Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
OLEH :
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2011
TUJUAN
- Menentukan titik didih beberapa zat
- Menentukan titik leleh beberapa zat
II.
DASAR TEORI
a. Titik Didih
Titik didih suatu cairan ialah temperatur pada mana tekanan uap yang
meninggalkan cairan sama dengan tekanan luar. Bila tekanan uap sama dengan tekanan
luar (tekanan yang dikenakan), mulai terbentuk gelembung-gelembung uap dalam cairan.
Karena tekanan uap dalam gelembung sama dengan tekanan udara, maka gelembung itu
dapat mendorong diri lewat permukaan dan bergerak ke fase gas di atas cairan, sehingga
cairan itu mendidih. Titik didih air (dalam cairan lain) beraneka ragam menurut tekanan
udara. Dipergunakan titik didih air kurang dari 100C, karena tekanan udara kurang dari
1 atm.
Saat air berada dalam keadaan mendidih, gelembung-gelembung besar mulai
terbentuk dalam cairan akan naik ke permukaan. Bila gelembung itu telah terbentuk,
cairan yang tadinya menempati ruang ini didorong dan permukaan cairan pada wadah
dipaksa naik untuk melawan tekanan ke bawah yang ditimbulkan oleh atmosfer. Suhu
pada saat cairan mendidih disebut titik didih. Jadi titik didih adalah temperatur dimana
tekanan uap = tekanan atmosfer.
Penambahan kecepatan panas pada cairan yang mendidih akan mempercepat
terbentuknya gelembung uap air. Cairan pun akan lebih cepat mendidih , tapi suhu didih
tidak naik. Titik didih cairan tergantung pada besarnya tekanan atmosfer. Titik didih pada
tekanan 1 atm (760 torr) dinamakan sebagai titik didih normal. Pada tekanan yang lebih
besar maka titik didihnya juga lebih tinggi, dan begitu juga sebaliknya. Suhu yang tetap
konstan dari cairan yang mendidih dapat dibuktikan bila kita merebus makanan. Waktu
air mendidih, suhu akan tetap selama ada air disekeliling makanan tersebut berarti selama
airnya belum habis makanan tak ada yang hangus. Itu membuktikan bahwa titik didih
berubah dengan berubahnya tekanan.
Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak langsung berapa
kuatnya gaya tarik antara molekul cairan. Cairan yang gaya tarik antar molekulnya kuat ,
titik didihnya tinggi dan sebaliknya bila gaya tariknya lemah maka titik didihnya rendah.
Ketergantungan titik didih pada gaya tarik antar molekul, dimana titik didih beberapa
senyawa halogen dari unsur unsur golongan IVA, VA , VIA , dan VII A dibandingkan.
Kita lihat senyawa pada golongan IV A terlebih dahulu karena bentuknya yang ideal yaitu
ukuran atom yang naik dari atas ke bawah ( dari CH 4 ke GeH4 ). Sedangkan titik didih
naik sesuai dengan naiknya gaya London. Kecenderungan yang sama terlihat pada
senyawa berhidrogen dari unsur-unsur golongan lain dimulai pada periode ketiga. Tetapi
H2O, NH3, dan HF mempunyai titik didih yang lebih tinggi karena adanya Gaya London
antar molekulnya.
b. Titik Leleh
Titik leleh didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah menjadi
cairan pada tekanannya satu atmosfer. Titik leleh suatu zat padat tidak mengalami
perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan. Oleh karena itu tekanan
biasanya tidak dilaporkan pada penentuan titik leleh, kecuali kalau perbedaan dengan
tekanan normal terlalu besar. Pada umumnya titik leleh senyawa organik mudah diamati
sebab temperatur dimana pelelehan mulai terjadi hampir sama dengan temperatur dimana
zat telah meleleh semuanya. Contohnya : suatu zat dituliskan dengan range titik leleh
122,1- 122,4C dari pada titik lelehnya 122,2C.
Jika zat padat yang diamati tidak murni , maka akan terjadi penyimpangan dari
titik leleh senyawa murninya. Penyimpangan itu berupa penurunan titik leleh dan
perluasan range titik leleh. Misalnya: suatu asam murni diamati titik lelehnya pada
temperatur 122,1C 122,4C penambahan 20% zat padat lain akan mengakibatkan
perubahan titik lelehnya dari temperatur 122,1C 122,4C menjadi 115C - 119C. Rata
rata titik lelehnya lebih rendah 5C dan range temperatur akan berubah dari 0,3C jadi
4C.
Atom-atom unsur alkali terikat dalam struktur terjenjal oleh ikatan logam yang
lemah , karena setiap atom hanya mempunyai satu elektron ikatan dan bertambah lemah
jika jari-jari bertambah besar. Oleh sebab itu titik leleh berkurang dari atas ke bawah
dalam satu golongan. Sedangkan pada unsur halogen yang berada dalam keadaan padat
berupa kristal terikat oleh Gaya Van der Waals yang lemah. Gaya ini bertambah jika jarijari bertambah besar. Oleh sebab itu titik leleh bertambah dari atas ke bawah dalam satu
golongan. Titik leleh bargantung pada kekuatan relatif dari ikatan. Dalam satu golongan
unsur transisi dari atas ke bawah kekuatan ikatan bartambah, jadi titik leleh bertambah.
Unsur C dan Si yang mempunyai struktur kovalen yang sangat besar mempunyai titik
leleh tinggi.
Titik leleh dari gas mulia ditentukan oleh besarnya nomor atom. Semakin besar
nomor atom maka titik lelehnya makin tinggi. Itu berarti ikatan Van der Waals sangat
lemah. Sifat fisika dari karbon yaitu pada titik lelehnya adalah titik leleh dari karbon
sangat tinggi, sehingga karbon berbeda dengan non logam lainnya.
III.
Parafin
Melting Point
Air
IV.
LANGKAH KERJA
A.
Penentuan Titik Leleh
Zat yang akan ditentukan titik lelehnya diminta ke pengawasnya. Kapiler yang
akan digunakan untuk menentukan titik leleh diambil. Ujung terbuka kapiler
dimasukkan kedalam serbuk zat yang akan ditentukan titik lelehnya sehingga kristal
masuk kedalam kapiler. Kemudian kapiler diangkat dari serbuk dan dibalik sehingga
ujung tertutupnya menghadap ke bawah. Lalu dinding kapiler diketok dengan jari
agar zat yang ditentukan ini masuk ke dasar kapiler. Langkah ke 3 sampai 4 diulang
sampai 5-8 mm kapiler terisi kristal. Kapiler lainnya diisi dengan cara yang sama.
Kapiler diikatkan pada thermometer, dimana ujung kapiler sejajar dengan ujung
bawah thermometer. Thermometer dipasang pada standar dengan bantuan klem dan
celupkan thermometer ini pada pemanas yang digunakan. Pemanas dipanaskan,
selama pemanasan sekali-sekali diaduk. Zat padat dalam kristal diamati dan
temperature diamati. Thermometer dibaca bila zat padat dalam kapiler mulai meleleh.
Zat padat diamati apabila semuanya telah meleleh. Range temperature pelelehan
dicatat. Pemanas disingkirkan dan pemanas dibiarkan dingin. Pengerjaan diatas
diulangi untuk zat-zat yang lain.
B. Penentuan Titik Didih
Zat cair yang akan ditentukan titik didihnya diminta ke pengawas. Zat cair
yang akan ditentukan titik didihnya dimasukkan kedalam tabung reaksi kecil
sebanyak 8-10 mm dari dasarnya. Sebuah pipa kapiler yang menghadap ke bawah
diambil dan dimasukkan kedalam tabung reaksi kecil yang berisi zat cair yang akan
ditentukan titik didihnya. Tabung reaksi kecil yang didalamnya berisi pipa kapiler dan
zat yang akan ditentukan titik didihnya diikat pada thermometer. Ujung tabung reaksi
sejajar dengan ujung bawah termometer. Gelas kimia diambil, kemudian diisi dengan
air ledeng secukupnya dan diletakkan diatas pemanas. Thermometer dipasang pada
standar dengan bantuan klem dan termometer dicelupkan pada air ledeng didalam
gelas kimia yang berada diatas pemanas. Lalu pemanas dipanaskan. Zat cair dalam
kapiler dan temperaturnya diamati. Thermometer dibaca apabila zat cair dalam tabung
reaksi membentuk gelembung-gelembung kontinu yang bentuknya seperti kalung.
V.
DATA PENGAMATAN
Penentuan Titik Leleh
Zat yang
dilelehkan
Asam Benzoat
Zat yang
dilelehkan
Wujud
Bentuk
Warna
Medium
Padat
Kristal
Putih
Parafin
Suhu awal
Suhu mulai
Suhu meleleh
Silicon Oil
70
meleleh
118
seluruhnya
150
Percobaan
I
Asam Benzoat
II
Rata-rata
74
112
120
72
150
135
: 2 /minute
: 1 /minute
: 90
Percobaan
Propanol
Rata-rata
VI.
Suhu setelah
awal mulai
timbul
timbul
gelembung
gelembung
54
kontinyu
90
50
II
36
40
84
43
47
87
47
58
91
II
35
53
80
41
55,5
85,5
Rata-rata
Etanol
Suhu awal
Suhu pada
PEMBAHASAN
Penentuan Titik Leleh
Pada percobaan penentuan titik leleh, kami menggunakan asam benzoat sebagai
zat yang akan dilelehkan. Menurut beberapa literatur, titik leleh dari asam benzoat adalah
1210C atau 394 K. Asam benzoat memiliki wujud awal yang padat, berbentuk kristal dan
memiliki warna putih. Media pemanas yang digunakan dalam percobaan kali ini adalah
parafin. Asam benzoat yang berada di dalam pipa kapiler dipanaskan dan dicelupkan
kedalam tabung yang berisi parafin. Selama pemanasan, asam benzoat mengalami
perubahan dari wujud padat menjadi wujud cair (meleleh). Percobaan ini dilakukan
dengan menggunakan alat melting point apparatus dan didapatkan range sebesar 1180C1500C pada percobaan pertama. Jarak range titik lelehnya sangat lebar yaitu 32 0C. Hal ini
menandakan bahwa asam benzoat bukan merupakan kristal murni karena range dari
senyawa organik yang berupa kristal murni berkisar antara 0,5C-1C.
Setelah melakukan percobaan kedua, kami mendapatkan range sebesar 112C120C. Jarak range titik lelehnya sebesar 8 . Besarnya jarak range bisa disebabkan
karena asam benzoat bukan merupakan kristal murni dan bisa juga karena ketidaktelitian
kami dalam melakukan praktikum ini. Dari perhitungan ini kami juga mendapatkan ratarata suhu awal asam benzoat mulai meleleh sebesar 115C dan rata-rata suhu asam
benzoat meleleh secara keseluruhan sebesar 135C.
Penentuan Titik Didih
Pada saat menentukan titik didih, kami menggunakan senyawa Etanol dan
Propanol. Dalam beberapa literatur, titik didih propanol adalah 97
Etanol adalah 78,4 . Dalam percobaan yang kami lakukan, kami mendapatkan suhu
awal propanol pada saat mulai timbul gelembung sebesar 54
pertama dan 40
pada percobaan
pada percobaan kedua. Kami juga mendapatkan suhu awal etanol pada saat mulai
percobaan
pada percobaan
pertama dan 80 pada percobaan kedua. Dari perhitungan ini juga didapat suhu ratarata awal etanol mulai timbul gelembung sebesar 55,5
setelah timbul gelembung sebesar 85,5
gelembung sebesar 47
sebesar 87 .
Titik didih propanol yang kami dapatkan lebih rendah dari teori, sedangkan untuk
etanol kami telah mendapatkan range yang sesuai dengan teori. Hal ini disebabkan
pengaruh tekanan terhadap titik didih (tekanan yang rendah menyebabkankan rendahnya
titik didih). Jarak range yang besar disebabkan oleh pemanasan dengan menggunakan
tingkat kenaikan suhu yang tinggi dan tidak bertahap.
VII.
KESIMPULAN
Titik leleh dapat didefinisikan sebagai temperatur dimana zat padat berubah
menjadi cairan pada tekanan 1 atm. Bila zat padat yang diamati tidak murni , maka
akan terjadi penyimpangan dari titik leleh senyawa murninya. Titik leleh suatu zat
padat tidak mengalami perubahan yang berarti dengan adanya perubahan tekanan.
Titik leleh bertambah dari kiri ke kanan dalam 1 periode dan titik leleh bertambah
dari satu golongan unsur transisi dari atas ke bawah.
Titik didih adalah temperatur dimana tekanan uap = tekanan atmosfer. Titik
didih cairan tergantung pada besarnya tekanan atmosfer. Pada titik tekanan yang lebih
besar maka titik didihnya tinggi, sedangkan pada tekanan yang rendah maka titik
didihnya lebih rendah. Titik didih dapat digunakan untuk memperkirakan secara tak
langsung kuatnya gaya tarik antara molekul dalam cairan.
LAMPIRAN