Anda di halaman 1dari 9

Kelainan Eritrosit

Kelainan eritrosit terdiri dari tiga jenis yaitu kelainan bentuk (poikilositosis), kelainan
ukuran ( anisositosis) dan kelainaan warna eritrosit.
A. Kelainan Bentuk Eritrosit (Poikilositosis)
Poikilositosis ialah keadaan dimana populasi eritrosit tampil dengan bentuk yang bervariasi.
Biasanya poikilositosis bersamaan dengan anisositosis. Meningkatnya poikilositosis sering
menunjukkan adanya kelainan eritropoiesis yang disebabkan oleh defek sumsum tulang atau
kelainan destruksi eritrosit. (Anonim,2013)
Dalam situasi normal, suatu poikilositosis merupakan penuaan eritrosit yang sejalan
dengan kekuatannya. Sebagian kecil dari membrannya terkelupas. Dalam situasi yang
abnormal, poikilositosis menjadi sedemikian nyata sehingga eritrosit berbentuk tetesan
airmata ("teardrops"). (Anonim,2013)
Suatu sampel dikatakan poikilositosis apabila dalam sediaan apus ditemukan bermacammacam bentuk eritrosit. Poikilositosis ditemukan pada: (Anonim,2012)

Anemia yang berat disertai regenerasi aktif eritrosit atau hemopoesis


ekstrameduler
Eritropoesis abnormal (anemia megaloblastik, leukemia, mielosklerosis,dll)
Dekstruksi eritrosit di dalam pembuluh darah (anemia hemolitik)

Macam-macam bentuk eritosit yang termasuk dalam poikilositosis antara lain:

1. Akantosit
Akantosit adalah eritrosit yang pada dindingnya terlihat tonjolan-tonjolan sitoplasma
yang runcing dan tersebar tidak merata di permukaan sel. Sel ini bisa dilihat pada
abetalipoproteinemia,sirosis hati,anemi hemolitik, dll. Mikroskopis sel ini adalah:

Eritrosit dengan tonjolan sitoplasma runcing


Bentuk tidak teratur seperti duri
sitoplasma tampak tidak berwarna pucat
ditribusi normal tidak ada

Gambar akantosit
2. Burr cells/Echynosit
Eritrosit dengan tonjolan sitoplasma yang teratur. Sel biasanya bikonkaf dan distribusi
dalam darah normalnya tidak ada. Sel ini berbeda dengan crenated cell. Diakibatkan
kadar ureum tinggi (GGK). (Quintana,2012)

Gambar burrcell

3. Sperosit

Sel ini adalah eritrosit yang tidak lagi berbentuk bikonkaf tetapi bentuknya bulat (sferik)
dengan diameter kurang dari 6 m.

Dengan kata lain, volume sel

berkurang sedang

dindingnya menjadi lebih tebal. Oleh sebab itu pada sediaan apus sel ini tampak tidak
memiliki akromia sentral dan warna lebih atau sangat gelap dari warna normalnya,
disebut mikrosperofit hiper kromik. Kelainan bentuk sel ini terjadi karena terganggunya
fungsi membran sel. Walaupun gangguan ini dapat disebabkan oleh banyak hal tetapi
sperositosis sering dijumpai pada kelainan bawaan sperositosis herediter dimana terjadi
kemacetan dalam mekanisme "sodium pump"nya, gangguan lain adalah "immuneinduced
hemolysis". (Anonim,2013)
Mikroskopis : (Anonim, 2013)

ukuran kecil sekitar 3-4m


Tampak pula eritrosit normal ukuran 7-8m
dengan sitoplama pucat

Gambar sperosit

4. Sel target

Eritrosit dengan permukaan luas, bundar, tengahnya menonjol sehingga tampak lebih gelap
dikelilingi daerah pucat. Bentuk seperti mangkok kecil. Distribusi dalam darah > 2 %

Gambar target cell


5. Sel bulan sabit ("sikle")
"Sickle cell" adalah eritrosit yang bentuknya seperti bulan sabit atau clurit. Kadangkadang bervariasi berupa lanset huruf L, V, atau S dan kedua ujungnya lancip. Sel ini
dapat dijumpai pada "sickle cell disease", atau hemoglobinopati lainnya. Terjadi oleh karena
gangguan oksigenasi sel. Ditemukan pada penyakit-penyakit Hbpati seperti HbS dan lain-lain
(Quintana,2012).

Gambar sickle cell

6. Creanated cell

Crenate cell adalah eritrosit yang kelihatan dengan dinding "bergerigi" karena adanya
tonjolan-tonjolan sitoplasma yang tumpul dan tersebar merata dipermukaan sel, Umumnya
terjadi karena kesalahan teknik dalam pembuatan sediaan apus.(Quintana,2012).

Gambar creanated cell


7. "Teardrop cell"
Teardrop cell adalah eritrosit yang bentuknya seperti tetesan air mata atau kelihatan
seperti buah "pear", dapat dijumpai pada thalasemia,mielofibrosis,dll.Distribusi dalam
darah <5 %. Kelainan di dapat pada pasien Mielofibrosis (Quintana,2012).

Gambar teardrop cell

8. Ovalosit/eliptosit

Ovalosit atau elliptosit adalah eritrosit berbentuk lonjong, misalnya dilihat pada ovalositosis
herediter. Bentuk sangat bervariasi seperti oval, pensil dan cerutu dengan konsentrasi Hb
umumnya tidak menunjukkan hipokromik. Hb berkumpul pada kedua kutub sel. Ditemukan
pada:
Elliptositosis herediter ( 90 95% eritrosit berbentuk ellips)
Anemia megaloblastik dan anemia hipokromik (gambaran elliptosit tidak > 10 %)
Elliptositosis dapat menyolok pada mielosklerosis (Quintana,2012)

Gambar eliptosit atau ovalosit


9. Stomatosit
Khas kelainan sel ini pada sitoplasmanya dimana tampak daerah kepucatan pada
sitoplasmanya. Distribusi dalam darah tepi < 5% dari eritrosit normal. Jumlahnya
biasanya sedikit apabila jumlahnya banyak disebut stomatositosis. Pada stomatosis
herediter tampak sel ini lebih banyak tersebar. Pada mikroskop elektron tampak sel seperti
mangkok. Sentral akromia eritrosit tidak berbentuk lingkaran tetapi memanjang seperti celah
bibir mulut. Jumlahnya biasanya sedikit apabila jumlahnya banyak disebut stomatositosis.
(Anonim,2013)

Gambar stomatosit

B. Kelainan Ukuran Eritrosit (anisositosis)


Anisositosis adalah suatu keadaan dimana ukuran diameter eritrosit yang terdapat di dalam
suatu sediaan apus berbeda-beda (bervariasi). Anisositosis tidak menunjukkan suatu kelainan
hematologik yang spesifik. Keadaan ini ditandai dengan adanya eritrosit dengan ukuran yang
tidak sama besar dalam sediaan apus darah tepi. Anisositosis jelas terlihat pada anemia
mikrositik yang ada bersamaan dengan anemia makrositik seperti pada anemia gizi (Arjatmo
Tjokronegoro dan Hendra Utama, 1996).
Kelainan eritrosit berdasarkan ukurannya dapat dibedakan menjadi:
1. Makrosit
Ukuran eritrosit yang lebih dari 8,2 Nm( lebih besar dari inti limfosit matur). MCV lebih
dari normal dan MCH biasanya tidak berubah. Terjadi karena pematangan inti eritrosit
terganggu, dijumpai pada defisiensi vitamin B12 atau asam folat. Penyebab lainnya adalah
karena rangsangan eritropoietin yang berakibat meningkatkatnya sintesa hemoglobin dan
meningkatkan pelepasan retikulosit

kedalam sirkulasi

darah. Sel

ini didapatkan pada

anemia megaloblastik, penyakit hati menahun berupa thin macrocytes dan pada keadaan
dengan retikulositosis, seperti anemia hemolitik atau anemia paska pendarahan (Anonim,
2011).

Gambar makrosit (yang ditunjuk anak panah putih)


2. Mikrosit
Ukuran eritrosit yang kurang dari 6,2 Nm (lebih kecil dari inti limfosit matur) biasa
disertai dengan warna pucat (hipokromia). Pada pemeriksaan sel darah lengkap didapatkan
MCV yang rendah.

Terjadinya karena menurunnya sintesa hemoglobin yang disebabkan

defisiensi besi, defeksintesa globulin, atau kelainan mitokondria yang mempengaruhi unsure

hem dalam molekul hemoglobin. Sel ini didapatkan pada anemia hemolitik, anemia
megaloblastik, dan pada anemia defisiensi besi (Anonim, 2011).

Gambar mikrosit
C. Kelainan Warna Eritosit
1. Hipokrom
Hipokromia dalah suatu keadaan dimana konsentrasi Hb kurang dari normal sehingga
sentral akromia melebar (>1/2 sel) dan terjadi penurunan warna eritrosit yaitu peningkatan
diameter central pallor melebihi normal sehingga tampak lebih pucat. Pada hipokromia yang
berat lingkaran tepi sel sangat tipis disebut dengan eritrosit berbentuk cincin
Distribusi normal sel ini adalah 10 % dalam darah. Hipokromia ditemukan pada:

Anemia defesiensi fe
Anemia sideroblasti
Penyakit menahun(mis. Gagal gunjal kronik)
Talasemia
Hb-pati (C dan E)

Gambar : kelainan eritrosit hipokrom


2. Polikrom

(anulosit).

Eritrosit polikrom adalah eritrosit yang lebih besar dan lebih biru dari eritrosit normal.
Polikromasi suatu keadaan yang ditandai dengan banyak eritrosit polikrom pada preparat
sediaan apus darah tepi, keadaan ini berkaitan dengan retikulositosis.
3. Hiperkrom
Warna eritrosit tampak lebih tua karena terjadi penebalan membran, bukan kelainan
Hemolobin (Hb) dan biasanya jarang ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai