Anda di halaman 1dari 2

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia

Nomor 17 Tahun 2005


Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2005 Tentang Pemilihan,
Pengesahan Pengangkatan, dan Pemberhatian Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah
dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa

Pasal 4 ayat 3 :
Pemilihan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dilakasanakan secara demokratis
berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil.

Pasal 6, bagian :
a. Memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara
b. Menetapkan standarisasi serta kebutuhan barang dan jasa yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pemilihan berdasarkan peraturan perundang-undangan
d. Memelihara arsip dan dokumen pemilih serta menglola barang inventaris milik KPud
berdasarkan peraturan perundang – undangan

Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan


Daerah

Pasal 56 ayat 1 :
Kepala daerah dan wakil kepala daerah yang dipilih dalam satu pasangan calon yang
dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur,
dan adil.

Pasal 66 ayat 4, bagian A :


Mengawasi semua tahapan penyelenggaraan pemilihan kepala daerah dan wakil kepala
daerah.

Pasal 67 ayat 1, bagian :


a. Memperlakukan pasangan calon secara adil dan setara
b. menetapkan standarisasi serta kebutuhan barang dan jasa.

Pasal 70 ayat 1 :
Daftar pemilih pada saat pelaksanaan pemilihan umum terakhir di daerah digunakan
sebagai daftar pemilih untuk pemilihan kepala daerah dan wakil kepala daerah.

Pasal 72 ayat 1 :
Seorang pemilih hanya didaftar 1 (satu) kali dalam daftar pemilih.

Pasal 87 ayat 1 :
Jumlah surat suara, sebagaimana dimaksud dalam pasal 86 ayat (2) dicetak sama dengan
jumlah pemilih tetap dan ditambah 2,5 % (dua setengah perseratus) dari jumlah pemilih
tersebut.
Pasal 96 ayat 7 :
Pasangan calon dan warga masyarakat melalui saksi pasangan calon yang hadir dapat
mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh KPPS apabila ternyata
terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 96 ayat 8 :
Dalam hal keberatan yang diajukan oleh saksi pasangan calon atau warga masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dapat diterima, KPPS seketika itu juga mengadakan
pembetulan.

Pasal 97 ayat 3 :
Pasangan calon dan warga masyarakat melalui saksi pasangan calon yang hadir dapat
mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh PPS apabila ternyata
terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Pasal 97 ayat 4 :
Dalam hal keberatan yang diajukan oleh saksi passangan calon atau warga masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dapat diterima, PPS seketika itu juga mengadakan
pembetulan.

Pasal 98 ayat 3 :
Pasangan calon dan warga masyarkat melalui saksi pasangan calon yang hadir dapat
mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh PKK apabila ternyata
terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan perubdang-undangan.

Pasal 98 ayat 4 :
Dalam hal keberatan yang diajukan oleh atau melalui saksi pasangan calon, sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat diterima, PPK seketika itu juga mengadakan pembetulan.

Pasal 99 ayat 3 :
Pasangan calon dan warga masyarakat melalui saksi pasangan calon yang hadir dapat
mengajukan keberatan terhadap jalannya penghitungan suara oleh KPU kabupaten/kota
apabila ternyata terdapat hal-hal yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.

Pasal 99 ayat 4 :
Dalam hal keberatan yang diajukan oleh atau melalui saksi pasangan calon, sebagaimana
dimaksud pada ayat (3) dapat diterima, KPU kabupaten/kota seketika itu juga
mengadakan pembetulan

Note :
Yang di italic & underline berarti positif

Anda mungkin juga menyukai