Anda di halaman 1dari 19

PENYEBAB KEPUNAHAN

SPECIES

LATAR BELAKANG
Salah satu tujuan konservasi biologi di Indonesia adalah

memperlambat, mengurangi dan menghentikan laju


kerusakan/degradasi dan kepunahan keanekaragaman hayati
nasional, regional maupun lokal diiringi upaya rehabilitasi dan
pemanfaatan berkelanjutan (IBSAP, 2003).
Oleh karena itu, agar dapat mencapai tujuan tersebut perlu
diketahui penyebab terjadinya kepunahan spesies hewan,
maupun tumbuhan yang ada di Indonesia. Ketika lingkungan
rusak oleh aktivitas manusia, ukuran populasi berbagai
organisme akan menurun dan beberapa spesies organisme
menjadi punah.
Namun demikian tidak semua spesies organisme punah dengan
mudah, terdapat beberapa spesies yang mempunyai ciri-ciri
tertentu yang mudah punah dan membutuhkan perhatian
seksama untuk dikelola dan dilestarikan keberadaanya
(Terborgh, 1974, Pimm et al, 1988, Gittelmen, 1994).

PENGERTIAN
PUNAH : HILANGNYA SUATU SPESIES
ORGANISME DARI ALAM

PUNAH LOKAL : PADA SUATU TEMPAT DAN


DAPAT MENYEBABKAN KEPUNAHAN
GLOBAL
PUNAH GLOBAL : DISELURUH HABITAT DAN
GEOGRAFIS PUNAH
PUNAH DI ALAM : MASIH TERSEDIA DI
KAWASAN KONSERVASI

BEBERAPA THEORI PENYEBAB


KEPUNAHAN SPESIES

EVIL QUARTET ( DIAMOND, 1998)

HABITAT DESTRUCTION AND FRAGMENTATION


OVERKILL
SPECIES INTRODUCTION
CHAIN OF EXTINTION

PRIMACK ( 1999)

NAMBAHIN POLLUTION

GASTON ( 1999)

GLOBAL WARMING

EVIL QUARTET
HABITAT DESTRUCTION AND
FRAGMENTATION

DISEBABKAN OLEH KONVERSI HUTAN KE


EKOSISTEM LAIN
TERJADI PERUBAHAN MIKROKLIMAT

OVERKILL

PEMANFAATAN BERLEBIH SDH


POPULASI MANUSIA
KEMISKINAN
NILAI EKONOMI
PEMANENAN SDH MELEBIHI KAPASITAS
POPULASI DI ALAM
TEKNOLOGI TIDAK BERBASIS KONSERVASI

INTRODUKSI SPESIES
TUJUAN PENINGKATAN PRODUKSI

PERTANIAN
KEBUTUHAN BAHAN PANGAN
TANAMAN /HEWAN HIAS
TIDAK MEMPERHATIKAN SIFAT BIOLOGI
JIKA BERSIFAT INVASIVE AKAN
MENEKAN POPULAIS ASLI

CONTOH KASUS
EICHORNIA GRASIPES ( ENCENG GONDOK)
MJD GULMA AIR PALING MERUGIKAN
BUNGA KRISANT MEMBAWA HAMA
KENTANG
LAMTORO GUNG BAWA KUTU LONCAT
LAMTORO ( Heteropsyla cubana)( 1986)
Ikan ( lele dumbo, grasscarp, patin, bawal
tawar) menekan populasi ikan lokal

Chain of extinction
Kepunahan organisme yang

disebabkan oleh kepunahan spesies


lain
Misal : spesies kumbang yang hanya
dapat hidup pada pohon tertentu,
ketika pohon punah maka akan diikuti
oleh kepunahan kumbang tersebut.

PRIMACK (1999)
POLLUTION
BERKAITAN DENGAN KERUSAKAN
HABITAT YANG DISEBABKAN OLEH
MASUKNYA POLUTAN
BANYAK TERJADI PADA ORGANISME AIR
OLEH PENCEMARAN INDUSTRI

GASTON ( 1999)
GLOBAL WARMING
PENINGKATAN SUHU BUMI YANG

DISEBABKAN MENINGKATNYA
KANDUNGAN GAS RUMAH KACA ( GHG)
SHG MENIMBULKAN EFFEK RUMAH KACA.
TERJADI PERUBAHAN IKLIM GLOBAL
ORGANISME YANG MEMPUNYAI KISARAN
TOLERANSI RENDAH AKAN PUNAH

KARAKTER ORG YANG MUDAH PUNAH

Faktor internal

Spesies dengan penyebaran geografis yang sempit,


beberapa spesies hanya terdapat pada satu atau sedikit tempat di
dalam sebaran geografis yang sempit. Sehingga apabila
habitatnya dirusak oleh aktivitas manusia, spesies tersebut
akan punah. Beberapa contoh adalah burung yang tinggal di
pulau-pulau kecil, atau ikan yang ditemukan hanya di satu
tempat.
Spesies yang hanya satu atau sedikit populasi.
Banyak spesies yang hanya mempunyai satu atau sedikit populasi di
suatu tempat, apabila tempat tersebut rusak oleh bencana alam
atau aktivitas manusia, maka spesies tersebut akan punah
secara lokal, meskipun secara global masih dapat ditemukan.
Contoh burung walet goa (Aerodromus adephagus) di Goa Pasir,
Gombong, Kebumen yang mengalami kepunahan lokal karena
terjadinya kerusakan habitat goa alam. (Widhiono, 2006). Julang
mas ( Buceros ..) di Gunung Slamet

Spesies dengan kerapatan populasinya rendah.

Suatu populasi dengan jumlah individu per unit


area rendah biasanya hanya menyisakan
sejumlah kecil individu pada setiap fragmen
habitat apabila daerah sebarannya terputus oleh
aktivitas manusia . Sehingga pada setiap fragmen
habitat akan terjadi populasi kecil yang tidak
cukup untuk melanjutkan keberlangsungan
populasi.
Spesies yang membutuhkan home range yang
luas. Suatu organisme, terutama hewan yang
secara individual maupun kelompok
membutuhkan daerah edar yang luas akan mudah
mati apabila bagian dari daerah edarnya rusak
atau terfragmnetasi oleh aktivitas manusia.

Spesies hewan dengan ukuran tubuh yang besar.


Hewan besar cenderung membutuhkan daerah edar yang luas,
makanan lebih banyak, dan sering dianggap sebagai pesaing
manusia atau sebagai hama, dan mudah untuk diburu. Sehingga
lebih mudah punah oleh aktivitas manusia dibanding hewan kecil.

Spesies yang mempunyai kemampuan penyebaran yang tidak

efektif.
Di alam, perubahan lingkungan memaksa suatu organisme untuk
beradaptasi, baik secara tingkah laku maupun secara fisiologis
terhadap kondisi lingkungan atau habitat yang baru. Spesies yang
tidak mampu beradaptasi terhadap kondisi lingkungan yang baru
harus migrasi ketempat lain yang sesuai atau akan menghadapi
resiko kepunahan. Sejumlah besar spesies organisme hutan yang
tidak mampu melintasi lahan pertanian, perumahan dan habitat
berbeda yang lain yang tercipta oleh aktivitas manusia akan punah
apabila habitat aslinya berubah oleh penebangan, pencemaran,
serangan spesies asing dan perubahan iklim global.

Spesies dengan populasi kecil (lihat paradigma populasi kecil).

Populasi dengan jumlah anggota yang sedikit cenderung lebih


mudah punah dibanding dengan populasi dengan jumlah anggota
yang banyak. Hal ini berkaitan dengan kepekaan terhadap
masalah demografi dan variasi lingkungan serta penurunan
variasi sifat genetik.

Spesies dengan populasi yang cenderung menurun (lihat

paradigma penurunan populasi) .


Populasi yang pertumbuhannya terus menurun akan mengalami
Migrasi musiman. Spesies yang melakukan migrasi musiman
biasanya membutuhkan dua atau lebih habitat yang berbeda,
apabila habitat lain rusak maka spesies tersebut tidak mampu
bertahan dan cenderung punah.

Spesies dengan variasi genetik yang rendah.

Variasi genetik antar suatu populasi menyebabkan suatu spesies


mampu beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Spesies
yang tidak memiliki atau variasi genetiknya rendah mempunyai
kecenderungan punah yang lebih besar pada saat berhadapan
dengan penyakit atau predator baru atau perubahan yang terjadi
pada lingkungan.

Spesies dengan kebutuhan relung ekologi (niche)


yang khusus.
Banyak spesies yang hanya memiliki tipe habitat
tunggal yang khusus yang sangat tersebar atau
jarang seperti tumbuhan di pegunungan kapur
atau goa. Apabila habitat tersebut rusak oleh
aktivitas manusia, maka spesies tersebut akan
punah. Demikian juga spesies yang mempunyai
kebutuhan pakan yang sangat spesifik, seperti
suatu spesies tungau (Acari) ektoparasit yang
hanya makan bulu satu spesies burung, maka
apabila burung tersebut punah, tungau tersebut
akan ikut punah (lihat rantai kepunahan )

Spesies yang hanya ditemukan pada lingkungan yang sangat

stabil. Beberapa spesies teradaptasi dengan baik pada lingkungan


yang sangat stabil dimana hampir tidak ada gangguan seperti di
hutan hujan tropis tua. Spesies-spesies tersebut mempunyai
tingkat pertumbuhan yang sangat lambat, tingkat reproduksi yang
rendah dan hanya menghasilkan anakan yang sedikit. Apabila
hutan tersebut ditebang, terbakar atau berubah karena aktivitas
manusia maka spesies-spesies asli tersebut tidak akan mampu
mentolerir perubahan kondisi iklim mikro yang terjadi
( meningkatnya intensitas cahaya, menurunnya kelembaban dan
tingginya variasi suhu yang terjadi) dan kompetisi dengan spesies
pioner dan spesies asing.

Spesies yang membentuk kelompok (permanen maupun

musiman). Spesies yang dalam hidupnya membentuk kelompok


pada tempat tertentu, cenderung akan lebih mudah mengalami
kepunahan lokal. Misalnya pada burung Walet Goa
( Aerodromus ...........) yang hidup di goa-goa karang di Kawasan
Karst Gombong Selatan yang dipanen sarangnya sebagai
komoditas ekonomi yang tinggi. Pemanenan sistem rampasan
diduga sebagai penyebab kepunahan lokal di Goa Pasir
( Widhiono, 2006).

Spesies yang diburu atau dipanen oleh

manusia.
Kebutuhan dasar manusia seringkali menjadi
penyebab awal terjadinya kepunahan spesies.
Pemanenan berlebih secara cepat menurunkan
populasi suatu spesies yang bernilai ekonomi
tinggi. Apabila perburuan dan pemanenan
sumber daya hayati liar tidak diatur
berdasarkan aturan hukum spesies-spesies
tersebut akan segera punah. Peraturan
tersebut secara international dikenal dengan
CITES dan di Indonesia berdasarkan pada
Peraturan Pemerintah no 7 DAN 8 TH 1999

NEXT WEEK
SMALL POPULATION PARADIGM
DECLLINING POPULATION PARADIGM

Anda mungkin juga menyukai