Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB II
DASAR TEORI
II.1 Teori Dasar
Untuk memastikan ada tidaknya suatu reservoir yang prospek di bawah permukaan
diperlukan adanya pengukuran terhadap lubang bor (logging). Logging yaitu suatu
proses pengukuran (perekaman) sifat sifat fisik batuan dengan menggunakan wireline
log. Dari hasil logging akan didapatkan data log yaitu berupa kurva kurva yang
mengindikasikan sifat sifat fisik di suatu lapisan batuan dari defleksi kurva kurva
tersebut. Untuk mengetahui seberapa prospek zona yang diukur maka perlu dilakukan
adanya suatu evaluasi formasi atau penilaina formasi yang dapat dilakukan dengan
terdeteksi akan menimbulkan pulsa listrik pada detektor. Parameter yang direkam adalah
jumlah dari pulsa yang tercatat per satuan waktu (cacah GR).
Alat untuk mengukur GR ada dua macam, yaitu :
1. Standart Gammaray Tool (SGT)
2. Natural Gammaray Spectometry Tool (NGT)
SGT mengukur semua GR alamiah yang timbul, depth of investigation SGT kira kira 10
inchi dan vertical resolutionnya 10 inchi sedangkan NGT selain mengukur semua GR,
juga mengukur energi GR dan menentukan konsentrasi 3 macam elemen radiaktif yang
biasa ada di alam yaitu ; Uranium (Ur235/238), Potassium (isotop 19K40), Thorium (Th
232) dimana depth of investigationnya kira kira 15 inchi dan vertical resolutionnya 15
inchi. Adapun alat lain yang digunakan yaitu Induced Gammaray Tools, dalam alat ini
dipasang sebuah sumber radioaktif yang memancarkan gammaray dengan energi tinggi.
Contohnya adalah alat density log, seperti ; FDC Formation Density Compensated, dan
LDT Litho Density Tool.
II.3 Log log Yang Mengukur Zona Resistivitas
Log resistivitas mengukur nilai resistivitas batuan ( solid dan fluida di dalamnya ) yang
diperlukan untuk menentukan nilai saturasi air.
Log pada zona resistivitas ada tiga macam, yaitu :
1. Log Deep Resistivity
Log Deep Resistivity yaitu Log yang digunakan untuk mengukur resistivitas pada zona
uninvated / zona yang tidak terinfasirentangnya sekitar > 3 feet, dimana log ini terbagi
menjadi dua maca berdasarkan lumpur yang digunakan saat pemboran, yaitu :
- Induction Deep Log ( ILD ), yang mana digunakan jika lumpur yang digunakan fresh
water base mud ( air tawar )
- Lateral Deep Log ( LLD ), yang mana digunakan jika lumpur yang digunakan salt water
mud ( air asin )
Log Induction yaitu log yang bekerja pada lumpur air tawar dengan resistivitas formasi <
200 0hm m, dan Rmf / Rw > 2.0. Alat induction menentukan resistivitas dengan cara
mengukur konduktivitas batuan. Dalam kumparan transmitter dialirkan arus bolak balik
berfrekuensi tinggi dengan amplitude konstan yang akan menimbulkan medan magnet
dalam batuan. Medan magnet ini menimbulkan arus Eddy atau arus Foucault pada
gambar di bawah. Besarnya arus ini sama dengan konduktivitas batuan.
Dapat diketahui bahwa lebih baik menggunakan alat induction log jika :
Rmf / Rw > 2.5
Rt < 200 ohm m
Tebal lapisan lebih dari 10 feet
Bila porositas ada di bawah garis Rw, Tapi Rmf / Rw masih > 2.5 maka alat lateralog di
anjurkan untuk dipakai.
II.3.2 Lateral Log
Alat lateral log yang direkayasa untuk mengukur resistivitas batuan yang dibor dengan
salty mud atau Lumpur yang sangat konduktif serta dipakai untuk mendeteksi zona
zona yang mengandung hidrokarbon. Selain dengan salty mud, log lateral akan bekerja
denga baik pada resistivitas formasi yang > 200 ohm m dengan Rmf / Rw < 2.0,
dimana besarnya lubang bor > 12 inchi, dengan ketebalan lapisan kurang dari 10 feet
serta deep invasion ( > 40 inchi ).
Sonde pada alat resistivity ini memiliki elektroda penyangga (bucking electrode) untuk
memfokuskan arus survey dan memaksanya mengalir dalam arah yang tegak lurus
terhadap sonde. Arus yang terfokuskan ini memungkinkan pengukuran dilakukan pada
batuan dengan arah yang lebih pasti.
Ini merupakan perbaikan terhadap pengukuran yang memakai arus yang tidak terfokus,
yaitu alat ES (Electrical Survey) yang terdahlu, dimana arus survey lebih suka mengalir
dalam Lumpur karena resistivitas lumpur yang lebih rendah dari resistivitas batuan.
Alat Lateral log dipakai untuk survey dalam sumur berisi mud ber resistivitas rendah
serta dalam batuan yang resistivitasnya tinggi. Alat Lateralog dapat secara akurat
mengukur resistivitas batuan dalam kisaran 0.2 40000 ohm-m.
II.4 Log - log Yang Mengukur Zona Porositas
Untuk mengukur besarnya porositas pada suatu zona tertentu, digunakan tiga macam
log, yaitu :
II.4.1 Log Densitas
Log density merupakan kurva yang menunjukan nilai densitas (bulk density) batuan
yang ditembus lubang bor, dinyatakan dalam gr / cc. Besaran densitas ini selanjutnya
digunakan untuk menentukan nilai porositas batuan tersebut. Log density bersama sama dengan log neutron digunakan untuk mendeteksi adanya hidrokarbon.
Alat density yang modern juga mengukur PEF (Photo Electric Effect) yang berguna untuk
menentukan lithologi batuan, mengidentifikasi adanya heavy minerals dan untuk
mengevaluasi clay
Alat ini bekerja dari suatu sumber radioaktif dari alat pengukur dipancarkan sinar
gamma denga intensitas energi tertentu (umumnya 0.66 mev) menembus formasi /
batuan. Batuan terbentuk dari butiran mineral mineral yang tersusun dari atom atom
yang terdiri dari proton dan electron. Partikel sinar gamma akan membentur electron
electron dsalam batuan, sehingga mengalami pengurangan energi (loose energi). Energi
yang kembali (setelah mengalami benturan) akan diterima oleh detector, terpasang
dalam sebuah protector berbentuk silinder sepanjang 3 ft,yang selalu menempel pada
dinding sumur. Intensitas energi yang diterima pada dasarnya berbanding terbalik
dengan kepadatan electron. Makin lemah energi yang lembali maka makin banyak
electron electron dalam batuan, yang berarti makin banyak / padat butiran / mineral
penyusun batuan per satuan volume.
Besarkecilnya energi yang diterima oleh detector tergantung dari :
Densitas matriks batuan
Porositas batuan
Densitas kandungan yang ada dalam batuan
II.4.2 Log Neutron
Log porositas yang bersama sama dengan dengan log densitas digunakan untuk
menentukan porositas dan kandungan fluida yang ada di dalamnya. Alat neutron dipakai
untuk menentuka primary porosity batuan, yaitu ruang pori pori batuan yang terisi air,
minyak bumi, atau gas.
Cara kerja alat ini yaitu sumber radioaktif Am241Be memancarkan partikel neutron
kedalam batuan dengan energi kira kira 5 Mev. Setelah partikel neutron berbenturan
dengan batuan, energi neutron ini berkurang sampai ke level 0.1 10 eV (level
ephitermal). Karena massa hidrogen yang sama dengan massa neutron, atom hidrogen
punya kemampuan paling besar dalam memperlambat partikel neutron dibanding atomatom lain dalam batuan. Kemudian partikelpartikel neutron yang kembali ditangkap dan
dihitung oleh detektor dalam alat pengukur. Kecepatan detektor dalam menghitung
partikelpartikel neutron dipengaruhi oleh adanya konsentrasi hidrogen.
Dua buah detektor thermal dipasang 1 2 ft di atas sumber radioaktif. Ratio antara
jumlah jumlah jumlah pulsa ( Nn / Nf ) merupakan fungsi porositas. Ratio ini
mempunyai pengaruh lubang sumur yang berkurang dan kedalaman penetrasi yang lebih
jauh dibanding dengan sistem satu detektor.
Faktor faktor yang berpengaruh terhadap Kurva N, yaitu :
Shale / clay
Kekompakan batuan
Kandungan air asin / tawar
Kandungan minyak Kandungan gas
Hal ini tentang defleksi kurva log neutron, semakin ke kanan defleksi kurva maka
semakin banyak hidrokarbon yang terkandung, defleksi yang terjauh maka
mengindikasikan adanya gas.
II.4.3 Log Sonic
Log sonic merupakan log yang digunakan untuk mendapatkan harga porositas batuan
sebagaimana pada log density dan log neutron. Log sonic menggambarkan waktu
kecepatan suara yang dikirimkan / dipancarkan ke dalam formasi hingga ditangkap
kembali oleh receiver.
Kecepatan suara melalui formasi batuan tergantung terutama oleh matriks batuan serta
distribusi porositasnya. Kecepatan suara pada batuan dengan porositas nol dinalakan
kecepatan matriks ( tma ), untuk beberapa batuan :
tma pasir lepas = 55.5 sec / ft
Beda antara kedua waktu tadi lalu dibagi dengan jarak antara receiver receiver
( span ) sebesar dua ft menghasilkan formation transit times dalam microseconds / ft
(sec / ft ).
Compressional transit times bervariasi :
40 sec / ft dalam hard formation
150 sec / ft dalam soft formation.
http://sidikfajar60.blogspot.com/2010/03/penilaian-formasi.html