Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Dalam biologi, sel adalah kumpulan materi paling sederhana yang dapat hidup
dan merupakan unit penyusun semua makhluk hidup. Kebanyakan makhluk hidup
tersusun atas sel tunggal, atau disebut organisme uniseluler, misalnya bakteri dan
amoeba. Makhluk hidup lainnya, termasuk tumbuhan, hewan, dan manusia, merupakan
organisme multiseluler yang terdiri dari banyak tipe sel terspesialisasi dengan fungsinya
masing-masing. Tubuh manusia, misalnya, tersusun atas lebih dari 1013 sel.
Sel terkecil yang dikenal manusia ialah bakteri Mycoplasma dengan diameter
0,0001 sampai 0,001 mm, sedangkan salah satu sel tunggal yang bisa dilihat dengan mata
telanjang ialah telur ayam yang belum dibuahi. Akan tetapi, sebagian besar sel
berdiameter antara 1 sampai 100 m (0,0010,1 mm) sehingga hanya bisa dilihat dengan
mikroskop. Penemuan dan kajian awal tentang sel memperoleh kemajuan sejalan dengan
penemuan dan penyempurnaan mikroskop pada abad ke-17. Robert Hooke pertama kali
mendeskripsikan dan menamai sel pada tahun 1665 ketika ia mengamati suatu irisan
gabus (kulit batang pohon ek) dengan mikroskop yang memiliki perbesaran 30 kali.
Namun demikian, teori sel sebagai unit kehidupan baru dirumuskan hampir dua abad
setelah itu oleh Matthias Schleiden dan Theodor Schwann. Selanjutnya, sel dikaji dalam
cabang biologi yang disebut biologi sel.
1

B. Rumausan Masalah
1. Bagaimana mengetahui pengertian sel?
2. Bagaimana mengetahui bagian-bagian sel?
3. Bagaimana mengetahui struktur sel?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian sel.
2. Untuk mengetahui bagian-bagian sel.
3. Untuk mengetahui struktur sel.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Sel
Sel adalah unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel dapat
berfungsi secara asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.
Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang
mengandung pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan semua
fungsi kehidupan (faal tubuh). Berdasar jumlah sel penyusunnya makhluk hidup dapat
digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler dan multiseluler. Makhluk hidup
multiseluler berasal dari satu sel (zigot) yang kemudian mengalami spesialisasi dan
diferensiasi. Struktur sel terdiri dari nukleus (inti sel), sitoplasma beserta organelnya,
membran sel dan dinding sel. Sel yang mempunyai fungsi khusus biasanya dilengkapi
dengan organel khusus yang tidak ditemukan pada sel lain.

Sel bisa diartikan sebagai gumpalan dari protoplasma yang berinti dan berfungsi
sebagai komponen atau alat dalam membantu penyelenggaraan segala aktivitas untuk
kebutuhan hidupnya. Selama pertumbuhan, sel akan berubah seiring dengan
perkembangannya baik dari bentuk untuk menyesuaikan dengan fungsinya. Bentuk sel
bisa epidermis, hal ini akan melindungi sel-sel lain dalam menyimpan persediaan
makanan.
Sel berasal dari kata cella dimana memiliki arti sekumpulan partikel-partikel yang
berukuran kecil dan membentuk suatu kesatuan terkecil dari makhluk hidup agar dapat
melaksanakan suatu kehidupan. Pengertian sel sendiri mencakup dari beberapa hal yang
berasal dari empat teori yakni unit struktural terkecil dari makhluk hidup, unit fungsional
terkecil dari mahkluk hidup, pertumbuhan terkecil dari suatu makhluk hidup, serta unit
hereditas terkecil dari mahkluk hidup.
3

Pengertian Sel Menurut Beberapa Ahli


Sel dilihat pertama oleh Aristoteles (384 322 SM). Dia menyatakan bahwa
semua makhluk hidup tersusun dari suatu benda hidup atau unit struktural yang
mempengaruhi kehidupan suatu organisme. Pada saat ini belum dikenal kata sel dari
unit structural tersebut.
Robert Hooke (1665 M), Dialah orang yang pertama kali yang menamakan unit
structural tersebut sebagai sel. Beberapa investigator dari tahun 1665 s/d 1831 yang
mempelajari sel, Tak satupun yang dapat menyimpulkan bahwa benda hidup tersebut
tersusun dari unit atau sel yang serupa.
Pada tahun 1938 1939 M, dua orang ahli
biologis yaitu M.J.Schleiden (ahli Botani) dan
Theodore Schwann (ahli Zoologi) Mendefinisikan
secara jelas tentang sel. Menurut mereka sel adalah
unit struktural dan unit fungsional dari organisme
hidup.
Sejak tahun 1955, berkembanglah teori sel modern,
yaitu:

Sel adalah unit structural dari makhluk hidup.

Sel adalah unit fungsionla dari makhluk hidup.

Sel adalah pembawa sifat dari makhluk

Sel baru berasal dari sel itu sendiri (pembelahan sel).

Setiap sel mempunyai aksi dan tugas secara bebas sebagai bagian integral dari
organisme lengkap.

1. Ukuran Sel

Ukuran dan Bentuk Sel : Ukuran sel biasanya bevariasi antara 10 m 100 m.

Ukuran sel yang terkecil pada Pleuropneumonia yaitu 0,1 0,5 m.

Ukuran sel yang terpanjang pada serat Sclerenchymatous pada Boehmenia nevia,
yaitu 55 cm.

2. Jumlah Sel

Protozoa, bakteri, fungi dan alga bersel satu. Mereka disebut sebagai bentuk
uniseluler atau aseluler.

Sebagian besar Kingdom animalia dan Kingdom Plantae dan sebagaian besar
Kingdom Fungi terdiri beberapa sel, mereka dikatakan sebagai organisme
multiseluler.

3. Type Sel
Berdasarkan strukturnya, sel terbagi ke dalam dua type, yaitu:

Sel Prokariotik; yaitu sel dimana mitokondria, kloroplas, dan nucleus tidak terlihat
secara jelas. Type sel ini ditemukan pada bakteri dan alga biru hijau yang tergolong
dalam kingdom Monera .

Sel Eukariotik; yaitu sel dimana batas nucleus dan membrane tampak secara jelas.
Type sel ini ditemukan pada semua Kingdom Protista , Kingdom Fungi , Kingdom
Plantae dan Animalia

4. Sejarah Sel
Penemuan awal
Mikroskop majemuk dengan dua lensa telah ditemukan pada akhir abad ke-16 dan
selanjutnya dikembangkan di Belanda, Italia, dan Inggris. Hingga pertengahan abad ke17 mikroskop sudah memiliki kemampuan perbesaran citra sampai 30 kali. Ilmuwan
Inggris Robert Hooke kemudian merancang mikroskop majemuk yang memiliki sumber
cahaya sendiri sehingga lebih mudah digunakan. Ia mengamati irisan-irisan tipis gabus
melalui mikroskop dan menjabarkan struktur mikroskopik gabus sebagai "berpori-pori
seperti sarang lebah tetapi pori-porinya tidak beraturan" dalam makalah yang diterbitkan
pada tahun 1665. Hooke menyebut pori-pori itu cells karena mirip dengan sel (bilik kecil)
di dalam biara atau penjara. Yang sebenarnya dilihat oleh Hooke adalah dinding sel
kosong yang melingkupi sel-sel mati pada gabus yang berasal dari kulit pohon ek. Ia juga
mengamati bahwa di dalam tumbuhan hijau terdapat sel yang berisi cairan.
Pada masa yang sama di Belanda, Antony van Leeuwenhoek, seorang pedagang
kain, menciptakan mikroskopnya sendiri yang berlensa satu dan menggunakannya untuk
mengamati berbagai hal. Ia berhasil melihat sel darah merah, spermatozoid, khamir bersel
tunggal, protozoa, dan bahkan bakteri. Pada tahun 1673 ia mulai mengirimkan surat yang
memerinci kegiatannya kepada Royal Society, perkumpulan ilmiah Inggris, yang lalu
5

menerbitkannya. Pada salah satu suratnya, Leeuwenhoek menggambarkan sesuatu yang


bergerak-gerak di dalam air liur yang diamatinya di bawah mikroskop. Ia menyebutnya
diertjen atau dierken (bahasa Belanda: 'hewan kecil', diterjemahkan sebagai animalcule
dalam bahasa Inggris oleh Royal Society), yang diyakini sebagai bakteri oleh ilmuwan
modern.
Pada tahun 16751679, ilmuwan Italia Marcello Malpighi menjabarkan unit
penyusun tumbuhan yang ia sebut utricle ('kantong kecil'). Menurut pengamatannya,
setiap rongga tersebut berisi cairan dan dikelilingi oleh dinding yang kokoh. Nehemiah
Grew dari Inggris juga menjabarkan sel tumbuhan dalam tulisannya yang diterbitkan
pada tahun 1682, dan ia berhasil mengamati banyak struktur hijau kecil di dalam sel-sel
daun tumbuhan, yaitu kloroplas.
5. Teori sel
Dua ratus tahun kemudian, yakni sekitar tahun 1835, seorang ilmuan Prancis yang
bernama Felix Dujardin meneliti bahwa sel-sel tersebut tersusun atas substansi berupa
cairan. Cairan tersebut dikenal dengan istilah Protoplasma. Istilah Protoplasma kali ini
dikemukakan oleh Johannes Purkinje.
Beberapa ilmuwan pada abad ke-18 dan awal abad ke-19 telah berspekulasi atau
mengamati bahwa tumbuhan dan hewan tersusun atas sel, namun hal tersebut masih
diperdebatkan pada saat itu. Pada tahun 1838, ahli botani Jerman Matthias Jakob
Schleiden menyatakan bahwa semua tumbuhan terdiri atas sel dan bahwa semua aspek
fungsi tubuh tumbuhan pada dasarnya merupakan manifestasi aktivitas sel. Ia juga
menyatakan pentingnya nukleus (yang ditemukan Robert Brown pada tahun 1831) dalam
fungsi dan pembentukan sel, namun ia salah mengira bahwa sel terbentuk dari nukleus.
Pada tahun 1839, Theodor Schwann, yang setelah berdiskusi dengan Schleiden
menyadari bahwa ia pernah mengamati nukleus sel hewan sebagaimana Schleiden
mengamatinya pada tumbuhan, menyatakan bahwa semua bagian tubuh hewan juga
tersusun atas sel. Menurutnya, prinsip universal pembentukan berbagai bagian tubuh
semua organisme adalah pembentukan sel.
Yang kemudian memerinci teori sel sebagaimana yang dikenal dalam bentuk
modern ialah Rudolf Virchow, seorang ilmuwan Jerman lainnya. Pada mulanya ia
sependapat dengan Schleiden mengenai pembentukan sel. Namun, pengamatan
6

mikroskopis atas berbagai proses patologis membuatnya menyimpulkan hal yang sama
dengan yang telah disimpulkan oleh Robert Remak dari pengamatannya terhadap sel
darah merah dan embrio, yaitu bahwa sel berasal dari sel lain melalui pembelahan sel.
Pada tahun 1855, Virchow menerbitkan makalahnya yang memuat motonya yang
terkenal, omnis cellula e cellula (semua sel berasal dari sel).
Perkembangan biologi sel
Antara tahun 1875 dan 1895, terjadi berbagai penemuan mengenai fenomena
seluler dasar, seperti mitosis, meiosis, dan fertilisasi, serta berbagai organel penting,
seperti mitokondria, kloroplas, dan badan Golgi. Lahirlah bidang yang mempelajari sel,
yang saat itu disebut sitologi.
Perkembangan teknik baru, terutama fraksinasi sel dan mikroskopi elektron,
memungkinkan sitologi dan biokimia melahirkan bidang baru yang disebut biologi sel.
Pada tahun 1960, perhimpunan ilmiah American Society for Cell Biology didirikan di
New York, Amerika Serikat, dan tidak lama setelahnya, jurnal ilmiah Journal of
Biochemical and Biophysical Cytology berganti nama menjadi Journal of Cell Biology.
Pada akhir dekade 1960-an, biologi sel telah menjadi suatu disiplin ilmu yang mapan,
dengan

perhimpunan

dan

publikasi

ilmiahnya

sendiri

serta

memiliki

misi

mengungkapkan mekanisme fungsi organel sel.


B. Bagian-Bagian Sel
a. Membran plasma
1. Mengatur lalu lintas senyawa-senyawa atau ion-ion yang masuk dan keluar sel
atau organel
2. Sebagai reseptor (pengenal) molekul-molekul khusus (hormon) metabolit dll dan
agensia khas seperti bakteri dan virus
3. Tempat berlangsunya berbgai reaksi kimia seperti pada membran motokondria,
kloroplas, retikulum endoplasma dan lain-lain,
4. Membran plasma juga berfungsi sebagai reseptor perubahan lingkungan sel,
seperti perubahan suhu, intensitas cahaya dan lain-lain.
b. Dinding sel
Fungsi dinding sel pada tumbuhan adalah untuk memperkokoh sel sebagaimana sel
tulang pada hewan.

c.

Sitoplasma dan nukleoplasma


Fungsi nucleolus adalah tempat perakitan ribosom.

d. Organel sel
Organel sel antara lain adalah : retikulum endoplasma, mitokondria, badan golgi,
kloroplas, nucleus, lisosom, peroksisom, vakuola. Disamping organel yang dibungkus
membran ada pula organel yagn tidak dibatasi membran seperti ribosom
1. Retikulum Endoplasma

Tempat biosintesis protein. Protein disintesis pada REG

Tempat penambahan molekul karbohidrat. Molekul karbohidrat ditambahkan pada


rantai protein yang telah disintesis RE sebelum dibawa ke badan golgi, lisosom,
membran sel atau ke ruang antar sel. Penambahan ini terjadi di lumen RE.

Tempat biosinteis fospolipid dan kolesterol. Membran RE berfungsi untuk


membentuk semua lipid yang diperlukan untuk membentuk atau memperbaiki
membran plasma, termasuk fospolipid dan kolesterol.

Tempat detoksifikasi, proses ini berlangsung pada REA sel-sel usus, ginjal, kulit,
dan terutama di hari. Senyawa-senyawa yang berbahaya dan bersifat racun,
diubah menjadi tidak berbahaya.

2. Badan Golgi
Kompleks golgi berfungsi sebagai
1. Tempat glikosilasi protein dan lipid, yaitu proses perakitan protein dan lipid
berkarbohidrat tinggi.
2. Berperan dalam pemulihan membran sel
3. Berperan dalam mencekresikan bahan tertentu yang dibutuhkan di luar sel. Bahan
yang akan disekresikan terlebih dahulu dikemas dalam vesikuli sekretoris atau
granula sekretoris.
4. Pada sel tumbuhan kompleks golgi juga berperan dalam perakitan dinding sel.
3. Lisosom dan peroksisom
Organel ini penting untuk melindungi sel dari penimbunan H2O2. pada biji yang
sedang tumbuh peroksisom berperan dalam perimbakan asam lemak yang tersimpan
dalam biji menjadi gula yang diperlukan untuk tubuh.
8

4. Mitokondria
Mitokondria mempunyai banyak fungsi metabolik, terutama untuk menghasilkan
energi pada metabolisme karbohidrat dan lemak (disebut juga respirasi), sintesis ATP
dan lain-lain. Jumlah mitokondria dalam sel tidak sama tergantung pada aktivitas sel.
Sel-sel yang aktif seperti sel pada jaringan otot mempunyai banyak mitokondria.
5. Kloroplas
Fungsi kloroplas adalah tempat fotosintesis dan sintesis ATP pada sel tumbuhan
Selain kloroplas pada rumbuhan juga terdapat plastida lain yaitu kromoplas yang
mengandung pigmen kuning dan leukoplas yang tidak mengandung pigmen
6. Sentrosoma
Sentrosoma merupakan argenel yang bentuknya agak bulat dan terletak dekat ini.
Pada sentrosoma terdapat dua sentriol yang tersusun tegak lurus satu dengan yang
lain. Sentrosoma berperan dalam pembelahan sel.
7. Ribosom
Mmerupakan struktur terkecil yang terdapat dalam sel, dan merupakan tempat
berlangsungnya sintesis. Ukuran ribosom pada sel eukariota berbeda dengan sel
prokariota. Pada sel yang aktif melakukan sintesis protein, ribosoma dapat mencapai
25% dari bobor kering sel.
8. Vakuola
Vakuola merupakan organel yang berisi cairan, dan dibatasi oleh membran plasma,
vakuola umumnya terdapat pada sel tumbuhan. Pada sel tumbuhan yang muda
terdapat banyak vakuola-vakuola kecil, tetapi dengan bertambahnya umur sel, maka
terbentuk vakuola tengah yang besar. Vakuola berfungsi untuk menyimpan sementara
bahan makan terlarut dan sia-sia metabolisme.
Transpor Materi Intra dan Antar Sel
Salah satu fungsi membran sel adalah tempat lalu lalangnya materi yang
dibutuhkan, yang tidak dibutuhkan atau materi yang dibutuhkan ruang antar sel. Sistem
pemasukan dan pengeluaran materi ini disebut sistem transpor. Dilihat dari materi yang
memasuki sel, ada dua kelompok yaitu makro molekul dan mikro molekul. Membran
plasma merupakan saringan pemilihan materi yang akan memasuki sel. Dwilapis lipid
bersifat impermeable bagi molekul-molekul terlarut dalam air dan molekuk bermuatan.
9

a. Pengangkutan mikromolekul lewat membran sel


Ada tiga mekanisme pengangkuran mikromolekul, yaitu : difusi sederhana,
difusi dipermudah, dan pengangkutan aktif. Difusi sederhana dan dipermudah
merupakan transport materi dari daerah konsentrasi tinggi, ke daerah konsentrasi
rendah. Pengangkutan ini tidak menggunakan ATP, karena searah dengan gradien
konsentrasi, sehingga juga transpor pasif. Transpor materi dari daerah konsentrasi
rendah ke daerah konsentrasi tinggi memerlukan ATP, karena berlawanan dengan
gradien konsentrasi sehingga disebut juga transport aktif.
1) Difusi sederhana
Molekul-molekul yang dapat melewati membran plasma dengan jalan difusi
sederhana sangat terbatas jumlahnya. Mikromolekul yang bersifat hidrofobik
dapat melewati membran plasma dengan mudah. Sedangkan makromolekul atau
molekul yang terion sulit melewati membran plasma. Kemampuan membran
plasma untuk memilih molekul yang akan melewatinya disebabkan adanya porus
pada membran tersebut. Porus tersebut ada yang menembus molekul protein
integral (transmembran), atau terbentuk secara acak pada dwilapis ipid. Porus
pada dwilapis lipid terbentuk karena gerakan molekul lipid tersebut.
2) Difusi dipermudah
Senyawa yang melewati selaput plasma dengan jalan difusi dipermudah, tidak
memerlukan ATP. Namun gerakan senyawa dari luar ke dalam atau sebaliknya
bisa lebih cepat dari pada difusi sederhana. Hal ini karena ada protein pembawa
(carier) yang mampu mempercepat pengangkutan. Molekul protein pembawa
setelah mengikat senyawa yang akan dibawa, segera memindahkan senyawa
tersebut dari luar ke dalam atau sebaliknya, dengan jalan rotasi berdifusi atau
dengan membentuk porus.
3) Transport
Pengankutan senyawa melewati membran plasma dengan melawan gradien,
berlangsung sangat rumit. Mekanisme paling sederhana sama dengan difusi
dipermudah, namun memerlukan ATP. Salah satu contoh transport aktif adalah
pemompaan ion Na+ dan Ka+ di dalam sel dipertahankan selalu lebih tinggi dari
pada di luar sel. Sebaliknya konsentrasi ion Na+ di dalam sel dipertahankan selalu
10

lebih rendah dari pada luar sel. Untuk itu ion Na+ dan Ka+ dipompa melawan
gradien konsentrasi. Pemompaan dapat berlangsung bila ada ATP.
b. Pengangkutan makromolekul lewat membran sel
Makromolekul bisa berupa protein, polinukleotidak, polisakarida atau
mikroorganisme. Bahan-bahan ini tidak dapat lewat membran sel dengan cara difusi
ataupun transport aktif, namun sel tetap dapat memasukkan dan mengeluarkan
makromolekul-makromolekul tersebut. Pengangkutan makromolekul ini sangat
berbeda

dengan

pengangkutan

mikromolekul.

Pengangkatan

makromolekul

membutuhkan visikuli. Ada tiga cara pengangkutan makromolekul yaitu endositosis,


eksositosis, pertunasan (budding).
1) Endositosis
Endositosis yaitu pengangkutan makromolekul ke dalam sel, dengan cara pelekukan
ke dalam (invaginasi) membran sel. Setelah terjadi pelakukan membran sel akan
menggenting dan akhirnya terputus sehingga terbentuk vesikuli (endosom) yang
berisi makromolekul yang akan diangkut. Endosotosis terbagi dua yaitu pinositosis,
bila materi yang diangkut kental (solid).
2) Eksositosis
Ekositosis yaitu pengangkutan makromolekul ke luar sel ada dua cara eksositosis
yaitu melalui pelekukan ke luar (evaginasi) membran plasma sehingga akhirnya
membran plasma mengenting dan putus dan bahan yang diangkut berada dalam
visikuli. Cara yang kedua vesikuli yang ada dalam sel (atau organel) melbur dengan
membran plasma dan bahan yang diangkut dilepaskan setelah membran vesikuli
terbuka.

3) Pertunasan
Pertunasan hampir sama dengan eksositosis yang membentuk vesikuli, hanya istilah
ini dipakai untuk tingkat organel saja. Contohnya pada pembentukan lisosom.
C. Struktur Sel
1. Prokariotik

11

Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang memiliki sel tipe
prokariotik. Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding sel, dan membran
plasma. Kapsula yaitu bagian yang paling luar berupa lendir yang berfungsi untuk
melindungi sel. Bahan kimia pembangun kapsula adalah polisakarida. Dinding sel
terdiri dari berbagai bahan seperti karbohidrat, protein, dan beberapa garam anorganik
serta berbagai asam amino.
Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan
reproduksi. Sedangkan membran dalam merupakan bagian bahan seperti karbohidrat,
protein, dan beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino. Berdasarkan
struktur dinding selnya bakteri dikelompokkan menjadi bakteri Gram negatif dan
Gram positif
Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan
reproduksi. Sedangkan membran dalam merupakan bagian penutup yang paling
dalam. Membran plasma bakteri mengadung enzim oksida dan respirasi. Fungsinya
serupa dengan fungsi mitokondria pada sel eukariotik. Pada beberapa daerah
membran plasma membentuk lipatan ke arah dalam disebut mesosom. Fungsi
mesosom yaitu untuk respirasi dan sekresi dan menerima DNA pada saat konyugasi.
Beberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel. Beberapa bakteri lainnya
mengandung villi yang berfungsi untuk melekatkan diri. Sitoplasma merupakan
bagian dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat yang
mengandung butiran-butiran protein, glikogen, lemak dan berbagai jenis bahan
lainnya. Pada sitoplasma sel bakteri tidak ditemukan organel-organel yang memiliki
sistem endomembran seperti badan Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas,
mitokondria, badan mikro, dan lisosom. Sedangkan ribosom banyak ditemukan pada
sitoplasma bakteri.
2. Eukariotik
Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini
secara struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut
memiliki fungsi yang sangat khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan

12

berperan penting untuk menyokong fungsi sel. Organisme yang memiliki tipe sel ini
antara lain hewan, tumbuhan, dan jamur baik multiseluler maupun yang uniseluler.
Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda dengan pada hewan. Pada
sel hewan, pada bagian luar sel tidak ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada
tumbuhan dan jamur ditemukan adanya dinding sel. Walaupun demikian dinding sel
tumbuhan dan sel jamur secara kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur
didominasi oleh chitin sedangkan pada tumbuhan selulosa. Pada tumbuhan ditemukan
adanya organel kloroplas sedangkan pada jamur dan hewan tidak ditemukan. Selain
perbedaan tersebut pada dasarnya baik sel hewan, tumbuhan, dan jamur memiliki
struktur yang serupa.
3. Fungsi Sel
Ditinjau dari fungsinya, sel merupakan unit fungsional dari semua (konsep)
organism hidup. Jadi, fungsi kehidupan ini dikerjakan oleh tiap individu sel. Fungsi
kehidupan organisme tingkat tinggi (termasuk manusia) dikerjakan oleh tiap sel dari
berbagai alat tubuh dan organisasi yang sempurna terjadilah aktivitas terpadu untuk
melangsungkan fungsi kehidupan ini. Aktivitas terpadu dikoordinasikan oleh
kekuatan yang belum kita ketahui menurut teori vitalitas dinyatakan sebagai a
transcendent force not inherent in the chemical composition of protoplasm.
Ditinjau dari perkembangan, maka sel merupakan unit perkembangan, karena
tiap jenis jaringan dan alat tubuh didahului oleh pembentukan jenis sel tertentu.
Ditinjau dari keturunan, sel merupakan unit hereditas. Seperti yang dijelaskan
dalam hal reproduksi, dalam inti sel terdapat kromosom yang mengandung gen-gen
(factor keturunan). Semua sifat turun temurun dari suatu individu (hewan uniselular
atau hewan multiselular) terdapat dalam sel itu atau dalam sel reproduksi atau dalam
sel kelamin.

4. Pembelahan Sel
Pembelahan sel adalah suatu proses dimana material seluler dibagi kedalam
dua sel anak. Pada organisme tersebut, yang umumnya dimulai dari satu sel tunggal.
Pembelahan sel juga merupakan suatu proses dimana jaringan-jaringan yang telah

13

rusak diganti dan diperbaiki. Sel mempunyai kemampuan untuk memperbanyak diri
dengan melakukan pembelahan. Pada hewan uniseluler cara ini digunakan sebagai
alat reproduksi, sedangkan pada hewan multi seluler cara ini digunakan dalam
memperbanyak sel somatis untuk pertumbuhan dan pada sel gamet untuk proses
pewarisan keturunan hingga akhirnya membantu membentuk individu baru.Ada dua
macam pembelahan sel, yaitu pembelahan secara langsung amitosis dan pembelahan
secara tidak langsung mitosis dan meiosis.
Pembelahan Sel secara Langsung
Proses pembelahan secara langsung disebut juga pembelahan ami-tosis atau
pembelahan biner. Pembelahan biner merupakan proses pembelahan dari 1 sel
menjadi 2 sel tanpa melalui fase-fase atau tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan
biner banyak dilakukan organisme uniseluler (bersel satu), seperti bakteri, protozoa,
dan mikroalga (alga bersel satu yang bersifat mikroskopis). Setiap terjadi pembelahan
biner, satu sel akan membelah menjadi dua sel yang identik (sama satu sama lain).
Dua sel ini akan membelah lagi menjadi empat, begitu seterus-nya. Pembelahan biner
dimulai dengan pembelahan inti sel menjadi dua, kemudian diikuti pembelahan
sitoplasma. Akhirnya, sel terbelah menjadi dua sel anakan. Pembelahan biner dapat
terjadi pada organisme prokariotik atau eukariotik tertentu. Perbedaan antara
organisme prokariotik dan eukariotik, terutama berdasarkan pada ada tidaknya
membran inti selnya. Membran inti sel tersebut membatasi cairan pada inti sel
( nukleoplasma) dengan cairan di luar inti sel, tempat terdapatnya organel sel
( sitoplasma). Organisme prokariotik tidak mempunyai membran inti sel, sedangkan
organisme eukariotik mempunyai membran inti sel. Oleh karena itu, eukariotik
dikatakan mempunyai inti sel (nukleus) sejati. Pembelahan biner pada organisme
prokariotik terjadi pada bakteri. DNA bakteri terdapat pada daerah yang disebut
nukleoid. DNA pada bakteri relatif lebih kecil dibandingkan dengan DNA pada sel
eukariotik. DNA pada bakteri berbentuk tunggal, panjang dan sirkuler sehingga tidak
perlu dikemas menjadi kromosom sebelum pembelahan.
Pembelahan Sel secara Tidak Langsung (Mitosis dan Meiosis)
Pembelahan sel secara tidak langsung adalah pembelahan yang melalui
tahapan-tahapan tertentu. Setiap tahapan pembelahan ditandai dengan penampakan
14

kromosom yang berbeda-beda. Kalian telah mengetahui bahwa di dalam inti sel
terdapat benang-benang kromatin . Ketika sel akan membelah, benang-benang
kromatin ini menebal dan memendek, yang kemudian disebut kromosom. Kromosom
dapat berikatan dengan warna tertentu, sehingga mudah diamati dengan mikroskop.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kromosom merupakan benang pembawa sifat.
Di dalam kromosom terdapat gen sebagai faktor pembawa sifat keturunan.
Pada waktu sel sedang membelah, terjadi proses pembagian kromosom di
dalamnya. Tingkah laku kromosom selama sel membelah dibedakan menjadi fasefase atau tahap-tahap pembelahan sel. Pembelahan sel yang terjadi melalui fase-fase
itulah yang disebut pembelahan secara tidak langsung.
Mengenai fase-fase pembelahan mitosis akan dibahas pada subab tersendiri.
Pembelahan sel secara tidak langsung dibedakan menjadi dua, yaitu pembelahan
mitosis dan meiosis . Sebelum kalian mempelajari lebih jauh tentang pembelahan sel
secara tidak langsung, ada baiknya kalian lakukan rubrik Diskusi beri-kut ini.
Proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan atau organ tu-buh organisme
terjadi melalui proses pembelahan sel secara mitosis. Pembelahan mitosis adalah
pembelahan sel yang menghasilkan sel anakan dengan jumlah kromosom sama
dengan jumlah kromosom induknya. Proses pembelahan mitosis terjadi pada semua
sel tubuh makhluk hidup, kecuali pada jaringan yang menghasilkan gamet (sel
kelamin).
Pada pembelahan mitosis, satu sel induk membelah diri menjadi dua sel
anakan. Sel anakan ini mewarisi sifat sel induknya dan memiliki jumlah kromosom
yang sama dengan induknya. Jika sel induk memi-liki 2n kromosom, maka setiap sel
anakan juga emiliki 2n kromo-som. Jumlah 2n ini disebut juga kromosom diploid.
Pembelahan mitosis terjadi selama pertumbuhan dan reproduksi secara
aseksual. Pada manusia dan hewan, pembelahan mitosis terjadi pada sel meristem
somatik (sel tubuh) muda yang mengalami pertum-buhan dan perkembangan. Sebagai
contoh, sel telur yang telah dibuahi sperma akan membelah beberapa kali secara
mitosis untuk membentuk embrio. Sel-sel pada embrio ini terus-menerus membelah
secara mitosis dan akhirnya terbentuk bayi. Pertumbuhan manusia dari bayi hingga
dewasa juga melalui mekanisme pembelahan sel secara mitosis.
15

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
16

Sel adalah unit organisasi terkecil yang menjadi dasar kehidupan dalam arti.
Semua fungsi kehidupan diatur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah, sel

dapat berfungsi secara asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi.


Sel merupakan kesatuan struktural dan fungsional makhluk hidup, yang
mengandung pengertian sebagai penyusun makhluk hidup dan melaksanakan
semua fungsi kehidupan (faal tubuh). Berdasar jumlah sel penyusunnya makhluk
hidup dapat digolongkan menjadi makhluk hidup uniseluler dan multiseluler.
Makhluk hidup multiseluler berasal dari satu sel (zigot) yang kemudian
mengalami spesialisasi dan diferensiasi. Struktur sel terdiri dari nukleus (inti sel),
sitoplasma beserta organelnya, membran sel dan dinding sel. Sel yang mempunyai
fungsi khusus biasanya dilengkapi dengan organel khusus yang tidak ditemukan
pada sel lain.

DAFTAR PUSTAKA
Aryulina, Diah. 2004. Biologi 2. Jakarta :Erlangga
Setiowati, Tetty. 2007. Biologi Interaktif. Jakarta : Azka Press.
Mulyani, Sri. 2006. Anantomi Tumbuhan. Yogyakarta : Kanisus.
Taryono.1995. Prinsip Belajar biologi. Jakarta : PT. Tiga Serangkai

17

Anonim.

2011. Jaringan

tumbuhan. http://www.membuatblog.web.id/2015/04/

jaringan-tumbuhan.html/ Diakses pada tanggal 26 April 2015.

18

Anda mungkin juga menyukai