Tugas Pelayanan
Tugas Pelayanan
1.1
Resep
1
1.2
Skrining
Resep
Patient
Assessment
2
1.3
Hasil
3
1.4
Data
Pasien
4
Bab II Identifikasi masalah pada terapi obat
2.1
Definisi penyakit
6
2.2
8
2.3 Etiologi dan patofisiologi penyakit
2.4 Terapi pada penyakit
2.5 Terapi obat pada resep
Bab III Rencana Asuhan Kefarmasian
3.1 Tujuan terapi
3.2
3.3
KIE
3.4
Lain-lain
Bab IV Penutup
4.1 Kesimpulan
4.2
Saran
Gejala
Telp 021-98765432
SIP No. 272/KUD/DV/XI/1999
Jakarta, 21-11-10
R/ Lacto B
no 111
S 1 dd 1 sach
R/ Vosedon
2 tab
2 tab
Smecta
1 Sach
Mf pulv dd no V111
S 3 dd 1
Pro : Vika Alita ( 7th)
1.2 Skrining Resep
Tanggal Resep
:[]
21 November 2010
Aturan Pakai
:[]
R/2 S 3 dd I
Paraf Dokter
: [ ] ----
: [ ] R/
Nama Obat
: [ ] R/1
R/2
Lacto B
Vosedon
Sanlin
Colistin
Smecta
1.3 Hasil Patient Assesment
AA
AA
P
AA
:
: Kalau boleh saya tau, dalam 24 jam terakhir anak mengalami diare
berapa kali?
AA
AA
AA
AA
: Apa sajakah pertolongan pertama yang telah anda lakukan untuk anak?
AA
: Oh seperti itu, terimakasih atas beberapa info yang ibu berikan. Saya
Nama
: Vika Alita
Umur
: 7 tahun
Alamat
Telepon
: 0341700000
Berat badan
: 15 kg
Bab II
Identifikasi Masalah pada Terapi Obat
2.1 Definisi Diare
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam sehari
dengan jumlah tinja yang lebih banyak dari biasanya lebih dari 200gram atau
200ml / 24 jam, tinja berbentuk cair ataupun setengah cair. Atau dalam arti lain
diare adalah sebuah penyakit di mana penderita mengalami rangsangan buang air
besar yang terus-menerus dan tinja atau feses yang masih memiliki kandungan air
berlebihan dan dapat atau tanpa disertai erist dan darah. Di dunia ke-3, diare
adalah penyebab kematian paling umum kematian balita, dan juga membunuh
lebih dari 1,5 juta orang per tahun.
Kondisi ini dapat merupakan gejala dari luka, penyakit, alergi (fructose, lactose),
memakan makanan yang asam, pedas, atau bersantan secara berlebihan, dan
kelebihan vitamin C. Biasanya disertai sakit perut, dan seringkali mual dan
muntah. Ada beberapa kondisi lain yang melibatkan tapi tidak semua gejala diare,
dan definisi resmi medis dari diare adalah defekasi yang melebihi 200 gram per
hari.
Hal ini terjadi ketika cairan yang tidak mencukupi diserap oleh usus besar.
Sebagai bagian dari proses digestasi atau karena masukan cairan, sehingga
makanan tercampur dengan sejumlah air dengan volume besar. Oleh karena itu
makanan yang dicerna terdiri dari cairan sebelum mencapai usus besar. Usus besar
menyerap air, meninggalkan material yang lain sebagai kotoran yang setengah
padat. Bila usus besar rusak / radang, penyerapan tidak terjadi dan hasilnya adalah
kotoran yang berair.
Diare dapat menjadi gejala penyakit yang lebih serius, seperti disentri, kolera atau
botulisme, dan juga dapat menjadi indikasi sindrom kronis seperti penyakit Crohn.
Meskipun penderita apendisitis umumnya tidak mengalami diare, diare menjadi
gejala umum radang usus buntu.
Diare seringkali dianggap sebagai penyakit sepele, padahal di tingkat global dan
nasional fakta menunjukkan sebaliknya. Menurut catatan WHO, diare membunuh
dua juta anak didunia setiap tahun. Sedangkan di Indonesia, menurut Surkesnas
(2001) diare merupakan salah satu penyebab kematian kedua terbesar pada balita
Jenis-jenis diare antara lain
1.
Diare akut, disebabkan oleh infeksi usus, infeksi bakteri, obat-obat tertentu
atau penyakit lain. Gejala diare akut adalah tinja berbentuk cair, terjadi mendadak,
badan lemas kadang demam dan muntah, serta berlangsung beberapa jam sampai
beberapa hari.
2.
Diare kronik, yaitu diare yang menetap atau berulang dalam jangka waktu
Diare digolongkan menjadi dua, diare spesifik dan diare non spesifik
1.
Diare spesifik
Diare non spesifik adalah diare yang disebabakan oleh infeksi baik bakteri,
parasit, maupun virus.
2.
Diare non spesifik dapat terjadi akibat salah makan (makanan terlalu pedas
sehingga mempercepat eristaltic usus), ketidakmampuan lambung dan usus dalam
memetabolisme laktosa (terdapat dalam susu hewan) disebut lactose intolerance,
ketidakmamapuan memetabolisme sayuran atau buah tertentu (kubis, kembang
kol, sawi, nangka, durian), juga infeksi virus-virus noninvasive yang terjadi pada
anak umur di bawah 2 tahun karena rotavirus.
Pengobatan diare harus tepat pada sasarannya. Sasaran yang dituju dalam
pengobatan diare yaitu dehidrasi. Pengobatan diare yang digunakan terbagi atas 2
cara, yaitu pengobatan/terapi non farmakologis yang berupa pencegahan penyakit
diare atau pertolongan pertama pada penderita diare dari dehidrasi dan terapi
farmakologis yang berupa obat-obatan yang dapat digunakan untuk menghentikan
diare.
2.2 Gejala Diare
Gejala-gejala pada diare :
Frekuensi buang air besar melebihi normal
Kotoran encer/cair
Sakit/kejang perut, pada beberapa kasus
Demam dan muntah, pada beberapa kasus
Gejala pada anak :
Dehidrasi ringan/sedang; gelisah, rewel, mata cekung, mulut kering, sangat
halus, kulit kering
Dehidrasi berat, lesu, tak sadar, mata sangat cekung, mulut sangat kering,
malas/tidak bias minum, kulit sangat kering
Mual dan muntah dapat mendahului diare yang disebabkan oleh infeksi virus.
Infeksi bisa secara tiba-tiba menyebabkan diare, muntah, tinja berdarah, demam,
penurunan nafsu makan atau kelesuan.
Selain itu, dapat pula mengalami sakit perut dan kejang perut, serta gejal-gejala
lain seperti flu misalnya agak demam, nyeri otot atau kejang, dan sakit kepala.
Diagnosa Diare
Diagnosa diare ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan fisik. Amati
konsistensi tinja dan frekuensi buang air besar bayi atau balita. Jika tinja encer
dengan frekuensi buang air besar 3 kali atau lebih dalam sehari, maka bayi atau
balita tersebut menderita diare.
Pemeriksaan darah dapat dilakukan untuk mengetahui kadar elektrolit dan jumlah
sel darah putih. Namun, untuk mengetahui organisme penyebab diare, perlu
dilakukan pembiakan terhadap contoh tinja.
Klasifikasi Dehidrasi
Berdasarkan klasifikasi dehidrasi WHO, maka dehidrasi dibagi tiga menjadi
dehidrasi ringan, sedang, atau berat.
1)
Dehidrasi Ringan
Tidak ada keluhan atau gejala yang mencolok. Tandanya anak terlihat agak lesu,
haus, dan agak rewel.
2)
Dehidrasi Sedang
Gelisah, cengeng
Kehausan
Mata cekung
Kulit keriput, misalnya kita cubit kulit dinding perut, kulit tidak segera
Dehidrasi berat
Muntah terus-menerus
dari 6 popok/hari.
Selain karena rotavirus, diare juga bisa terjadi akibat kurang gizi, alergi, tidak
tahan terhadap laktosa, dan sebagainya. Bayi dan balita banyak yang memiliki
intoleransi terhadap laktosa dikarenakan tubuh tidak punya atau hanya sedikit
memiliki enzim laktose yang berfungsi mencerna laktosa yang terkandung susu
sapi.
Tidak demikian dengan bayi yang menyusu ASI. Bayi tersebut tidak akan
mengalami intoleransi laktosa karena di dalam ASI terkandung enzim laktose.
Disamping itu, ASI terjamin kebersihannya karena langsung diminum tanpa
wadah seperti saat minum susu formula dengan botol dan dot.
Diare dapat merupakan efek sampingan banyak obat terutama antibiotik. Selain
itu, bahan-bahan pemanis buatan sorbitol dan manitol yang ada dalam permen
karet serta produk-produk bebas gula lainnya menimbulkan diare. Hal ini terjadi
pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi hormon yang
normal, kadar vitamin yang normal dan tidak memiliki penyebab yang jelas dari
rapuhnya tulang.
Orang tua berperan besar dalam menentukan penyebab anak diare. Bayi dan balita
yang masih menyusui dengan ASI eksklusif umumnya jarang diare karena tidak
terkontaminasi dari luar. Namun, susu formula dan makanan pendamping ASI
dapat terkontaminasi bakteri dan virus
Penyebab terjadinya diare :
1.
2.
3.
4.
Sanitasi buruk
5.
Nutrisi buruk
6.
obat
kardiovaskular
(Digoxin,
Digitalis);
AIDS-yang
kimia.
8.
Immuno defesiensi
9.
terikat pada usus halus namun tidak merusak mukosa. Bakteri yang termasuk
golongan ini adalah V. cholera, Enterotoksigenik E.coli, C.perfingers, S.aureus,
berupa nekrosis dan ulserasi dan bersifat sekretorik eksudatif. Cairan diare dapat
bercampur lendir dan darah. Bakteri yang termasuk golongan ini adalah
enteroinvasive E.coli, S.paratyphi B , S. typhimurium, S.enteriditis, S.
choleraesuis, Shigela, Yersinia dan C. perfingers Tipe C.
Patofisiologi Diare antara lain :
Diare osmotik
Terjadi akibat asupan sejumlah makanan yang sukar diserap bahkan dalam
keadaan normal atau pada malabsorbsi. Termasuk dalam kelompok pertama
adalah sorbitol(ada dalam obat bebas gula dan permen serte buah-buahan
tertentu), fruktosa (jeruk, lemon, berbagai buah, madu), garam magnesium
(antasida, laktasif) serta anion yang sukar diserap seperti sulfat, fosfat atau sitrat.
Zat yang tidak diserap bersifat aktif secara osmotic pada usus halus sehingga
menarik air ke dalam lumen. Dan hal ini tergambarkan dalam beberapa percobaan.
Misalnya, asupan zat yang tidak diserap sebesar 150 mmol dalam 250 ml air akan
memulai sekresi air secara osmitik di duodenum sehingga volumenya meningkat
hingga 750 ml.
Pada malabsorbsi karbohidrat, penurunan absorbsi Na di usus halus bagian atas
menyebabkan penyerapan air menjadi berkurang . Aktivitas osmotic dari
karbohidrat yang tidak diserap juga menyebabkan sekresi air. Akan tetapi, bakteri
di dalam usus besar dapat memetabolisme karbohidrat yang tidak diserap hingga
sekitar 80 g/hari menjadi asam organic yang berguna untuk menghasilkan energi,
yang bersama-sama dengan air akan diserap di dalam kolon. Hanya gas yang
dihasilkan dalam jumlah besar yang akan memberikan bukti terjadinya
malabsorbsi karbohidrat. Namun, jika jumlah yang tidak diserap >80 g/hari atau
bakteri usus dihancurkan oleh antibiotik, akan terjadi diare.
Diare sekretorik
Dalam pemahaman yang lebih sempit terjadi jika sekresi Cl di mukosa usus halus
diaktifkan. Di dalam sel mukosa , Cl secara sekunder aktif diperkaya oleh
pembawa simport Na-K-2Cl basolateral dan disekeresi melalui kanal Cl di dalam
lumen. Kanal ini akan lebih sering membuka ketika konsentrasi cAMP intrasel
meningkat. cAMP dibentuk dalam jumlah yang lebih besar jika terdapat misal
laktasif dan toksin bakteri tertentu (kolera). Toksin kolera menyebabkan diare
massif (hingga 1000mL/jan) yang dapat secara cepat mengancam nyawa akibat
kehilangan air, K dan HCO3.
Pembentukan VIP (vasoactive intestinal peptide) yang berlebihan oleh sel tumor
pulau pancreas juga menyebabkan tingginya kadar cAMP di mukosa usus
sehingga mengakibatkan diare yang berlebihan dan mengancam nyawa yang biasa
disebut dengan kolera pankreatik.
Terdapat beberapa alasan mengapa diare terjadi setelah reaksi ileum dan sebagian
kolon. Garam empedu, yang normalnya diabsorbsi di ileum, akan mempercepat
aliran yang melalui kolon(absorbsi air menurun). Selain itu, garam empedu yang
tidak diserap akan dehidroksilasi oleh bakteri dikolon. Metabolit garam empedu
yang terbentuk akan merangsang sekresi NaCl dan H2O dikolon. Akhirnya, juga
terjadi kekurangan absorbsi aktif Na pada segmen usus yang direseksi.
13
Diare Eksudatif
Rusaknya kerusakan mukosa usus halus atau usus besar akibat inflamasi.
Inflamasi dan eksudasi dapat terjadi akibat infeksi bakteri, non infeksi (gluten
sensitive entera phaty, IBD) atau akibat radiasi. Contohnya,kolitif ulserosa,
penyakit Crohn, amebiasis, shigellarosis, champylobacter dan yersinia.
Diare karena gangguan motilitas
Terjadi gangguan pada control otonimia yaitu waktu transit usu menjadi lebih
cepat. Misalnya pada diabetic neuropati, post vagotomi, post reseksi usus,
hipertiroid, tiroktioksikosis, dan sindroma usus iritabel.
2.4 Terapi pada Diare
v Terapi Farmakologi
yang
paling
banyak
digunakan
ini
mempunyai
Racecordil,
Anti
diare
yang
ideal
harus
bekerja
cepat,
tidak
Escherichiacoli,
Staphylococcus
dan
cerna atau adstringensia, contoh: tannin (teh, daun jambu biji, dan buah salak
muda) dan arang aktif (diapet, new diatab, norit: merek Indonesia)
3)
obat
yang
mengandung
Karboadsorben,
Attapulgit,
Bismuthi
Dengan air tajin dan pisang ijo, air tajin dalam beberapa situs digunakan
sebagaianti diare dengan cara mengatasi dehidrasi pada balita. Sedangkan pisang
ijomampu mengatasi gangguan diare, Menurut hasil peneliti Bangladesh
melaporkandari sebuah pertemuan tahunan di Digestive Disease Week,
menyebutkan buahpisang efektif untuk mengatasi gangguan diare . Para peneliti
secara acak menugaskan sebanyak 62 anak yang mengalami diare. hasilnya, 65 %
anak darikelompok pisang mempunyai kualitas tinja yang sudah normal. pisang
hijaumenurunkan penyerapan usus dan inilah yang membuat ekskresinya kembali
normal.
2)
Kontrol makanan.
Makanan yang pedas dapat menyebabkan diare karena, makanan yang pedas dapat
meningkatkan motilitas saluran cerna sehingga memicu terjadinya diare
2.5 Terapi Obat pada Resep
Lacto-b
KOMPOSISI
Per Sachet mengandung : Energi 3,4 Kalori, Karbohidrat 0,6 gram, Protein
0,02 gram, Lemak total 0,1 gram, Vitamin C 10 mg, Vitamin B1 0,5 mg, Vitamin
B2 0,5 mg, Vitamin B6 0,5 mg, Niacin 2 mg.
INDIKASI
DOSIS
Dapat diberikan langsung (rasa enak) atau dicampur dengan susu, makanan bayi
atau air.
Vosedon
KOMPOSISI
INDIKASI
Mengurangi gejala mual dan muntah akut, yang disebabkan pemberian obat
levodopa atau bromokriptin, pada anak setelah kemoterapi kanker atau radiasi.
Pengobatan gejala dispepsia fungsional.
EFEK SAMPING
PERHATIAN
Dosis dikurangi pada pasien gagal ginjal. Timbul efek ekstrapiramidal bila
diberikan bersama obat lain. jangan diberika pada bayi, wanita hamil & laktasi.
Tidak direkomendasikan untuk penggunaan lama, gangguan hati.
DOSIS
INTERAKSI
KOMPOSISI
INDIKASI
Infeksi saluran pernafasan, saluran pencernaan, saluran kemih & kelamin, kulit &
jaringan lunak.
KONTRA INDIKASI
o Hipersensitifitas
o Kerusakan ginjal berat
o Hamil
o Anak berusia kurang dari 12 tahun
INTERAKSI OBAT
Perubahan warna pada gigi dan hipoplasia gigi pada anak-anak yang sedang
DOSIS
Dewasa & anak-anak dengan berat badan lebih dari 40 kg : 2 - 4 kali sehari
250-500 mg.
o Anak berusia 6-15 tahun : 2 - 3 kali sehari 250 mg
o Anak berusia 1-5 tahun : 2 - 3 kali sehari 125 mg.
19
Colistin
KOMPOSISI
INDIKASI
Untuk pengobatan diare disebabkan oleh bakteri Gram ensitiv yang ensitive
terhadap obat, misalnya Ecoli.
KONTRA INDIKASI
INTERAKSI
Harus dihindari jika diberikan bersama dengan obat nefrotoksik lain (seperti
aminoglikosida), dapat meningkatkan nefrotoksisitas.
DOSIS
INDIKASI
PERHATIAN
INTERAKSI OBAT
Bisa menganggu waktu dan atau kecepatan absorpsi obat-obat lainnya jika
diberikan secara bersamaan.
EFEK SAMPING
DOSIS
a.
d.
e.
Siapkan etiket
2.
Setarakan timbangan
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Etiket
3.3 KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi)
AA
: Ny. Ani?
: Ya.
AA
: Ini obatnya, yang sachet diminumkan satu kali sehari. Dan yang puyer
AA
: Iya sama-sama.
3.4 Lain-lain
Berikut beberapa artikel mengenai diare
PENGGUNAAN ORALIT DAN LOPERAMID PADA DIARE
Diare merupakan salah satu masalah kesehatan di indonesia. Diare pada umumnya
terjadi akibat dari sanitasi lingkungan yang buruk. Diare adalah suatu penyakit
yang ditandai dengan meningkatnya frekuensi buang air besar (BAB) lebih dari
tiga kali sehari disertai dengan adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja.
Menurut lama waktu terjadinya, diare dibagi menjadi dua yaitu diare akut dan
diare kronis. Diare akut timbul dengan tiba-tiba dan berlangsung beberapa hari,
sedangkan diare kronis berlangsung lebih dari tiga minggu. Apabila seseorang
terkena diare, maka ada beberapa gejala yang tampak, seperti sering buang air
besar, sakit pada bagian abdominal, sering merasa haus dan kehilangan berat
badan. Apabila diare disebabkan karena adanya infeksi bakteri atau virus maka
demam dapat menjadi salah satu gejala yang timbul.
Sebagian besar diare akut akan sembuh dengan sendirinya tanpa perawatan
khusus, namun apabila diare tidak segera sembuh dalam beberapa hari dan
semakin bertambah parah maka diare ini harus diobati. Sasaran dari pengobatan
diare yaitu faktor penyebab diare, dehidrasi dan kerja usus. Pengobatan bertujuan
untuk mengeliminasi faktor penyebab diare (apabila diare disebabkan karena
infeksi), mencegah dehidrasi dan menormalkan kerja usus.
Apakah diare berbahaya.?
Bahaya utama diare adalah kematian yang disebabkan karena tubuh banyak
kehilangan air dan garam terlarut yang disebut dehidrasi. Dehidrasi terjadi karena
usus tidak bekerja sempurna sehingga sebagian besar air dan zat-zat yang terlarut
dibuang bersama tinja sampai akhirnya tubuh kekurangan cairan. Pada anak-anak
dan orang tua, sangat besar kemungkinan mengalami dehidrasi. Karena bahaya
diare terletak pada dehidrasi maka penanggulangan utama penyakit diare adalah
mencegah timbulnya dehidrasi dan rehidrasi intensif bila telah terjadi dehidrasi.
25
Bagaimana mencegah dan mengatasi dehidrasi?
Terapi non farmakologi dengan menggunakan larutan yang mengandung
elektrolit-glukosa sangat efektif dalam mengatasi dehidrasi pada diare, terutama
diare akut. Larutan ini sering disebut rehidrasi oral. Larutan ini mempunyai
komposisi campuran Natrium klorida, kalium klorida, glukosa anhidrat dan
natrium bikarbonat. Larutan rehidrasi oral ini mempunyai nama generik oralit dan
larutan ini sekarang dijual dengan berbagai merek dagang seperti Alphatrolit,
Aqualyte, Bioralit dan Corsalit. Oralit tersedia dalam bentuk serbuk untuk
dilarutkan dan dalam bentuk larutan diminum perlahan-lahan. Serbuk dilarutkan
dalam 200 ml atau 1 (satu) gelas air matang hangat.
Antimotilitas
Obat antimotilitas bekerja dengan mengurangi gerakan peristaltik usus sehingga
diharapkan akan memperpanjang waktu kontak dan penyerapan di usus. Obat
antimotilitas digunakan apabila diare berlangsung terus menerus selama 48 jam.
Pada pasien yang mengalami demam dan di dalam tinjanya terdapat darah, maka
sangat mungkin sekali diare yang terjadi disebabkan karena adanya infeksi
bakteri. Perlu diingat!! bahwa diare sendiri merupakan suatu mekanisme
pertahanan tubuh untuk mengeluarkan kontaminasi (termasuk bakteri) dari dalam
tubuh. Pada kasus ini, antimotilitas tidak boleh digunakan karena hanya akan
memperlama keberadaan bakteri di dalam tubuh.
Apakah itu loperamid?
Loperamid hidroklorida merupakan nama generik dari salah satu obat
antimotilitas yang sering digunakan untuk terapi diare. Terapi dengan
serta pengobatan sendiri pada diare akut dewasa. Secara umum diakui bahwa
pengobatan diare akut dapat menghilangkan ketidaknyamanan dan disfungsi
sosial yang terjadi. Tidak ada bukti bahwa pengobatan sendiri dapat
memperpanjang penyakit, bahkan cukup aman bagi pasien dewasa.
Pilihan terapi diare akut yang dikaji meliputi cairan rehidrasi oral (CRO),
probiotik, adsorbent, dan beberapa obat antidiare. Hasil yang diperoleh di
antaranya CRO tidak mengurangi lamanya diare atau mengurangi frekuensi diare.
CRO juga tidak memberikan manfaat yang berarti bagi orang dewasa yang dapat
menjaga asupan cairannya selama diare. Sementara itu, hanya ada sedikit bukti
bahwa pengobatan dengan probiotik pada manusia mengurangi kolonisasi
pathogen atau melindungi dari organisme seperti Vibrio cholera atau E. coli.
Adsorbent bekerja dengan mengikat air sehingga mengurangi cairan yang keluar
bersama diare. Tetapi, selain memiliki efek samping yang rendah, adsorbent tidak
memberikan banyak manfaat pada orang dewasa yang terkena diare akut.
28
Obat antidiare yang lebih lama seperti opium, morphine, dan codein memang
efektif mengatasi diare, tapi memiliki efek sentral. Secara umum, efektivitasnya
lebih rendah dibanding loperamide. Karena itu, loperamide oral adalah pilihan
utama terapi. Loperamide adalah peripheral acting opiate, yang tidak berpotensi
untuk disalahgunakan. Obat ini tidak melewati sawar darah otak dan sulit
mencapai sirkulasi sistemik karena ekstraksi yang ekstensif di hati serta ekskresi
melalui tinja. Loperamide memiliki banyak efek antiekskresi, beberapa di
antaranya tidak dimediasi oleh reseptor opiat. Pada orang dewasa sehat, dosis
terapeutik sebesar 4 mg tidak secara signifikan memperlambat transit orocaecal.
Dosis yang lebih besar atau pengulangan dosis yang mempertinggi konsentrasi
obat di sirkulasi enterohepatik, memperlambat jejunum atau transit orocaecal.
Tapi, pada keadaan diare dosis terapi tersebut akan menormalkan transit. Bukti
dari studi yang terkontrol memperlihatkan loperamide tidak memiliki efek yang
tidak baik untuk kasus infeksi non-disentri pada diare perjalanan (tanpa demam
pengobatan.
Obat anti diare: Pilihan utamanya adalah loperamide 2 mg (dosis fleksibel,
tergantung dari seberapa sering BAB cair yang terjadi). Anti diare lain tidak
direkomendasikan karena efektivitasnya belum pasti, mula kerja yang lambat, dan
potensi efek samping yang ditimbulkan. Tidak ada bukti bahwa menghambat
keluarnya BAB cair akan memperpanjang penyakit. Justru telah terbukti
penggunaan antidiare akan mengurangi diare dan mmperpendek durasi diare.
Antimikroba: Dianjurkan untuk diberikan pada turis yang bepergian dalam
travel kit beserta loperamide. Quinolone direkomendasikan sebagai pilihan utama,
dan pilihan berikutnya adalah cotrimoxazole.
Campur tangan dokter juga diperlukan jika tidak ada perbaikan gejala setelah 48
jam, atau ada bukti terjadinya kemunduran, seperti dehidrasi, perut kembung, atau
tanda-tanda disentri (panas > 38,5C dan darah pada tinja).
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan lebih dari tiga kali dalam satu
hari dan biasanya berlangsung selama dua hari atau lebih. Orang yang mengalami
diare akan kehilangan cairan tubuh sehingga menyebabkan dehidrasi. Hal ini
membuat tubuh tidak dapat berfungsi dengan baik dan dapat membahayakan jiwa,
khususnya pada anak dan orang tua.
Gejala diare biasanya buang air besar yang terus menerus disertai sakit dan
nyeri perut, badan lesu atau lemah, serta pucat, mual, tidak nafsu makan, dan
menurunnya pengeluaran urin. Diare juga bisa menyebabkan kehilangan cairan
dan elektrolit yang disebut dengan dehidrasi.
Penyebab diare antara lain, ansietas/cemas, keracunan makanan, infeksi virus
dari usus, alergi terhadap makanan tertentu, tidak tahan susu, peradangan usus,
kekurangan gizi, dan lain-lain.
Pengobatan diare ada 2 cara, pertama terapi farmakologi dengan menggunakan
obat-obat diare, dan kedua menggunakan terapi non farmakologi dengan
menggunakan terapi alternative.
4.2 Saran
Untuk mengatasi diare hal yang utama yaitu dengan pemberian cairan oralit
untuk menghindari terjadinya dehidrasi yang dapat mengancam jiwa penderita
diare.
Minum banyak cairan (air sari buah, sup bening). Hindari alcohol, kopi, teh,
susu. Teruskan pemberian air susu ibu pada bayi, tetapi pemberian susu pengganti
ASI encerkan sampai dua kali.
Cucilah tangan dengan baik setiap habis buang air beesar dan sebelum