Anda di halaman 1dari 22

Sejarah Kami

Era 1800: Awal Pencarian


Di Indonesia sendiri, pemboran sumur minyak pertama dilakukan oleh
Belanda pada tahun 1871 di daerah Cirebon. Namun demikian, sumur
produksi pertama adalah sumur Telaga Said di wilayah Sumatera Utara yang
dibor pada tahun 1883 yang disusul dengan pendirian Royal Dutch Company
di Pangkalan Brandan pada 1885. Sejak era itu, kegiatan ekspolitasi minyak
di Indonesia dimulai.
Era 1900: Masa Perjuangan
Setelah diproduksikannya sumur Telaga Said, maka kegiatan industri
perminyakan di tanah air terus berkembang. Penemuan demi penemuan
terus bermunculan. Sampai dengan era 1950an, penemuan sumber minyak
baru banyak ditemukan di wilayah Jawa Timur, Sumatera Selatan, Sumatera
Tengah, dan Kalimantan Timur. Pada masa ini Indonesia masih dibawah
pendudukan Belanda yang dilanjutkan dengan pendudukan Jepang.
Ketika pecah Perang Asia Timur Raya produksi minyak mengalami gangguan.
Pada masa pendudukan Jepang usaha yang dilakukan hanyalah
merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau
pemboman lalu pada masa perang kemerdekaan produksi minyak terhenti.
Namun ketika perang usai dan bangsa ini mulai menjalankan pemerintahan
yang teratur, seluruh lapangan minyak dan gas bumi yang ditinggalkan oleh
Belanda dan Jepang dikelola oleh negara.
1957: Tonggak Sejarah Pertamina
Untuk mengelola aset perminyakan tersebut, pemerintah mendirikan sebuah
perusahaan minyak nasional pada 10 Desember 1957 dengan nama PT
Perusahaan Minyak Nasional, disingkat PERMINA. Perusahaan itu lalu
bergabung dengan PERTAMIN menjadi PERTAMINA pada 1968. Untuk
memperkokoh perusahaan yang masih muda ini, Pemerintah menerbitkan
UU No. 8 pada 1971, yang menempatkan PERTAMINA sebagai perusahaan
minyak dan gas bumi milik negara. Berdasarkan UU ini, semua perusahaan
minyak yang hendak menjalankan usaha di Indonesia wajib bekerja sama
dengan PERTAMINA. Karena itu PERTAMINA memainkan peran ganda yakni

sebagai regulator bagi mitra yang menjalin kerja sama melalui mekanisme
Kontrak Kerja Sama (KKS) di wilayah kerja (WK) PERTAMINA. Sementara di
sisi lain PERTAMINA juga bertindak sebagai operator karena juga menggarap
sendiri sebagian wilayah kerjanya.
Era 2000: Perubahan Regulasi
Sejalan dengan dinamika industri migas di dalam negeri, Pemerintah
menerbitkan Undang-Undang Minyak dan Gas Bumi No. 22 tahun 2001.
Sebagai konsekuensi penerapan UU tersebut, Pertamina beralih bentuk
menjadi PT Pertamina (Persero) dan melepaskan peran gandanya. Peran
regulator diserahkan ke lembaga pemerintah sedangkan Pertamina hanya
memegang satu peran sebagai operator murni.
Peran regulator di sektor hulu selanjutnya dijalankan oleh BPMIGAS yang
dibentuk pada tahun 2002. Sedangkan peran regulator di sektor hilir
dijalankan oleh BPH MIGAS yang dibentuk dua tahun setelahnya pada 2004.
Di sektor hulu, Pertamina membentuk sejumlah anak perusahaan sebagai
entitas bisnis yang merupakan kepanjangan tangan dalam pengelolaan
kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak, gas, dan panas bumi,
pengelolaan transportasi pipa migas, jasa pemboran, dan pengelolaan
portofolio di sektor hulu. Ini merupakan wujud implementasi amanat UU
No.22 tahun 2001 yang mewajibkan PT Pertamina (Persero) untuk
mendirikan anak perusahaan guna mengelola usaha hulunya sebagai
konsekuensi pemisahan usaha hulu dengan hilir.
2005: Entitas Bisnis Murni
Atas dasar itulah PT Pertamina EP didirikan pada 13 September 2005. Sejalan
dengan pembentukan PT Pertamina EP maka pada tanggal 17 September
2005, PT Pertamina (Persero) telah melaksanakan penandatanganan Kontrak
Kerja Sama (KKS) dengan BPMIGAS (sekarang SKKMIGAS) yang berlaku
surut sejak 17 September 2003 atas seluruh Wilayah Kuasa Pertambangan
Migas yang dilimpahkan melalui perundangan yang berlaku. Sebagian besar
wilayah PT Pertamina (Persero) tersebut dipisahkan menjadi Wilayah Kerja
(WK) PT Pertamina EP. Pada saat bersamaan, PT Pertamina EP juga
melaksanakan penandatanganan KKS dengan BPMIGAS (sekarang
SKKMIGAS) yang berlaku sejak 17 September 2005.
Dengan demikian WK PT Pertamina EP adalah WK yang dahulu dikelola oleh
PT Pertamina (Persero) sendiri dan WK yang dikelola PT Pertamina (Persero)
melalui TAC (Technical Assistance Contract) dan JOB EOR (Joint Operating
Body Enhanced Oil Recovery).
Dengan tingkat pertumbuhan produksi rata-rata 6-7 persen per tahun, PT
Pertamina EP memiliki modal optimisme kuat untuk tetap menjadi
penyumbang laba terbesar PT Pertamina (Persero). Keyakinan itu juga
sekaligus untuk menjawab tantangan pemeritah dan masyarakat yang
menginginkan peningkatan produksi migas nasional.

Sejarah Berdirinya Pertamina

Sejarah Berdirinya Pertamina


1. Latar Belakang
Berdirinya Pertamina
Pada tahun 1945, Jepang, dengan disaksikan pihak Sekutu, menyerahkan Tambang
Minyak Sumatera Utara kepada Indonesia. Daerah perminyakan ini adalah bekas
daerah konsesi BPM sebelum Perang Dunia Kedua. Pada masa revolusi fisik,
tambang minyak ini hancur total. Lapangan-lapangan minyak di daerah lain di
Indonesia dapat dikuasai kembali oleh Belanda dan pihak asing berdasarkan hak
konsesi, namun lapangan minyak di Sumatera Utara dan Aceh dapat dipertahankan
bangsa Indonesia.
Semenjak kedaulatan Republik Indonesia diakui pada Desember 1949, hingga akhir
1953 Pemerintah masih ragu apakah akan mengembalikan Tambang Minyak
Sumatera Utara kepada BPM atau dikuasai sendiri. Penunjukkan koordinator untuk
pertambangan oleh Menteri Perekonomian pada tahun 1954 belum membawa
perbaikan.
Pada bulan Oktober 1957, Kepala Staf TNI Angkatan Darat pada waktu itu
Jenderal A.H. Nasution menunjuk Kolonel Dr. Ibnu Sutowo untuk membentuk
Perusahaan Minyak yang berstatus hukum Perseroan Terbatas. Pada tanggal 10
Desember 1957 didirikan P.T. Pertambangan Minyak Nasional Indonesia (P.T.
PERMINA) dengan Kol.Dr. Ibnu Sutowo sebagai Presiden Direktur.
Berdasarkan UU No 19 tahun 1960 tentang perusahaan negara, P.T Permina
sebagai Perseroan Terbatas menjadi Perusahaan Negara dengan anggota-anggota
Direksi waktu itu adalah :

Kol. Dr. Ibnu Sutowo , sebagai Presiden Direktur


Let.Kol.S.M. Geudong, sebagai Direktur,
Let.Kol.J.M Pattiasina, sebagai Direktur.
Kronologi Sejarah Minyak dan Gas Bumi di Indonesia

Prolog Masa 1871 - 1885 (Masa Awal Pencarian dan Penemuan Minyak di Indonesia)
Industri minyak Indonesia mulai di awal abad 19:
12 tahun setelah pemboran minyak pertama di Titusville, Pensylvania, AS
1859

Reering 1871 - Zilker 1885 masa pencarian dan penemuan minyak (mulai
pemboran 1883 di Telaga Tiga)
Prolog Masa 1885 - 1945 (Masa Eksploitasi Minyak oleh Penjajah)
Pasca 1885 Berdiri Royal Dutch Company di Pangkalan Berandan (Sumatera
Utara)
1887 - Pencarian minyak di Jawa Timur (Surabaya)
1888 - Konsesi Sultan Kutai dengan JH Meeten di Sanga-Sang
1890 - Pendirian kilang Wonokromo & Cepu
1892 - Pembangunan kilang minyak di Pangkalan Berandan
1894 - Pendirian kilang Balikpapan oleh Shell Transport and Trading
1899 - UU Pertambangan Pemerintah Hindia Belanda (Indische Mijnwet) yang
mengatur kegiatan pencarian minyak bumi di Indonesia
AS dan Belanda
AS berusaha masuk ke Indonesia tapi dicegah pemerintah Belanda. Namun
karena tekanan AS kepada Den Haag, akhirnya muncul perusahaan patungan
AS dan Belanda yakni SHELL dan NIAM (Jambi, Bunyu, dan Sumatera Utara)
Standard Oil masuk dan dipecah menjadi Standard Oil of New Jersey
(membentuk Anak Perusahaan American petroleum Co) dan Nederlandsche
Koloniale Petroleum Maatschappij (NKPM).

NKPM menemukan lapangan Talang Akar (Sumsel) yang merupakan


lapangan terbesar di Hindia Belanda

Mendirikan Kilang Sungai Gerong di seberang Kilang Plaju milik Shell


1933 Standard Oil of New Jersey yang mendapat konsesi Jawa dan Madura
menggabungkan seluruh usahanya ke dalam Standard Vacuum Petroleum
Maatschappij (SVPM) dalam bentuk patungan. Di dalamnya ada bagian
pemasaran Standard Oil of New York sekarang bernama Mobil Oil.
Penggabungan ini diubah statusnya menjadi PT Standard Vacuum Petroleum
(Stanvac) pada1947.
1922 Standard Oil of California masuk ke Kalimantan dan Irian Jaya
1928 Gulf Oil (AS) masuk ke Sumatera Utara
1929 Standard Oil of California masuk ke Sumatera Utara
1933 Standard Oil of New Jersey yang mendapat konsesi Jawa dan Madura
menggabungkan seluruh usahanya ke dalam Standard Vacuum Petroleum
Maatschappij (SVPM) dalam bentuk patungan. Di dalamnya ada bagian
pemasaran Standard Oil of New York sekarang bernama Mobil Oil.
1947 Penggabungan SVPM diubah statusnya menjadi PT Standard Vacuum
Petroleum (Stanvac).
Catatan: Di zaman Jepang, usaha yang dilakukan umumnya adalah
merehabilitasi lapangan dan sumur yang rusak akibat bumi hangus atau
pengeboman.
Prolog Masa 1945 - 1957 (Masa Perjuangan Minyak Pra-Pertamina)
Selama perang kemerdekaan kegiatan pencarian minyak berhenti.
Perjuangan Pangkalan Berandan, Sumatera Utara, dan Aceh Timur
Muncul "Laskar Minyak" mensuplai keperluan pesawat terbang dan
kendaraan lain

Berdiri perusahaan minyak pribumi:


1945 didirikan PTMSU
1945 didirikan PTMN Cepu di lokasi ex SHELL (Lap. Nglobo, Semanggi Ledok
dan Wonokromo)
1950 PTMN Cepu berubah menjadi PTMNRI Cepu
1950 PTMN Sumatera Utara berubah menjadi PTMRI Sumatera Utara
1954 PTMNRI Sumatera Utara berubah menjadi TMSU
22 Juli 1957 TMSU ditetapkan menjadi PT ETMSU (eksploitasi)
Agustus 1951 Mosi Mohammad Hasan
Gubernur Sumatera Mr. Teuku H. Moh. Hasan mengajukan sebuah mosi yang
memperjuangkan pertambangan minyak dan disokong oleh kabinet secara
bulat pada 2 Agustus 1951 dan dibentuk sebuah komisi.
Perjuangan di parlemen salah satunya adalah merintis UU pertambangan
yang mengganti Indische Mijnwet 24 Oktober 1956 PP No. 24/1956
Diputuskan tambang minyak Sumatera Utara tidak dikembalikan kepada
SHELL 1957
Juli 1957 Jend. AH. Nasution mendapatkan pelimpahan tugas tambang
minyak Sumut. Rehabilitasi lapangan dan ekspor hasil untuk pembangunan.
1957 Pemerintah RI mengambil alih semua perusahaan Belanda di Indonesia.
(Kecuali SHELL karena kepemilikannya bersifat internasional)
Perubahan nuansa kedaerahan menjadi nasional (AH Nasution, 1957)

10 Desember 1957 berdirinya PT Permina sebagai perusahaan minyak


pertama bersifat nasional
Pasca 1957
1959 berdiri NV NIAM (NV Nederlands Indische Aardolie Maatschappij)
Perusahaan patungan AS dan Belanda
31 Des 1959 50% saham diambil alih pemerintah RI dan NV NIAM berubah jadi
PT Permindo
1961 PT Permindo dikukuhkan menjadi PN Permigan
Tahun 1961 : PT. PERMINA menjadi PN. PERMINA dan PTMN menjadi PN.
PERMIGAN
4 Jan 1966 Permigan dilikuidasi karena peristiwa G30S/PKI (Perbum)
Aset Permigan diberikan kepada PN Pertamin dan PN Permina
1968 PN Pertamin dan PN Permina merger menjadi PN Pertamina
1971 diterbitkan UU No. 8 tahun 1971 yang mengukuhkan PN Pertamina
menjadi Pertamina
2001 diterbitkan UU Migas No 22 tahun 2001 yang akhirnya mengantar
Pertamina menjadi PT Pertamina (Persero)
2003 Pertamina berubah status menjadi PT Pertamina (Persero)
Perubahan mendasar ada pada peran regulator menjadi player
Era Persero
Pertamina adalah Badan Usaha Milik Negara yang telah berubah bentuk menjadi
PT. Persero yang bergerak di bidang energi, petrokimia dan usaha lain yang
menunjang bisnis Pertamina, baik di dalam maupun di luar negeri yang berorientasi
pada mekanisme pasar.
Modal Setor PT. Pertamina (Persero) : PT. Pertamina (Persero) merupakan BUMN
yang 100% sahamnya dimiliki oleh Negara. Modal Disetor (Penanaman Modal
Negara/PMN) PT. Pertamina (Persero) pada saat pendirian adalah Rp. 100 Trilyun.
Nilai Rp. 100 Trilyun tersebut diperoleh dari : "Seluruh Kekayaan Negara yang
selama ini tertanam pada Pertamina, yang meliputi Aktiva Pertamina beserta

seluruh Anak Perusahaan, termasuk Aktiva Tetap yang telah direvaluasi oleh
Perusahaan Penilai Independen, dikurangi dengan semua Kewajiban (Hutang)
Pertamina".
http://fajar.site88.net/sejarah.php
2. STRATEGI
Melakukan koordinasi dan sinkronisasi pembinaan usaha kecil dan koperasi dengan
departemen keuangan, kantor menteri negara BUMN, kantor menteri negara
koperasi dan usaha kecil / menengah, departemen perindustrian dan perdagangan
departemen perindustrian dan perdagangan, departemen luar negeri, pemerintah
daerah dan BUMN lain.
Melakukan kerjasama denga perguruan tinggi terkemuka, LSM terpilih /
reputable dan lembaga profesional di setiap propinsi dalam perencanaan dan
pelaksanaan pembinaan usaha kecil dan koperasi mitra binaan / calon mitra binaan
pertamina.
Menjembatani terciptanya aliansi strategis dengan prinsip saling menguntungkan
dan berkelanjutan antara usaha kecil dan koperasi mitra binaan pertamina
terseleksi dengan pabrikan, distributor, ekspotir dan asosiasi retailer dalam dan luar
negeri.
Menjembatani tersiptanya aliansi strategis dengan perusahaan jasa distribusi /
transportasi. Menjembatani terciptanya kerjasama teknis.
Produksi dengan para pabrikan pengguna. Produksi dalam dan luar negeri.
Mengikutsertakan usaha kecil dan koperasi. Mitra binaan pertamina terseleksi
dalam berbagai pameran dagang dan industri di dalam dan luar negeri secara
bertahap dan berkelanjutan. Fokus pada pembinaan usaha kecil dan koperasi di
sekitar wilyah operasi pertamina dan mitra bisnis.
3. VISI DAN MISI
Visi
Menjadi lembaga pembinaan usaha kecil dan koperasi terkemuka yang dapat
mengangkat citra pertamina di mata masyarakat indonesia.
Misi
Menjadikan usaha kecil dan koperasi mitra binaan pertamina sebagai unit usaha
yang produktif, efisien, profitable dan dapat mendukung usaha dan mengangkat
citra pertamina. Menjadikan usaha kecil dan kopersai mitra binaan pertamina
sebagai unit usaha penghasil produk berkualitas dan inovatif yang mampu bersaing
di pasar lokal, regional dan global. Menjadikan usaha kecil dan koperasi mitra
binaan pertamina sebagai unit usaha yang mampu memenuhi permintaan dan
kepuasan pelanggan secara dinamis dan berkelanjutan. Menjadikan usaha kecil dan
koperasi sebagai soko guru perkonomian nasional.
4. STRUKTUR DARI PT.PERTAMINA PERSERO
Adapun struktur dari PT.PERTAMINA adalah

Direksi
Keanggotaan dan Komposisi
Keanggotaan dan komposisi Direksi adalah sebagai berikut:
Jumlah Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang dan disesuaikan dengan kebutuhan,
tingkat kompleksitas, dan rencana strategis Perusahaan, seorang di antaranya
diangkat menjadi Direktur Utama;
Komposisi Direksi merupakan perpaduan profesional-profesional yang memiliki
pengetahuan dan pengalaman yang dibutuhkan Perusahaan sehingga

memungkinkan dilakukannya prosespengambilan putusan yang efektif, efisien dan


segera, Sekurang-kurangnya 20 % (dua puluh persen) dari jumlah anggota Direksi
harus berasal dari kalangan di luar Perusahaan dengan ketentuan bahwa yang
bersangkutan bebas daripengaruh anggota Komisaris dan anggota Direksi lainnya
serta pemegang saham, Komposisi dan pembagian tugas Direksi berdasarkan
Struktur Organisasi Perusahaan yang ditetapkan oleh RUPS.

Kualifikasi Personil
Direksi yang diangkat adalah orang-orang yang memiliki kriteria sebagai berikut:

memiliki
keahlian,
integritas,
kepemimpinan,
pengalaman,
jujur,
Perilaku yang baik serta dedikasi tinggi untuk memajukan dan mengembangkan
Perusahaan mampu melaksanakan perbuatan hukum dan tidak pernah dinyatakan
pailit serta tidak pernahmenjadi anggota Direksi atau Komisaris yang dinyatakan
bersalah menyebabkan suatu perusahaan dinyatakan pailit tidak pernah dihukum
karena melakukan tindak pidana yang merugikan keuangan Negara dalam waktu 5
(lima) tahun sebelum pengangkatannya;
tidak diperkenankan memiliki hubungan keluarga sedarah sampai derajat ketiga
baik menurut garis lurus maupun garis ke samping atau hubungan semenda
(menantu/ipar) antara anggota Direksi dan antara anggota Direksi dengan anggota
Komisaris tidak mewakili kepentingan partai politik tertentu. Tugas, Tanggung Jawab
dan Kewajiban Direksi
Direksi bertugas:
Memimpin dan mengurus Perusahaan sesuai dengan kepentingan dan tujuan
Perusahaan Menguasai, memelihara, dan mengurus kekayaan Perusahaan.
Direksi bertanggung jawab:
Memenuhi UKT yang jelas, lengkap, dan berimbang, baik dari aspek keuangan
maupun non keuangan untuk menentukan pencapaian misi dan tujuan Perusahaan
sesuai dengan SCI;
Mewujudkan pelaksanaan RJPP dan RKAP, termasuk pencapaian target keuangan
dan non keuangan;

Melaksanakan manajemen risiko

Membangun dan memanfaatkan teknologi informasi;

Menindaklanjuti temuan-temuan audit satuan SPI dan Auditor Eksternal serta


melaporkannya kepada Komisaris.

Melaporkan informasi-informasi yang relevan kepada Komisaris, antara lain


mengenaisuksesi/mutasi/promosi manajer kunci (senior), program pengembangan
SDM, pertanggungjawaban manajemen resiko, pelaksanaan K3LL, dan kinerja
pemanfaatanteknologi informasi.

Menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan membuat


risalah RUPS.

Memperhatikan kepentingan stakeholders sesuai dengan nilai-nilai etika dan

peraturanperundang-undangan yang berlaku, Direksi berkewajiban Menyiapkan


Rencana Jangka Panjang Perusahaan (RJPP) yang merupakan rencanastrategis yang
memuat sasaran dan tujuan Perusahaan yang hendak dicapai dalam jangkawaktu 5
(lima) tahun, menandatanganinya bersama dengan Komisaris,
danmenyampaikannya kepada RUPS untuk mendapat pengesahan.

Menyiapkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), dan


menyampaikannyakepada Komisaris untuk ditelaah dan kepada RUPS untuk
memperoleh pengesahan.
Menyusun dan mengimplementasikan sistem akuntansi yang sesuai dengan standar
akuntansi keuangan termasuk pembukuan dan administrasi yang didasarkan
ataspengendalian internal yang handal Memberikan pertanggungjawaban dan
segala keterangan tentang keadaan dan jalannyaPerusahaan dalam bentuk laporan
lainnya jika diminta oleh RUPS. Menetapkan secara jelas tugas, tanggung jawab,
dan wewenang manajemen serta UKT pada setiap tingkatan/level. Menyusun dan
menyampaikan Laporan Tahunan yang telah ditandatangani bersama Komisaris
kepada RUPS untuk memperoleh pengesahan. Mencantumkan kepemilikan
sahamnya dan/atau keluarganya pada perusahaan lain dalam Laporan Tahunan;
Hak dan Wewenang Direksi
Direksi berhak dan berwenang untuk menetapkan kebijakan-kebijakan berkaitan
dengan pengelolaan Perusahaan, termasukkebijakan di bidang ketenagakerjaan
mengangkat dan memberhentikan pekerja berdasarkan aturan internal Perusahaan
danperaturan perundang-undangan yang berlaku di bidang ketenagakerjaan
mengatur masalah pendelegasian wewenang/pemberian kuasa Direksi untuk
mewakiliPerusahaan di dalam dan di luar pengadilan.
Organisasi Pendukung
Sekretaris Perseroan
Kedudukan dan Kualifikasi
Sekretaris Perseroan diangkat, diberhentikan, dan bertanggung jawab langsung
kepadaDirektur Utama. Sekretaris Perseroan harus memiliki kualifikasi akademis,
kompetensi yang memadai agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya.
Tugas dan Tanggung Jawab Sekretaris Perusahaan
Sekretaris Perusahaan mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut:
mempersiapkan penyelenggaraan RUPS menghadiri rapat Direksi dan rapat
gabungan antara Komisaris dengan Direksik, mengelola dan menyimpan dokumen
yang terkait dengan kegiatan Perusahaan meliputi dokumen RUPS, risalah rapat
Direksi, risalah rapat gabungan antara Direksi dengan Komisaris, dan dokumendokumen Perusahaan yang penting lainnya;
mencatat Daftar Khusus berkaitan dengan Direksi dan keluarganya serta Komisaris
dankeluarganya baik dalam Perusahan maupun afiliasinya yang mencakup
kepemilikan saham, hubungan bisnis, dan peranan lain yang menimbulkan
benturan kepentingan dengan kepentingan Perusahaan. Melaporkan pelaksanaan
tugas dan tanggung-jawabnya kepada Direktur Utama secaraberkala menghimpun
semua informasi yang penting mengenai Perusahaan dari setiap unit kerja
menentukan kriteria mengenai jenis dan materi informasi yang dapat disampaikan
kepadastakeholders, termasuk informasi yang dapat disampaikan sebagai public
document memelihara dan memutakhirkan informasi tentang Perusahaan yang

disampaikan kepada stakeholders, baik dalam website, buletin, atau media


informasi lainnya memastikan bahwa Laporan Tahunan Perusahaan (Annual
Report) telah mencantumkanpenerapan GCG di lingkungan Perusahaan.
SATUAN PENGAWASAN INTERN (SPI)
Kedudukan dan Kualifikasi
SPI mempunyai kedudukan langsung di bawah Direktur Utama untuk
menjaminindependensinya dari kegiatan atau unit kerja yang diaudit. Kepala SPI
harus memiliki kualifikasi akademis dan kompetensi yang memadai agar dapat
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Kepala SPI diangkat dan
diberhentikan oleh Direktur Utama dengan persetujuan Komisaris.
Tugas dan Tanggung Jawab SPI
Membuat strategi, kebijakan, serta rencana kegiatan pengawasan. Memonitor
pencapaian tujuan dan strategi pengawasan secara keseluruhan serta
melakukankajian secara berkala memastikan sistem pengendalian internal
Perusahaan berfungsi efektif termasuk melakukan kegiatan yang dapat mencegah
terjadinya penyimpangan serta melakukan assessment terhadap sistem tersebut
secara berkala melaksanakan fungsi pengawasan pada seluruh aktivitas usaha yang
meliputi antara lainbidang akuntansi, keuangan, sumber daya manusia dan
operasional. Melakukan audit guna mendorong terciptanya kepatuhan baik pekerja
maupun manajemenPerusahaan kepada peraturan perundang-undangan yang
berlaku;
Melakukan audit khusus (investigasi) untuk mengungkap kasus yang mempunyai
indikasi terjadinya penyalahgunaan wewenang, penggelapan, penyelewengan, dan
kecurangan(fraud);
Memberikan saran-saran perbaikan yang diperlukan dan informasi yang obyektif
tentangkegiatan yang diaudit kepada semua tingkatan manajemen memberikan
konsultasi terhadap seluruh jajaran manajemen mengenai upaya
peningkatanefektivitas pengendalian intern, peningkatan efisiensi, manajemen
risiko, dan kegiatanlainnya terkait dengan peningkatan kinerja mendukung
penetapan GCG dilingkungan Perusahaan menyiapkan dukungan data, informasi
dan analisis untuk Direksi dalam rangka penyampaian laporan Direksi kepada
Komisaris.
Melaporkan seluruh hasil kegiatan pengawasannya langsung kepada Direktur
Utama danmemberikan tembusan kepada Komisaris melalui Komite Audit.
SEKRETARIAT KOMISARIS
Sekretariat Komisaris dibentuk oleh dan bertanggung jawab kepada Komisaris guna
membantu Komisaris di bidang kegiatan kesekretariatan:
pelaksanaan peran sebagai penghubung antara Komisaris, Direksi, dan
PemegangSaham
penyiapan undangan rapat dan penyiapan bahan-bahan rapat Komisaris
pendokumentasian surat-surat
penyusunan notulen rapat
pengumpulan data atau informasi yang relevan dengan pelaksanaan tugas
Komisaris
Sekretariat Komisaris dilengkapi dengan uraian tugas yang jelas dan jumlah staf
yang sesuai dengan kebutuhan.

KOMITE AUDIT
Komposisi dan Keanggotaan
Komite Audit terdiri atas seorang Ketua dan sekurang-kurangnya dua orang anggota
dengankomposisi sebagai berikut :
Ketua Komite Audit adalah salah satu anggota Komisaris Independen
Anggota Komite Audit berasal dari luar Perusahaan
Ketua dan anggota Komite Audit diangkat dan diberhentikan oleh Komisaris
Utama
Anggota Komite harus memiliki komitmen yang teguh dan integritas yang tinggi,
kemampuan berkomunikasi secara efektif serta memiliki pengetahuan,
pengalaman dan kemampuan teknis dalam bidang tugasnya.
Anggota Komite tidak memiliki benturan kepentingan dengan kepentingan
Pertamina dalammelaksanakan tugasnya.
Anggota Komite diangkat dan diberhentikan oleh Komisaris dengan masa kerja 1
(satu) tahun yang dapat diperpanjang masa keanggotaannya dengan tidak
mengurangi hak Komisaris untuk memberhentikannya sewaktu-waktu.
Tugas dan TanggungJawab
Komite Audit mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut :
Mereview rencana audit SPI dan Auditor Eksternal
Mereview secara berkala Piagam SPI
Menilai pelaksanaan kegiatan serta hasil audit yang dilakukan oleh SPI maupun
Auditor Eksternal
Memberikan rekomendasi mengenai penyempurnaan sistem pengendalian
manajemen
Mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Komisaris
Mengevaluasi/mereviu proses pelaporan keuangan
Mengevaluasi pengelolaan resiko
Mengevaluasi pembangunan dan pemanfaatan teknologi informasi
Mengevaluasi ketaatan perusahaan pada peraturan internal dan perundangundangan.
Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Komisaris sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
Melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya kepada Komisaris baik secara berkala
maupunsewaktu-waktu apabila dibutuhkan.
Komite Lainnya
Komisaris dapat membentuk komite lainnya sesuai dengan kebutuhan yang
bertugas membantu pelaksanaan tugas Komisaris dengan persetujuan Menteri.
Komposisi dan keanggotaan, persayaratan keanggotaan atau kualifikiasi
personalia, masa kerja, pemberhentian dan perpanjangan masa keanggotaan, serta
tugas dan tanggung jawab dari Komite lainnya ditetapkan oleh Komisaris dalam
suatu Piagam Komite.
Stuktur Organisasi Pertamina
Kebijakan Umum
Perusahaan harus menerapkan sistem manajemen mutu secara konsisten dan
terpadu di semuafungsi dan tingkatan dengan memperhatikan efektivitas proses

bisnis dan kinerja Perusahaansecara menyeluruh dalam rangka peningkatan


produktivitas dan daya saing.
Lingkup penerapan manajemen mutu tersebut hendaknya meliputi:
Perancangan produk dan jasa yang didasarkan pada persyaratan internal dan
eksternalserta memperhatikan lingkungan saat ini dan masa datang. Pengelolaan
dan pengendalian proses serta indikatornya mengacu pada kepuasan pelanggan
serta stakeholders.
Peningkatan/perbaikan pemberian layanan dan produk melalui perbaikan mutu
yangberkesinambungan (continuous quality improvement) di segala bidang.
Penerapan mutu sebagai budaya kerja dalam setiap kegiatan.
Peningkatan kehandalan operasi lapangan dengan memperhatikan aspek
keselamatan, kesehatan kerja dan lindungan lingkungan. Peningkatan kualitas SDM
melalui

pelatihan, on the Job training (OJT) dan benchmarking untuk memenuhi kompetensi
sesuai dengan jabatannya.
Komisaris, Direksi dan seluruh Pekerja berkomitmen dan terlibat penuh untuk
menerapkan system manajemen mutu.
Infrastruktur Manajemen Mutu
Pelaksanaan manajemen mutu didukung dengan infrastruktur yang dapat menjamin
kelangsungan dan kualitas sistem manajemen mutu.
Untuk mencapai hasil yang optimal, Perusahaan membentuk fungsi manajemen
mutu yangmelakukan tugasnya secara efektif dan didukung oleh assessor mutu.
Implementasi Manajemen Mutu
Implementasi manajemen mutu dimulai dengan tahap pemetaan untuk
memperoleh gambaranmengenai praktik manajemen mutu yang terjadi.
Pelaksanaan sistem manajemen mutu ini dilaksanakan oleh semua pekerja di
semua tingkat yang meliputi:
penerapan prinsip-prinsip yang mengutamakan kepentingan Perusahaan,
fokus kepadakepuasan pelanggan dan stakeholders, keterlibatan yang total dari
seluruh jajaran dan memperhatikan lingkungan
penerapan metode dan alat-alat ukur mutu yang relevan
pelaksanaan perbaikan atau peningkatan mutu yang berkesinambungan
Perusahaan dapat menyelenggaraan ajang kompetisi mutu di Perusahaan
sebagai upaya pemberian penghargaan dan pengakuan (reward and recognition)
kepada unit bisnis/operasi dalam rangka implementasi teknik dan manajemen
mutu.
Implementasi manajemen mutu yang baik tercermin dengan terciptanya
proses-proses bisnis yang efektif dan efisien yang dapat meningkatkan kinerja
Proses, kinerja Unit, dan kinerja Korporat dan dapat berkompetisi dalam ajang
Indonesian Quality Award atau ajang kompetisi lainnya.
Kebijakan Pertamina
Dalam menerapkan manajeman resiko sekurang-kurangnya:
memperhatikan keselarasan antara strategi, proses bisnis, SDM, keuangan,
teknologi, dan lingkungan, dengan tujuan Perusahaan.

menetapkan sistem dan prosedur standar manajemen resiko .


menyiapkan Penilai Resiko (risk assesor) yang kompeten.

Kebijakan Pertamina
Kebijakan distribusi PT Pertamina dapat dilihat dari Program Transformasi yang telah
dimulai pada tahun 2006, yaitu suatu program dalam upaya melakukan perubahan
untuk memposisikan diri menjadi lebih baik dalam menyikapi tantangan bisnis dan
lingkungan usaha yang terus berkembang. Program Transformasi Pertamina
dilakukan secara terencana dan bertahap dalam kurun waktu per tiga tahun yang
disebut sebagai Repetita (Rencana Pembangunan Tiga Tahun). Sesuai visi
perusahaan maka target Program Transformasi Pertamina pada tahun 2014 yaitu
menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia, dengan konsep Tata Nilai 6C yaitu
Clean, Competitive, Confident, Costumer Focused, Commercial dan Capable. Salah
satu bentuk dari Program Transformasi di bidang Costumer focused adalah
berorientasi pada kepentingan pelanggan, komitmen untuk pelayanan yang terbaik
dan meningkatkan citra perusahaan di masyarakat. Upaya ini bukanlah kerja yang
ringan, namun membutuhkan kerja keras dari internal Pertamina sebagai
perusahaan penyedia energi dan memerlukan dukungan masyarakat tentunya.
Pertamina dituntut untuk meningkatkan mutu pelayanan, salah satu upaya yang
telah dan sedang dilakukan yaitu pada SPBU Pertamina melalui program Pertamina
Pasti Pas.
5. RENCANA PROGRAM KERJA PERTAMINA
Dirut PT Pertamina, Karen Agustiawan didampingi para direksi Pertamina, dengan
tekun mendengarkan pertanyaan anggota dewan mengenai kinerja dan renca na
program kerja Pertamina di tahun 2012, khususnya yang berkaintan dengan
distribusi BBM pada saat berlangsung rapat kerja dengan Komisi VII DPR RI, Selasa,
14/02/2012 di gedung Parlemen RI, Jl. Jend. gatot Subroto, Senayan Jakarta Pusat.
Fyi/Mulkan Salmun.

Patra niaga
Latar Belakang Perusahaan

Awalnya di tahun 1997, Perseroan didirikan dan terdaftar dengan nama PT


ELNUSA HARAPAN. Kemudian pada tahun 2004, didirikanlah PT PATRA
NIAGA sebagai perusahaan yang khusus bergerak di bidang usaha sektor
hilir industri minyak dan gas (MIGAS).
Pada tahun 2011, satu per satu logo anak
perusahaan PT Pertamina (Persero) yang
bergerak di bidang Pemasaran dan Niaga mulai
dibenahi, termasuk logo dan nama perusahaan
PT Patra Niaga yang berubah menjadi PT
Pertamina Patra Niaga. Perubahan logo
mencerminkan kemauan yang kuat dari seluruh insan Patra Niaga untuk

terus tumbuh dan berkembang serta menjadi yang terunggul. Nama


Pertamina Patra Niaga sendiri merupakan kombinasi dari nama Pertamina
dan Patra Niaga mencerminkan dua hal yang diminta oleh mitra Patra Niaga.
Para mitra usaha kami berharap bahwa perubahan logo ini dapat menjadikan
layanan Patra Niaga lebih fleksibel, lebih baik, dan harga lebih kompetitif.
Ketiga hal tersebut merupakan cerminan brand equity Pertamina Patra
Niaga. Dengan tampilan logo baru tersebut kami yakin akan bisa
meningkatkan kepercayaan konsumen dan para mitra usaha.
Saat ini bidang usaha PT PERTAMINA PATRA NIAGA NIAGA mencakup
perdagangan BBM, pengelolaan BBM, pengelolaan armada/fleet, dan
pengelolaan depot.
Selain itu, di tengah persaingan pasar saat ini Perseroan terus
mengupayakan berbagai strategi efisiensi baru serta upaya pembenahan
organisasi secara menyeluruh guna memperkuat posisinya agar bisa terus
berkiprah di kancah industri MIGAS nasional maupun global.
Klik gambar di bawah ini untuk melihat sejarah perusahaan.

PERTAMINA EP
Sebuah Catatan

Apa sih perbedaan antara Pertamina EP dan Pertamina


Hulu Energi?
Posted in ceritaKu by Catra on 16 March 2013

Sebelumnya saya mau bercerita dulu, ada yang tau apa beda antara
Pertamina EP dengan Pertamina Hulu Energi? Kenapa ada dua perusahaan
yang bergerak di bidang yang sama. Terus bedanya apa?
Sebenarnya walau sama-sama anak perusahaan Pertamina diantara
Pertamina EP (PEP) dan Pertamina Hulu Energi (PHE) memiliki bentuk bisnis
yang sama, yaitu eksplorasi dan eksploitasi (produksi) di usaha hulu minyak
bumi. Mereka sama-sama bertanggung jawab kepada direksi Pertamina
(persero) selaku holding dan RUPS mereka.
Akan tetapi, PHE merupakan anak perusahaan yang baru lahir beberapa
tahun yang lalu dan memiliki lapangan-lapangan baru dari akuisisi, merger
atau participating interest Pertamina di suatu blok migas. Sedangkan PEP

adalah anak perusahaan yang menguasai seluruh wilayah kerja Pertamina


eksisting, lapangan-lapangan yang dimiliki Pertamina sejak 1957.
Adanya anak perusahaan hulu itu merupakan imbas dari UU 22 Tahun 2001
tentang Migas. Dalam undang-undang baru tersebut disebutkan bahwa
Perusahaan Migas Negara harus memisahkan unit bisnis-bisnis mereka
dalam bentuk badan hukum yang terpisah dari hulu ke hilir, termasuk
masing-masing wilayah kerja.
Maka dari itu, PHE dan PEP juga melahirkan anak perusahaan yang
beroperasi di wilayah kerja tertentu seperti PHE ONWJ, PHE WMO, PEP yang
memiliki banyak kemitraan KSO (Kerja Sama Operasi) dan TAC (Technical
Assisting Contract)
Jadi kesimpulannya adalah:
1. PEP memiliki satu wilayah kerja yang merupakan lapangan eksisting
Pertamina sejak 1957. Sedangkan PHE wilayah kerjanya bukan lapangan
eksisting Pertamina, tetapi wilayah/blok/lapangan baru yang di akuisisi,
merger atau Participating Interest di blok tersebut.
2. PEP terdiri dari satu badan hukum yang lapangannya dimiliki 100% oleh
pertamina (existing), sedangkan PHE merupakan subholding Pertamina
(Persero) yang terdiri dari anak-anak perusahaan PHE untuk mengelola
lapangan yang PI nya belum tentu 100% dan cenderung lapangan-lapangan
baru diakuisisi Pertamina
3. Pertamina EP membagi Wilayah kerjanya berdasarkan region, misal
Pertamina EP Region Jawa (yang membawahi Cepu, Jatibarang dan Subang)
dan juga Pertamina EP Region Sumatera (yang membawahi antara lain
Prabumulih). Sedangkan contoh anak perusahaan Pertamina Hulu Energi
adalah PHE ONWJ Ltd (yang dulunya BP West Java) dimana Pertamina
bertindak sebagai operator dan juga contoh lainnya adalah PHE Jambi Merang
dimana Talisman yang bertindak sebagai operator. Pada blok tersebut PI yang
dimiliki bukan 100% milik Pertamina, dalam konteks ONWJ maka pemilikya
adalah Pertamina (46%), CNOOC (36%), Inpec (7.25%), Salamander (5%),
Itochu (2.5%) dan Talisman (2.5%). Masih banyak anak perusahaan PHE lain
yang mengelola blok2 tersebut baik dalam bentuk PI maupun dalam bentuk
JOB-PSC.

EXXON Mobil

Sejarah
Afiliasi ExxonMobil dan perusahan pendahulunya telah beroperasi di
Indonesia selama lebih dari 100 tahun.

1898

Pencapaian Penting ExxonMobil


di Indonesia 1898 - 2010
Kantor pemasaran dibuka di Indonesia

1912
1921
1968
1971
1973
1977
1978
1980
1981
1982

1983

1986
1988
1992
1993
1996
1997
1998
1999
2000
2001

Dimulainya kegiatan eksplorasi


Penemuan Lapangan Talang Akar di
Sumatra Tengah
Awal operator KKS di Provinsi Aceh
Penemuan Lapangan Arun
Penandatanganan kontrak
LNG pertama dengan Jepang
Dimulainya kegiatan di cluster satu
Lapangan Arun
Dimulainya kegiatan di cluster dua
Lapangan Arun
Penandatanganan KKS untuk
lapangan Natuna D-Alpha
Penandatanganan kontrak LNG kedua
dengan Jepang
Dimulainya kegiatan di cluster tiga
Lapangan Arun
Dimulainya kegiatan di cluster empat
Lapangan
Penandatanganan kontrak
LNG dengan Korea Selatan
Pengiriman gas pertama ke pabrik
pupuk PT ASEAN Aceh Fertilizer
Pengiriman gas pertama ke pabrik
pupuk PT Pupuk Iskandar Muda
Pengiriman gas pertama ke PT Kertas
Kraft Aceh
Pencapaian produksi 500 juta barel
kondensat
Mobil mendirikan kantor penjualan di
Indonesia
Esso mendirikan kantor penjualan di
Indonesia
Pengiriman kargo ke-3.000 dari
Lapangan Gas Arun
Perayaan 100 tahun di Indonesia
Perayaan 30 tahun menjadi operator
KKS di Provinsi Aceh
Exxon dan Mobil bergabung - Exxon
Mobil Corporation
Operator Technical Assistance
Contract (TAC) di Blok Cepu, Provinsi
Jawa Timur dan Jawa Tengah
Penemuan minyak di sumur Banyu

2004
2004
2005
2006

2006
2006
2007
2008
2008
2009
2009
2010
2011
2013
2013

VICO INDONESIA

Urip #3 pada Cepu TAC di Provinsi


Jawa Timur dan Jawa Tengah
Pendirian PT ExxonMobil Lubricants
Indonesia (PT EMLI)
Sejak 1978, telah lebih dari
3,900 kargo LNG dikirimkan pada
pembeli di Jepang dan Korea.
Penandatanganan KKS untuk Blok
Cepu
Seak 1978, telah lebih 4,000 kargo
LNG dikirimkan kepada pembeli di
Jepang dan Korea
Penandatanganan Joint Operations
Agreement antara Mobil Cepu Ltd.,
Ampolex (Cepu) PTE. LTD and PT
Pertamina EP Cepu
Blok Surumana di Selat Makassar,
dianugerahkan kepada ExxonMobil
Blok Mandar di Selat Makassar,
dianugerahkan kepada ExxonMobil
Blok Gunting di Jawa Timur,
dianugerahkan kepada ExxonMobil
Dimulainya produksi minyak dalam
jumlah terbatas dari Lapangan Banyu
Urip
Blok Cenderawasih di Papua,
dianugerahkan kepada ExxonMobil
Fasilitas Produksi Awal Banyu Urip
mulai beroperasi dengan kapasitas
hhingga 20.000 barrel per hari
Juli - Dengan aman mencapai jumlah
total produksi sebesar 5 juta barel
dari Lapangan Banyu Urip
Desember - Dimulainya pengerjaan
pengembangan penuh Proyek Banyu
Urip.
115 Tahun ExxonMobil di
Indonesia
April - Peningkatan produksi dari
Early Production Facility Lapangan
Banyu Urip menjadi 26.000 barrel per
hari

Aug 27, 2013


PT Victoria Investama Tbk (dahulu PT Victoria Sekuritas) (VICO) didirikan
tanggal 26 Oktober 1989 dengan nama PT Tata Sekuritas Maju dan memulai
kegiatan komersial pada tahun 1989. Kantor pusat VICO beralamat di
Senayan City, Panin Tower Lantai 8, Jl. Asia Afrika Lot 19, Jakarta.
Berdasarkan Anggaran Dasar Perusahaan, ruang lingkup kegiatan VICO
adalah menjalankan bidang penyediaan jasa konsultasi bisnis, manajemen
dan administrasi kepada masyarakat dan melakukan investasi dalam
penyertaan saham baik di bidang pasar modal maupun bukan pasar modal.
Pada tanggal 26 Juni 2013, VICO memperoleh pernyataan efektif dari
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk melakukan Penawaran Umum
Perdana Saham VICO (IPO) kepada masyarakat sebanyak 1.200.000.000
dengan nilai nominal Rp100,- per saham dengan harga penawaran Rp125,per saham dan disertai dengan Waran Seri I yang diberikan secara cumacuma sebagai insentif sebanyak 2.100.000.000 dengan pelaksanaan sebesar
Rp125,- per saham. Setiap pemegang saham Waran berhak membeli satu
saham perusahaan selama masa pelaksanaan yaitu mulai tanggal 08 Januari
2014 sampai dengan 08 Juli 2016. Saham dan waran tersebut dicatatkan
pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tanggal 08 Juli 2013.
Sejarah Pencatatan Saham
No Jenis Pecatatan
1

Saham Perdana @ Rp125,-

Pencatatan Saham Pendiri (Company


Listing)

Saham

1.200.000.00
08-Jul-2013
0
6.150.000.00
08-Jul-2013
0

Chevron Indonesia
Profil Chevron Indonesia

Tanggal
Pencatatan

Chevron adalah mitra dalam perekonomian Indonesia dan telah menjadi bagian dari anggota
masyarakat selama lebih dari 80 tahun. Kami adalah produsen minyak mentah terbesar di
Indonesia, yang menyumbangkan sekitar 40 persen produksi nasional.
Saat ini, kami didukung oleh lebih dari 6.400 karyawan handal dan lebih dari 30.000 karyawan
mitra. Lebih dari 97 persen karyawan kami adalah warga negara Indonesia.
Langkah besar pertama Chevron di bidang eksplorasi dan produksi energi Indonesia dimulai
pada tahun 1924, ketika Standard Oil Company of California (Socal), kini Chevron,
mengirimkan ekspedisi geologi ke Pulau Sumatera.
Sejak itu, selama lebih dari setengah abad, Chevron telah menjadi produsen minyak mentah dan
panas bumi terbesar di Indonesia.
Chevron juga memasarkan produk pelumas di Indonesia melalui anak perusahaan PT Chevron
Oil Products Indonesia. PT Chevron Oil Products Indonesia memasarkan pelumas Caltex ke
seluruh Indonesia melalui jaringan distribusi. Produk-produk ini melayani pasar komersial,
industri, konsumen umum dan kelautan.
Melalui unit bisnis perdagangan kami di Singapura, Chevron juga memasarkan minyak mentah,
bahan bakar mentah lain dan minyak bumi olahan kepada Pertamina, perusahaan minyak dan gas
bumi milik Pemerintah Indonesia. Kami juga memasarkan produk-produk kepada pengimpor dan
distributor terdaftar. Chevron memasarkan aspal melalui merek dagang Caltex Asphalt.
Chevron bangga dengan apa yang telah kami lakukan dan menjunjung tinggi kemitraan yang
kuat dan berkelanjutan dengan Pemerintah Indonesia, lembaga non pemerintah dan masyarakat
sekitar, yang menjadi landasan dari kemajuan bersama demi memenuhi kebutuhan energi
Indonesia.

Conocophilips

ConocoPhillips adalah perusahaan energi yang integral dalam skala


internasional. ConocoPhillips adalah perusahaan energi terintegrasi ketiga
terbesar di Amerika Serikat berdasarkan kapitalisasi pasar dan cadangan
terbukti minyak dan gas. Conocophillips merupakan pengilang terbesar
kedua di Amerika Serikat. Secara internasional, dalam kategori perusahaan
yang tidak dikendalikan pemerintah, ConocoPhillips mempunyai cadangan
terbukti terbesar kelima di dunia; dan berdasarkan kapasitas minyak mentah
adalah pengilang terbesar keempat di dunia.
ConocoPhillips terkenal di seluruh dunia dengan keahlian teknologi di bidang
eksplorasi dan produksi di laut dalam, eksploitasi dan manajemen reservoir,
teknologi seismik 3-D, petroleum coke upgrading kelas tinggi, dan sulfur
removal.
Bermarkas di Houston, Texas, ConocoPhillips beroperasi pada lebih dari 40
negara. Perusahaan ini mempunyai sekitar 38.300 karyawan di seluruh dunia
dan aset bernilai USD 164 miliar. ConocoPhillips terdaftar di Bursa Saham
New York (New York Stock Exchange) dengan simbol "COP".
Perusahaan ini mempunyai 4 aktivitas utama di seluruh dunia:

Eksplorasi dan produksi minyak bumi

Pengilangan, pemasaran, suplai, dan transportasi minyak bumi

Pengumpulan, pengolahan dan pemasaran gas alam, termasuk 50%


saham di Duke Energy Field Services, LLC.

Produksi dan distribusi bahan kimia dan plastik melalui 50% saham di
Chevron Phillips Chemical Company LLC.

kokokokokokoko Ditambah dengan investasi pada beberapa bisnis yang


menjanjikan - teknologi bahan bakar, gas ke likuid, pembangkit listrik dan
teknologi baru - yang menyediakan perkembangan kesempatan di masa
sekarang dan potensi perkembangan di masa depan.

Pertamnia PHE
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) merupakan anak perusahaan PT Pertamina
(Persero). Perusahaan ini menyelenggarakan usaha hulu di bidang minyak,
gas bumi dan energi lainnya. Melalui pengelolaan operasi dan portofolio
usaha sektor hulu minyak dan gas bumi serta energi lainnya secara fleksibel,
lincah dan berdaya laba tinggi, PHE mengarahkan tujuannya menjadi
perusahaan multi nasional yang terpandang di bidang energi, dan mampu
memberikan nilai tambah bagi stakeholders.
Pendirian PHE, yang resmi beroperasi sejak 1 Januari 2008, merupakan
konsekuensi dari penerapan UU Migas 2001 yang membatasi satu badan
usaha hanya boleh mengelola satu wilayah kerja. PHE mengelola portofolio
bisnis migas melalui berbagai skema kemitraan baik di dalam maupun di luar
negeri. Berbagai skema tersebut adalah JOB-PSC (Joint Operating BodyProduction

Sharing

Conract)

di

mana

PHE

bertindak

sebagai

operator, termasuk mengelola BLOK ONWJ dan Blok West Madura Offshore,
Pertamina Participating Interest (PI) dan juga kemitraan lainnya untuk
mengoperasikan blok di luar negeri. Dengan demikian, PHE merupakan
induk perusahaan bagi setiap anak perusahaan yang memiliki Participating
Interest (PI).
Berdasarkan persetujuan
2007

dan

Komisaris

Direktur Utama

Pertamina

pada

dilakukan proses pengalihan Participating

Pertamina pada
18

September

Interest dari

6 November
2007,

PT

telah

Pertamina

(Persero) kepada anak-anak perusahaan PHE. Langkah ini semata untuk


mempertegas arah bisnis dan memperlancar perjalanan usaha PHE. Secara
tidak langsung, anak-anak perusahaan tersebut masih merupakan anak
perusahaan Pertamina (Persero), namun secara langsung kendalinya di
bawah PHE. Dalam perannya sebagai sub-holding yang membawahi anak-

anak perusahaan pemegang PI, PHE berbeda dibandingkan dengan anak


perusahaan Pertamina lainnya.
Dengan bentuk demikian, PHE akan terus berkembang, karena setiap
ada Participating Interest baru, berarti ada anak perusahaan baru yang akan
dikelola oleh PHE. Saat ini, PHE memiliki 36 anak perusahaan di dalam
negeri, yang terdiri atas 9 anak perusahaan yang mengelola JOB-PSC (Joint
Operating

Body-Production

pemegang Participacing

Sharing

Contract)16

Interests

anak

perusahaan

Division berupa Indonesia

Participating Interests Division dan Pertamina Participating Interest, dan 9


anak perusahaan yang mengelola Production Sharing Contract - Gas Metana
Batubara (PSC-GMB).
Sedangkan di luar negeri, PHE memiliki satu anak perusahaan yaitu, PHE
Australia yang memiliki 10% license di Blok VIC/L26, VIC/L27 dan VIC L/28
BMG Australia. Di samping itu PHE juga bekerja sama dengan mitra untuk
mengelola lahan di Blok SK-305 Sarawak, Malaysia; Blok-13 di lepas pantai
Laut Merah, Sudan, Blok-3 Qatar, Blok 17-3 Sabratah dan Blok 123-3 Sirte
yang berlokasi di Libya.
Sebagai perusahaan induk bagi seluruh anak perusahaan pemegang PI, PHE
memiliki peranan yang besar dalam peningkatan produksi Pertamina melalui
optimalisasi produksi di lapangan yang dimiliki maupun akuisisi wilayah kerja
eksplorasi dan produksi, baik di dalam maupun di luar negeri. Bahkan, boleh
disebutkan bahwa PHE merupakan satu-satunya kendaraan PT Pertamina
(Persero) yang menjalankan bisnis di luar negeri.
PHE tidak hanya bertindak sebagai pengelola portofolio bisnis, namun juga
terlibat langsung dalam pengambilan keputusan di lapangan, terutama
untuk luar negeri. Walau memiliki banyak anak perusahaan, bentuk
organisasi PHE tidak besar namun efektif, karena PHE memiliki pekerja yang
mempunyai pengalaman dan kapabilitas tinggi untuk membuat analisis

cermat serta menghasilkan keputusan tepat dalam menjalankan bisnis


portofolio.

Anda mungkin juga menyukai