Anda di halaman 1dari 67

BRONKIOLITIS

Oleh:
Pande Putu Dodi Martana (0402005076)
Pembimbing:
dr PUTU SIADI PURNITI, SpA

BAB 1
PENDAHULUAN

Bronkiolitis

Peradangan di bronkiolus
< 2 tahun, terutama 2 6 bulan
Sindroma klinis:

Napas cepat
Retraksi dada
Wheezing

Penyebab

RSV
Parainfluenza virus
Influenza virus
Adeno virus

Faktor Resiko

BBLR
Umur < 6 bulan
Prematur
Sosial-ekonomi rendah
Pemukiman padat
Asap rokok
Tidak memperoleh ASI

Gejala & Tanda

ISPA: pilek, batuk, panas sumer


Sesak
Wheezing, ekspirasi memanjang

Pemeriksaan Penunjang

DL & hitung jenis: biasanya dalam batas


normal
Radiologis: hiperinflasi paru, sela iga
melebar, depresi diafragma, sudut
kostofrenikus menyempit

Diagnosis Banding

Asma bronkial
Bronkopneumonia
Bronkitis akut
Aspirasi benda asing

Prinsip Terapi: Terapi Suportif


Prognosis

Biasanya baik
Kematian < 1% penderita

BAB 2
TINJAUAN
PUSTAKA

2.1 Definisi Bronkiolitis


Peradangan di bronkiolus

2.2 Etiologi Bronkiolitis

Respiratory Syncytial Virus (75%)


Parainfluensa virus tipe 1, 2 & 3
Influenza B
Adenovirus tipe 1, 2 & 5
Mikoplasma.

Reaksi alergi tipe I yang diperantarai


IgE.
Bayi yang memperoleh kolostrum kaya
IgA, relatif lebih terlindungi.

2.3 Epidemiologi Bronkiolitis

Usia < 2 tahun, terutama 2 6 bulan


Penyebab tersering rawat inap bayi < 1
tahun
Laki > perempuan

2.3 Epidemiologi Bronkiolitis (Cont.)

75% kasus pd umur < 1 tahun


95% kasus sampai dgn umur < 2 tahun
BBLR, umur < 6 bulan, prematur, sosek
rendah, pemukiman padat, asap rokok,
tidak memperoleh ASI.

2.4 Patofisiologi Bronkiolitis

Tidak semua ISP atas berkembang


menjadi ISP bawah
Faktor anatomi & imunologi
Degranulasi eosinofil, protein kationik
eosinofil yang sitotoksik thd epitel
respiratorius

2.4 Patofisiologi Bronkiolitis (Cont.)

Infeksi virus pd sel respiratorius


bronkiolus
Peningkatan sekresi mukus, kematian
sel, infiltrasi limfosit peribronkial,
edema submukosa
Penyempitan pd bronkiolus
Terutama pada fase ekspirasi

2.4 Patofisiologi Bronkiolitis (Cont.)

Air trapping, overinflasi


Otot-otot ekspirasi utk mengeluarkan
udara
End expiratory lung volume meningkat
Atelektasis: obstruksi komplit, resorbsi
udara yg terjebak

2.4 Patofisiologi Bronkiolitis (Cont.)

Keseimbangan ventilasi-perfusi
terganggu
Hipoksemia
Hiperkapnia

2.5 Manifestasi Klinis

ISP atas: batuk, pilek, panas sumer


ISP bawah: sesak, 1 - 2 hari
Peningkatan usaha pernapasan: NCH,
retraksi
Nafsu makan & minum menurun,
iritabel, muntah

Pemeriksaan Fisik

Takipnea, takikardia
Demam
NCH, retraksi
Wheezing
Hepar terpalpasi sebagai akibat hiperinflasi
paru dan konsekuensi depresi diafragma.
Konjungtivitis / faringitis ringan.
Otitis media.
Sianosis

Pemeriksaan Penunjang

2.6.1 Laboratorium

DL: WBC biasanya normal


Gas darah, mungkin diperlukan pd
pasien berat yg perlu ventilasi mekanik
Kimia darah, abnormal bila ada
dehidrasi berat

Pemeriksaan Penunjang (Cont.)

2.6.2 Radiologi

Hiperinflasi
Air trapping
Diafragma mendatar
Sela iga melebar
Diameter AP meningkat

2.7 Diagnosis

Berdasarkan gejala klinis, pemeriksaan fisik,


pemeriksaan penunjang

Khas:

Anak umur < 2 tahun


Didahului ISP atas
Nafas cepat, mengi
Dapat ditemukan retraksi
Hiperinflasi

Diagnosa Banding Bronkiolitis

Asma

Usia > 9 - 12 bulan, terutama usia > 2


tahun
Riwayat atopi pada keluarga
Berulang / episodik
Sering tdk didahului ISP atas
Ekspirasi sangat memanjang
Eosinofilia
Respon thd bronkodilator

Diagnosa Banding Bronkiolitis

Apirasi Benda Asing

Mengi setelah batuk / tersedak


Tdk ada tanda ISP atas
Wheezing terlokaalisir
Anamnesis, bronkoskopi, radiologis

Diagnosa Banding Bronkiolitis

Bronkitis Akut

Terjadi pd bronkus
Obstruksi ringan / tdk begitu nyata
Ronki basah kasar
Dapat berlanjut menjadi bronkiolitis

Diagnosa Banding Bronkiolitis

Bronkopneumonia

Jarang pd usia < 2 tahun


Bakterial, suhu tubuh meningkat,
leukositosis
Mengi jarang ditemukan
Perkusi redup
Radiologis, konsoldasi & infiltrat

2.9 Penatalaksanaan

MRS

Saturasi O2 < 92%


Umur < 6 bulan
Tdk bisa minum
RR meningkat
Riwayat penyakit kardiopulmonal

2.9 Penatalaksanaan (Cont.)

ICU

Saturasi O2 < 40%


Sianosis
Apnea
Asidosis

2.9 Penatalaksanaan (Cont.)

Oksigen

Menanggulangi sesak, sianosis, gelisah


Saturasi 95-98%

2.9 Penatalaksanaan (Cont.)

Cairan

Dehidrasi

Asupan
Takipnea
Demam

Mengganti & maintenance

2.9 Penatalaksanaan (Cont.)

Bronkodilator

Kontroversial
Lancet (1993): tdk merekomendasikan
Kellner: perbaikan yg moderate
Flores & Horwits: -agonis tdk bermakna

2.9 Penatalaksanaan (Cont.)

Kortikosteroid

Tdk terbukti meningkatkan perbaikan


status klinis

2.9 Penatalaksanaan (Cont.)

Antibiotik

Tidak rutin digunakan


Dipertimbangkan:

Deteriorasi cepat
WBC meningkat, bergeser ke kiri
Klinis sepsis

Kultur darah, urine, CSF

2.9 Penatalaksanaan (Cont.)

Ribavirin

Analog nukleosida
Menghambat sintesis protein virus
Tdk menurunkan mortalitas &
kemungkinan distress napas
Mahal
Efikasi, efisiensi belum jelas
Tdk rutin digunakan

2.10 Prognosis

Biasanya baik
Sesak memuncak hari ke-3
Membaik dlm 1 minggu
Kematian < 1%

Apneu berkepanjangan
Dehidrasi berat
PJB
Imunodefisiensi

Pencegahan

Anak resiko tinggi, imunocompromise,


bayi umur kehamilan < 35 minggu,
displasia bronkopulmonari
Imunisaasi Pasif:

Gamma globulin (respigrama)


750mg/kgBB, tiap bulan, IV, pd anak < 24
bulan
IgA monoklonal, tetes hidung, tiap hari
IgG monoklonal, IM, tiap bulan

Pencegahan

Imunisasi Aktif (Vaksin)

Virus hidup yg dilemahkan


Hambatan:

Imunogenitas rendah
Mudah berubah menjadi tipe liar

KESIMPULAN

Bronkiolitis adalah proses keradangan atau


inflamasi pada saluran napas yang berukuran kecil
(bronkiolus) yang ditandai dengan respiratory
distress dan overdistensi pada paru.
Angka insiden tertinggi adalah pada anak usia di
bawah 2 tahun terutama pada usia 2 sampai
dengan 6 bulan.
Penyebab bronkiolitis adalah sebagian besar oleh
infeksi virus dan jarang disebabkan oleh bakteri
serta proses alergi. RSV merupakan penyebab
terbanyak.

Bronkiolitis awalnya ditandai dengan infeksi saluran


napas atas dengan gejala pilek dengan sekret encer,
bersin, demam subfebril dan nafsu makan menurun.
Kemudian diikuti dengan gejala seperti sesak, mengi
dan retraksi dinding dada.
Diagnosa banding bronkiolitis adalah asma bronkial,
bronkopneumonia, bronkitis akut dan aspirasi benda
asing.
Terapi yang diberikan berupa suportif yaitu oksigen,
cairan. Bronkodilator, kortikosteroid, antibiotika, serta
antiviral untuk kasus-kasus tertentu.
Prognosis pasien dengan bronkiolitis biasanya baik.

BAB 3
LAPORAN
KASUS

IDENTITAS PENDERITA

NAMA : D. S.
UMUR : 8 bulan, 16 hari.
J.K. : Perempuan.
Alamat: Kerobokan, Kuta, Badung.
MRS : 25 Mei 2009.

HETEROANAMNESA

KELUHAN UTAMA :

SESAK NAPAS

HETEROANAMNESA

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG :

Sesak napas dikeluhkan memberat sejak 1 hari


smrs jam 18.00, tidak berkurang dengan
perubahan posisi. Semakin lama makin
dikeluhkan memberat. Pada saat dikeluhkan
memberat, dapat disertai suara ngik ngik.
Pada saat sesak, kebiruan di sekitar bibir (-),
kebiruan pada ujung jari (-).

HETEROANAMNESA

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (Cont) :

Riwayat batuk sejak dua hari smrs, disertai


dahak yang sulit dikeluarkan. Saat ini keluhan
batuk masih ada.
Pilek sejak dua hari smrs, ingus encer, sedikit,
bening. Saat ini keluhan pilek masih ada.
Panas sejak dua hari smrs, hanya sumer-sumer,
menggigil (-), kejang (-).

HETEROANAMNESA

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (Cont) :

Mual (-), muntah (-).


BAB & BAK dikatakan baik.
Nafsu makan & minum dikeluhkan menurun
sejak pasien sakit.
Aktivitas dikeluhkan menurun sejak pasien sakit.

HETEROANAMNESA

RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :

Pasien tidak pernah menderita keluhan yang


sama.

RIWAYAT PENGOBATAN

Pasien belum mendapat pengobatan untuk


keluhan saat ini.

HETEROANAMNESA

RIWAYAT KELUARGA:

Keluhan sesak sama di keluarga (-).


Kakak pasien sering bersin & pilek.
Riwayat asma / alergi pada ibu, ayah, nenek,
kakek pasien (-).
Ayah & kakek pasien merokok dan tinggal
serumah dengan pasien.
Riwayat batuk / pilek di keluarga saat ini (-).

HETEROANAMNESA

RIWAYAT SOSIAL

Anak kedua dari dua bersaudara.

RIWAYAT PERSALINAN

Lahir bantuan vakum, oleh dokter, cukup bulan


(38 minggu), BBL 3700 gr, langsung menangis,
tidak terdapat kelainan.

HETEROANAMNESA

RIWAYAT NUTRISI

ASI : 0 3 bulan.
Susu Formula : 3 bulan sekarang. Dalam
sehari mampu minum rata-rata 5 , dalam
sekali minum mampu habis rata-rata 70cc.
Bubur Susu : 6 bulan sekarang.
Bubur Nasi : 6 bulan sekarang.

HETEROANAMNESA

RIWAYAT IMUNISASI

BCG
Polio
: 4
Hepatitis B : 3
DPT
: 3

HETEROANAMNESA

RIWAYAT TUMBUH KEMBANG

Menegakkan kepala : 3 bulan.


Membalik badan: 4 bulan.
Duduk
: 6 bulan.
Merangkak
: 8 bulan.

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS PRESENT

KU : Tampak sakit sedang.


RR : 64/menit.
N
: 128/menit.
T Ax : 37,8 0C
BB : 8,5 kg.
PB : 70 cm.
BBI : 8,8 kg.
St Gizi: Gizi baik sesuai kriteria Waterlow.

PEMERIKSAAN FISIK

STATUS GENERAL

Kepala : Normocephali.
Mata : an -/-, ik -/-, refleks pupil +/+ isokor.
THT : NCH (-), sekret (-), sianosis (-)

PEMERIKSAAN FISIK

Thorax

Cor

( I ) Precordial bulging (-), ictus cordis (-)


(P) Ictus cordis teraba di 1 cm lateral MCL (S) ICS V
(A) S1S2 N reguler, murmur (-). M1>T1, A2>P2

Pulmo

( I ) Simetris (+) statis & dinamis, retraksi (+) subkostal.


(P) Fremitus vokal N/N.
(P) Sonor / sonor.
(P) Bronkovesikuler +/+, ronki -/-, wheezing +/+.

PEMERIKSAAN FISIK

Abdomen

( I ) Distensi (-).
(A) Bising usus (+) N.
(P) Hepar/lien tak teraba.
(P) Shifting dullness (-), undulasi (-).

Extremitas

Akral hangat + +
+ +

Sianosis - - -

PEMERIKSAAN PENUNJANG

DARAH LENGKAP

WBC : 15,2 K/L

Ne : 87,7%

Ly : 8%

Mo : 3,57%

Eo : 0,23%
Ba : 0,47%

Hb : 11 g/dL
Hct : 32,5%
MCV : 73,5
MCH : 25,0
PLT : 383

PEMERIKSAAN PENUNJANG

THORAX A-P

Cor : Besar & bentuk normal, CTR = 47,2%


Pulmo : Sela iga melebar, patchy infiltrate
parakardial kiri & kanan.
Sinus : Tajam.
Diafragma : Mendatar.
Tulang-tulang : Tidak tampak kelainan.

DIAGNOSIS

BRONKIOLITIS

PENATALAKSANAAN

Kebutuhan cairan 850cc/hari. Mampu minum


350cc/hari. IVFD D5 NS 500cc/hari 20
tetes mikro/menit.
Ampicillin injeksi 4 250 mg
Dexamethasone bolus 0,5mg/kg BB 4,25mg
(IV), selanjutnya 3 1,5mg (IV)
Ambroxol drop 3 x 0,3cc
Parasetamol drop 4 x 0,9cc
Nebulizer salbutamol ampul + NaCl 0,9% s/d
4cc tiap 8 jam

MONITORING

Vital sign
Keluhan
Tanda-tanda gagal napas

TERIMAKASIH

PNEUMONIA

KLINIS

Infeksi/keradangan saluran napas bagian bawah


yang ditandai oleh: demam, batuk, sesak
(peningkatan frekuensi pernapasan), napas
cuping hidung, retraksi dinding dada dan
kadang-kadang sianosis.

PATOLOGIS

Infiltrasi atau konsolidasi jaringan intersisial dan


parenkim paru oleh sel-sel radang.

(Pedoman Diagnosis & Terapi Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah Denpasar, 2000)

BRONKITIS

BATASAN

Keradangan saluran napas bagian bawah mulai


dari bagian distal trakea hingga bronkus
berukuran sedang.

(Pedoman Diagnosis & Terapi Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah Denpasar, 2000)

ASMA

BATASAN

Penyakit obstruksi saluran napas yang bersifat


reversibel, variabel dan berulang atau
kambuhan, sebagai akibat adanya hiperaktivitas
bronkus. Secara histopatologis kerap dijumpai
adanya inflamasi terutama oleh sel eosinofil.

(Pedoman Diagnosis & Terapi Ilmu Kesehatan Anak RSUP Sanglah Denpasar, 2000)

2.4 Patologi Bronkiolitis


Nekrosis dari epitelium saluran pernafasan,
perusakan epitelium bersilia infiltrasi
peribronchiolar oleh sel limfosit.
Submukosa menjadi edema, debris sel dan
fibrin menimbulkan plug di dalam
bronkiolus.

Bronkiolitisdiidentifikasi sebagai faktor


resiko asma. Insiden yang tinggi (25-50%)
untuk berkembang menjadi asma pada
anak yang sebelumnya menderita
bronkiolitis pada saat bayi. Lebih dari
setengah anak yang diteliti 2-7 tahun
setelah menderita bronkiolitis akibat RSV
mengalami wheezing yang berulang yang
sesuai dengan karakteristik asma.

Anda mungkin juga menyukai