin juga terbagi secara kebetulan dengan jumlah dan
komposisi yangtidak sama. Dengan demikian hanya pecahan yang mempunyai
protein dan gen yang cukuplah yang bisa melanjutkan hidupnya. Melalui
penambahan bermacam-macam bahan kimia kemungkinan terbentuklah bakteri yang
mendekati struktur bakteri yang kita kenal saat ini. Pembentukan struktur baru
memungkinkan perubahan proses metabolisme. Semakin bertambahnya jumlah
mahkluk hidup yang berarti makin banyaknya bahan organic yang telah terikat
menjadi makhluk menyebabkan ketersediaan bahan organic di luar tubuh mahkluk
hidup menjadi sangat berkurang. Keadaan ini memberikan keuntungan kepada
makhluk hidup yang kebetulan dapat membuat zat organic sendiri( autotroph).
Bagaikan reaksi berantai keadaan ini akan mendorong makhluk yang sudah ada
mengembangkan kemampuan metabolismenya sejalan denga terbentuknya senyawa
senyawa kimia seperti adenosine triposfat dan klorofil. Begitulah selanjutnya secara
berurutan kita kenal bakteri heterotrof primer (mengambil bahan organic dari
alam) bakteri autotrof bakteri heterotrof sekunder (mengambil bahan organic

141

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

dari bakteri autotroph yang sudah mati bakteri parasit (memenuhi kebutuhan
energy secara langsung dari bakteri autotroph). Saat ini seluruh kelompok bakteri
tersebut masih ditemukan dan ini memperkuat dugaan yang telah dikemukakan.
Selanjutnya tentu perlu dijawab pertanyaan bagaimana organisme

eukaryot

terbentuk dari organism prokaryot yang telah ada. Hipotesis atau dugaan yang
dikemukakan antara lain adalah melalui mekanisme endosimbiosis. Artinya ada
simbiosis antara dua atau lebih prokaryot. Prokaryot yang pertama dimasuki dengan
cara invaginasi oleh prokaryot yang lain ( prokaryot kedua). Prokaryot yang kedua
ini hidup dan berkembang dalam tubuh prokatyot pertama. Sehingga lama kelamaan
seaka-akan prokaryot kedua menjadi bagian tubuh dari prokaryot pertama.
Mengingat cara masuk prokaryot kedua secara invaginasi maka membrane mereka
menjdi ganda. Membran luar berasal dari prokaryot pertama dan membrane kedua
dari prokaryot kedua( membrannya sendiri). Begitulah dengan demikian dalam tubuh
prokaryot menjadi berkembang suatu protein atau nukleotid yang berselaput, lahirlah
organisme eukaryot. Bukti bukti yang diajukan untuk mendukung hipotesis ini antara
lain sebagai berikut seperti dikemukakan oleh Kull (1977) dan Kaufman et al (1989).
1. Mitochondria dan Plastida pada eukaryote sekarang bermembran ganda.
2. Mitochondria dan plastid mampu membelah sendiri.
3. Beberapa Algae dapat melakukan endosimbiose dengan alga lain.
Setelah terbentuknya eukaryot uniselluler baik yang berupa kelompok alga , maupun
protozoa terbentuklah organisme

multiselluler seperti alga-alga Charophyta,

Chlorophyta serta hewan Porifera dan Coelenterarata


Terbentuknya alga multiseluller diduga berlangsung melalui pembentukan koloni .
Contoh yang sering dikemukakan adalah Chlamydomonas ( unisel) , Gonium dengan
16 sel dan Pleodorina dengan 32 sel tapi hanya 28 yang dapat membelah dan
dilanjutkan dengan koloni Volvox yang sudah ada pembagian pekerjaan. Tahapan
berikutnya adalah terbentuknya alga yang berfilamen dan yang berbentuk thallus
Selanjutnya terdapat setidaknya dua jalur evolusi alga. Satu jalur adalah jalur
Chlorophyta dan jalur yang lain jalur Charophyta. Perbedaan prinsip dari kedua jalur
ini adalah adanya perbedaan struktur flagella
Setelah terbentuknya Alga tahapan berikutnya adalah terbentuknya Bryophyta.
Dalam beberapa hal mungkin ada alga saat ini yang berkembang dalam waktu yang

142

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

bersamaan dengan Bryophyta, Para ahli berbeda pendapat mengenai evolusi


Bryophyta. Ada yang berpendapat bahwa Bryophyta berasal dari tanaman darat
berpembuluh yang mengalami reduksi sementara ada yang berpendapat bahwa
tanaman darat berpembuluh hasil evolusi dari Bryophyta. Ada pula kelompok lain
yang berpendapat bahwa Bryophyta dan tanaman darat merupakan dua jalur evolusi
dari alga. Dalam kelompok Bryophyta , lumut daun adalah kelompok yang dianggap
paling maju dibandingkan lumut hati dan lumut tanduk. Karena lumut daun (
Bryopsida) memiliki struktur anatomi dan morfologi yang lebih kompleks. Selain itu
hal ini didukung olah adanya fosil lumut ini pada periode geologi yang lebih muda
usianya ( Permian).
Pteridophyta atau paku-pakuan diduga merupakan hasil evolusi dari tanaman
alga air tawar atau alga laut. Kemungkinan adalah alga Choloechaete. Fosil fosil
yang terlah ditemukan antara lain adalah Rhynia gwyinne-vaughanii menyerupai
Psilotum yang masih hidup saat ini . Fosil lain misalnya Horneophyton, Cooksonia
dan Zosterophylon . Untuk paku=pakuan yang tergolong Microphyllophyta juga
ditemukan fosil yang mirip dengan Lycopodium yaitu Asteroxylon. Bahkan susunan
stele nya juga amat mirip, sementara fosil Selaginellites juga amat mirip dengan
Selaginella yang masih ada saat ini.
Rhynia yang berbentuk seperti batang rumput dengan daun yang sangat kecil
berevolusi menjadi bentuk paku yang ada saat ini melalui proses hipotetik yang
disebut teori TELOM. Teori inidikemukakan oleh Zimmerman. Menurut teori ini
ada lima elemen penting yang dapat dijadikan dasar untuk menerangkan kenapa dari
suatu nenek moyang paku yang bentuknya seperti batang rumput bisa dihasilkan
bentuk tanman paku yang sangat beragam. Elemen tersebut adalah :
1. Overtopping
2. Planation
3. Recurvation
4. Reduction
5. Webbing
Tanaman berbiji merupakan hasil evolusi lanjut dari paku-pakuan. Sangat banyak
contoh baik fosil maupun yang masih hidup pada Gymnospermae yang dapat
dikaitkan dengan jenis-jenis tanaman paku. Fosil yang dijumpai dari Gymnospermae

143

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

antara lain dari Protopteridium, Archaeopteris dan Aneuruphyton . Kemajuan


penting yang terjadi pada Gymnospermae adalah spora ( dalam hal ini spora betina/
makrospora) yang telah mempunyai lapisan pembungkus sehingga makrospora lebih
terlindung.

Pembungkus

Makrosporangium

inilah

ini
yang

disebut
kemudian

Makro

atau

menjadi

mega

tempat

sporangium.

berkembangnya

gametophyte betina. Pada tanaman Angiosperma terjadi lagi kemajuan. Gametophyt


yang tadinya relative tidak berwarna-warni sekarang menjdi sangat berwarna warni
dengan pola warna dan bentuk yang berbeda. Perbedaan warna dan bentuk ini diduga
terkait dengan koevolusi antara tumbuhan dan hewan. Berkembangnya jenis-jeinis
serangga dimanfaatkan pula oleh tumbuhan untuk prose penyerbukan dan dispersi(
pemencaran ). Pada tanaman anggrek misalnya kita melihat ada labellum ( salah satu
mahkota bunga) yang mengimitasi bentuk serangga tertentu. Imitasi bentuk mahkota
bunga ini tentu berkaitan dengan upaya tumbuhan menarik serangga yang diimitasi
untuk keuntungan anggrek.
Begitulah tumbuhan berbunga (Angiospermae) berkembang dari tumbuhan
sebelumnya yang awalnya dapat ditelusuri sampai kepada alga bersel tunggal
(monadal). Perubahan morfologi yang terjadi diperkirakan terkait dengan perubahan
tantangan dan adaptasi tumbuhan tersebut terhadap tantangan. Perpindahan tanaman
dari air kedarat diduga menjadi pemicu lahirnya pembentukan pembuluh. Jadi dari
tanaman air yang tak berpembuluh berevolusi menjadi tanaman darat yang
berpembuluh.

Perbedaan ekologis pada habitat dan ketersediaan makanan juga

memicu perubahan morfologis dan anatomis pada tumbuhan sehingga akhirnya


terbentukalah beragam tumbuhan darat yang saat ini kita lihat. Fosil-fosil seperti
Eurystoma dan Stamnostoma memperlihatkan bentuk awal tumbuhan berbunga.

EVOLUSI HEWAN
Evolusi hewan diduga diawali dengan peralihan dari prokayota menjadi protozoa.
Mirip dengan proses evolusi pada tumbuhan ditahap awal, evolusi berlangsung
melalui endosimbiosis. Dari protozoa

barulah terbentuk hewan metazoan yang

bersel banyak seperti Porifera dan Coelenterata. Pertanyaan yang penting untuk
dicari jawabannya adalah factor alam apakah yang mendorong terbentuknya makhluk
multi seluler dari makhluk uniseluler dan keuntungan apakah yang diperoleh dengan

144

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

perubahan tersebut?. Beberapa pendapat telah dikemukakan oleh para ahli. Ada yang
berpendapat bahwa ketika bumi hanya dihuni oleh hewan uniseluler tentulah rantai
makanan sangat sederhana. Bakteri dan Protozoa yang bersel tunggal( uniseluler)
hanya bersifat heterotrof , yakni hanya memakan alga biru atau bakteri lain yang
sudah mati. Itu menyebabkan populasi alga biru ini menjadi sangat tinggi. Hal
tersebut menimbulkan persaingan antar mereka menjadi besar. Dari banyak
penelitian ekologi diketahui bahwa suatu jenis menjadi semakin berkembang bila ada
jenis lain yang dapat memakan mereka. Alga biru mengalami proses evolusi karena
ada perbedaan habitat dan persaingan antar populasi dan intra populasi. Evolusi ini
kemudian melahirkan bentuk hidup yang berbeda. Lahirlah alga biru yang berkoloni
dan berbentuk filament. Perbedaan bentuk hidup alaga biru ini kemudian mendorong
lahirnya bermacam-macam tipe protozoa. Dari yang hanya mempunyai pseudopodia
, punya flagella, bercillia atau malah yang parasit. Pola rantai makanan berubah, dari
hanya heterotrof mulai ada yang phagotrof. Protozoa yang mempunyai pseudopodia
mulai mengambil makanan dengan cara phagositosis. Persaingan untuk mendapat
kan makanan antar hewan protozoa makin meningkat . Muncul herbivore dan
carnivore. Carnivora dalam hal ini beberapa protozoa mulai memakan protozoa yang
lain. Situasi ini dimanfaatkan pula oleh beberapa protozoa untuk berkoloni guna
memudahkan mendapatkan makanan. Koloni protozoa inilah yang diduga menjadi
awal pembentukan hewan multiseluler. Fosil yang dijumpai antara lain NOd osuria,
Polystomella, Globigerina.
Hewan Porifera diduga berasal dari koloni seperti ini. Meskipun tidak ada bukti fosil
yang meyakinkan tentang terbentuknya Porifera dari koloni Protozoa, para peneliti
seperti Ernst Haeckel mengajukan teori Gastraea. Teori ini mencoba menerangkan
bahwa pembenukan porifera kemungkinan melalui fase seperti ontogeny hewan.
Dalam ontogeny diketahui bahwa embryo yang multiselluer terbentuk dari zigot
yang membelah melalui stadium morula, blastula dan gastrula.( Lihat embryologi
pada Amphibia). Begitlah selanjutnya diperikrakan dari Protozoa proses evolusi
berjalan kedua arah. Satu cabang kearah Porifera dan cabang yang lain kearah
Coelenterarata. Dari Coelenterata berkembang ketiga arah. Arah pertama proses
evolusi menghasilkan cacing Platyhelminthes. Arah kedua menghasilkan kelompok
Annelida dan arah yang ketiga menghasilkan vertebrata dan echinodermata. Dari

145

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Annelida kemudian berevolusi kedua arah. Arah pertama ke Arthropoda dan yang
kedua ke Molluska. Evolusi hewan

Vertebrata diawali dengan klas Pisces

berkembang menjadi amphibia, reptilia , aves dan terakhir mammalia. Dalam klas
mammalian kemudian belangsung pula evolusi kebanyak arah seperti adanya
kelompok yang mengembangkan alat gerak menyerupai burung sehingga terbentuk
kelompok kelelawar, marsupialia, cetacean , monotremata, primate dan carnivore.
Bentuk antara seperti Monotremata yang bertelur dan sekaligus menyusui
memperkuat dugaan bahwa ada hubungan antara Aves dan Mammalia. Hal yang
sama juga dapat dilihat dari adanya hubungan kesamaan antara Reptilia yang bersisik
dengan mammalian yang bersisik seperti Manis javanica ( trenggiling).
Selanjutnya dari kelompok primate diduga evolusi berjalan kearah terbentuknya
Hominid . Fosil fosil hominid seperti Australopithecus, Pithecanthropus yang banyak
dikenal diperkirakan menjadi bukti keterkaitan manusia (Homo sapiens) dengan
primate yang lain. Banyak ahli memperkirakan nenek moyang manusia adalah
hominid seperti Pithecanthropus dan beberapa hominid lain.
Diskusi yang intensif masih tetap berlangsung apakah nenek moyang manusia adalah
primate yang telah dikemukakan diatas ataukah ada jalur lain, ataukah manusia
terbentuk secara tersendiri.

Namun yang jelas seperti telah dinyatakan terdahulu

,semua makhluk tersebut terbentuk dari sebuah awal adanya evolusi dari bahan
kimia. Manusia dan makhluk lainnya sama- sama terbentu dan tercipta dari bahanbahan kimia. Bahan kimia mungkin berasal dari air, tanah atau dari udara.
5.Bukti-Bukti Evolusi
Bukti bukti evolusi dapat dibagi kedalam kelompok sebagai berikut. : Metzler (
1983) misalnya mengajukan bukti-bukti sbb
1. Bukti dari susunan tubuh dan struktur makluk hidup saat ini.
Seluruh makhluk hidup diketahui tersusun dari sel. Baik yang satu sel
maupun yang bersel banyak. Bila dibandingkan satu hewan dengan hewan
yang lain ada persamaan dan ada perbedaan. Ada hewan yang sangat mirip
satu sama lain. Sehingga mereka disebut satu spesies ( jenis). Ada yang mulai
mempunyai perbedaan tapi masih memiliki banyak persamaan , lalu
digolongkan menjadi sati genus. Begitulah seterusnya ada yang menjadi satu
familia , ordo, klas dan seterusnya. Ayam kampung amat mirip dengan ayam

146

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

hutan. Ayam tersebut meski mempunyai kemiripan dengan itik atau beberapa
burung lain. Tapi jelas juga mempunyai perbedaan. Adanya kemiripan dan
perbedaan tersebut dapat menjadi alasan untuk mengatakan bahwa mereka
mungkin dulu berasal dari nenek moyang yang sama lalu kemudian
mengalami perubahan ( baca evolusi).
Organ organ pada makhluk yang berbeda seperti jantung pada ikan, katak,
reptil, burung dan mammalian meskipun mempunyai perbedaan tapi tetap
dapat diturunkan dari suatu bentuk awal berupa pembuluh darah yang
menebal. Tangan manusia, tangan monyet, sirip pada kura-kura laut dan
beberapa hewan lain juga dapat dilihat kesamaannya. Organ seperti itu
disebut denga organ yang homolog. Jadi adanya organ yang homolog ini
mungkin menjadi petunjuk adanya kesamaan asal usul.
2. Bukti- bukti paleontologi.
Dari fosil-fosil yang telah ditemukan ada petunjuk bahwa fosil tersebut dapat
dikaitkan dengan makhluk hidup yang ada saat ini. Fosil ini dapat pula
ditentukan usianya. Karena itu orang dapat memperkirakan kapan kira-kira
satu kelompok makhluk hidup terbentuk. Misalnya kapan ikan mulai
terbentuk dan kapan pula monyet terbentuk. Perbedaan usia fosil tersebut
seakan member petunjuk bahwa hewan tidak terbentuk sekali gus . Artinya
ada pembentukan bertahap. Untuk beberapa kelompok organisme seperti
kuda ada fosil yang menunjukkan urutan pembentukan yang relatif jelas. Dari
pengamatan terhadap fosil juga dapat diketahui adanya bentuk peralihan
antara dua kelompok organism. Misalnya peralihan dari reptil ke burung
seperti ditunjukkan oleh fosil Archaeopteryx.
Fosil tersebut juga memberi petunjuk bahwa perubahan organ yang sudah
terjadi tidak bisa berbalik. Artinya sekali sudah berubah kesatu bentuk
tertentu organ tidak bisa berbalik kebentuk semula ( irreversible). Misalnya
pengurangan jumlah jari pada kuda atau badak tidak bisa berbalik.
Kehilangan gigi pada burung dalam perkembangan selanjutnya tidak pernah
muncul kembali.
3. Bukti bukti dari tingkah laku hewan

147

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Hewan hewan yang tubuhnya mirip juga mempunyai kelakuan yang agak
sama. Jenis jenis itik yang tubuhnya mirip meski berbeda jenisnya tingkah
lakunya amat

mirip. Sapi, banteng yang diduga dekat

hubungan

kekeluargaannya juga mempunyai tingkah laku yang hamper sama.


4. Bukti Parasitologi
Hewan hewan parasit terkait sangat erat dengan inangnya. Jadi ada parasit
yang sangat spesifik untuk hewan dan kelompok terdekatnya. Inang yang
berkerabat dekat juga mempunyai parasit yang agak berkerabat. Misalnya
kutu manusia juga ada pada simpanse tapi kutu tersebut tidak dapat
berkembang pada hewan lain. Artinya bila ada kelompok organisme
mempunyai kesamaan parasit maka hampir dapat dipastikan mereka juga
berasal dari nenek moyang yang sama atau berdekatan.
5. kiaBukti-bukti Biokimia.
Seluruh makhluk hidup memiliki kesamaan yang tak terbantah.Kesamaan
tersebut antara lain meliputi :
-

Struktur dasar kimiawi ( seperti adanya DNA dan RNA)

Katalisator yang berupa enzim yang mengandung protein

Cara mendapatkan energy melalui Glikolisis

6, Mekanisme evolusi
Bagaimana sesungguhnya evolusi berlangsung diperkirakan secara berbeda oleh
banyak ahli;
Berikut ini ditampilkan mekanisme evolusi oleh berbagai ahli seperti yang
dikemukakan oleh Metzler (1983):
1. Teori Lamarck
Menurut

Lamarck perubahan organ pada

mahkluk terkait

dengan

pemanfaatan organ tersebut. Organ yang dipergunakan dengan cara terentu


akan menghasilkan bentuk organ tertentu pula. Misalnya jerapah berleher
panjang karena nenek moyang mereka dulu suka menjulurkan leher untuk
mencapai daun dari pohon pohon yang agak tinggi, Semakin tinggi daun yang
akan dijangkau maka akan makin panjang pula leher jerapah. Sebaliknya bila
organ tidak digunakan maka organ tersebut akan mereduksi. Menurut

148

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Lamarck kehilangan kaki pada ular terjadi karena tidak dipergunakan. Teori
ini dibantah oleh banyak ahli.
2. Teori Darwin
Menurut Darwin perubahan organ terjadi karena seleksi alam.

Menurut

Darwin makhluk hidup mengahasilkan banyak keturunan, bahkan lebih


banyak dari yang diperlkan untuk mempertahankan kelestarian jenis.
Sementara tempat hidup yang cocok untuk keturunan tersebut tidak
bertambah. Keturunan yang dihasilkan dari pasangan induk yang sama justru
tudak persis sama. Artinya ada variasi. Karena adanya jumlah individu yang
banyak dan ruang yang tetap maka individu-individu yang mempunyai
keuntungan variasi akan lebih mudah bertahan dan berkembang . Individu
lain yang karakternya tidak cocok dengan lingkungan tentu sulit untuk
bertahan. Situasi inilah yang disebut oleh Darwin dengan seleksi alam.
Berarti selalu dari waktu kewaktu terjadi perubahan menuju penyempurnaan
karakter supaya lebih dapat bertahan. Perubahan tersebut dapat menghasilkan
jenis jenis yang berbeda dari nenek moyangnya sehingga dapt dianggap
sebagai suatu jenis tersendiri.
3. Teori sintesis.
Teori yang berkembang saat ini untuk menjelaskan mekanisme evolusi
disebut teori sintesis sebab teori ini merupakan sintesis dari berbagai disiplin
ilmu. Yang terpenting adalah genetika dan genetika populasi. Menurut teori
ini bukan individu yang berevolusi tetapi populasi. Populasi dengan
lingkungan tertentu akan mengalami perubahan genetis yang satu ketika
diwariskan pada generasi berikut. Perubahan genetis bisa saja terjadi selain
karena keuntungan seleksi tapi juga karena mutasi. Mutasi berarti ada
perubahan gen dari suatu individu.

149

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

25. EKOLOGI

Konsep Populasi, Komunitas dan Ekosistem


Makhluk hidup yang hidup bersama dalam suatu tempat dalam lingkungan yang
sama, membentuk suatu kesatuan yang saling pengaruh-mempengaruhi. Satu jenis
makhluk hidup dipengaruhi oleh jenis-jenis lain, jenis makhluk hidup yang lain
dipengaruhi oleh keadaan lingkungan dan sebaliknya. Demikian seterusnya sehingga
mereka merupakan suatu organisasi yang hidup rumit. Kesatuan organisasi semua
makhluk hidup disuatu tempat dengan lingkungan dimana mereka hidup atau tinggal
disebut ekosistem. Hutan, laut, padang rumput, ataupun gurun merupakan suatu
contoh ekosistem yang luas. Sedangkan aquarium merupakan ekosistem buatan yang
kecil. Sementara itu sekumpulan individu yang sejenis yang menempati satu daerah
yang sama disebut populasi. Seluruh populasi dari jenis-jenis makhluk hidup yang
berbeda-beda yang hidup ditempat yang sama dapat membentuk suatu komunitas.
Semua komunitas yang ada diatas bumi ini membentuk suatu ekosistem global yang
disebut biosfer.

Pertumbuhan dan Dinamika Populasi


Kepadatan atau densitas suatu populasi pada suatu tempat tergantung beberapa
faktor :
1. Kelahiran (natalitas) dan kematian (mortalitas). Kelahiran menyebabkan
populasi

bertambah dan kematian menyebabkan populasi berkurang.

2. Perpindahan (migrasi). Migrasi yang menambah populasi disebut imigrasi


(migrasi masuk) dan migrasi yang mengurangi populasi disebut emigrasi
(migrasi keluar). Jika angka kelahiran nihil, sedangkan angka kematian
sangat besar, maka kepadatan populasi yang bersangkutan akan terus
menurun. Jika hal tersebut terjadi dalam waktu lama, seluruh anggota
populasi dapat habis atau punah. Sebaliknya, jika angka kelahiran suatu
populasi tinggi dan angka kematiannya rendah atau bahkan nihil, maka
populasi tersebut mengalami pertumbuhan. Jadi laju peretumbuhan populasi
ditentukan oleh bertambah atau berkurangnya individu anggota populasi yang
bersangkutan.

150

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Komponen-komponen Ekosistem
Suatu ekosistem tersusun dari komponen biotik dan abiotik :
1. Komponen biotik
Tanaman menjadi sumber makanan hewan pemakan tumbuhan (herbivora).
Herbivora mungkin menjadi mangsa hewan buas (karnivora).
a. Produsen
Komponen biotik yang paling banyak jumlahnya adalah jenis tumbuhan berhijau
daun atau dikenal dengan tumbuhan yang mampu membuat makanan sendiri.
Organisme produsen adalah organisme yang mengandung, zat warana atau
pigmen yang mampu menyerap energi cahaya dari matahari dan mengggunakan
energi ini untuk menggerakkan proses kimia. Melalui rangkaian reaksi kimia, air
dari akar dan gas karbon dioksida (CO2) dari udara, membentuk makanan
tumbuhan gula yang disebut glukosa. Glukosa diubah jadi tenaga yaitu dengan
cara membakarnya (dioksidasi). Sebagian glukosa yang dihasilkan tidak
semuanya habis dipakai, sebagian besar disimpan sebagai cadangan makanan di
dalam akar (umbi-umbian), batang (sagu, tebu).
b. Konsumen
Konsumen adalah kelompok makhluk hidup yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri. Kelompok ini meliputi hewan dan manusia. Oleh karena
itu, untuk memperoleh makanan, hewan dan manusia memakan tumbuhan atau
hewan lain. Misalnya ulat makan daun, burung betet makan ulat, dan elang
makan burung betet. Untuk memperoleh makanannya, konsumen sangat
bergantung pada produsen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Setiap hewan yang makan tumbuhan secara langsung dinamakan konsumen
tingkat I. Misalnya ulat yang makan daun; ulat disebut konsumen tingkat I.
Hewan yang makan konsumen tingkat I disebut konsumen tingkat II. Misalnya
burung yang makan ulat; burung disebut konsumen II, dan seterusnya.
c. Pengurai (dekomposer)
Pengurai

(dekomposer) bertugas menguraikan kembali zat yang

terdapat

dalam makhluk hidup yang sudah mati. Makhluk hidup yang berperan sebagai
pengurai adalah bakteri dan jamur yang bersifat saprofit. Makhluk saprofit
merupakan makhluk hidup yang hidup pada sampah atau sisa makhluk hidup.

151

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Dengan adanya bakteri dan jamur saprofit, hewan dan tumbuhan yang mati
dibusukkan.zat-zat yang menyusun tubuh diuraikan menjadi zat sederhana dan
dikembalikan ke lingkungan. Dengan demikian, lingkungan

kita tidak

ditimbuni oleh sampah tumbuhan dan hewan yang mati.

Dari uraian tentang komponen biotik (produsen, konsumen, dan pengurai) dapat kita
simpulkan bahwa produsen dibutuhkan oleh konsumen I, konsumen I dibutuhkan
oleh konsumen II, konsumen II dibutuhkan oleh konsumen III, dan seterusnya.
Produsen dan konsumen yang mati akan diuraikan oleh pengurai (dekomposer).

2. Komponen abiotik
Abiotik berasal dari kata a dan biotik, artinya semua benda tak hidup yang
terdapat dalam suatu ekosistem, misalnya air, tanah, pasir, cahaya dan suhu. Faktor
biotik dan faktor abiotik tidak dapat dipisahkan, harus melihatnya sebagai suatu
kesatuan. Di dalam ekosistem, makhluk-makhluk hidup (faktor biotik) berinteraksi
baik antara sesama makhluk hidup itu sendiri, atau antara makhluk hidup dengan
lingkungannya (faktor abiotik). Pengaruh lingkungan terhadap makhluk-makhluk
hidup yang berada di dalam lingkungan itu disebut aksi, sebaliknya makhlukmakhluk hidup mengadakan reaksi terhadap pengaruh tadi.

Tipe ekosistem
Pada dasarnya ada dua tipe ekosistem. Tipe pertama disebut ekosistem autotrof,
yaitu ekosistem yang di dalamnya memiliki sumber energi berupa populasi-populasi
autrotof sebagai produser, atau hanya terdiri dari produsen dan dekomposer beserta
detrivor. Tipe kedua ialah ekosistem heterotrof, yaitu ekosistem yang tidak
memiliki produser. Pada tempat pembuangan sampah akhir (TPA) terbentuk
ekosistem yang tersusun atas detrivor / scavender berupa hewan tanah dan
dekomposer berupa bakteri dan jamur pengurai. Ekosistem heterotrofik akan segera
sirna jika pasokan energinya terhenti.
Pola Interaksi Organisme
Untuk kelangsungan hidupnya, dua makhluk hidup yang berbeda dapat hidup
bersama dalam hubungan yang erat. Kehidupan bersama ada yang menguntungkan

152

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

ada pula yang merugikan. Suatu kehidupan bersama antara dua makhluk hidup yang
berada dalam hubungan yang erat disebut simbiosis. Berdasarkan sifat untung rugi
diantara kedua makhluk hidup yang hidup bersama itu, simbiosis dibedakan menjadi:
1. Simbiosis mutualisme adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang
berbeda dan saling menguntungkan.
2. Simbiosis komensalisme merupakan kehidupan bersama antara dua makhluk
hidup
yang berdampak satu makhluk hidup mendapat keuntungan, sedangkan makhluk
hidup yang lain tidak mendapat keuntungan dan tidak pula dirugikan.
3. Simbiosis parasitisme adalah kehidupan bersama antara dua macam makhluk
hidup

yang berdampak makhluk hidup yang satu mendapat keuntungan,

sedangkan makhluk hidup yang lain dirugikan. Makhluk hidup yang mendapat
keuntungan disebut parasit, sedangkan makhluk hidup yang dirugikan disebut
inang.
4. Amensalisme merupakan kehidupan bersama antara dua macam makhluk hidup
yang berdampak makhluk hidup yang satu dirugikan, sedangkan makhluk hidup
yang lain tidak memperoleh keuntungan. Contohnya jamur penisilin dan bakteri.

Tingkatan trofik, rantai makanan, jaring-jaring makanan, dan piramida


Tingkatan di dalam ekosistem yang berkait dengan aliran energi dan organisme satu
ke tingkatan lain disebut Tingkatan trofik. Ada populasi-populasi yang menduduki
peran sebagai produsen sebagai tingkatan tropik pertama. Ada populasi-populasi
yang menduduki peran sebagai konsumen pertama, sehingga berkedudukan sebagai
tingkatan tropik kedua, dan seterusnya. Tingkatan tropik akan membentuk berbagai
model piramida makanan tergantung pada banyaknya individu penyusun populasi
yang terlibat di dalamnya.
Hubungan makan-memakan sebagai upaya untuk memperoleh energi dalam
tingkatan tropik membentuk hubungan seperti mata rantai. Oleh karena itu hubungan
yang membentuk mata rantai disebut rantai makanan. Jika banyak populasi yang
terlibat dan hubungan satu sama lain membentuk bangun seperti jaring-jaring atau
net, maka disebut jaring-jaring makanan.

153

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Pencemaran Dan Penanggulangannya


Pencemaran adalah lepasnya bahan-bahan atau limbah ke lingkungan yang dapat
mengganggu kehidupan dengan kata lain pencemaran adalah masuknya zat energi,
makhluk hidup atau komponen lain ke dalam lingkungan sehingga tatanan
lingkungan menjadi berubah. Perubahan lingkungan atau perubahan kualitas
lingkungan dapat terjadi akibat ulah manusia atau proses alam zat atau bahan yang
menyebabkan terjadinya polusi disebut polutan. Dengan demikian suatu zat dapat
disebut polutan bila:
1) Jumlahnya melebihi batas normal
2) Berada pada tempat yang tidak tepat
3) Berada pada waktu yang tidak tepat
Pencemaran Air
Air tawar merupakan sumber air bagi tanaman, hewan, manusia, dan organisme lain.
Air tawar juga merupakan tempat pencemaran limbah kita. Polutan lain yang dapat
terbawa air dan masuk ke sungai adalah berupa bahan organik, misalnya pupuk untuk
tanaman, dan partikel kecil. Kegiatan manusia kadang mencemari sumber air, sungai,
danau, dan pantai. Pencemaran ini mempengaruhi makhluk hidup di air. Bahkan,
dapat mencemari manusia atau menyebabkan penyakit.
Pencemaran Udara
Penyebab pencemaran udara ada dua macam yaitu:

Faktor internal, berupa debu yang berterbangan akibat tiupan angin, debu
yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi, gas-gas vulkanik, dan proses
pembusukan sampah.

Faktor eksternal, (hasil kegiatan manusia). Misalnya hasil pembakaran bahan


bakar fosil, serbuk hasil kegiatan industri, pemakaian zat-zat kimia yang
disemprotkan ke udara.

Tabel Persentase Komponen Pulotan dari Kendaraan Bermotor


No.
1.
2.
3.
4.
5.

Komponen polutan
CO
NOx
SOx
HC
Partikel
Jumlah

Prosentase
70,50%
8,89%
0,88%
18,34%
1,33%
100,00%

154

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Perkiraan persentase tersebut adalah apabila gas buangan dari corong knalpot
diangggap memenuhi persyaratan pembakaran yang benar. Bila gas buangan yang
keluar dari knalpot berupa asap tebal dan berwarna hitam, dapat dikatakan bahwa
prosentase hidrokarbon dan partikel lain jauh lebih besar.
Pencemaran Tanah
Sampah plastik dan kaca termasuk pencemaran tanah. Kalau logam masih dapat
berkarat dan akhirnya akan hancur meskipun dalam jangka waktu yang relatif lama,
namun barang-barang yang terbuat dari plastik lebih sukar hancur. Plastik dan logam
juga tidak dapat ditembus oleh akar tumbuhan, sehingga akan menghambat
perpanjangan akar tumbuhan. Untuk mencegah pencemaran ini kita harus
mengembangkan plastik yang dapat terurai.

Upaya penggulangan pencemaran


Masih ada sebagian dari kita yang masih kurang menyadari bahaya pencemaran.
Oleh karena itu salah satu upaya untuk mengatasi pencemaran adalah memberikan
pemahaman pada seluruh penduduk tentang bahayanya pencemaran. Upaya yang lain
yang dapat dilakukan adalah menangani limbah agar tidak agar tidak menjadi bahan
pencemar. Untuk mengatasi limbah plastik dan logam dilakukan daur ulang. Limbah
plastik dan logam tersebut dilebur kemudian dijadikan bahan untuk membentuk
peralatan. Agar supaya limbah pabrik tidak mencemari sungai, maka sebelum limbah
dibuang ke sungai terlebih dahulu dilakukan pengolahan untuk mengurangi atau jika
mungkin meniadakan bahan-bahan berbahaya yang ada di limbah tersebut.
Upaya untuk mengatasi pencemaran lingkungan juga dapat dilakukan dengan
menghasilkan bahan-bahan yang dapat diurai oleh mikroorganisme bila bahan
tersebut dibuang. Misalnya, sekarang sudah dihasilkan sabun yang dapat diuraikan
oleh mikroorganisme (biogradable), sehingga aman meskipun limbahnya terbuang
ke sungai. Penanganan limbah nuklir dilakukan dengan jalan menyimpan dalam
tabung-tabung dan mengolahnya kembali, agar jangan sampai keluar mencemari
lingkungan.

155

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

26. ETOLOGI (PERILAKU HEWAN)

Setiap mahluk hidup akan melakukan interaksi dengan lingkungannya sejak pertama
kali mereka dilahirkan. Untuk tetap bertahan sebagai mahluk hidup maka mereka
harus mampu melakukan adaptasi baik pada level populasi maupun komunitas pada
suatu biosfer.
Jika ditelaa berbagai macam interaksi pada mahluk hidup, maka banyak
sekali contoh pola-pola perilaku yang diperlihatkan pada hewan dari berbagai taksa.
Kajian mengenai perilaku tersebut telah dilakukan sejak lama oleh para peneliti
dimana hewan dapat berkomunikasi, bergerak, melakukan interaksi social, dan
mencari makanan. Kajian perilaku hewan pada dasarnya mengkaji bagaimana
hewan-hewan berperilaku di lingkungan dalam berbagai situasi dengan pola yang
spesifik.
Dalam klasifikasinya, perilaku hewan dapat dikategorikan menjadi dua yang
dilandaskan kepada bagaimana perilaku tersebut bisa terbentuk atau dimiliki suatu
spesies atau individu. Dua jenis perlikau itu adalah :
1. Perilaku alami (yang diperoleh tidak dengan proses belajar tetapi didasari
oleh genotip dan interaksinya dengan lingkungan)
2. Perilaku akibat belajar yang hanya dapat dimiliki oleh suatu hewan jika telah
mengalami suatu pelajaran baik oleh kejadian tertentu yang menimbulkan
pengalaman atau memang karena adanya serangkaian pembelajaran yang
dilakukan oleh individu lain (baik oleh spesiesnya sendiri, spesies lain atau
oleh manusia)

Jenis Jenis Perilaku Alami


(1). Innate : merupakan perilaku yang telah ada di dalam individu sebagai bawaan
lahir dan berkembang secara tetap/ pasti. Perilaku ini tidak memerlukan proses
belajar, sering kali terjadi pada saat baru lahir dan bersifat genetic (dapat
diturunkan). Dalam perilaku ini dikenal adanya istilah insting terutama berupa
insting dasar yang menjadikan suatu hewan dapat melakukan sesuatu atau bertindak
dalam kondisi tertentu. Contoh perilaku ini adalah sang anak yang baru lahir dapat
menemukan sendiri kelenjar susu induknya untuk dapat memperoleh makanan dari

156

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

air susu. Perilaku Planaria yang menghindar dari cahaya juga merupakan contoh dari
perilaku insting.

(2). Pola Aksi Tetap (Fixed Action Patterns/ FAPs): merupakan perilaku stereotipik
yang merupakan serangkaian aktivitas oleh adanya stimulus spesifik. Contoh
perilaku ini adalah ketika seekor anak burung baru menetas, ia akan dengan spontan
membuka mulutnya dan kemudian induknya akan menaruh makanan di mulutnya
tersebut. Contoh lainnya adalah ritual kawin pada beberapa jenis burung seperti
burung merak atau burung kuau. Ritme cycardian (jam biologis) juga dimasukkan
kedalam jenis perilaku pola aksi tetap misalnya kelelawar insektivora yang hanya
aktif di malam hari.

(3). Perilaku Agonistik : perilaku agresif yang pada dasarnya dilakukan untuk dapat
bertahan hidup (survival) atau memperoleh pengakuan dalam kelompok tertentu.
Tujuan spesifik dari terjadinya agonistic sangat beragam, dan dapat terjadi
intraspesies atau interspesies. Kadang kala perilaku ini bisa menyebabkan kematian
tetapi terkadang hanya berupa ritual semata.

(4). Perilaku Teritroial : merupakan perilaku mempertahankan suatu area tertentu


(home range) dari kehadiran spesies atau individu pesaing sehingga suatu hewan
dapat memiliki sumber makanan, tempat bereproduksi atau beraktivitas dan
memelihara anak dan keturunannya dengan pesaing yang minimal atau bahkan tanpa
adanya pesaing. Bentuk-bentuk teritrorialnya beragam, dapat berupa adanya penanda
(urine, kotoran, bekas cakaran) di berbagai tempat dalam kawasan tertentu atau
dengan adanya perlawanan ketika ada individu atau spesies lain mencoba masuk ke
dalam kawasan. Perilaku teritori ini contohnya pada perilaku Harimau, Singa, dan
hewan-hewan buas lainnya yang memiliki kawasan tertentu sebagai tempat mencari
makanannya.

(5). Perilaku Alturistik : merupakan perilaku social non egois pada hewan yang
berkoloni dimana

salah

satu

individu

mengorbankan

diri

sendiri

untuk

menyelamatkan anggota lain yang lebih banyak dalam koloni tersebut. Perilaku ini

157

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

akan merugikan bagi sang individu altruist karena dia dapat mati oleh ancaman tetapi
anggota yang lebih banyak akan selamat atas tindakan penyelamatan yang ia
lakukan. Contoh perilaku alturis adalah perilaku kera yang memberi alaram kepada
koloninya bahwa terdapat predator yang akan menyerang, sehingga anggota koloni
dapat segera menyelamatkan diri sedangkan dirinya mungkin saja terbunuh karena
dapat dideteksi dari suara alarm yang ia berikan kepada anggota koloninya.

Jenis-Jenis Perilaku Belajar


(1) Periaku Habituasi (Habituation) : merupakan jenis perilaku hewan yang
mengabaikan suatu stimulus yang berulang-ulang dan tidak membahayakan dirinya.
Perilaku ini dapat juga dikatakan sebagai bentuk kehilangan respons hewan terhadap
jenis stimulus tertentu yang berdasarkan pengalamannya sebelumnya bahwa stimulus
yang ia rasakan tidak pernah menimbulkan ancaman atau bahaya bagi dirinya
sendiri. Contoh perilaku habituasi adalah anjing atau kucing yang saat awal
dipelihara akan segera menyerang pemiliknya jika ditepuk punggungnya tetapi
setelah sekian lama kebiasaan menepuk punggung tersebut ternyata tidak
menimbulkan rasa sakit atau cidera maka anjing atau kucing akan mengabaikan saja
tindakan itu yang pada akhirnya ia tidak akan merespon apapun ketika punggungnya
ditepuk berulang kali.

(2). Imprinting : merupakan suatu perilaku berupa pengenalan atau persepsi terhadap
suatu objek seperti induk yang berlangsung pada periode kritis setelah lahir (periode
kritis ini berbeda masing-masing hewan). Sebagian besar unggas biasanya
memperlihatkan perilaku ini ketika baru lahir, salah satunya adalah sekelompok
angsa yang baru menetas lalu langsung anda beri makan, maka angsa-angsa tersebut
akan menganggap itu sebagai induknya sehingga ia akan mengikuti kemana saja
anda pergi. Walaupun anak-anak angsa tersebut kemudian melihat induk aslinya,
tetap saja ia akan mengabaikan karena sudah ada persepsi dasar yang ia temukan saat
pertama kali lahir. Perilaku ini dapat bersifat permanen namun dapat juga hilang
seiring bertambahnya usia dan terlewatinya periode kritis.

158

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

(3). Perilaku Asosiasi Pengkondisian Klasik (Clasical Conditioning): merupakan


perilaku dimana hewan akan terbiasa untuk melakukan tindakan tertentu karena
adanya orientasi hadia (reward) yang akan dia peroleh jika hal tersebut ia lakukan
dan adanya hukuman (punishment) jika ia tidak melaksanakannya. Ini biasanya
dikondisikan selama proses pembelajaran yang sebagian besar dilakukan oleh
manusia sebagai pendidiknya (contoh di dunia sirkus). Persepsi tentang hadia dan
hukuman yang berasosiasi langsung dengan stimulus tertentu ini akan menjadi
permanen sehingga kendati kemudian tidak ada hadia atau hukuman setelah respon
yang ia lakukan, respon tersebut akan tetap ia lakukan pada periode berikutnya ketika
ada stimulus serupa. Contohnya adalah perilaku lumba-lumba yang biasanya akan
diberi makan jika ia bisa melintasi lingkaran api di atas kolam atau juga perilaku
anjing yang segera menjulurkan lidah dan saliva yang menetes saat dibunyikan
garputala (karena saat ia diajari pada periode seblumnya, stimulus suara berupa
garputala selalu berasosiasi dengan akan adanya makanan yang dia peroleh dari
tuannya).

(4). Perilaku Asosiasi Pengkondisian Operan (Operant Conditioning) : merupakan


perialu yang diperoleh dari tindakan coba-coba atau trial and error. Semakin dekat
individu mendapatkan respon dengan adanya stimulus positif maka akan semakin
mudah baginya mengulang keberhasilan respon tersebut. Dapat juga terjadi kepada
hewan yang semakin lama semakin sedikit mengeluarkan energi untuk memperoleh
makanan. Atau dapat juga berupa perilaku jerah setelah suatu pengalaman buruk
tertentu yang ia peroleh ketika melakukan suatu tindakan.

(5). Imitasi : merupakan perilaku hewan yang diperolehnya dengan mengamati


perilaku hewan lain lalu menirukannya tetapi peniruan ini terjadi setelah melewati
periode kritis perkembangannya. Banyak contoh hewan seperti anjing, kucing atau
serigala yang belajar teknik tertentu dalam berburu mangsa dengan meniru induknya.

(6). Perilaku Inovasi (Insight Learning atau Reasoning) : merupakan perilaku paling
cerdas dimana suatu hewan dapat merespon sesuatu stimulus pada kondisi tertentu
dalam memecahkan permasalahannya secara cepat dan spontan kendati tidak ada

159

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

pembelajaran yang identik dengan kondisi tersebut sebelumnya. Subjek dari inovasi
adalah penyelesaian masalah (problem solving). Contohnya adalah seekor kera yang
dikurung dalam ruang tertutup dimana di langit-langit ruangan digantungkan pisang
yang tidak akan dapat diraihnya jika tanpa bantuan alat tertentu. Maka dengan serta
merta kera tersebut akan segera menyusun kotak-kotak kayu yang ada dalam ruangan
membentuk tangga untuk mencapai pisang yang tinggi tersebut.

Contoh Perilaku Alami (Mating Dance Pada Burung Kuau)

Contoh Perilaku Belajar (Clasical Conditioning Pada Anjing-Percobaan Anjing


Pavlov)

160

BAHAN AJAR BIOLOGI UMUM

BIOLOGI UA

Gambar Perilaku Inovasi (Insight Learning)

161

DAFTAR PUSTAKA
Albert, B., D. Bray, A. Johnson, J. Lewis, M. Raff, K. Ros, and P. Walters. 1998. Essential
Cell Biology. New York Garland.
Alberts, B.,D. Bray, J. Lewis, M. Raff, K. Roberts, J. D. Watson. 1989. Molecular Biology
of The Cell. Garland Publishing, Inc. New York and London.
Bajpai, R. N. 1989. Histologi Dasar. Terj. J. Tambajong. Jaypee Brothers Binarupa
Aksara. Jakarta.
Brooks, G.A. T.D. Fahey, T.P. White. 1996. Exercise Physiology: Human Bioenergetics
and Its Applications. 2nd Ed. Mayfield Publishing Co.
Campbell, N. A., J. B. Reece, and L. G. Mitchell. 2000. Biology. 6th Ed. Addison Wesley
Longman. Inc.
Damjanov, I. 1997. Buku Teks dan Atlas Berwarna Histopatologi. Terj. B. U. Pendit.
Penerbit Widya Medika. Jakarta.
Esau, K. 1977. Anatomy of Seed Plants. 2nd ED. John Wiley and Sons. New York.
Fahn, A. 1982. Plant Anatomy 3rd Ed. Pergamon Press. New York.
Farabee, M. J. 2006. Animal Organ Systems and Homeostasis. www.emc.maricopa.edu
/faculty/farabee/BIOBK/BioBookANIMORGSYS.html
Farabee, M. J. 2002. Excretory System. www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/
BIOBK/BioBookEXCRET.html
Griffin, D.R., A. Novick. 1970. Animal Structure and Function. Second Edition. Holt,
Rinehart and Wisnton, Inc. New York.
Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
Jafnir., and N. Marusin. 2004. Struktur Perkembangan Hewan I. Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Andalas. Padang.
Prosser, C. L. 1991. Comparative Animal Physiology. Fourth Edition. Wiley-Liss. New
York.
Raven, P.H., R.F. Evert and S.E. Eichhorm. 1987. Biology of Plant. 4th edition Worth
Publishers, Inc., New York.
Sanlon, V. C., T. Sanders. 2007. Essentials of Anatomy and Physiology Fith Edition. Davis
Company. Philadelpia.
Solomon, E. P., L. R. Ber, D. W. Martin, and C. Villee. 1996. Biology 4th Ed. Saunders
College Pub.
162

Anda mungkin juga menyukai