PENJELASAN
PENJELASAN
ATAS
UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 12 TAHUN 2006
TENTANG
KEWARGANEGARAAN REPUBLIK INDONESIA
I. UMUM
Warga negara merupakan salah satu unsur hakiki dan unsur pokok suatu
negara. Status kewarganegaraan menimbulkan hubungan timbal balik antara warga
negara dan negaranya. Setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban terhadap
negaranya. Sebaliknya, negara mempunyai kewajiban memberikan pertindungan
terhadap warga negaranya.
1. Asas ius sanguinis (law of the blood) adalah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan keturunan, bukan berdasarkan negara
tempat kelahiran.
2. Asas ius soli (law of the soil) secara terbatas adatah asas yang menentukan
kewarganegaraan seseorang berdasarkan negara tempat kelahiran, yang
diberlakukan terbatas bagi anak-anak sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam
Undang-Undang ini.
3. Asas persamaan di dalam hukum dan pemerintahan adalah asas yang menentukan
bahwa setiap Warga Negara Indonesia tnendapatkan perlakuan yang lama di dalam
hukum dan pemerintahan.
6. Asas pengakuan dan penghormatan terhadap hak asasi manusia adalah asas yang
dalam segala hal ikhwal yang berhubungan dengan warga negara harus menjamin,
melindungi, dan memuliakan hak asasi manusia pada umumnya dan hak warga
negara pada khususnya.
7. Asas keterbukaan adalah asas yang menentukan bahwa dalam segala hal ihwal
yang berhubungan dengan warga negara harus dilakukan secara terbuka.
8. Asas publisitas adalah asas yang menentukan bahwa seseorang yang memperoleh
atau kehilangan Kewarganegaraan Republik Indonesia diumumkan dalam Berita
Negara Republik Indonesia agar masyarakat mengetahuinya.
e. ketentuan pidana.
KEWARGANEGARAAN
TENTANG
NAMA : SUHANTO
09 04 1 0380
KELAS : II J
Adakalanya, epistemologi disebut "teori pengetahuan". Secara etimologis, istilah epistemology berasal dari
bahasa Yunani, yang terdiri dari kata episteme dan logos. Kata episteme berarti pengetahuan, sedangkan
kata logos berarti kata, pikiran, percakapan, atau ilmu. Jadi, epistemologi berarti kata, pikiran, percakapan,
ilmu tentang pengetahuan.
Epistemologi adalah cabang filsafat yang bersangkut paut dengan teori pengetahuan. Ia menyelidiki asal
mula, susunan, metode-metode dan sahnya pengetahuan. Dalam epistemologi, pertanyaan-pertanyaan
tentang kemungkinan-kemungkinan pengetahuan, tentang batas-batas pengetahuan, tentang asal dan jenis-
jenis pengetahuan dibicarakan. Oleh sebab itu pertanyaan-pertanyaan seperti "apakah pengetahuan itu?",
"apakah yang menjadi sumber dan dasar pengetahuan itu?" merupakan pertanyaan-pertanyaan yang biasa
diajukan dalam cabang filsafat ini.
Di dalam epistemologi, ada beberapa teori yang biasa digunakan untuk menilai kesahihan pengetahuan,
pertama, teori kesahihan koherensi (coherence theory of truth). Teori ini menegaskan bahwa suatu
proposisi (pernyataan suatu pengetahuan) diakui sahih jika proposisi itu memiliki hubungan dengan
gagasan-gagasan dari proposisi sebelumnya yang juga sahih dan dapat dibuktikan secara logis sesuai
dengan ketentuan-ketentuan logika.
Teori kedua yang biasa digunakan untuk menilai kesahihan pengetahuan dalam epistemologi adalah teori
kesahihan korespondensi/ saling bersesuaian (correspondence theory of truth). Menurut teori ini, suatu
pengetahuan itu sahih apabila proposisi bersesuaian dengan realitas yang menjadi objek pengetahuan itu.
Kesahihan korespondensi itu memiliki pertalian yang erat dengan kebenaran dan kepastian indrawi.
Dengan demikian, kesahihan pengetahuan itu dapat dibuktikan secara langsung.
Teori kesahihan pragmatis (pragmatical theory of truth) adalah teori kesahihan pengetahuan ketiga dalam
epistemology. Teori ini menegaskan bahwa pengetahuan itu sahih jika proposisinya memiliki konsekuensi-
konsekuensi kegunaan atau benar-benar bermanfaat bagi yang memiliki pengetahuan itu. Teori ini adalah
teori kesahihan yang telah dikenal secara tradisional.
Teori berikutnya yang biasa digunakan dalam epistemologi adalah teori kesahihan semantik (semantic
theory of truth). Teori ini adalah teori yang menekankan arti dan makna suatu proposisi. Bagi teori ini,
proposisi harus menunjukkan arti dan makna sesungguhnya yang mengacu kepada referan atau realitas dan
bisa juga arti definitive yang menunjuk ciri khas yang ada.
Teori kesahihan logika yang berlebihan (logical superfluity theory of truth) adalah teori kelima yang biasa
digunakan dalam epistemologi untuk menilai kesahihan suatu pengetahuan. Teori ini hendak menunjukkan
bahwa proposisi logis yang memiliki termin berbeda tetapi berisi informasi sama tak perlu lagi dibuktikan,
atau ia telah menjadi suatu bentuk logika yang berlebihan. Misalnya, siklus adalah lingkaran atau lingkaran
adalah bulatan. Dengan demikian proposisi lingkaran itu bulan tak perlu dibuktikan lagi kebenarannya.