BIOLOGI UMUM
OLEH :
Prof. Dr. SITI SALMAH
Dr. ARDINIS ARBAIN
Dra. NETI MARUSIN
Prof. Dr. SYAMSUARDI, M.Sc.
PUTRA SANTOSO, M.Si.
M. IDRIS, M.Si.
Dr. HENNY HERWINA, M.Sc.
DIDANAI OLEH ANGGARAN DIPA UNAND TAHUN 2011 DENGAN
KEPUTUSAN DEKAN FMIPA UNAND PERIHAL PENETAPAN TIM
PENYUSUNAN DIKTAT MATA KULIAH DASAR FMIPA NO.
347/XIII/D/FMIPA-2011 TANGGAL 27 APRIL 2011
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA & ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2011
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala nikmat kepada kami
sehingga penyusunan modul kuliah ini dapat diselesaikan sebagai mana mestinya.
Modul kuliah ini dimaksudkan sebagai bahan ajar yang akan mendukung kelancaran
proses pembelajaran pada Mata Kuliah BIOLOGI UMUM pada Jurusan Biologi
FMIPA UNAND. Sebagai suatu bentuk mata kuliah pengantar, maka materi-materi
yang disajikan dalam modul ini bersifat umum yang diharapkan dapat memberikan
pemahaman konsep-konsep dasar dalam Biologi yang nantinya akan lebih diperdalam
pada berbagai mata kuliah spesifik di semester-semester berikutnya.
Rampungnya bahan ajar ini tidak terlepas dari kontribusi berbagai pihak baik
berupa material maupun dorongan motivasi kepada kami sebagai tim penyusun. Oleh
sebab itu sudah selayaknya kami mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Emriadi, M.Sc. selaku dekan FMIPA UNAND yang telah
berkenan memberikan kesempatan kepada tim kami sebagai penerima bantuan
dana DIPA UNAND Th. 2011.
2. Ketua Jurusan Biologi FMIPA UNAND yang telah memberikan dukungan dan
panduan dalam pengajuan pembuatan bahan ajar.
3. Rekan-rekan sesama staf pengajar di lingkungan Jurusan Biologi UNAND yang
telah memberikan kontribusi berupa materi-materi yang relevan untuk
menambah materi dalam bahan ajar ini.
4. Semua pihak yang telah berperan serta baik secara langsung maupun tidak
langsung.
Sebagai sebuah karya keilmiaan, kami berharap semoga bahan ajar ini menjadi
sesuatu yang bermanfaat bagi siapa saja yang membaca dan mempelajarinya. Dan
sebagai sebuah karya pula maka kami menyadari bahwa sudah pasti terdapat
kekurangan ataupun kejanggalan di berbagai tempat dalam buku ini. Oleh sebab itu,
demi kesempurnaannya di masa mendatang, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangat kami harapkan.
PADANG, OKTOBER 2011
TIM PENYUSUN
DAFTAR ISI
Halaman
COVER
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
1. PENDAHULUAN
10
4. JARINGAN HEWAN
16
5. JARINGAN TUMBUHAN
23
28
7. FOTOSINTESIS
34
8. RESPIRASI TUMBUHAN
42
47
52
59
66
71
79
84
88
95
99
104
110
116
122
23. GENETIKA
128
24. EVOLUSI
135
25. EKOLOGI
150
26. ETOLOGI
156
DAFTAR PUSTAKA
162
BIOLOGI UA
1. PENDAHULUAN
merupakan bahasa Yunani, masing-masing artinya hidup dan ilmu. Jadi artinya ilmu alam
yang mempelajari tentang organisme hidup dan interaksinya dengan lingkungan.
1
BIOLOGI UA
Fisika,
Kimia, Astronomi,
Geologi,
Geografi
Meteorologi
Sebenarnya aspek yangg dipelajari di biologi adalah semua yang berhubungan dengan
makhluk hidup itu sendiri. Selain struktur, fungsi, tumbuh-kembang, dan adaptasi terhadap
lingkungan tempat hidup, ada juga penggolongan makhluk hidup, habitatnya, peran pada
lingkungan, asal-usul dan evolusinya. Biologi sangat luas karena semua makhluk hidup
dipelajari, dari yang sekecil bakteri hingga yang sebesar paus putih. Karena begitu luasnya
cakupan Biologi, maka dibuatlah cabang-cabang ilmu biologi seperti pada skema berikut ini.
Pada dasarnya ilmu biologi hanya dikategorikan menjadi dua yaitu botani
(mempelajari tumbuhan) dan zoologi (mempelajari hewan). Namun kemudian diperluas
berdasarkan jenis atau kelompok organisme yang dipelajarinya secara lebih spesifik. Hal
tersebut dapat dilihat seperti pada cabang ilmu zoologi yang dibagi menjadi berbagai cabang
lagi antaralain :
Protozoolgi
Helminthologi
Malakologi
Ornitologi
Herpetologi
Ichtiologi
Primatologi
Entomologi
Melittologi
Acarologi
BIOLOGI UA
BIOLOGI UA
pada sesuatu, sering timbul pertanyaan dalam pikiran kita. Perumusan masalah
merupakan langkah untuk mengetahui masalah yang akan dipecahkan sehingga
masalah tersebut menjadi jelas batasan, kedudukan, dan alternatif cara untuk
memecahkan masalah tersebut. Perumusan masalah juga berarti pertanyaan mengenai
suatu objek serta dapat diketahui factor-faktor yang berhubungan dengan objek
tersebut.
b. Pembuatan kerangka berfikir : Pembuatan kerangka berfikir merupakan argumentasi
yang menjelaskan hubungan antar berbagai faktot yang berkaitan dengan objek dan
dapat menjawab permasalahan. Pembuatan kerangka berfikir menggunakan pola
berfikir logis, analitis, dan sintesis atas keterangan-keterangan yang diperoleh dari
berbagai sumber informasi. Hal itu diperoleh dari wawancara dengan pakar atau
dengan pengamatan langsung.
c. Penarikan hipotesis : Hipotesis merupakan dugaan atau jawaban sementara terhadap
suatu permasalahan. Penyusunan hipotesis dapat berdasarkan hasil penelitian
sebelumnya yang pernah dilakukan oleh orang lain. Dalam penelitian, setiap orang
berhak menyusun Hipotesis.
d. Pengujian Hipotesis : Pengujian hipotesis dilakukan dengan cara menganalisis data.
Data dapat diperoleh dengan berbagai cara, salah satunya melalui percobaan atau
eksperimen. Percobaan yang dilakukan akan menghasilkan data berupa angka untuk
memudahkan dalam penarikan kesimpulan. Pengujian hipotesis juga berarti
mengumpulkan bukti-bukti yang relevan dengan hipotesis yang diajukan untuk
memperlihatkan apakah terdapat bukti-bukti yang mendukung hipotesis.
e. Penarikan kesimpulan : Penarikan kesimpulan merupakan penilaian apakah sebuah
hipotesis yang diajukan itu ditolak atau diterima. Hipotesis yang diterima dianggap
sebagai bagian dari pengetahuan ilmiah, sebab telah memenuhi petrsyaratan
keilmuan. Syarat keilmuan yakni mempunyai kerangka penjelasan yang konsisten
dengan pengetahuan ilmiah sebelumnya serta telah teruji kebanarannya.
Perumusan masalah
Penyusun kerangka
berfikir
Penarikan hipotesis
Pengujian hipotesis
BIOLOGI UA
BIOLOGI UA
BIOLOGI UA
dari udara, pada tabung tertutup tidak terdapat kehidupan, hal ini membuktikan bahwa
kehidupan bukan dari air kaldu.
c. Louis Pasteur (Perancis, 1822-1895)
Louis Pasteur melakukan percobaan yang menyempurnakan percobaan Spalanzani. Ia
mlakukan percobaan menggunakan labu yang penutupnya berbentuk leher angsa, bertujuan
untuk membuktikan bahwa mikroorganisme terdapat di udara bersama dengan debu. Hasil
percobaannya adalah sebagai berikut: Mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari
benda mati (cairan) tetapi dari mikroorganisme yang terdapat di udara. Jasad renik terdapat di
udara bersama dengan debu. Dari percobaan ini, gugurlah teori abiogenesis tersebut. Pasteur
terkenal dengan semboyannya Omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo yang mengandung
pengertian : kehidupan berasal dari telur dan telur dihasilkan makhluk hidup, makhluk hidup
sekarang berasal dari makhluk hidup sebelumnya, makhluk hidup berasal dari makhluk hidup
juga.
Di samping dua teori di atas, masih ada lagi beberapa teori tentang asal usul
kehidupan. Beberapa teori yang dikembangkan ilmuan antara lain :
A. teori kreasi khas, yang menyatakan bahwa kehidupan diciptakan oleh zat
supranatural ( gaib) pada saat yang istimewa.
B. Teori kosmozoan, yang menyatakan bahwa kehidupan yang ada di planet ini berasal
dari mana saja
C. Teori evolusi biokimia, yang menyatakan bahwa kehidupan ini muncul berdasarkan
hukum fisika, kimia, dan biologi
D. Teori keadaan mantap, menyatakan bahwa kehidupan tidak berasal usul.
Beberapa ilmuan yang membuktikan teori evolusi kimia antara lain Harold Urey,
Stanley Miller, dan Alexander Oparin. Teori Harold Urey, menurutnya zat hidup yang
pertama kali mempunyai susunan menyerupai virus saat ini. Zat hidup tersebut mengalami
perkembangan menjadi berbagai jenis makhluk hidup. Urey berpendapat bahwa kehidupan
terjadi pertamakali di udara (atmosfer). Pada saat tertentu dalam sejarah perkembangan
terbentuk atmosfer yang kaya akan molekul- molekul CH4, NH3, H2, H2O. Karena adanya
loncatan listrik akibat halilintar dan sinar kosmik terjadi asam amino yang memungkinkan
terjadi kehidupan. Eksperimen Stanley miller, Stanley Miller adalah murid Harold Urey yang
juga tertarik terhadap masalah asal usul kehidupan. Dia melakukan percobaan untuk menguji
hipotesis Harold Urey. Dari hasil eksperimennya Miller dapat memberikan petunjuk bahwa
satuan-satuan kompleks di dalam system kehidupan seperti lipida, karbohidrat, asam amino,
protein, nukleotida dan lain-lain dapat terbentuk dalam kondisi abiotik. Teori Evolusi Biologi
7
BIOLOGI UA
Oparin, dia berpendapat bahwa kehidupan pertama terjadi di cekungan pantai dengan bahanbahan timbunan senyawa organik dari lautan. Timbunan senyawa organic ini disebut sop
purba atau sop primordial.
.
B. Mahluk Hidup dan Cirinya
Aktivitas yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup prosesnya tidak dapat diamati secara
langsung, tetapi berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Makhluk hidup memiliki beberapa
ciri, yaitu bernapas, bergerak, makan, tumbuh, peka terhadap rangsangan, dan dapat
berkembang biak. Jika ditelisik secara struktural maka semua mahluk hidup tersebut tersusun
atas senyawa C, H, O, N, S, dan P. Karakter spesifik lainnya adalah bahwa mahluk hidup
memiliki ciri mutlak berupa material genetik DNA atau RNA. Berikut adalah uraian ringkas
tentang beberapa ciri mahluk hidup :
(a). Bernapas
Semua makhluk hidup melakukan proses pernapasan. Bernapas adalah proses mengambil
udara (O2) dari luar dan mengeluarkan udara (CO2) dari dalam tubuh. Oksigen (O2) sangat
diperlukan makhluk hidup untuk pembakaran makanan dalam tubuh dan menghasilkan energi
yang diperlukan tubuh atau disebut juga oksidasi tubuh. Energi ini digunakan tubuh untuk
bergerak dan melakukan aktivitas lainnya.
(b). Bergerak
Bergerak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Gerak pada manusia dan hewan jelas
tampak terlihat. Kamu dapat berjalan, berlari, dan menggerakkan tangan. Begitu juga dengan
hewan dapat berlari, terbang, dan lain sebagainya. Untuk melakukan gerakan tersebut,
manusia dan hewan dibantu oleh alat gerak. Pada manusia, misalnya tangan dan kaki.
Sedangkan, pada hewan, seperti sayap, sirip, kaki, silia, dan lainnya.
Selain manusia dan hewan, tumbuhan juga melakukan gerakan, tapi gerakan ini tidak
mudah dilihat. Contoh gerakan pada tumbuhan adalah menutupnya daun putri malu bila
disentuh. Daun-daun pohon petai cina yang menutup pada sore hari, arah tumbuhnya tanaman
selalu ke arah datangnya sinar matahari, dan bunga matahari yang selalu menghadap
matahari. Gerakan pada tumbuhan disebabkan karena ada rangsangan dari luar.
(c). Memerlukan Nutrisi (Makan)
Seluruh makhluk hidup membutuhkan makanan. Makanan yang dimakan harus mengandung
zat-zat makanan yang dibutuhkan oleh tubuh. Contohnya, karbohidrat, lemak, protein,
vitamin, dan mineral. Karbohidrat sangat diperlukan tubuh untuk menghasilkan energi. Zat
makanan ini terdapat dalam umbi-umbian seperti singkong, kentang, dan ketela. Selain itu,
8
BIOLOGI UA
terdapat dalam biji-bijian, seperti jagung, beras, gandum, dan tepung terigu. Lemak berfungsi
sebagai cadangan makanan bagi tubuh. Lemak memiliki kalori paling tinggi dibandingkan zat
makanan lainnya. Zat makanan ini terdapat dalam susu dan mentega. Protein berfungsi untuk
pertumbuhan dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak. Protein dibagi menjadi dua macam,
yaitu protein hewani dan protein nabati. Protein hewani adalah protein yang berasal dari
hewan, contohnya: telur, daging, susu, dan ikan. Sedangkan, protein nabati adalah protein
yang berasal dari tumbuhan, contohnya: kacang-kacangan, dan buah-buahan. Vitamin dan
mineral diperlukan tubuh kita untuk mengatur proses kegiatan tubuh. Vitamin dapat diperoleh
dari buah-buahan dan sayursayuran, seperti: wortel, sayur bayam, kangkung, jeruk, alpukat,
apel, dan sebagainya.
(d). Iritabilitas
Kemampuan makhluk hidup memberi tanggapan terhadap rangsangan disebut iritabilitas.
Hewan memiliki sistem saraf dalam menanggapi adanya rangsangan, sedangkan tumbuhan
tidak. Rangsangan dapat disebabkan oleh faktor luar tubuh. Contohnya, mata kita akan
mengedip bila terkena cahaya yang silau. Contoh reaksi rangsangan yang diterima hewan
adalah anjing akan menegakkan telinga bila mendengar suara yang asing dan sekelompok
rusa akan berlari bila ada pemangsa yang mengintai.
(e). Tumbuh
Makhluk hidup mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan merupakan
pertambahan sel-sel tubuh, sehingga ukuran tubuh bertambah dan tidak bisa mengecil
kembali. Hewan dan tumbuhan juga mengalami pertumbuhan seperti manusia, yaitu ukuran
tubuhnya makin besar. Pertumbuhan ini dapat diukur.
(f). Berkembang Biak
Berkembang biak atau reproduksi adalah kemampuan makhluk hidup untuk memperoleh
keturunan.
Perkembangbiakan
ini
berguna
untuk
melestarikan
jenisnya.
Cara
perkembangbiakan pada hewan dibagi menjadi dua macam, yaitu secara generatif (kawin)
dan secara vegetatif (tak kawin). Pada hewan tingkat tinggi umumnya berkembang biak
secara kawin, sedangkan pada hewan tingkat rendah berkembang biak dengan vegetatif (tak
kawin).
BIOLOGI UA
yang
memiliki inti yang jelas dan dibungkus oleh membran plasma tetapi pengecualiannya adalah
adanya suatu bentuk kehidupan lain yang lebih sederhana yang dikenal sebagai virus karena
ternyata tidak memiliki protoplasma dan nukleus dan hanya memiliki DNA dan RNA
sebagai material genetiknya.
Bakteri dan alga hijau biru juga bukan sel yang benar karena intinya tidak diselaputi
oleh membran dan intinya mempunyai kontak langsung dengan sitoplasma. Demikian juga
dengan jamur seperti rhyzopus yang juga tidak dapat diterangkan menurut teori sel karena
tubuhnya dibangun hanya oleh sekumpulan protoplasma yang tidak terbagi yang dengan
demikian memiliki banyak inti dengan posisi tersebar.
10
BIOLOGI UA
sel bakteri kuat, rigid, terdiri dari karbohidrat, lipid, protein, fosfor dan beberapa garam
organik dan
bakteri yang dapat diwarnai dan bila dapat diwarnai dengan pewarnaan gram disebut sebagai
bakteri gram positif. Capsul, merupakan lapisan pelindung pada kebanyakan bakteri
merupakan slime atau lendir, kapsul sebagian besar terdiri dari polisakarida. Sitoplasma
bakteri, memiliki tekstur yang kental (dense), bersifat koloid, dan mengandung sejumlah
granul dari glikogen, protein dan lemak. Ribosom yang ada pada sitoplasma terdapat bebas
dan ukurannya lebih kecil dari ribosom organisme eukariot. Material genetik, pada bakteri
berada dalam daerah inti pada sitoplasma tanpa membran inti, daerah ini disebut nukleoid.
B. Eukariot
Struktur sel eukariot terdiri dari beberapa bagian yaitu bagian yang paling luar adalah dinding
sel di ikuti dengan membran plasma, kedua sitoplasma, ketiga adalah inti. Dinding sel
merupakan pemisah protoplasma sel dengan lingkungan luar, terdapat setelah membran
plasma.
Dinding sel ditemukan pada sel tanaman dan sebagian bakteri dan tidak ditemukan
pada sel hewan. Dinding sel strukturnya semi rigid ( semi kaku), lamina, merupakan
pelindung yang tidak hidup dari sel, dinding sel di sekresi oleh sel sendiri terdiri dari
polisakarida
kebanyakan sel eukariot setelah sitoplasma baik pada sel tanaman ataupun hewan. Nama
11
BIOLOGI UA
lainnya adalah plasma membran, cell membran atau membran plasma. Sifat dari membran
plasma adalah hidup, tipis, elastis, berpori, dan semipermiabel. Sitoplasma pada sel eukariot
terdiri dari dua bagian yaitu bagian tidak hidup dan hidup yaitu butir pada sitoplasma (
cytoplasmic inclusion) dan organel (cytolasmic organel).
a. Cytoplasmic inclusion
Merupakan bagian yang tidak hidup
inclusions. Termasuk disini butiran-butiran yang ada dalam sitoplasma antara lain seperti
cadangan makanan, dan substansi sekret yang tersuspensi dalam maktrik sitoplasma
dalam bentuk granul yang refraktil dan membentuk cytoplasmic inclusion sebagai contoh
adalah oil drop, york granules, pigmen, secretory granules dan glycogen granules.
b. Cytoplasmic organel
Merupakan bagian yang hidup yang merupakan struktur yang diselaputi membran dan
disebut sebagai organoid atau organel. Organel ini memiliki berbagai aktivitas penting
dalam metabolisme seperti biosintetik, respirasi, transportasi, support, dan reproduksi.
Termasuk organel sitoplasma adalah mikrotubule dan mikrofilamen, centrosome, basal
granules, cilia dan flagella, endoplasmic reticulum, golgi complex, lysosom, cytoplasmic
vacuola, ribosom ,microbodies, mitochondria dan plastids.
Nukleus : Nukleus atau inti pada eukariot memiliki dinding dan pada dinding inti
ditemukan pori. Inti pada eukariot merupakan inti yang benar. Berperan penting dalam
mengontrol seluruh aktivitas dalam sitoplasma dan membawa material genetik yaitu DNA.
Inti terdiri dari dari membran inti, cairan inti dan kromosom dan anak inti atau nukleolus.
Tabel 1. Perbandingan struktur dan komponen sel prokariot, hewan dan tumbuhan
STRUKTUR
PERMUKAAN SEL
Dinding sel
Membrane
plasma
FUNGSI
Perlindungan
mengisolasi komponen
dalam sel dengan
lingkungan, mengatur
pergerakan materi dari dan
k e dalam sel,
memungkinkan komunikasi
dengan sel lain
PROKARIOT
Ada
Ada
TUMBUHAN
Ada
Ada
HEWAN
Tidak ada
ada
KOMPONEN
GENETIK
12
Kromosom
Inti sel
Membrane inti
Nuklelolus
STRUKTUR
SITOPLASMA
Mitokondria
Kloroplas
Ribosom
Reticulum
endoplasma
Komplek golgi
Lisosom
Plastid
Vakuola tengah
Vesikel dan
vakuola
sitoskleton
Sentriol
BIOLOGI UA
DNA
DNA
DNA
Tunggal, sirkuler,
tidak ada protein
Banyak, linear,
dengan
protein
Tidak ada
Ada
Banyak,
linear,
dengan
protein
ada
Tidak ada
Ada
ada
Tidak ada
Ada
ada
Menghasilkan energy
melalui metabolisme aerob
Menjalankan fotosintesis
Tidak ada
Ada
ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Ada
Ada
ada
ada
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak ada
Ada
ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
(beberapa)
ada
Tidak ada
Ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
(umumnya)
ada
13
Tidak ada*
BIOLOGI UA
Tidak ada
(umumnya)
ada
tahap
menjadi
ini
yang
kromosom
terpenting
dan
adalah
kromosom
benang-benang
mulai
berduplikasi
kromatin
menjadi
kromatid.
2. Metafase:
pada
tahap
ini
kromosom/kromatid
berjejer
teratur
dibidang
pembelahan (bidang equator) sehingga pada tahap inilah kromosom /kromatid mudah
diamati dan dipelajari.
3. Anafase: pada fase ini kromatid akan tertarik oleh benang gelendong menuju ke kutubkutub pembelahan sel.
4. Telofase: pada tahap ini terjadi peristiwa kariokinesis (pembagian inti menjadi dua bagian)
dan sitokinesis (pembagian sitoplasma menjadi dua bagian).
14
BIOLOGI UA
peristiwa
meiosis
Speatogenesis. Sedangkan
pada
dalam
pembentukan
tumbahan
gamet,
yaitu Oogenesis
dikenal Makrosporo-genesis
dan
(Megasporo-
15
BIOLOGI UA
4. JARINGAN HEWAN
Jaringan merupakan kumpulan massa sel sejenis yang saling bekerja sama dalam
menyelenggarakan suatu fungsi tertentu baik secara struktural maupun fungsional. Pada
hewan juga ditemukan jaringan meristematis dan jaringan permanen. Jaringan meristematis
misalnya pada sum-sum tulang dan jaringan embrional. Sedangkan sebagian besar jaringan
hewan adalah jaringan permanen. Secara struktural, jaringan hewan dibedakan menjadi 4
macam yaitu jaringan epitel, jaringan ikat (penyambung), jaringan otot, dan saraf.
A. EPITEL
Epitel (epi =
permukaan badan, kulit dan membran mukosa. Sel-sel itu mungkin tersusun selapis atau
dalam beberapa lapisan; mereka terletak di atas suatu membran basal yang terdiri atas
substansi amorf non-seluler, terutama mukopolisakarida.
Sel-sel epitel juga membentuk kelenjar, dengan cara invaginasi (eksokrin) atau setelah
terbentuk kelenjar lalu hubungan dengan permukaan terputus (endokrin). Kelenjar merupakan
derivat epitel dan sel-selnya mengeluarkan substansi spesifik.
Epitel yang terdapat pada membran serosa disebut mesotel karena berasal dari
mesoderm dan membatasi pembuluh darah disebut endotel, walaupun bukan berasal dari
endoderm.
Penggolongan epitel
A. Berdasarkan susunan lapisan sel
1. Selapis setebal satu lapisan sel
2. Berlapis lebih dari satu lapisan sel
3. Bertingkat setebal satu lapisan sel tetapi tinggi sel-sel berbeda sehingga
memberi gambaran berlapis yang keliru, karena inti-inti terlihat terletak pada lebih
dari satu baris.
B. Berdasarkan bentuk sel
1. Pipih / gepeng tinggi sel tidak seberapa bila dibandingkan dengan lebarnya
(epitel pipih / gepeng)
2. Kuboid tinggi dan lebar sel sama
3. Silindris tinggi sel jauh melebihi lebar sel
16
BIOLOGI UA
BIOLOGI UA
18
BIOLOGI UA
C. JARINGAN OTOT
Jaringan otot terdiri atas serat-serat yang memiliki sifat kontraktil. Penggolongan
jaringan otot terdiri atas 3 macam yaitu :
1. Otot rangka, bergurat melintang (bercorak) atau volunter
2. Otot polos, tidak bergurat melintang (bercorak) atau involunter
3. Otot jantung
Semua otot berkembang dari mesoderm kecuali otot siliar, sfingter pupil dan
dilatator pupil, yang berkembang dari ektoderm. Otot arektor pili berkembang dari
sel-sel mesenkim setempat.
19
BIOLOGI UA
Bentuk
Gelondong kecil,
sel fusiform
Ukuran
Kecil dan
Sangat panjang
Panjang, tidak
bervariasi
dan uniform
bervariasi
Gurat
Tidak ada
Sangat jelas
ada
Inti
Tunggal tidak di
Banyak gepeng
tengah, lonjong
memanjang dekat
ditenagh lonjong
membran sel
Diskus interkalaris
Tidak ada
Tidak ada
ada
20
BIOLOGI UA
21
BIOLOGI UA
tidak diobati secara benar akan meradang dan bukan tidak mungkin akan berubah
menjadi tumor ganas alias kanker. Tumor jinak biasanya tumbuh lambat dan hanya
di satu tempat. Tumor ini bisa terus membesar, tetapi tidak menyebar ke bagian
tubuh lain dan jarang mengganggu kesehatan. Tak heran apabila seseorang yang
sudah bertahun-tahun menderita tumor di bagian punggung tidak merasa terganggu
dan tidak pernah merasakan sakit apapun.
Berbeda dengan tumor, kanker adalah sel jaringan tubuh yang tumbuh tidak
normal, tetapi terus membelah diri dengan cepat dan tidak terkendali. Kanker tidak
menular, kecuali kanker hati atau hepatitis C. Sementara itu, ada pendapat yang
menyatakan bahwa kanker disebabkan oleh sejenis virus, tetapi virus tersebut
berbeda dengan virus pada penyakit lain yang menular. Sel-sel kanker akan terus
tumbuh menyusup ke jaringan di sekitarnya, lalu menyebar ke tempat yang lebih
jauh melalui pembuluh darah dan pembuluh getah bening. Sel kanker yang sudah
menyebar di berbagai tempat sangat sulit diobati. Bahkan, secara medis sudah tidak
memiliki harapan sembuh.
22
BIOLOGI UA
5. JARINGAN TUMBUHAN
Seperti pada hewan, tubuh tumbuhan pun terdiri dari sel-sel. Sel-sel tersebut akan
berkumpul membentuk jaringan, jaringan akan berkumpul membentuk organ dan
seterusnya sampai membentuk satu tubuh tumbuhan. Di sini akan dibahas macammacam jaringan dan organ yang membentuk tubuh tumbuhan. Jaringan tumbuhan
dapat dibagi 2 macam :
1. Jaringan meristem
2. Jaringan dewasa
A. JARINGAN MERISTEM
Jaringan meristem adalah jaringan yang terus menerus membelah. Jaringan meristem
dapat dibagi 2 macam :
a. Jaringan Meristem Primer
Jaringan meristem yang merupakan perkembangan lebih lanjut dari pertumbuhan
embrio. Contoh: ujung batang, ujung akar. Meristem yang terdapat di ujung batang
dan ujung akar disebut meristem apikal. Kegiatan jaringan meristem primer
menimbulkan batang dan akar bertambang panjang. Pertumbuhan jaringan meristem
primer disebut pertumbuhan primer.
b. Jaringan Meristem Sekunder
Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal dari jaringan
dewasa yaitu kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan jaringan meristem
sekunder disebut pertumbuhan sekunder. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan
pertambahan besar tubuh tumbuhan. Contoh jaringan meristem skunder yaitu
kambium. Kambium adalah lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan
terdapat diantara xilem dan floem. Aktivitas kambium menyebabkan pertumbuhan
skunder, sehingga batang tumbuhan menjadi besar . Ini terjadi pada tumbuhan dikotil
dan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka ). Pertumbuhan kambium kearah luar
akan membentuk kulit batang, sedangkan kearah dalam akan membentuk kayu.Pada
masa pertumbuhan, pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan
pertumbuhan kambium kearah luar, sehingga menyebabkan kulit batang lebih tipis
dibandingkan kayu.
23
BIOLOGI UA
Meristem apikal adalah meristem yang terdapat pada ujung akar dan pada
ujung batang. Meristem apikal selalu menghasilkan sel-sel untuk tumbuh
memanjang.Pertumbuhan memanjang akibat aktivitas meristem apikal disebut
pertumbuhan primer. Jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut
jaringan primer.
24
BIOLOGI UA
JARINGAN DEWASA
Jaringan
Jaringan
dewasa
adalah
dewasa
dapat
jaringan
yang
dibagi
sudah
menjadi
berhenti
beberapa
membelah.
macam
1. Jaringan Epidermis
Jaringan yang letaknya paling luar, menutupi permukaan tubuh tumbuhan. Bentuk
jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan yang sudah mengalami
pertumbuhan sekunder, akar dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan
epidermis. Fungsi jaringan epidermis untuk melindungi jaringan di sebelah
dalamnya.
2. Jaringan Parenkim
Nama lainnya adalah jaringan dasar. Jaringan parenkim dijumpai pada kulit batang,
kulit akar, daging, daun, daging buah dan endosperm. Bentuk sel parenkim
bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut klorenkim, yang
mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Penyimpanan cadangan
makanan dan air oleh tubuh tumbuhan dilakukan oleh jaringan parenkim.
Berdasarkan fungsinya jaringan parenkim dibedakan menjadi beberapa macam yaitu:
Parenkim air adalah sel parenkim yang mampu menyimpan air. Umumnya
terdapat pada tumbuhan yang hidup didaerah kering (xerofit), tumbuhan
epifit, dan tumbuhan sukulen.
25
BIOLOGI UA
3. Jaringan Penguat/Penyokong
Fungsinya untuk menguatkan bagian tubuh tumbuhan. Terdiri dari kolenkim dan
sklerenkim.
a. Kolenkim : Sebagian besar dinding sel jaringan kolenkim terdiri dari
senyawa selulosa merupakan jaringan penguat pada organ tubuh muda
atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
b. Sklerenkim : Selain mengandung selulosa dinding sel, jaringan
sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi
kuat dan keras. Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu serabut/serat dan
sklereid atau sel batu. Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian
tubuh tumbuhan yang mengandung serabut dan sklereid.
4. Jaringan Pengangkut
26
BIOLOGI UA
terlarut dari akar ke seluruh bagian tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam: trakea dan
trakeid. Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan.
5. Jaringan Gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan
banyak air, mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan
gabus dibentuk oleh kambium gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke
arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut feloderm, ke arah luar berupa sel-sel
mati yang disebut felem.
27
BIOLOGI UA
Epidermis : sel-selnya rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah
dilewati air. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar,
bertugas menyerap air dan garam-garam mineral terlarut, bulu akar
memperluas permukaan akar.
28
BIOLOGI UA
pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang
menghadap silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak
seperti hutuf U, disebut sel U, sehingga air tak dapat menuju ke silinder
pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan, sehingga
memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan
sel penerus/sel peresap.
B. BATANG (CAULIS)
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatominya.
1. Batang Dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam :
Epidermis : Terdiri atas selaput sel yang tersusun rapat, tidak mempunyai
ruang antar sel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya.
Pada batang yang mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis
digantikan oleh lapisan gabus yang dibentuk dari kambium gabus.
Korteks : Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri dari beberapa
lapis sel, yang dekat dengan lapisan epidermis tersusun atas jaringan
kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
29
BIOLOGI UA
Stele/ Silinder Pusat : Merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar
dari stele disebut perisikel atau perikambium. lkatan pembuluh pada stele
disebut tipe kolateral yang artinya xilem dan floem. Letak saling bersisian,
xilem di sebelah dalam dan floem sebelah luar. Antara xilem dan floem
terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya jaringan
parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah
menjadi kambium, yang disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat
mengadakan pertumbuhan
sekunder
yang
mengakibatkan
bertambah
30
BIOLOGI UA
D. BUNGA (FLOS)
Bunga mempunyai fungsi sebagai organ perkembang biakan. Bagian bunga
dikategorikan dalam dua kelompok, yaitu:
Hiasan bunga, terdiri atas 2 yaitu : Kelopak bunga yang berperan dalam
melindungi bunga pada saat bunga masih kuncup dan mahkota bunga yang
umumnya punya warna dan bau yang harum yang digunakan untuk menarik
serangga.
31
BIOLOGI UA
Alat kelamin pada bunga terdiri atas 2 yaitu : Putik dapat menghasilkan ovum
atau lebih dikenal dengan sel kelamin betina, benang sari dapat menghasilkan
sperma atau yang lebih dikenal dengan sel kelamin jantan.
Bunga tidak sempurna yaitu bunga yang hanya memiliki salah satu bagian
hiasan bunga atau salah satu dari alat kelamin.
dengandinding
sedangkan yang
ada
dalam
buah
disebut
epikarp (epicarpium),
dengan dinding
dalam atau
endokarp (endocarpium), serta lapisan tengah yang hanya bisa beberapa lapis saja,
yang disebut dengan dinding tengah atau mesokarp(mesocarpium). Macam-macam
buah terdiri atas 3 yaitu :
a) Buah tunggal, yaitu buah yang bentuknya terdiri dari satu bunga dengan satu
bakal buah, serta berisi satu biji atau lebih.
b) Buah ganda, yang bentuknya itu terdiri dari satu bunga yang memiliki
banyak bakal buah. Masing-masing dalam bakal buah tumbuh menjadi buah
tersendiri, namun pada akhirnya menjadi kumpulan buah yang tampak seperti
satu buah. Contohnya seperti buah sirsak(Annona).
c) Buah majemuk, bentuknya terdiri dari bunga majemuk. Dengan demikian,
bus ini berasal dari banyak bunga dan banyak bakal buah. Akhirnya, seakanakan bunga tersebut menjadi satu buah saja. Contohnya seperti buah
nanas(Ananas), serta bunga matahari (Helianthus).
Di dalam buah terdapat biji (umum untuk tumbuhan berbiji). Struktur pada
biji dalam tumbuhan yaitu sebagi berikut :
32
BIOLOGI UA
Kulit biji. Pada tumbuhan yang berjenis Angiospermae, kulit bijinya terdiri
dari kulit luar atau disebut dengan testa dan kulit dalam atau disebut
dengan tegmen.
b.
c.
Inti biji atau disebut dengan nukleus seminis, adalah terdiri dari lembaga
atau embrio dan putih lembaga. Lembaga tersebut terbagi lagi menjadi
radikula, kotiledon, dan plumula.
33
BIOLOGI UA
7. FOTOSINTESIS
6 H2O
======
C6H12O6
6 O2
34
BIOLOGI UA
35
BIOLOGI UA
36
BIOLOGI UA
Pada proses fotosintesis bekerja empat komponen Fotosistem , yang terdapat pada
membran dalam kloroplas, terdiri dari; Fotosistem II, komplek sitokrom b/f.
Fotosistem I dan Enzim ATPase. Melalui komponen-komponen inilah terjadi system
aliran atau pemindahan elektron.
Mekanisme Reaksi Cahaya (Fotolisis )
Mekanisme aliran atau pemindahan elektron
Mekanisme ini dimulai dengan adanya energi cahaya yang dikoleksi LHCII
ditransfer ke pusat reaksi P680, sehingga P680 terksitasi( P680+) dan electron
berenergi tinggi dari P680 diterima oleh aseptor pertama Pheopitin, selanjutnya
diterima oleh aseptor didekatnya yaitu plastoquinon A(PQ A), kemudian
memindahkan lagi ke plastoquinon B (PQB) yang terletak pada bagian pinggir PS II.
Untuk mereduksi PQB ternyata tidak hanya menerima electron tapi juga mengikat
H+ menjadi PQH(plastoqinol) bentuk reduksi. Karena itu H+ diambil dari stroma,
menyebabkan stroma kosentrasi H+ menurun(pH naik). Untuk mereduksi PQB
diperlukan 2 elektron dan 2 H+ menjadi PQH. Kemudian PQH lepas dari PS II dan
mobil secara lateral dalam membran tilakoid.
PQH mobil dalam tilakoid akan dioksidasi oleh komplek sit b/f. Komplek sit
b/f hanya menerima electron tapi tidak menerima H+. Karena itu H+ dilepas kedalam
lumen tilakoid(menambah H+ menyebabkan pH turun) Elektron dari PQH diterima
oleh Fe3+ pada sitokrom b menjadi Fe2+. Kemudian dioksidasi lagi oleh sitokrom f,
seterusnya oleh protein 2Fe-2S. dan diterima oleh plastosianin yang mobil yang akan
membawa electron ke PS I.
Elektron akan diterima PS I oleh P 700 yang telah tereksitasi lebih dulu. P700
mengalami eksitasi oleh energi cahaya yang dikirim LHC I, Elktron berenergi
tingginya diterima oleh aseptor Ao yaitu semacam klorofil a, kemudian diterima oleh
aseptor berikutnya A1 (derivat vit K), kemudian diterima aseptor berikut X yaitu
Protein 4Fe-4 S . electron dari protein ini diterima oleh protein kecil yang mobil
feredoksin dan membawa electron ini mereduksi NADP+ dengan H+(dari stroma)
menjadi NADPH dengan bantuan enzim feredoksin-NADP reduktase yang berada
pada stroma. Pemakaian H+ menyebabkan kosentrasi H+ pada stroma menjadi
berkurang , sehingga menyebabkan pH sampai 8.
37
BIOLOGI UA
karboksilasi dilanjutkan dengan reduksi dan tahapan akhir adalah regenerasi. Hal
tersebut dapat dilihat pada Gambar berikut.
38
BIOLOGI UA
Tumbuhan C3
Tumbuhan C4
Biasa
Kranz
Mesofil
Sel mesofil
Sel mesofil
Sel Mesofil
Sel seludang
- (sangat tertekan)
20-100
0-5
Fotosintesis
20-25
30-45
Rubisco
20-25
PEPcase
30-35
Rasio transpirasi
400-500
200-350
400-500
tidak jenuh
Anatomi daun
Kloroplas
Fotorespirasi
Titik kompensasi(l CO2 l-1 )
Suhu optimum
39
BIOLOGI UA
Gambar Kurva hubungan 3 faktor eksternal (cahaya, CO2, suhu) terhadap laju
fotosintesis tumbuhan
B. Faktor Luar
1. Cahaya : pengaruhnya lewat intensitasnya, kualitasnya, lama penyinaran,
besarnya pantulan dan seterusnya. Secara tidak langsung mempengaruhi
membuka menutupnya stomata, sehingga mempengaruhi difusi C02 untuk
fotosintesis.
1. Pada dasarnya sampai intensitas tetentu kenaikan intensitas akan menaikkkan
kecepatan fotosintesis. Penurunan fotosintesis apda intensitas tinggi sebagai
akibat adanya fotooksidasi klorofil dan kerusakan enzim.
2. Temperatur : temperature optimim disekitar 35o C dan pada tumbuhan C-4
lebih tinggi sehingga cocok untuk daerah tropika.
40
BIOLOGI UA
3. Air : meskipun air merupakan bahan dasar untuk proses fotosintesis tetapi
pengaruhnya secara tidak langsung, yaitu mempengaruhi membuka
menutupnya stomata.
4. Oksigen : oksigen merupakan hasil tambahan fotosintesis dan bila berada
dalam jumlah besaar akan menghambat fotosintesis tertutama lewat reaksi
fotorespirasi.
5. Zat hara mineral : berbagai unsure hara mineral diperlukan untuk sintesis
klorofil, koenzim berbagai enzim yang berperan pada fotosintesis, transport
karbohidrat, dll.
6. Karbondioksida : C02 merupakan bahan dasar fotosintesis, tetapi bila
diberikan dalam jumlah besar akan menyebabkan kecepatan fotosintesis
berkurang karena kadar CO2 yang tinggi akan menurunkan pH cairan sel,
stomata akan menutup.
41
BIOLOGI UA
8. RESPIRASI TUMBUHAN
Respiras Aerob
- Umum terjadi
- Berlangsung seumur
hidup
- Besar
Respirasi Anaerob
- Hanya dalam kondisi
khusus
- Sementara, hanya fase
tertentu
- Kecil
- Tidak merugikan
- Merugikan, menghasilkan
senyawa toksik
- Tidak memerlukan oksigen
- Alcohol dan CO2
Respirasi terdiri dari satu rangkaian reaksi kimia dimana karbohidrat dan mol
- Memerlukan oksigen
- CO2 dan H2O
organik lainnya, dioksidasi untuk memperoleh energi yang tersimpan dari hasil
fotosintesis dan rangka karbon yang digunakan untuk pertumbuhan dan pemeliharaan
sel. Proses oksidasi atau pembakaran secara umum terjadi pada tempat yang kering,
42
BIOLOGI UA
dan biasanya energi yang dikandung dilepas dalam bentuk panas, tapi pada respirasi
terjadi dalam medium cair dan prosesnya berjalan secara bertahap dan energi yang
dilepas diubah menjadi energi berguna dalam bentuk senyawa kimia yang dapat
dipakai untuk sintesis, gerak.dan pertumbuhan.
Mekanisme Respirasi
Reaksi respirasi ini adalah kebalikan dari ringkasan reaksi Fotosintesis. Pada
fotosintesis CO2 direduksi menjadi glukosa dengan H2O sebagai sumber electron
dan hydrogen sedang pada respirasi glukosa dioksidasi menjadi CO2 dan dibentuk
H2O sebagai produk. Meskipun demikian kedua proses ini berbeda, karena enzim
yang berperanan juga berbeda, dan lokasi terjadinya berbeda. Respirasi terjadi pada
semua sel hidup sedang fotosintesis terjadi pada sel yang berkloroplas.
Proses
43
BIOLOGI UA
electron
terakhir
yang
menentukan
keberhasilan
44
BIOLOGI UA
waktu
terjadi
respirasi
anerob(fermentasi)
yang
untuk
45
BIOLOGI UA
46
BIOLOGI UA
Sejak awal tumbuhan menyerap air melalui akar dan kehilangan air lewat daun.
Proses penguapan dari tumbuhan ke udara disebut Transpirasi. Benih kecil hanya
menguapkan beberapa tetes air dalam seminggu, namun pohon dewasa menguapkan
lebih dari 1000 liter per hari. Selama transpirasi berlangsung air menguap dari daun
melalui celah kecil yang disebut stomata.
Transpirasi Tumbuhan
Stomata
Hanya sebagian kecil, biasanya kurang dari 1% dari air yang diabsorpsi
tumbuhan dipergunakan dalam reaksi metabolisme (hidrolisis). Sebagian besar dari
air yang diabsorpsi akar tanaman akan ditranspirasikan melalui daun. Transpirasi
ialah hilangknya air dalam bentuk uap air dari tubuh tumbuhan melalui penguapan.
Penguapan air menciptakan gaya isap sehingga tumbuhan dapat menyerap mineral
dan nutrient penting dari tanah.
Ratio antara hilangnya air oleh transpirasi dengan produksi bahan kering
selama pertumbuhan merupakan ukuran efisiensi penggunaan air oleh tumbuhan.
47
BIOLOGI UA
Semakin besar rationya, semakin kurang efisien jenis tumbuhan tersebut dalam
penggunaan airnya. Ratio transpirasi dari sebagian besar tanaman budidaya berkisar
antara 100 sampai 500 atau lebih, yang berarti memerlukan 100-500 gram air untuk
menghasilkan 1 gram bahan kering tumbuhan. Dengan demikian jenis tumbuhan
tinggi yang hidup di darat sangat tidak efisien dalam penggunaan airnya. Walaupun
demikian ada beberapa tumbuhan yang lebih efisian daripada yang lainnya.
Tumbuhan C4 per unit air yang digunakan dapat menghasilkan bahan kering 3-4 kali
lebih banyak dari tumbuhan C3.
Kehilangan air oleh transpirasi dapat berlangsung dari setiap bagian
tumbuhan yang berhubungan dengan atmosfir. Namun demikian sebagian besar
berlangsung melalui daun lewat stomata. Karena sifat kutikula yang impermeabel
terhap air, transpirasi yang berlangsung melalui kutikula relatif sangat kecil. Seperti
telah diuraikan dalam bab terdahulu, untuk menguapkan 1 gram air diperlukan energi
panas sebanyak 500 kal. Dengan demikian transpirasi menimbulkan pengaruh
pendinginan pada daun.
Kebutuhan panas untuk menguapkan air berasal dari sinar matahari. Sinar
matahari disalurkan melalui tiga cara : (1) sebagai cahaya langsung, difusi atau
pantulan, (2) sebagai radiasi panas (dari atmosfir, tanah, atau benda-benda
sekelilingnya) dan (3) oleh aliran konveksi (aliran udara panas melalui daun). Dari
jumlah panas yang diabsorpsi daun, hanya sebagian kecil saja yang diterimanya
sebagai panas penghantaran (koduksi) dari bagian-bagian tubuh tumbuhan lainnya.
Laju transpirasi daun biasanya menunjukkan siklus harian. Pada hari yang
cerah, terjadi peningkatan tranpirasi yang cepat di pagi hari, dan mencapai
puncaknya pada lewat tengah hari. Kemudian diikuti penurunan pada sore dan
malam harinya. Panas sensibel (konveksi) atau mungkin juga panas laten (dari
tranpirasi) yang keluar pada siang hari mengalami pendinginan oleh radiasi yang
kembali ke udara. Keadaan ini sering menghasilkan pembentukan embun.
Suhu daun pada malam hari biasanya beberapa derajat di bawah suhu udara
karena kehilangan panas oleh radiasi kembali ke langit dan penerimaan panas yang
relatif sedikit dari udara di sekelilingnya. Di pagi hari setelah matahari terbit, daun
yang kena sinar matahari akan cepat menjadi panans dan suhunya meningkat seiring
dengan suhu udara. Pada waktu yang sama, stomata yang menutup di amlam hari
48
BIOLOGI UA
akan terbuka. Dengan demikian daun akan bertranspirasi dan kehilangan panas. Hal
tersebut biasanya akan menyebabkan daun yang terkena sinar matahari hanya
mempunyai suhu sedikit lebih tinggi dari udara.
Walaupun kehilangan air oleh transpirasi biasanya sangat besar sehingga
dapat merusak, namun transpirasi mempunyai pengaruh baik tertentu bagi
pertumbuhan tumbuhan. Selain dapat mempertahankan suhu di bawah tingkat yang
mematikan, transpirasi dapat meningkatkan absorpsi air oleh akar sehingga juga
berpengaruh terhadap peningkatan laju absorpsi hara mineral.
Gutasi
Gutasi adalah peristiwa menetesnya air dari pinggiran dan ujung daun. Air gutasi
keluar dari sel-sel daun yang disebut hidatoda. Hidatoda merupakan lubang daun
(stoma) yang tidak berdiferensiasi sempurna, sehingga tidak bisa membuka dan
49
BIOLOGI UA
Gutasi
Transpirasi
Air murni
50
BIOLOGI UA
Mekanisme
Regulasi
aktivitas
Waktu terjadi
51
BIOLOGI UA
Tumbuhan
memerlukan
unsur-unsur
hara
penting
yang
berguna
bagi
Hidrogen
Merupakan elemen pokok pembangunan bahan organik, sumbernya dari air dan
jumlahnya tidak terbatas.
Kalium (K)
Diambil/diserap tanaman dalam bentuk : K+. Fungsi Kalium bagi tanaman adalah :
52
BIOLOGI UA
Nitrogen (N)
Diambil dan diserap oleh tanaman dalam bentuk : NO3- NH4+. Fungsi Nitrogen bagi
tanaman adalah:
Berperan penting dalam hal pembentukan hijau daun yang berguna sekali
dalam proses fotosintesis
Belerang (Sulfur = S)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: SO4-. Fungsi belerang bagi tanaman
ialah:
Merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein dalam bentuk
cystein, methionin serta thiamine
Besi (Fe)
Diambil atau diserap oleh tanaman dalam bentuk: Fe++. Fungsi unsur hara besi (Fe)
bagi tanaman ialah:
Kalsium (Ca)
53
BIOLOGI UA
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Ca++. Fungsi kalsium bagi tanaman
adalah:
Berperan dalam pembuatan protein atau bagian yang aktif dari tanaman
Kalsium yang terdapat dalam batang dan daun dapat menetralisirkan senyawa
atau suasana keasaman tanah
Magnesium (Mg)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mg++. Fungsi magnesium bagi
tanaman ialah:
Berperan penting dalam mempertahankan kondisi hijau daun pada daun yang
tua
Boron (Bo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Bo O3-. Fungsi unsur hara Boron (Bo)
bagi tanaman ialah:
54
BIOLOGI UA
Boron berhubungan erat dengan metabolisme Kalium (K) dan Kalsium (Ca)
e. Unsur hara Bo dapat memperbanyak cabang-cabang nodule untuk
memberikan banyak bakteri dan mencegah bakteri parasit
Tembaga (Cu)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cu++. Fungsi unsur hara Tembaga
(Cu) bagi tanaman ialah:
Khlor (Cl)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Cl -. Fungsi unsur hara Khlor (Cl) bagi
tanaman ialah:
Molibdenum (Mo)
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Mo O4-. Fungsi unsur hara
Molibdenum (Mo) bagi tanaman ialah:
Berguna bagi tanaman jeruk dan sayuran. Molibdenum dalam tanah terdapat
dalam bentuk MoS2
55
BIOLOGI UA
Diambil/diserap oleh tanaman dalam bentuk: Zn++. Fungsi unsur hara Seng (Zn)
bagi tanaman ialah:
tidaklah
reaktif.
Hanya
beberapa
organisme
yang
mampu
untuk
56
BIOLOGI UA
57
BIOLOGI UA
58
BIOLOGI UA
Hormon tumbuhan adalah senyawa yang disintesis di dalam sutau bagian tumbuhan
dan ditranslokasikan ke bagian lainnya ; dalam konsentrasi yang rendah (sering
efektif pada konsentrasi internal sekitar 1 uM) dapat menyebabkan respon fisiologis.
Respon pada organ target tidak selalu bersifat promotif karena proses-proses seperti
pertumbuhan dan diferensisasi kadang-kadang di terhambat oleh hormon terutama
ABA.
Julius Von Sach berpendapat bahwa ada senyawa pembentuk organ yang
khusus terdapat
Senyawa tersebut
menyebabkan
pertumbuhan batang, daun, akar, bunga, dan buah dan pertumbuhan bagian tubuh
lainnya. Walaupun pada saat itu tidak menemukan adanya senyawa di atas, pendapat
Sach ini mengindikasikan adanya hormon dalam tumbuhan.
Hormon pertama yang ditemukan adalah IAA (auksin) ; dan karena IAA ini
berpengaruh pada banyak proses bila di aplikasikan, orang beranggapan bahwa
hanya IAA-lah hormon tumbuhan, sampai berbagai pengaruh Giberelin ditemukan
dalam dekade 1950. Selanjutnya diketahui
terhadap berbagai bagian tumbuhan, tapi juga bahwa pengaruh tersebut tergantung
pada jenis spesies, bagian tumbuhan, stadium perkembangan, konsentrasi hormon,
interaksi antara hormon-hormon dan berbagai factor lingkungan.
Bila hormon tumbuhan terdapat dalam konsentrasi yang sangat kecil untuk
aktif dan spesifik, harus ada 3 bagian utama dalam system respon tumbuhan:
1. Hormon harus terdapat dalam jumlah yang cukup dalam sel yang cocok
2. Hormon harus dikenal dan tereikat erat dalam kelompok sel-sel yang
respon terhadap hormon yang bersangkutan (sel target). Sekarang telah
diketahui adanya protein pengikat hormon di dalam sel tumbuhan yang
disebut protein reseptor.
3. Protein reseptor (konfigurasinya diduga berubah saat mengikat hormon)
harus menyebabkan perubahan metabolit lainnya yang memimpin ke arah
implifikasi sinyal hormon.
59
BIOLOGI UA
Fitohormon adalah bahan yang dibuat oleh tumbuhan sendiri, efektif pada
kadar yang sangat rendah, tempat dibuat berbeda dengan tempat bekerjanya.
Transportnya berlangsung lewat berkas pengangkut. Kadang-kadang tempat
bekerjanya juga di tempat dibuat, tetapi berbeda sel. Berbeda dengan hormon pada
hewan, fitohormon yang sama dapat berpengaruh terhadap berbagai proses
metabolisme dan pertumbuhan.
Karena banyaknya senyawa sintetik yang mempunyai aktivitas seperti
hormon maka digunakan istilah zat tumbuh atau zat pengatur tumbuh tumbuhan
untuk senyawa-senyawa yang dibuat secara sintetik. Pada dasarnya ada lima macam
kelompok hormon yang berperan pada tumbuhan, yaitu auxin, sitokinin, giberelin,
absisin dan etilen. Pertumbuhan tidak hanya dipengaruhi oleh salah satu hormon,
tetapi merupakan hasil kerjasama antara kelima kelompok hormon tersebut. Berikut
dapat dilihat secara garis besar peran masing-masing hormon secara terpisah
terhadap berbagai proses pertumbuhan.
Hormon umumnya berperan sebagai pengatur yang sifatnya tidak khas,
artinya meskipun memacu atau menghambat pertumbuhan tetapi efeknya tidak
terarah secara tegas. Diduga kerja hormon ini melalui perannya pada aktivitas gen.
beberapa hipotesis yang menerangkan kerja hormon terhadap gen diajukan sebagai
berikut :
1. hormon berperan mengaktifkan gen yang potensial aktif dan menginaktifkan
gen yang potensial inaktif.
2. hormon berperan mengaktifkan atau menginaktifkan gen tertentu saja.
Perubahan ini menyebabkan terjadinya perubahan pola metabolisme.
Mungkin saja perubahan itu berpengaruh terhadap gen lain lagi, sehingga
efeknya berantai
3. hormon berpengaruh terhadap suatu reaksi metabolisme. Karena metabolisme
dalam sel saling terkait, maka mungkin terjadi pengaturan kembali terhadap
seluruh metabolisme sel dan selanjutnya berpengaruh terhadap gen.
60
BIOLOGI UA
Tabel Beberapa parameter pengamatan dalam respon tumbuhan terhadap hormon dan
regulator pertumbuhan
Parameter
auxin
sitokinin
giberelin
absisin etilen
Pembentangan sel
Pembelahan sel
Diferensiasi trakea
Diferensiasi floem
Perkecambahan biji
Dominansi apikal
Pembentukan tunas
+
-
Pembentukan bunga
Pengguguran
Partenokarpi
Pemasakan buah
Dormansi
.
Macam-macam Hormon dan Pengaruhnya
Auksin
Istilah auksin (latin = meningkatkan ) pertama kali digunakan oleh Frits W. Went
pada tahun 1926. Ia menemukan bahwa senyawa yang tidak teridentifikasi mungkin
menyebabkan melengkungnya koleoptil gandum Avena sativa ke arah cahaya.
Fenomena ini disebut fototropisme. Dari penelitiannya tersebut ternyata satu
senyawa yang terdapat dalam ujung koleoptil dapat berdifusi ke dalam suatu balok
agar-agar yang kecil. Aktifitas auksin ini dideteksi dengan melengkungnya koleoptil
yang disebabkan oleh peningkatan pemanjangan pada sisi yang padanya ditempelkan
secara asimetris agar-agar tersebut. Auksin yang ditemui Went ini sekarang dikenal
dengan Asam Indol Asetat (IAA).
Auxin mampu mempengaruhi sejumlah perubahan fisiologi di dalam sel,
misalnya auxin menaikkan permeabilitas membran plasma terhadap bahan-bahan
organik sehingga penyerapan bahan organik ke dalam sel menjadi lebih tinggi. Pada
saat
61
BIOLOGI UA
ADP+H++H2PO4 -. H+ dikeluarkan dari sel dan digantikan oleh K+. K+ ini memacu
penyerapan air sehingga turgor naik. Setelah beberapa saat auxin memacu sintesis
RNA dan protein, sekaligus mempengaruhi plastisitas dinding sel sehingga
memungkinkan pembesaran sel. Selain memacu pembentukan RNA dan protein,
auxin juga menghambat penguraiannya. Auxin juga dapat mengaktifkan beberapa
jenis enzim.
Pengaruh auxin ditentukan oleh konsentrasinya, artinya pada konsentrasi
rendah pengaruhnya kecil, semakin tinggi akan bertambah sampai optimum, sesudah
itu akan memberi efek menghambat. Selain berperan pada pertumbuhan dan
perkembangan sel, auxin juga berperan pada berbagai proses morfogenesis, misalnya
dormansi apikal, pengguguran daun dan buah, partenokarpi.
+
pertumbuhan
konsentrasi
Sitokinin
Sitokinin berperan menaikkan kadar RNA dan protein pada berbagai jaringan. Hal
ini disebabkan sitokinin menghambat penguraian serta memacu sintesis RNA dan
protein, dengan mekanisme inaktivasi alosterik terhadap RNAase dan protease. Efek
inaktivasi terhadap penguraian RNA tidak jelas, apakah terhadap mRNA, tRNA atau
terhadap segala RNA yang ada. Pacuan terhadap sintesis RNA dan protein juga
belum jelas, diduga mengaktifkan RNA polimerase.
Pada umumnya sitokinin memacu berbagai proses metabolisme dan pacuan
terbesar berlangsung di tempat dengan konsentrasi tertinggi. Sitokinin mempunyai
efek menahan bahan organik, terutama protein dan memacu jaringan untuk menyerap
air dari sekitarnya.
Dalam kaitannya dengan sintesis protein, sitokinin selanjutnya memacu
pembelahan sel. Sitokinin disintesis di akar, dengan bahan dasar purin dan
62
BIOLOGI UA
63
BIOLOGI UA
64
BIOLOGI UA
Dengan mengingat hal-hal tersebut, dapat dilihat pada tabel bahwa jaringanjaringan meristem (ujung batang dan akar, daun muda) relatif mengandung auksin,
giberelin, ditokinin yang tinggi. Daun, batang, dan akar yang sudah dewasa
kandungan auksin dan giberelinnya rendah. Asam absisik terdapat dalam daun
dewasa. Vitramin, tidak terdapat pada Gambar 1, terdapat pada konsentrasi yang
tinggi dalam daun muda dan jaringan meristematik. Berbagi senyawa penghambat
juga dapat diekstrak dari daun, batang dan akar.
65
BIOLOGI UA
Lebih seabad yang lau, Darwin telah mengetahui, bahwa tumbuhan walaupun
berakar didalam tanah, menunjukan pergerakan tertentu yang sering
diinterprestasikan sebagai adaptasi di lingkungan Umumnya pergerakan pada
tumbuhan-tumbuhan digolongkan kedalam dua kategori almiah, yaitu:
1. Tropisme, (bahasa Yunani, trope, artinya membengkok) yang berarti arah
rangsangan lingkungan menentukan arah gerakan. Contohnya, batang yang
tumbuh menjauhi gravitasi atau menuju sumber cahaya.
2. Nasti, (bahasa Yunani, nastos, artinya dipaksa mendekat) yang terpicu oleh
rangsangan dari luar, namun arah rangsangan tidak menentukan arah gerakan.
Contohnya, gerakan harian dedaunan, atau pembukaan dan penutupan
stomata. Beberapa contoh dari pergerakan terlihat pada Tabel 1.
Table 1. Gerak tropisme atau gerak nasti dalam kaitannya dengan fakor
penyebabnya
Stimulus
Tropisme
Gravitasi
Gravitropisme
Cahaya
Fototropisme
Gelap
Gerak Nasti
Fotonasti
Niktinasti
Suhu
Termotropisme
Termonasti
Sentuhan
Tigmotropisme
Tigmonasti
Kimia
Kemotropisme
Kemonasti
Air
Hidrotropisme
Hidronasti
Kedua gerakan tersebut sering merupakan hasil dari perbedaan pertumbuhan yang
irreversible, tapi dapat juga disebabkan oleh penyerapan air yang reversible ke
dalam sel, khususnya yang disebut sel-sel motor (motor cells), yang secara kolektif
membentuk suatu pulvinus.
Perubahan lingkungan yang menginduksi gerakan tumbuhan atau respons
lainnya disebut rangsangan. Bagian tumbuhan yang menerima rangsangan
dinamakan reseptor. Setelah rangsangan diterima ia akan diubah (ditransduksi)
menjadi bentuk lain, yang sering dikenal sebagai isyarat, yang kemudian diteruskan
66
BIOLOGI UA
menjadi respon motor (pertumbuhan atau gerak pulvinus yang merupakan peneyebab
sebenarnya gerakan tanaman). Itulah yang menyebabkan timbulnya gerak tumbuhan.
Tiga tahap utama yang selalu ditemui dalam studi pergerakan pada tumbuhan,
dimana ketiga tahap ini berlangsung secara berurutan sebagai berikut :
1. Persepsi; bagaimana tumbuhan atau bagian tumbuhan mendeteksi stimulus
lingkungan yang menyebakan respon.
2. Transduksi; bagaimana mekanisme persepsi memindahkan stimulus yang
dirasakannya ke sel-sel di dalam organ, dimana pergerakan terjadi.
3. Respon; apa yang sebenarnya terjadi pada tumbuhan setalah proses
transduksi, yang terlihat sebagai pergerakan.
Dari penelitian-penelitian tentang gerakan-gerakan nasti dan tropisme selama
20 atau 30 tahun terakhir ini didapat dua hal pokok, yaitu :
1. Mekanisme yang sama dalam suatu tumbuhan sering menyebabkan respons
yang berbeda
2. Mekanisme berbeda dapat menghasilkan yang sama pada organisme yang
berbeda, bahkan pada organisme yang sama.
A. Gerak Nasti
Gerakan daun atau anak daun pada daun majemuk sering menunjukan gerak nastik.
Pembengkokkan organ ke atas disebut hiponasti, pembengkokkan ke bawah disebut
epinasti. Gerak daun ini disebabkan olah adanya pulvinus di pangkal tangkai daun,
helai daun, atau anak daun, tetapi gerak ini juga terjadi pada tumbuhan yang tidak
memiliki pulvinus. Umumnya gerakan-gerakan nasti adalah reversible, baik ia
dikendalikan oleh pulvinus atau perubahan kecepatan pertumbuhan pada bagian atas
atau bawah suatu organ. Epinasti terjadi bila sel-sel bagian atas petiole atau daun,
terutama dalam vena utama, tumbuh (memanjang irreversible) lebih giat
dibandingkan sel-sel bagian bawah. Pembengkokkan berubah menjadi hiponasti
ketika sel disisi bawah berubah tumbuh lebih cepat.
Gerak nasti dikontrol oleh hormon turgorin. Berbagai senyawa aktif terdapat di
dalam pulvinus beberapa tumbuhan, mengontrol gerakan-gerakan daun melalui
pengaruhnya terhadap tekanan turgor. Senyawa-senyawa ini dikelompokkan sebagai
67
BIOLOGI UA
suatu hormon turgorin. Gerak nasti terdiri atas niktinasi, hidronasti (higronasti),
thigmonasti, perangkap lalat venus, thigmomorfogenesis dan seismomorfogenesis.
1. Niktinisti : Gerak niktinasti merupakan proses berirama yang dikendalikan oleh
interaksi antara lingkungan dan waktu biologis. Misalnya gerakan daun, dari hampir
mendatar pada siang hari sampai hampir tegak pada malam hari telah dikenal lebih
dari 2000 tahun yang lalu.
Studi tentang ini jelas terlihat pada spesies tumbuhan yang mempunyai daun
majemauk ganda. Daun-daun tersebut sering memperlihatkan gerakan tidur (sleep
movement). Selsel dalam pulvinus yang membengkak selama membukanya daun
disebut ekstensor, sedangkan yang meyusut disebut flexor. Pulvinus Samanea sp.
berbentuk silinder lurus siang hari saat daun membuka dan berbentuk silinder
membengkok pada malam hari.
2. Hidronasti (Higronasti) : Hidronasti merupakan gerakan pelipatan atau
penggulungan daun, namun penggulungan daun terjadi akibat responsnya terhadap
keadaan rawan air (stress air), bukan terhadap cahaya. Gerakan ini terjadi akibat
hilangnya turgor dalam sel motor berdinding tipis yang disebut sel membisul
(buliform). Sel-sel bulliform hanya mempunyai sedikit atau tidak ada sama sekali
kutikula, sehingga ia kehilangan air pada waktu transpirasi lebih cepat dibandingkan
sel-sel epidermis lain. Dengan menurunnya tekanan turgor sel-sel ini, turgor sel
relatif tetap dalam sel-sel di sisi bawah daun menyebabkan daun melipat.
3. Thigmonasti : Merupakan gerak nasti akibat sentuhan (bahasa Yunani, thigma,
artinya sentuhan).
mimosaceae, fabaceae. Contoh paling jelas adalah pada putri malu (Mimosa sp.).
Anak-anak daun dan daun-daun dengan cepat melipat bila diraba, atau disentuh,
digoyang, dipanaskan, didinginkan dengan cepat, atau diberi ransangan listrik. Bila
hanya satu anak daun yang diberi stimulus, stimulus ini bergerak ke seluruh
tumbuhan, mempengaruhi anak-anak daun yang lain. Reaksi tumbuhan ini
disebabkan oleh transportasi air keluar dari sel-sel motor dalam pulvinus, yang
berhubungan dengan aliran K+.
B. Gerak Tropisme
68
BIOLOGI UA
koleoptil.
Hipokotil
(batang
bibit
di
bawah
kotiledon)
tidak
berbeda
memanfaatkan
terhadap
semaksimal
garavitropisme
mungkin.
Batang
sehingga
dan
sistem
tangkai
akar
bunga
dapat
bersifat
69
BIOLOGI UA
ruang semaksimal mungkin, menyerap CO2 dan cahaya seefektif mungkin. Sesuai
dengan respon yang diperlihatkan organ tersebut dikenal:
1. Orthogravitropisme, tumbuh vertikal, seperti batang dan akar
2. Diagravitropisme, tumbuh horizontal
3. Plagiotropisme, tumbuh membentuk sudut dengan garis horizontal
4. Agravitropisme, tak ada respon terhadap gravitasi
70
BIOLOGI UA
Tumbuhan dapat bereproduksi dengan dua cara yaitu seksual (generatif) dan aseksual
(vegetatif).
Reproduksi tersebut
merupakan
upaya
untuk
mempertahankan
kelestarian spesies.
71
BIOLOGI UA
3. Hidrogami: penyerbukan karena bantuan air. Ini pada umumnya terjadi pada
tumbuhan yang hidup di dalam air, misalnya Hydrilla.
4. Antropogami: disebut juga penyerbukan buatan atau sengaja, yaitu penyerbukan
karena bantuan manusia. Hal ini dilakukan oleh manusia karena tidak terdapatnya
vektor yang dapat membantu penyerbukan.
b. Berdasarkan asal serbuk sari :
1. Autogami atau penyerbukan sendiri. Autogami dapat terjadi bila serbuk sari
berasal dari bunga yang sama. Autogami sering terjadi pada saat bunga belum
mekar disebut kleistogami.
2. Geitonogami atau penyerbukan tetangga, yaitu penyerbukan di mana serbuk
sari berasal dari bunga yang berlainan tetapi masih dalam satu individu.
3. Alogami atau penyerbukan silang, yaitu penyerbukan di mana serbuk sari
berasal dari bunga individu lain tetapi masih dalam satu species/jenis.
4. Bastar yaitu penyerbukan di mana serbuk sari dan putik berasal dari spesies
lain.
Terjadinya
penyerbukan
belum
memberi
jaminan
akan
terjadinya
pembuahan, karena buluh serbuk sari yang berasal dari serbuk sari dalam
72
BIOLOGI UA
perkembangan selanjutnya belum tentu dapat mencapai sel telur, yang letaknya di
dalam bakal buah jauh dari kepala putik. Pada beberapa jenis tumbuhan
penyerbukannya tidak mungkin terjadi secara autogami (penyerbukan mandiri). Hal
ini antara lain disebabkan oleh:
1. Dioseus (berumah dua), artinya alat kelamin jantan dan alat kelamin betina
terdapat pada individu yang berbeda. Misalnya: melinjo dan salak.
2. Dikogami, bila putik dan serbuk sari suatu bunga masaknya tidak bersamaan.
Dikogami dapat dibedakan atas:
Protandri, bila serbuk sari suatu bunga masak lebih dulu dari pada putiknya.
Contohnya: bunga jagung, seledri, dan bawang Bombay.
Protogini, bila putik suatu bunga masak lebih dulu dari serbuk sarinya.
Contohnya: bunga kubis, bunga coklat, dan alpukat.
3. Herkogami, ialah bentuk bunga yang sedemikian rupa, sehingga serbuk sari dari
bunga tersebut tidak dapat jatuh pada kepala putiknya, kecuali dengan bantuan
manusia atau hewan. Contoh: Anggrek, Vanili, dan lain sebagainya.
4. Heterostili, ialah bunga yang mempunyai benang sari dan tangkai putik tidak sama
panjang. Contoh: tumbuhan familia Rubiaceae (kopi, kina, kaca piring, dan lain
sebagainya).
Pembuahan
Penyerbukan akan menghasilkan individu baru apabila diikuti oleh pembuahan, yaitu
peleburan antara sel kelamin jantan dengan sel kelamin betina. Pada tumbuhan
berbiji dikenal ada dua macam pembuahan, yaitu pembuahan tunggal pada
Gymnospermae, dan pembuahan ganda pada Angiospermae.
a. Pembuahan tunggal
Terjadi pada tumbuhan Gymnospermae atau tumbuhan berbiji terbuka. Serbuk sari
akan sampai pada tetes penyerbukan, kemudian dengan mengeringnya tetes
penyerbukan, serbuk sari yang telah jatuh di dalamnya akan diserap masuk ke ruang
serbuk sari melalui mikrofil. Serbuk sari ini sesungguhnya terdiri atas dua sel, yaitu
sel generatif atau yang kecil dan sel vegetatif yang besar, hampir menyelubungi sel
generatif. Serbuk sari ini kemudian tumbuh membentuk buluh serbuk sari, yang
kemudian bergerak ke ruang arkegonium. Karena pembentukan buluh serbuk sari
maka sel-sel yang terdapat di antara ruang serbuk sari dan ruang arkegonium
73
BIOLOGI UA
terdesak ke samping akan terlarut. Sementara itu di dalam buluh ini sel generatif
membelah menjadi dua dan menghasilkan sel dinding atau sel dislokator, dan sel
spermatogen atau calon spermatozoid. Sel spermatogen kemudian membelah
menjadi dua sel permatozoid. Setelah sampai di ruang arkegonium, sel vegetatif
lenyap, dan kedua sel spermatozoid lepas ke dalam ruang arkegonium yang berisi
cairan, sehingga spermatozoid dapat berenang di dalamnya. Pada ruang arkegonium
terdapat sejumlah sel telur yang besar. Tiap sel telur bersatu dengan satu
spermatozoid, sehingga pembuahan pada Gymnospermae selalu mengasilkan zigot
yang kemudian tumbuh dan berkembang menjadi embrio. Pembuahan tunggal seperti
ini misalnya terjadi pada pohon Pinus.
b. Pembuahan ganda
1. Perkembangan serbuk sari
Serbuk sari yang jatuh di kepala putih terdiri atas satu sel dengan dua dinding
pembungkus, yaitu: eksin (selaput luar) dan intin (selaput dalam). Eksin pecah,
74
BIOLOGI UA
kemudian intin tumbuh memanjang membuat buluh serbuk sari. Buluh serbuk sari ini
akan tumbuh menuju ke ruang bakal biji. Bersamaan dengan ini inti sel serbuk sari
membelah menjadi 2, yang besar didepan adalah inti vegetatif sebagai penunjuk
jalan, dan yang kecil di belakang adalah inti generatif. Inti generatif membelah lagi
menjadi dua inti generatif atau spermatozoid, yaitu inti generatif 1 dan inti
generatif 2.
75
BIOLOGI UA
dekat mikrofil, 3 sel menempatkan diri berdekatan. Yang tengah adalah ovum,
sedang mengapitnya sebelah kanan dan kiri adalah sinergid. Dua sel yang tersisa
bergerak ke tengah bakal biji dan bersatu melebur membentuk inti kandung
lembaga sekunder sehingga menjadi sel yang diploid (2n). Jika terjadi pembuahan
inti generatif 1 membuahi ovum membentuk zigot, sedang inti generatif 2 membuahi
inti kandung lembaga sekunder menghasilkan endosperm (3n) sebagai cadangan
makanan untuk zigot. Inilah yang dinamakan pembuahan ganda. Sementara itu inti
vegetatif akan mati setelah sampai di bakal biji.
inti generatif 2 (n) + inti kandung lembaga sekunder (2n) > endosperm
(3n)
Masuknya inti generatif ke dalam ruang bakal biji ada beberapa cara, yaitu:
Apogami, yaitu embrio yang terjadi dari bagian lain dari kandung lembaga
tanpa adanya pembuahan, misalnya dari sinergid atau antipoda.
Embrioni adventif, yaitu embrio yang terjadi dari selain kandung lembaga.
Misalnya, dari sel nuselus.
Terjadinya
amfimiksis
dan
apomiksis
secara
bersama-sama
menyebabkan
terdapatnya lebih dari satu embrio dalam satu biji. Peristiwa ini disebut poliembrioni.
Poliembrioni sering dijumpai pada jeruk, mangga, nangka, dan sebagainya.
Perkembang Biakan Tak Kawin Secara Alami / Vegetatif Alami
Perkembangbiakan secara alami adalah berkembang biaknya tumbuhan tanpa
bantuan tangan manusia untuk terjadi pembuahan / anakan tanaman baru.
76
BIOLOGI UA
a. Umbi Lapis
Umbi lapis adalah tumbuhnya tunas pada sela-sela lapisan umbi. Contohnya seperti
bawang merah.
b. Umbi Batang
Umbi batang adalah batang yang beralih fungsi sebagai tempat penimbunan makanan
dengan calon tunas-tunas kecil yang berada di sekitarnya yang dapat tumbuh menjadi
tanaman baru. Contoh seperti jagung dan ketela rambak.
C. Geragih
Geragih adalah batang yang menjalar secara terus-menerus di mana pada ruas batang
dapat muncul tunas-tunas baru. Misalnya seperti tanaman rumput teki, arbei,
kangkung, dan lain sebagainya.
d. Akar Tunggal
Akar tunggal adalah tunas yang muncul pada batang tumbuhan yang tumbuh secara
mendatar di tanah. Contohnya seperti keladi, alang-alanga, dll.
e. Spora
Spora adalah cara tumbuhan paku, lumut dan jamur berkembang biak dengan
membentuk spora tempat tunas baru akan muncul.
f. Tunas
Tunas adalah tumbuhan anakan yang muncul di samping tumbuhan induknya.
COntohnya yakni seperti pohon pisang, bambu, tebu, dan lain sebagainya.
g. Tunas Adventif
Tunas adventif adalah tunas yang tumbuh pada bagian-bagian tertentu seperti pada
akar, daun, dsb. Contoh tanaman bertunas adventif adalah seperti pohon cemara,
kesemek, sukun, dan lain-lain.
h. Hormegenium
Hormegenium adalah perkembangbiakan yang terjadi pada tumbuhan ganggang
berbentuk benang dengan cara memutus benang yang ada. Pada benang yang
terputus nantinya kana tumbuh individu baru.
i. Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah perkembangbiakan pada tumbuhan bersel satu.
2. Perkembang Biakan Tidak Kawin Buatan / Reproduksi Vegetatif Buatan
77
BIOLOGI UA
78
BIOLOGI UA
I. SISTEM INTEGUMEN
Sistem integumen adalah sistem organ yang membedakan, memisahkan, melindungi,
dan menginformasikan hewan terhadap lingkungan sekitarnya. Sistem ini seringkali
merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit, rambut, bulu,
sisik, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal
dari bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup". Organ ini merupakan
organ terbesar, tertipis, dan sangat penting. Karakter spesifiknya adalah mampu
memperbaiki sendiri (self-repairing) dan menjadi mekanisme pertahanan tubuh
pertama. Fungsi sistem integument adalah :
1) Pelindung: dari kekeringan, invasi mikroorganisme, sinar ultraviolet, dan
mekanik, kimia, atau suhu
2) Penerima sensasi: sentuhan, tekanan, nyeri, & suhu
3) Pengatur suhu: menurunkan kehilangan panas saat suhu dingin & meningkatkan
kehilangan panas saat suhu panas
4) Fungsi metabolik: menyimpan energi mll cadangan lemak; sintesis vitamin D
5) Ekskresi: mengeluarkan keringat, minyak dan garam.
A. Kulit
Secara struktural, kulit terbagi menjadi 3 lapisan utama yaitu :
1) Epidermis, terbagi lagi menjadi lapisan basal / stratum germinativum (yang
merupakan
79
BIOLOGI UA
B. Rambut
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian dorsal dari falang
distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir. Terdapat 2 jenis rambut :
rambut terminal ( dapat panjang dan pendek) dan rambut velus( pendek, halus dan
lembut). Rambut tersusun atas akar ( sel tanpa keratin) dan batang ( terdiri sel
keratin).
C. Kuku
Permukaan dorsal ujung distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keratin yang
keras dan transparan.tumbuh dari akar yang disebut kutikula. Pertumbuhan rata- rata
0,1 mm / hari.pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18
bulan.
D. Kelenjar Kulit
Kelenjar pada kulit terdiri atas dua yaitu kelenjar sebacea dan sudorifera. Kelenjar
Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel rambut
dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan
lunak. Kelenjar keringat (sudorifera) berfungsi mengeluarkan keringat pada saat suhu
tubuh meningkat.
80
BIOLOGI UA
81
BIOLOGI UA
matriks tersebut padat dan rapat membentuk tulang keras atau tulang kompak,
misalnya pada tulang pipa. Bila matriks tesebut berongga akan membentuk tulang
spons, misalnya pada tulang-tulang pipih dan tulang pendek
Secara garis besar, rangka pada hewan vertebrata terbagi atas rangka aksial
dan rangka apendiks. Berikut merupakan rincian ringkas dari macam-macam tipe
rangka tersebut :
A. Rangka aksial (rangka sumbu) :
82
BIOLOGI UA
sehingga disebut otot volunter, sedang otot polos dan otot jantung termasuk otot tak
sadar sehingga disebut otot involunter. Pada otot jantung hubungan antara cabang
yang satu dengan yang lain di sebut sinsitium.
83
BIOLOGI UA
Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada
tinggi rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada
hewan invertebrata alat pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan
secara fagositosis dan secara intrasel, sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah
memiliki alat pencernaan yang sempurna yang dilakukan secara ekstrasel.
1. Sistem Pencernaan Pada Hewan Invertebrata
Sistem pencernaan pada hewan invertebrata umumnya dilakukan secara intrasel,
seperti pada protozoa, porifera, dan Coelenterata. Pencernaan dilakukan dalam alat
khusus berupa vakuola makanan, sel koanosit dan rongga gastrovaskuler.
Selanjutnya, pada cacing parasit seperti pada cacing pita, alat pencernaannya belum
sempurna dan tidak memiliki mulut dan anus. pencernaan dilakukan dengan cara
absorbs langsung melalui kulit.
a. Sistem Pencernaan Makanan Pada Cacing Tanah : Sistem pencernaan makanan
pada cacing tanah sudah sempurna. Cacing tanah memiliki alat-alat pencernaan
mulai dari mulut, kerongkongan, lambung, usus, dan anus. Proses pencernaan
dibantu oleh enzim enzim pencernaan. Makanan cacing tanah berupa daundaunan serta sampah organik yang sudah lapuk. Cacing tanah dapat mencerna
senyawa organik tersebut menjadi molekul yang sederhana yang dapat diserap
oleh tubuhnya. Sisa pencernaan makanan dikeluarkan melalui anus.
b. Sistem Pencernaan Pada Serangga : Sebagaimana pada cacing tanah, serangga
memiliki sistem pencernaan makanan yang sudah sempurna, mulai dari mulut,
kerongkongan, lambung, usus sampai anus.Pencernaan pada serangga dilakukan
secara ekstrasel.
2. Sistem Pencernaan Pada Hewan vertebrata
Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria).
a. Sistem Pencernaan Pada Ikan
Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam
rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah
dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan
84
BIOLOGI UA
lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan masuk
ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang. Esofagus
berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui
makanan lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke
lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus.
Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu untuk memperluas bidang
penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa pipa
panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus. Kelenjar
pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang
berukuran besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan
dan mengelilingi usus, bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri,
serta bagian yang menuju ke arah punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang
disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu proses pencernaan lemak.
Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah kanan hati,
dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk
menyimpan empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan
organ yang berukuran mikroskopik sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara
lain menghasilkan enzim enzim pencernaan dan hormon insulin.
b. Sistem Pencernaan Pada Amfibi
Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran
pencernaan dan kelenjar pencernaan. salah satu binatang amphibi adalah katak.
Makanan katak berupa hewan-hewan kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran
pencernaan pada katak meliputi: (1) rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut
untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap mangsa, (2) esofagus; berupa
saluran pendek, (3) ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi
makanan menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat
masuknya esofagus dan lubang keluar menuju usus, (4) intestinum (usus): dapat
dibedakan atas usus halus dan usus tebal, (5) Usus halus meliputi: duodenum.
jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya. Usus tebal berakhir pada
rektum dan menuju kloaka, dan (6) kloaka: merupakan muara bersama antara saluran
pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan urine. Kelenjar pencernaan pada
amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan, terdiri atas
85
BIOLOGI UA
lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan
empedu yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas
berwarna kekuningan, melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum).
pankreas berfungsi menghasilkan enzim dan hormon yang bermuara pada duodenum.
c. Sistem Pencernaan Pada Reptil
Sebagaimana pada ikan dan amfibi, sistem pencernaan makanan pada reptil meliputi
saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Reptil umumnya karnivora (pemakan
daging). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada reptil meliputi: (1) rongga
mulut: bagian rongga mulut disokong oleh rahang atas dan bawah, masing-masing
memiliki deretan gigi yang berbentuk kerucut, gigi menempel pada gusi dan sedikit
melengkung ke arah rongga mulut. Pada rongga mulut juga terdapat lidah yang
melekat
pada tulang
bercabang dua,
(2)
esofagus
(kerongkongan), (3) ventrikulus(lambung), (4) intestinum: terdiri atas usus halus dan
usus tebal yang bermuara pada anus. Kelenjar pencernaan pada reptil meliputi hati,
kantung empedu, dan pankreas. Hati pada reptilia memiliki dua lobus (gelambir dan
berwarna
Kemerahan). Kantung empedu terletak pada tepi sebelah kanan hati. Pankreas berada
di antara lambung dan duodenum, berbentuk pipih kekuning-kuningan.
d. Sistem Pencernaan Pada Burung
Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buahbuahan. Saluran pencernaan pada burung terdiri atas: (1) paruh: merupakan
modifikasi dari gigi, (2) rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan
penghubung antara rongga mulut dan tanduk, (3) faring: berupa saluran pendek,
esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada bagian ini disebut tembolok, berperan
sebagai tempat penyimpanan makanan yang dapat diisi dengan cepat, (4) lambung
terdiri atas: Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan enzim
pencernaan, dinding ototnya tipis, Ventrikulus (lambung pengunyah/empedal):
ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian terdapat kerikil dan pasir
yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk membantu pencernaan dan
disebut sebagai hens teeth, (6) intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal
yang bermuara pada kloaka. Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum
86
BIOLOGI UA
dan ileum. Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan
pankreas. Pada burung merpati tidak terdapat kantung empedu.
e. Sistem Pencernaan pada Hewan Mamah Biak (Ruminansia)
Hewan-hewan herbivora (pemakan rumput) seperti domba, sapi, kerbau disebut
sebagai hewan memamah biak (ruminansia). Sistem pencernaan makanan pada
hewan ini lebih panjang dan kompleks. Makanan hewan ini banyak mengandung
selulosa yang sulit dicerna oleh hewan pada umumnya sehingga sistem
pencernaannya berbeda dengan sistem pencernaan hewan lain.
Perbedaan sistem pencernaan makanan pada hewan ruminansia, tampak pada
struktur gigi, yaitu terdapat geraham belakang (molar) yang besar, berfungsi untuk
mengunyah rerumputan yang sulit dicerna. Di samping itu, pada hewan ruminansia
terdapat modifikasi lambung yang dibedakan menjadi 4 bagian, yaitu: rumen (perut
besar), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab), dan abomasum (perut masam).
Dengan ukuran yang bervariasi sesuai dengan umur dan makanan alamiahnya.
Kapasitas rumen 80%, retlkulum 5%, omasum 7-8%, dan abomasums 78/o.Pembagian ini terlihat dari bentuk gentingan pada saat otot spingter
berkontraksi. Abomasum merupakan lambung yang sesungguhnya pada hewan
ruminansia.
Hewan herbivora, seperti kuda, kelinci, dan marmut tidak mempunyai
struktur lambung seperti halnya pada sapi untuk fermentasi selulosa. Proses
fermentasi atau pembusukan yang dilakukan oleh bakteri terjadi pada sekum yang
banvak mengandung bakteri. proses fermentasi pada sekum tidak seefektif
fermentasi yang terjadi dilambung. Akibatnya kotoran kuda, kelinci, dan marmut
lebih kasar karena pencernaan selulosa hanya terjadi satu kali, yaitu pada sekum.
Sedangkan pada sapi, proses pencernaan terjadi dua kali, yaitu pada lambung dan
sekum keduanya dilakukan oleh bakteri dan protozoa tertentu. Adanya bakteri
selulotik pada lambung hewan memamah biak merupakan bentuk simbiosis
mutualisme yang dapat menghasilkan vitamin B serta asam amino. Di samping itu,
bakteri ini dapat, menghasilkan gas metan (CH4), sehingga dapat dipakai dalam
pembuatan biogas sebagai sumber energi altematif.
87
BIOLOGI UA
Sistem respirasi adalah sistem yang terdiri atas organ-organ respirasi yang bekerja
untuk menyelenggarakan pensuplaian oksigen ke dalam tubuh dan mengeluarkan
karbondioksida ke luar tubuh. Tujuan akhir dari respirasi adalah menyediakan
oksigen bagi sel-sel yang membutuhkan dan membuang atau mengeluarkan
karbondioksida dari sel ke lingkungannya. Oksigen yang dibutuhkan sel pada
dasarnya berguna untuk memproduksi ATP melalui rangkaian reaksi biokimia yang
kompleks.
Untuk berespirasi, hewan memerlukan organ atau alat-alat respirasi. Alat
respirasi adalah alat atau bagian tubuh tempat 02 dapat berdifusi masuk dan
sebaliknya C02 dapat berdifusi keluar. Alat respirasi pada hewan bervariasi antara
hewan yang satu dengan hewan yang lain, ada yang berupa paru-paru, insang, kulit,
trakea, dan paruparu buku, bahkan ada beberapa organisme yang belum mempunyai
alat khusus sehingga oksigen berdifusi langsung dari lingkungan ke dalam tubuh,
contohnya pada hewan bersel satu, porifera, dan coelenterata. Pada ketiga hewan ini
oksigen berdifusi dari lingkungan melalui rongga tubuh.
88
BIOLOGI UA
organ
yang
menyerupai
rambut
pada
permukaan
ventral.
Selama
89
BIOLOGI UA
berfungsi menyerap udara dari air, atau pengambilan udara melalui cabang-cabang
halus serupa insang. Selanjutnya dari cabang halus ini oksigen diedarkan melalui
pembuluh trakea.
90
BIOLOGI UA
disebut operkulum,sedangkan insang pada ikan bertulang rawan tidak ditutupi oleh
operkulum.
Alat Pernafasan Pada Katak
Pada katak, oksigen berdifusi lewat selaput rongga mulut, kulit, dan paru-paru.
Kecuali pada fase berudu bernapas dengan insang karena hidupnya di air. Selaput
rongga mulut dapat berfungsi sebagai alat pernapasan karma tipis dan banyak
terdapat kapiler yang bermuara di tempat itu. Pada saat terjadi gerakan rongga mulut
dan faring, Iubang hidung terbuka dan glotis tertutup sehingga udara berada di
rongga mulut dan berdifusi masuk melalui selaput rongga mulut yang tipis. Selain
bernapas dengan selaput rongga mulut, katak bernapas pula dengan kulit, ini
dimungkinkan karma kulitnya selalu dalam keadaan basah dan mengandung banyak
kapiler sehingga gas pernapasan mudah berdifusi. Oksigen yang masuk lewat kulit
akan melewati vena kulit (vena kutanea) kemudian dibawa ke jantung untuk
diedarkan ke seluruh tubuh. Sebaliknya karbon dioksida dari jaringan akan di bawa
ke jantung, dari jantung dipompa ke kulit dan paru-paru lewat arteri kulit pareparu (arteri pulmo kutanea).demikian pertukaran oksigen dan karbon dioksida dapat
terjadi di kulit.
Selain bernapas dengan selaput rongga mulut dan kulit, katak bernapas juga
dengan paruparu walaupun paru-parunya belum sebaik paru-paru mamalia. Katak
mempunyai sepasang paru-paru yang berbentuk gelembung tempat bermuaranya
kapiler darah. Permukaan paru-paru diperbesar oleh adanya bentuk- bentuk seperti
kantung sehingga gas pernapasan dapat berdifusi. Paru-paru dengan rongga mulut
dihubungkan oleh bronkus yang pendek.
91
BIOLOGI UA
Dalam paru-paru terjadi mekanisme inspirasi dan ekspirasi yang keduanya terjadi
saat mulut tertutup. Fase inspirasi adalah saat udara (kaya oksigen) yang masuk lewat
selaput rongga mulut dan kulit berdifusi pada gelembung-gelembung di paru-paru.
Mekanisme inspirasi adalah sebagai berikut. Otot Sternohioideusberkonstraksi
sehingga rongga mulut membesar, akibatnya oksigen masuk melalui koane.
Setelah itu koane menutup dan otot rahang bawah dan otot geniohioideus
berkontraksi sehingga rongga mulut mengecil. Mengecilnya rongga mulut
mendorong oksigen masuk ke paru-paru lewat celah-celah. Dalam paru-paru terjadi
pertukaran gas, oksigen diikat oleh darah yang berada dalam kapiler dinding paruparu dan sebaliknya, karbon dioksida dilepaskan ke lingkungan. Mekanisme
ekspirasi adalah sebagai berikut. Otot-otot perut dan sternohioideus berkontraksi
sehingga udara dalam paru-paru tertekan keluar dan masuk ke dalam rongga mulut.
Celah tekak menutup dan sebaliknya koane membuka. Bersamaan dengan itu, otot
rahang bawah berkontraksi yang juga diikuti dengan berkontraksinya geniohioideus
sehingga rongga mulut mengecil. Dengan mengecilnya rongga mulut maka udara
yang kaya karbon dioksida keluar.
Alat Pernapasan pada Reptilia
Paru-paru reptilia berada dalam rongga dada dan dilindungi oleh tulang rusuk. Paruparu reptilia lebih sederhana, hanya dengan beberapa lipatan dinding yang berfungsi
memperbesar permukaan pertukaran gas. Pada reptilia pertukaran gas tidak efektif.
Pada kadal, kura-kura, dan buaya paru-paru lebih kompleks, dengan beberapa
belahanbelahan yang membuat paru-parunya bertekstur seperti spon. Paru-paru pada
beberapa jenis kadal misalnya bunglon Afrika mempunyai pundi-pundi hawa
cadangan yang memungkinkan hewan tersebut melayang di udara.
Alat Pernapasan pada Burung
Pada burung, tempat berdifusinya gas pernapasan hanya terjadi di paru-paru. Paruparu burung berjumlah sepasang dan terletak dalam rongga dada yang dilindungi
oleh tulang rusuk. Jalur pernapasan pada burung berawal di lubang hidung. Pada
tempat ini, udara masuk kemudian diteruskan pada celah tekak yang terdapat pada
dasar faring yang menghubungkan trakea. Trakeanya panjang berupa pipa bertulang
rawan yang berbentuk cincin, dan bagian akhir trakea bercabang menjadi dua bagian,
yaitu bronkus kanan dan bronkus kiri. Dalam bronkus pada pangkal trakea
92
BIOLOGI UA
terdapat sirink yang pada bagian dalamnya terdapat lipatan-lipatan berupa selaput
yang dapat bergetar. Bergetarnya selaput itu menimbulkan suara. Bronkus bercabang
lagi menjadi mesobronkus yangmerupakan bronkus sekunder dan dapat dibedakan
menjadi ventrobronkus (di bagian ventral) dan dorsobronkus ( di bagian dorsal).
Ventrobronkus dihubungkan dengan dorsobronkus, oleh banyak parabronkus (100
atau lebih).
Masuknya udara yang kaya oksigen ke paru-paru (inspirasi) disebabkan
adanya kontraksi otot antartulang rusuk (interkostal) sehingga tulang rusuk bergerak
keluar dan tulang dada bergerak ke bawah. Atau dengan kata lain, burung mengisap
udara dengan cara memperbesar rongga dadanya sehingga tekanan udara di dalam
rongga dada menjadi kecil yang mengakibatkan masuknya udara luar. Udara luar
yang masuk sebagian kecil tinggal di paru-paru dan sebagian besar akan diteruskan
ke pundi- pundi hawa sebagai cadangan udara.
Udara pada pundi-pundi hawa dimanfaatkan hanya pada saat di udara (OZ) di
paru-paru berkurang, yakni saat burung sedang mengepakkan sayapnya. Saat sayap
mengepak atau diangkat ke atas maka kantung hawa di tulang korakoid terjepit
sehingga oksigen pada tempat itu masuk ke paru-paru. Sebaliknya, ekspirasi terjadi
apabila otot interkostal relaksasi maka tulang rusuk dan tulang dada kembali ke
posisi semula, sehingga rongga dada mengecil dan tekanan menjadi lebih besar dari
tekanan di udara luar akibatnya udara dari paru-paru yang kaya karbon dioksida
keluar. Bersamaan dengan mengecilnya rongga dada, udara dari kantung hawa
masuk ke paru-paru dan terjadi pelepasan oksigen dalam pembuluh kapiler di paruparu. Jadi, pelepasan oksigen di paru-paru dapat terjadi pada saat ekspirasi maupun
inspirasi.
Sistem Respirasi Mammalia
Pada dasarnya sistem respirasi pada mamalia sama dengan respirasi secara umum.
Organ-organ respirasinya pun juga hampir sama. Memiliki bagian saluran
pernapasan: rongga hidung, faring, laring, trakhea, bronkus, dan bronkiolus. Bagian
pernapasan: bronkioli respiratori, dukti alveoli, dan alveoli. Organ perapasan utama
adalah paru-paru. Paru-paru mamalia berongga-rongga dan umumnya terbagi
menjadi lobus-lobus. Kebanyakan dua lobus sebelah kiri dan tiga lobus sebelah
kanan. Ada juga mamalia yang paru-parunya yang tidak terbagi dalam lobus-lobus,
93
BIOLOGI UA
misalnya pada ikan paus, duyung, gajah, kuda, dan beberapa kelelawar. Pada
monotremata dan tikus, hanya paru-paru kanan yang terbagi dalam lobus-lobus.
Sebelah luar paru-paru dilapisi oleh selaput pleura. Rongga hidung dipisahkan oleh
suatu sekat yang disebut septum basal, menjadi bagian kiri dan kanan. Dengan udara
luar dihubungkan oleh lubang hidung luar (nares eksternal), dengan faring
dihubungkan oleh lubang hidung dalam (nares internal/khoane). Faring merupakan
persimpangan antara saluran napas dan salura makanan. Lobus merupakan suatu
rongga yang terletak di belakang faring. Trakhea diperkuat oleh cincin tulang rawan
hialin dan fibrosa. Bronkus yang dibedakan menjadi dua, yaitu bronkus
ekstrapulmonalis dan bronkus intrapulmonalis. Bronkiolus merupakan cabang dari
bronkus intrapulmonalis. Pada proses pernafasan, udara masuk melalui rongga
hidung menuju ke trachea untuk selanjutnya mencapai bronchus, bronchiolus dan
masuk kedalam alveolus. Di alveolus terjadi pertukaran gas oksigen dan
karbondioksida dengan kapiler-kapiler darah.
94
BIOLOGI UA
Sistem sirkulasi adalah sistem yang bertugas mengedarkan oksigen dan sari makanan
keseluruh tubuh hewan. Mekanise sirkulasi berbeda antar tingkatan taksa seperti
yang akan dipaparkan berikut ini.
Sistem sirkulasi pada hewan dibedakan menjadi 3, yaitu :
1) Sistem difusi : terjadi pada avertebrata rendah seperti paramecium, amoeba
maupun hydra belum mempunyai sistem sirkulasi berupa jantung dengan
salurannya yang merupakan jalan untuk peredaran makanan. Makanan
umumnya beredar keseluruh tubuh karena adanya aliran protoplasma.
2) Sistem peredaran darah terbuka : jika dalam peredaran-nya darah tidak selalu
berada di dalam pembuluh. Misal : Arthropoda
3) Sistem peredaran darah tertutup : jika dalam peredaran-nya darah selalu
berada di dalam pembuluh. Misal : Annelida, Mollusca, Vertebrata.
95
BIOLOGI UA
96
BIOLOGI UA
4. Aves : Jantung aves terbagi menjadi 4 ruang, yaitu 2 atrium (1 atrium dekster dan
1 atrium sinister); 2 ventrikel (kiri dan kanan). Sekat di antara ventrikel kiri dan
ventrikel kanan sempurna sehingga tidak terjadi percampuran darah yang kaya O2
dan yang miskin O2 .
5. Mamalia : Jantung mamlia terbagi menjadi 4 ruang, yaitu 2 atrium (kiri dan
kanan) dan 2 ventrikel (kiri dan kanan). Sekat di antara ventrikel kiri dan ventrikel
kanan sempurna sehingga tidak terjadi percampuran darah yang kaya O2 dan yang
miskin O2 . Peredaran darah reptilia merupakan peredaran darah ganda.
Komponen darah :
1. Sel-sel darah (bagian padat)
a. Eritrosit (sel darah merah)
b. Leukosit (leukosit)
c. Trombosit (sel darah pembeku)
2. Plasma darah (cairan darah)
a. Protein
b. Sari-sari makanan
c. Garam mineral
d. Zat hasil produksi sel
e. Zat hasil sisa metabolisme
97
BIOLOGI UA
f. Gas-gas pelepasan
Ventrikel (bilik) Ventrikel mempunyai otot lebih tebal dari atrium, dan
ventrikel kiri lebih tebal daripada ventrikel kanan, karena berfungsi
memompakan darah keluar jantung.
Antara ventrikel kanan dan ventrikel kiri terdapat katup valvula trikuspidalis. Saat
ventrikel berkontraksi, darah dari ventrikel kiri yang kaya O2 dipompakan menuju
aorta. Sedangkan darah dari ventrikel kanan yang kaya CO2 dipompakan melalui
arteri paru-paru (arteri pulmonalis). Bila ventrikel mengendur (relaksasi) maka
jantung akan menerima darah vari vena cava superior, dan vena cava inferior yang
kaya CO2 masuk ke dalam atrium kanan. Sedangkan darah dari pembuluh balik
paru-paru (vena pulmonalis) yang kaya O2 masuk ke atrium kiri. Pada jantung yang
mengempis (kontraksi) maka tekanan jantung menjadi maksimum disebut sistole.
Keadaan jantung yang relaksasi (mengendur) maksimum, maka tekanan ruang
jantung menjadi minimum disebut diastole.
Pembuluh darah
Pembuluh darah hewan terdiri atas :
-
Pembuluh nadi (arteri) : pembuluh darah yang membawa darah dari jantung.
98
BIOLOGI UA
99
BIOLOGI UA
sebagai sistem pencernaan. Corong (nefrostom) akan berlanjut pada saluran yang
berliku-liku pada segmen berikutnya. Bagian akhir dari saluran yang berliku-liku ini
akan membesar seperti gelembung. Kemudian gelembung ini akan bermuara ke
bagian luar tubuh melalui pori yang merupakan lubang (corong) yang kedua, disebut
nefridiofor. Cairan tubuh ditarik ke corong nefrostom masuk ke nefridium oleh
gerakan silia dan otot. Saat cairan tubuh mengalir lewat celah panjang nefridium,
bahan-bahan yang berguna seperti air, molekul makanan, dan ion akan diambil oleh
sel-sel tertentu dari tabung. Bahan-bahan ini lalu menembus sekitar kapiler dan
disirkulasikan lagi. Sampah nitrogen dan sedikit air tersisa di nefridium dan kadang
diekskresikan keluar. Metanefridium berlaku seperti penyaring yang menggerakkan
sampah dan mengembalikan substansi yang berguna ke sistem sirkulasi.
Cairan dalam rongga tubuh cacing tanah mengandung substansi dan zat sisa.
Zat sisa ada dua bentuk, yaitu amonia dan zat lain yang kurang toksik, yaitu ureum.
Oleh karena cacing tanah hidup di dalam tanah dalam lingkungan yang lembab,
anelida mendifusikan sisa amonianya di dalam tanah tetapi ureum diekskresikan
lewat sistem ekskresi.
100
BIOLOGI UA
1. Ginjal
Fungsi utama ginjal adalah mengekskresikan zat-zat sisa metabolisme yang
mengandung nitrogen misalnya amonia. Amonia adalah hasil pemecahan protein dan
bermacam-macam garam, melalui proses deaminasi atau proses pembusukan
mikroba dalam usus. Selain itu, ginjal juga berfungsi mengeksresikan zat yang
jumlahnya berlebihan, misalnya vitamin yang larut dalam air; mempertahankan
cairan ekstraselular dengan jalan mengeluarkan air bila berlebihan; serta
mempertahankan keseimbangan asam dan basa. Sekresi dari ginjal berupa urin.
Bentuk ginjal seperti kacang merah, jumlahnya sepasang dan terletak di
dorsal kiri dan kanan tulang belakang di daerah pinggang. Berat ginjal diperkirakan
0,5% dari berat badan, dan panjangnya 10 cm. Setiap menit 20-25% darah
dipompa oleh jantung yang mengalir menuju ginjal.
Gambar Alat-alat ekskresi pada vertebrata yang berupa ginjal, kulit, paru-paru, dan
kelenjar keringat
Bagian korteks ginjal mengandung banyak sekali nefron, 100 juta sehingga
permukaan kapiler ginjal menjadi luas, akibatnya perembesan zat buangan menjadi
101
BIOLOGI UA
banyak. Setiap nefron terdiri atas badan Malphigi dan tubulus (saluran) yang
panjang. Pada badan Malphigi terdapat kapsul Bowman yang bentuknya seperti
mangkuk atau piala, berupa selaput sel pipih. Kapsul Bowman membungkus
glomerulus. Glomerulus berbentuk jalinan kapiler arterial. Tubulus pada badan
Malphigi adalah tubulus proksimal yang bergulung dekat kapsul Bowman yang pada
dinding sel terdapat banyak sekali mitokondria. Tubulus yang kedua adalah tubulus
distal.
Pada rongga ginjal bermuara pembuluh pengumpul. Rongga ginjal
dihubungkan oleh ureter (berupa saluran) ke kandung kencing (vesika urinaria) yang
berfungsi sebagai tempat penampungan sementara urin sebelum keluar tubuh. Dari
kandung kencing menuju luar tubuh urin melewati saluran yang disebut uretra. Di
dalam ginjal terjadi rangkaian proses filtrasi, reabsorbsi, dan augmentasi.
2. Paru-paru (Pulmo)
Fungsi utama paru-paru adalah sebagai alat pernapasan. Akan tetapi, karma
mengekskresikan zat sisa metabolisme maka dibahas pula dalam sistem ekskresi.
Karbon dioksida dan air hasil metabolisme di jaringan diangkut oleh darah lewat
vena untuk dibawa ke jantung, dan dari jantung akan dipompakan ke paru-paru untuk
berdifusi di alveolus. Selanjutnya, H2O dan CO2 dapat berdifusi atau dapat
dieksresikan di alveolus paru-paru karena pada alveolus bermuara banyak kapiler
yang mempunyai selaput tipis. Karbon dioksida dari jaringan sebagian besar (75%)
diangkut oleh plasma darah dalam bentuk senyawa HCO3, sedangkan sekitar 25%
lagi diikat oleh Hb yang membentuk karboksi hemoglobin (HbCO2).
3. Hati (Hepar)
Hati disebut juga sebagai alat ekskresi di samping berfungsi sebagai kelenjar dalam
sistem pencernaan. Hati menjadi bagian dari sistem ekskresi karena menghasilkan
empedu. Hati juga berfungsi merombak hemoglobin menjadi bilirubin dan biliverdin,
dan setelah mengalami oksidasi akan berubah jadi urobilin yang memberi warna
pada feses menjadi kekuningan. Demikian juga kreatinin hasil pemecahan protein,
pembuangannya diatur oleh hati kemudian diangkut oleh darah ke ginjal.
102
BIOLOGI UA
Jika saluran empedu tersumbat karena adanya endapan kolesterol maka cairan
empedu akan masuk dalam sistem peredaran darah sehingga cairan darah menjadi
lebih kuning. Penderitanya disebut mengalami sakit kuning.
4. Kulit (Cutis)
Kulit berfungsi sebagai organ ekskresi karma mengandung kelenjar keringat
(glandula sudorifera) yang mengeluarkan 5% sampai 10% dari seluruh sisa
metabolisme. Pusat pengatur suhu pada susunan saraf pusat akan mengatur aktifitas
kelenjar keringat dalam mengeluarkan keringat.
Keringat mengandung air, larutan garam, dan urea. Pengeluaran keringat
yang berlebihan bagi pekerja berat menimbulkan hilang
sehingga dapat
garam-garam mineral
103
BIOLOGI UA
104
BIOLOGI UA
tersebut dapat mencapai panjang 6 meter dan mengandung lebih dari 1000 proglotid,
dimana tiap proglotid merupakan individu yang dapat berdiri sendiri.
Beberapa spesies invertebrata yang tingkatannya lebih tinggi berkembang
biak dengan cara partenogenesis. Partenogenesis merupakan telur yang dihasilkan
oleh hewan betina yang berkembang menjadi individu baru tanpa dibuahi, contohnya
serangga. Pada beberapa kasus, partenogenesis merupakan satu-satunya cara yang
dapat dilakukan hewan tertentu untuk berkembang biak. Tetapi pada umumnya
hewan tersebut melakukan partogenesis pada waktu tertentu, seperti yang dilakukan
oleh Aphid (kutu daun) melakukan partenogenesis pada musim ketika banyak
terdapat sumber makanan di sekelilingnya. Reproduksi secara partenogenesis lebih
cepat daripada reproduksi secara seksual, hal ini memungkinkan jenis tersebut untuk
memanfaatkan sumber makanan yang tersedia dengan cepat.
Reproduksi Seksual
105
BIOLOGI UA
(terestrial), misalnya hewan dari kelompok reptil, aves dan mamalia. Setelah
fertilisasi internal, ada tiga cara perkembangan embrio dan kelahiran keturunannya,
yaitu dengan cara ovipar, vivipar dan ovovivipar.
1.
Ovipar (Bertelur)
Ovipar merupakan embrio yang berkembang dalam telur dan dilindungi oleh
cangkang. Embrio mendapat makanan dari cadangan makanan yang ada di
dalam telur. Telur dikeluarkan dari tubuh induk betina lalu dierami hingga
menetas menjadi anak. Ovipar terjadi pada burung dan beberapa jenis reptil.
2.
Vivipar (Beranak)
Vivipar merupakan embrio yang berkembang dan mendapatkan makanan dari
dalam uterus (rahim) induk betina. Setelah anak siap untuk dilahirkan, anak akan
dikeluarkan dari vagina induk betinanya. Contoh hewan vivipar adalah
kelompok mamalia (hewan yang menyusui), misalnya kelinci dan kucing.
3.
106
BIOLOGI UA
celah-celah batu. Telur-telur yang telah dibuahi tampak seperti bulatan-bulatan kecil
berwarna putih. Telur-telur ini akan menetas dalam waktu 24 40 jam. Anak ikan
yang baru menetas akan mendapat makanan pertamanya dari sisa kuning telurnya,
yang tampak seperti gumpalan di dalam perutnya yang masih jernih. Dari sedemikian
banyaknya anak ikan, hanya beberapa saja yang dapat bertahan hidup.
b.Reproduksi Amfibi
Kelompok amfibi, misalnya katak, merupakan jenis hewan ovipar. Katak jantan dan
katak betina tidak memiliki alat kelamin luar. Pembuahan katak terjadi di luar tubuh.
Pada saat kawin, katak jantan dan katak betina akan melakukan ampleksus, yaitu
katak jantan akan menempel pada punggung katak betina dan menekan perut katak
betina. Kemudian katak betina akan mengeluarkan ovum ke dalam air. Setiap ovum
yang dikeluarkan diselaputi oleh selaput telur (membran vitelin). Sebelumnya, ovum
katak yang telah matang dan berjumlah sepasang ditampung oleh suatu corong.
Perjalanan ovum dilanjutkan melalui oviduk. Dekat pangkal oviduk pada katak
betina dewasa, terdapat saluran yang menggembung yang disebut kantung telur
(uterus). Oviduk katak betina terpisah dengan ureter. Oviduk nya berkelok-kelok dan
bermuara di kloaka. Segera setelah katak betina mengeluarkan ovum, katak jantan
juga akan menyusul mengeluarkan sperma. Sperma dihasilkan oleh testis yang
berjumlah sepasang dan disalurkan ke dalam vas deferens. Vas deferens katak jantan
bersatu dengan ureter. Dari vas deferens sperma lalu bermura di kloaka. Setelah
terjadi fertilisasi eksternal, ovum akan diselimuti cairan kental sehingga kelompok
telur tersebut berbentuk gumpalan telur. Gumpalan telur yang telah dibuahi
kemudian berkembang menjadi berudu. Berudu awal yang keluar dari gumpalan telur
bernapas dengan insang dan melekat pada tumbuhan air dengan alat hisap.
Makanannya berupa fitoplankton sehingga berudu tahap awal merupakan herbivora.
Berudu awal kemudian berkembang dari herbivora menjadi karnivora atau
insektivora (pemakan serangga). Bersamaan dengan itu mulai terbentuk lubang
hidung dan paru-paru, serta celah-celah insang mulai tertutup. Selanjutnya celah
insang digantikan dengan anggota gerak depan. Setelah 3 bulan sejak terjadi
fertilisasi, mulailah terjadi metamorfosis. Anggota gerak depan menjadi sempurna.
Anak katak mulai berani mucul ke permukaan air, sehingga paru-parunya mulai
berfungsi. Pada saat itu, anak katak bernapas dengan dua organ, yaitu insang dan
107
BIOLOGI UA
paru-paru. Kelak fungsi insang berkurang dan menghilang, sedangkan ekor makin
memendek hingga akhirnya lenyap. Pada saat itulah metamorfosis katak selesai.
c. Reproduksi Reptil
Kelompok reptil seperti kadal, ular dan kura-kura merupakan hewan-hewan yang
fertilisasinya terjadi di dalam tubuh (fertilisasi internal). Umumnya reptil bersifat
ovipar, namun ada juga reptil yang bersifat ovovivipar, seperti ular garter dan kadal.
Telur ular garter atau kadal akan menetas di dalam tubuh induk betinanya. Namun
makanannya diperoleh dari cadangan makanan yang ada dalam telur. Reptil betina
menghasilkan ovum di dalam ovarium. Ovum kemudian bergerak di sepanjang
oviduk menuju kloaka. Reptil jantan menghasilkan sperma di dalam testis. Sperma
bergerak di sepanjang saluran yang langsung berhubungan dengan testis, yaitu
epididimis. Dari epididimis sperma bergerak menuju vas deferens dan berakhir di
hemipenis. Hemipenis merupakan dua penis yang dihubungkan oleh satu testis yang
dapat dibolak-balik seperti jari-jari pada sarung tangan karet. Pada saat kelompok
hewan reptil mengadakan kopulasi, hanya satu hemipenis saja yang dimasukkan ke
dalam saluran kelamin betina. Ovum reptil betina yang telah dibuahi sperma akan
melalui oviduk dan pada saat melalui oviduk, ovum yang telah dibuahi akan
dikelilingi oleh cangkang yang tahan air. Hal ini akan mengatasi persoalan setelah
telur diletakkan dalam lingkungan basah. Pada kebanyakan jenis reptil, telur ditanam
dalam tempat yang hangat dan ditinggalkan oleh induknya. Dalam telur terdapat
persediaan kuning telur yang berlimpah. Hewan reptil seperti kadal, iguana laut,
beberapa ular dan kura-kura serta berbagai jenis buaya melewatkan sebagian besar
hidupnya di dalam air. Namun mereka akan kembali ke daratan ketika meletakkan
telurnya.
d.Reproduksi Burung (Aves)
Kelompok burung merupakan hewan ovipar. Walaupun kelompok buruk tidak
memiliki alat kelamin luar, fertilisasi tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan
dengan cara saling menempelkan kloaka. Pada burung betina hanya ada satu
ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak tumbuh sempurna dan tetap kecil
yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh suatu corong penerima ovum yang
dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar menjadi uterus yang bermuara
pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang testis yang berhimpit dengan
108
BIOLOGI UA
ureter dan bermuara di kloaka. Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk
pada saat sperma masuk ke dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak
mendekati kloaka. Saat perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah
dibuahi sperma akan dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur. Telur dapat
menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan membantu
pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan memecah
kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas masih
tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan
dalam sarang.
e. Reproduksi Mamalia (Mammalia)
Semua jenis mamalia, misalnya sapi, kambing dan marmut merupakan hewan vivipar
(kecuali Platypus). Mamalia jantan dan betina memiliki alat kelamin luar, sehingga
pembuahannya bersifat internal. Sebelum terjadi pembuahan internal, mamalia jantan
mengawini mamalia betina dengan cara memasukkan alat kelamin jantan (penis) ke
dalam liang alat kelamin betina (vagina). Ovarium menghasilkan ovum yang
kemudian bergerak di sepanjang oviduk menuju uterus. Setelah uterus, terdapat
serviks (liang rahim) yang berakhir pada vagina. Testis berisi sperma, berjumlah
sepasang dan terletak dalam skrotum. Sperma yang dihasilkan testis disalurkan
melalui vas deferens yang bersatu dengan ureter. Pada pangkal ureter juga bermuara
saluran prostat dari kelenjar prostat. Kelenjar prostat menghasilkan cairan yang
merupakan media tempat hidup sperma.
Sperma yang telah masuk ke dalam serviks akan bergerak menuju uterus dan oviduk
untuk mencari ovum. Ovum yang telah dibuahi sperma akan membentuk zigot yang
selanjutnya akan menempel pada dinding uterus. Zigot akan berkembang menjadi
embrio dan fetus. Selama proses pertumbuhan dan perkembangan zigot menjadi
fetus, zigot membutuhkan banyak zat makanan dan oksigen yang diperoleh dari
uterus induk dengan perantara plasenta (ari-ari) dan tali pusar.
109
BIOLOGI UA
2.
3.
4.
5.
Sistem koordinasi ini terdiri atas sistem saraf dan sistem hormon (endokrin).
A. Sistem Saraf Invertebrata
(1). Sistem saraf pada Protozoa
Protoza misalnya amoeba tidak mempunyai susunan saraf tetapi mempunyai
kepekaan terhadap rangsang dari luar dan mampu menanggapi rangsang tersebut,
misalnya rangsangan yang berupa cahaya dan sentuhan. Jika rangsanganya kuat,
protozoa menjauh,sebaliknya jika rangsang itu lemah akan mendekat. Pada
paramecium terdapat fibril yang peka terhadap suhu dan sinar, serta berfungsi untuk
mengatur gerakan silianya.
(2). Sistem saraf pada Coelenterata
Hydra memiliki sistem saraf difus. Disebut sistem saraf difus karena sel-sel saraf
masih tersebar dan saling berhubungan satu sama lain menyerupai jala maka juga
disebut saraf jala (jaring saraf).
(3). Sistem saraf pada Echinodermata
Pada bintang laut memiliki sistem saraf sirkuler yang terdiri dari cincin saraf yang
melingkari kerongkongan dengan cabang-cabangnya menuju ke setiap lengan.
(4). Sistem saraf pada Serangga
Pada belalang terlihat susunan saraf tangga tali dari simpul saraf yang disebut
ganglia (jamak dari ganglion). Ganglion merupakan pusat peogolah rangsang. Ada 3
macam ganglion :
a. Ganglion kepala, menerima urat saraf yang berasal dari mata dan antena.
110
BIOLOGI UA
111
BIOLOGI UA
a. Otak depan
Tumbuh menjadi otak besar dan lobus olfaktorius.
Otak besar untuk belajar dan gerakan yang disadari.
Lobus olfaktorius berfungsi sebagai lobus pembau.
b. Otak tengah, berfungsi sebagai lobus penglihatan.
c. Otak belakang
Atap otak belakang menebal membentuk otak kecil (cerebellum) yang
berfungsi untuk keseimbangan dan koordinasi gerakan.
Dasar otak belakang membentuk sumsum penghubung (medula oblongata)
sebagai pusat pengatur denyut jantung, pembuluh darah dan gerakan
pernapasan.
(1). Sistem saraf pada ikan
Otak besar dan otak tengah berhubungan dengan saraf penglihatan. Kedua
otak ini tidak berkembang dengan baik.
Otak kecil merupakan tempat saraf keseimbangan dan gurat sisi. Otak kecil
berkembang dengan baik.
Bagian otak yang berkembang dengan baik adalah otak tengah sebagai pusat
penglihatan.
Otak besar berhubungan dengan indra pencium dan otak kecil hanya
merupakan lengkung mendatar yang menuju ke sumsum lanjutan yang tidak
berkembang dengan baik.
Otak burung telah berkembang cukup baik. Otak besar dan otak kecilnya
berukuran relatif besar. Permukaan otak besar tidak berlipat.
112
BIOLOGI UA
113
BIOLOGI UA
(tetanus).
Kelebihan
parathormon
menyebabkan
tulang
rapuh
(osteomalasi).
(4). Kelenjar timus
Merupakan kelenjar penimbun hormon somatotropin atau hormon pertumbuhan yang
hanya berfungsi pada masa pertumbuhan.
(5). Kelenjar pankreas/langerhans
Terletak di dalam pankreas, menghasilkan hormon insulin. Fungsi hormon insulin
adalah mengatur kadar glukosa dalam darah dengan memfasilitasi proses perubahan
glukosa (gula darah) menjadi glikogen (gula otot), yang selanjutnya akan disimpan di
dalam hati atau otot. Kekurangan hormon insulin menyebabkan proses perubahan
glukosa menjadi glikogen akan menurun, sehingga tidak semua kelebihan glukosa
dapat disimpan. Akibatnya kadar glukosa dalam darah menjadi tinggi, sehingga
menimbulkan penyakit kencing manis (diabetes mellitus).
(6). Kelenjar anak ginjal/andrenalis/suprarenalis
Terletak di permukaan atas sepasang ginjal. Dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu :
a.Bagian kulit (korteks) menghasilkan hormon kortison. Kekurangan hormon ini
menimbulkan gejala penyakit "addison"(kulit menjadi merah).
b. Bagian dalam (medula) menghasilkan hormon adrenalin yang berfungsi
meningkatkan kadar glukosa dalam darah, memperlebar saluran nafas, mempercepat
denyut jantung, menyebabkan lebih banyak darah dikirim ke otak dan otot, terjadinya
pelebaran pupil, dan menegakkan rambut di seluruh tubuh.
(7). Testis
Menghasilkan hormon testosteron yang berfungsi mempengaruhi tanda-tanda
kelamin sekunder misalnya tumbuhnya kumis dan cambang, pelebaran bahu,
membesarnya suara pada dan pematangan spermatozoa.
(8). Ovarium
114
BIOLOGI UA
115
BIOLOGI UA
Keanekaragaman sifat dan ciri yang dimiliki suatu makhluk hidup sesungguhnya
menggambarkan keanekaragaman potensi dan manfaat yang dapat digali. Bila data
dan informasi ilmiah mengenai sumber daya hayati belum sepenuhnya dapat
diungkap maka kepunahan suatu makhluk hidup sama artinya dengan kehilangan
kesempatan untuk memanfaatkan potensi yang dimiliki makhluk hidup tersebut.
Seperangkat gen yang ikut hilang bersama peristiwa kepunahan itu mungkin
memiliki potensi dan manfaat yang tidak akan dijumpai lagi pada makhluk hidup
yang lain.
Kehidupan manusia sangat bergantung kepada sumber daya hayati sebagai
sumber bahan pangan, sandang, papan dan bahan penunjang pengembangan
industri.
kebutuhan manusia
mendorong upaya pemanfaatan sumber daya hayati secara terus menerus, oleh
karena itu kekayaan tersebut harus diamankan. Dalam pengamanannya dituntut
perubahan sikap dari defensif yaitu melindungi alam dari pengaruh pembangunan
menjadi upaya ofensif untuk memenuhi kebutuhan akan sumber daya hayati
sekaligus mempertahankannya untuk kehidupan di masa yang akan dating.
Pengelolaan sumber daya hayati termasuk sumber daya genetika yang ada
didalamnya menjadi tanggung jawab yang berat terutama bagi pengambil
keputusan, lembaga riset, perguruan tinggi maupun para intelektual. Dalam
kegiatan ini masyarakat perlu dilibatkan agar mereka menyadari ketergantungan
hidupnya kepada kekayaan biota tersebut. Dengan mengetahui potensi dan
manfaatnya diharapkan penghargaan terhadap sumber
daya
hayati dan
116
BIOLOGI UA
cukup fantastis, naik kurang lebih 160% dibandingkan jumlah penduduk pada tahun
1990. Keanekaragaman genetika merupakan bahan mentah terpenting untuk
mengembangkan bioteknologi modern terutama untuk perakitan tanaman transgenik
yang
dipandang
mampu
menyelesaikan
problematika
pangan. Sumber
daya genetika yang ada saat ini merupakan anugerah terakhir yang memberikan
harapan untuk mengubah nasib bangsa ini menuju kecukupan pangan, mengentaskan
kemiskinan sekaligus meningkatkan kesejahteraan.
Wilayah Indonesia merupakan tempat tinggal berbagai macam suku bangsa
dengan beranekaragam tradisi dan budaya, sehingga tidak mengherankan bila lebih
dari 6000 tumbuhan dari 28.000 jenis tumbuhan di dunia telah diketahui
potensinya dan dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan mereka seharihari. Dalam memenuhi kebutuhan pangan seperti karbohidrat, protein dan vitamin
telah dimanfaatkan tidak kurang dari 900 jenis tumbuhan. Indonesia juga dikenal
kaya dengan keanekaragaman jenis rotan, bambu, dan bahan baku obat-obatan.
Lebih dari 122 jenis bambu dari 1200 bambu di dunia ada di Indonesia, 56 jenis di
antaranya memiliki nilai ekonomi penting. Di Kabupaten Sorong misalnya,
dijumpai 16 jenis rotan, 15 jenis di antaranya dari marga Calamus dan 1 jenis dari
marga Korthalsia. Dari 15 jenis rotan marga Calamus, 8 jenis diantaranya belum
diidentifikasi.
anggota Piperaceae
sarmentosum dan P. cubeba yang secara morfologi sangat mirip tetapi dalam
pemanfaatannya sangat berbeda.
Dilihat dari jumlah jenis makhluk yang mendiami kawasan ini dunia
mengakui
Indonesia
sebagai
salah
satu
pusat
keanekaragaman
hayati.
117
BIOLOGI UA
liar. Sebagian besar kultivar pisang dari 500 kultivar pisang di dunia ada di
Indonesia.
Kondisi sumber daya genetika sangat dipengaruhi proses pembangunan.
Pembangunan di sektor pertanian seperti revolusi hijau di kawasan Asia telah
berhasil melipat gandakan produksi padi, namun keuntungann dari kebijakan ini
lebih banyak dikecap oleh orang-orang yang memiliki lahan, modal dan akses.
Sistem penanaman monokultur yang uniform lebih memberikan keuntungan bagi
produsen benih, pupuk dan pestisida. Dampak lain dari kebijakan ini adalah
terjadinya erosi genetik terutama kultivar lokal tradisional yang terpinggirkan
karena penanaman kultivar modern secara besar-besaran. Keadaan ini makin
buruk dengan kebijakan pemerintah untuk menfasilitasi eksploitasi dan ekstrasi
sumber daya hayati hutan melalui HPH (Hak pengusahaan hutan). Proses
penggundulan telah mengikis habis jutaan hektar lahan hutan. Kekayaan flora dan
fauna yang ada didalamnya ikut hilang untuk selamanya. Kerusakan hutan di
Indonesia kini diperkirakan mencapai 1,6 juta hektar per tahun.
Banyak sumber daya hayati khususnya sumber daya genetika Indonesia
yang semakin berkurang akibat eksploitasi yang berlebihan sehingga tidak
mengherankan bila kita memiliki daftar kepunahan tumbuhan yang terpanjang di
dunia. Populasi ramin menipis, kayu gaharu dan kayu cendana terancam
punah. Berkaitan dengan kekayaan keanekaragaman genetika tumbuhan asli
Indonesia kegiatan bioprospecting semakin meningkat, perlombaan pencarian
bahan obat baru semakin intensif dan diperkirakan akan menjadi bisnis yang sangat
menguntungkan melebihi bisnis dotcom. Modal dasar pencarian bahan obat baru
adalah sumber daya hayati dan genetika sehingga dengan kekayaan biota yang
tersisa, Indonesia masih mempunyai peluang memanfaatkannya dengan syarat
segera menghentikan semua bentuk ekstraksi sumber daya yang berlebihan melalui
kegiatan pengelolaan sumber daya genetika yang terencana dengan baik.
Peran Taksonomi
Erosi genetika pada jenis-jenis yang dieksploitasi tanpa dasar ilmiah memberikan
dampak yang memprihatinkan. Fragmentasi dan kerusakan habitat, pengurasan
populasi alaminya dan penanaman kultivar unggul yang terus menerus sehingga
118
BIOLOGI UA
menipis
dan
akan
berakhir
dengan
kepunahan
gen-gen
yang
berpotensi. Solusi yang paling realistis untuk menanggulangi erosi sumber daya
genetik yang terus terjadi adalah dengan melakukan konservasi genetika. Kegiatan
ini berupa pengelolaan koleksi dan pemeliharaan pusat-pusat sumber daya daya
genetik yang mewakili spektrum keanekaragaman genetik, termasuk didalamnya
koleksi kultivar lokal tradisional dan kerabat liarnya.
Pengelolaan sumber daya genetika tumbuhan meliputi upaya untuk
melestarikan, mengamankan sekaligus memanfaatkan keanekaragaman genetika
seoptimal mungkin sehingga berguna bagi generasi sekarang maupun yang akan
datang. Langkah-langkah operasioal dalam pengelolaan sumber daya genetika
yang lengkap, meliputi: 1) kegiatan eksplorasi, inventarisasi, dan identifikasi
sumber daya genetika, 2) melakukan koleksi secara ex situ dan in situ, 3)
pasporisasi dan dokumentasi, 4) evaluasi, karakterisasi, dan katalogisasi, 5)
pemanfaatan, seleksi, hibridisasi, dan perakitan varietas, 6) konservasi dan
rejuvinasi, serta 7) pertukaran materi, perlindungan, dan komersialisasi.
Dari kegiatan-kegiatan operasional di atas, pakar dan peminat taksonomi
dapat terlibat dan berperan langsung dalam kegiatan eksplorasi, inventarisasi,
identifikasi
sumber
daya
genetika,
pasporisasi,
dokumentasi,
evaluasi,
karakterisasi, dan katalogisasi. Ini bukan tugas yang mudah mengingat objek yang
dihadapi cukup besar meliputi sumber daya genetika yang terdapat dalam jutaan
hektar hutan yang akan dikonservasi. Aktivitas floristik yang dilakukan di wilayah
tropis seperti di Indonesia masih jauh dari selesai. Kita sedang berpacu dengan
ulah manusia yang menyebabkan kepunahan sumber daya genetika. Jutaan hektar
hutan punah akibat kegiatan illegal loging, pembukaan lahan baru dan
penambangan yang merupakan pemicu utama
kepunahan keanekaragaman
biota. Tidak lama lagi kita juga akan kehilangan sumber daya genetika yang
terdapat di pulau Nipah yang segera akan tenggelam akibat kegiatan penambangan
pasir laut.
Penyelesaian sensus keanekaragaman hayati seluruh wilayah Indonesia
tidak dapat ditunda lagi. Flora Melaesiana harus diselesaikan secara tuntas;
meskipun demikian bukan berarti bidang penelitian taksonomi lain harus
119
BIOLOGI UA
dan
hasilnya
terkesan
tidak
berdampak
langsung
pada
Misalnya
penelitian
RUT
(Riset
Unggulan
Terpadu)
untuk
genetika,
penelitian-penelitian
biosistematika
juga
perlu
digalakkan terutama untuk tumbuhan yang telah memiliki informasi flora cukup
lengkap seperti tumbuhan tinggi. Apabila tidak ingin dipandang sebelah mata oleh
pakar-pakar bidang lain, taksonomi mau tidak mau harus dapat menyelesaikan
penanganan keanekaragaman hayati dan genetikanya selaras dengan kemajuan
perkembangan ilmu dan teknologi. Teknologi yang telah ada harus dimanfaatkan.
Data dan informasi yang diperoleh dengan teknik-teknik konvensional tetap dan
pasti sangat berguna namun pakar taksonomi juga harus menyadari bahwa saat
ini informasi dan data molekular sangat dibutuhkan oleh pengguna khususnya para
pemulia
tanaman.
Evaluasi
dan
karakterisasi
yang
menghasilkan
data
120
BIOLOGI UA
121
BIOLOGI UA
Keanekaragaman makhluk hidup di dunia sangat bervariasi. Kira-kira satu juta jenis
hewan dan
lima ratus ribu jenis tumbuhan telah deskripsi, dan yang belum
Secara
keseluruhan sistematik memegang suatu posisi yang unik dan sangat diperlukan
dalam ilmu biologi. Klassifikasi membuat diversitas organisme dapat diterima pada
disiplin ilmu yang lain.
Prinsip dasar sistem Klasifikasi
Kesamaan ciri
Tingkatan taxon:
Domain
Kingdom
Filum (Fila)
Kelas
Ordo
122
BIOLOGI UA
Famili (Familia)
Genus (Genera)
Species
Ciri-ciri yang diperlukan untuk klasifikasi:
1.
2.
3.
Ciri lainnya
2.
Tidak ada 2 genera pada hewan mempunyai nama yang sama & spesies yang
sama.
3.
4.
5.
6.
Nama species harus kata tunggal, dimulai dengan huruf kecil (kata sifat yang
menerangkan genus), kecuali nama yang telah memakai huruf besar
7.
8.
9.
Nama famili dibentuk dari nama genus dengan penambahan idae dan subfamili
dengan inae
10. Jika ada nama genus atau species di usulkan berlaku hukum prioritas, yaitu nama
yang diusulkan dahulu, berhak di pakai
Klasifikasi Hewan
Klasifikasi tidak diberikan secara lengkap, hanya takson-takson yang cukup penting
diberikan. Untuk memudahkan mengingatnya dibelakang nama takson dicantumkan
arti kata asalnya, misalnya G berasal dari kata Greek (Yunani), L berasal dari kata
latin.
A. Subkingdom: Protozoa
1. Filum: Protozoa
123
BIOLOGI UA
(G.spora=benih,zoon=hewan).
Sebagai
parasit
dalam
daur
124
BIOLOGI UA
125
BIOLOGI UA
(G.Hexa=enam)atau
Insecta;(L.Insecta=dibagi-bagi).
Tubuh
terbagi tiga bagian : kepala, thorak, dan abdomen, tiga pasang kaki pada
thorak, ada mata facet dan tunggal dan kebanyakan bersayap. Contoh
Formica (semut)
3) Arachnida (G.Arachne =labah-labah). Bangsa labah-labah, pada bagian
abnomen terdapat alat untuk membuat benang sarang. Contoh : Nephila
maculata, labah-labah kuning, Argione undulate
4) Myriapoda, bangsa lipan, Tubuh terdiri dari kepala dan badan yang
bersegmen banyak, bentuk tubuh panjang. Contoh: Scolopendra, lipan besar,
Geophilus, kelemayar.
VIII. Filum Echinodermata (G.Echinos =duri;derma=kulit). Tubuh radial
simetri,rangka dalam dari kapur, permukaan tubuh berduri, hidup di laut.
Kelas-kelasnya:
1) Asteroidea (G.Astron=bintang). Contoh: Asterias, bintang laut merah.
2) Echinoidea (G.Echinos=duri). Contoh: a. Diadema,berduri panjang dan
tajam, b. Colobocentrotus, duri tidak tajam.
3) Holothuroidea,bangsa teripang. Contoh:a.Holothuria atra, teripang hitam.
4) Ophiuroidea, brittle star. Contoh :Ophiolepsis
5) Crinoidea, lili laut/bakung laut. Contoh; Asterias, Antedon
IX. Filum Chordata (G.Chorda=tali)
Tubuh bilateral simetris, saluran pencernaan lengkap, mempunyai korda pada bagian
medio-dorsal, kadang-kadang hanya pada tingkat embrio. Syaraf pusat dibagian
medio- dorsal.
Subfilum 1. Tunicata (G.Tunica=mantel penutup). Korda dan pusat syaraf
dibagian dorsal hanya pada tingkat larva, sedangkan dewasa mempunyai tunika.
Contoh:Ciona,hewan yang hidup dilaut
Subfilum 2. Cephalochordata (G.Cephalo = kepala). Kordata terentang hingga
kebagian kepala, bentuk seperti ikan. Contoh : Eranchiostoma, hewan ini lebih
dikenal dengan nama Amphioxus
126
BIOLOGI UA
tidak
127
BIOLOGI UA
23. GENETIKA
Genetika adalah ilmu yang mempelajari sifat-sifat keturunan (hereditas) serta segala
seluk-beluknya secara ilmiah. Orang yang dianggap sebagai "Bapak Genetika"
adalah Johan Gregor Mendel. Dalam genetika kita mengenal istilah gen dan
kromosom yang merupakan wujud fisik dari karakter-karakter yang ditransfer dari
generasi ke generasi.
Kromosom adalah suatu unit struktural seperti benang yang membawa gen
dan terdapat dalam inti sel. Sepasang kromosom adalah "homolog" sesamanya,
artinya mengandung lokus gen-gen yang bersesuaian yang disebut alel. Gen adalah
satuan informasi genetik pembawa sifat yang berupa urutan nukleotida pada DNA.
Lokus adalah lokasi yang diperuntukkan bagi gen dalam kromosom. Alel ganda
(multiple alleles) adalah adanya lebih dari satu alel pada lokus yang sama.
Secara morfologi, kromosom terdiri atas lengan kromosom, sentromer
(tempat melekatnya dua lengan kromosom) serta kinektokor (bagian sentromer yang
menghubungkan kromatid dengan gelendong mitotik).
lengan
hampir ke tengah
128
BIOLOGI UA
suatu protein histon sehingga termampatkan sedemikian rupa. Tiap unit DNA
(deoxyribonucleat acid) tersusun atas pasangan basa (purin dan pirimidin) yang
dihubungkan oleh ikatan hidrogen dan rangka utama berupa gula-fosfat. Struktur
DNA ini berupa double helix.
129
BIOLOGI UA
Setiap sifat organisme ditentukan oleh pasangan dari unit-unit faktor yang
berbeda (gen). Setiap individu memiliki dua unit faktor yang bersama-sama
mengendalikan ekspresi dari suatu sifat tertentu. Faktor tersebut
kemudian
130
BIOLOGI UA
131
BIOLOGI UA
secara bebas lebih-lebih bila gen-gen itu berdekatan lokusnya, maka akan
berkecenderungan untuk selalu memisah bersama-sama. Peristiwa ini disebut linkage
(pautan). Ada kalanya kromosom yang memisah tidak membawa seluruh gen yang
dimiliki tetapi hanya sebagian saja yang terbawa sedangkan sisanya dipenuhi oleh
kromosom pasangannya. Peristiwa ini disebut crossing-over (pindah silang).
Kejadian ini diteliti oleh morgan.
132
BIOLOGI UA
Albinisma (albino)
Gangguan mental
Diabetes mellitus
formula
kromosom (disebabkan
peristiwa
non-disjunction)
misalnya:
Supermale (47,XYY)
Terpaut kromosom X (resesif) misalnya buta warna (hijau dan merah) dan
hemofilia
133
BIOLOGI UA
untuk
134
BIOLOGI UA
24. EVOLUSI
PETA KONSEP:
1. Pengertian, arti penting dan sejarah pemikiran
Arti penting Evolusi dalam biologi
Sejarah pemikiran
2. Evolusi Fisika dan Kimia
Evolusi materi/ fisika
Pembentukan bahan organik
3. Evolusi Biologi
Ciri- ciri makhluk hidup
Beberapa teori asal mula makhluk hidup
Evolusi tumbuhan
Evolusi hewan
4. Bukti- bukti evolusi
Fosil
Perbandingan anatomi
Biokimia
Perbandingan embryologi
Organ vestigial
5. Mekanisme Evolusi
Seleksi alam
Variasi genetic ( mutasi, aliran gen )
perlahan atau berkembang perlahan. Saat ini istilah evolusi lebih di pahami sebagai
perubahan sesuatu yang bersifat permanen. Artinya perubahan tersebut tidak dapat
lagi dikembalikan kepada keadaan semula. Perubahan membutuhkan waktu, dan
waktunya sangat panjang.
Evolusi dapat terjadi pada mahkluk hidup ataupun benda mati. Sehingga
dapat dikatakan ada evolusi bintang, evolusi kimia, dan evolusi binatang serta
tumbuh-tumbuhan. Dari pengamatan para ahli yang mencoba menjawab pertanyaan pertanyaan tentang dari mana makhluk hidup berasal, dimana dan kapan makhluk
hidup muncul dipahami adanya aturan yang menjadi dasar bagi setiap perubahan.
Aturan tersebutlah yang biasa disebut
teori evolusi.
135
BIOLOGI UA
Sejarah pemikiran
Sesungguhnya pemikiran tentang evolusi dapat dirujuk dari perkembangan awal ilmu
pengetahuan dimasa Yunani Purba. Pemikiran Aristoteles tentang asal mula makhluk
hidup yang dikenal dengan teori abiogenesis dapat dikatakan awal pemikiran
evolusi. Dilanjutkan kemudian dengan para ilmuwan Muslim Ibn Rusyd, Ibnu Al
awwam dan lain lain pada Abad
Carl van Linne ( Linneaus) , Cuvier, dan Lamarck pada abad ke awal abad ke19
telah menyumbangkan pengetahuan yang berarti bagi perkembangan teori evolusi.
Perkembangan yang amat menonjol adalah ketika Darwin menerbitkan bukunya
yang berjudul OnThe Origin of Species by Means of Natural selection pada
tahun 1859 . Pemikiran Darwin tentang evolusi antara lain terbentuk setelah adanya
diskusi yang intensif dengan Alfred Russel Wallace.
136
BIOLOGI UA
Teori Darwin yang sering juga disebut teori Darwin-Wallace pada prinsipnya
menekankan
spesies. Dengan perkataan lain lingkungan amat berperan dalam pembentukan jenis
yang saat ini ada. Variasi dari individu individu dalam satu spesies yang dapat
beradaptasi dengan lingkungan akan berkembang dengan baik sementara variasi
yang lain yang tidak dapat beradaptasi tentu tidak akan berkembang .
Dalam
perkembangan selanjutnya teori Darwin dan Wallace sering dipahami secara salah,
se-akan akan hanya yang kuatlah yang akan menang dan terus berkembang.
Ungkapan Struggle for Existence dan Survival of the Fittest seakan beranggapan
adanya hukum rimba yang bekonotasi negativ. Seleksi alam sesungguhnya bukan
proses seperti hukum rimba tapi proses yang berjalan alami dimana variasi yang
cocok untuk suatu lingkungan akan berkembang lebih baik.
Meskipun Darwin dan Wallace telah berkontribusi sangat besar dalam
menjelaskan adanya beraneka ragam mahkluk hidup
dikembangkan belum ada penjelasan yang cukup dari mana datangnya variasi
tersebut dan bagaimana proses terbentuknya. Barulah setelah Mendel , seorang rahib
dan peneliti Austria mengemukakan teori pewarisan sifat , penjelasan tentang adanya
variasi menjadi lebih jelas. Variasi ditimbulkan oleh adanya perbedaan factor genetic
dalam sel. Dengan demikian Mendel telah menyempurnakan hal-hal yang semasa
Darwin belum dapat dijelaskan secara sempurna. Teori evolusi yang berkembang
saat ini jauh lebih kompleks dan merupakan hasil pemikiran banyak ahli. Teori ini
berkembang secara perlahan dengan kontribusi para ahli biologi dengan spesialisasi
yang sangat beragam.
Seperti penemuan struktur DNA oleh WATSON dan CRICK,
rumusan
matematik Hardy- Weiberg dan temuan-temuan fossil oleh EUGENE DUBOIS dan
lain lain.
2. Evolusi Fisika dan Kimia
Evolusi Materi
Penelitian kimia dan fisika ternyata juga memperlihatkan adanya evolusi pada
materi dan unsurkimia. Pertanyaan yang sering muncul bagaimana proses kelahiran
alam semesta dan seluruh unsur kimia tersebut belum bisa di jawab secara tepat dan
final, mengingat hal tersebut merupakan proses yang telah berlangsung sangat lama.
137
BIOLOGI UA
Namun dari bukti- bukti fisika inti dan kimia ruang angkasa ada petunjuk yang
mungkin bisa digunakan. Petunjuk tersebut juga bisa dikatakan sebagai petunjuk
dengan tingkat kemungkinan kebenaran yang tinggi ( lihat Kull, U. 1977). Alam
semesta atau universum tersusun dari miliaran galaksi yang tersebar tidak merata.
Sinar yang berasal dari galaksi-galaksi tersebut dari hasil analisis spectrum ternyata
menunjukkan perbedaan dengan spectrum cahaya yang kita kenal di bumi. Ada
kecenderungan untuk terbentuknya spectrum yang mempunyai panjang gelombang
lebih tinggi. Jadi melewati panjang gelombang sinar merah. Hal tersebut
dimungkinkan berlangsung karena adanya gerakan menjauh dari masing masing
Galaksi. Artinya sejak dulu sampai sekarang telah terjadi gerakan saling menjauh
dari galaksi dalam universum.
menggelembung.
massa padat. Dengan perkataan lain galaksi yang banyak saat ini bearsal hanya dari
satu bintang pada walnya. Bintang atau massa padat tadi meledak dan inilah yang
disebut Teori BIG BANG. Jadi ada perubahan perlahan (evolusi ) alam semesta.
Setelah adanya dentuman/ledakan besar tersebut baru terbentuk materi , ruang dan
waktu. Artinya materi dari waktu kewaktu mengalami perbahan baik jenis, sifat
maupun kuantitas relatifnya. Artinya evolusi kimia dan fisika telah dan masih
berlangsung.
pembentukan gula ribose dan beberapa gula lain dari senyawa Formaldehiyd dan
Acetaldehyd. Selain itu beberapa senyawa kimia yang terdapat pada makhluk hidup
yang tergolong senyawa optis aktiv diduga hasil evolusi kimia dalam tubuh makhluk
yang berjalan sesuai evolusi organisme tsb. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa
baik materi terkait dengan perubahan factor fisika mengalami proses evolusi. Hal
138
BIOLOGI UA
yang sama juga terjadi dengan bahan kimia yang berevolusi dari unsure dan senyawa
sederhana menjadi senyawa kompleks dan makro molekul.
3. Evolusi Biologi
Melakukan metabolisme
Seluruh
makhluk
hidup
diketahui
melakukan
metabolism.
Artinya
membutuhkan bahan mentah dari luar tubuhnya dan kemudian diolah untuk
mendapatkan energy bagi kelangsungan seluruh aktivitas hidupnya. Bakteri
paling sederhana sekalipun membutuhkan bahan dari luar tubuhnya.
Metabolisme dapat diuraikan menjadi beberapa aktivitas sebagi berikut:
a. Nutrisi,
yaitu
aktivitas
pengambilan
bahan
makanan
untuk
kelangsungan hidup.
b. Respirasi, yakni pengolahan bahan hasil nutrisi menjadi energi. Dapat
juga dikatakan bahwa respirasi adalah pengubahan senyawa kimia
berenergi tinggi menjadi senyawa lain untuk kebutyuhan organism.
c. Ekskresi, yaitu pengeluaran sisa yang tak diperlukan.
3. Reproduksi : Merupakan proses untuk mempertahan kan kelangsungan hidup
jenis organism.
139
BIOLOGI UA
140
BIOLOGI UA
mahkluk hidup. Jika dicermati lebih jauh teori ini sesungguhnya dapat
dikatakan sebagai teori Abiogenesis yang ditambahkan dengan keterangan
bahwa bahan kimia sebagai asal dari makhluk hidup. Melalui penelitianpenelitian lanjutan semakin banyak bukti untuk berpendapat bahwa makhluk
hidup berasal dari benda mati yakni bahan kimia. Mungkin teori ini bisa disebut
dengan nama Teori Neoabiogenesis, artinya neoabiogenesis yang baru.
membrane atau
dinding yang melingkupi informasi genetik pecah karena tekanan luar seperti arus
air. Protein dan gen mungkin juga terbagi secara kebetulan dengan jumlah dan
komposisi yangtidak sama. Dengan demikian hanya pecahan yang mempunyai
protein dan gen yang cukuplah yang bisa melanjutkan hidupnya. Melalui
penambahan bermacam-macam bahan kimia kemungkinan terbentuklah bakteri yang
mendekati struktur bakteri yang kita kenal saat ini. Pembentukan struktur baru
memungkinkan perubahan proses metabolisme. Semakin bertambahnya jumlah
mahkluk hidup yang berarti makin banyaknya bahan organic yang telah terikat
menjadi makhluk menyebabkan ketersediaan bahan organic di luar tubuh mahkluk
hidup menjadi sangat berkurang. Keadaan ini memberikan keuntungan kepada
makhluk hidup yang kebetulan dapat membuat zat organic sendiri( autotroph).
Bagaikan reaksi berantai keadaan ini akan mendorong makhluk yang sudah ada
mengembangkan kemampuan metabolismenya sejalan denga terbentuknya senyawa
senyawa kimia seperti adenosine triposfat dan klorofil. Begitulah selanjutnya secara
berurutan kita kenal bakteri heterotrof primer (mengambil bahan organic dari
alam) bakteri autotrof bakteri heterotrof sekunder (mengambil bahan organic
141
BIOLOGI UA
dari bakteri autotroph yang sudah mati bakteri parasit (memenuhi kebutuhan
energy secara langsung dari bakteri autotroph). Saat ini seluruh kelompok bakteri
tersebut masih ditemukan dan ini memperkuat dugaan yang telah dikemukakan.
Selanjutnya tentu perlu dijawab pertanyaan bagaimana organisme
eukaryot
terbentuk dari organism prokaryot yang telah ada. Hipotesis atau dugaan yang
dikemukakan antara lain adalah melalui mekanisme endosimbiosis. Artinya ada
simbiosis antara dua atau lebih prokaryot. Prokaryot yang pertama dimasuki dengan
cara invaginasi oleh prokaryot yang lain ( prokaryot kedua). Prokaryot yang kedua
ini hidup dan berkembang dalam tubuh prokatyot pertama. Sehingga lama kelamaan
seaka-akan prokaryot kedua menjadi bagian tubuh dari prokaryot pertama.
Mengingat cara masuk prokaryot kedua secara invaginasi maka membrane mereka
menjdi ganda. Membran luar berasal dari prokaryot pertama dan membrane kedua
dari prokaryot kedua( membrannya sendiri). Begitulah dengan demikian dalam tubuh
prokaryot menjadi berkembang suatu protein atau nukleotid yang berselaput, lahirlah
organisme eukaryot. Bukti bukti yang diajukan untuk mendukung hipotesis ini antara
lain sebagai berikut seperti dikemukakan oleh Kull (1977) dan Kaufman et al (1989).
1. Mitochondria dan Plastida pada eukaryote sekarang bermembran ganda.
2. Mitochondria dan plastid mampu membelah sendiri.
3. Beberapa Algae dapat melakukan endosimbiose dengan alga lain.
Setelah terbentuknya eukaryot uniselluler baik yang berupa kelompok alga , maupun
protozoa terbentuklah organisme
142
BIOLOGI UA
143
BIOLOGI UA
Pembungkus
Makrosporangium
inilah
ini
yang
disebut
kemudian
Makro
atau
menjadi
mega
tempat
sporangium.
berkembangnya
EVOLUSI HEWAN
Evolusi hewan diduga diawali dengan peralihan dari prokayota menjadi protozoa.
Mirip dengan proses evolusi pada tumbuhan ditahap awal, evolusi berlangsung
melalui endosimbiosis. Dari protozoa
bersel banyak seperti Porifera dan Coelenterata. Pertanyaan yang penting untuk
dicari jawabannya adalah factor alam apakah yang mendorong terbentuknya makhluk
multi seluler dari makhluk uniseluler dan keuntungan apakah yang diperoleh dengan
144
BIOLOGI UA
perubahan tersebut?. Beberapa pendapat telah dikemukakan oleh para ahli. Ada yang
berpendapat bahwa ketika bumi hanya dihuni oleh hewan uniseluler tentulah rantai
makanan sangat sederhana. Bakteri dan Protozoa yang bersel tunggal( uniseluler)
hanya bersifat heterotrof , yakni hanya memakan alga biru atau bakteri lain yang
sudah mati. Itu menyebabkan populasi alga biru ini menjadi sangat tinggi. Hal
tersebut menimbulkan persaingan antar mereka menjadi besar. Dari banyak
penelitian ekologi diketahui bahwa suatu jenis menjadi semakin berkembang bila ada
jenis lain yang dapat memakan mereka. Alga biru mengalami proses evolusi karena
ada perbedaan habitat dan persaingan antar populasi dan intra populasi. Evolusi ini
kemudian melahirkan bentuk hidup yang berbeda. Lahirlah alga biru yang berkoloni
dan berbentuk filament. Perbedaan bentuk hidup alaga biru ini kemudian mendorong
lahirnya bermacam-macam tipe protozoa. Dari yang hanya mempunyai pseudopodia
, punya flagella, bercillia atau malah yang parasit. Pola rantai makanan berubah, dari
hanya heterotrof mulai ada yang phagotrof. Protozoa yang mempunyai pseudopodia
mulai mengambil makanan dengan cara phagositosis. Persaingan untuk mendapat
kan makanan antar hewan protozoa makin meningkat . Muncul herbivore dan
carnivore. Carnivora dalam hal ini beberapa protozoa mulai memakan protozoa yang
lain. Situasi ini dimanfaatkan pula oleh beberapa protozoa untuk berkoloni guna
memudahkan mendapatkan makanan. Koloni protozoa inilah yang diduga menjadi
awal pembentukan hewan multiseluler. Fosil yang dijumpai antara lain NOd osuria,
Polystomella, Globigerina.
Hewan Porifera diduga berasal dari koloni seperti ini. Meskipun tidak ada bukti fosil
yang meyakinkan tentang terbentuknya Porifera dari koloni Protozoa, para peneliti
seperti Ernst Haeckel mengajukan teori Gastraea. Teori ini mencoba menerangkan
bahwa pembenukan porifera kemungkinan melalui fase seperti ontogeny hewan.
Dalam ontogeny diketahui bahwa embryo yang multiselluer terbentuk dari zigot
yang membelah melalui stadium morula, blastula dan gastrula.( Lihat embryologi
pada Amphibia). Begitlah selanjutnya diperikrakan dari Protozoa proses evolusi
berjalan kedua arah. Satu cabang kearah Porifera dan cabang yang lain kearah
Coelenterarata. Dari Coelenterata berkembang ketiga arah. Arah pertama proses
evolusi menghasilkan cacing Platyhelminthes. Arah kedua menghasilkan kelompok
Annelida dan arah yang ketiga menghasilkan vertebrata dan echinodermata. Dari
145
BIOLOGI UA
Annelida kemudian berevolusi kedua arah. Arah pertama ke Arthropoda dan yang
kedua ke Molluska. Evolusi hewan
berkembang menjadi amphibia, reptilia , aves dan terakhir mammalia. Dalam klas
mammalian kemudian belangsung pula evolusi kebanyak arah seperti adanya
kelompok yang mengembangkan alat gerak menyerupai burung sehingga terbentuk
kelompok kelelawar, marsupialia, cetacean , monotremata, primate dan carnivore.
Bentuk antara seperti Monotremata yang bertelur dan sekaligus menyusui
memperkuat dugaan bahwa ada hubungan antara Aves dan Mammalia. Hal yang
sama juga dapat dilihat dari adanya hubungan kesamaan antara Reptilia yang bersisik
dengan mammalian yang bersisik seperti Manis javanica ( trenggiling).
Selanjutnya dari kelompok primate diduga evolusi berjalan kearah terbentuknya
Hominid . Fosil fosil hominid seperti Australopithecus, Pithecanthropus yang banyak
dikenal diperkirakan menjadi bukti keterkaitan manusia (Homo sapiens) dengan
primate yang lain. Banyak ahli memperkirakan nenek moyang manusia adalah
hominid seperti Pithecanthropus dan beberapa hominid lain.
Diskusi yang intensif masih tetap berlangsung apakah nenek moyang manusia adalah
primate yang telah dikemukakan diatas ataukah ada jalur lain, ataukah manusia
terbentuk secara tersendiri.
,semua makhluk tersebut terbentuk dari sebuah awal adanya evolusi dari bahan
kimia. Manusia dan makhluk lainnya sama- sama terbentu dan tercipta dari bahanbahan kimia. Bahan kimia mungkin berasal dari air, tanah atau dari udara.
5.Bukti-Bukti Evolusi
Bukti bukti evolusi dapat dibagi kedalam kelompok sebagai berikut. : Metzler (
1983) misalnya mengajukan bukti-bukti sbb
1. Bukti dari susunan tubuh dan struktur makluk hidup saat ini.
Seluruh makhluk hidup diketahui tersusun dari sel. Baik yang satu sel
maupun yang bersel banyak. Bila dibandingkan satu hewan dengan hewan
yang lain ada persamaan dan ada perbedaan. Ada hewan yang sangat mirip
satu sama lain. Sehingga mereka disebut satu spesies ( jenis). Ada yang mulai
mempunyai perbedaan tapi masih memiliki banyak persamaan , lalu
digolongkan menjadi sati genus. Begitulah seterusnya ada yang menjadi satu
familia , ordo, klas dan seterusnya. Ayam kampung amat mirip dengan ayam
146
BIOLOGI UA
hutan. Ayam tersebut meski mempunyai kemiripan dengan itik atau beberapa
burung lain. Tapi jelas juga mempunyai perbedaan. Adanya kemiripan dan
perbedaan tersebut dapat menjadi alasan untuk mengatakan bahwa mereka
mungkin dulu berasal dari nenek moyang yang sama lalu kemudian
mengalami perubahan ( baca evolusi).
Organ organ pada makhluk yang berbeda seperti jantung pada ikan, katak,
reptil, burung dan mammalian meskipun mempunyai perbedaan tapi tetap
dapat diturunkan dari suatu bentuk awal berupa pembuluh darah yang
menebal. Tangan manusia, tangan monyet, sirip pada kura-kura laut dan
beberapa hewan lain juga dapat dilihat kesamaannya. Organ seperti itu
disebut denga organ yang homolog. Jadi adanya organ yang homolog ini
mungkin menjadi petunjuk adanya kesamaan asal usul.
2. Bukti- bukti paleontologi.
Dari fosil-fosil yang telah ditemukan ada petunjuk bahwa fosil tersebut dapat
dikaitkan dengan makhluk hidup yang ada saat ini. Fosil ini dapat pula
ditentukan usianya. Karena itu orang dapat memperkirakan kapan kira-kira
satu kelompok makhluk hidup terbentuk. Misalnya kapan ikan mulai
terbentuk dan kapan pula monyet terbentuk. Perbedaan usia fosil tersebut
seakan member petunjuk bahwa hewan tidak terbentuk sekali gus . Artinya
ada pembentukan bertahap. Untuk beberapa kelompok organisme seperti
kuda ada fosil yang menunjukkan urutan pembentukan yang relatif jelas. Dari
pengamatan terhadap fosil juga dapat diketahui adanya bentuk peralihan
antara dua kelompok organism. Misalnya peralihan dari reptil ke burung
seperti ditunjukkan oleh fosil Archaeopteryx.
Fosil tersebut juga memberi petunjuk bahwa perubahan organ yang sudah
terjadi tidak bisa berbalik. Artinya sekali sudah berubah kesatu bentuk
tertentu organ tidak bisa berbalik kebentuk semula ( irreversible). Misalnya
pengurangan jumlah jari pada kuda atau badak tidak bisa berbalik.
Kehilangan gigi pada burung dalam perkembangan selanjutnya tidak pernah
muncul kembali.
3. Bukti bukti dari tingkah laku hewan
147
BIOLOGI UA
Hewan hewan yang tubuhnya mirip juga mempunyai kelakuan yang agak
sama. Jenis jenis itik yang tubuhnya mirip meski berbeda jenisnya tingkah
lakunya amat
hubungan
6, Mekanisme evolusi
Bagaimana sesungguhnya evolusi berlangsung diperkirakan secara berbeda oleh
banyak ahli;
Berikut ini ditampilkan mekanisme evolusi oleh berbagai ahli seperti yang
dikemukakan oleh Metzler (1983):
1. Teori Lamarck
Menurut
mahkluk terkait
dengan
148
BIOLOGI UA
Lamarck kehilangan kaki pada ular terjadi karena tidak dipergunakan. Teori
ini dibantah oleh banyak ahli.
2. Teori Darwin
Menurut Darwin perubahan organ terjadi karena seleksi alam.
Menurut
149
BIOLOGI UA
25. EKOLOGI
150
BIOLOGI UA
Komponen-komponen Ekosistem
Suatu ekosistem tersusun dari komponen biotik dan abiotik :
1. Komponen biotik
Tanaman menjadi sumber makanan hewan pemakan tumbuhan (herbivora).
Herbivora mungkin menjadi mangsa hewan buas (karnivora).
a. Produsen
Komponen biotik yang paling banyak jumlahnya adalah jenis tumbuhan berhijau
daun atau dikenal dengan tumbuhan yang mampu membuat makanan sendiri.
Organisme produsen adalah organisme yang mengandung, zat warana atau
pigmen yang mampu menyerap energi cahaya dari matahari dan mengggunakan
energi ini untuk menggerakkan proses kimia. Melalui rangkaian reaksi kimia, air
dari akar dan gas karbon dioksida (CO2) dari udara, membentuk makanan
tumbuhan gula yang disebut glukosa. Glukosa diubah jadi tenaga yaitu dengan
cara membakarnya (dioksidasi). Sebagian glukosa yang dihasilkan tidak
semuanya habis dipakai, sebagian besar disimpan sebagai cadangan makanan di
dalam akar (umbi-umbian), batang (sagu, tebu).
b. Konsumen
Konsumen adalah kelompok makhluk hidup yang tidak dapat membuat
makanannya sendiri. Kelompok ini meliputi hewan dan manusia. Oleh karena
itu, untuk memperoleh makanan, hewan dan manusia memakan tumbuhan atau
hewan lain. Misalnya ulat makan daun, burung betet makan ulat, dan elang
makan burung betet. Untuk memperoleh makanannya, konsumen sangat
bergantung pada produsen, baik secara langsung maupun tidak langsung.
Setiap hewan yang makan tumbuhan secara langsung dinamakan konsumen
tingkat I. Misalnya ulat yang makan daun; ulat disebut konsumen tingkat I.
Hewan yang makan konsumen tingkat I disebut konsumen tingkat II. Misalnya
burung yang makan ulat; burung disebut konsumen II, dan seterusnya.
c. Pengurai (dekomposer)
Pengurai
terdapat
dalam makhluk hidup yang sudah mati. Makhluk hidup yang berperan sebagai
pengurai adalah bakteri dan jamur yang bersifat saprofit. Makhluk saprofit
merupakan makhluk hidup yang hidup pada sampah atau sisa makhluk hidup.
151
BIOLOGI UA
Dengan adanya bakteri dan jamur saprofit, hewan dan tumbuhan yang mati
dibusukkan.zat-zat yang menyusun tubuh diuraikan menjadi zat sederhana dan
dikembalikan ke lingkungan. Dengan demikian, lingkungan
kita tidak
Dari uraian tentang komponen biotik (produsen, konsumen, dan pengurai) dapat kita
simpulkan bahwa produsen dibutuhkan oleh konsumen I, konsumen I dibutuhkan
oleh konsumen II, konsumen II dibutuhkan oleh konsumen III, dan seterusnya.
Produsen dan konsumen yang mati akan diuraikan oleh pengurai (dekomposer).
2. Komponen abiotik
Abiotik berasal dari kata a dan biotik, artinya semua benda tak hidup yang
terdapat dalam suatu ekosistem, misalnya air, tanah, pasir, cahaya dan suhu. Faktor
biotik dan faktor abiotik tidak dapat dipisahkan, harus melihatnya sebagai suatu
kesatuan. Di dalam ekosistem, makhluk-makhluk hidup (faktor biotik) berinteraksi
baik antara sesama makhluk hidup itu sendiri, atau antara makhluk hidup dengan
lingkungannya (faktor abiotik). Pengaruh lingkungan terhadap makhluk-makhluk
hidup yang berada di dalam lingkungan itu disebut aksi, sebaliknya makhlukmakhluk hidup mengadakan reaksi terhadap pengaruh tadi.
Tipe ekosistem
Pada dasarnya ada dua tipe ekosistem. Tipe pertama disebut ekosistem autotrof,
yaitu ekosistem yang di dalamnya memiliki sumber energi berupa populasi-populasi
autrotof sebagai produser, atau hanya terdiri dari produsen dan dekomposer beserta
detrivor. Tipe kedua ialah ekosistem heterotrof, yaitu ekosistem yang tidak
memiliki produser. Pada tempat pembuangan sampah akhir (TPA) terbentuk
ekosistem yang tersusun atas detrivor / scavender berupa hewan tanah dan
dekomposer berupa bakteri dan jamur pengurai. Ekosistem heterotrofik akan segera
sirna jika pasokan energinya terhenti.
Pola Interaksi Organisme
Untuk kelangsungan hidupnya, dua makhluk hidup yang berbeda dapat hidup
bersama dalam hubungan yang erat. Kehidupan bersama ada yang menguntungkan
152
BIOLOGI UA
ada pula yang merugikan. Suatu kehidupan bersama antara dua makhluk hidup yang
berada dalam hubungan yang erat disebut simbiosis. Berdasarkan sifat untung rugi
diantara kedua makhluk hidup yang hidup bersama itu, simbiosis dibedakan menjadi:
1. Simbiosis mutualisme adalah cara hidup bersama antara dua makhluk hidup yang
berbeda dan saling menguntungkan.
2. Simbiosis komensalisme merupakan kehidupan bersama antara dua makhluk
hidup
yang berdampak satu makhluk hidup mendapat keuntungan, sedangkan makhluk
hidup yang lain tidak mendapat keuntungan dan tidak pula dirugikan.
3. Simbiosis parasitisme adalah kehidupan bersama antara dua macam makhluk
hidup
sedangkan makhluk hidup yang lain dirugikan. Makhluk hidup yang mendapat
keuntungan disebut parasit, sedangkan makhluk hidup yang dirugikan disebut
inang.
4. Amensalisme merupakan kehidupan bersama antara dua macam makhluk hidup
yang berdampak makhluk hidup yang satu dirugikan, sedangkan makhluk hidup
yang lain tidak memperoleh keuntungan. Contohnya jamur penisilin dan bakteri.
153
BIOLOGI UA
Faktor internal, berupa debu yang berterbangan akibat tiupan angin, debu
yang dikeluarkan dari letusan gunung berapi, gas-gas vulkanik, dan proses
pembusukan sampah.
Komponen polutan
CO
NOx
SOx
HC
Partikel
Jumlah
Prosentase
70,50%
8,89%
0,88%
18,34%
1,33%
100,00%
154
BIOLOGI UA
Perkiraan persentase tersebut adalah apabila gas buangan dari corong knalpot
diangggap memenuhi persyaratan pembakaran yang benar. Bila gas buangan yang
keluar dari knalpot berupa asap tebal dan berwarna hitam, dapat dikatakan bahwa
prosentase hidrokarbon dan partikel lain jauh lebih besar.
Pencemaran Tanah
Sampah plastik dan kaca termasuk pencemaran tanah. Kalau logam masih dapat
berkarat dan akhirnya akan hancur meskipun dalam jangka waktu yang relatif lama,
namun barang-barang yang terbuat dari plastik lebih sukar hancur. Plastik dan logam
juga tidak dapat ditembus oleh akar tumbuhan, sehingga akan menghambat
perpanjangan akar tumbuhan. Untuk mencegah pencemaran ini kita harus
mengembangkan plastik yang dapat terurai.
155
BIOLOGI UA
Setiap mahluk hidup akan melakukan interaksi dengan lingkungannya sejak pertama
kali mereka dilahirkan. Untuk tetap bertahan sebagai mahluk hidup maka mereka
harus mampu melakukan adaptasi baik pada level populasi maupun komunitas pada
suatu biosfer.
Jika ditelaa berbagai macam interaksi pada mahluk hidup, maka banyak
sekali contoh pola-pola perilaku yang diperlihatkan pada hewan dari berbagai taksa.
Kajian mengenai perilaku tersebut telah dilakukan sejak lama oleh para peneliti
dimana hewan dapat berkomunikasi, bergerak, melakukan interaksi social, dan
mencari makanan. Kajian perilaku hewan pada dasarnya mengkaji bagaimana
hewan-hewan berperilaku di lingkungan dalam berbagai situasi dengan pola yang
spesifik.
Dalam klasifikasinya, perilaku hewan dapat dikategorikan menjadi dua yang
dilandaskan kepada bagaimana perilaku tersebut bisa terbentuk atau dimiliki suatu
spesies atau individu. Dua jenis perlikau itu adalah :
1. Perilaku alami (yang diperoleh tidak dengan proses belajar tetapi didasari
oleh genotip dan interaksinya dengan lingkungan)
2. Perilaku akibat belajar yang hanya dapat dimiliki oleh suatu hewan jika telah
mengalami suatu pelajaran baik oleh kejadian tertentu yang menimbulkan
pengalaman atau memang karena adanya serangkaian pembelajaran yang
dilakukan oleh individu lain (baik oleh spesiesnya sendiri, spesies lain atau
oleh manusia)
156
BIOLOGI UA
air susu. Perilaku Planaria yang menghindar dari cahaya juga merupakan contoh dari
perilaku insting.
(2). Pola Aksi Tetap (Fixed Action Patterns/ FAPs): merupakan perilaku stereotipik
yang merupakan serangkaian aktivitas oleh adanya stimulus spesifik. Contoh
perilaku ini adalah ketika seekor anak burung baru menetas, ia akan dengan spontan
membuka mulutnya dan kemudian induknya akan menaruh makanan di mulutnya
tersebut. Contoh lainnya adalah ritual kawin pada beberapa jenis burung seperti
burung merak atau burung kuau. Ritme cycardian (jam biologis) juga dimasukkan
kedalam jenis perilaku pola aksi tetap misalnya kelelawar insektivora yang hanya
aktif di malam hari.
(3). Perilaku Agonistik : perilaku agresif yang pada dasarnya dilakukan untuk dapat
bertahan hidup (survival) atau memperoleh pengakuan dalam kelompok tertentu.
Tujuan spesifik dari terjadinya agonistic sangat beragam, dan dapat terjadi
intraspesies atau interspesies. Kadang kala perilaku ini bisa menyebabkan kematian
tetapi terkadang hanya berupa ritual semata.
(5). Perilaku Alturistik : merupakan perilaku social non egois pada hewan yang
berkoloni dimana
salah
satu
individu
mengorbankan
diri
sendiri
untuk
menyelamatkan anggota lain yang lebih banyak dalam koloni tersebut. Perilaku ini
157
BIOLOGI UA
akan merugikan bagi sang individu altruist karena dia dapat mati oleh ancaman tetapi
anggota yang lebih banyak akan selamat atas tindakan penyelamatan yang ia
lakukan. Contoh perilaku alturis adalah perilaku kera yang memberi alaram kepada
koloninya bahwa terdapat predator yang akan menyerang, sehingga anggota koloni
dapat segera menyelamatkan diri sedangkan dirinya mungkin saja terbunuh karena
dapat dideteksi dari suara alarm yang ia berikan kepada anggota koloninya.
(2). Imprinting : merupakan suatu perilaku berupa pengenalan atau persepsi terhadap
suatu objek seperti induk yang berlangsung pada periode kritis setelah lahir (periode
kritis ini berbeda masing-masing hewan). Sebagian besar unggas biasanya
memperlihatkan perilaku ini ketika baru lahir, salah satunya adalah sekelompok
angsa yang baru menetas lalu langsung anda beri makan, maka angsa-angsa tersebut
akan menganggap itu sebagai induknya sehingga ia akan mengikuti kemana saja
anda pergi. Walaupun anak-anak angsa tersebut kemudian melihat induk aslinya,
tetap saja ia akan mengabaikan karena sudah ada persepsi dasar yang ia temukan saat
pertama kali lahir. Perilaku ini dapat bersifat permanen namun dapat juga hilang
seiring bertambahnya usia dan terlewatinya periode kritis.
158
BIOLOGI UA
(6). Perilaku Inovasi (Insight Learning atau Reasoning) : merupakan perilaku paling
cerdas dimana suatu hewan dapat merespon sesuatu stimulus pada kondisi tertentu
dalam memecahkan permasalahannya secara cepat dan spontan kendati tidak ada
159
BIOLOGI UA
pembelajaran yang identik dengan kondisi tersebut sebelumnya. Subjek dari inovasi
adalah penyelesaian masalah (problem solving). Contohnya adalah seekor kera yang
dikurung dalam ruang tertutup dimana di langit-langit ruangan digantungkan pisang
yang tidak akan dapat diraihnya jika tanpa bantuan alat tertentu. Maka dengan serta
merta kera tersebut akan segera menyusun kotak-kotak kayu yang ada dalam ruangan
membentuk tangga untuk mencapai pisang yang tinggi tersebut.
160
BIOLOGI UA
161
DAFTAR PUSTAKA
Albert, B., D. Bray, A. Johnson, J. Lewis, M. Raff, K. Ros, and P. Walters. 1998. Essential
Cell Biology. New York Garland.
Alberts, B.,D. Bray, J. Lewis, M. Raff, K. Roberts, J. D. Watson. 1989. Molecular Biology
of The Cell. Garland Publishing, Inc. New York and London.
Bajpai, R. N. 1989. Histologi Dasar. Terj. J. Tambajong. Jaypee Brothers Binarupa
Aksara. Jakarta.
Brooks, G.A. T.D. Fahey, T.P. White. 1996. Exercise Physiology: Human Bioenergetics
and Its Applications. 2nd Ed. Mayfield Publishing Co.
Campbell, N. A., J. B. Reece, and L. G. Mitchell. 2000. Biology. 6th Ed. Addison Wesley
Longman. Inc.
Damjanov, I. 1997. Buku Teks dan Atlas Berwarna Histopatologi. Terj. B. U. Pendit.
Penerbit Widya Medika. Jakarta.
Esau, K. 1977. Anatomy of Seed Plants. 2nd ED. John Wiley and Sons. New York.
Fahn, A. 1982. Plant Anatomy 3rd Ed. Pergamon Press. New York.
Farabee, M. J. 2006. Animal Organ Systems and Homeostasis. www.emc.maricopa.edu
/faculty/farabee/BIOBK/BioBookANIMORGSYS.html
Farabee, M. J. 2002. Excretory System. www.emc.maricopa.edu/faculty/farabee/
BIOBK/BioBookEXCRET.html
Griffin, D.R., A. Novick. 1970. Animal Structure and Function. Second Edition. Holt,
Rinehart and Wisnton, Inc. New York.
Hidayat, E. B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Penerbit Institut Teknologi Bandung.
Bandung.
Jafnir., and N. Marusin. 2004. Struktur Perkembangan Hewan I. Jurusan Biologi FMIPA
Universitas Andalas. Padang.
Prosser, C. L. 1991. Comparative Animal Physiology. Fourth Edition. Wiley-Liss. New
York.
Raven, P.H., R.F. Evert and S.E. Eichhorm. 1987. Biology of Plant. 4th edition Worth
Publishers, Inc., New York.
Sanlon, V. C., T. Sanders. 2007. Essentials of Anatomy and Physiology Fith Edition. Davis
Company. Philadelpia.
Solomon, E. P., L. R. Ber, D. W. Martin, and C. Villee. 1996. Biology 4th Ed. Saunders
College Pub.
162