Anda di halaman 1dari 2

4.2.

2 Uji tarik pelat logam


Percobaan dengan menggunakan specimen uji berbeda dengan mengguanakan pelat terlihat sedikit
perbedaan baik dari nilai maupun nilai pertambahan panjang karena specimen ketika mengalami
patah ujung dari permukaan patahan menjadi tidak lurus melainkan patahannya miring. Perbandingan
dapat dilihat pada gambar 7.

Gambar 7 Grafik hasil uji tarik pada bahan pelat


Dari gambar 7, titik yang menunjukan perubahan dari deformasi elastis ke deformasi plastis berada
pada nilai 303.94 N/mm dapat diketahui bahwa nilai yang berada pada tittik tersebut menunjukkan
kekuatan luluh (yield strength), . Sedangkan nilai kekuatan tarik (tensile strength), yaitu merupakan
titik akhir pengujian tarik yang ditandai dengan perpatahan berada pada nilai 2620 N/mm.
Pengujian yang sudah dilakukan mendapat perbedaan data yang dapat dibandingkan dari kedua jenis
specimen yaitu specimen uji berbentuk kawat dan specimen uji berjenis pelat atau strip. Pada
pengujian antara dua specimen ini terlihat bahwa kekuatan tarik makasimum kawat lebih besar
dibandingkan kekuatan tarik maksimum pada pelat, tetapi kekuatan luluh pada kawat lebih rendah
dibandingkan kekuatan luluh pada pelat.Faktor penyebab ini adalah perbedaan dimensi terutama
dimensi standar yang digunakan berbeda-beda.
Pada

perlakuan

awal

dari

kedua

specimen

pun berbeda.Pada kawat

merupakan

hasil

dari

proses ektrusi (penarikan), yang menyebabkan sifat dari specimen uji menjadi lebih keras. Pada bahan
pelat merupakan hasil dari proses pengerolan, yang mempunyai sifat lebih ulet dari kawat.

Dari kurva hasil uji tarik dapat diperoleh keterangan bahwa bahan yang berbentuk pelat lebih ulet dari
pada bahan yang berbentuk kawat. Sebaliknya, bahan yang berbentuk kawat lebih keras dari pada
bahan yang berbentuk pelat

Anda mungkin juga menyukai