Anda di halaman 1dari 26

ANATOMI FISIOLOGI

SISTEM REPRODUKSI PRIA

Ns Eka Sakti Wahyuningtyas


S.Kep

Pendahuluan

Kelenjar

Testis
Testis merupakan 2 buah
organ
glandula
yang
memproduksi semen, terdapat
didalam
skrotum
dan
digantung
oleh
fenikulus
spermatikus.
Tempat
dibentuknya
spermatozoa
dan
hormon
testosteron, FSH, dan LH

Testis dibungkus oleh :


1. Fasia spermatika eksterna
2. Lapisan kremasterika
3. Fascies spermatika interna
Pembuluh darah testis :
4. Arteri pudenda eksterna pars
superfisialis
5. Arteri perinealis superfisialis
6. Arteri kremasterika

Vesika
Seminalis
Merupakan dua ruangan diantar fundus VU
dan
rektum,
masing-masing
ruangan
berbentuk piramid.
Anterior berhubungan dengan fundus VU,
posterior terletak diatas rektum
Panjang kelenjar 5-10 cm, kelenjar sekresi
yang menghasilkan zat mukoid. Zat ini
banyak mengandung fruktosa dan zat gizi
(prostaglandin fibrinofen) sebagai sumber
energi bagi spermatozoa.

Sekresi vesika seminalis merupakan


komponen pokok dari air mani yang
menghasilkan cairan yang disebut semen
sebagai pelindung spermatozoa.

Glandula
Prostata
Sebagian bersifat glandular dan sebagian lagi
bersifat otot.
Terletak dibawah orifisium uretra interna dan
sekeliling permukaan uretra, melekat dibawah
VU dalam rongga pelvis dibawah simpisis pubis
Prostat
merupakan
suatu
kelenjar
mengeluarkan cairan alkali yang encer yang
mengandung asam sitrat yang berguna untuk
melindungi spermatozoa terhadap tekanan
pada uretra.

Kelenjar Bulbouretralis
Terletak
dibelakang
lateral
pars
membranasea uretra, diantara kedua
lapisan urogenitalis dan disebelah
bawah kelenjar prostat.
Bentuknya bundar, kecil, warnanya
kuning, panjangnya 2,5 cm
Fungsinya hampir sama dengan kelenjar
prostat

Epididimis
Saluran halus yang panjangnya kira-kira 6 cm,
terletak di sepanjang atas tepi dan belakang
testis dan terdiri dari :
1. Kaput epididimis, berhubungan erat dengan
bagian atas testis
2. Kaput epididimis, badan ditutupi oleh
membran serosa servikalis sepanjang tepi
posterior
3. Kauda epididimis : Ekor disebut juga globulus
minor ditutupi oleh membran serosa dan
berhubungan dengan duktus diferens

4. Ekstremitas superior : Bagian yang


besar
5. Ekstremitas inferior : seperti titik

Duktus Diferens
Duktus ekskretorius dari testis, merupakan
lanjutan
dari
kanalis
epididimis,
panjangnya 50-60 cm.
Duktus diferens seperti tali dan berbentuk
silinder. Dinding salurannya sangat kecil.
Pada fundus VU membesar dan berbelokbelok, disebut ampula.

Uretra
Merupakan saluran kemih dan saluran
ejakulasi pada pria. Pengeluaran urine
tidak bersamaan dengan ejakulasi
karena diatur oleh kegiatan kontraksi
prostat.

Skrotum
Sepasang kantong yang menggantung
didasar pelvis. Didepan skrotum terdapat
penis dan dibelakang terdapat anus.
Skrotum berupa kantong terdiri dari kulit
tanpa lemak dan memiliki sedikit jaringan
otot.
Pembungkusnya disebut tunika vaginalis

Skrotum kiri tergantung lebih rendah dari


skrotum kanan.
Skrotum terdiri dari dua lapisan :
1. Kulit : Warna kecoklatan, tipis dan
mempunyai flika / rugae, terdapat
folikel sebasea dikelilingi oleh rambut
yang akarnya terlihat melalui kulit
2. Tunika dartos : Berisi lapisan otot polos
yang tipis sepanjang basis skrotum

Fenikulus spermatikus
Fenikulus
merupakan
bangun
penyambung
yang
berisi
duktus
seminalis, pembuluh limfe, dan serabut
saraf.
Fenikulus spermatikus memanjang dari
abdominal inguinalis

Penis
Terletak menggantung didepan skrotum
Bagian ujung disebut glans penis, bagian
tengah korpus penis, dan bagian pangkal
radiks penis.
Kulit
pembungkus
sangat
tipis
berhubungan dengan bagian permukaan
dalam
dari
organ,
dibelakangnya
membentuk perlipatan kecil yang disebut
frenulum prepusium.

Glans penis adalah bagian akhir anterior


dari korpus kavernosa uretra, memanjang
kedalam dan bentuknya seperti jamur.
Glans penis licin dan kuat.
Penggantung penis :
1. Ligamentum fundiformis penis
2. Ligamentum suspensorium penis
Pembuluh darah penis :
1. Arteri pudenda interna
2. Arteri profunda penis

Fisiologi Reproduksi Pria


Spermatogenesis

Tubulus seminiferus mengandung banyak sel epitel


germinativum yang berukuran kecil dinamakan
spermastogenia. Sel ini membelah diri membentuk 2
spermatosis yang masing-masing mengandung 23
kromosom.
Setelah
beberapa
minggu
menjadi
spermatozoa. Spermatid ketika pertama kali dibentuk
masih mempunyai sifat umum sel epiteloid, kemudian
sitoplasma menghilang, spermatid memanjang menjadi
spermatozoa yang terdiri dari kepala, leher, badan dan
ekor.
Setelah pembentukan tubulus seminiferus, sperma
masuk ke seminiferus selama 18 jam sampai 10 hari
hingga mengalami proses pematangan. Epididimis
menyekresi cairan yang mengandung hormone, enzim,
dan gizi yang sangat penting dalam proses pematangan
sperma, sebagian besar pada vas deferens dan
sebagian kecil didalam epididymis.

Hormone yang berhubungan dengan sistem reproduksi pria


HORMON TESTOSTERON
Hormone testosterone dihasilkan oleh sel intersisial Leyding yang terletak
di antara tubulus seminiferous sel ini sedikit pada bayi dan anak, namun
banyak pada pria dewasa. Setelah pubertas, sel intersisial banyak
menghasilkan hormone testosteron setelah disekresi penis.Sebagian besar
testosterone berikatan longgar dengan protein plasma yang beredar
dalam darah.Testosterone yang tidak terikat pada jaringan dengan cepat
diubah oleh hati menjadi andosteron dan dehidroepiandosteron.Konjugasi
ini disekresi dalam usus melalui empedu ke dalam urine.
Fungsi testosterone:
Efek desensus testis. Hal ini menunjukan bahwa testosterone merupakan
hal yang penting untuk perkembangan seks pria selama kehidupan
manusia dan factor keturunan.
Perkembangan seksual primer dan sekunder: sekresi testosterone setelah
pubertas menyebabkan penis, testis dan skrotum membesar sampai usia
20 tahun, mempengaruhi pertumbuhan sifat seksual sekunder pria mulai
pada masa pubertas.

HORMON GONADOTROPIN
Kelenjar hipofisis anterior menghasilkan 2
macam hormone yaitu luteinizing hormone (LH)
dan folicle stimulating hormone (FSH). Sekresi
testosterone selama kehidupan fetus penting
untuk peningkatan pembentukan organ seks
pria. Perubahan spermatogenesis menjadi
spermatosit
terjadi
di
dalam
tubulus
seminiferous dan dirangsang oleh FSH. Namun
FSH tidak dapat menyelasaikan pembentukan
spermatozoa karena itu testosterone disekresi
secara serentak oleh sel intersisial yang
berdifusi menuju tubulus seminiferous untuk
proses pematangan akhir spermatozoa.

HORMON ESTROGEN
Hormone estrogen dibentuk dari testosterone dan
dirangsang
hormone
perangsang
folikel
yang
memungkinkan spermatogenesis mensekresi protein
pengikat endogen untuk mengikat testosterone dan
estrogen membawa keduanya kedalam cairan lumen
tubulus seminiferous untuk pematangan sperma.
HORMON PERTUMBUHAN
Hormone pertumbuhan diperlukan untuk mengatur
latar belakang fungsi metabolisme testis. Secara
khusus
meningkatkan
pembelahan
awal
spermatogenesis. Bila tidak terdapat hormone
pertumbuhan spermatogenesis sangat berkurang atau
tidak ada sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai