Anda di halaman 1dari 5

Gaya antar molekul

Kepolaran molekul menentukan interaksi molekul-molekul dalam zat (unsur atau senyawa)
melalui gaya elektrostatis yang disebut gaya antar-molekul. Ada 3 gaya antar-molekul, yakni
gaya tarik-menarik dipol-dipol, ikatan hidrogen, dan gaya tarik-menarik dipol sesaat dipol
terimbas (gaya London).
Gaya tarik-menarik dipol-dipol dan ikatan hidrogen berlaku untuk molekul-molekul yang
bersifat polar. Sedangkan gaya London berlaku baik untuk molekul-molekul yang bersifat
polar maupun non polar.
(i) Gaya tarik-menarik dipol-dipol
Gaya tarik-menarik dipol-dipol berlaku untuk molekul-molekul yang bersifat polar. Molekulmolekul polar mempunyai dua kutub (+) dan (-). Kedua kutub ini merupakan dipol
permanen. Dipol-dipol molekul-molekul tersebut selanjutnya akan tarik-menarik pada kutubkutub dengan muatan berlawanan. Pada saat bersamaan juga akan terjadi tolak-menolak pada
kutub sejenis. Secara keseluruhan, gaya tarik-menarik yang terjadi lebih besar dibandingkan
dengan gaya tolak-menolak. Akibatnya, terdapat suatu netto tarik-menarik antar molekul.
Inilah yang disebut dengan gaya tarik menarik dipol-dipol.
(ii) Ikatan hidrogen
Ikatan hidrogen merupakan suatu gaya tarik menarik dipol-dipol karena melibatkan molekulmolekul polar. Namun, ikatan hidrogen ini dibedakan dengan gaya tarik menarik dipol-dipol
karena ikatannya sangat kuat, yaitu sekitar 5-10 kali lebih besar. Ikatan hidrogen terbentuk
antara atom H dari suatu molekul polar dengan pasangan elektron bebas yang dimiliki atom
kecil yang sangat elektronegatif dari molekul polar lainnya. Atom H tidak memiliki kulitkulit elektron terdalam sehingga elektronnya dapat tertarik sangat kuat ke atom kecil yang
sangat elektronegatif tersebut. Hal ini menyebabkan inti atom H mampu mendekat dan
berinteraksi dengan pasangan elektron bebas dari atom tersebut.
(iii) Gaya tarik-menarik dipol sesaat-dipol terimbas (gaya London)
Gaya ini disebut gaya tarik menarik dipol sesaat dipol terimbas atau gaya London.
Mekanisme terbentuknya gaya London pada unsur atau senyawa non polar yang partikelnya
berupa molekul.
Dua molekul non polar. Di dalam kedua molekul tersebut, elekron-elektron tiada hentihentinya bergerak, terdistribusi secara simetris di dalam molekul. Akan tetapi menurut teori
kebolehjadian, ada saatnya dimana elektron-elektron dapat terkonsentrasi di satu sisi dari
molekul. Hal ini menyebabkan kerapatan elektron molekul menjadi terdistribusi tidak merata,

terjadi pengkutuban atau pembentukan dipol. Dipol ini disebut dengan dipol sesaat. Sisi
bermuatan parsial negatif (-) dari dipol sesaat akan mempengaruhi kerapatan elektron dari
molekul terdekatnya. Akibatnya molekul tersebut akan memiliki dipol yang disebut dipol
terimbas. Adanya dipol sesaat dan dipol terimbas ini memungkinkan terbentuknya ikatan
antar kedua molekul. Ikatan ini dinamakan gaya tarik-menarik dipol sesaat-dipol
terimbas atau gaya London.
Gaya tarik-menarik antar kedua dipol di atas hanya berlangsung sesaat. Hal ini dikarenakan
dipol sesaat dan dipol terimbas munculdan hilang mengikuti fluktuasi kerapatan elektron.
Di lain waktu, dipol sesaat dan dipol eimbas akan muncul lagi dengan orientasi berbeda, yang
menghasilkan gaya tarik menarik baru yang juga sesaat. Secara keseluruhan, gaya tarikmenarik dipol sesaat-dipol terimbas relatif lemah karena bersifat sesaat dan tidak terus
menerus.
Ada tiga faktor yang mempengaruhi gaya London:
-

Ukuran molekul

Molekul dengan ukuran besar mempunyai awan elektron yang besar yang mudah
terdeformasi karena elektron-elektron terluarnya cenderung tidak terikat dengan baik. Dengan
demikian, dipol sesaat dan dipol terimbas semakin mudah terbentuk. Semakin besar ukuran
molekul, semakin besar kekuatan gaya London.
-

Jumlah atom di dalam molekul

Semakin banyak jumlah atom di dalam molekul, semakin banyak tempat yang terbentuknya
dipol sesaat dan dipol terimbas sehingga gaya London akan semakin kuat.
-

Bentuk molekul

Semakin kompak bentuk molekul semakin lemah kekuatan gaya London.


Beberapa sifat fisis yang dipengaruhi Gaya Antar-molekul
Titik didih
Titik didih senyawa molekul menggambarkan besarnya energi yang diperlukan untuk
mengatasi gaya tarik menarik antar molekul. Semakin besar gaya tarik menarik tersebut,
maka semakin besar energi yang diperlukan.
tegangan permukaan
Di dalam zat cair, molekul di permukaan dikelilingi oleh lebih sedikit molekul dibawah
permukaan. Akibatnya molekul dipermukaan mengalami gaya tarik menarik antar molekul
yang lebih lemah dibandingkan molekul dibawah permukaan. Semakin kuat gaya Antar
molekul suatu zat cair, semakin besar tegangan permukaan yang dihasilkan.

Sifat membasahi permukaan oleh zat cair


Gaya antar-molekul mempengaruhi kemampuan zat cair untuk membasahi suatu permukaan.
Air (H2O) dapat membasahi permukaan gelas yang bersih karena molekul H2O dapat
membentuk ikatan hidrogen dengan atom-atom O pada gelas.
Kekentalan atau viskositas
Semakin kuat gaya antar molekul zat cair, semakin sulit molekul-molekul zat cair untuk
bergerak/mengalir atau semakin besar kekentalannya. Air (H2O) yang bersifat polar memiliki
kekentalan yang lebih tinggi dibandingkan dengan benzena (C6H6) yang bersifat non polar.
Hal ini dikarenakan gaya antar molekul pada H2O, yakni ikatan hidrogen lebih kuat
dibandingkan gaya London pada Benzena.

Sifat Fisis Senyawa Ion


Beberapa sifat senyawa ion, antara lain:

Memiliki Titik Didih dan Titik Leleh yang Tinggi

Ion positif dan negatif dalam kristal senyawa ion tidak bebas bergerak karena terikat oleh
gaya elektrostatik yang kuat. Diperlukan suhu yang tinggi agar ion-ion memperoleh energi
kinetik yang cukup untuk mengatasi gaya elektrostatik.

Keras Tetapi Rapuh

Bersifat keras karena ion-ion positif dan negatif terkait kuat ke segala arah oleh gaya
elektrostatik. Bersifat rapuh dikarenakan lapisan-lapisan dapat bergeser jika dikenakan gaya
luar. Ion sejenis dapat berada satu di atas yang lainnya, sehingga timbul tolak-menolak yang
sangat kuat yang menyebabkan terjadinya pemisahan.

Berupa Padatan pada Suhu Ruang

Larut Dalam Pelarut Air, Tetapi Umumnya Tidak Larut Dalam Pelarut Organik

Tidak Menghantarkan Listrik Dalam Fasa Padat, Tetapi Menghantarkan Listrik Pada
Fasa Cair

Zat dikatakan dapat menghantarkan listrik apabila terdapat ion-ion yang dapat bergerak bebas
membawa muatan listrik.
SIFAT FISIS SENYAWA KOVALEN
Beberapa sifat fisis senyawa kovalen, antara lain:

Berupa Gas, Cairan atau Padatan Lunak Pada Suhu Ruang

Dalam senyawa kovalen, molekul-molekulnya terikat oleh gaya antarmolekul yang lemah
sehingga molekul-molekul tersebut dapat bergerak relatif bebas.

Bersifat Lunak Dan Tidak Rapuh

Mempunyai Titik Leleh dan Titik Didih Yang Rendah

Umumnya Tidak Larut Dalam Air, Tetapi larut Dalam Pelarut Organik

Pada Umumnya Tidak Menghantarkan Listrik

Senyawa Kovalen tidak memiliki ion atau elektron yang dapat bergerak bebas untuk
membawa muatan listrik, sehingga pada umumnya tidak menghantarkan listrik. Kecuali
beberapa senyawa kovalen polar yang larut dalam air, karena dapat terhidrolisis membentuk
ion-ion.
SIFAT FISIS LOGAM
Beberapa sifat fisis logam, antara lain:

Berupa Padatan Pada Suhu Ruang

Atom-atom logam tergabung oleh ikatan logam yang sangat kuat membentuk struktur kristal
yang rapat, sehingga tidak memiliki kebebasan untuk bergerak. Pada umumnya logam pada
suhu kamar berwujud padat, kecuali raksa (Hg) berwujud cair.

Bersifat Keras, Tetapi Lentur / Tidak Mudah Patah Jika Ditempa

Adanya elektron-elektron bebas menyebabkan logam bersifat lentur. Hal ini dikarenakan
elektron-elektron bebas akan berpindah mengikuti ion-ion positif yang bergeser sewaktu
dikenakan gaya luar.

Mempunya Titik Leleh dan Titik Didih Yang Tinggi

Diperlukan energi dalam jumlah besar untuk memutuskan ikatan logam yang sangat kuat
antar atom-atom logam.

Penghantar Listrik yang Baik

Adanya elektron-elektron bebas yang dapat membawa muatan listrik, menyebabkan logam
menghantarkan listrik jika diberi suatu beda potensial.

Mempunyai Permukaan Yang Mengkilap

Memberi Efek Foto Listrik dan Efek Termionik

Kedua efek tersebut merupakan suatu peristiwa lepasnya elektron dari logam apabila elektron
bebas pada ikatan logam memperoleh energi yang cukup dari luar. Jika energi yang datang

berasal dari berkas cahata maka disebut efek foto listrik, tetapi jika dari pemanasan maka
disebut efek termionik.

Anda mungkin juga menyukai