Anda di halaman 1dari 4

Monografi Bahan

1. Kanji

Amilosa

Amilopektin
Amilum atau kanji merupakan kombinasi amilosa yang memberikan warna biru jika
bereaksi dengan yodium dan amilopektin yang memberikan merah violet jika bereaksi
dengan yodium. Titrasi yodimetri, amilum sebaiknya ditambahkan saat mendekati titik
ekivalen untuk mencegah kompleks berwarna biru antara amilum dengan yodium yang sukar
larut dalam air dingin. Iodida pada konsentrasi < 10-5 M dapat dengan mudah ditekan oleh
amilum. Sensitivitas warnanya tergantung pada pelarut yang digunakan. Kompleks iodiumamilum mempunyai kelarutan kecil dalam air sehingga biasanya ditambahkan pada titik akhir
reaksi ( Khopkar, 1990 ).
Kanji atau amilum lebih umum dipergunakan, karena warna biru gelap dari kompleks
yodium kanji bertindak sebagai suatu tes yang amat sensitif untuk yodium. Mekanisme
pembentukan kompleks yang berwarna ini tidak diketahui, namun ada pemikiran bahwa
molekul molekul yodium tertahan di permukaan amylose, suatu konstituen dari
amilum. Larutan larutan amilum dengan mudah didekomposisi oleh bakteri, dan biasanya
sebuah substansi, seperti asam borat ditambahkan sebagai bahan pengawet (Day &
Underwood, 1981).
2. Asam Sulfat

Asam sulfat (H2SO4) memiliki bobot molekul 98,07 gram/mol. Asam sulfat mengandung
tidak kurang dari 95,0% dan tidak lebih dari 98,0% b/b H 2SO4. Perhatian bila asam sulfat
akan dicampur dengan cairan lain, selalu tambahkan asam ke dalam cairan pengencer dan
lakukan dengan sangat hati-hati. Pemerian asam sulfat yaitu cairan jernih, seperti minyak,
tidak berwarna, bau sangat tajam dan koresif. Bobot jenis lebih kurang 1,84. Kelarutan
bercampur dengan air dan dengan etanol, dengan menimbulkan panas (Anonim, 1995).
3. Metampiron
R

CH3
N

CH3

Tablet antalgin mengandung metampiron, C13H16N3NaO4S.H2O, tidak kurang dari 95,0%


dan tidak lebih dari 105,0% dalam jumlah yang tidak tertera pada etiket. Metampiron
mengandung tidak kurang dari 99,0% dan tidak lebih dari 101,0% C13H16N3NaO4S,
dihitung terhadap zat yang telah dikeringkan. Pemerian metampiron yaitu serbuk hablur,
putih atau putih kekuningan. Susut pengeringan tidak lebih dari 5,5% (Anonim, 1995).
4. Iodium
Iodum (I) mempunyai bobot molekul 126,90 gram/mol. Iodum mengandung tidak kurang
dari 99,8% dan tidak lebih dari 100,5% I. Pemerian iodum yaitu keping atau granul,
berat, hitam keabuabuan; bau khas; berkilau seperti metal. Kelarutannya sukar larut
dalam air; mudah larut dalam karbon disulfide, dalam kloroform, dalam tetraklorida dan
dalam eter; larut dalam etanol dan dalam larutan iodide; agak sukar larut dalam gliserin
(Anonim, 1995).
Iodium merupakan oksidator yang relatof lemah. Oksidasi potensial dari sistem iodium.
Iodida ini jauh lebih rendah daripada oksidasi potensial sistem oksidasi reduksi yang lain.

Walaupun demikian, iodium masih mampu mengoksidasi reduktor-reduktor kuat yaitu


oksidasi potensialnya lebih rendah. Dengan demikian, iodium beraksi sempurna dengan
reduktor kuat seperti H2SO4 (Vogel,1994)
5. Kalium Iodida
Nama resmi : KALII IODIDUM
Nama lain : Kalium iodide
RM : KI
BM : 166,00
Pemerian : Hablur heksahedral, transparan /tidak berwarna, opak dan putih /serbuk
butiran putih, higroskopik.
Kelarutan : Mudah larut dalam air, lebih mudah larut dalam air mendidih, larut dalm
etanol p.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Sebagai sampel
(Anonim, 1995).
6. Natrium tiosulfat (Na2S2O3) merupakan hablur besar, tidak berwarna, atau serbuk hablur
kasar lebih biasa disebut sebagai pentahidrat, Na2S2O35H2O, merupakan satu bahan
berhablur monoklinik, efloresen yang juga disebut sebagai natrium hiposulfit atau "hipo".
Natrium Tiosulfat. Mengkilap dalam udara lembab dan mekar dalam udara kering pada
suhu lebih dari 33C. Larutannya netral atau basa lemah terhadap lakmus. Sangat mudah
larut dalam air dan tidak larut dalam etanol (Anonim, 1995).
7. Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan
penting dalam menangkal berbagai penyakit.Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia
dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat. Vitamin C termasuk golongan vitamin
antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa
karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam.
Vitamin C berbentuk bubuk kristal kuning keputihan yang larut dalam air dan memiliki
sifat-sifat antioksidan (Anonim, 1995).

Anonim. 1995. Farmakope Indonesia edisi IV. Departemen Kesehatan : Jakarta.


Day RA. Jr dan Al Underwood.1992. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Kelima. Jakarta :
Erlangga
Khopkhar, SM. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press

Anda mungkin juga menyukai