Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEBIDANAN DENGAN ABORTUS


DI PUSKESMAS KENDALKEREP
1 - 13 DESEMBER 2014

Oleh :
JULIA WIDIANATA
(1202100011)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN MALANG
TAHUN 2014

LEMBAR PENGESAHAN

MAHASISWA

JULIA WIDIANATA
NIM : 1202100011

DOSEN PEMBIMBING

SRI RAHAYU S.Kp.Ners., M.Kes.


NIP : 19671010 199003 2 002

LAPORAN PENDAHULUAN

1. Pengertian
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan atau penghentian kehamilan dan
pengeluaran hasil konsepsi sebelum 22 minggu serta buah kehamilan belum mampu hidup di
luar kandungan.
(Abdul Bari Saifuddin, hal: 145)
Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin hidup di luar kandungan.
(Rustam Mochtar, hal : 209)
Abortus adalah pengakhiran kehamilan sebelum mencapai berat 500 gram atau
kurang dari 20 minggu.
(UNPAD, hal: 4)
2. Penyebab
Faktor-faktor yang menyebabkan abortus:
1. Kelainan ovum
Abortus spontan yang disebabkan oleh karena kelainan ovum berkurang
kemungkinannya kalau kehamilan sudah lebih dari satu bulan. Semakin muda kehamilan,
maka semakin besar kemungkinan terjadinya abortus yang disebabkan oleh kelainan
ovum.
2. Kelainan genetalia pada ibu
Contoh:
- Inkompetensi serviks
- Dilatasi serviks berlebihan
- Mioma uteri
- Bekas operasi dalam uterus
- Kurangnya persiapan uterus dalam menanti nidasi dari ovum yang sudah dibuahi
(kurangnya hormone estrogen dan progesterone)
- Dan sebagainya.
3. Kelainan pada plasenta
Kelainan plasenta sering dijumpai pada ibu yang menderita penyakit hipertensi
dan toksemia gravidarum, sehingga terjadi endarteritis vili korialis yang mengakibatkan
terganggunya sirkulasi oksigen pada plasenta.
4. Penyakit ibu (faktor maternal)
- Keracunan Pb, nikotin, gas beracun, dan alkohol
- Penyakit paru-paru dan anemia berat
- Gangguan metabolisme
- Infeksi yang menyebabkan demam tinggi, seperti: demam dan pneumonia
5. Antagonis rhesus
Pada antagonis rhesus, darah ibu yang melalui plasenta merusak darah fetus,
sehingga terjadi anemia pada fetus yang berakibat meninggalnya fetus.

6. Faktor bapak
- Umur lanjut
- Penyakit kronis
Contoh: TBC
- Anemia
- Keracunan (alcohol, nikotin)
7. Kelainan dari lingkungan
- Zat kimia
- Obat-obatan (karsinogenik)
8. Trauma
- Laparotomi
- Kecelakaan

3. Patofisiologi
Hasil konsepsi < 20 minggu
Terlepas sebagian / seluruh jaringan plasenta
Pendarahan
Janin kekurangan nutrisi dan O2
Bagian terlepas dianggap benda asing
Rahim kontraksi
Pengeluaran janin

Spontan seluruhnya

Sebagian masih tertinggal

Kontraksi rahim terus berlangsung


Pendarah pervaginam
-

Pengeluaran hasil konsepsi

sedikit dan

Perubahan hasil konsepsi


- UK < 14 minggu keluar

yang tidak

dikeluarkan
berlangsung lama
-

sebagian / seluruhnya

sekaligus jumlahnya
banyak bergumpal
Gangguan

Tidak

- Mola karnosa

- UK > 16 minggu, KPD,

- Mola tuberosa

pengeluaran hasil

- Fetus kompresus

konsepsi, plasenta

- Fetus papirasus
- Blighted ovum

ada

Persalinan immaturus

- Missed abortion

gangguan
Tidak dikeluarkan > 6
Syok

minggu

Nadi meningat
TD menurun

Gangguan pembekuan

Tampak anemis

darah

Ujung ( akral) dingin


2.4 Pemeriksaan Penunjang
1. Tes kehamilan bila janin masih hidup, bahkan 2-3 minggu setelah abortus
2. Pemeriksaan Doppler atau USG untuk menentukan apakah janin masih hidup
3. Pemeriksaan kadar fibrinogen darah pada missed abortion
(Benzian Tober, hal: 261)
2.5 Klasifikasi
Abortus dapat dibagi menjadi:
a. Abortus spontan
Adalah abortus yang terjadi dengan tidak didahului oleh factor mekanis/ medis, semata-mata
disebabkan oleh faktor ketidaksengajaan.
b. Abortus provokatus
Adalah abortus yang disengaja, dengan memakai obat maupun alat.
- Abortus medisinalis
Adalah abortus karena tindakan kita sendiri, dengan alasan bila kehamilan dilanjutkan dapat
-

membahayakan jiwa ibu.


Abortus kriminalis
Adalah abortus yang terjadi karena tindakan tidak legal/ tidak berdasarkan indikasi medis.
(Rustam Mochtar, hal: 211)

2.6 Jenis-jenis Abortus


a. Abortus imminens
Adalah abortus mengancam yang masih bisa dicegah sehingga hasil konsepsi masih dapat
dipertahankan.
b. Abortus insipiens
Adalah abortus yang sedang/ sudah berlangsung sehingga hasil konsepsi tidak dapat
dipertahankan kelangsungannya lagi (hasil konsepsi belum keluar dari rahim).
c. Abortus komplit
Adalah abortus dimana seluruh hasil konsepsi telah dikeluarkan dari kavum uteri.
d. Abortus inkompletus
Adalah abortus yang tidak lengkap dimana sebagian hasil konsepsi telah dikeluarkan dari rahim.
e. Abortus infeksiosus
Adalah abortus yang disertai infeksi genetal.

f.

Missed abortion
Adalah kegagalan yang tertunda dimana janin telah mati sebelum berumur 20 minggu/ berat
badan 500 gr tetapi tertahan di dalam Rahim selama lebih dari dua bulan setelah janin mati.
(Abdul Bari Saifuddin, hal: 148)

2.7 Manifestasi Klinik


JENIS

PANAS

NYERI/

PERDARAHA

JARINGA

JARINGA

KRAM

N PADA

OSTIU

BESAR

EKSPULSI

VAGINA

UTERUS

UTERI
Tertutup
Terbuka

Sesuai UK
Sesuai UK

ABDOME
Imminen
Insipien

Tidak ada
Tidak ada

N
Ringan
Sedang

Ringan
Sedang

Tidak ada
Tidak ada

Tidak ada
Tidak ada

PEMERIKSAAN

Ketuban
Inkomplet

Tidak ada

Sangat

Sangat

Teraba

Mungkin

menonjol
Terbuka

Sudah

Komplet

Tidak ada

Tidak ada

Ringan

jaringan
Sudah

masih ada
Mungkin

Terbuka

mengecil
Sudah

Missed

Tidak ada

Tidak ada

Tidak ada/

lengkap
Tidak ada

ada
Tidak ada

Tertutup

mengecil
Sedikit

Sepsis

Ada

Ada

DIC
Ringan-DIC

Masih

Jaringan

Tertutup,

mengecil
Kecil

lekorea bau

terbuka

disbanding

bau

UK

(Manuaba, hal: 688)

2.8 Dasar Diagnosis


a. Abortus Imminens
- Anamnesis
1.Ibu mengeluh mengalami perdarahan pervaginam pada umur kehamilan <20 minggu.
2.Perut terasa mulas.
- Pemeriksaan Fisik:
1. Pada pemeriksaan dalam
a. Ostium uteri masih tertutup
2. Pemeriksaan USG:
a. Ukuran terus sesuai umur kehamilan
b. Pertumbuhan janin masih baik
c. Plasenta belum lepas
d. Denyut jantung janin dan gerakan janin baik
3. Pemeriksaan Urin:
Tes kehamilan positif
b. Abortus Insipiens

- Anamnesis
1.Ibu mengeluh merasa mulas, kenceng-kenceng yang sering dan kuat
2.Perdarahan pervaginam semakin bertambah banyak
- Pemeriksaan Fisik:
1.Pada pemeriksaan dalam
a. Ostium uteri terbuka
b. Teraba penipisan serviks
2.Pemeriksaan USG:
a. Ukuran terus sesuai umur kehamilan
b. Gerak janin dan gerak jantung janin masih jelas walau mungkin sudah mulai tidak normal
3.Pemeriksaan Urin:
Tes kehamilan positif
c. Abortus kompletus
- Anamnesis
1.Ibu mengeluh sedang mengalami sedikit perdarahan, mengeluarkan jaringan, dan perutnya
mengecil
- Pemeriksaan Fisik:
1.Pada pemeriksaan dalam
a. Ostium uteri sudah menutup
2.Pemeriksaan USG:
Tidak perlu dilakukan
3.Pemeriksaan Urin:
Tes kehamilan positif sampai 7-10 hari setelah abortus
d. Abortus inkompletus
- Anamnesis
Ibu mengeluh sedang mengalami perdarahan, bisa banyak, bisa sedikit, mengeluarkan jaringan
- Pemeriksaan Fisik:
1.Pada pemeriksaan dalam
a. Ostium uteri terbuka
b. Teraba jaringan dalam kavum uteri
2.Pemeriksaan USG (hanya dilakukan apabila ada keraguan dengan diagnosis secara klinis)
a. Besar uterus lebih kecil dari umur kehamilan
b. Kantong gestasi sudah sulit dikenali
c. Di kavum uteri tampak massa perekoik yang bentuknya tidak beraturan
e. Abortus infeksi
- Anamnesis
1. Ibu mengeluh mengalami demam dan lemah
2. Mengalami perdarahan yang berbau busuk
3. Perutnya tegang dan terasa nyeri
- Pemeriksaan Fisik:
3.Pada pemeriksaan dalam
c. Ostium uteri terbuka
d. Teraba jaringan dalam kavum uteri
4.Pemeriksaan USG (hanya dilakukan apabila ada keraguan dengan diagnosis secara klinis)
d. Besar uterus lebih kecil dari umur kehamilan
e. Kantong gestasi sudah sulit dikenali
f. Di kavum uteri tampak massa perekoik yang bentuknya tidak beraturan
-

Terdapat perdarahan yang berbau busuk


Uterus tegang yang disertai nyeri
Temperatur di atas 38 oC
Jika telah terjadi impending septic shock:
1. Takipnea (RR: > 20x/menit)

2. Takikardi (N: >90 bpm)


3. Temperatur > 38,5 oC
(Sarwono, hal: 467-472)
f.

Missed abortion
- Anamnesis:
1. Ibu menyatakan bahwa tanda hamil muda menghilang. Morning sickness, Emesishiperemesis gravidarum, dan perkembangan payudara mulai berkurang dan menghilang
sama sekali.
2. Perut dirasakan makin kecil dan terasa dingin.
- Pemeriksaan Fisik:
1. Pada pemeriksaan dalam
a.Uterus teraba lunak, lebih kecil dari umur kehamilan
b. Tanda Hegar, Piskacek, dan Chadwick menghilang
2. Pemeriksaan USG:
a. Uterus lebih kecil dari umur hamil
b.Air ketuban berkurang
c. Janin intrauteri makin kecil dan terkesan tumpang tindih, sehingga bentuknya tidak
tampak dengan jelas
d.Tampak tanda spalding pada tulang kepala
3. Pemeriksaan Urin:
Tes kehamilan negative.
(Manuaba, hal: 694)

2.8. Penatalaksanaan
Abortus spontan
Faktor maternal:
Faktor kromosom
Infeksi-intoksikasi
Immunologis
Kelainan anatomis

Faktor paternal:
Paternal antibody
Hiperspermia/
oligospermia/ DNA kurang
Gangguan kromososm
Trias manifestasi klinik:
Nyeri-kram
Perdarahan
Ekspulsi jaringan

Abortus imminen:
Nyeri ringan
Perdarahan sedikit
tertutup

Terapinya:
Bed rest
Tokolitik
Plasentogenik
hormonal

Abortus insipien:
Nyeri hebat
Perdarahan
banyak
terbukaketuban
menonjol

Abortus inkompletus:
Nyeri hebat
Perdarahan
banyak
terbuka lebar
sisa jaringan

Abortus kompletus:
Nyeri disertai
ekspulsi jaringan
hasil konsepsi
Perdarahan sedikit
terbuka kecil sisa
jaringan tak terbasangat sedikit

Terapinya:
Pasang infus-cairan pengganti
Transfusi darah
Persiapan untuk kuretase:
- Mempercepat pengambilan jaringan hasil konsepsi
- Mempercepat berhentinya perdarahan
Tambahan terapi:
- Antibiotika
- Uterotonika
- Terapi suportif

(Manuaba, hal: 689)

DAFTAR RUJUKAN

Manuaba, Sp.OG, Prof. dr. I.B.G.2007. Pengantar Kuliah Obstetri. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Manuaba, Sp.OG, Prof. dr. I.B.G.2008. Gawat Darurat Obstetri-Ginekologi & ObstetriGinekologi Sosial untuk Profesi Bidan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Mochtar Rustam, 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi Patologi Jilid 1 Edisi 2. Jakarta : Buku
Kedokteran EGC.
Obstetri Patologi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran
Badung. 1984. Bandung:Ellstar.
Prawirohardjo, Sarwono. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta: YBPSP
Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal.
Jakarta: YBPSP
Saifuddin, Abdul Bari, 2002. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Taber Benzion, 1994. Kedaruratan Obstetri dan Ginekologi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC

Anda mungkin juga menyukai