SUPLEMEN
ISBN:
PENGEMBANGAN
PENDIDIKAN
KEWARGANEGARAAN SD
Yayuk Mardiati
Imam Muchtar
Sumarjono
Arief Rijadi
Ign.Suhanto
KATA PENGANTAR
Tim Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .
DAFTAR ISI ..
ii
iv
1.1 Pendahuluan ..
10
15
17
Glosarium .
18
21
22
22
23
24
25
26
29
Latihan ..
32
Rangkuman ...
33
34
38
41
3.1 Pendahuluan .. 41
3.2 Prinsip-prinsip Penilaian PKn .... 43
3.3 Teknik Penilaian Afekif untuk PKn... 44
3.4 Penilaian Portofolio .... 49
3.5 Pengembangan Penilaian Ranah Tiga Domain .....................................
51
Latihan ... 59
Rangkuman 60
Tes formatif 3 . 61
Daftar Pustaka 63
Glosarium ..
64
67
67
68
69
78
79
iii
83
cooperatif
learning
dengan
Pendekatan
Think-Pair-Share,
model
Unit 1
PARADIGMA BARU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Sumarjono
Imam Muchtar
1.1 Pendahuluan
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) merupakan bidang studi yang bersifat
multifaset dengan konteks lintas bidang keilmuan. Secara filsafat keilmuan PKn
memiliki ontology pokok ilmu politik khususnya konsep political democracy untuk
aspek duties and rights of citizen (Chreshore:1886). Dari ontologi pokok inilah
kemudian berkembang konsep Civics yang secara harafiah (dalam bahasa Latin)
adalah civicus yang artinya warga negara pada zaman Yunani kuno. Berawal dari
pengertian itulah kemudian berkembang dan secara akademis diakui sebagai
embrionya civic education. Di Indonesia civic education ini diadaptasi menjadi
Pendidikan Kewarganegaraan (PKn). Secara epistemologis, PKn sebagai suatu bidang
keilmuan merupakan pengembangan dari salah satu dari lima tradisi social studies
yakni citizenship transmission (Barr, Barrt, dan Shermis:1978). Tradisi social studies
mengalami perkembangan pesat sehingga kini telah menjadi suatu body of knowledge
yang memiliki paradigma sistemik berisi tiga domain citizenship education yaitu:
domain akademis, kurikuler, dan sosial kultural (Winataputra:2001)
PKn secara pragmatik memiliki visi socio-pedagogis untuk mendidik
warganegara yang demokratis dalam konteks yang lebih luas, antara lain mencakup
konteks pendidikan formal dan non-formal. Sedangkan secara umum PKn memiliki
visi formal-pedagogis untuk mendidik warganegara yang demokratis dalam konteks
pendidikan formal. Di Indonesia PKn memiliki visi formal-pedagogis, yakni sebagai
mata pelajaran sosial dalam dunia persekolahan dan perguruan tinggi yang berfungsi
sebagai wahana untuk mendidik warganegara Indonesia yang Pancasilais.
Seiring dengan perkembangan kehidupan demokrasi di Indonesia, yaitu
lahirnya masa reformasi, para pemikir kurikulum di Indonesia, khususnya ahli-ahli
PKn mengadakan pembaharuan terhadap muatan dan substansi kurikulum PKn.
Pengkajian para prkar PKn berhasil merumuskan suatu kesepakatan yang kemudian
terkenal dengan istilah paradigma baru PKn. Dalam paradigma baru PKn dijelaskan,
Paradigma Baru PKn-SD
bahwa PKn merupakan bidang kajian ilmiah dan program pendidikan di sekolah dan
diterima sebagai wahana utama esensial pendidikan demokrasi di Indonesia yang
dilaksanakan melalui:
1) Civic Intelligence, yaitu kecerdasan dan daya nalar warga negara baik dalam
dimensi spiritual, rasional, emosional, maupun sosial;
2) Civic Responsibility, yaitu kesadaran akan hak dan kewajiban sebagai warga negara
yang bertanggung jawab; dan
3) Civic Participation, yaitu kemampuan berpartisipasi warga negara atas dasar
tanggungjawabnya, baik secara individual, sosial, maupun sebagai pemimpin hari
depan.
Muatan-muatan materi PKn dengan paradigma baru tersebut kemudian dijabarkan ke
dalam berbagai Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar sebagai bagian dari
Standar Isi PKn yang termuat dalam Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 22
tahun 2006 tentang Standar Isi.
Secara garis besar, dimensi pengetahuan kewarganegaraan (civic knowledge)
yang tercakup dalam mata pelajaran PKn meliputi politik, hukum dan moral. Dengan
demikian, mata pelajaran PKn merupakan bidang kajian disiplin. Secara lebih rinci,
materi pengetahuan kewarganegaraan meliputi pengetahuan tentang hak dan tanggung
jawab negara, hak asasi manusia, perinsip-perinsip dan proses demokrasi, lembaga
pemerintahan dan non-pemerintah, identitas nasional, pemerintahan berdasar hukum
(rule of law) dan peradilan yang bebas dan tidak memihak, serta nilai-nilai dan normanorma dalam masyarakat.
Keterampilan kewarganegaraan (civic skills) meliputi keterampilan intelektual
(intelectual skills) dan keterampilan berpartisipasi (participatory skills) dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Contoh keterampilan intelektual
misalnya keterampilan dalam merespon berbagai persoalan politik, seperti perlu atau
tidaknya kampanye secara masal. Contoh keterampilan berpartisipasi misalnya
keterampilan menggunakan hak dan kewajibannya di bidang hukum, seperti perlu atau
tidaknya melapor kepada polisi jika mengetahui tindak kejahatan di masyarakat.
Watak
/karakter
kewarganegaraan
(civic
despositions)
sesungguhnya
merupakan dimensi yang paling substantif dan esensial dalam mata pelajaran PKn.
Dimensi watak/karakter kewarganegaraan dapat dipandang sebagai muara dari
kedua dimensi sebelumnya dengan memperhatikan visi, misi, tujuan, dan karakteristik
mata pelajaran PKn. Ciri khas PKn ditandai dengan pemberian penekanan pada
Paradigma Baru PKn-SD
dimensi watak, karakter, sikap, dan hal-hal lain yang bersifat afektif. Jadi
pembelajaran PKn diharapkan mampu memberi pengetahuan kepada warganegara
bidang politik, hukum, dan moral sebagai bekal dalam kehidupan bermasyaarakat,
berbangsa, dan bernegara. Selanjutnya warga negara di harapkan memiliki
keterampilan secara intelektual dan partisipatif dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Pada akhirnya, pengetahuan dan keterampilan itu akan
membentuk suatu watak atau karakter yang mapan, sehingga menjadi sikap dan
kebiasaan hidup sehari-hari. Watak, karakter, dan sikap atau kebiasaan hidup seharihari yang mencerminkan warga negara yang baik itu misalnya sikap religius, toleran,
jujur, adil, demoktaris, menghargai perbedaan, menghormati hukum, menghormati hak
orang lain, memiliki kebangsaan yang kuat, memiliki rasa kesetiakawanan sosial dan
lain-lain.
Tingkat
Satuan
Pendidikan
Tahun
2006
mengakomodir
Bangsa
Jepang
memiliki
kemampuan
menggunakan
kesempatan
2. Komitmen yang kuat dan konsisten terhadap prinsip dan semangat kebangsaan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang berdasarkan pada
Pancasila dan UUD 1945
3. Negara Kesatuan republik Indonesia adalah negara yang berdasarkan Pancasila
seperti yang termuat dalam Pembukaan UUD 1945 alinea IV
4. Pancasila dan UUD 1945 perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa
Indonesia, khususnya generasi muda sebagai penerus bangsa, mengingat sejarah
telah membuktikan berbagai peristiwa telah mengancam persatuan dan kesatuan.
5. Pada masa depan tidak terulang lagi adanya sistem pemerintahan otoriter yang
mengekang HAM warga negara untuk menjalankan demokrasi dengan kebebasan
yang bertanggung jawab. Kehidupan ini dapat dimulai di keluarga, sekolah dan
masyarakat untuk membentuk masa depan yang cerah (diolah dari Puskur,
Balitbang Depdiknas, 2003)
Terkait dengan pemikiran rasional tersebut, maka mata pelajaran PKn di
sekolah memiliki peran dan tanggung jawab yang sentral. Paradigma baru PKn
memuat aspek-aspek materi pembelajaran sebagaimana tercantum dalam Standar Isi
tahun 2006 sbb:
1. Persatuan dan Kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan, cinta
lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda, keutuhan
negara kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan negara, sikap
positif terhadap negara kesatuan Republik Indonesia, keterbukaan dan jaminan
keadilan
2. Norma, hukum dan peraturan, meliputi: tertib dalam kehidupan keluarga, tata tertib
di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-peraturan daerah, normanorma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, sistim hukum dan peradilan
nasional, hukum dan peradilan internasional
3. Hak asasi manusia meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban anggota
masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan, penghormatan
dan perlindungan HAM
4. Kebutuhan warga negara meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai warga
masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan pendapat,
menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan kedudukan warga negara
satunya sumber ilmu dan papan tulis sebagai sarana utama dalam proses transfer of
knowledge, situasi dan suasana belajar yang diupayakan hening untuk mendapatkan
konsentrasi belajar maksimal, menggunakan buku wajib yang cenderung menjadi satusatunya yang syah sebagai referensi di kelas, dan adanya model ujian dengan soal-soal
pilihan ganda (multiple choice) yang hasilnya digunakan untuk ukuran kemampuan
siswa.
Somantri (2001:245) mempertegas bahwa kurang bermaknanya PKn bagi
siswa dikarenakan masih dominannya penerapan metode pembelajaran konvensional
seperti ground covering technique, indoktrinasi, dan narrative technique dalam
pembelajaran PKn sehari-hari. Sementara itu, Budimansyah (2008:18) menyoroti
penyebab masalah tersebut secara lebih luas meliputi: pertama, proses pembelajaran
dan penilaian PKn lebih menekankan pada dampak instruksional (instructional effects)
yang terbatas pada penguasaan materi (content mastery) atau hanya menekankan pada
dimensi kognitifnya saja. Pengembangan dimensi-dimensi lainnya (afektif dan
psikomotorik) dan pemerolehan dampak pengiring (nurturant effects) sebagai hidden
curriculum belum mendapat perhatian sebagaimana mestinya.
Kedua, Pengelolaan kelas belum mampu menciptakan suasana kondusif dan
produktif untuk memberikan pengalaman belajar kepada siswa melalui pelibatannya
secara proaktif dan interaktif, baik dalam proses pembelajaran di kelas maupun di luar
kelas (intra dan ekstra kurikuler). Hal ini berakibat pada miskinnya pengalaman
belajar yang bermakna (meaningful learning) untuk mengembangkan kehidupan dan
perilaku siswa.
Ketiga, penggunaan alokasi waktu yang tercantum dalam Struktur Kurikulum
Pendidikan dijabarkan secara kaku dan konvensional sebagai jam pelajaran tatap muka
terjadwal sehingga kegiatan pembelajaran PKn dengan cara tatap muka di kelas
menjadi sangat dominan. Hal itu mengakibatkan guru tidak dapat berimprovisasi
secara kreatif untuk melakukan aktivitas lainnya selain dari pembelajaran rutin tatap
muka yang terjadwal dengan ketat.
Keempat, pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler sebagai wahana sosio-pedagogis
untuk mendapatkan hands-on experience juga belum memberikan kontribusi yang
signifikan untuk menyeimbangkan antara penguasaan teori dan praktek pembiasaan
perilaku dan keterampilan dalam berkehidupan yang demokratis dan sadar hukum.
Pemecahan masalah kekurangbermaknaan PKn tersebut pelu merubah materi
pembelajaran PKn tidak hanya berisi hapalan saja, tetapi harus dipadukan dengan
Paradigma Baru PKn-SD
kehidupan nyata dalam masyarakat dengan ditopang oleh proses pembelajaran yang
dapat mengembangkan contextualized multiple intelligence. Hal ini senada dengan
pendapat Somantri (2001:313) bahwa PKn akan lebih bermakna apabila pengetahuan
fungsional (functional knowledge) dan masalah-masalah kemasyarakatan memperkaya
konsep-konsep dasar PKn, dan dikembangkan dialog kreatif dalam pembelajaran.
Dengan demikian pembelajaran PKn dapat mengembangkan seluruh potensi siswa.
Menurut Djahiri (dalam Budimansyah dan Syaifullah, 2006:3), potensi diri yang harus
dikembangkan ini meliputi potensi daya pikir/intelektual, daya afektual dan
psikomotor yang terkait dengan konteks life cycles manusia, aspek kehidupannya, dan
sumber norma acuannya yang berlaku di masyarakat.
Proses pembelajaran PKn di persekolahan diperlukan guru inkuiri. Guru inkuiri
menurut A. Kosasih Djahiri (1985: 7-8) mempunyai ciri-ciri sebagai perencana,
pelaksana pengajaran, fasilitator, administrator, evaluator, rewarder, manajer,
pengarah dan pemberi keputusan. Selanjutnya dikatakan pula, bahwa guru yang baik
adalah guru yang mau melihat dan menyerap perasaan peserta didiknya, mempunyai
pengertian tinggi atas hal tersebut, percaya peserta didik memiliki kemampuan,
mampu berperan sebagai fasilitator (pemberi kemudahan, kelancaran-keberhasilan)
dan mampu melaksanakan peran sebagai guru inkuiri.
Di dalam kelas guru bisa menciptakan suasana demokratis karena secara alami
siswa kooperatip, selalu ingin tahu, dan berkemauan belajar serta mempunyai hak
untuk membuat keputusan sendiri tentang belajar mereka. Disamping itu, siswa
mempunyai hak dan kewajiban untuk berpartisipasi di dunia sekitarnya. Siwa bisa
belajar pelajaran yang bernilai baik ketrampilan hidup maupun akademis melalui
partisipasi demokratis. Menurut Emma E. Holmes (1991) kelas demokratis
mencerminkan nilai-nilai sebagai layaknya masyarakat demokratis yaitu; hak-hak
(rights), tanggung jawab (responsibilities), serta menghargai diri sendiri dan orang
lain(self-respect dan respect for others).
Di dalam lingkungan kelas demokratis, siswa mempunyai hak untuk dididik atau
diberi pengajaran dengan baik dan meraih kesuksesan. Dalam hal ini siswa
menggunakan kesempatan untuk berpartisipasi dalam hidup kelompok dan
berkomunikasi dengan yang lainnya. Disamping itu, guru diharapkan bisa
menciptakan situasi yang memenuhi hak-hak siswa seperti merasa aman disekolah,
dihargai, didengar, diberi privacy, dilibatkan dalam membuat keputusan menurut
tingkatannya, dan diperlakukan dengan adil (Apple dan Beane 1995).
Paradigma Baru PKn-SD
norma dan peraturan, konstitusi negara, kebutuhan warga negara, kekuasaan dan
politik, Pancasila sebagai idiologi terbuka, dan globalisasi. Guru PKn diwajibkan
memiliki kompetensi guru mata pelajaran PKn sebagai berikut: memahami materi,
struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran PKn. Guru
harus memahami subtansi PKn yang meliputi pengetahuan kewarganegaraan (civic
knowledge), nilai dan sikap kewargagenaraan (civic desposition), dan ketrampilan
kewarganegaraan (civic skill); serta mampu menunjukkan manfaat mata pelajaran PKn
(Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 16 tahun 2007).
diri.
Muatan
lokal
merupakan
kegiatan
kurikuler
untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah.
Substansi mata mata pelajaran IPA dan IPS SD/MI merupakan IPA terpadu dan IPS
terpadu, pembelajaran pada kelas rendah dilaksanakan melalui pendekatan tematik
termasuk PKn, sedangkan kelas tinggi dilaksanakan melalui pendekatan mata
pelajaran. Alokasi waktu satu jam pembelajaran 35 menit.
Cakupan kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian adalah:
peningkatan kesadaran, dan wawasan peserta didik akan status hak dan kewajibannya
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia. Kesadaran dan wawasan kebangsaan, jiwa dan patriotisme,
bela negara, penghargaan terhadap hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa,
Paradigma Baru PKn-SD
10
Komponen
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama
II
III
2. Pendidikan Kewarganegaraan
3
2
3. Bahasa Indonesia
4. Matematika
5. Ilmu pengetahuan Alam
4
3
4
4
B. Muatan Lokal
C. Pengembangan diri
Jumlah
26
27
IV, V, dan VI
2*)
28
32
1.6 Pengembangan Pembelajaran PKn yang Demokratis Melalui Media Audio Visual
11
dari buku, tape recorder, kaset, video kamera, video recorder, film, slide (gambar
bingkai), foto, gambar, grafik, televisi dan komputer. Sedangkan Kempt & Dalton
(1985) mengelompokkan media menjadi delapan jenis, yaitu: 1) media cetakan; 2)
media panjang; 3) overhead transparancies; 4) rekaman audiotape; 5) seri slide dan
filmtrips; 6) penyajian multi image; 7) rekaman video dan film hidup, dan 8)
komputer,
Media Teknologi Mutakhir. Merupakan media yang menggunakan teknologi
mutakhir dan berbasis telekomunikasi seperti: telekonferen dan kuliah jarak jauh dan
berbasis mikroprosesor (Computer assisted instruction, permainan komputer, sistem
tutor intelejen, interaktif, hypermedia dan compact (video) disc.
Media Audio. Merupakan media yang menampilkan materi pembelajaran
dalam bentuk sesuatu yang dapat didengar oleh telinga. Media audio dibedakan
menjadi Media audio bukan elektronik (yang tidak menggunakan tenaga listrik,
misalnya peralatan musik akuistik seperti gitar, gamelan dalam seni musik) dan media
audio elektronik yang menggunakan alat-alat listrik, misalnya amplifier, radio, tape
recorder, CD player).
Media Audio visual. Media yang menampilkan materi pembelajaran dalam
bentuk sesuatu yang dapat didengar oleh telinga dan dilihat oleh mata, gambar diam
tetap maupun bergerak, seperti slide proyektor yang dipadukan dengan tape recorder,
televisi, film strip proyektor, video player, DVD player, dan computer.
Materi-materi PKn di SD pada ddasarnya bersifat abstrak, seperti hal-hal yang
berkenaan dengan nilai-nilai demokrasi, Hak Asasi Manusia, globalisasi, norma,
hukum, dan sebagainya. Mengingat materi-materinya bersifat abstrak, maka proses
pembelajaran PKn dengan cara mendemonstrasikan nilai-nilai demokrasi, seperti
kebebasan (freedom), hak-hak (rights), persamaan (equality), tanggung jawab
(responsibility), dan menghargai (respect) melalui suara dan penglihatan (audio
visual) sangat penting.
Penggunaan media pembelajaran yang baik, tidak hanya disesuaikan dengan
tingkat perkembangan dan berpikir siswa tetapi juga bagaimana media pembelajaran
dapat menstimulasi intelektual dan sikap siswa. Hal ini sesuai dengan pendapat
Gardner (1993) dalam teori belajar multiple intellegent yang membuktikan bahwa ilmu
pengetahuan dalam tingkat perkembangan tertentu, termasuk ditingkat spatial atau
visual tetap bersatu dalam suatu susunan yang utuh. Untuk itu intelegensi bisa dilatih
dan dikembangkan dengan mempelajari banyak hal melalui cara yang sesuai.
Paradigma Baru PKn-SD
12
2.
3.
4.
Bagaimanakah cara mempertahankan budaya kita pada saat kita mendapat tekanan
pengaruh globalisasasi?
5.
Apakah yang dimaksud dengan pemikiran rasional dalam pembelajaran PKn? berikan
contohnya!
6.
7.
8.
9.
10. Berikan alasan pentingnya media visual dan audio visual dalam pembelajaran di
tingkat SD?
13
Rangkuman
1. Paradigma baru PKn merupakan dinamika pemikiran perkembangan PKn
dikarenakan oleh perubahan di segala bidang akibat cepatnya perkembangan Iptek
dan Globalisasi. Paradigma baru PKn muncul setelah adanya era reformasi,
sehingga diperlukan model baru dalam kerangka berfikir untuk mengembangkan
karakter warga negara yang demokratis meliputi civic intelligence, civic
responsibility dan civic participation yang diadopsi dan disesuaikan dengan
kondisi kepribadian Indonesia sebagai making connection.
2. Pemikiran rasional pentingnya PKn dengan harapan:
Pendidikan Indonesia memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk
mempertahankan NKRI dan nasionalisme
Konsisten terhadap Pancasila yang tercantum dalam Pembukaan UUD 1945
alinea IV dan UUD 1945 dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara.
Demokrasi yang bertanggung jawab
3. Guru diharapkan dapat menerapkan kelas demokratis (democratic classroom).
4. Karakteristik PKn berisi materi kebebasan bertanggung jawab, tatanegara,
persatuan dan kesatuan bangsa, HAM, norma dan peraturan, konstitusi negara,
kebutuhan warga negara, kekuasaan dan politik, Pancasila sebagai idiologi
terbuka, serta globalisasi sehingga guru harus memahami materi, struktur, konsep
dan pola keilmuan PKn
5. Struktur keilmuan PKn pada pendidikan dasar dan menengah merupakan salah
satu bagian dari 5 (lima) kelompok mata pelajaran.
6. PKn SD dilaksanakan melalui pendekatan tematik untuk kelas rendah dan
pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi. PKn mencakup peningkatan
kesadaran, dan wawasan peserta didik akan status hak dan kewajibannya dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara, serta peningkatan kualitas
dirinya sebagai manusia.
7. Struktur Kompetensi PKn meliputi standar kompetensi dan kompetensi dasar
yang suudah ditentukan dalam kurikulum sedangkan indicator-indikatornya perlu
dikembangkan oleh guru sendiri
14
Tes Formatif 1.
Pilihlah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat dengan memberi tanda (X) !
1. Civic responsibility dalam pembelajaran Pendidikan kewarganegaraan yang nyata
dalam kehidupan sehari-hari adalah hal berikut
a. Meningkatkan kecerdasan warga negara khususnya generasi mudanya
b. Mendidik kesadaran warga negara akan hak dan kewajiban serta tanggung
jawabnya sebagai warga negara
c. Memberikan bekal agar nantinya ia akan aktif berpartisipasi sebagai warga negara
dalam kehidupan politik
d. Keaktifan warga negara secara dalam mengemban masa depan secara individu
e. Memberikan jiwa dan semangat nasionalisme warga negara
2. Dalam negara hukum seperti Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka salah satunya
adalah adanya Keadilan, perlindungan HAM, kejujuran, kebebasan, tangung jawab yang
merupakan
a. Nilai nilai demokrasi
b. Bentuk bentuk demokrasi
c. Macam macam demokrasi
d. Ciri ciri demokrasi
e. Isi demokrasi
3. Pancasila dan UUD 1945 perlu ditanamkan kepada seluruh komponen bangsa Indonesia
khususnya generasi muda harapan bangsa. Ungkapan ini merupakan salah satu dari
a. Pemikiran rasional
b. Tujuan pendidikan Kewarganegaraan
c. Citacita bangsa Indonesia
d. Tujuan bangsa Indonesia
e. Makna pembangunan nasiional
4. Perhatikan hal-hal berikut:
1. Era reformasi memberikan harapan yang akan dapat memelihara demokrasi
2. Untuk mengembangkan tugas civic intelligence, civic responsibility dan civic
participation
3. Proses making connection yang berhasil seperti di Jepang yang dapat
mengimplementasikan pengetahuan barat tanpa menghilangkan budayanya
Paradigma Baru PKn-SD
15
1, 3 dan 5
c.
2, 3 dan 5
d.
3, 4 dan 5
e.
1, 2, 3, dan 4
1, 3 dan 4
c.
1, 3 dan 5
d.
2, 3 dan 4
e.
2, 3 dan 5
16
Daftar Pustaka
Apple, Michael W. dan Beane, James. (1995). Democratic Schools. U.S.A. Association
for Supervision and Curriculum Development.
Arcaro, Jerome S. (Terj. 2005) . Pendidikan berbasis Mutu, Prinsip Prinsip Perumusan
dan tata Langkah Penerapan, (Quality in Education: An Implementation
Handbook) Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Asmstrong, Thomas. (2000). Multiple Intelligence in the Classroom, (terj.) Sekolah Para
Juara, menerapkan Multiple Intelligences di Dunia Pendidikan (2004),, Bandung:
Kaifa .
Dewey, John. (1948). Reconstruction in Philosophy. Boston. Beacon Press.
Gardner, Howard. (1983). Frames of Mind: Theory of Multiple Intelligences. New
York:Basic Books.
Ginting, Abdorrakhman (2008), Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran, Bandung,
Humaniora
Holmes, Emma E. (1991). Democracy in Elementary School Classes. Social Education
Research.
Larson, Bruce. (1999). Influences on Social Studies Teachers Use of Classroom
Discussion. The Social Studies (May/June).
Mardiati, Yayuk. (2008). Integrating Indonesian Literature Into Social Studies Teaching
and Learning. International and Cultural Conference of Aceh 2008. The
University of Hawaii at Manoa. U.S.A.
Muchtar, Imam; Suhanto, Ign; Djoko Lesmono, A (2010). Kamus menjadi Guru
Profesional, FKIP- Universitas Jember.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no 22 tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk satuan Pendidikan dasar dan menengah, PT. Binatama Raya,
Jakarta
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia no 23 tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk satuan Pendidikan Dasar dab menengah, PT.
Binatama Raya, Jakarta
Sekretariat Jenderal MPR RI (2006), Panduan Pemasyarakatan Undang Undang Dasar
Negara Republik Indonesia tahun 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta
Sekretariat Negara Republik Indonesia (1992), Risalah Sidang BPUPKI dan PPKI 29 Mei
UU No 12 tahun 2006 (2006) tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia, Pustaka
Yustisia, Yogyakarta.
17
Glosarium
Globalisasi: Keadaan yang menggambarkan bahwa kita tidak bisa mengisolasi diri
terhadap apa yang sedang terjadi di tempat lain di dunia (Joseph Stiglitz);
penguatan hubungan seluruh dunia yang jauh dari lingkungan sebagaimana jalan
yang bercabang dibentuk dari peristiwa yang menjadi beberapa mil jauhnya, dan
sebaliknya (Anthony Giddens).
Kelas demokratis: kelas yang mencerminkan nilai-nilai sebagai layaknya masyarakat
demokratis yaitu; hak-hak (rights), tanggung jawab (responsibilities), serta
menghargai diri sendiri dan orang lain (self-respect dan respect for others,. Emma
E. Holmes (1991).
Kompetensi dasar: kemampuan minimal dalam mata pelajaran yang harus dimiliki oleh
lulusan; kemampuan minimum yang harus dapat dilakukan atau ditampilkan oleh
siswa untuk standar kompetensi tertentu dari suatu mata pelajaran ; penjabaran
standar kompetensi peserta didik yang cakupan materinya lebih sempit dibanding
dengan standar peserta didik; merupakan sejumlah kemampuan yang harus dimiliki
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan untuk menyusun
indikator kompetensi, dan materi pokok.
Standar kompetensi: kemampuan yang dapat dilakukan atau ditampilkan untuk suatu
mata pelajaran; kompetensi dalam mata pelajaran tertentu yang harus dimiliki
peserta didik; kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan dalam suatu mata
pelajaran; kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan
penguasaan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang diharapkan dicapai pada
setiap tingkat dan/atau semester; standar kompetensi terdiri atas sejumlah
kompetensi dasar sebagai acuan baku yang harus dicapai dan berlaku secara
nasional.
Pemikiran rasional: pemikiran yang berdasarkan pada akal sehat
Pendidikan: Proses pembentukan kemampuan dasar yang fundamental, baik me-nyangkut
daya pikir, atau daya intelektual, maupun daya emosional atau perasaan yang
diarahkan kepada tabiat manusia dan kepada sesamanya (John Dewey).
Media Audio visual: media yang menampilkan materi pembelajaran dalam bentuk sesuatu
yang dapat didengar oleh telinga dan dilihat oleh mata manusia, gambar juga dapat
tetap maupun bergerak, seperti slide proyektor yang dipadukan dengan tape
recorder, televisi, film strip proyektor, video player, DVD player dan computer.
Warga negara: warga suatu negara yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang
undangan (UU No 12 tahun 2006)
Kewarganegaraan: segala hal ihwal yang berhubungan dengan warga negara (UU No 12
tahun 2006)
18
Umpan Balik :
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian
akhir materi unit ini. Bandingkan jawaban Anda dengan Kunci jawaban yang tersedia
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit ini. Interpretasi
tingkat penguasaan yang Anda capai adalah dengan rumus:
Jumlah soal benar
________________ X 100%
Jumlah soal
Jawaban Anda 90 % - 100 % sesuai dengan kunci jawaban = baik sekali
Jawaban Anda 80 % - 89 % sesuai dengan kunci jawaban = baik
Jawaban Anda 70 % - 79 % sesuai dengan kunci jawaban = cukup
Jawaban Anda < 70 % yang sesuai dengan kunci jawaban = kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80 % ke atas, berarti Anda telah mencapai
kompetensi yang diharapkan pada subunit ini dengan baik. Anda dapat meneruskan dengan
materi subunit selanjutnya. Namun sebaliknya, apabila tingkat penguasaan Anda terhadap
materi ini masih di bawah 80 %, Anda perlu mengulang kembali materi subunit ini,
terutama bagian yang belum Anda kuasai
19
1. b
2. a
3. a
4. e
5. d
20
Unit 2
MODEL-MODEL PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Yayuk Mardiati
Ign. Suhanto
2.1 Pendahuluan
Para mahasiswa BPJJ yang kami banggakan pada Unit 2 ini Anda akan diajak
membahas tentang pelaksanaan proses belajar dan pembelajaran PKn, terutama
yang terkait dengan penggunaan metode/pendekatan, media, dan penilaian menarik
untuk didiskusikan. Pada kesempatan ini Anda diajak mencermati, mengkritisi dan
mendiskusikan dengan teman, tutor atau siapapun yang berkepentingan untuk upaya
peningkatan kualitas pembelajaran PKn.
Setelah selesai mencermati, mengkritisi dan mendiskusikan baagian ini,
diharapkan Anda dapat menguasai model-model pembelajaran PKn. Secara khusus,
diharpkan mampu:
1 Menjelaskan konsep model pembelajaran PKn
2 Menguraikan model pembelajaran PKn di kelas rendah
3 Mencermati contoh-contoh model pembelajaran PKn di kelas rendah
4 Mengembangkan model pembelajaran PKn di kelas tinggi
5 Menerapkan model pembelajaran PKn di kelas tinggi
Modul ini membahas kegiatan-kegiatan belajar sebagai berikut: 1) Model
Pembelajaran PKn di Kelas Rendah; 2) Model Pembelajaran PKn di kelas tinggi.
Untuk membantu Anda menguasai sekaligus mempraktekkan materi sebagaimana
tercantum dalam tujuan di atas, maka dalam bahan ajar ini uraikan materi sesuai
dengan topik dalam kegiatan belajar.
Selain itu, diberikan soal-soal latihan dan tugas-tugas yang harus Anda
kerjakan; Rangkuman materi dan soal-soal formatif. Sedangkan untuk mengukur
tingkat keberhasilan belajar dan penguasaan materi modul ini, Anda diajak
mengerjakan soal-soal formatif.
Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD
21
Agar Anda dapat berhasil dengan baik dalam mempelajari bahan ajar ini
bacalah dan ikuti petunjuk di bawah ini secara seksama:
a. Bacalah secara kritis bagian pendahuluan modul ini agar Anda benar-benar
memahami apa, untuk apa, dan bagaimana mempelajari bahan ajar ini,
b. Cermati uraian materi ddan temukan kata-kata kunci yang Anda anggap penting,
bila perlu Anda cari arti dan maknanya dalam kamus atau glosarium dalam vahan
ajar ini,
c. Pahami setiap pengertian yang terdapat dalam bahan ajar ini sesuai dengan
kemampuan sendiri dan diskusi dengan sesama mahasiswa, guru, dan orang lain
yang mempunyai perhatian terhadap pelaksanaan pembelajaran PKn.
d. Mantapkan penguasaan Anda melalui kegiatan simulasi dengan mengaplikasikan
materi yang dibahas dalam bahan ajar ini.
2.2 Model Pengembangan Pembelajaran PKn
Istilah atau konsep tentang model tentunya tidak asing baggi kita. Model
sering diartikan sebagai pola, contoh, acuan, atau ragam dari sesuatu pruduk tertentu.
Sedangkan yang kaitan dengan pembelajaran, istilah model dapat diartikan sebagai
kerangka konseptual suatu tipe atau desain yang digunakan pedoman untuk
melakukan kegiatan pembelajaran; deskripsi atau analogi yang berguna bagi proses
visualisasi yang tidak dapat diamati; sistem asumsi-asumsi, data-data dan referensireferensi yang digunakan menggambarkan obyek peristiwa secara sistematik; desain
yang disederhanakan dari suatu sistem kerja, realitas yang disederhanakan; deskripsi
dari sistem yang mungkin/imajiner dan penyajian yang diperkecil dapat menjelaskan
dan menunjukkan sifat-sifat aslinya.
2.2.1 Model Pembelajaran PKn SD di Kelas Rendah
Berkenaan dengan pelaksanaan model pembelajaran di persekolahan,
pemerintah melalui Peraturan Menteri Pendidikan Nasional nomor 41 tahun 2007
tentang standar proses telah mengubah paradigma proses pendidikan, yaitu dari
pengajaran (teaching) ke pembelajaran (learning). Perubahan menggambarkan proses
pembelajaran pada setiap satuan pendidikan dasar lebih menekankan pada
pemberdayaan peserta didik. Upaya memberdayakan siswa pada jenjang pendidikan
dasar, khususnya kelas rendah, baik yang menyangkut ranah kognisi, afeksi, dan
Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD
22
Penjas:
Pentingnya
kegiatan
olah
raga/menari/main catur
bersama keluarga untuk
kesehatan phisik dan
mental.
voices.mysanantonio.com
Model-model Pengembangan Pembelajaran
PKn-SD
IPA: Membandingkan
jumlah antara keluarga
siswa satu dengan
keluarga siswa lainnya.
23
Kelas
: II (Dua)
Semester
: 2 (dua)
Jenjang pendidikan : SD
Tema kejujuran sebagai tema sentral ini berhubungan dengan nilainilai
dalam silasila Pancasila yang lain (double) seperti ketaatan, kesetiaan, keadilan,
kemanusiaan, kesetiakawanan sosial dan lain-lain. Misalnya, dalam koperasi
Kejujuran yang dibuka untuk peserta didik sebagai pembelinya, koperasi
tersebut menjual alat-alat keperluan peserta didik seperti buku, pensil, bolpoin,
penggaris, tip-ex, buku gambar dan lain-lain. Dalam koperasi tidak ada yang
menjaga atau sebagai penjualnya. Bagi pembeli yang masuk koperasi harap absen
sebagai pengunjung. Barang-barang yang sudah diberi label harga dapat dibeli
dengan uang pas yang dimasukkan dalam kaleng. Dari hasil penjualan dan absen
pengunjung yang masuk guru PKn dapat mengetahui nilai-nilai kejujuran,
ketaatan, kesetiaan, keadilan, kemanusiaan, kesetiakawanan sosial.
2) Web connected, yaitu model keterhubungan, dimana materi yang ada dalam mata
pelajaran PKn temannya dijumpai dalam mata pelajaran lain.
24
dipakai guru untuk pendekatan dalam proses belajar mengajar pada hampir semua
pelajaran termasuk IPS dan PKn.
Tujuan pendekatan model talking stick, selain menciptakan PAIKEM, juga
mendidik siswa untuk berlatih berdemokrasi dalam suasana kelas yang demokratis.
Saat pembelajaran berlangsung, siswa dilatih menghargai nilai-nilai persamaan hak
(equality), misalnya ketika seorang siswa memegang tongkat, maka ia akan diberi
kesempatan (opportunity) untuk berbicara mengeluarkan pendapat. Selain itu siswa
juga dilatih untuk bisa berbuat adil, yaitu dengan cara bergantian (take turn) dalam
menjawab pertanyaan. Semua nilai tersebut merupakan bagian dari nilai-nilai dan
semangat demokrasi yang sangat diperlukan dalam masyarakat Indonesia.
Langkah-langkah aplikasi pembelajaran PKn dengan model talking stick
dapat dijelaskan sebagai berikut:
1) Sebelum memulai pelaksanaan proses pembelajaran, guru terlebih dahulu
menyiapkan pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran
sesuai dengan Kompetensi Dasar yang akan diajarkan.
2) Guru
menayangkan
atau
membacakan
cerita
rakyat
(folklore)
atau
25
merupakan
model
pembelajaran
dengan
cara
siswa
26
Prinsip
model
pembelajaran
ini
untuk
menciptakan
saling
27
yang terdiri atas 3-5 siswa untuk mempelajari suatu materi pembelajaran tertentu
atau khusus hingga tuntas. Peserta didik didorong untuk bekerja sama secara
maksimal sesuai dengan keadaan heterogenitas kelompoknya. Bagi siswa yang
cepat belajarnya membantu temannya lambat belajarnya, karena dalam pendekatan
ini keberhasilan individu menjadi keberhasilan kelompok, atau sebaliknya,
kegagalan individu merupakan kegagalan kelompoknya juga. Model kerja sama
dapat berbentuk mengerjakan tugas-tugas dari guru, sekolah atau memberikan
motivasi. Menurut Slavin (dalam Abrani dan Chamber, 1996), kerja sama meliputi
tiga perspektif, sebagai berikut.
1) Perspektif motivasi, yaitu penghargaan yang diberikan kepada kelompok
memungkinkan setiap anggota kelompok akan saling membantu.
2) Perspektif sosial, artinya melalui kerja sama setiap siswa akan saling membantu
dalam belajar, karena mereka menginginkan semua anggota kelompok
memperoleh keberhasilan. Bekerjasecara tim dengan mengevaluasi kekurangankekurangan dan kelebihan-kelebihan sendiri oleh kelompok merupakan iklim
yang baik, karena setiap kelompok ingin semuanya berhasil.
3) Perspektif perkembangan kognitif, artinya dengan adanya interaksi antaranggota
kelompok mendorong setiap peserta didik bersaha memahami dan mencari
informasi untuk menambah pengetahuan kognitifnya dalam kelas dan
kelompoknya. Siswa yang cerdas dan kurang cerdas dicampur secara seimbang
dalam suatu kelompok, sehingga keberhasilan individu akan ditentukan oleh
kelompoknya atas dasar saling merima dan memberi, membantu dan mengisi
(elaborasi kognitif).
Pendekatan lain yang dapat diterapkan di kelas tinggi adalah Praktik Belajar
PKn Berbasis Portofolio. Portofolio merupakan kumpulan hasil karya seorang
siswa. Sejumlah hasil karya seorang siswa yang sengaja dikumpulkan untuk
digunakan sebagai bukti prestasinya; perkembangan siswa dalam kemampuan
berfikir; pemahaman siswa atas materi pokok; kemampuan siswa dalam
mengungkapkan gagasan dan sikap siswa terhadap mata pelajaran tertentu; dan
laporan singkat yang dibuat seorang siswa setelaah melaksanakan kegiatan.
Portofolio dapat dibedakan menjadi beberapa jenis sebagai berikut:
1) Portofolio kerja: berupa hasil proses kerja mandiri atau sekelompok siswa
dimulai dari draf, pekerjaan yang belum selesai, pekerjaan terbaik. Hasil karya
Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD
28
menjadi bahan diskusi antara peserta didik dan guru untuk mengetaui kemajuan
dan membantu siswa merefleksi kemajuan belajar diri sendiri atau kelompok.
2) Portofolio dokumen: berupa koleksi hasil dan proses kerja peserta didik yang
khusus dipakai dalam penilaian dan diseleksi dengan mendokumentasikan hasil
karya terbaik siswa.
3) Portofolio penampilan/pertunjukan: berupa pekerjaan peserta didik yang
sudah selesai tidak mencakup proses kerja, untuk seleksi, sertifikasi, penilaian
kelas dan harus harus bersifat valid dan reliabel.
demokratis,
kooperatif,
kompetetif
untuk
kebaikan,
empatik,
29
30
pengalaman belajar terpadu yang dialami siswa sebagai suatu kesatuan dalam kelas
(integrated learning experiences).
Portofolio terbagi dalam dua bagian, yakni Portofolio Tampilan dan Portofolio
Dokumentasi. Portofolio Tampilan berbentuk papan empat muka berlipat yang secara
berurutan menyajikan:
31
Latihan:
Setelah Anda mencermati dan mengkritisi uraian kegiatan belajar di atas, selanjutnya
kerjakan soal-soal latihan di bawah ini, baik secara mandiri atau diskusi:
32
Rangkuman:
Setelah Anda mencocokkan jawaban di atas, cermati dan kritisi rangkuman di
bawah ini, agar dapat mengambil intisari materi yang telah dibahas.
1. Pendekatan tematik di terapkan pada SD dan SLB dengan tiga model, yaitu model
integratif, berhubungan dalam jaringan komplek, dan keterkaitan saling tumpang
tindih.
2. Strategi materi pokok bertitik tolak pada tema tertentu sebagai stimulus
3. Pendekatan tematik integrated, web relationship, dan keterhubungan (connected)
digabungkan dengan pendekatan talking stick atau games paling sesuai untuk
dilaksanakan di kelas rendah.
4. Pendekatan tematik dengan model cooperative Learning yang digabungkan dengan
pendekatan think-pair-share atau pendekatan portofolio paling sesuai untuk
dilaksanakan di kelas tinggi.
33
Tes Formatif 2
Setelah anda mengambil intisari uraian di atas, sekarang kerjakan soal-soal
formatif di bawah ini dengan cara memberi tanda silang (X) pada alternatif jawaban yang
tepat!
1. Model pendekatan tematik yang terjadi bila materinya serupa atau dalam suatu tema
materinya berbeda saling tumpang tindih keterhubungan, dinamakan
a. Overlapping
b. Web relationship
c. Integrated
d. Connected
e. Thematic problem
3. Dalam pendekatan games cara yang digunakan salah satunya adalah dengan menerka
yang disebut
a. Information gab
b. Guessing
c. Search
d. Matching
e. Exchange
34
35
36
Daftar Pustaka
Buchori, Muchtar. (1994). Spektrum Problematika Pendidikan di Indonesia, Yogyakarta,
Tiara Wacana Yogya.
DePorter, Bobbi, dan Hernarki, M. (1999, 2002). Quantum Learning, Membiasakan
Belajar Nyaman dan Menyenangkan Bandung: Kaifa.
DePorter, Bobbi. dkk (2001). Quantum Teaching orchestracting student succes
(Mempraktekkan Quantum Teaching Di ruang-ruang Kelas), Bandung: Kaifa.
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1997), Pengelolaan Kegiatan Belajar
Mengajar (KBM) dalam Pendidikan Sistem Ganda, Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah Direktorat Pendidikan Menengah Kejuruan.
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.(1993). Kurikulum 1994 Pendidikan dasar
(landasan dan Pengembangan,(Keputusan Menteri Pendidikan damn Kebudayaan
RI No 660/U/1993) Tentang Kurikulum Pendidikan Dasar,
Joice & Weil.M (1980), Model Of Theaching, Engelwood Cliffs, NewJersey, Prentice Hall
Inc.
Joni Raka.T (1990), Cara Belajar Siswa Aktif CBSA, Artikulasi, Konseptual, Jabaran
Operasional, dan Verivikasi Empirik, Pusat Penelitian IKIP Malang
Kagan, Spencer. (1994). Cooperative Learning: Kagan Cooperative Learning. California.
San Juan Capistrano.
Locust, C. (1998). dalam http://www.acaciart.com/stories/archieves.html
Lyman,
Frank.
(1981).
Cooperative
Learning:
Think-Pair-Share
http://www.eazhull. org.uk/nlc/think,_pair,_share.htm
dalam
Meier, Dave.(2003). Learning Accelerated Handbook (terj). Panduan Kreatif dan efektif
Merancang Program Pendidikan dan Pelatihan, Bandung, Kaifa-PT Mizan Pustaka.
Muchtar, Imam; Suhanto, Ign; Djoko Lesmono, A (2010). Kamus menjadi Guru
Profesional, FKIP-Universitas Jember.
Slavin, Robert E. (1990). Cooperative Learning: Theory, Research, and Practice. New
Jersey. Prentice Hall Inc.
Suparlan, Dasim Budimansyah, Danny Meirawan (2008), PAKEM (Pembelajaran Aktif,
Kreatif, Efektif, dan Menyenangkan, Bandung, Genesindo.
Suparno, Paul dkk. (ed. 1999), Pendidikan Dasar demokratis, Suatu usulan untuk
Reformasi Pendidikan Dasar di Indonesia, Yogyakarta, Universitas Sanata
Dharma.
Widharyanto, B dkk ed. (2003). Student Active Learning, Yogyakarta: Universitas Sanata
Dharma.
Model-model Pengembangan Pembelajaran PKn-SD
37
Glosarium:
Analisis nilai, model pembelajaran dan sebagai pendekatan: merupakan model
pembelajaran yang menekankan pada esensi kompleksitas pemikiran tertinggi
dalam pendidikan moral PKn.
Kerja sama, (Cooperative Learning), sebagai model dalam Strategi Pembelajaran:
merupakan Bentuk pendekatan yang menekankan kepada proses kerja sama dalam
suatu kelompok yang dapat terdiri dari 3 sampai 5 orang siswa
Model: pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan.
Model-model pembelajaran: Kerangka konseptual yang dipergunakan sebagai pedoman
dalam melakukan kegiatan atau pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran (by teaching style): salah satu cara yang dipergunakan untuk
mengatasi keberagaman siswa dalam pengelolaan peserta didik.
Pendekatan tematik: merupakan strategi pembelajaran dengan pengembangan materi
pokok yang bertitik tolak dari sebuah tema.
Permainan/games, model pembelajaran: model/metode pembelajaran permainan/games
dapat dilaksanakan dan menjadi efektif, bermakna, dan tetap menyenangkan
apabila dikembangkan dengan prinsip-prinsip. (Mier, Dave, 2000, the accelerated
Learning: 205 Mier menyebutnya sebagai metode pembelajaran).
Portofolio: kumpulan hasil karya seseorang siswa yang terseleksi sesuai dengan
kepentingannya
Strategi pembelajaran: pola pembelajaran dari proses kegiatan belajar mengajar
Talking Stick, model pembelajaran: model pembelajaran dengan mengaktifkan peserta
didik melalui permainan.
Think-Pair-Share, sebagai pendekatan pembelajaran: untuk melatih peserta didik
menguasai materi pembelajaran dengan bertukar pikiran dengan kelompok lain.
38
Umpan Balik :
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian
akhir materi unit ini. Bandingkan jawaban Anda dengan Kunci jawaban yang tersedia
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit ini. Interpretasi
tingkat penguasaan yang Anda capai adalah dengan rumus:
Jumlah soal benar
________________ X 100%
Jumlah soal
Jawaban Anda 90 % - 100 % sesuai dengan kunci jawaban = baik sekali
Jawaban Anda 80 % - 89 % sesuai dengan kunci jawaban = baik
Jawaban Anda 70 % - 79 % sesuai dengan kunci jawaban = cukup
Jawaban Anda < 70 % yang sesuai dengan kunci jawaban = kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80 % ke atas, berarti Anda telah mencapai
kompetensi yang diharapkan pada subunit ini dengan baik. Anda dapat meneruskan dengan
materi subunit selanjutnya. Namun sebaliknya, apabila tingkat penguasaan Anda terhadap
materi ini masih di bawah 80 %, Anda perlu mengulang kembali materi subunit ini,
terutama bagian yang belum Anda kuasai
39
40
Unit 3
PENGEMBANGAN PERANGKAT PENILAIAN MATA PELAJARAN
PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Imam Muchtar
Ign. Suhanto
3.1 Pendahuluan
Para mahasiswa yang kami banggakan pada Unit 3 ini Anda akan diajak
membahas
tentang
penilaian
(assessment)
dan
pengukuran
(instrument).
41
42
berhubungan dengan materi pelajaran; dan (5) sikap yang kaitan dengan
kompetensi afektif lintas kurikulum yang relevan dengan mata pelajaran.
Instrumen sikap dan minat terhadap mata pelajaran, langkah-langkahnya
adalah:
1) Pilih ranah afektif yang akan dinilai, misalnya sikap dan minat (untuk bidang studi
PKn ada 5 ditambah tiga konsep diri, empat nilai, dan lima moral.
2) Ditentukan indikator sikap: misalnya senang, susah, bersungut-sungut, menolak,
daan menerima. Contoh minat misalnya: kehadiran di kelas, frekuaansi bertanya,
tepat waktu dalam mengumpulkan tugas, dan kerapian buku catatan.
3) Pilih tipe skala yang digunakan misalnya skala Likert dengan empat skala, misalnya
dari sangat senang, senang, kurang senang dan tidak senang.
4) Telaah instrumen oleh teman sejawat (yang mengajar satu bidang studi sama)
5) Perbaiki instrumen.
6) Siapkan inventori laporan diri.
7) Tentukan skor inventori, dan
8) Buat hasil analisis.
Inventori adalah skala minat dan skala sikap. Skor untuk masing-masing sikap
di atas dapat berupa angka, akan tetapi pada tahap akhir skor tersebut dirata-ratakan
dan dikonversikan ke dalam bentuk kualitatif. Skala penilaian dibuat dengan
rentangan 1 s.d 5 (1 = sangat kurang; 2 = kurang; 3 = cukup, 4 = baik dan 5 = sangat
baik). Sedangkan terhadap minat siswa dapat menggunakan skala bertingkat dengan
rentangan 1 s.d 4 tergantung arah pernyataan jawaban. Selalu (SL), Sering (SR),
Jarang (JR), dan tidak pernah (TP). Misalnya instrumen minat terdiri atas 10 butir.
Jika rentangan yang dipakai 1 s.d 4, maka skor terendah adalah 10 dan skor tertinggi
adalah 40. Jika dibagi 4 kategori, maka skala 10 16 = tidak berminat, 17 24 =
kurang berminat, 24 33 berminat dan 33 40 sangat berminat.
43
2) Obyektif, berarti penilaian didasarkan pada prosedur dan kriteria yang jelas, tidak
dipengaruhi suyektifitas penilai.
3) Adil, berarti penilaian tidak menguntungkan atau merugikan peserta didik karena
berkebutuhan khusus serta perbedaan latar belakang agama, suku, budaya, adat
istiadat, status sosial ekonomi, dan gender.
4) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik merupakan salah satu komponen kegiatan
pembelajaran. Dalam hal ini penilaian benar-benar dijadikan dasar untuk
memperbaiki proses pembelajaran. Jika hasil penilaian menunjukkan banyak
peserta didik yang gagal, sementara instrumen yang digunakan sudah memenuhi
syarat, maka besar kemungkian proses pembelajarannya kurang baik.
5) Terbuka, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan
keputusan dapat diketahui oleh pihak yang berkepentingan. Oleh karena itu
pendidik menginformasikan prosedur dan kriteria penilaian kepada peserta didik.
6) Menyeluruh dan berkesinambungan, berarti penilaian mencakup semua aspek
kompetensi dengan menggunakan berbagai teknik penilaian yang sesuai, untuk
memantau perkembangan kemampuan peserta didik.
7) Sistematis, berarti penilaian dilakukan secara terencana dan bertahap dengan
mengikuti langkah-langkah baku. Oleh karena itu, penilaian dirancang dan
dilakukan dengan mengikuti prosedur dan prinsip-prinsip yang ditetapkan.
8) Beracuan Kriteria, berarti penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian
kompetensi yang ditetapkan. Oleh karena itu, instrumen penilaian disusun dengan
merujuk pada kompetensi (SKL, SK, dan KD).
9) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan, baik dari segi teknik,
prosedur, maupun hasilnya.
44
mata pelajaran meliputi: no, nama siswa, kelas, dan indikator, misalnya (1) bekerja
sama, (2) berinisiatif, (3) penuh perhatian, (4) bekerja sistematis). Nilai dan
keterangan diberi skor maksimum = 20 dengan ketentuan sangat baik = A; baik = B,
Cukup = C, kurang = D, dan sangat kurang = E. Lembar pengamatan (kolompok mata
pelajaran Agama, PKn, Estetika, Jasmani) sikap yang diamati dalam kolom
(no/deskripsi perilaku awal/dikripsi perubahan/capaian) dengan ketentuan ST =
perubahan sangat tinggi, T = perubahan tinggi, R = perubahan rendah; SR = perubahan
sangat rendah. Informasi deskripsi diperoleh melalui pertanyaan langsung laporan
pribadi dan catatan harian. sedangkan minat dan yang lain dapat diperoleh dari
kuesioner.
Langkah-langkah pengembangan alat penilaian afektif PKn. Ada lima
instrumen yang diukur dalam ranah afektif mata pelajaran PKn, Agama dan Estetika
yaitu: (1) sikap, (2) minat, (3) konsep diri, (4) nilai, dan (5) moral. Berikut ini contoh
matrik kisi-kisi instrumen afektif.
Indikator
A
1
Sikap
Senang bekerja sama dalam
membahas materi pelajaran dan
sikap terhadap materi pelajaran,
Senang berinisiasi/sikap kepada
guru
Penuh perhatian inte-raksi/sikap
terhadap proses pembelajaran.
Senang
Bekerja
sistematis/Sikap berkaitan dengan
nilai
atau
norma
yang
berhubungan dengan materi
pelajar-an.
Senang mempelajari pelajaran
lain/Sikap berhubungan dengan
kompetensi
afektif
lintas
kurikulum yang relevan dengan
mata pelajaran.
Minat
Mempunyai buku
2
3
4
B
6
Jml
Butir
Pertanyaan-pertanyaan
Skala
Likert
1
1
Sering
bertanya
dalam
membaca buku
Memiliki
catatan
pelajaran/coretan penting
10
C
11
Konsep Diri
Memilih pelajaran yang mudah
dipahami
Memiliki
kecepatan
memahami mata pelajaran
Menunjukkan mata pelajaran
yang dirasa sulit
Mengukur kelemahan dan
kekuatan fisik
12
13
14
Thurstone
1
1
1
1
15
D
16
Nilai
Memiliki keyakinan akan sekolah
Memiliki keyakinan akan keberhasilan diri sendiri
Menunjukkan keyakinan atas
kemampuan guru
1
1
19
20
E
21
22
Moral
Selalu menepati janji
Peduli terhadap orang lain atau
teman
1
1
23
Memiliki kejujuran
24
17
18
25
1
1
46
Lembar Pengamatan/Observasi
Nama
Kelas/No absen :
Yang diamati
No
perilaku
Deskripsi perubahan
Pencapaian
ST
SR
Keterangan:
ST = Sangat tinggi
T = Tinggi
R = Rendah
SR = Sangat rendah
Capaian tujuan pembelajaran untuk diolah dalam daftar nilai afektif sangat perlukan.
Berikut ini adalah contoh Format Lembar Kuesioner Peinlaian Afektif.
47
Kelas/nomor absen
Yang ditanyakan
No
Pertanyaan - pertanyaan
SS
TS
STS
Sikap
1
selalu
mendengarkan
sewaktu
teman
presentasi
Saya selalu mengerjakan soal-soal di LKS
dst
Keterangan:
SS = Sangat tinggi
S
= Tinggi
TS = Rendah
STS = Sangat rendah
Apabila diperlukan pada setiap indikator dibedakan bobotnya, maka dapat pula kolom
ditambahkan bobot nilai sehingga nilai akhir merupakan penjumlahan dari skor dikali
bobot nilainya (indikatornya 1 s.d 25)
Pengembangan Perangkat Penilaian PKn-SD
48
No
Nama
Mata Pelajaran
: PKn
Kelas
: IV c
Nama Guru
Sikap
1
Minat
4
K.Diri
10
11
12
13
Nilai
14
15
16
17
18
Moral
19
20
21
22
23
24
25
Skor
/N
Bobot
100
333
Anto
Bagus
328
B
Cipluk
368
A
Denok
318
B
Endik
262
C
dstnya
Skala skor:
Sangat baik (A)
: 349 - 400
Baik (B)
: 168- 348
Cukup (C)
: 187- 267
Kurang (D)
: 106 - 186
: 25 - 105
N = nilai akhir
49
karya siswa sebagai bukti pencapaian suatu kompetensi. Hasil kerja tersebut susun
dalam bentuk portofolio.
Tujuan Portofolio: (1) menghargai perkembangan peserta didik; (2) digunakan
sebagai dokumentasi dalam proses pembelajaran; (3) merefleksikan kesanggupan
mengambil risiko dan melakukan eksperimen; (4) merefleksikan kemampuan diri; (5)
membantu murid merumuskan tujuan; (6) dapat memberikan informasi kemajuan
murid kepada orang tua dan guru; (8) membina dan mempercapat partumbuhan positif
konsep diri peserta didik; dan (9) meningkatkan efektivitas proses pembelajaran.
Data Penilaian Portofolio KTSP, adalah nilai berasal dari hasil pengumpulan
informasi aktifitas siswa selama pembelajaran berlangsung. Komponen penilaian
portofolio meliputi: (1) catatan guru; (2) hasil pekerjaan peserta didik; dan (3) profil
perkembangan peserta didik. Hasil penilaian terhadap sikap peserta didik dalam
melakukan kegiatan portofolio. pemberian skor hasil pekerjaan didasarkan pada
komponen berikut: (1) rangkuman portofolio; (2) dokumentasi berkas/data dalam
folder; (3) perkembangan dokumen; (4) ringkasan setiap dokumen; (5) presentasi; (6)
penilaian kinerrja siswa mengacu pada kriteria dalam persen (%) aatau dengan
menggunakan skala 0 10 atau 0 100. Penskoran dilakukan berdasarkan kegiatan
unjuk kerja. Skor pencapaian peserta didik dapat diubah ke dalam skor berskala 0 10
atau 1 100 dengan rumus jumlah skor pencapaian dibagi skor maksimum dikali 10
atau 100. Sehingga akan diperoleh skor peserta didik berdasarkan portofolio masingmasing.
Penilaian portofolio bermanfaat untuk: (1) memberikan gambaran utuh tentang
kemampuan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan siswa; (2) memberikan gambaran
kemampuan kerja siswa secara riil dibuktikan dalam bentuk dokumen asli yang berisi
sekumpulan karya siswa; (3) mendorong siswa mencapai prestassi kerja lebih baik dan
sempurna; (4) menumbuhkan motivasi belajar, karena proses pembelajaran diberikan
reinforcement, sehingga kelebihan dan kekurangan belajar dapat diketahui; (5)
mendorong keterlibatan orang tua secara aktif dalam proses belajaran anak.
Prinsip-prinsip penilaian Portofolio meliputi: (1) saling percaya antara yang
dinilai (siswa) dengan penilai (guru); (2) keterbukaan, dalam arti guru dalam
mengkritik dan menilai dengan argumentasi yang tepat, iklim belajar menyenangkan
(3) menjaga kerahasiaan dokumen (evidence) sebelum dipublikasikan agar sisswa
tidak merasa direndahkan atau dipermalukan; (4) evidence portofolio menjadi milik
Pengembangan Perangkat Penilaian PKn-SD
50
bersama sehingga semua merasa ikut memiliki dan merawat secara baik agar dapat
digunakan setiaap saat; (5) menciptakan kepuasan bagi guru dan siswa manakala
kompetensi tercapai; (6) meningkatkan kualitas
berfikir siswa; (7) memberikan kesempatan luas kepada peserta didik untuk
melakukan refleksi terhadap apa yang telah mereka peroleh; (8) berorientasi pada
proses dan hasil secara seimbang sesuai dengan aspek perkembangan peserta didik; (9)
wahana penyimpanan hasil karya murid sekaligus sebagei sumber infirmasi bagi guru
dan murid; (10) sebagai kontrol perkembangan tanggung jawab peserta didik dalam
pembelajaran, memperluas wawasan belajar, pembaharuan, pengayaan proses
pembelajaran; dan berkonsentrassi penekanan pada pengembangan wawasan peserta
didik dalam proses pembelajaran.
Format penilaian portofolio dibuat oleh guru sesuai dengan kepentingan
masing-masing. Formatnya berisi dua hal pokok, yaitu: kriteria untuk proses belajar
dan kriteria untuk hasil belajar. Format I, yaittu Penilaian portofolio proses belajar
peserta didik berisi: (1) Aspek yang dinilai motivasi belajar, (2) Identitas Peserta didik
(nama, tanggal penilaian, dan mata pelajaran). Kriteria penilaian mrnggunakan skor 1
s.d 5 terdiri atas penilaian keantusiasan dalam kegiatan diskusi, keseriusan dalam
menyelesaikan tugas (pada kriteria 1 5). Pengisiannya dengan cara memberi tanda
chek list () pada criteria nilai.Format II, model penilaian portofolio hasil belajar
peserta didik berisi: (A) Kompetensi dasar memuat kemampuan menampilkan pola
dan ciri kenampakan dan budaya pada berbagai peta dan citra media; (B) Identitas
siswa, memuat (a) Tanggal penilaian mata pelajaran geografi, (b) Indikator (kriteria 15), yaitu: membedakan peta dengan media citra, (c) Membuat peta berdasarkan hasil
pengukuran jarak dan arah, (d)S melakukan klasifikasi data tabulasi dan membuat
simbul dan seterusnya. Komentar orang tua (kiri bawah) dan komentar guru (kanan
bawah)
51
Gambar: interseksi A, P, K
Model ini dapat dilakukan guru dalam penilaian hasil pembelajaran Materi
pembelajaran PKn secara bersama-sama di dalam kegiatan belajar mengajar. Penilaian
yang baik dilakukan secara seimbang. Penilaian hasil pembelajaran pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah dengan menggunakan berbagai teknik penilaian
sesuai dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai siswa. Teknik penilaian dapat
berupa tes tertulis, observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan (pasal 22 ayat
(1) dan (2) PP no 19 tahun 2005 tentang SNP) dan dalam bentuk lainnya seperti
penilaian untuk psikomotor dalam bentuk unjuk kerja.
Ranah Kognitif dan Psikomotor, kita gunakan teori Bloom, sedangkan untuk
Afektif dalam taksonomi Krathwohl (1961) yang sudah disempurnakan. Ranah
Kognitif
berkaitan
dengan
kemampuan
berfikir,
kemampuan
memperoleh
meninjau; memilih,
menyatakan; mempelajari,
mentabulasi,
memberi kode.
2) Pemahaman (C2), meliputi memperkirakan, menjelaskan, mengkategorikan,
mencirikan, mengasosiasikan, membandingkan, menghitung, mengkontraskan,
Pengembangan Perangkat Penilaian PKn-SD
52
mengubah,
mempertahankan,
mendiskusikan,
mempolakan,
menggali,
menguraikan,
mencontohkan,
memperluas,
menjalin,
membedakan,
menerangkan,
menyimpulkan,
mengemukakan,
meramalkan,
merangkum,
menjabarkan.
3) Penerapan (C3), meliputi menugaskan, mengurutkan, menentukan, menerapkan,
menyesuaikan, mengkalkulasikan, memodifikasi, mengklasifikasi, menghitung,
membangun, membiasakan, mencegah, menggambarkan, menggunakan, menilai,
melatih, menggali, mengemukakan, mengadaptasi, menyelidiki, mengoperasikan,
mempersoalkan, mengkonsepsikan, melaksanakan, meramalkan, memproduksi,
memproses, mengaitkan, menyusun, mensimulasikan, memecahkan, melakukan,
mentabulasi, menemukan, menyediakan, menghasilkan, melengkapi.
4) Analisis (C4), meliputi: memisahkan, membagi, menunjukkan hubungan antara,
menerima,
menganalisis,
mendiagnosis,
mengaudit,
menyeleksi,
mengorelasikan,
membagankan,
memecah,
memerinci,
merasionalkan,
menyimpulkan,
menegaskan,
menominasikan,
menguji,
mendiagramkan,
mencerahkan,
menemukan,
mnelaah,
mendeteksi,
menjelajah,
memaksimalkan,
memperjelas,
memfasilitasi,
menggabungkan,
membentuk,
memadukan,
membatasi,
merumuskan,
mereparasi,
53
memulai,
menyetir,
menjeniskan,
menempel,
mensketsa,
melonggarkan, menimbang.
Ranah/aspek yang berkaitan dengan ketrampilan (skill) atau kemampuan bertindak
setelah seseorang menerima pengalaman tertentu. (bandingkan dengan gerakan reflek,
gerakan dasar, gerakan persepsi, gerakan kemampuan fisik, gerakan terampil dan
gerakan indah dan kreatif, Harsanto Ratno, 2007)
Ranah/aspek afektif, berkaitan dengan perasaan emosi, minat, sikap derajat
penerimaan
atau
penolakan
terhadap
suatu
obyek
menurut
tingkatannya
dikelompokkan dalam taksonomi Krathwohl (1961) yang telah diubah oleh beberapa
pakar pendidikan seperti Albert Bandura dan RH Walter (1964) diuraikan ke dalam
kata kerja kunci sebagai berikut:
1) Penerimaan/menerima/Receiving (A1), peserta didik mempunyai keinginan
untuk memperhatikan suatu fenomena stimulus, seperti musik, gambar, film, buku,
kelas. Berkaitan dengan hal tersebut guru bertugas mengarahkan perhatian peserta
didik pada fenomena yang menjadi obyek pembelajaran afektif, misalnya
mendorong siswa agar senang membaca buku, bekerjasama dan sebagainya
sehingga menjadi kebiasaan positif. Kata-kata kerja kuncinya meliputi memilih,
mempertanyakan,
mengikuti,
memberi,
menganut,
mematuhi,
meminati,
54
menyatakan,
dapat
menangkap,
mau
mendengarkan,
mengemukakan,
kerapian.
mengantisipasi,
Kata-kata
melibatkan
mengompromikan,
diri,
menyenangi,
kerja
kunci
antarablain
menghayati,
menjawab,
membantu,
mengajukan,
menyambut,
mendukung,
menyetujui,
55
mengkombinasikan,
mempertahankan,
membangun,
membentuk
pendapat,
pola
hidup/menghayati/characterization
(A5),
merupakan
56
4. Nilai (Afni)
Nilai (value) merupakan perwujudan dari afektif yang terdapat dalam diri
seseorang dan merupakan suatu sistem yang di dalamnya mengandung nilai keagamaan,
sosial budaya, ekonomi, hukum, etika. Misalnya, keadilan, keberpihakan, kebenaran kepalsuan, kejujuran, kebohongan, kesejahteraan, dan sebagainya dan merupakan
keyakinan yang dianggap baik dan yang dianggap buruk (Rokeach, 1968). Target nilai
berupa sikap dan perilaku yang mengarah pada positif atau negatif yang berintensitas
rendah atau tinggi, tergantung pada situasi.
57
5. Moral (Afmo)
Moral berhubungan dengan perasaan salah atau benar terhadap kebahagiaan
orang lain, dan dapat dikaitkan dengan keyakinan seseorang timbul akibat tuntutan dari
luar/masyarakat/kehidupan dalam kehidupan nyata. Misalnya, tindakan berbuat dosa
dan perbuatan mendapakan pahala. Jadi, moral berkaitan dengan prinsip, nilai, dan
keyakinan seorang misalnya kejujuran, integritas, keadilan, kebebasan. Pengajaran
nilai/moral menghendaki lahirnya generasi muda yang memiliki bekal moral dan nilai
yang baku dan positif sebagai landasan kehidupan berbangsa dan bernegara, yaitu moral
dan nilai-nilai Pancasila yang disalurkan melalui mata pelajaran PKn pada tingkat
satuan pendidikan dasar sampai menengah, bahkan pendidikan tinggi. Pembelajaran
ketiga ranah (domain) tersebut dapat dilakukan oleh guru mata pelajaran secara terpadu
melalui
kegiatan
pembelajaran
dengan
model,
pendekatan
maupun
strategi
58
Latihan
Jawablah pertanyaan berikut!
1. Bagaimanakan bentuk skala Penilaian afektif yang dikembangkan oleh Likert dan
Thurstone?
2. Indikator indikator apakah yang digunakan untuk penilaian ranah afektif PKn?
3. Mengapa pemberian bobot pada setia soal lebih baik dari pada tidak diberi bobot dalam
penilaian afektif?
4. Bagaimanakah menentukan nilai akhir dengan pemberian bobot nilai?
5. Urutkan langkah penilaian portofolio!
6. Meliputi aspek kemampuan apa ranah psikomotor?, tunjukkan kata kata kerja yang
digunakan!
7. Meliputi kemampuan apa saja ranah kognitif.?, tunjukkan kata kata kerja yang
digunakan!
8. Meliputi kemampuan apa saja ranah afektif.?, tunjukkan kata kata kerja yang
digunakan!
9. Apakah yang dimaksidkan dengan aspek minat (Afmi)?
10. Apakah yang dimaksudkan aspek moral (Afmo)?
59
Rangkuman
1. Penilaian ranah affektif mempunyai teknik penilaian yang berbeda dengan ranah
kognitif dan psikomotor
2. Ada lima instrument yang diukur dalam ranah afektif PKn, yaitu sikap, minat, konsep
diri dan moral.
3. Kisi-kisi instrument afektif berbentuk matrik diperlukan dalam penilaian ranah afektif.
4. Alat yang digunakan untuk penilaian ranah afektif adalah kuesioner dan observasi.
5. Indikator indikator ranah afektif dibuat atas kesepakatan guru guru mata pelajaran
PKn.
6. Penilaian portofolio merupakan penilaian hasil kerja peserta didik.
7. Penilaian ranah tiga domein meliputi ranah afektif, kognitif dan psikomotor dilakukan
secara terpadu dalam materi tertentu di PKn, semakin menyatu interseksinya maka
semakin baik.
8. Penilaian unjuk kerja merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
peserta didik dalam melakukan sesuatu.
9. Instrumen untuk mengamati penilaian unjuk kerja berupa check list (daftar cek) dan
skala penilaian.
10. Ranah afektif berkaitan dengan emosi, minat, sikap derajat penerimaan atau penolakan
terhadap sesuatu obyek dikelompokkan dalam bentuk taksonomi dengan ciri ciri pada
kata kerja kunci.
60
Tes Formatif 3.
Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat!
1.
Perhatikan pernyataan berikut: Dalam PKn penilaian ranah afektif menduduki fungsi
sentral, karena semakin tinnggi nilai afektif, maka akan menyebabkan ranah yang lain
akan menjadi semakin maksimal juga
2. Dibawah ini yang merupakan instrument ranah afektif yang dinilai dalam mata pelajaran
PKn
a. Keadilan, kejujuran, sikap dan minat
b. Keseimbangan antara hak dan kewajiban dalam kelas
c. Keberanian dalam menjawab pertanyaan pertanyaan
d. Kreatifitas, semangat dan motivasi belajar
e. Sikap, minat, konsep diri, nilai dan moral
61
62
Daftar Pustaka
Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikdasmen. (2004) Pola Induk Pengembangan
Sistem Penilaian, Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional (2007), Panduan Penilaian Kelompok Mata Pelajaran
Kewarganegaraan dan Kepribadian, Badan Standar Nasional Pendidikan, Jakarta.
Likerts, Rensis ( 1932). A Technique for the measurement of Attitudes Archives of
Psichology. 140.1-55.
Masidjo, Ign. (1995). Penilaian Pencapaian hasil Belajar Siswa di Sekolah, Yogyakarta,
Kanisius.
Masidjo, Ign. (2007). Bahan Pelatihan, Penilaian Prestasi Belajar Siswa Dalam Aspek
Afektif suatu Mata Pelajaran Dengan Alat Ukur Non Tes Yang berkualitas pada
Era KTSP, Yogyakarta, Bina Dharma Mulia
Muchtar, Imam. (2010). Penilaian Ranah Afektif Dengan Strategi, beberapa pendekatan
VCT dan Metode pembelajarannya, FKIP- Universitas Jember.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional no 20 tahun 2007, tentang Standar Penilaian
Pendidikan.
Ruminiati. (2007). Bahan Ajar Cetak Pengembangan PKn SD, DirJen Dikti Depdiknas,
Jakarta
Thorndike, Robert,L, & Hagen, Elizabeth.P (1977). Measurement and evaluation in
psychology and education, New York: John Wiley & Son.
63
Glosarium
Penilaian Hasil Pembelajaran: penilaian hasil pembelajaran pada jenjang pendidikan
dasar dan mene-ngah dengan menggunakan berbagai teknik penilaian sesuai
dengan kompetensi dasar yang harus dikuasai, teknik dapat berupa tes tertulis,
observasi, tes praktek, dan penugasan perseorangan (pasal 22 ayat (1) dan (2) PP
no 19 tahun 2005 tentang SNP.)
Penilaian Portofolio KTSP: Penilaian berkelanjutan yang didasarkan pada kumpulan
informasi yang menun-jukkan perkembangan kemampuan peserta didik dari
proses pembelajaran yang dianggap terbaik oleh peserta didik, hasil tes (bukan
nilai atau bentuk informasi lain) yang terkait dengan kompetensi tertentu dalam
satu mata pelajaran. Penilaian portofolio pada dasarnya menilai karya-karya siswa
secara individu pada satu periode untuk suatu mata pelajaran, hasil karya tersebut
dikumpulkan dan dinilai oleh guru dan peserta didik dapat menilai perkembangan
kemampuan peserta didik dan terus melakukan per-baikan seperti: karangan, puisi,
surat, komposisi musik, gambar, foto, catatan perkembangan pekerjaan.
Penilaian tertulis KTSP: penilaian yang dilakukan secara tertulis kepada peserta didik
dalam bentuk tulisan. Bentuk soal tes tertulis meliputi 2 macam, yaitu 1. Memilih
jawaban (pilihan ganda, benarsalah, dan menjodohkan) 2. Mensuplai jawaban
(satu jawaban atau melengkapi jawaban, jawaban singkat/pendek dan uraian).
Ranah Afektif/aspek afektif: aspek yang berkaitan dengan perasaan emosi, minat, sikap
derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu obyek.
Ranah Kognitif: aspek kognitif, aspek yang berkaitan dengan kemampuan berfikir,
kemampuan memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi,
penentuan dan penalaran.
Ranah psikomotor: aspek yang berkaitan dengan kemampuan melakukan pekerjaan
dengan melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik.
64
Umpan Balik :
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian
akhir materi unit ini. Bandingkan jawaban Anda dengan Kunci jawaban yang tersedia
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit ini. Interpretasi
tingkat penguasaan yang Anda capai adalah dengan rumus:
Jumlah soal benar
________________ X 100%
Jumlah soal
Jawaban Anda 90 % - 100 % sesuai dengan kunci jawaban = baik sekali
Jawaban Anda 80 % - 89 % sesuai dengan kunci jawaban = baik
Jawaban Anda 70 % - 79 % sesuai dengan kunci jawaban = cukup
Jawaban Anda < 70 % yang sesuai dengan kunci jawaban = kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80 % ke atas, berarti Anda telah mencapai
kompetensi yang diharapkan pada subunit ini dengan baik. Anda dapat meneruskan dengan
materi subunit selanjutnya. Namun sebaliknya, apabila tingkat penguasaan Anda terhadap
materi ini masih di bawah 80 %, Anda perlu mengulang kembali materi subunit ini,
terutama bagian yang belum Anda kuasai
65
66
Unit 4
PENGEMBANGAN SILABUS DAN RPP SERTA APLIKASINYA
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN
Arief Rijadi
Imam Muchtar
4.1 Pendahuluan
Para mahasiswa yang berbahagia, selamat bertemu dalam pembelajaran PKn
pada Unit 4. Pada bagian ini Saudara akan diajak membahas tentang Silabus dalam
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Menurut Permendiknas no 41 tahun
2007 tentang Standar Proses untuk satuan pendidikan Dasar dan Menengah, silabus
merupakan rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD),
materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi
waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran SK dan KD ke
dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian. Selanjutnya silabus dikembangkan dalam bentuk Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
Menurut Permendiknas no 41 tahun 2007 tentang Standar Proses untuk satuan
pendidikan Dasar dan Menengah, RPP dalam KTSP dirancang guru untuk
pengembangan pembelajaran mata pelajaran tertentu yang tercantum dalam
kurikulum.
67
lain; (C) Pengesahan di posisi kanan bawah memuat nama kota, tanggal, tandatangan
guru bidang studi, nama lengkap, dan NIP. Posisi kiri bawah memuat mengetahui
Kepala Sekolah, nama kepala sekolah, dan NIP. RPP dirancang untuk 12 kali
pertemuan, sattu kali pertemuan bisa 1 x 35 menit atau 2 x 35 menit (1 JP di jenjang
pendidikan SD setara dengan 35 menit, di jenjang pendidikan SLTP setara dengan 40
menit, dan di jenjang pendidikan SMA/MA setara dengan 45 menit). RPP merupakan
bagian dari perencanaan proses pembelajaran dan sekurang-kurangnya memuat tujuan
pembelajaran, materi ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil
belajar.
68
1) Kegiatan Pendahuluan
Dalam kegiatan pendahuluan guru:
[1] Menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk mengikuti proses
pembelajaran;
[2] Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang mengaitkan pengetahuan sebelumnya
dengan materi yang akan dipelajari;
[3] Mejelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai;
[4] Menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan silabus;
2) Kegiatan Inti
Pelaksanaan kegiatan inti merupakan proses pembelajaran unuk mencapai KD
dilakukan dengan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, dan memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian siswa sesuai dengan bakat,
minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Pengggunaan metode
dalam kegiatan ini disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan mata
pelajaran yang meliputi proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
[1] Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
a. Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber;
b. Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran, dan
sumber belajar lain;
Pengembangan Silabus dan RPP PKn-SD
69
[2] Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:
a. Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui
tugas-tugas tertentu yang bermakna;
b. Memfasiilitasi peserta didik melalui pemberan tugas, diskusi, dan lain-lain
untuk memnculkan gagasan baru baik secara lisan maupun tertulis;
c. Memberi kesempatan untuk berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah.
Dan bertindak tanpa rasa takut;
d. Memfasilitasi
peserta
didik
dalam
pemvbelajaran
kooperatif
dan
kolaboratif;
e. Memfasilitasi peserta didik berkompetisi secara sehat untuk meningkatkan
prestasi belajar;
f. Memfasilitasi peserta didik membuat laporan eksplorasi yang diilakukan
baik lisan maupun tertulis, secara individual maupun kelompok;
g. Memfasilitasi peserta didik untuk menyajikanrelasi; kerja individual
maupun kelompok;
h. Memfasilitasi peserta didik melakukan pameran, turnamen, festifal, serta
produk yang diihasilkan;
i.
[3] Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:
a. Memberikan umpan balik positif dan penguatan dalam bentuk lisan, tulisan,
isyarat, maupun hadiah terhadap keberhasilan peserta didik;
b. Memberikan konfirmasi terhadap hasil eksplorasi dan elaborasi peserta
didik melalui berbagai sumber;
Pengembangan Silabus dan RPP PKn-SD
70
3) Kegiatan Penutup.
Dalam kegiatan penutup, guru:
a. Bersama-sama
dengan
peserta
didik
dan/atau
sendiri
membuat
rangkuman/kesimpulan pelajaran;
b. Melakukan penilaian dan/atau refleksi terhadap kegiatan yang sudah
dilaksanakan secara konsisten dan terprogram;
c. Memberikan umpan balik terhadap proses dan hasil pembelajaran;
d. Merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam bentuk pembelajaran remidi,
program pengayaan, layanan konseling dan/atau memberikan tugas baik tugas
individual maupun kelompok dengan hasil belajar peserta didik;
Contoh Pengembangan Silabus PKn
Aplikasi Desain Model, Strategi, dan Media Pembelajaran PKn SD dapat
diberikan contoh sebagai berikut:
Contoh Silabus
SILABUS
Mata Pelajaran
Kelas
Semester
Standar Kompetensi
: Pendidikan Kewarganegaraan
: VI (enam)
:1
: 1. Menghargai nilai nilai juang dalam proses perumusan
71
Alokasi waktu
Model Pembelajaran
Pendekatan
Kompetensi
dasar
1.1 Mendeskripsikan nilainilai juang
dalam proses
perumusan
Pancasila
sebagai dasar
Negara
Indikator
1.1 Menceritakan sejarah
lahirnya
Pancasila
Materi
Kegiatan
pembelajaran
pembelajaran
Perumusan
Langkah-langkah
Pancasila
pembelajaran:
sebagai Dasar
A. Kegiatan awal
Negara
1.2 Memahami
kedudukan
Pancasila
bagi bangsa
Indonesia
1.3 Meneladani
nilai-nilai
juang para
tokoh yang
berperan
dalam
proses
perumusan
Pancasila
sebagai
dasar
Negara
dalam
kehidupan
sehari-hari
1. Guru menyiapkan
pembagian
kelompok pasangan
dua-dua (sebangku)
agar mudah dan
lebih baik
2. Guru memberitahukan materi pokok
pada buku paket
dan Lambang
negara burung
Garuda Pancasila
dan UUD 1945
sebagai stimulus
yang dibahas sesuai
de-ngan kompetensi
dasarnya
Penilaian
Non tes:
performance
tes (tugas,
pembagian
kelompok/
individu,
portofolio,
skala afeksi
Alokasi
Waktu
2 x 35
Gambar
lambang
Negara
burung
Garuda
Pancasila
Tes tertulis
(Uraian,
atau pilihan
ganda
mencakup
tiga
domein)
UUD
1945
Risalah
Sidang
BPUPKI
dan PPKI
29 Mei s.d
19 Agustus
1945,
Sekretariat
Negara
RI,1992
B. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan
pertanyaanertanyaan
tertulis untuk peserta
didik dan didiskusikan dengan teman
sebangku
1.1 Pada saat apa
Pancasila dibahas
sebagai dasar
Negara?
1.2 Siapa sajakah yang
meng-usulkan
rumusan Pancasila
dasar Negara itu?
1.3 Bagaimanakah
usulan rumusan
dasar Negara
menurut ke tiga
orang pengusul itu
pada saat bersidang?
1.4 Sikap yang
bagaimanakah
Sumber
Belajar
Buku
yang
relevan
untuk SD
kelas VI
72
seharusnya kamu
miliki terhadap
pemikir- pemikir
lahirnya Pancasila
Dasar Negara?
1.5 Bagaimanakah tata
urutan Pancasila
yang terdapat dalam
Pembukaan UUD
1945 alinea empat?
1.6 Mengapa Pembukaan UUD 1945
tidak dapat diubah
oleh siapapun
termasuk MPR
hasil Pemilihan
Umum?
1.7 Apakah arti
lambang pada dada
burung Garuda
Pancasila
2. Hasil diskusi dengan
teman sebangku
ditulis untuk
didisusikan dengan
bertukar pasangan
dengan yang lain
sampai guru
memberikan tanda
pertukaran pasangan
dalam diskusi
dihentikan.
3. Hasil jawaban
diterangkan oleh
beberapa peserta
didik secara acak
4. Guru memberikan
bantuan, menyempurnakan jawaban
yang sudah ada.
C. Kegiatan akhir/
Penutup
1. Kesimpulan materi
2. Merencanakan
kegiatan tindak
lanjut dalam bentuk
pembelajaran
remidi, program
pengayaan, layanan
konseling dan/atau
memberikan tugas
baik tugas individual
maupun kelompok
dengan hasil belajar
peserta didik.
73
: SDN ....
Mata Pelajaran
: Pendidikan Kewarganegaraan
Kelas
: VI (enam)
Semester
: 1 (satu)
Jenjang sekolah : SD
Alokasi waktu
: 2 x 35 menit
A.Standar Kompetensi
B.Kompetensi Dasar
C.Indikator
D. Materi Pembelajaran
E.Tujuan Pembelajaran
74
F. Langkah-langkah Pembelajaran:
Pertemuan : ke 1
I. Pendahuluan / Kegiatan Awal (5 menit)
1. Persiapan-persiapan dari guru:
1.1 Guru menyiapkan pembagian kelompok pasangan dua-dua (sebangku) lebih
baik
1.2 Guru memberitahukan materi pokok pada buku paket dan lambang negara
burung Garuda Pancasila, UUD 1945 sebagai stimulus yang dibahas sesuai
dengan kompetensi dasarnya
II. Kegiatan inti/pembelajaran (50 menit)
1. Guru memberikan pertanyaan-pertanyaan tertulis untuk peserta didik dan
didiskusikan dengan teman sebangku
1.1 Pada saat apa Pancasila dibahas sebagai dasar Negara?
1.2 Siapa saja-kah yang mengusulkan rumusan Pancasila dasar Negara itu?
1.3 Bagaimanakah usulan ru-musan dasar Negara menurut ke tiga orang pengusul
itu pada saat bersidang?
1.4 Sikap yang bagaimanakah seharusnya kamu miliki terhadap pemikir-pemikir
lahirnya Pancasila Dasar Negara?
1.5 Bagaimanakah tata urutan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD
1945 alinea IV (empat)?
1.6 Mengapa Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk
MPR hasil Pemilihan Umum?
1.7 Apakah arti lambang pada dada burung Garuda Pancasila lambing sila ke
bunyinya
2. Hasil diskusi dengan teman sebangku ditulis untuk didiskusikan dengan bertukar
pasangan dengan yang lain sampai guru memberikan tanda pertukaran pasangan
dalam diskusi dihentikan.
Pengembangan Silabus dan RPP PKn-SD
75
Penilaian
pencapaian
Teknik
Bentuk Instrumen
Instrumen
Kompetensi*)
kerja (dalam Tes 1. Tes uraian.
1.Uraian 7 soal
sejarah lahirnya
Tulis.(dalam
2.Klasifikasikan
Pancasila
rumusan usulan
Pancasila
1.1Menceriterakan
1.
2.
1.2. Memahami
kedudukan
2. Tes identifikasi
bentuk
Psikomotor)
Pancasila bagi
bangsa
Indonesia
1.3. Meneladani
76
nilai-nilai juang
para tokoh yang
berperan dalam
proses perumusan
Pancasila sebagai
dasar Negara dalam
kehidupan seharihari
*) Indikator pencapaian kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/atau diobservasi untuk
menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional
yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan keterampilan.
Jenis Tagihan:
1. Tugas idividu
2. Ulangan
Bentuk Tagihan:
1. Laporan kerja individu
2. Uraian berstruktur
Soal/instrumen:
1. Pada saat apa Pancasila dibahas sebagai dasar Negara?
2. Siapa sajakah yang mengusulkan rumusan Pancasila dasar Negara itu?
3. Bagaimanakah usulan rumusan dasar Negara menurut ke tiga orang pengusul itu
pada saat bersidang di BPUPKI?
4. Sikap yang bagaimanakah seharusnya kamu miliki terhadap pemikir-pemikir
lahirnya Pancasila Dasar Negara?
5. Bagaimanakah tata urutan Pancasila yang terdapat dalam Pembukaan UUD 1945
alinea IV?
6. Mengapa Pembukaan UUD 1945 tidak dapat diubah oleh siapapun termasuk
MPR hasil Pemilihan Umum?
7. Apakah arti identifikasi lambang pada dada burung Garuda Pancasila lambang
sila ke bunyinya
77
rovicky.wordpress.com
Tes Identifikasi:
Klasifikasikan rumusan usulan Pancasila yang ada pada waktu Sidang I BPUPKI
tanggal 29 Mei 1945 s.d. 1 Juni 1945 serta yang ada pada saat Sidang PPKI
tanggal 18 Agustus 1945 !
Penyusun:
Stempel sekolah
78
Latihan:
Jawablah pertanyaan berikut !
1. Apakah yang dimaksudkan dengan silabus?
2. Apakah perbedaan antara silabus dan RPP?
3. Mengapa setiap jenjang pedidikan perlu ada silabus?
4. Mengapa RPP sebaiknya dibuat minimal dua jam pelajaran dan maksimal emapt jam
pelajaran?
5. Sebaiknya berapakah jumlah RPP dalam satu KD? Berikan alasannya!
6. Bolehkah RPP dibuat sama oleh guru mata pelajaran dalam KKG? Berikan alasannya!
7. Sebutkan Format yang terdapat dalam Silabus secara urut?
8. Sebutkan Format yang terdapat dalam RPP secara urut?
9. Apakah yang disebut dengan kegiatan pembelajaran dalam silabus?
79
Rangkuman
1. Dalam melaksanakan pembelajaran seorang guru harus membuat silabus yang disusun
berdasarkan Standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
disampaikan kepada peserta didik, Silabus ini merupakan penjabaran Standar
Kompetensi (SK) dan Kompetensi dasar (KD) ke dalam materi pokok/pembelajaran,
kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian; susunan
teratur materi pokok mata pelajaran tertentu pada kelas/semester tertentu.
2. Format Silabus terdiri dari: standar kompetensi (SK), Kompetensi Dasar, materi pokok
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu dan
sumber/bahan/alat belajar
3. Dalam menyusun RPP seorang guru harus melihat Silabus, karena RPP merupakan
rencana pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan oleh seorang guru untuk
mengembangkan suatu mata pelajaran tertentu yang ada dalam kurikulum.
4. Komponen yang ada dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah: A.
Identitas RPP meliputi: 1. Mata pelajaran.2. Kelas/semester 3. Pertemuan ke 4.
Alokasi waktu x 35 menit. 5. Standar kompetensi (SK).6 Kompetensi dasar 7
Indikator . B. Isi I. Tujuan pembelajaran II. Materi ajar. III. Metode Pengajaran IV
langkah-Langkah pembelajaran (a. Kegiatan awal, b. kegiatan inti c. Kegiatan akhir V.
Sumber belajar. VI. Penilaian: jenis tagihan, bentuk instrumen, ulangan harian, kerja
praktek, tugas mandiri performan. Tes lisan dan lain-lain. C. Pengesahan
ditandatangani oleh guru mata pelajaran dengan kota, tanggal, nama lengkap di sebelah
kanan bawah. Dan mengetahui Kepala Sekolah, nama kepala sekolah di sebelah kiri
bawah.
5. Satu (1) RPP sebaiknya dibuat oleh guru dalam satu Kompetensi Dasar tertentu dan
waktu yang digunakan minimal 2 Jp (Jam pelajaran) maksimal 4 Jp (Jam Pelajaran)
80
Tes formatif 4.
Pilihlah salah satu jawaban yang Anda anggap paling tepat !
1. Bagian Pengesahan pada RPP ditandatangani oleh
a. Guru mata pelajaran yang bersangkutan
b. Ketua Kelompok Kerja Guru
c. Kepala sekolah
d. Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten/kota
e. Kepala sekolah dan Wakil Kepala Sekolah
2. Penilaian portofolio pada RPP merupakan
a. Seluruh hasil kegiatan peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan bahan
penilaian akhir.
b. Sebagian hasil kegiatan peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan bahan
penilaian akhir
c. Satu hasil kegiatan peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan bahan
penilaian akhir.
d. Beberapa hasil kegiatan peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan bahan
penilaian akhir.
e. Dua bendel hasil kegiatan peserta didik yang dikumpulkan untuk dijadikan bahan
penilaian akhir.
3. Stimulus dalam Silabus terdapat dalam format kolom...
a. Penilaian
b. Kompetensi dasar
c. Indikator-indikator
d. Kegiatan pembelajaran
e. Materi pembelajaran
81
82
Daftar Pustaka
Adnan Warsito. (2007). Model Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
untuk kelas 4 SD/MI, Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo
Departemen Pendidikan Nasional, Dirjen Dikdasmen. (2004). Pedoman Umum
Pengembangan Silabus Berbasis Kompetensi: Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional. (2006). Model Silabus setiap Mata Pelajaran
(dilengkapi RPP, KTSP dan Panduan Pengembangan Program Penilaian
Kelas, Jakarta, P.T Binatama Raya.
Harsanto, Radno. (2007). Pengelolaan Kelas yang Dinamis, Paradigma baru
Pembelajaran menuju Kompetensi Siswa, Yogyakarta: Kanisius.
Muchtar, Imam; Suhanto, Ign; Djoko Lesmono, A. (2010). Kamus Menjadi Guru
Profesional, FKIP-Universitas Jember.
Permendiknas no 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi
Permendiknas no 23 tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan.
Permendiknas No 41 tahun 2007 tentang standar proses. untuk Satuan Pendidikan dasar
dan menengah, BSNP.
83
Glosarium
Indikator KTSP:
ukuran karakteristik,
ciri-ciri pembuatan
atau proses
yang
dapat
diukur
seperti
mengidentifikasi,
menghitung,
membedakan,
Pelaksanaan
Pembelajaran
(RPP)
merupakan
rencana
pelaksanaan
84
Umpan Balik :
Cocokkanlah jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat di bagian
akhir materi unit ini. Bandingkan jawaban Anda dengan Kunci jawaban yang tersedia
untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap materi subunit ini. Interpretasi
tingkat penguasaan yang Anda capai adalah dengan rumus:
Jumlah soal benar
________________ X 100%
Jumlah soal
Jawaban Anda 90 % - 100 % sesuai dengan kunci jawaban = baik sekali
Jawaban Anda 80 % - 89 % sesuai dengan kunci jawaban = baik
Jawaban Anda 70 % - 79 % sesuai dengan kunci jawaban = cukup
Jawaban Anda < 70 % yang sesuai dengan kunci jawaban = kurang
Apabila tingkat penguasaan Anda mencapai 80 % ke atas, berarti Anda telah mencapai
kompetensi yang diharapkan pada subunit ini dengan baik. Anda dapat meneruskan dengan
materi subunit selanjutnya. Namun sebaliknya, apabila tingkat penguasaan Anda terhadap
materi ini masih di bawah 80 %, Anda perlu mengulang kembali materi subunit ini,
terutama bagian yang belum Anda kuasai
85
86
Glosarium
Analisis nilai, model pembelajaran dan sebagai pendekatan: merupakan model pembelajaran
yang menekankan pada esensi kompleksitas pemikiran tertinggi dalam pendidikan
moral PKn.
Kerja sama, (Cooperative Learning), sebagai model dalam Strategi Pembelajaran:
merupakan Bentuk pendekatan yang menekankan kepada proses kerja sama dalam suatu
kelompok yang dapat terdiri dari 3 sampai 5 orang siswa
Model: pola (contoh, acuan, ragam, dan sebagainya) dari sesuatu yang akan dibuat atau
dihasilkan.
Model-model pembelajaran: Kerangka konseptual yang dipergunakan sebagai pedoman dalam
melakukan kegiatan atau pembelajaran.
Pendekatan pembelajaran (by teaching style): salah satu cara yang dipergunakan untuk
mengatasi keberagaman siswa dalam pengelolaan peserta didik.
Pendekatan tematik: merupakan strategi pembelajaran dengan pengembangan materi pokok
yang bertitik tolak dari sebuah tema.
Permainan/games, model pembelajaran: model/metode pembelajaran permainan/games dapat
dilaksanakan dan menjadi efektif, bermakna, dan tetap menyenangkan apabila
dikembangkan dengan prinsip-prinsip. (Mier, Dave, 2000, the accelerated Learning:
205 Mier menyebutnya sebagai metode pembelajaran).
Portofolio: kumpulan hasil karya seseorang siswa yang terseleksi sesuai dengan kepentingannya
Strategi pembelajaran: pola pembelajaran dari proses kegiatan belajar mengajar
Talking Stick, model pembelajaran: model pembelajaran dengan mengaktifkan peserta didik
melalui permainan.
Think-Pair-Share, sebagai pendekatan pembelajaran: untuk melatih peserta didik menguasai
materi pembelajaran dengan bertukar pikiran dengan kelompok lain.