Anda di halaman 1dari 19

PENGUKURAN

TAHANAN
Disusun oleh kelompok 3 :
AJI FITRIYAN HIDAYAT

( 3.31.14.0.02 ) LT 2A

ERWIN ADI PRASETYA


2A

( 3.31.14.0.10 ) LT

M. RIFAN MAULANA

( 3.31.14.0.15 ) LT 2A

PENGERTIAN TAHANAN
Tahanan merupakan suatu besaran yang menghambat
besarnya arus pada suatu tegangan pada suatu alat,
perlu sekali kita mengukur tahanan yang dimiliki suatu
benda. Tahanan juga dapat didefinisikan sebagai
perbandingan antara tegangan listrik dari suatu
komponen elektronik (misalnya resistor) dengan arus
listrik yang melewatinya.

Tahanan listrik dapat dirumuskan sebagai berikut:

R = V/I

Atau di mana V adalah tegangan (volt) dan I adalah arus (ampere).


Satuan SI untuk Tahanan adalah Ohm (R).
Aliran listrik di dalam sebuah penghantar ternyata tidak sama
besarnya. Ketidaksamaan ini disebabkan oleh penghantar yang
selalu memiliki tahanan. Tahanan dari suatu penghantar
mempengaruhi besar kecilnya arus listrik yang melewatinya. Besar
tahanan suatu bahan atau penghantar nilainya berbeda-beda
tergantung pada tahanan jenis, panjang, dan luas penampang, A.

PENGUKURAN TAHANAN
Menurut nilai resistansinya , tahanan dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Tahanan

kecil

:R<1

Tahanan

sedang

Tahanan

besar : R > 100 k

: 1 < R < 100 k

A. METODE VOLTMETER-AMPEREMETER

Gambar 1 Rangkaian metode


voltmeter-amperemeter

Keterangan :
R = Tahanan yang diukur
Rv = Tahanan dalam voltmeter
RA = Tahanan dalam amperemeter
I
= Arus yang terukur Amperemeter
IR = Arus yang mengalir pada tahanan
Iv =
Arus
yang
mengalir
pada
voltmeter

PENJELASAN GAMBAR 1
Dari rangkaian pada gambar 1,
voltmeter mengukur
tegangan pada R dan amperemeter mengukur arus sumber E.
Jika thanan R harganya kecil dibandingkan dengan tahanan
dalam voltmeter, arus yang mengalir melewati voltmeter
sangat kecil disebabkan tahanan dalam voltmeter sangat
besar, sehingga arus terebut pengaruhnya sangat kecil dalam
mengurangi besarnya arus E, makan bisa diabaikan. Dengan
demikian besarnya arus pada sumber E besarnya mendekati
arus pada tahanan R. Dengan demikian metode ini sangat
cocok digunakan untuk mengukur tahanan kecil.

B.METODE JEMBATAN

Gambar 2 Model
Jembatan Wheatstone

Keterangan :
E = Sumber tegangan DC
G = Galvanometer
R1 R4 = Tahanan
I = Arus yang keluar dari sumber
I1 I4 = Arus yang lewat pada
masing-masing tahanan.

Menurut Hukum Kirchoff tentang arus


I = I1 + I3 = I2 + I4
Menurut Hukum Kirchoff tentang tegangan
V = VR1 + VR2 = VR3 + VR4
Pada keadaan seimbang tidak ada arus yang
mengalir melalui
galvanometer, sehingga tidak ada perbedaan
tegangan antara ujung ujung
galvanometer, kalau ditulis rumusnya menjadi
:
VR1 = VR3 dan VR2 = VR4
I1 = I2 dan I3 = I4

PENJELASAN GAMBAR 2
Dari persamaan diatas dapat digunakan untuk
mengukur besarnya suatu tahanan bila ketiga
tahanan
lainnya
sudah
diketahui
besarnya.
Rangkaian dapat diperlihatkan seperti pada gambar
dibawah ini :

Gambar 3 Equivalen Wheatstone

Keterangan :
Rx = Tahanan yang diukur
Rv = Tahanan variabel
R1 dan R2 = Tahanan yang sudah

Sebuah alat yang dapat digunakan secara langsung untuk mengukur besar
kecilnya nilai tahanan sebuah penghantar disebut ohmmeter. Sedang
multimeter adalah alat yang dapat digunakan untuk mengukur kuat arus,
beda potensial, dan tahanan pada suatu penghantar atau rangkaian listrik.
Apabila multimeter akan digunakan untuk mengukur besar hambatan atau
digunakan sebagai ohmmeter, maka sakelar harus diputar sehingga
menunjuk ke arah yang bertanda R. Penghantar yang hendak diukur
tahanannya dipasang di antara ujung kabel penghubung alat itu. Jarum
akan bergerak ke suatu kedudukan tertentu sehingga besar tahanan dapat
dibaca pada skala yang bertandakan OHM. tahanan suatu penghantar juga
dapat diukur secara tidak langsung, yaitu dengan cara mengukur besar arus
yang lewat pada penghantar dan mengukur beda potensial ujung-ujung
penghantar itu. Oleh karena itu, kita menggunakan dua alat yang berfungsi
sebagai amperemeter dan satu alat lagi yang berfungsi sebagai voltmeter.

Gambar 4 Merangkai alat untuk mengukur suatu tah

DIAGRAM PENGUKURAN TAHANAN

Dari gambar 7 di atas dapat kita


ambil kesimpulan bahwa besarnya
tahanan (R) berbanding terbalik
dengan tegangan (V) dan arus (I). Jika
tegangan inputnya sama, semakin
besar tahanan maka semakin kecil
Gambar 5 Diagram pengukuran tahanan
pula arus yang mengalir ke suatu
rangkaian listrik

Gambar 8 Rangkaian seri


Gambar 6 Rangkaian
Gambar 7 Rangkaian paralel
menggunakan
voltmeter amperemeter
Pada gambar 6,7 dan 8 diatas menunjukan

Diagram rangkaian dari suatu tahanan.


Dimana pada gambar 6 digunakan voltmeter
dan ampermeter untuk mengetahui nilainya.
Sedangkan pada gambar 7 dan 8 cara
menentukan nilai suatu tahanan dengan
system pararel (gambar 7) dan system seri

APLIKASI PENGGUNAAN RANGKAIAN


PENGUKURAN TAHANAN
Pada Gambar 9 disamping adalah contoh aplikasi
penggunaan pengukuran tahanan yang digunakan
untuk mengukur tegangan dan arus yang mengalir
pada lampu. Dimana lampu dapat diketahui
berapa besar tahanan yang dimilikinya. Untuk
lebih jelasnya kita dapat lihat aplikasi penggunaan
tahanan pada komponen lampu dibawah ini
Gambar 9 Rangkaian pengukuran tahanan lampu

Gambar 10 Komponen lampu

PERCOBAAN

HASIL PERCOBAAN
VDC

VM

5 V - arus 5 V
Gambar 11 Rangkaian mengukur tegangan
6V
6V

AM

RX

2,5 A

2 OHM

2A

3 OHM

7V

7V

1,75 A

4 OHM

8V

8V

1,6 V

5 OHM

9V

9V

1,5 A

6 OHM

PERTANYAAN

1.

Jelaskan mengenai hasil dari percobaan tadi?

2.

Tiga buah resistor dipasang secara seri. Masing-masing


memiliki nilai,R1 = 43 ohm + 5%, R2 = 70 ohm + 5%, R3 =
54 ohm + 5%.
a)

Tentukan kesalahan resistansi total

b)

Tentukan nilai resistansi total

TERIMA KASIH

ANALISA DATA
Dari percobaan yang telah dilakukan dan dari data yang telah
dikumpulkan bahwa pada v sumber sebesar 5 V dan besarnya
arus 2,5 A maka nilai tahanan yang diperoleh sebesar 2 Ohm ,
pada tegangan sumber 6 V dan arus yang didapat sebesar 2 A
maka nilai tahanannya sebesar 3 Ohm , selanjutnya pada
tegangan sumber 7 V dan arus yang didapat sebesar 1,75 A
maka nilai tahanan yang diperoleh adalah sebesar 4 Ohm , pada
tegangan sumber 8 V dan besarnya arus yang mengalir adalah
1,6 V maka nilai tahanannya sebesar 5 Ohm , dan pada tegangan
sumber sebesar 9 V dan nilai arus yang diapat adalah sebesar 1,5

KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat diambil dari hasil data yang
diperoleh adalah
Besarnya nilai tahanan dipengaruhi oleh besar
kecilnya tegangan sumber dan arus yang mengalir
pada rangkaian tersebut , semakin besar nilai
tegangan pada rangkaian tersebut dan arus yang
mengalir pada rangkaian tersebut kecil maka semakin
besar nilai tahanan yang diperoleh sebaliknya jika
nilai arus pada rangkaian tersebut semakin besar dan

JAWABAN
1. Dari hasil percobaan yang telah dilakukan dan dari data yang
telah dikumpulkan bahwa pada v sumber sebesar 5 V dan
besarnya arus 2,5 A maka nilai tahanan yang diperoleh sebesar
2 Ohm , pada tegangan sumber 6 V dan arus yang didapat sebesar
2 A maka nilai tahanannya sebesar 3 Ohm , selanjutnya pada
tegangan sumber 7 V dan arus yang didapat sebesar
1,75 A
maka nilai tahanan yang diperoleh adalah sebesar 4 Ohm , pada
tegangan sumber 8 V dan besarnya arus yang mengalir
adalah 1,6 V maka nilai tahanannya sebesar 5 Ohm , dan pada

DAFTAR PUSTAKA
Sapiie, Soedjana dan Osamu Nishiho
1976. Pengukuran dan Alat-alat ukur listrik. Jakarta :
Pradnya Paramita.
Catatan kuliah Pengukuran Besaran Elektrik.
Stockl, M. Winterling, K.H. ( P. Sankaran dan A. Chandrasekaran )
1978. Electro Technical Measurement. New York : Spriner-Verlag
Berlin.
WWW.ACADEMIA.EDU/7668007/TAHANAN_LISTRIK.
PROFIL.WIDODOONLINE.COM/ELEKTRONIKA/DASAR_LISTRIK/TAHANANLISTRIK.HTML

Anda mungkin juga menyukai