Anda di halaman 1dari 11

PORTOFOLIO ASMA BRONKIAL

Disusun Untuk Memenuhi


Persyaratan Dokter Internsip

Penyusun:
dr. Nur Qomaria Hasibuan
Pembimbing:
-

dr. Naek S Subroto


dr. Horas P. H. Naibaho

PROGRAM INTERNSIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT UMUM DAERAH KAUR
2015

HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Portofolio ini disusun oleh:
Nama

: dr. Nur Qomaria Hasibuan

Nomor STR

: 1221100114154646

Asal Universitas
Judul

: Universitas Islam Sumatera Utara


: Asma Bronkial

Telah diterima sebagai tugas Internsip.

Kaur,
Pendamping,

(dr. Horas H. P Naibaho)

Nama Peserta : dr. Nur Qomaria Hasibuan

Oktober 2015

Peserta,

(dr. Naek S Subroto)

dr. Nur Qomaria Hasibuan

Nama Wahana : RSUD Cahaya Batin Kaur


Topik : Asma Bronkial
Tanggal (Kasus) : 9 September 2015
Tanggal Presentasi : 10 Okt 2015

Pendamping :
-

dr. Naek S Sinaga


dr. Horas Naibaho

Tempat Presentasi : Poli Interna RSUD Cahaya Batin Kaur


Objektif Presentasi :
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Managemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi
Perempuan, 26 Tahun, Menikah, Sesak nafas, Wheezing, Riwayat sesak nafas sejak usia 12 tahun, Asma
Tujuan
Bahan Bahasan
Cara Membahas
Data Pasien:

Bronkial
Mendiagnosis dan Penatalaksanaan Asma Bronkial
Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Diskusi
Presentasi dan Diskusi Email
Ny. Lindawati, perempuan, 26 Tahun

Audit
Pos
No. RM :

WNI, Islam, Menikah, Ibu Rumah Tangga,


Bintuhan Kaur
Telp : -

Nama RS : RSUD Cahaya Batin Kaur


Terdaftar sejak : 9-9-2015
Data Utama Bahan Diskusi :
1. Diagnosis / Gambaran Klinis:
Anamnesa
Pasien datang ke UGD RSUD Cahaya Batin Kaur jam 09.00 wib dengan keluhan sesak nafas. Hal ini dialami sudah pasien
sejak usia 12 tahun, namun sudah jarang kambuh hingga 5 tahun terakhir. Hal ini semakin memberat sejak 5 hari sebelum

masuk rumah sakit. Sebelumnya os mengaku kelelahan karena kerja membantu pekerjaan suaminya panen padi, semakin
berat karena pasien juga membersihkan abu yang menempel di dinding rumah, sesak nafas hilang timbul, lebih sering terjadi
jika pasien terkena debu kulit padi, udara dingin, kelelahan dan bila terkena debu rumah yang sudah menempel lama. Awalnya
sesak hanya sering terjadi jika pasien kelelahan dan menghilang jika beristirahat, 5 tahun terakhir ini lebih sering kambuh
pada malam hari jika udara dingin dan hujan. Dalam sebulan bisa kambuh hingga 2-3 kali dan terdengar suara ngik ngik pada
nafasnya.
Pasien juga mengeluhkan batuk, berdahak -, batuk dialami sejak 5 hari SMRS. Mual +, Muntah -, BAK tidak ada keluhan,
BAB tidak ada keluhan
2. Riwayat kesehatan / riwayat penyakit:
sesak napas sejak usia 12 tahun, hilang, kemudian sering kambuh kembali sejak 5 tahun ini, namun semakin memberat sejak 5
3.
4.
5.
6.

hari SMRS. Riwayat penyakit TB Paru -.


Riwayat Pengobatan : berobat ke bidan, nama obat lupa.mengkonsumsi obat rutin disangkal.
Riwayat Keluarga : Riwayat penyakit keluarga yang sama dengan pasien (+), Ibu pasien.
Riwayat Pekerjaan : IRT, sekarang ikut membantu suami sebagai petani dan sering terpapar debu.
Riwayat Kebiasaan : Merokok -, konsumsi obat warung + Neonapacin, tinggal bersama suami dan 1 orang anak sejak 5 tahun

ini. Dulu tinggal bersama ibu dan 2 adiknya yang juga menderita penyakit yang sama.
Daftar Pustaka :
1. Sundaru H, Soekamto. 2006. Asma Bronkial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I, Jakarta: Departemen Ilmu
Penyakit Dalam FKUI
2. Mansyoer A, dkk. 2001. Asma Bronkial dalam Kapita Selekta Kedokteran jilid I. Jakarta : FKUI.
3. PDPI.2003. ASMA Pedoman Diagnosis dan Penalaksaan Di Indonesia.
http://www.klikpdpi.com/konsensus/asma/asma.html#PENATALAKSANAANSERANGANAKUT Diakses pada tanggal 25

September 2015.
Hasil Pembelajaran :
1. Diagnosis Asma Bronkial
2. Tatalaksana Pasien Asma Bronkial
3. Pencegahan Kambuhnya Penyakit Asma
4. Edukasi Pada Pasien dan Keluarga mengenai perjalanan penyakit, tatalaksana dan prognosis Asma Bronkial.
Rangkuman Hasil Belajar Portofolio
1. Subjektif :
Anamnesa
Keluhan Utama : Sesak napas.
Hal ini dialami sudah pasien sejak usia 12 tahun, namun sudah jarang kambuh hingga 5 tahun terakhir. Hal ini semakin
memberat sejak 5 hari sebelum masuk rumah sakit. Sebelumnya os mengaku kelelahan karena kerja membantu pekerjaan
suaminya panen padi, semakin berat karena pasien juga membersihkan abu yang menempel di dinding rumah, sesak nafas
hilang timbul, lebih sering terjadi jika pasien terkena debu kulit padi, udara dingin, kelelahan dan bila terkena abu rumah yang
sudah menempel lama. Awalnya sesak hanya sering terjadi jika pasien kelelahan dan menghilang jika beristirahat, 5 tahun
terakhir ini lebih sering kambuh pada malam hari jika udara dingin dan hujan. Dalam sebulan bisa kambuh hingga 2-3 kali
dan terdengar suara ngik ngik pada nafasnya.
Pasien juga mengeluhkan batuk, berdahak -, batuk dialami sejak 5 hari SMRS. Mual +, Muntah -, BAK tidak ada keluhan,
BAB tidak ada keluhan.

2. Objektif :
Pemeriksaan Fisik
KU : tampak sakit sedang
Kesadaran : Kompos Mentis
TD :100/70 mmHg
HR : 78 x/i
RR : 44 x/i
T : 36,2 C
Kepala :
Mata : CA: -/-, SI: -/-, RC: +/+, Pupil: isokor diameter 2 mm/2mm
Hidung : Pernafasan cuping hidung, Konka nasal hiperemis -,
Mulut : Oral higiene baik, karies dentis +, Faring normal.
Telinga : Simetris, liang lapang, sekret +, nyeri tekan tragus -.
Leher : dbn, deviasi trakea -, pembesaran KGB -, TVJ -1cm, kaku kuduk -.
Thorax
-

Jantung :

HR : 78 x/i, reguler, Normal

Iktus kordis tidak tampak, tidak teraba, bunyi jantung I / II normal, gallop (-/-), murmur (-/-)
Batas jantung dalam batas normal
-

Paru:

Inspeksi : Simetris, pergerakan otot bantu pernafasan +.


Palpasi : SF : Ka=Ki, expansi paru normal gerakan ka=ki
Perkusi : Sonor / sonor
Auskultasi : SP: ekspirasi memanjang(+/+), ST : Wheezing +/+, Ronkhi -/-.
Abdomen :
Inspeksi: Simetris, venektasi -,
Palpasi: Soepel, nyeri tekan regio epigastrik, hepar lien tidak teraba.
Perkusi: Timpani, tapping pain -.
Auskultasi: Peristaltik usus + Normal.
Ekstremitas : Akral hangat, CRT cepat 1 detik, oedem -|- / -|Pemeriksaan Lanjutan:
-

Hasil laboratorium:
Darah Rutin dalam batas normal
Hb, Eritrosit, Leukosit, Trombosit, Ht,

Pemeriksaan Spirometri belum dilakukan.

3. Assesment (Penalaran Klinis):


Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan berbagai sel inflamasi. Dasar penyakit ini adalah
hiperaktivitas bronkus dalam berbagai tingkat, obstruksi jalan napas, dan gejala pernapasan (mengi dan sesak). Obstruksi jalan
nafas umumnya bersifat reversibel, namun dapat menjadi kurang reversibel bahkan relatin nonreversibel tergantung berat dan
lamanya penyakit.
Menurut National Heart, Lung and Blood Institute (NHLBI, 2007), pada individu yang rentan, gejala asma berhubungan
dengan inflamasi yang akan menyebabkan obstruksi dan hiperesponsivitas dari saluran pernapasan yang bervariasi derajatnya.
Diagnosis asma berdasarkan :
1. Anamnesis : riwayat perjalanan penyakit, faktor faktor yang berpengaruh terhadap asma, riwayat keluarrga dan riwayat
alergi, serta gejala klinis.
2. Pemeriksaan fisik.
3. Pemeriksaan laboratorium: darah (terutama eosinofil, IgE total, IgE spesifik), sputum (eosinofil, spiral chursman, cristal
charcot-leyden)
4. Tes fungsi paru dengan spirometri atau Peak Flow Meter untuk menentukan adaya obstruksi jalan napas.
-

Riwayat Penyakit/ Gejala:


Bersifat episodik, seringkali reversibel dengan atau tanpa pengobatan
Gejala berupa batuk , sesak napas, rasa berat di dada dan berdahak
Gejala timbul/ memburuk terutama malam/ dini hari
Diawali oleh faktor pencetus yang bersifat individu
Respons terhadap pemberian bronkodilator

Hal lain yang perlu dipertimbangkan dalam riwayat penyakit :


Riwayat keluarga (atopi)
Riwayat alergi / atopi

4. Plan :
Diagnosis: Asma bronkial persisten ringan dalam serangan ringan
Terapi:
- O2 4L/menit dengan Kanul nasal.
- Salbutamol inhalasi 2,5 mg dalam 5 ml larutan NaCl 0,9% dengan nebulizer setiap 20 menit. Amati perubahan suara
-

pernafasan, jika wheezing hilang stop nebulizer, maksimal hingga 4 kali.


Keluhan hilang, wheezing hilang pasien boleh pulang dengan terapi oral
Salbutamol tab 2mg 2x1
Methyl prednisolon 2x1

Konsultasi: perlu dilakukan konsultasi ke dokter spesialis paru.


Kontrol: pantau keadaan umum, tanda tanda vital, saturasi okeigen. Jika perlu dilakukan pemeriksaan spirometri.
Pendidikan: edukasi diberikan kepada pasien dan keluarga mengenai penyakit dan prognosisnya, serta keteraturan berobat.
-

Hindari faktor resiko yang menstimulasi serangan asma seperti udara dingin, debu rumah, asap rokok, serta hindari faktor

pencetus lain seperti aktivitas fisik yang berlebihan dan stress.


Pasien dan keluarga sebaiknya mengenali dengan baik gejala gejala asma yang dialaminya sehingga sedapat mungkin
mendapat terapi ataumenuju ke tempat pelayanan kesehatan bila keluhan dirasakan berat dan tidak membaik dengan obat
inhalasi pada umumnya.

Prognosis: dubia ad bonam.

Anda mungkin juga menyukai