Anda di halaman 1dari 7

Trend Kawin Kontrak

Latar Belakang

Pada dasarnya sebuah pernikahan terikat dalam hal hukum dan agama dan
berlandaskan cinta tanpa unsur paksa atau unsur merugikan lainnya.

Namun di era modern ini muncullah trend pernikahan ala baru yang
berlandaskan kontrak. Pernikahan dilangsungkan sebagaimana mestinya namun
tidak berlandaskan cinta melainkan berlandaskan kontrak ataupun uang. Kawin
kontrak belakangan ini pun membuat masalah baru yaitu para pengontrak
adalah imigran illegal atau gelap yang kebanyakan berasal dari Arab.

melakukan kawin kontrak sebenarnya adalah untuk menghindari praktik


perzinahan, namun semakin berkembangnya kebudayaan, praktik kawin
kontrak justru disalahgunakan hingga memicu terjadinya prostitusi. Disamping
itu, kawin kontrak dianggap merugikan kaum wanita karena tidak ada hukum
yang mengatur secara tegas mengenai keturunan, perceraian, dan janji palsu.
Hal inilah yang kemudian banyak menimbulkan konflik.

Peraturan yang
menyangkut

Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 Tentang


Perkawinan

Pasal 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan; Perkawinan ialah


ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita
sebagai suami sitri dengan tujuan membentuk keluarga yang
bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.

Pasal 2 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 ayat : (1)


Perkawinan adalah sah, apabila dilakukan menurut hukum
masing-masing agamanya dan kepercayaan itu. (2) TiapTiap perkawinan dicatat menurut perundang-undangan yang
berlaku.

UU RI No 6 th 2011 Tentang Keimigrasian Pasal 13 ayat 1


huruf A dan C

Faktor Penyebab

Mindset masyarakat

seringkali terjadi kawin kontrak ini dilakukan dengan


alasan ekonomi, yaitu perempuan yang melakukan
kawin kontrak berharap mendapatkan perbaikan
kesejahteraan setelah melakukan kawin kontrak. Hal
ini dikarenakan perempuan yang melakukan kawin
kontrak biasanya mendapatkan sejumlah materi atas
kesanggupannya menjadi isteri kontrak. Bentuk
materi yang diberikan bermacam-macam, dapat
berupa uang, rumah, perhiasan, mobil dan lain-lain.

Bisnis investor asing

Dampak Negatif

Menurut (Haryono, 2011:3)

1. istri kontrak harus menuruti kontrak untuk tidak menolak berhubungan


seksual dengan suaminya, tetapi ia juga dibebani dengan tanggung jawab
untuk mencegah kehamilannya.
2. suami mempunyai wewenang untuk menolak sebagai ayah jika kawin
kontrak menghasilkan kehamilan meski tanpa adanya talak. Tentu saja hal
ini akan menimbulkan dampak negatif bagi pelaku wanita. Salah satunya
adalah dampak psikologis yang terutama dirasakan oleh pelaku kawin
kontrak menjadi janda dengan anak tetapi tanpa ada suami yang jelas,
sehingga harus menanggung malu, meratapi nasib dan merelakan sang
suami pulang ke negara asal saat kawin kontrak berakhir
Adapun Pasal 1 dan 2 UU Perkawinan Nomor 1 tahun 1974 menyatakan,
nikah mut`ah dicurigai dapat menimbulkan dan menyebarkan penyakit
kelamin. Selain itu, sangat potensial merusak kepribadian dan budaya
luhur bangsa Indonesia.

Kebijakan

Deportasi dan blacklist untuk para pengontrak dari Arab


maupun negara lain.

Pendisiplinan untuk para kepala desa atau atribut desa yang


tertangkap membiarkan kawin kontrak terjadi di desanya.

Pembukaan lahan pekerjaan untuk para wanita kontraka


atau memberikan pelatihan-pelatihan mengenai
keterampilan agar wanita disana dapat mandiri dari yang
menunggu uang menjadi mencari uang.

Pelurusan fungsi dan kepemilikan dari bangunan yang akan


atau sudah jadi seperti villa dan jenis akomodasi lainnya
agar kembali ke fungsi awal.

SYUKRON

Anda mungkin juga menyukai