Anda di halaman 1dari 40

DAFTAR ISI

BAB I

: Cara penggunaan alat .

BAB II

: Materi percobaan
L1. Panas yang Ditimbulkan Oleh Arus Listrik
L2. Voltameter............. ..
L5. Hukum Ohm
L6. Hukum Kirchof
L7. Plat Kapasitor
L8. Induksi Elektromagnetik...

7
10
13
16
18
22

LAMPIRAN

26

BAB I
CARA PENGGUNAAN ALAT
Petunjuk cara penggunaan alat ini digunakan untuk menghindari :
1. Tidak tepatnya pengukuran.
2. Kemungkinan kerusakan alat.

A. GALVANOMETER
Galvanometer digunakan untuk mengatur ada tidaknya arus listrik pada suatu
rangkaian dan biasanya tidak dilengkapi skala.

Keterangan :
N & S = kutub jangkar magnet
A

= silinder kecil dilengkapi koil C

= pegas

= plat tipis, tempat jarum skala.

Gambar II.4 : Konstruksi Galvanometer


Prinsip Kerja Galvanometer :
Arus listrik yang mengalir pada kumparan C akan menimbulkan momen kopel
M dan menyebabkan jarum penunjuk pada plat tipis F berputar dimana besar
momen kopel sebanding dengan jumlah lilitan koil C, luas penampang
silinder A, induksi magnet jangkar listrik dan besarnya arus listrik. Semakin
besar arus listrik semakin besar pula simpangannya. Dan bila tidak ada arus
jarum akan kembali pada posisi semula karena spiral S
Skema Galvanometer
ic

Rc
c

Rc = tahanan
ic

kumparan C
ic = arus yang mengalir
pada kumparan C

Galvanometer yang berada di Laboratorium mempunyai tahanan kumparan


Rc = 55 dan simpangan maksimum pada arus i c = 0,06 A, sehingga beda
potensial antara A dan B adalah :
VAB = icRc = 0,06 x 55 = 3,30 Volt
Maka angka skala dari -0,30 sampai +0,30 A atau -1,65 sampai +1,65 V.

Cara menggunakan Galvanometer :


1. Bila galvanometer tidak berskala, maka harus digunakan tahanan depan
yang besar sebelum arus masuk galvanometer.
2. Tidak perlu diperhatikan kutub + / - pada waktu menghubungkan.
3. Perhatikan daya ukur maksimum dari galvanometer yang berskala.
4. Dalam rangkaian simbol untuk galvanometer adalah :
ic

ic

B. VOLTAMETER
Alat ini digunakan untuk mengukur beda potensial dalam rangkaian listrik.
Pada dasarnya konstruksi dan cara kerjanya tidak berbeda dengan
galvanometer.

Skema Voltmeter
A

ic

Rs
VAB

Rs

= tahanan seri
= beda potensial antara
titik A & B
= kumparan (koil)

VAB
Voltmeter yang ada di laboratorium mempunyai R c = 55, Rs = 110 dan ic =
0,06 A, sehingga beda potensial antara A dan B adalah :
VAB = ic (Rc + Rs) = 0,06 x (55 + 110) = 10 volt.
Maka angka skala voltmeter dari 0 sampai +10 V.
Cara menggunakan voltmeter :
1. Perhatikan kutub positif dan negatifnya untuk pengukuran.
2. Perhatikan daya ukur maksimum untuk voltmeter berskala.
3. Simbol voltmeter adalah :

C. AMPERMETER
Alat ini digunakan untuk mengukur arus listrik pada suatu rangkaian. Prinsip
kerja dan konstruksi alat tidak berbeda dengan galvanometer.
Skema Ampermeter
ic

ic

C
ic

Rsh

= ic + i s

Rsh = tahanan shunt

is

Bila ic = 0,06A, Rc = 55, dan Rsh = 0,67, maka ic = Vc / Rc sehingga


is = (ic x Rc) / Rsh = 4,94 A.
Cara Menggunakan Ampermeter :
1. Letakkan tahanan depan (Rd) yang benar dimana :
1
1
1

Rd
RC Rsh

maka Rd = 0,06

2. Perhatikan kutub positif dan negatif sebelum pengukuran arus.


3. Perhatikan daya ukur maksimum ampermeter.
4. Simbol Ampermeter adalah :

i
i

D. TAHANAN
Tahanan adalah suatu bahan yang dapat menghambat arus listrik. Menurut
hukum Ohm harga tahanan yang pada ujung ujungnya diberi beda potensial
dan dialiri arus listrik adalah :

R = VAB / i
Simbol tahanan adalah

VAB
A

Tahanan Variabel :
Tahanan Variabel adalah tahanan yang besarnya bias diubah-ubah. Di
laboratorium umumnya dipakai :
1. Tahanan Variabel :

10 x 1
Ohm
10 x 10 Ohm
10 x 100 Ohm
10 x 1000 Ohm

Simbol Tahanan Variabel :


2. Tahanan Geser : 0 10 , 0 18 , 0 22 .
Simbol Tahanan Variabel :

E. MULTITESTER
Multitester adalah alat untuk mengukur beda potensial, arus dan tahanan.
Dapat juga digunakan sebagai Voltmeter dan Amperemeter (AC / DC)
dengan bentuk sebagai berikut.

A
B

C
+
-

Keterangan :
A = Skala
B = Koreksi titik nol
C = Pengatur jarum
D = Saklar
E = Kutub positif negatif
F = Kontrol panel

Gambar II.5 : Multitester

Cara Menggunakan Multitester :


1. Kontrol Multitester apakah dalam keadaan baik yakni dengan meletakkan
saklar D sesuai panel F pada Ohm. Kemudian lekatkan kutub positif dan
negatif. Apabila jarum menyimpang maka multitester dalam keadaan baik.
2. Tepatkan penunjuk skala dengan mengatur koreksi titik nol (B) terlebih
dahulu.
Cara menggunakan multitester :
Untuk arus searah (DC) letakkan saklar D sesuai panel control F pada
DC Volt
Sebagai DC Ampermeter
Untuk arus bolak-balik (AC) letakkan saklar D sesuai panel control F
pada AC Volt.
Sebagai pengukur tahanan
Untuk DC ampermeter letakkan saklar D sesuai panel control F pada
Ohm.
Setiap melakukan pengukuran atur pengatur C agar simpangan jarum
skala adalah nol.
3. Perhatikan kutub positif dan negatif pada pengukuran beda potensial dan
arus listrik.
4. Perhatikan daya ukur maksimum untuk tiap jenis pengukuran
5. Cara pembacaan dapat ditanyakan pada asisten pratikum.
F. ADAPTOR
Adaptor adalah sumber tegangan arus searah. Dalam laboratorium adaptor
dapat digunakan sebagai sumber tegangan tiap percobaan.
Diagram Kerja Adaptor
Tegangan Tinggi
Arus AC

Tegangan Rendah AC
Trafo
12, 9, 6 Volt

220 V
Tegangan

Arus DC

Diode

Arus DC

Rendah DC

Cara menggunakan Adaptor :


1. Perhatikan kutub positif negatif sebelum dirangkaikan.
2. Perhatikan batas tegangan dan arus yang dihasilkan adaptor.

HUKUM JOULE
PANAS YANG DITIMBULKAN OLEH ARUS LISTRIK
(KODE PERCOBAAN L1)
I.

TUJUAN PERCOBAAN :
1. Menentukan panas yang ditimbulkan oleh arus listrik.

2. Membuktikan Hukum Joule dan menentukan harga 1 Joule.


II. PERALATAN YANG DIGUNAKAN :
1. Kalorimeter dengan perlengkapannya 1 set.
2. Ampermeter 6 A (A) dan Voltmeter masing masing 1 buah
3. Tahanan geser (Rg) 1 buah.
4. Thermometer 1 buah
5. Sumber tegangan 12 V (E) 1 buah
6. Stopwatch 1 buah.
7. Kabel 1 set.
III. TEORI :
Bila
E

+
_+
-

V
-

+
Thermometer
+

antara

ujung

kawat

konduktor

diberi

beda

potensial, maka elektron


bebas
K

akan

bergerak.

Elektron akan menumbuk


partikel konduktor selama

(a)

terjadi
_

+
-

A
V

potensial.

Dengan demikian elektron


dapat

dianggap

berkecepa-tan

+
Thermometer

(b)

beda

rata-rata

tetap. Adanya tumbukan,


sebagian

energi

gerak

elektron

diberikan

pada

partikel. Getaran partikel


akan

bertambah

besar

dan

inilah

yang

menyebabkan panas.
Dalam percobaan ini kawat spiral yang dialiri listrik dimasukkan dalam air,
sehingga terjadi perpindahan panas dari spiral ke air.
Hingga derajat pertambahan panas (dH/dt) berbanding lurus dengan arus
listrik dan beda potensial :

dH/dt = V i (1)
Bila i dan V tetap maka persamaan (1) dapat diintegralkan :
H = V i t .. (2)
dimana : H = jumlah panas yang timbul (Joule)
t = lama waktu ketika dialiri listrik (detik)
Bila V, i, t dapat diukur maka H dapat dihitung.
Panas yang diterima air :
Q1 = w (Ta Tm) (kalori) ...(3)
Panas yang diterima kalorimeter dan pengaduknya
Q2 = 0,26 w (Ta Tm) (kalori)(4)
Dimana : w

= massa air (gram)

Ta

= temperatur akhir (oC)

Tm

= temperatur mula (oC)

0,26 w= harga air


Berdasarkan Asas Black panas yang diterima = panas yang diberikan,
maka persamaan (2) = jumlah persamaan (3) dan (4). Maka harga 1 joule
dalam satuan kalori dapat kita tentukan.
IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN :
1. Buat rangkaian seperti gambar IV.22 (a) hubungkan tegangan PLN
seijin assisten.
2. Isi kalorimeter K dengan air, catat massa air dalam kalorimeter.
3. Beri beda potensial selama 10 menit, Usahakan arus konstan dengan
mengatur tahanan geser Rg.
4. Catat kenaikan suhu tiap 30 detik selama 10 menit.
5. Lakukan untuk rangkaian gb. IV.22(b)
V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI :
1. Buat hasil pengukuran dalam tabel.
2. Hitung harga H dengan persamaan (2)

3. Buat grafik pada kertas millimeter, T sebagai fungsi t, selama arus


mengalir. Apa kesimpulan dari grafik yang terjadi?
4. Hitung Q1 dan Q2 dengan persamaan (3) dan (4) lalu bandingkan
dengan harga H yang telah dihitung. Lalu tentukan tara kalor mekanik.
(ingat 1 Joule = 0,24 kalori)
5. Buat kesimpulan percobaan ini.
VI. TUGAS PENDAHULUAN :
1. Mana yang lebih menguntungkan dari kedua rangkaian diatas ?
jelaskan !
2. Apa definisi dari ; standard resistor.
3. Apa hukum Joule ? Pengertian apa yang anda peroleh dari hukum
Joule tersebut?
4. Benarkah tahanan kawat bergantung temperatur? Jelaskan !

VOLTMETER
(KODE PERCOBAAN L2)

I.

TUJUAN :
Menentukan Keseksamaan dari penunjukkan jarum amperemeter dengan
menggunakan voltameter tembaga.

II. PERALATAN :
1. Voltameter tembaga dengan perlengkapannya 1 set.
2. Amperemeter 1 buah.
3. Timbangan analis 1 set.
4. Tahanan geser 1 buah.
5. Adaptor 1 buah.
6. Stopwatch 1 buah.
7. Tahanan variable 10 x 10 satu buah (Rv).
III. TEORI :
Sifat hantaran listrik zat cair dapat digolongkan :
Isolator : air murni, minyak, dll
Larutan ion : larutan asam basa, larutan garam. Ion yang ada sebagai
konduktor dengan disertai perubahan kimiawi.
Air raksa, logam cair dapat dialiri arus tanpa perubahan kimiawi.
Menurut Hukum Faraday : apabila arus i mengalir dalam t detik maka
pada kutub negatif (katoda) terdapat endapan seberat G.
G=ait

(gram) ..(1)

Dimana : a = ekivalen elektro kimia.


Larutan yang digunakan adalah CuSO 4. Reaksi kimia yang terjadi bila
terdapat arus listrik adalah :
CuSO4

Cu ++ + SO4- -

Pada Anoda : H2O

2H+ + O2

Pada Katoda : Cu ++

Cu + 2 e

Artinya Cu ++ dari larutan garam menuju Katoda dan Anoda kehilangan


Cu ++ yang dipakai untuk menetralkan SO4 - -.
Dari persamaan (1) diperoleh :
i = G / (a t) .(2)
dimana : G dalam satuan milligram

10

dalam satuan mgram/coloumb (utk Cu, a = 0,3294).

dalam satuan ampere

dalam detik

+
+
+

Rv

Rg

+
+

Gambar IV. 23

IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN :


1. Hitung arus maksimum, dengan mengukur luas permukaan katoda bila
kepadatan arus 0,01 0,02 A/cm2.
2. Bersihkan alektroda dengan kertas gosok, ukur massa elektroda
dengan neraca analitis.
3. Buat ranngkaian seperti gambar IV.23, gunakan i tentukan dengan
mengatur Rv. Catat harga amper meter dan usahakan harga i tetap
dengan mengatur Rg.
4. Setelah 10 menit, putus aliran listrik lalu keringkan katoda dan
timbang massa endapan yang menempel pada katoda.
5. Lakukan langkah 2 4, 5 kali dengan selang waktu yang sama.
6. Lakukan langkah 2 5, untuk arus amper meter yang lain.
V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI :
1. Hitung besar i sebenarnya menurut persamaan (2) dan bandingkan
dengan penunjukkan ampermeter tercatat.
2. Buat grafik antara i ampermeter (absis) vs i sesungguhnnya (ordinat).
3. Buat kesimpulan dari percobaan ini.
VII. TUGAS PENDAHULUAN :
1. Bagaimana menentukan harga a untuk Cu ?

11

2. Mengapa kutub anoda - katoda rangkaian perlu diperhatikan ?


3. Bagaimana cara menentukan i maksimum yang diijinkan. Jelaskan
mengapa i maksimum harus ditentukan lebih dahulu.
VIII. Daftar Pustaka
1. Sears & Zemansky, University Physics (2nd edition) : halaman 532.

HUKUM OHM
(KODE PERCOBAAN L5)
I. TUJUAN
1.
Menentukan besarnya hambatan

12

2.

Menentukan hubungan antara arus yang lewat pada


resistor dengan beda potensial antara ujung ujung
resistor tersebut.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Resistor
2. Ampermeter
3. Voltmeter
4. Baterai
5. Power supply
6. Kabel dan bread board
III.DASAR TEORI
Menurut Hukum Ohm, arus yang melewati suatu
penghantar sebanding dengan beda potensial antara ujungujung pengahantar tersebut. Kesebandingan tersebut dapat
diubah menjadi persamaan dengan memberikan konstanta
kesebandingan yang disebut konduktansi.
V = beda potensial ujungIV
ujung penghantar, satuannya
volt (V)
I = arus yanglewat
penghantar, satuannya
ampere (A)
= konduktivitas penghantar, satuanya (ohm.m) = (m)-1
A = Luas penampang (m2)
L = panjang (m)
-1

konstanta

disebut tahanan listrik dan diberi notasi (R)

dengan satuan ohm (). Jadi hukum Ohm dapat dituliskan


menjadi :

1
Resistansi resistor dapat diukur dengan ohmmeter. Namun
dapat pula diketahui melalui kode warna yang berupa cincin
warna yang tertulis pada badan resistor. Arti kode warna
tersebut dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Kode Warna Resistor

13

Jika digambarkan maka cincin-cincin pada badan resistor


tersebut seperti terlihat pada gambar 1.1. Cincin ke 1
menunjukkan angka pertama, cincin kedua menunjukkan
angka kedua, cincin ketiga menunjukkan faktor perkalian,
cincin keempat menunjukkan toleransi.
Contoh :
Warna cincin
ke 1 sampai
ke 4 suatu
resistor
berturut-turut adalah : cokelat, hitam, merah, emas. Maka :
angka ke 1
:1
angka ke 2
:0
faktor perkalian : 10
toleransi
:5%
Jadi besar resistansinya :
R = (10x 102 5 % ) ohm = (1000 50) ohm .
Artinya harga berkisar antara 950 ohm sampai dengan 1050
ohm, dengan harga rata-rata (terbaik) sebesar 1000 ohm.
2

IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN


A

V
Gambar 1.2 : Rangkain Percobaan
1. Susun rangkain seperti gambar 1.2 dengan memberi
Hukum Ohm
nilai R = R1
2. Ukurlah tegangan baterai sebelum digunakan

14

Hubungkan rangkaian dengan baterai (tanya asisten)


Catat hasil pembacaan pada voltmeter dan ampermeter
4. Ganti baterai dengan power supply dan ulangi langkah
1 s.d.3 dengan mengatur power supply pada tegangan
2V, 4V, 6V, 8V, 10V dan 12V
5. Ulangi langkah 1 s.d 4 dengan mengganti R 1 dengan R2,
R3 dan R4
6. Masukkan hasilnya dalam tabel
3.

V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI


1. Hitung nilai R1, R2, R3, R4 dan nilai hambatan dalam (r)
baterai ketika rangkaian dihubungkan dengan baterai
2. Hitung besar V/I pada tiap resistor, analisa apakah
harga V/I tetap
3. Bandingkan harga R1, R2, R3 dan R4 dengan hasil V/I
pada tiap resistor
4. Buatlah grafik antara V dan I. untuk tiap resistor.
5. Kesimpulan apa yang anda dapatkan pada percobaan
ini

VI. TUGAS PENDAHULUAN


1. Apakah yang dimaksud dengan kuat arus listrik dan
kerapatan arus
2. Terangkan terjadinya arus listrik
3. Tuliskan bunyi hukum ohm
4. Apa saja yang mempengaruhi besar kecilnya hambatan
dan tunjukkan bahwa
5. Apa warna cincin untuk resistor dengan nilai (205%),
(3005%), (605%)k.
VII. TABEL DATA
= ..volt, V= ..volt, I=.mA, R = R1=., r =

(volt)
I (mA)
V (volt)
V/I
2
4
6
8
10
12

15

= . volt, V= ..volt, I=.mA, R = R2=., r =

(volt)
I(mA)
V (volt)
V/I
2
4
6
8
10
12
= . volt, V= ..volt, I=.mA, R = R3=., r =

(volt)
I (mA)
V (volt)
V/I
2
4
6
8
10
12
= . volt, V= ..volt, I=.mA, R = R4=., r =

(volt)
I (mA)
V (volt)
V/I
2
4
6
8
10
12

16

HUKUM KIRCHOFF
(KODE PERCOBAAN L6)
I.

TUJUAN
1. Menentukan kuat arus pada setiap cabang dalam suatu
rangkaian listrik
2. Menentukan besarnya beda potensial antara dua titik
dalam suatu rangkaian listrik.

II. ALAT DAN BAHAN


1. Resistor
2. 2 Sumber tegangan
3. Multimeter
4. Bread board dan kabel
III. DASAR TEORI
Tujuan analisis rangkaian listrik pada umumnya untuk
menentukan kuat arus dan beda potensial (tegangan) pada
suatu rangkaian listrik. Untuk analisis rangkaian listrik ini, di
samping hukum Ohm, hukum yang banyak dipakai adalah
hukum Kirchhof. Ada dua hukum Kirchof yakni hukum I
Kirchof atau KCL(Kirchhoffs Current Law) dan hukum II
Kirchof atau KVL(Kirchhoffs voltage Law). Hukum Kirchhof I
menyatakan : Jumlah aljabar kuat arus yang menuju suatu
titik cabang rangkaian listrik = jumlah aljabar arus yang
meninggalkan titik cabang tersebut. Atau:

17

Pada gambar 2.1 arus I1 , I2 , dan I3 menuju titik cabang A,


sedangkan arus I4 dan I5 meninggalkan titik cabang A. Maka
pada titik cabang A tersebut berlaku persamaan :

Gambar 2.1 Arus-arus pada titik cabang

1
Hukum II Kirchhof digunakan untuk menghitung besaran-besaran
yang terdapat pada rangkaian listrik. Besaran itu diantaranya
kuat arus pada suatu cabang, ataupun beda tegangan antara
dua titik. Hukum II Kirchof menyatakan bahwa:
" Pada rangkaian tertutup jumlah GGL (gaya gerak listrik) sumber
arus dengan penurunan tegangan adalah nol."
Hukum II Kirchof dirumuskan sebagai :

+IR = 0 .. 2
Keterangan :

= jumlah ggl sumber arus (V)

IR

= jumlah penurunan tegangan. (V)

= arus listrik (A)

= hambatan (W)

Untuk mengunakan hukum II Kirchof digunakan aturan dan


langkah sebagai berikut :
a. Memisalkan arah arus pada setiap cabang.

18

b. Membuat suatu persamaan arus pada suatu titik


dengan hukum I Kirchoof.
c. Membuat arah putaran loop pada setiap rangkaian
tertutup, dengan arah sembarang.
d. Menerapkan hukum II Kirchof pada kedua loop, dengan
ketentuan:
Apabila mengikuti arah loop, bertemu kutub + dari sumber
tegangan maka sumber tegangan itu dinilai positif, dan
sebaliknya.

Apabila mengikuti arah loop ternyata seaarah

dengan arah arus pemisalan maka arus tersebut dinilai


positif
dan

sebaliknya

Gambar
+IR =
0 Rangkaian 1 loop
2.2

IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN


4.1 Rangkaian satu loop
1. Susunlah rangkaian seperti pada gambar 2.2. Gunakan
R1 = 1k, R2 = 2k, R3 = 3k, R4 = 4k,

= power

suplly (tanya asisten), 2 = Baterai (tanya asisten)


2. Ukurlah tegangan baterai dan power supply dengan
voltmeter/multitester, catat hasil pengukuran pada
tabel
3. Ukurlah kuat arus yang mengalir pada rangkaian

19

4. Bandingkan hasil pengukuran dengan perhitungan


4.2 Rangkaian dua loop

Gambar 2.3 Rangkaian 2 loop


1. Susunlah rangkaian percobaan seperti gambar 2.3.
Gunakan R1 = 1k, R2 = 2k, R3 = 3k,

= power

suplly (tanya asisten), 2 = Baterai (tanya asisten)


2. Ukurlah tegangan baterai dan power supply dengan
voltmeter/multitester, catat hasil pengukuran pada tabel
3. Ukurlah Vab , Vbc , Vbd
4. Ukurlah arus yang lewat R1 , R2 , R3
5. Ulangi langkah 1 s.d. 3 untuk R1 2k, R2 3k, R3 4 k

V.

= power suplly (tanya asisten),

= Baterai (tanya

asisten)
TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Bandingkan hasil pengukuran dengan hasil
perhitungan.
2. Tunjukkan apakah hasil percobaan sesuai hukum
kirchof I dan II
3. Buat kesimpulan dari hasil percobaan

20

VI.

TUGAS PENDAHULUAN
1. Tuliskan bunyi hukum kirchof I
dan II
2. Perhatikan rangkaian listrik
berikut
Tentukan besar arus yang
a.
mengalir pada masing-masing

VII.

cabang (I1, I2, I3)


Tentukan tegangan Vad, Vce, Vcf
b.
TABEL DATA
Komponen

Pengukuran Tegangan

Pengukuran Arus Listrik

Listrik
Pengukuran

Perhitungan

R1=

Vbc = ..

Vbc = ..

R2=

R3=

Vcd = ..

Vcd = ..

1=

2=

Vef = .

Vef = .

Vba =

Vba = ..

Komponen

Pengukuran

Perhitungan

I=

I=

Pengukuran Tegangan

Pengukuran Arus Listrik

Listrik
Pengukuran

Perhitungan

Pengukuran

R1=

Vab = ..

Vab = ..

I1 =

R2=

mA

R3=

Vbc = .

Vbc = .

I2 =

mA

Perhitungan

1=

21

2=

Vbd =

Vbd =

I3 =

mA

Komponen

Pengukuran Tegangan

Pengukuran Arus Listrik

Listrik
Pengukuran

Perhitungan

Pengukuran

R1=

Vab = ..

Vab = ..

I1 =

R2=

mA

R3=

Vbc = .

Vbc = .

I2 =

mA

Vbd =

Vbd =

I3 =

mA

Perhitungan

1=

2=

22

PLAT KAPASITOR
(KODE PERCOBAAN : L7)
I.

TUJUAN PERCOBAAN
1. Untuk Menentukan kapasitan pada 2 (dua) buah plat sejajar.
2. Untuk Mengetahui Pengaruh Diameter Plat dan Tegangan terhadap
kapasitan.
3. Untuk Membandingkan besaran C hasil perhitungan dengan hasil
pengamatan.

II. ALAT ALAT


1. I Measuring Amplifier D satu buah.
2. Moving Coil Instrument D satu buah.
3. Parallel Plat Kapasitor satu pasang.
4. Regulated Power Supply 0 300 V satu buah.
5. Voltmeter atau E Measuring instrument D satu buah.
6. Measuring Resistor 100 M.
III. DASAR TEORI
Apabila 2 (dua) buah plat sejajar dihubungkan dengan sumber tegangan
(power supply), maka plat tersebut akan menyimpan muatan yang
besarnya dinyatakan dalam satuan Farad F. Besarnya perbandingan
antara muatan dengan tegangan selalu konstan dan faktor konstanta
tersebut adalah kapasitan (C). Dimana hubungan antara muatan dengan
tegangan dapat dirumuskan seperti berikut ini :
C =

q
.(1)
V

Menurut Hukum Gauss : o = o EA = q maka persamaan diatas dapat


dituliskan :
C = o x
Dimana :

A
.. (2)
d

o = Permisifitas Hampa (8,85 x 10-12 C2 / NM2)


A = Luas lempeng

23

D = jarak antar lempeng


Measuring
Amplifier

Power Supply
Resistor 1 M

Voltmeter
Metramax
Multimeter

Plat kapasitor
Gambar 1 : Rangkaian Plat kapasitor

IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN


1. Susun peralatan seperti gambar diatas.
2. Atur tegangan pada power supply unit dan biarkan untuk beberapa
saat (tanya assisten).
3. Lepaskan kabel dari resistor pada kutub positif plat kemudian
masukkan kabel koaksial dan catat harga V hasil pengamatan pada
voltmeter.
4. Ulangi langkah seperti diatas untuk tegangan yang berbeda (tanya
assisten).
V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Buat grafik tegangan dengan kapasitor dan kapasitan.
2. Buat perbandingan harga kapasitan dengan menggunakan persamaan
1 dan 2.
3. Kesimpulan apa yang anda dapatkan pada percobaan ini.
VI. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa yang dimaksud dengan kapasitor dan kapasitan ?
2. Bagaimana cara untuk mendapatkan harga kapasitan pada plat
sejajar.
3. Jelaskan mengapa kapasitor dapat menimpa muatan.
4. Apa perbedaan kapasitor pada rangkaian arus AC dan DC.

24

INDUKSI ELEKTROMAGNETIK
(KODE PERCOBAAN : L.8)
I.

TUJUAN PERCOBAAN
Untuk membuktikan Hukum Induksi Faraday melalui pengukuran
ketergantungan tegangan induksi dari :
1. Kepadatan Arus.
2. Luas Induksi.
3. Kecepatan Induksi.

II. ALAT - ALAT


1. Peralatan induksi dengan konduktor 1 set.
2. Pasangan magnet 6 pasang.
3. Motor eksperimen 100 W 1 buah.
4. Alat kemudi dan pengatur 1 buah.
5. Mikrovoltmeter 1 buah.
III. DASAR TEORI
Suatu konduktor akan ditarik keluar oleh medan magnetik konstan dengan
kecepatan u dan diukur tegangan induksi yang terjadi. Pada gerakan
suatu konduktor dalam medan magnet B, maka elektron-elektron dalam
konduktor terkena penngaruh kekuatan LORENTZ. Pada ujung-ujung
konduktor (penyalur arus) akan timbul tegangan U, yang proporsional
terhadap arus magnetik .
U=

d
dt

Pada percobaan ini suatu konduktor yang bersudut lebar b dan dengan
kecepatan konstan v =

ds
akan ditarik keluar dari dalam medan magnet
dt

B yang homogen seperti yang ditunjukkan pada gambar 1.

25

220 Volt
8 8 8 8

Setiap interfal waktu dt permukaan yang masih berada dalam medan


magnet akan berubah sebesar b. ds arus G jadi sebesar :
d
ds
= B.b.
dt
dt

Jadi
U = B.b.v
Proporsionalitas antara U dan B akan kita buktikan, setelah medan
magnet kita rubah. Proporsionalitas antara U dan v, setelah konduktor kita
tarik dengan kecepatan yang berlainan keluar dari medan magnet.
Kemudian kita ukur tegangan induksi pada B dan v yang konstan untuk
lebar konduktor b yang berlainan.

V
B

S
U

26

IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN


1. Susun peralatan seperti gambar 2 dan hubungkan dengan peralatan
lain.
2. Ikatkan senar pancing pada peluncur dan hubungkan dengan kopling
penarik.
3. Atur mikrovoltmeter pada 104.
4. Pasangkan 8 pasang magnet yang tersedia pada alat induksi.
5. Untuk proporsionalitas dari U dan V, hubungkan konduktor b = 4 cm
dengan cara memasukkan penghubung kortsluiting pada alat peluncur.
Suatu kumparan tali senar pancing diikatkan pada garis tengah
kumparan kopling yang bergerak terkecil. Hidupkan motor dan setel
putarannya sehingga tercapai suatu tegangan induksi sebesar 40mV.
Pada goyangan yang mungkin terjadi pada alat penunjuk pengukur,
maka dicari harga rata-rata / menengah. Jumlah putaran motor
dipertahankan agar sama dalam waktu melakukan seluruh percobaan
dari bagian.
6. Ulangi percobaan dengan menggunakan kedua alat kumparan lain
dengan garis tengah kumparan yang berlainan. (Pada garis tengah
kumparan yang lain, maka kecepatan akan berlipat ganda atau lipat
empat dengan jumlah putaran motor yang tetap. Garis tengah alat
kumparan kopling bergerak memiliki perbandingan 1 : 2 : 4.
7. Untuk proporsionalitas dari U dan b, percobaan dilakukan dengan
menggunakan 8 pasang magnet dan garis tengah alat kumparan
maksimal (V = 4 Vo) untuk konduktor dengan b = 2 cm dan b = 2,8 cm.

27

8. Ulangi percobaan pada point nomor 7 namun dengan menggunakan


6,5,4,3 dan 2 pasang magnet
9. Untuk proporsionalitas antara V dan B, percobaan dilakukan dengan
garis tengah alat kumparan yang minimal dan lebar konduktor yang
maksimal pula yaitu b = 4 cm.
10. Ulangi percobaan pada point nomor 9 namun dengan menggunakan
6,5,4,3 dan 2 pasang magnet.
V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Cari kesebandingan / proporsionalitas antara perubahan fluks magnet
U dengan kecepatan v.
2. Cari kesebandingan / proporsionalitas antara kecepatan v dengan
medan magnet B.
3. Cari kesebandingan / proporsionalitas antara kecepatan U dengan
medan magnet B.
VI. TUGAS PENDAHULUAN
1. Bila ada dua koil yang penampangnya saling berhadapan, dan salah
satu dari koil diberi sumber arus searah dan dihubungkan dengan
saklar koil yang lain dihubungkan dengan galvanometer. Apabila
saklar diputus disambung secara terus menerus apa yang terjadi
dengan koil dua.
2. Terangkan konsep dari hukum induksi Faraday.
3. Jelaskan konsep tanda minus (-), dari persamaan perubahan flux
magnet (u) :
u = -

d
dt

4. Jelaskan prinsip dari hukum Lenz.


ELECTRICAL CONDUCTION IN SOLID
(KODE PERCOBAAN : L.9)
I.

TUJUAN PERCOBAAN

28

1. Untuk Mengetahui Sifat Kelistrikan Bahan Metal dan Semikonduktor


terhadap fungsi suhu.
II. ALAT ALAT
1. I Measuring Amplifier D satu buah.
2. Moving coil instrument D satu buah.
3. Parralel Plat Kapasitor satu pasang.
4. Regulated Power Supply 0 300 V satu buah.
5. Voltmeter atau E Measuring instrument D satu buah.
6. Measuring Resistor 100 M.
III. DASAR TEORI

Bahan Semikonduktor

Karakteristik dari bahan semikonduktor adalah Nilai Potensial Barrier


antara pita valensi dan pita konduksi akan menurun apabila bahan
semikonduktor dipanaskan. Potensial Barrier adalah besar potensial
carrier untuk meloncat dari pita valensi ke pita konduksi. Untuk jenis semi
konduktor dengan bahan silicon, potensial barrier akan mengalami
penurunan 0,5 eV untuk setiap kenaikkan suhu sebesar 1 oC. Berdasar
pada karakteristik komponen seperti inilah yang membuat bahan ini
banyak digunakan. Karena nilai potensial penghalang menjadi turun bila
temperaturnya naik sehingga nilai hambatan dari setiap komponen
elektronika akan menjadi kecil apabila ada kenaikkan temperatur.

Bahan Metal

Tidak seperti bahan semikonduktor yang dijelaskan diatas, bahan metal


mempunyai karakteristik yang berbeda dan merupakan kebalikan dari
bahan semikonduktor karena bahan ini akan memuai secara 3 dimensi
apabila diberi panas. Bahan metal yang mengalami pemuaian akan
mempunyai resistensi yang semakin besar. Hal ini dapat dilihat
berdasarkan persamaan berikut ini ;
R =

l
A

dimana : R = Tahanan / hambatan ()

29

= Tahanan Jenis (m)


l = Panjang (m)
A = Luas Penampang (m2)
Berdasar persamaan diatas dapat dilihat bahwa besar hambatan suatu
bahan berbanding terbalik dengan luas bahan tersebut atau dapat
diartikan bahwa besar nilai resistansi R berbanding terbalik dengan
dimensi panjang.
R

cm
cm 2
1
cm

Analisa Rangkaian Jembatan Wheatstone

Rangkaian jembatan biasa dilakukan untuk mencari satu besaran elektrik


yang belum diketahui nilainya melalui besaran elektrik yang sudah
terukur.
Rangkaian jembatan adalah seperti gambar berikut ini :

Karena pada rangkaian parallel V selalu sama, maka :


VR1R2 = V R3R4 = V
Dan ketika voltmeter tidak menyimpang (kondisi setimbang), maka :
R1R4 = R2R3
dengan demikian apabila jembatan telah pada kondisi setimbang dan jika
ada satu nilai R yang tidak diketahui nilainya, maka nilai R yang belum
diketahui nilainya tersebut dapat dicari dengan menggunakan 3 nilai R
yang sudah diketahui nilainya dengan menggunakan persamaan diatas.

30

Penyusunan Alat
Buatlah rangkaian percobaan seperti gambar 2 dan gunakan multitester
sebagai indikator nol. Ubah nilai Variabel Resistor apabila multitester
belum menunjukkan harga nol agar rangkaian jembatan seimbang.
Oven

RVariabel
Multimeter

Thermometer

Safety
Connecting
Box

Wheatstone Bridge

Morsekey

1,5 V
ABC

Gambar 2 : Rangkaian Electrical Conduction in


Solid

IV. CARA MELAKUKAN PERCOBAAN


Analisa Sifat Semikonduktor terhadap suhu :
1. Susun peralatan seperti gambar diatas.
2. Masukkan thermometer kedalam elektrik oven sampai ujungnya
menyentuh resistor semikonduktor.
3. Tekan

morsekey

hingga

jembatan

wheatstone

mendapatkan

tegangan.
4. Atur nilai tahanan variable Rv sehingga multitester kembali ke posisi
seimbang.
5. Catat semua nilai resistor (kecuali semikonduktor resistor) pada suhu
kamar.
6. Hubungkan safety connecting box untuk menyalakan oven ke jala
listrik.

31

7. Catat setiap kenaikan suhu thermometer sebesar 5 oC matikan oven


dan seimbangkan multitester dengan cara mengubah nilai Resistor
Variabel setelah semua dalam kondisi seimbang catat posisi semua
hambatan R.
8. Ulangi langkah : 6 7 sampai dicapai tahapan suhu setinggi 170 oC
(suhu ini merupakan suhu maksimum yang diijinkan).
9. Setelah dicapai suhu maksimum (170 oC) ulangi percobaan untuk
penurunan suhu Semikonduktor Resistor setiap 5 oC (lakukan tanpa
menyalakan Safety Connecting Box).
Analisa sifat Noble Metal Resistor terhadap Suhu :
1. Ganti resistor semikonduktor pada oven dengan noble metal resistor.
2. Lakukan percobaan seperti diatas (langkah 1 9)
V. TUGAS UNTUK LAPORAN RESMI
1. Bagaimana cara menentukan skala hambatan pada Wheatstone
bridge.
2. Jelaskan perbedaan antara percobaan 1 dan 2 serta berikan
alasannya.
VI. TUGAS PENDAHULUAN
1. Apa perbedaan antara Isolator, Semikonduktor dan konduktor
2. Apa perbedaan antara semikonduktor silikon dengan germanium.
3. Jelaskan secara fisis mengapa potensial barrier pada semikonduktor
menjadi turun karena pertambahan suhu.
4. Buktikan rumus R1R4 = R2R3 pada rangkaian jembatan Wheatstone
seimbang.
Nama :

NRP

Fak / Jur :

.
LEMBAR DATA
PRAKTIKUM : L1

32

Arus Listrik = Ampere


No.
1

m (gram)

V (Volt)

T (oC)

t (menit)

T (oC)

t (menit)

2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Arus Listrik = Ampere


No.
1

m (gram)

V (Volt)

2
3
4

33

5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20

Menyetujui,
Asisten

()

Nama :

NRP

Fak / Jur :

.
LEMBAR DATA
PRAKTIKUM : L2
No.

i (amp)

m (gr)

t (det)

34

1
2
3
4
5
No.
1

i (amp)

m (gr)

t (det)

i (amp)

m (gr)

t (det)

2
3
4
5
No.
1
2
3
4
5
Menyetujui,
Asisten

Nama :
:

.
()
.

Fak / Jur :

NRP

LEMBAR DATA
PRAKTIKUM : L7
No.
1

Tegangan (V)

Jarak (mm)

Q (10-9 C)

35

3
4
5
No.
1

Tegangan (V)

Jarak (mm)

Q (10-9 C)

Tegangan (V)

Jarak (mm)

Q (10-9 C)

2
3
4
5
No.
1
2
3
4
5
Menyetujui,
Asisten

Nama :

()
.

NRP

Fak / Jur :

.
LEMBAR DATA
PRAKTIKUM : L8

V =
No.
b (cm)
1

B (pasang)

Tegangan (mV)

2
3

36

4
5
V =
No.
b (cm)
1

B (pasang)

Tegangan (mV)

B (pasang)

Tegangan (mV)

2
3
4
5
V =
No.
b (cm)
1
2
3
4
5
Menyetujui,
Asisten

LAPORAN
SEMENTARA

Nama
N R P

:.........................
:()
.........................

Tgl. Prak.

:.........................

Kode Percobaan : .

Nama Asst.

:.........................

37

TUGAS
PENDAHULUAN

Nama

:.........................

N R P

:.........................

Tgl. Prak.

:.........................

Kode Percobaan : .

Nama Asst.

:.........................

38

Nama
NR P
Tgl. Prak.
Nama Asst.

:
:
:
:

39

Anda mungkin juga menyukai