Digital - 122825-S-5413-Gambaran Perencanaan-Literatur PDF
Digital - 122825-S-5413-Gambaran Perencanaan-Literatur PDF
TINJAUAN PUSTAKA
15
perencanaan,
pelaksanaan,
pengendalian
dan
pengawasan
serta
16
kepada
masing-masing
orang
dalam
rangka
mencapai
tugas
organisasi
(Notoatmodjo, 2003).
Perencanaan SDM kesehatan adalah proses estimasi terhadap jumlah SDM
berdasarkan tempat, keterampilan dan perilaku yang dibutuhkan untuk memberikan
pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, kita meramalkan atau memperkirakan siapa
mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan berapa jumlahnya
(Ilyas, 2000). Dengan kata lain, kita meramalkan atau memperkirakan siapa
mengerjakan apa, dengan keahlian apa, kapan dibutuhkan dan berapa jumlahnya.
Melihat pada pengertian di atas, perencanaan SDM puskesmas seharusnya
berdasarkan fungsi dan beban kerja pelayanan kesehatan yang akan dihadapi di
masa depan. Hal ini dimaksudkan agar fungsi puskesmas dapat berjalan dengan
baik, maka kompetensi SDM seharusnya sesuai dengan spesifikasi SDM yang
dibutuhkan puskesmas (Ilyas, 2004).
Determinan yang berpengaruh dalam perencanaan kebutuhan SDM kesehatan
adalah:
1. Perkembangan penduduk, baik jumlah, pola penyakit, daya beli, maupun
keadaan sosiobudaya dan keadaan darurat/bencana.
2. Pertumbuhan ekonomi
3. Berbagai kebijakan di bidang pelayanan kesehatan (Depkes, 2004)
Pada dasarnya kebutuhan SDM kesehatan dapat ditentukan berdasarkan:
1. Kebutuhan epidemiologi SDM kesehatan
2. Permintaan (demand) akibat beban pelayanan kesehatan atau
3. Sarana upaya kesehatan yang ditetapkan
4. Standar atau rasio terhadap nilai tertentu (Depkes, 2004)
17
Menkes
No.
850/MENKES/SK/V/2000
tentang
Kebijakan
18
daerah itu sendiri. Oleh karena itu, dengan adanya desentralisasi di bidang
kesehatan, pejabat pengelola SDM di kabupaten/kota dan propinsi perlu memilki
kemampuan atau kompetensi yang memadai dalam membuat perencanaan SDM
kesehatan (Depkes, 2004).
Secara
garis
besar,
perencanaan
kebutuhan
SDM
kesehatan
dapat
kebutuhan
SDM
kesehatan
disesuaikan
dengan
kebutuhan
19
kebutuhan
pemerintah
masyarakat.
diselenggarakan
Pendayagunaan
melalui
SDM
pendelegasian
kesehatan
wewenang
oleh
yang
20
21
puskesmas dan sarana kesehatan lainnya atau bahkan dapat digunakan untuk
kebutuhan tenaga di kantor dinas kesehatan (Adisasmito, 2007).
Adapun langkah perhitungan kebutuhan SDM berdasarkan WISN ini meliputi 5
langkah, yaitu:
1. Menetapkan waktu kerja tersedia;
2. Menetapkan unit kerja dan kategori SDM;
3. Menyusun standar beban kerja;
4. Menyusun standar kelonggaran;
5. Perhitungan kebutuhan tenaga per unit kerja (Depkes, 2004).
Pada dasarnya, metode WISN ini dapat digunakan di rumah sakit, puskesmas
dan sarana kesehatan lainnya atau bahkan dapat digunakan untuk kebutuhan tenaga
di Kantor Dinas Kesehatan. Sebagai contoh di bawah ini disajikan penggunaan
metode WISN di puskesmas (Depkes, 2004).
1. Menetapkan waktu kerja tersedia
Menetapkan waktu kerja tersedia tujuannya adalah diperolehnya waktu
tersedia masing-masing kategori SDM yang bekerja di puskesmas selama
kurun waktu satu tahun. Data yang dibutuhkan untuk menetapkan waktu kerja
tersedia adalah sebagai berikut:
a. Hari kerja, sesuai ketentuan yang berlaku di rumah sakit atau Peraturan
Daerah setempat, pada umumnya dalam 1 minggu 5 hari kerja dalam 1
tahun 250 hari kerja (5 hari x 50 minggu). (A)
b. Cuti tahunan, sesuai ketentuan setiap SDM memiliki hak cuti 12 hari kerja
setiap tahun. (B)
22
kategori
SDM
memiliki
hak
untuk
mengikuti
Keterangan:
A = Hari Kerja
B = Cuti Tahunan
C = Pendidikan dan Pelatihan
D = Hari Libur Nasional
E = Ketidakhadiran Kerja
F = Waktu Kerja
23
kerja
dan
kategori
SDM
yang
bertanggung
jawab
dalam
24
25
26
27
2.5 Puskesmas
2.5.1 Pengertian Puskesmas
Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota
yang bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu
wilayah kerja.
1. Unit pelaksana teknis
Sebagai Unit Pelaksana Teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota,
puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis
operasional dinas kesehatan kabupaten/kota dan merupakan unit pelaksana
tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia.
2. Pembangunan kesehatan
Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh
bangsa
Indonesia
untuk
meningkatkan
kesadaran,
kemauan
dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal.
3. Pertanggungjawaban penyelenggaraan
Penanggung jawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan
kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah dinas kesehatan di wilayah
kabupaten/kota, sedangkan puskesmas bertanggung jawab hanya untuk
sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas
kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya.
4. Wilayah kerja
Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan.
Tetapi, apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari satu puskesmas, maka
28
tanggung
jawab
wilayah
kerja
dibagi
antarpuskesmas,
dengan
29
30
31
lingkungan,
perbaikan
gizi,
peningkatan
kesehatan
32
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
pelaksanaan
(actuating),
pengendalian
(controlling),
34
Input
Proses
1. Tim Perencana
1. Perencanaan
2. Anggaran
2. Penganggaran
3. Pelaksanaan
4. Metode
4. Pengendalian
5. Mesin
5. Pengkoordinasian
6. Evaluasi
Output
1. Gambaran
perencanaan
kebutuhan tenaga
dokter umum dan
dokter gigi
puskesmas di Kota
Bekasi.
2. Analisis kebutuhan
tenaga dokter umum
dan dokter gigi pada
tiga puskesmas di
Kota Bekasi tahun
2008.
2.
Anggaran
3.
4.
Metode
a. Metode Dinas
Kesehatan Kota
Bekasi
Definisi Operasional
Kelompok atau regu penyusun
perencanaan kebutuhan tenaga dokter
umum dan dokter gigi puskesmas di
Kota Bekasi
Biaya yang digunakan untuk
membiayai kegiatan-kegiatan dokter
umum dan dokter gigi puskesmas di
Kota Bekasi
Alat adalah sesuatu yang digunakan
untuk membantu membantu tim
perencana dalam merencanakan
kebutuhan tenaga dokter umum dan
dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi.
Bahan adalah dasar yang dijadikan
keterangan sebagai dasar kajian dan
informasi untuk perencanaan
kebutuhan tenaga dokter umum dan
dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi
berupa data-data.
a. Suatu cara perhitungan yang
digunakan oleh tim perencana dari
Dinas Kesehatan untuk
mendapatkan jumlah kebutuhan
tenaga dokter umum dan dokter
gigi puskesmas di Kota Bekasi.
Cara Ukur
Alat Ukur
wawancara
mendalam
pedoman
wawancara
mendalam
wawancara
mendalam
pedoman
wawancara
mendalam
wawancara
mendalam
pedoman
wawancara
mendalam
wawancara
mendalam
dan
telaah dokumen
pedoman
wawancara
mendalam dan
pedoman
telaah
dokumen
35
No.
Variabel
b. Metode
Workload
Indicator Staff
Need (WISN)
5.
Mesin
Proses
1.
Perencanaan
2.
Penganggaran
3.
Pelaksanaan
4.
Pengendalian
5.
Pengkoordinasian
6.
Evaluasi
Output
1.
Gambaran
perencanaan
kebutuhan tenaga
dokter umum dan
dokter gigi
puskesmas di Kota
Bekasi.
2.
Analisis kebutuhan
tenaga dokter
umum dan dokter
gigi dengan
metode WISN
pada tiga
puskesmas di Kota
Bekasi tahun 2008.
Definisi Operasional
b. Suatu cara perhitungan kebutuhan
SDM kesehatan berdasarkan pada
beban pekerjaan nyata yang
dilaksanakan oleh tiap kategori
SDM kesehatan pada tiap unit
kerja di fasilitas pelayanan
kesehatan.
Alat elektronik yang digunakan untuk
kegiatan operasional perencanaan
kebutuhan tenaga dokter umum dan
dokter gigi di puskesmas Kota Bekasi.
Penentuan langkah-langkah yang
memungkinkan Dinas Kesehatan
Kota Bekasi mencapai tujuannya.
Kegiatan menentukan anggaran yang
digunakan untuk membiayai kegiatankegiatan dokter umum dan dokter gigi
puskesmas di Kota Bekasi.
Kegiatan melaksanakan perencanaan
kebutuhan tenaga dokter umum dan
dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi.
Suatu aktivitas menilai kinerja tim
perencana kebutuhan tenaga dokter
umum dan dokter gigi puskesmas di
Kota Bekasi berdasarkan standar yang
telah ditetapkan untuk kemudian
dibuat perubahan atau perbaikan jika
diperlukan.
Memastikan kegiatan perencanaan
kebutuhan tenaga dokter umum dan
dokter gigi puskesmas di Kota Bekasi
berlangsung secara harmonis dalam
mencapai tujuannya.
Menilai seberapa jauh Dinas
Kesehatan Kota Bekasi telah
mencapai tujuan organisasi
Cara Ukur
Alat Ukur
wawancara
mendalam
dan
telaah dokumen
pedoman
wawancara
mendalam dan
pedoman
telaah
dokumen
wawancara
mendalam
pedoman
wawancara
mendalam
wawancara
mendalam
pedoman
wawancara
mendalam
pedoman
wawancara
mendalam
wawancara
mendalam
wawancara
mendalam
wawancara
mendalam
pedoman
wawancara
mendalam
pedoman
wawancara
mendalam
wawancara
mendalam
pedoman
wawancara
mendalam
wawancara
mendalam
pedoman
wawancara
mendalam
wawancara
mendalam dan
telaah dokumen
pedoman
wawancara
mendalam dan
pedoman
telaah
dokumen
wawancara
mendalam dan
telaah dokumen
pedoman
wawancara
mendalam dan
pedoman
telaah
dokumen