Anda di halaman 1dari 5

REKAPAN HASIL AUDIENSI GURU-GURU HONORER MADRASAH

INDONESIA DENGAN KOMISI VIII DPR RI DAN JAJARAN


KEMENTERIAN AGAMA RI

Hari/tanggal

: Senin/ 12 Oktober 2015

Waktu

: Pukul 10. 30 s.d 12.10 WIB

Tempat

: Gedung Nusantara II DPR RI

Peserta

: 1. Anggota Komisi VIII DPR RI


2. Jajaran Kementerian Agama RI
3. Perwakilan Guru-guru Honorer Madrasah Indonesia

Topik

Pembahasan Permasalahan yang Ada di Lingkungan

Madrasah

Berikut hasil tertulis berdasarkan audiensi antara guru-guru honorer


madrasah Indonesia dengan anggota Komisi VIII DPR RI dan jajaran Kementerian
Agama RI yang membahas mengenai beberapa permasalahan yang ada di
lingkungan

madrasah

sebagai

sekolah

yang

berada

di

bawah

naungan

Kementerian Agama.
1.

INPASSING
Anggaran inpassing sejak tahun lalu telah diusulkan oleh pihak Kementerian
Agama di Kementerian Keuangan, selain itu pihak Kementerian Agama telah
melakukan segala sesuatu yang terkait dengan inpassing melalui proses
pendataan secara indentifikasi komprehensif secara nasional dan telah
mengeluarkan SK-nya yang telah diterima para guru.

Kemudian telah

mengusulkan anggarannya di Kementerian Keuangan sejak tahun lalu, yang


kebetulan untuk tahun 2015 anggarannya belum disetujui oleh Kementerian
Keuangan sehingga kemudian Menteri Agama mengirimkan surat langsung
terkait masalah inpassing ke pihak Kementerian Keuangan, meminta
supaya menteri keuangan memberikan anggaran khusus untuk inpassing.
Hal tersebut tidak biasa dilakukan karena biasanya pengajuan secara
kolektif,

namun

karena

masalahnya

sudah

luar

biasa

maka

pihak

Kementerian Agama mengirim surat dan membutuhkan anggaran di seluruh


Indonesia sekitar 1.3 triliun khusus untuk membayar inpassing. Kemudian
Menteri Keuangan telah menjawab surat tersebut, dan meminta dua hal:
yang pertama verifikasi review total komprehensif oleh Dirjen terhadap
sensus

seluruh

data

yang

ada,

selanjutnya

yang

kedua,

menurut

Kementerian Keuangan untuk mencairkan data tersebut membutuhkan dua


hal yaitu surat tanggung jawab mutlak dari pihak Dirjen yang menyatakan
kebenaran data, kemudian surat tanggung jawab mutlak dari Dirjen Pendis
yang menyatakan kebenaran data dan apabila terdapat masalah maka
Dirjen Pendis harus melakukan perbaikan. Surat itu dikirim sekitar beberapa
minggu yang lalu, dan sekarang pihak Dirjen akan melakukan verifikasi
terhadap data dan akan menandatatangan tanggung jawab mutlak tentang
data tersebut. Pihak Dirjen berharap masih ada anggaran di Kementerian
Keuangan, serta meminta bantuan pihak Kementerian Keuangan anggaran
sebesar 1.3 triliun terhutang, dari 4 triliun yang diusulkan berdasarkan data
segera dikeluarkan tahun ini. Kemudian inpassing akan dicairkan terhitung
Januari 2015. Kebutuhan inpassing terhitung bisa dibayarkan Januari 2015
dan itu akan dirapelkan begitu anggarannya ada, Kementerian Agama
berjuang untuk mendapatkan

anggaran 1.3 triliun untuk memenuhi

inpassing.
2.

ANGGARAN BOS
Untuk bisa mendapatkan anggaran harus ada perencanaan yang dulu tidak
pernah dilakukan, dan dalam kondisi yang seperti ini (perubahan akun),
segalanya menjadi rumit di tengah situasi psikologis yang takut melanggar
aturan karena konsekuensinya berkenaan dengan masalah hukum. Dalam
kondisi seperti ini pihak Kementerian Agama harus mengeksekusi sesuatu
yang sangat baru, yang sangat kompleks, dan complicated karena
perubahan akun tersebut, sehingga di awal-awal menjadi sangat luar biasa.
Bulan Juli baru ada pencairan karena harus ada revisi pertama, dan untuk
pencairan berikutnya harus mempertanggungjawabkan apa yang telah
diambil sehingga bisa cair untuk yang selanjutnya. Pencairan dana BOS
bukan hanya terkait dengan pihak Kementerian Agama atau pihak yang ada
di kabupaten-kota, tapi juga pihak madrasah, dan itu sulit dan tidak mudah.
Kondisi tahun 2015 menjadikan suasana tidak nyaman terkait perubahan
akun 57 menjadi 52 sesuai dengan saran KPK. Sehingga konsekuensinya

tidak mudah dan menyulitkan teman-teman di seluruh Indonesia, sehingga


BOS di daerah menjadi terkendala. Dengan adanya PMK 168 sekolah yang
telah cair sekitar 25% dapat segera mendapatkan kembali pencairan
berikutnya
kemudian

setelah
bisa

bisa

langsung

mempertanggungjawabkan
cair

semua.

Pihak

25%

tersebut,

Kementerian

Agama

mengusahakan di akhir tahun bisa cair semua dan permasalahan BOS bisa
selesai.
Pihak

Kementerian

Agama

telah

bekerja

secara

maksimal

dan

berkoordinasi, berkomunikasi dengan seluruh Indonesia, hanya kelemahan


ada pada kompleksitas perubahan akun, pihak Kementerian Agama
berharap tahun ini tidak ada yang tidak cair, kalaupun ada yang tidak cair
karena memang dasar atau karena penganggaran berbasis tahunan, kalau
tidak bisa dicairkan berarti tahun depan lagi, dalam arti hangus. Tapi pihak
Kementerian Agama berharap dan bekerja keras agar tidak terjadi seperti
itu.
Menurut laporan Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Jawa Barat, uang yang
ada di pos telah terserap Rp. 612. 968.908.000,00 artinya telah di atas 50%
sehingga tidak ada yang namanya guru tidak dihonor, karena di dalamnya
ada honor dan uang belanja tapi belum terpenuhi karena tahun belum
habis. Realisasinya dengan adanya PMK 168 tinggal ada kemauan dari para
kepala madrasah minta, jadi uang tidak instan seperti akun 57 dengan
jumlah siswa sekian. Ada uang diterima ada LPJ.
3.

TUNJANGAN PROFESI GURU


Khusus untuk wilayah Bandung terjadi permasalah kekurangan dana,
namun pihak Kementerian Agama telah mengumpulkan semua perencana
seluruh Indonesia untuk mengikis semua anggaran dan mengumpulkannya
untuk dibawa ke Bandung terkait dengan kekurangan anggaran tersebut.
Pihak Kementerian Agama telah mendapatkan 250 miliar dan merevisi
kegiatan lainnya yang tidak penting sehingga mendapat tambahan sebesar
12 dan 9 miliar. Untuk bisa mencukupkan anggaran itu, pihak Kementerian
Agama diharapkan tidak diam dan tidak abai terhadap masalah itu. Di
Bandung terdapat 600 guru yang NRG-nya baru keluar Juni kemarin padahal
sertifikasinya pada tahun 2011-2012, konsekuensinya adalah jika NRG baru
keluar

maka

itu

harus

dibayarkan

sejak

Januari

2015,

sementara

angarannya belum disiapkan karena NRG-nya baru keluar. Semua itu

menambah hutang yang akan dibayarkan. Karena ada kinerja sistem


tahunan yang melaksanakan PLPG Kementerian Agama dengan mitranya,
kemudian

yang

mengeluarkan

sertifikat

meraka,

namun

yang

mengeluarkan NRG adalah Dikbud bukan dari mereka. Pihak Kementerian


Agama akan membuat suatu perencanaan untuk mengintegrasikan agar
NRG bisa cepat keluar setelah sertifikat didapatkan. Pihak kementerian
Agama

telah

melakukan

tindakan

dan

tidak

tinggal

diam

untuk

merealisasikan terkait semua pencairan.


Mengenai tunjangan profesi guru, menurut

Kepala Bidang Pendidikan

Madrasah Jawa Barat pihaknya telah kerja keras, pasti sepanjang ada UK
dan PLPG pasti akan ada hutang. Kemudian yang tidak memiliki NRG/
NUPTK datangi pihak yang terkait , datangi yang mengeluarkan. Masih
menurut Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Jawa Barat, pihaknya banyak
memangkas kegiatan seperti workshop yang kemudian dianggarkan untuk
TPG, tapi memang permasalahannya adalah tidak terpenuhi. Namun
menurutnya dapat dipastikan agar menunggu karena TPG dan inpassing
akan turun .
4.

CPNS
Di zaman kepemimpinan SBY ada politik abu-abu mengenai rekuitmen
CPNS, yang tidak hanya ditentukan oleh teman-teman di Kementerian
Agama tapi ada kekuatan di luar itu yang menentukan titik sampai minta
70%

orang-orang

mereka

masuk

jadi

PNS,

namun

ini

yang

coba

ditransparasikan pada pemerintahan Jokowi sekarang agar tidak ada


nepotisme lagi.

SIMPULAN DAN SARAN ANGGOTA KOMISI VIII DPR RI


TERKAIT PERMASALAHAN DI LINGKUNGAN MADRASAH

1.

Perubahan

nomor

akun

sudah

diperkuat

dengan

Peraturan

Menteri

Keuangan, namun hingga kini belum ada tindak lanjutnya. Maka kita
sekarang dorong Kemenag untuk tidak lagi beralasan perubahan akun itu,

karena sudah ada faktor pendukungnya, agar nasib para guru honorer ini
dituntaskan.
2.

Pihak komisi VIII DPR sudah memfasilitasi antara Kemenag dan Kementerian
Keuangan,

dan

akhirnya

terbit

Peraturan

Menteri

Keuangan

yang

menjembatani akun nomor 52 dan 57. Namun jika itu belum ada
progresnya, Komisi VIII akan kembali memfasilitasi kedua Kementerian itu.
Hal ini harus selesai Oktober ini, karena sudah ada Permenkeu yang
menjembatani akun nomor 52 dan 57. Komisi VIII akan terus memantau,
apalagi hal ini terjadi di seluruh Indonesia.
3.

BOS, sertifikasi, inpassing dan sebagainya belum tuntas dan harus cair
Desember.

4.

Kesejahteraan guru harus diperhatikan.

5.

Birokrasi, peraturan, anggaran dan segala macam kendala yang terjadi di


lingkungan Kementerian Agama harus segara teruraikan, termasuk salah
satunya yang merupakan program pemerintahan Jokowi yaitu menyangkut
kemudahan mendapatkan gaji.

6.

Segera merapikan segala macam permasalahan adminstrasi yang ada dan


melancarkan

pembayaran

kepada

guru

karena

kesejahteraan

guru

berkaitan dengan pekerjaannya mendidik genarasi masa depan. Segala


macam benang merah akan terlihat dan benang kusutnya dapat terurai
sehingga guru dapat kembali bertugas di sekolah masing-masing untuk
memberikan yang terbaik kepada anak didik sehingga mereka dapat
memberikan yang terbaik bagi bangsa.
7.

Kementerian Agama harus didorong oleh kita semua untuk terus membawa
spirit keagamaan

yang

menjadi nilai

transformasi

dan

perdamaian,

mendorong dengan masukan yang cerdas.


8.

Kurangnya manajemen dan koordinasi kementerian agama, sehingga


kinerja departemen di Kementerian Agama dinilai lamban.

9.

Kinerja dari birokrat harusnya melayani bukan hanya menungggu seolaholah rakyat yang butuh, sekolah yang butuh, tapi harus dapat memberikan
informasi yang baik untuk memenuhi kebutuhan sekolah.

Anda mungkin juga menyukai