Falsafah
Falsafah
(Imam Al-Ghazali)
Synopsis
Pada
hakikatnya,
tikaman
itu
mamang
mematikan,
sendiri
membagi
seluruh
karyanya
menjadi
yang
berkompeten
(al-madhnun
biha
ala
ghairi
ahliha). Kedua,
karya-karya
yang
disajikan
untuk
konsumsi
Sebenarnya
logika
al-Ghazali
dalam
mengemukakan
Berikut
ini
akan
dihuraikan
secara
ringkas
garis
besar
para
filosof
tentang ke
azalian Alam
Dalam bahasan pertama tentang berbagai bantahan terhadap
filosof, yang menghuraikan dalam bentuk tulisan dialog dapat
disimpulkan meliputi empat perbahasan iaitu, qadimnya alam,
keabadian alam dan zaman, Allah Pencipta dan Pembuat Alam, dan
ketidakmampuan membuktikan adanya pembuat alam. Disini alGhazali menyanggah teori emanasi Ibnu Sina. Bagi al-Ghazali Alam
adalah
sesuatu
yang
baru
(hudust)
dan
bermula
dan
tersebut,
baginya
jika
Allah
berkehendak
untuk
menghancurkan
Alam
dan
menghilangkannya
(Idam)
maka
adalah
ciptaannya,
pencipta
dan
alam
keterangan
dan
alam
bahawa
adalah
hal
tersebut
terlebih (murid)
dahulu,
yang
memilih
darinya
kecuali
yang
satu
dan
alam
murakkab
perkara
ini
al-Ghazali
mempertanyakan
tesa
yang
menyatakan bahawa Alam qodim, tetapi ia diciptakan. Dan bagi alGhazali ini adalah perpaduan pendapat antara ahlu al-haq yang
menyatakan alam adalah hadist, dan yang hadist pasti ada
penciptanya dan kaum Atheis (Dahriyah) yang menyatakan bahawa
Alam adalah qodim maka ia tidak memerlukan kepada pencipta.
Bagi al-Ghazali pendapat para filosuf tersebut secara otomatis batal.
5. Kelemahan para filosuf dalam mengemukakan dalil
(rasional) bahawa Tuhan adalah satu dan kemustahilan
adanya dua Tuhan, wajib al-wujud, yang masing-masing
tiada illat (sebab).
Al-Ghazali menantang segala hal dalam pembuktian para filosuf
tersebut. Bagi al-Ghazali yang ditolak adalah logika-logika yang
dipakai dan bukan pada subtansi persoalan.
6. Bantahan tentang tiadanya sifat bagi Tuhan.
Bagi para filosuf, Tuhan harus dibersihkan dari segala berkehitungan
(mutaaddidah), termasuk segala sifat yang difahami oleh kaum
asy-Ariyah selama ini dilekatkan pada Tuhan. Jika sifat ada
bersamaan dengan Tuhan maka ada saling ketergantungan antara
keduanya, dualisme Tuhan adalah hal yang mustahil, apalagi jika
ditambah dengan dengan afal.
Filosuf
berpendapat
definisi
itu
mengandungi
dua
aspek; jins (genus) dan fashl (diferensia), dan Tuhan adalah Zat
yang tidak mungkin ber-musyarakah dalam jins dan ia tidak dibagi
dalam fashl.
Keduanya
adalah
komposisi
dan
Tuhan
mustahil
dipakai
dalam
mengeluarkan
pemikiran
tersebut
dan
Ketidakmampuan
Filosof
untuk
membuktikan
Kelemahan
pendapat
para
filosuf
yang
ini
berpangkal
pada
pendapat
para
filosuf
yang
13.
para
filosuf
bahawa
pengetahuan
mengikuti
objek
Perubahan
yang
terjadi
pada
suatu
benda
akan
perkara
ini
bertentangan
dengan
pendapat
mereka
dengan
tubuh
langit
sebagaimana
jiwa
kita
langit
menurut
para
filsuf
bertujuan
sebagai
wujud
yang
sempurna
berbeza
dengan
(tasyabbuh)
dengan
Prinsip
Pertama
melalui
Bantahan
yang
diungkapkannya
diberikan
pada
oleh
al-Ghazali
persoalan
seperti
sebelumnya
(14).
yang
Ia
mengetahui
semua
partikularia
yang
bermula
(al-
dalam
mengisi al-lawh
al
mahfuz.
Bantahan
yang
makhluk
dapat
mempunyai
pengetahuan
tentang
partikular,
maka
ia
juga
mempunyai
representasi
manusia
yang
bergerak
mesti
mengetahui
gerakan-
dengan tubuh badan yang lain atau makhluk yang lain dan itu tidak
mungkin.
17.
Batahan
terhadap
para
Filosuf
terhadap
Tentang
ketidakmampuan
para
Filosuf
untuk
berhubungan
dengan
tubuh
dan
tidak
pula
Yang
menjadi
dasar
para
filosuf
dalam
hal
ini
adalah
substratumnya.
Seperti
contoh
persepsi
indrawi
19.
Kelemahan
tesis
para
filosuf
bahawa
setelah
antara
jiwa
dengan
tubuh,
sehingga
suatu
jiwa
kebangkitan tubuh.
Menurut
al-Ghazali,
agama
telah
mengajarkan
kita
untuk
diri
jiwa
kita
tubuh
badan,
kedalam
ini
dan ini
tubuh,
meskipun
mungkin
karena
tubuh
dengan
jiwalah
selalu
yang
mengalami
perubahan.
Penutup
Kitab Tahafut melukiskan suatu pertentangan antara agama dan
falsafah. Pertentangan ini dalam Islam telah muncul dalam berbagai
keadaan dan bentuk yang berbeza sejak falsafah memasuki
kehidupan umat Islam. Agama samawi didasarkan pada wahyu yang
diturunkan
kepada
para
Nabi
dan
Rasul
yang
ditugaskan
kecil
(juziyyat)
dan
pengingkaran
kebangkitan
dan
membahas
tentang
sifat-sifat
Ilahi,
akidah
tauhid
dan
DAFTAR ISI
I.
II.
III.
IV.
V.
pencipta dunia.
Untuk menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk membuktikan
dengan argumen rasional bahwa Allah itu satu, dan itu tidak
mungkin untuk mengira makhluk yang diperlukan masing-masing
VI.
VII.
yang bersebab.
Bantahan dari penolakan mereka terhadap atribut Ilahi.
Bantahan dari tesis mereka bahwa tidak mungkin bahwa sesuatu
harus berbagi genus dengan Allah, yang terpisah dari-Nya dengan
differentia, dan bahwa pembagian intelektual ke dalam genus dan
differentia tidak dapat diterapkan kepada-Nya.
VIII.
IX.
X.
XI.
XII.
secara universal.
Untuk menunjukkan ketidakmampuan mereka untuk membuktikan
XIII.
XIV.
XV.
berputar nya.
Bantahan dari apa yang mereka anggap sebagai tujuan yang
XVI.
bergerak langit.
Bantahan dari teori mereka bahwa jiwa dari langit menyadari
XIX.
XX.
mereka.
Bantahan dari penolakan mereka kebangkitan tubuh.
NAMA :
IMRON BUESA
I14200352
KUMPULAN: 2
2015