Anda di halaman 1dari 10

LOMBA ESSAY NASIONAL (LENS)

Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Indonesia Unggul melalui


Pendidikan Masyarakat Berkelanjutan

JUDUL ESSAY:
Peran Mahasiswa sebagai Pemberdaya Masyarakat dalam Meningkatkan
Sumber Daya Manusia Berkualitas guna Mensukseskan Indonesia Menuju
Asean Economic Community 2015

OLEH:
Windo Julioardi (12030077)
Teknik Kimia / 2013

AKADEMI MINYAK DAN GAS BALONGAN


INDRAMAYU
2015

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana


belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan
dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dari definisi Pendidikan menurut
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS diatas sudah jelas
menyatakan bahwa pendidikan termasuk investasi jangka panjang dalam bentuk
suatu kebaikan, dan kebaikan tersebut adalah ilmu pengetahuan yang bermanfaat
bagi diri sendiri dan tentunya untuk orang lain. Meningkatkan pendidikan yang
luas dan merata adalah salah satu cita-cita Negara Indonesia untuk menjadikan
warganya yang lebih maju dan madani. Menurut The World Bank mengenai
sistem pendidikan bahwa Indonesia memiliki sistem pendidikan terbesar ketiga di
wilayah Asia dan bahkan terbesar keempat di dunia setelah China, India dan
Amerika Serikat. Untuk mewujudkan cita-cita tersebut pemerintah dalam
Undang-undang Pendidikan Nasional No. 2 tahun 1989 telah berupaya
mengimplementasikan program wajib belajar 9 tahun yakni semua warga negara
Indonesia yang berusia 7 - 12 tahun wajib menamatkan pendidikan dasar dengan
program 6 tahun di SD (Sekolah Dasar) dan 12-15 tahun untuk wajib menamatkan
3 tahun di SLTP (Sekolah Lanjut Tingkat Pertama).
UMUR
5-9
10-14
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45+
Jumlah/Total

MASIH SEKOLAH
68,75
97,58
71,72
18,66
4,48
1,63
0,55
0,46
0,18
26,66

TIDAK SEKOLAH LAGI


0,10
2,11
27,84
80,89
95,13
97,85
98,64
98,02
90,55
67,51

Tabel data BPS Persentase Penduduk Partisipasi Sekolah 2013


(Sumber: http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1532)

Namun setelah meninjau dari data hasil survei Badan Pusat Statistik
mengenai Persentase Penduduk Partisipasi Sekolah rupanya program wajib belajar
9 tahun belum efektif dalam meningkatkan pendidikan, data tersebut menyatakan
bahwa pada tahun 2013 jumlah penduduk yang masih sekolah sebesar 26,39%
sedangkan yang tidak sekolah lagi tercatat sebesar 65,80% dan sisanya adalah
penduduk yang belum pernah sekolah. Berdasarkan laporan Education for All
Global Monitoring Report yang dikeluarkan oleh UNESCO 2011, tingginya
angka putus sekolah menyebabkan peringkat indeks pembangunan rendah.
Indonesia berada di peringkat 69 dari 127 negara dalam Education Development
Index. Data-data tersebut membuktikan bahwa masih tingginya jumlah penduduk
Indonesia yang belum mendapatkan pendidikan secara maksimal, hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor internal maupun eksternal. Dari beberapa faktor
tersebut biaya pendidikan yang sulit dijangkau masyarakat masih menjadi
penyebab utama putus sekolah di Indonesia, banyak warga miskin yang tidak
mampu dalam finansial memilih berhenti sekolah dan memutuskan untuk bekerja
padahal mereka belum memiliki skill atau keahlian.
Sesuai dalam KTT ASEAN ke-21 di Phnom Penh tahun 2012, Indonesia
ditunjuk sebagai motor penggerak dalam mengintegrasikan kekuatan Asia
Tenggara di dunia global. Bersama-sama dengan Singapura dan Thailand,
Indonesia berada di baris terdepan dalam mengimplementasikan konsep-konsep
AEC (ASEAN Economic Community) yang telah disepakati. Menurut persetujuan
MAE (Ministers Asean Econimic) dalam The 44th ASEAN Economic Ministers
and the 8th ASEAN Economic Community Council (AECC) meetings bahwa AEC
akan dimulai pada tanggal 31 Desember 2015. AEC bertujuan untuk menciptakan
pasar tunggal dan basis produksi yang ditandai dengan bebasnya aliran barang,
jasa, investasi, tenaga kerja terampil dan perpindahan barang modal secara lebih
dan mendunia. Di era Indonesia menuju AEC 2015 ini tentunya banyak sekali
tantangan yang akan dihadapi yakni salah satunya adalah Laju peningkatan Impor
dan Ekspor, hampir seluruh perusahaan makro maupun mikro berlomba-lomba
menciptakan jasa serta produk yang mampu bertahan di pasaran. Secara tidak
langsung untuk mensukseskan misi perusahaan tersebut, mereka melakukan
seleksi yang cukup ketat dalam tahap rekrutmen pekerjanya guna mendapatkan
2

Sumber Daya Manusia yang unggul sehingga mampu menunjang keberhasilan


perusahaan dalam mempertahankan eksistensinya. Menelaah permasalahan ini
yang kemudian dikaitkan dengan hasil survei BPS mengenai Persentase Penduduk
Partisipasi Sekolah diatas, rasanya sangat berat sekali persiapan yang harus
ditempuh negara. Pada saat AEC telah terbentuk, persaingan tenaga kerja di
wilayah ASEAN akan lebih luas. Maka tuntutan akan SDM yang berkualitas
dalam segala hal menjadi suatu kewajiban yang baru. Menurut data, hampir 67%
atau 2/3 penduduk Indonesia berpendidikan akhir SMP ke bawah. Jauh
dibandingkan dengan negara lain, seperti Singapura, Malaysia, dan Filiphina yang
80% lulusannya berpendidikan akhir SMA dan pendidikan tinggi. Besarnya
jumlah penduduk Indonesia yang putus sekolah dan tidak memiliki keahlian ini
secara langsung akan menambah jumlah pengangguran serta berimbas pada
peningkatan jumlah penduduk miskin di Indonesia.
Jumlah Penduduk Miskin (Juta Orang)

Tahun
2009
2010
Maret 2011
Sep-11
maret 2012
Sep-12
Mar-13
Sep-13

Kota
11,91
11,1
11,05
10,95
10,65
10,51
10,33
10,63

Desa
20,62
19,93
18,97
18,94
18,49
18,09
17,74
17,92

Kota+Desa
32,53
31,02
30,02
29,89
29,13
28,59
28,07
28,55

Tabel data BPS Jumlah Penduduk Miskin,


(Sumber: http://www.bps.go.id/linkTabelStatis/view/id/1494)
Terbukti pada hasil survei Badan Pusat Statistik mengenai Jumlah total
Penduduk miskin di Indonesia tercatat pada tahun 2013 adalah sebesar 28,55
orang dengan rincian jumlah penduduk miskin dari kota sebanyak 10,63 juta
orang dan dari desa sebanyak 17,92 juta orang. Dalam keadaan seperti ini,
Indonesia dinilai sangat belum siap dalam menghadapi persaingan global di era
ASEAN Economic Community 2015.

Untuk menindaklanjuti semua permasalahan tersebut sudah saatnya peran


mahasiswa sebagai kaum elit intelektual dibutuhkan, mahasiswa sebagai garda
perubahan bangsa harus dapat mengaplikasikan teori yang telah didapat di dunia
kampus kedalam masyarakat. Sesuai dengan UU RI No.12 tahun 2012 tentang
Perguruan Tinggi pada pasal 1 poin 9 menyatakan bahwa Tridharma perguruan
tinggi yang selanjutnya disebut Tridharma adalah kewajiban Perguruan Tinggi
untuk menyelenggarakan Pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat. Dan pada poin 10 menyatakan bahwa Pengabdian kepada masyarakat
adalah sivitas akademika yang memanfaatkan ilmu pengetahuan dan Teknologi
untuk memajukan kesejahteraan dan mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini
sudah sangat jelas bahwa mahasiswa memiliki kewajiban penuh dalam
memberdayakan masyarakat dengan cara mengabdi dan merealisasikan ilmu
dibidangnya guna memecahkan masalah yang sedang terjadi di masyarakat.
Corazon G azano, selaku dosen University of San Carlos, Phipina dalam
International Conference , Directions and Strategies Response to Asean
Economic Community 2015 menyebutkan bahwa peran mahasiswa di bidang
akademik dalam AEC adalah melakukan penelitian. Karena dengan penelitian
mahasiswa dapat membantu pemerintah dan masyarakat dalam mengidentifikasi
masalah yang sedang terjadi entah dibidang eksak maupun sosial serta dapat
menemukan terobosan inovasi dalam solusinya. Adapun program-program
mahasiswa yang ternyata selama ini dapat menstimulasi masyarakat sehingga
mampu bersaing di era Indonesia menuju AEC 2015 antara lain;
1. Program pendidikan non-formal
Pendidikan pada dasarnya dibagi menjadi dua yaitu formal dan nonformal, untuk pendidikan formal diadakan oleh instansi pendidikan resmi
seperti Sekolah dan Perguruan tinggi sedangkan untuk pendidikan non-formal
adalah pendidikan yang dilakukan oleh komunitas pendidik atau sivitas yang
sedang menerapkan poin ke 3 dari Tridharma Perguruan Tinggi yakni
pengabdian masyarakat. Salahsatu contoh pendidikan non-formal yaitu
penyuluhan, definisi Penyuluhan Berdasarkan Undang-undang No. 16 Tahun
2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (SP3K)

adalah proses pembelajaran bagi pelaku utama serta pelaku usaha agar mau
dan mampu menolong dan mengorganisasikan dalam mengakses informasi
informasi pasar, teknologi, permodalan dan sumber daya lainnya sebagai
upaya untuk meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan dan
kesejahteraannya serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup. Kegiatan inilah yang biasa digunakan sebagai jembatan
pendidikan antara Mahasiwa dengan masyarakat dalam meneruskan ilmu
pengetahuan yang didapatkan dari perkuliahan ataupun dari hasil penelitian
yang telah dilakukan.

2. Program padat karya dan pelatihan


Berdasarkan data produktivitas 2013 yang dirilis Asian Productivity
Organization, produktivitas tenaga kerja Indonesia sebesar US$9.500.
Dengan asumsi Rp11.000 per dolar AS, produktivitas tenaga kerja Indonesia
setara Rp104,5 juta per pekerja per tahun. Angka produktivitas tenaga kerja
Indonesia ini di bawah Singapura yang mencapai US$92.000 atau Rp1,012
miliar, Malaysia US$33.000 atau Rp363,3 juta, dan Thailand US$15.400 atau
Rp169,4 juta. Bahkan, produktivitas tenaga kerja Indonesia berada di bawah
rata-rata negara Asean yang sebesar US$10.700 atau Rp117,7 juta. Dengan
program padat karya ini mahasiswa diharapkan dapat membantu pemerintah
dalam

meningkatkan

produktivitas

masyarakatnya

sehingga

dapat

mengurangi angka pengangguran di Indonesia. Contoh nyata dalam program


padat karya yang dapat diaplikasikan oleh mahasiswa untuk masyarakat
antaralain; Pelatihan pembuatan kerajinan tangan unik dari limbah sehingga
memiliki nilai jual, atau dengan memberikan pelatihan terobosan metode
alternatif dari cara pengolahan hasil komoditas lokal sehingga memiliki nilai
jual yang tinggi dibanding pengolahan dengan metode sebelumnya.
Sebagai tambahan, mahasiswa juga bisa memberikan pelatihan bahasa
inggris umum kepada masyarakat awam karena dalam era AEC 2015 nanti
tidak menutup kemungkinan transaksi bebas dengan negara lain akan
dilakukan, maka bahasa inggris sebagai bahasa internasional sangat penting

dipelajari guna memperlancar negosiasi dalam transaksi perdagangan bebas


nanti.

3. Program berbasis lingkungan hidup


Definisi dari Lingkungan Hidup Menurut Undang-undang No. 32 Tahun
2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lain. Definisi tersebut sudah jelas memaparkan bahwa lingkungan adalah
tempat keberlangsungan hidup manusia yang sudah sepatutnya dijaga dan
dilestarikan. Negara yang alamnya terawat dan teratur akan mampu
memperoleh Sumber Daya Alam yang optimal sehingga hal tersebut akan
meningkatkan kualitas pendapatan negara dan kesejahteraan masyarakat.
Oleh karena itu dengan adanya program ini diharapkan mahasiswa dapat
membimbing masyarakat dalam merevolusi mentalnya sehingga masyarakat
tersebut mampu menjaga dan melestarikan alam sekitarnya. Contoh kegiatan
program ini seperti; Penanaman 1000 pohon, Reklamasi pantai dengan
menanam bakau, pengoptimalan penanaman pada lahan sawah yang kosong,
dan masih banyak kegiatan berbasis lingkungan alam lainya.

Sebenarnya masih banyak program kreatif lainya yang secara langsung


mapun tidak langung dapat diaplikasikan, namun pemaparan dari ketiga program
diatas penulis berharap agar mahasiswa Indonesia dapat memenuhi perannya
sebagai agen perubahan serta sebagai partner pemerintah dalam memberdayakan
masyarakat sehingga menjadi lebih produktif dan terdidik. Selain itu, dengan
adanya peran serta Mahasiswa dalam kampanye persiapan Indonesia menuju AEC
2015 ini diharapkan bisa membantu pemerintah dalam menyadarkan seluruh
warga Indonesia akan pentingnya persiapan Indonesia yang lebih mapan agar era
AEC ini bukan menjadi bumerang permasalahn bagi bangsa melainkan hal ini
dapat diartikan sebagai tantangan untuk Indonesia agar menjadi bangsa yang maju
dan mampu bersaing dengan negara Asean lainya.

LAMPIRAN

Lampiran 2:
Formulir Pendaftaran Lomba Esai
HIMA Pendidikan Luar Sekolah
Peran Mahasiswa dalam Mewujudkan Indonesia Unggul melalui Pendidikan
Masyarakat Berkelanjutan
1. Nama Lengkap

: Windo Julioardi

2. Tempat Tanggal Lahir

: Cirebon, 13 Juli 1995

3. NIM/ Jurusan

: 12030077 / Teknik Kimia

4. Perguruan Tinggi

: Akademi Minyak dan Gas Balongan

5. Alamat asal

: Jalan Raya kanci,kilometer 9. Ds kanci kulon .


Dusun 1. Rt04. Rw01. CIREBON.

6. Alamat Sekarang

: Jalan Talang Tembaga ,Rt 02, Rw 01,


Kelurahan Lemah Abang, Kota Indramayu,
Provinsi Jawa Barat, Kode Pos 45212.

7. No. HP

: +6287829151726

8. E-mail

: Windojulioardi@gmail.com

9. Facebook

: Windo Julioardi

10. Judul Essay

: Peran Mahasiswa sebagai Pemberdaya


Masyarakat dalam Meningkatkan Sumber Daya
Manusia Berkualitas guna Mensukseskan
Indonesia Menuju Asean Economic Community
2015

Indramayu,
Windo Julioardi

_______________

Lampiran 3:

SCAN BUKTI PEMBAYARAN LENS (LOMBA ESSAY NASIONAL)


2015

SCAN KARTU TANDA MAHASISWA A/N WINDO JULIOARDI

Anda mungkin juga menyukai