Anda di halaman 1dari 11

Hukum Lingkungan

Hukum lingkungan dalam bidang ilmu hukum, merupakan salah satu bidang ilmu
hukum yang paling strategis karena hukum lingkungan mempunyai banyak segi yaitu
segihukum administrasi, segi hukum pidana, dan segi hukum perdata. Dengan
demikian, tentu saja hukum lingkungan memiliki aspek yang lebih kompleks.
Sehingga untuk mendalami hukum lingkungan itu sangat mustahil apabila dilakukan
seorang diri, karena kaitannya yang sangat erat dengan segi hukum yang lain yang
mencakup pula hukum lingkungan di dalamnya.
Dalam pengertian sederhana, hukum lingkungan diartikan sebagai hukum yang
mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup), di mana lingkungan mencakup
semua benda dan kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah perbuatannya
yang terdapat dalam ruang di mana manusia berada dan memengaruhi kelangsungan
hidup serta kesejahteraan manusia serta jasad-jasad hidup lainnya. Dalam pengertian
secara modern,
hukum
lingkungan
lebih
berorientasi
pada lingkungan atau Environment-Oriented Law, sedang hukum lingkungan yang
secara klasik lebih menekankan pada orientasi penggunaan lingkungan atau UseOriented Law.

Hukum Lingkungan Modern


Dalam hukum lingkungan modern, ditetapkan ketentuan dan norma-norma guna
mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan untuk melindungi lingkungan dari
kerusakan dan kemerosotan mutunya demi untuk menjamin kelestariannya agar dapat
secara langsung terus-menerus digunakan oleh generasi sekarang maupun generasigenerasi mendatang. Hukum Lingkungan modern berorientasi pada lingkungan,
sehingga sifat dan waktunya juga mengikuti sifat dan watak dari lingkungan itu
sendiri dan dengan demikian lebih banyak berguru kepada ekologi. Dengan orientasi
kepada lingkungan ini, maka Hukum Lingkungan Modern memiliki sifat utuh
menyeluruh atau komprehensif integral, selalu berada dalam dinamika dengan sifat
dan wataknya yang luwes.

Hukum Lingkungan Klasik

Sebaliknya Hukum Lingkungan Klasik menetapkan ketentuan dan norma-norma


dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin penggunaan dan eksploitasi sumbersumber daya lingkungan dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna
mencapai hasil semaksimal mungkin, dan dalam jangka waktu yang sesingkatsingkatnya. Hukum Lingkungan Klasik bersifat sektoral, serta kaku dan sukar
berubah. Mochtar Kusumaatmadja mengemukakan, bahwa sistem pendekatan terpadu
atau utuh harus diterapkan oleh hukum untuk mampu mengatur lingkungan
hidup manusia secara tepat dan baik, sistem pendekatan ini telah melandasi
perkembangan Hukum Lingkungan di Indonesia. Drupsteenmengemukakan, bahwa
Hukum Lingkungan (Millieu recht) adalah hukum yang berhubungan dengan
lingkungan alam (Naturalijk milleu) dalam arti seluas-luasnya. Ruang lingkupnya
berkaitan dengan dan ditentukan oleh ruang lingkup pengelolaan lingkungan.
Mengingat pengelolaan lingkungan dilakukan terutama oleh Pemerintah, maka
Hukum Lingkungan sebagian besar terdiri atas Hukum Pemerintahan (bestuursrecht).
Hukum Lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi pengelolaan
lingkungan hidup, dengan demikian hukum lingkungan pada hakekatnya merupakan
suatu bidang hukum yang terutama sekali dikuasai oleh kaidah-kaidah hukum tata
usaha negara atau hukum pemerintahan. Untuk itu dalam pelaksanaannya aparat
pemerintah perlu memperhatikan Asas-asas Umum Pemerintahan yang Baik
(Algemene Beginselen van Behoorlijk Bestuur/General Principles of Good
Administration). Hal ini dimaksudkan agar dalam pelaksanaan kebijaksanaannya
tidak menyimpang dari tujuan pengelolaan lingkungan hidup.

BAB 1
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Lingkungan adalah semua faktor, fisik dan biologis yang secara langsung
berpengaruh terhadap ketahanan hidup, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi
organisme. Lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya,
keadaan dan makhluk hidup, termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang
mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta
makhluk hidup lainnya. Lingkungan fisik meliputi benda dan daya, lingkungan
biologi meliputi manusia, hewan dan tumbuh-tumbuhan, lingkungan sosial meliputi
manusia dan prilakunya dan lingkungan institusional meliputi lembaga-lembaga yang
dibentuk masyarakat. Manusia hanya salah satu unsur dalam lingkungan hidup, tetapi
perilakunya akan mempengaruhi kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan

manusia serta makhluk hidup lain. Makhluk hidup yang lain termasuk binatang
tidaklah merusak, mencemari, atau menguras lingkungan.
Manusia hanya dapat hidup dan melanjutkan kehidupannya karena adanya
tumbuhan, makhluk hidup yang lain, dan jasad perombak. Sebaliknya alam dengan
tumbuhan, makhluk hidup lain, dan jasad perombak dapat hidup terus tanpa adanya
manusia, bahkan mungkin akan lebih kekal, karena manusialah yang melakukan
perusakan lingkungan. Dengan demikian manusia seharusnya berusaha dengan segala
daya dan dana agar lingkungan yang sehat dan serasi tetap terpelihara bahkan
meningkat menjadi lebih baik dan lebih indah. Kerusakan sudah terjadi, hendaknya
segera diperbaiki sebelum keadaan bertambah parah. Salah satu upayanya adalah
pemaksaan dan imbauan kepada masyarakat agar menjaga, memlihara lingkungan
yang baik dan sehat, serta lestari. Untuk itu diperlukan penciptaan perangkat
peraturan hukum yang baik dan lengkap, disertai penerapan dan penegakkan yang
baik dengan aparat penegak yang cakap, jujur, dan mengutamakan kepentingan
umum daripada kepentingan diri atau golongannya. Mengutamakan kenikmatan di
masa depan daripada kenikmatan sesaat di masa kini.
B. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui :
Pengertian Lingkungan Hidup
Pembagian Lingkungan
Hubungan Manusia dengan Lingkungan
Aspek-aspek Hukum Lingkungan
Pengertian Hukum Lingkungan
Azas-Azas Hukum Lingkungan

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Lingkungan Hidup
Untuk memberikan gambaran yang tepat dan jelas, maka perlu adanya
pemahaman yang sempurna atas pengertian lingkungan hidup, sehingga tidak terjadi
perbedaan dalam penafsiran hal tersebut. Oleh karena itu pakar lingkungan hidup
memberikan beberapa definisi tentang lingkungan dan lingkungan hidup antara lain :
Otto Soemarwoto dalam buku Raihan 2006:6. Lingkungan adalah jumlah benda
dan kondisi yang ada dalam ruangan yang kita tempati yang mempengaruhi
kehidupa kita
Salim, 1986:7. Lingkungan Hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan dan
pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal
yang hidup termasuk kehidupan manusia. Batas ruang lingkup menurut ini bisa

sngat luas, namun praktisnya kita batasi ruang lingkup dengan faktor-faktor yang
dapat dijangkau oleh manusia seperti faktor alam,politik, ekonomi, sosial, dan
lain-lain
Danusaputro, 1980.15. Lingkungan Hidup sebagai semua benda dan kondii
termasuk di dalamnya manusia dan jaasad hidup lainnya.
Sedangkan dalam Undang-undang Nomor 4 tahun 1982 di ganti dengan UndangUndang Nomor 23 tahun 1997 memberikan definisi lingkungan hidup adalah
kesatuan ruangan dan semua benda, daya dan keadaan, dan makhluk hidup,
termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi
kelangsungan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup
lainnya.
Pengertian hukum lingkungan menurut UU No 32 tahun 2009 Lingkungan hidup
adalah kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk
hidup,termasuk manusia dan perilakunya, yangmempengaruhi alam itu sendiri,
kelangsunganperikehidupan, dan kesejahteraan manusia sertamakhluk hidup lain

Sedangkan pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk


meestarikan fungsi lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan,
pemanfaatan, pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan
pengendalian lingkungan hidup. Dari definisi pengelolaan lingkungan hidup terlihat
adanya upaya untuk penggunaan sumber daya alam bersifat berkelanjutan yang
ditekankan pada pembangunan berkelanjutan yang berwasasan lingkungan hidup
yang mempuyai pengertian upaya sadar dan terencana yang meadukan lingkungan
hidup, termask sumber daya, ke daam proses pembangunan untuk menjamin
kemampuan, kesejahteraan, dan mutu hidup generasi masa kini dan generasi masa
depan. Untuk mendukung konsep pembangunan berpola tersebut maka perlu
dilakukan pelestarian dari fungsi lingkungan hidup, dimana pelestarian fungsi
lingkungan hidup merupakan rangkaian upaya untuk memelihara kelangsungan daya
dukung dan daya tampung lingkungan hidup yang bermakna kemampuan lingkungan
hidup untuk mendukung perikehidupan manusia dan mahkluk hidup lain, Untuk
mendapatkan daya tampung dan daya dukung lingkungan perlu dijaga daya tersebut
yang bermakna upaya untuk melindungi kemampuan lingkunan hidup terhadap
tekanan perubahan dan/atau dampak negatif yang ditimbulkan oleh suatu kegiatan,
agar tetap mampu mendukung perikehidupan manusia dan makhluk hidup lain. Dari
uraian definisi tersebut dapatlah kita simpulkan bahwa lingkungan adalah semua
faktor luar, fisik dan biologis yang secara langsung berpengaruh terhadap ketahanan
hidup, pertumbuhan, perkembangan dan reproduksi organisme Sesuai dengan
pengertian lingkungan hidup yang dikemukakan di atas, ada baiknya bila kita ketahui
dengan jelas tentang pembagian lingkungan hidup. Pembagian ini perlu kita ketahui
terutama dalam rangka pengelolaan lingkungan yang lebih baik sesuai dengan polapola yang ditentukan dan dikehendaki.

B. Pembagian Lingkungan
L.L.Bernard dalam bukunya N.H.T. Siahan Hukum Lingkungan dan Ekologi
Pembangunan (2004:13). Beliau menulis dengan judul introduction to social
psychologi membagi lingkungan atas empat macam, yakni :
Lingkungan fisik atau anorganik, yaitu lingkungan yang terdiri dari gaya kosmik
dan fisiogeografis seperti: tanah, udara, laut, radiasi, gaya tarik, ombak dan
sebagainya.
Lingkungan biologi atau organik, segla sesuatu yang bersifat biotis berupa
mikroorganisme, parasit, hewan, tumbuhan, termasuk juga disini lingkungan
prenatal dan proses-proses biologi seperti reproduksi, pertumbuhan dan
sebagainya.
Lingkungan sosial, dibagi dalam tiga (3) bagian, yaitu :
Lingkugan fisiososial yaitu meliputi kebudayaan materiil (alat): peralatan,
senjata, mesin, gedung, dan lain-lain.
Lingkungan biososial, yaitu manusia dan interaksinya terhadap sesamanya
dan tumbuhan beserta hewan domestik dan semua bahan yang digunakan
manusia yang berasal dari sumber organik.
Lingkungan psikososial, yaitu yang berhubungan dengan tabiat batin
manusia seperti sikap, pandangan, keinginan, keyakinan. Hal ini terlihat
melalui kebiasaan, agama, idiologi, bahasa dan lain-lain.
Lingkungan komposit, yaitu lingkungan yang diatur secara institusional, berupa
lembaga-lembaga masyarakat, baik yang terdapat di daerah kota atau desa.
Sedangkan pandangan lain tentang pembagian lingkungan dapat kita lihat dari
fuad Amsyari yaitu :
Lingkungan fisik (physical environment), segala sesuatu di sekitar kita yang
bersifat benda mati seperti gunung, sinar, air dan lain-lain
Lingkungan biologis (biological environment), segala sesuatu yang berada di
sekitar kita yang bersifat organis, seperti manusia, binatang, jasad renik, tumbuhtumbuhan dan sebagainya.
Lingkungan sosial (social environment), manusia-manusia lain yang berada
di sekitar atau kepada siapa kita mengadakan hubungan pergaulan.
C.

Hubungan Manusia dengan Lingkungan


Manusia mendapatkan unsur-unsur yang diperlukan dalam hidupnya dari
lingkungan. Makin tinggi kebudayaan manusia, makin beraneka ragam kebutuhan
hidupnya. Makn besar jumlah kebuthan hidupnya yang diambil dari lingkungan,
maka berarti makin besar perhatian manusia terhadap lingkungan. Perhatian dan
pengaruh manusia terhadap lingkungan makin meningkat seiring dengan kemajuan
teknologi. Masa ini manusia mengubah lingkungan hidup alami menjadi lingkungan
hidup binaan. Eksploitasi sumber daya alam makin meningkat untuk memenuhi

bahan dasar industri. Sebaliknya hasil sampingan dari industri erupa asap dan limbah
mulai menurunkan kualitas lingkungan hidup materiil dan kebutuhan hidup
nonmateriil. Kebuthan hidup materiil antara lain air, udara, sandang, pangan, papan,
transportasi, serta perlengkapan fisik lainnya, sedangkan kebuthan non materiiil
manusia adalah rasa aman, kasih sayang, pengakuan atas eksistensinya, pendidikan
dan sistem nilai dalam msyarakat.
Kita menyadari manusia juga bagian dari lingkungan biotik yang memiliki nilai
lebih dari biotis lainnya, yaitu manusia dianugrahi daya pikir dan daya nalar yang
tertinggi dibandingkan dengan biotis lainnya. Disini jelas terlihat bahwa manusia
merupakan komponen biotik lingkungn yang aktif. Hal ini disebabkan manausia
dapat secara aktif mengelola dan mengubah ekosistem sesuai dengan apa yang
dikehendakinya. Kegiatan manusia ini dapat menimbulkan bermacam-macam gejala
antara lain baik yang positif maupun yang negative.
Peran manusia yang bersifat negatif adalah :
berkurangnya persediaan sumber daya alam karena eksploitasi yang tida
henti/terus menerus.
punahnya sejumlah species tertentu yang merupakan mata rantai dari makanan
dalam ekosistem
berubahnya ekosistem alami yang mantap dan seimbang menjadi ekosistem
binaan yang labil karena harus terus membutuhkan energi atau daya dukung.
berubahnya profil permukaan bumi yang dapat menganggu kestabilan tana
masuknya energi dan juga limbah bahan atau senyawa lain ke dalam lingkungan
yang menimbulkan pencemran air. Udara, dan tanah yang berakibat terhadap
turunnya kualitas lingkungan hidup. Yang berakibat pada pencemaran yang akan
berdampak pula pada lingkungan manusia itu sendiri.
Peranan manusia yang bersifat positif adalah peranan yang menguntungkan
lingkungan karena dapat menjaga dan melestarikan daya dukung lingkungan. Peranan
manusia yang menguntungkan lingkungan adalah :
Melakukan eksploitasi sumber daya alam secara tetap dan tepat sereta bijaksana
terutama dalam pemakaian sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui
mengadakan penghijauan dan reboisasi untuk menjaga kelestarian
keanekaragaman jenis flora dan fauna serta mencegah terjadinya bahaya banjir
melakukan proses daur ulang serta pengolahan limbah agar kadar bahan pencemar
yang terbuang ke lingkungan tidak melampau ambang batas.
melakukan sistem pertanian secara tumpansari atau multikultur untuk menjaga
kesuburan tanah. Untuk tanah pertanian yang miring dibuat teracering guna
mencegah derasnya erosi serta terhanyutnya lapisan tanah yang mengandung
humus.
membuat perturan, oeganisasi atau perundang-undangan untuk melindungi dan
mencegah lingkungan dari kerusakan serta melestarikan jenis satwa dan makhluk
hidup yang ada.

D.

Aspek-aspek Hukum Lingkungan


Almarhum Koesnadi Hardjasoemantri Guru Besar Hukum Lingkungan
sebagaimana ditulis dalam bukunya Hukum Tata Lingkungan, bahwa hukum
lingkungan di Indonesia dapat melputi aspek-aspek sebagai berikut:
Hukum Tata Lingkungan
Hukum Perlindungan Lingkungan
Hukum Kesehatan Lingkungan
Hukum Pencemaran Lingkungan (kaitannya dengan pencemaran oleh industri dan
sebagainya).
Hukum Lingkungan Transnasional / internasional (dalam kaitannya dengan
hubungan antar negara).
Hukum perselisihan Lingkungan (dalam kaitannya dengan penyelesaian masalah
ganti kerugian, dan sebagainya.
Hukum lingkungan merupakan bidang ilmu yang masih muda, yang
perkembangannya baru terjadi pada dasawarsa akhir ini, maka panjang atau
pendeknya sejarah tentang peraturan tersebut tergantung dari apa yang dipandang
sebagai environment concern, maka apabila peraturan tentang perumahan termasuk di
dalamnya, maka kode of hamurabi merupakan peraturan perundang-undangan di
bidang lingkungan hidup dengan ketentuan yang menyatakan bahwa sanksi pidana
dikenakan kepada seseorang apabila ia membangun rumah sedemikian gegabahnya
sehingga
runtuh
menyebabkan
cederanya
orang
lain
Demikian pula dapat dikemukakan adanya peraturan zaman Romawi tentang
jembatan air (aqueducts) yang merupakan bukti adanya ketentuan tentang teknik
sanitasi dan perlindungan lingkungan.
Dalam abad-abad akhir ini dapat pula dikemukakan agar terlihat bahwa bila kita
bicara tentang lingkungan hidup, maka sejak jaman kerajaan lingkungan hidup sudah
merupakan permasalahan hidup yang menggelayuti manusia seperti di Inggris pada
abad ke-XVII yaitu adanya tuntutan oleh seorang pemilik tanah terhadap tetangganya
yang membangun peternakan babi sedemikian rupa, sehingga baunya dibawa angin
ke arah kebun si pemilik tanah.
Memasuki abad ke XIX dengan menghebatnya revolusi industri, maka tidak
urung permasalahan lingkungan semakin bertambah berat, sehingga pada abad
terebut banyak peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan memuat ketetuanketentuan yang sedang trend seperti asap, pencemaran air dan gerakan sanitasi di
Inggris, juga ketentuan mengenai pembuangan dari tinja dan sampah yang biasa
disebut peraturan tentang higiene perumahan

E.

Pengertian Hukum Lingkungan

Drupsteen dalam bukunya M. Taufik Makarau mengemukakan bahwa hukum


lingkungan (Mileurecht) merupakan hukum yang berhubungan dengan lingkungan
alam (natuurlijk milieu) dalam arti seluas-luasnya. Ruang lingkupnya berkaitan
dengan dan ditentukan oleh ruang lingkup pengelolaan lingkungan. Dengan demikian
hukum lingkungan merupakan instrumentarium yuridis bagi pengelolaan lingkungan,
dimana pengelolaan lingkungan dilakukan terutama oleh pemerintah, maka hukum
lingkungan sebagian besar terdiri atas hukum pemerintahan (bestuurrecht) yang
dibentuk oleh pemerintah pusat, ada pula hukum lingkungan pemerintahan yang
berasal dari pemerintah daerah dan sebagian lagi dibentuk oleh badan-badan
internasional atau melalui perjanjian dengan negara-negara lain, sehingga timbul
berbagai hukum lingkungan seperti hukum lingkungan keperdataan (privaatrechtelijk
millieurech), hukum lingkungan kepidanaan (strafretelijk milieurecht) sepanjang
bidang hukum ini memuat ketentuan-ketentuan yang berkaitan dengan pengelolaan
lingkungan hidup. Sedangkan St. Moenadjat Danusaputro dalam masalah hukum
lingkungan membagi menjadi dua bagian yaitu hukum lingkungan modern yang
berorientasi kepada lingkungan atau biasa disebut environment oriented law dan
hukum lingkungan klasik yang berorientasi kepada penggunaan lingkungan atau biasa
disebut
use
oriented
law
Hukum Lingkungan modern environment oriented law menetapkan ketentuan dan
norma-norma guna mengatur tindak perbuatan manusia dengan tujuan untuk
melindungi lingkungan dari kerusakan dan kemerosotan mutunya demi untuk
menjamin kelestariannya agar dapat secara langsung terus menerus digunakan oleh
generasi sekarang maupun generasi-generasi mendatang.
Sebaliknya hukum lingkungan klasik menetapkan ketentuan dan norma-norma
dengan tujuan terutama sekali untuk menjamin penggunaan dan eksploitasi sumbersumber daya lingkungan dengan berbagai akal dan kepandaian manusia guna
mencapai hasil semaksimal mungkin, dan daam jangka waktu yang sesingkatsingkatnya. Dan bersifat sektoral, serba kaku dan sukar berubah Bila kita perhatikan
konsep kedua hukum lingkungan antara modern dan klasik, maka terlihat pada
konsep hukum lingkungan modern berorientasi pada lingkungan, sehingga sifat dan
wataknya juga mengikuti sifat dan watak dari lingkungan itu sendiri dan dengan
demikian
lebih
banyak
berguru
kepada
ekologi.
Dengan berorientasi pada lingkungan ini, maka hukum lingkungan modern memiliki
sifat utuh menyeluruh atau konfrehensip integral, selalu berada dalam dinamika
dengan sifat dan wataknya yang luwes. Sedangkan Hukum lingkungan itu sendiri
merupakan terjemahan dari istilah Bahasa Inggris Environmental Law, dimana
berisi Perangkat norma hukum yang mengatur pengelolaan lingkungan hidup (fisik)
dengan tujuan menjamin kelestarian dan mengembangkan kemampuan lingkungan
hidup. Danusaputro mengatakan hukum yang mengatur lingkungan, secara sederhana
beliau mengatakan hukum yang mengatur tatanan lingkungan (lingkungan hidup).

Andi Hamzah menyatakan bahwa hukum lingkungan mempunyai 2 dimensi, yaitu


:

Ketentuan tentang tingkah laku masyarakat, bertujuan supaya anggota masyarakat


diimbau bahkan kalau perlu dipaksa memenuhi hukum lingkungan yang
tujuannya memecahkan masalah lingkungan.
Suatu dimensi yang memberi hak, kewajiban dan wewenang badan-badan
pemerintah dalam mengelola lingkungan.

Adapun peranan hukum lingkungan ini secara khusus diciptakan dengan maksud
dan tujuan terpokok untuk memelihara dan melindungi lingkungan hidup yaitu agar
tujuan dan usaha memelihara dan melindungi lingkungan hidup dapat berlangsung
secara teratur, pasti dan agar diikuti serta ditaati oleh semua pihak, maka tujuan dan
usaha tersebut dituangkan dalam peraturan-peraturan hukum, yakni hukum
lingkungan. Sedangkan ruang lingkup hukum lingkungan dapat ditinjau dari segi
wilayah kerja, isinya dan sistem hukum. Dari segi wilayah kerja, hukum lingkungan
dibedakan atas Hukum Lingkungan Nasional dan Hukum Lingkungan Internasional.
Segi isinya, hukum lingkungan dibedakan atas Hukum Lingkungan Publik dan
Hukum Lingkungan Perdata. Sedangkan dari segi sistem, maka hukum lingkungan
mempunyai subsistem yang meliputi:
Hukum Lingkungan Administrasi;
Hukum Lingkungan Keperdataan;
Hukum Lingkungan Kepidanaan; dan
Hukum Lingkungan Internasional. berlakunya hukum pidana tetap
memperhatikan azas SUBSIDIARITAS
F.

Azas-Azas Hukum Lingkungan

1. Azas Pencemar Membayar (the polluter-pays).

Azas ini ditujukan kepada salah satu pangkal tolak berpikir kebijaksanaaan
lingkungan yang juga tercermin dari ketentuan UULH yaitu Siapa Yang mebayar
Pencemaran?
Pada prinsipnya pencemar membayar mengandung makna bahwa pencemar
harus memikul biaya pencegahan dan penanggulangan pencemaran. Oleh sebab itu
kebijakan prinsip lingkungahn ini ditujukan untuk pencegahan pencemaran, dan
sarana yang digunakan pemerintah adalah sarana peraturan/pengaturan berupa izin
dan sarana ekonomi yang terdiri dari pungutan (charges) dan uang jaminan yang
tujuan dari pungutan dan uang jaminan adalah membiayai upaya pencegahan dan
penanggulangan pencemaran. Disamping itu pungutan pencemaran menjadi insentif
bagi pencemar untuk menghilangkan atau mengurangi pencemaran.
2. Azas the Best practicable means
Prinsip ini mengandung pengertian pengaturan yang bersifat pembatasan dan
pengendalian pencemaran diadakan seoptimal mungkin dengan melihat sarana dari

segi teknik-teknik pencegahan dan mengendalikan pencemaran lingkungan dengan


menggunakan sarana-sarana teknik pencegahan dan pengendalian pencemaran yang
optimal, dan biaya yang juga optimal (prinsip ekonomis).
3. Azas penanggulangan pada sumbernya (abatement at the source)
Penanggulangan pencemaran lingkungan yang langsung pada sumber-sumber
yang mengakibatakan pencemaran lingkungan disekitarnya, dengan menanggulangi
pada sumbernya maka pencemaran akan dapat dihentikan dan menghentikan
pencemaran terhadap lingkungan yang potensial tercemar. Prinsip ini dapat disebut
upaya penanggulangan dan pencegahan pencemaran sekaligus, karena dengan
penanggulangan pada sumbernya maka pencemaran dapat dihentikan dan mencegah
pencemaran lanjutan yang mungkin akan terjadi.

BAB III
PENUTUP
A.

Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kami ambil dari makalah ini adalah :
Otto Soemarwoto dalam buku Raihan 2006:6. Lingkungan adalah jumlah benda
dan kondisi yang ada dalam ruangan yang kita tempati yang mempengaruhi
kehidupa kita
Salim, 1986:7. Lingkungan Hidup adalah segala benda, kondisi, keadaan dan
pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal
yang hidup termasuk kehidupan manusia. Batas ruang lingkup menurut ini bisa
sngat luas, namun praktisnya kita batasi ruang lingkup dengan faktor-faktor yang
dapat dijangkau oleh manusia seperti faktor alam,politik, ekonomi, sosial, dan
lain-lain
hukum lingkungan menurut UU No 32 tahun 2009 Lingkungan hidup adalah
kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup,termasuk
manusia
dan
perilakunya,
yangmempengaruhi
alam
itu
sendiri,
kelangsunganperikehidupan, dan kesejahteraan manusia sertamakhluk hidup lain
pengelolaan lingkungan hidup adalah upaya terpadu untuk meestarikan fungsi
lingkungan hidup yang meliputi kebijaksanaan penataan, pemanfaatan,
pengembangan, pemeliharaan, pemulihan, pengawasan dan pengendalian
lingkungan hidup.
pembagian lingkungan dapat kita lihat dari fuad Amsyari yaitu :Lingkungan fisik
(physical environment), Lingkungan biologis (biological environment, dan
Lingkungan sosial (social environment).
Azas-Azas Hukum Lingkungan, yaitu Azas Pencemar Membayar (the polluterpays), Azas the Best practicable means, dan Azas penanggulangan pada
sumbernya (abatement at the source).

Anda mungkin juga menyukai