Anda di halaman 1dari 11

STUDI KASUS

Pada perencanaan dalam melakukan penambangan ada beberapa tahap dan


proses yang akan kita lakukan untuk merencanakan suatu tambang.Yang akan
direncanakan atau yang dibahas dalam tugas ini adalah proses pengolahannya.
Hasil awal dari penambangan biasanya dalam bentuk bongkahanbongkahan besar,dalam bongkahan tersebut tidak hanya mengandung satu mineral
saja melainkan beberapa mineral yang akan kita pisahkan. Sebelum dilakukan
pemisahan. Antar mineral terlebih dahulu harus dilakukan tahap preparasi dan
kominusi, sehingga ukuran yang dihasilkan sesuai dengan kemampuan alat yang
akana digunakan.
Dalam tugas kali ini yang akan kita pisahkan pada bongkahan batuan
yang mengandung mineral Hematit (Fe2O3), Covelite (CuS), Galena (PbS),
Kasitrit (SnO2),Kuarsa (SiO2).Dan yang akan kita peroleh adalah kadar
Cassiterite (10%) , Hematite (15%) dan dalam konsentrat sebesar 10 % .

Bagan Proses Pemisahan Mineral


Run Of Mine

15 cm 1 m
Primery crusher

>100 mm

35 mm 100 mm
Secondary

25 mm 50 mm

>25 mm

Grinding

>150 m

4,75 mm - 150 m
Sieving

150 m
Produk

Proses Pemisahan Mineral


Preparasi material (pengecilan ukuran material)
1. Crushing
Crusher merupakan suatu alat yang digunakan pada tahap preparasi yang
digunakan untuk memecahkan bongkahan mineral yang besar yang berasal
tambang Run Of Mine (ROM) menjadi ukuran yang lebih kecil (fragmen
yang berukuran kecil). Crusher yang digunakan terdiri dari dua tipe, yaitu :
Primery Crusher dan secondary crusher
a. Primery crusher
Primery crusher digunakan untuk memecah bongkahan mineral yang
berasal dari lapangan sehingga menjadi fragmen yang lebih kecil,
sehingga dapat menjadi umpat pada proses selanjutnya. Ukuran
material yang berasal dari lapangan adalah mulai dari 15 cm - 1 m.
sedangkan ukuran produk yang dihasilkan dari primery crusher adalah
35 mm 150 mm.

Jenis crusher yang digunakan pada primery

crusher ini adalah Jaw Crusher dan Gyratory Crusher.


b.

Secondary Crusher
Secondary crusher digunakan untuk memecah material yang dihasilkan
pada tahap primery crusher, sehingga akan didapatkan ukuran yang
sesuai untuk tahapan berikutnya (Grinding).Ukuran feed maksimal
yang dapat masuk dalam secondary crusher ini adalah 100 mm dan
ukuran produk yang dihasilkan dari proses ini adalah 25 mm 50 mm.
Jenis crusher yang digunakan pada secondary crusher ini adalah
Hammer mill dan Cone Crusher
2. Grinding
Grinding merupakan proses lanjutan dari crushing, dimana umpannya
berasal dari proses crushing. Grinding dilakukan untuk menghaluskan
material hasil dari proses crushing sehingga akan didapatkan titik liberasi
mineral. Ukuran maksimum feed yang dapat masuk dalam proses grinding
adalah 25 mm. sedangkan ukuran produk yang dihasilkan dari proses ini
dapat mencapai sampai dengan ukuran 38 millimikron, tetapi pada proses

pemisahan ini penulis hanya menginginkan ukuran produk sampai dengan


150 millimicron atau lolos 100 mesh, hal ini dilakukan karena ukuran
tersebut merupakan titik liberasi mineral -mineral yang akan dipisahkan.
Alat yang digunakan pada proses grinding ini dapat berupa Rod Mill, Jet
Mill dan Ball Mill.
3. Sizing
Sizing merupakan proses lanjutan dari grinding, dimana pada proses ini
dilakukan penyaringan mineral sehingga didapatkan ukuran yang seragam
yang sesuai dengan ketentuan yang diinginkan. Alat yang digunakan pada
proses ini adalah seaving dengan satuan yang digunakan adalah mesh.
MEKANISME SIEVING
4 # (4,75mm)
10 # (1,7 mm)
20 # (850m)
40 # (355m)
60 # (250m)
100 #(150m)
Pan (150m)

GAMBAR SIEVIN

Produk

4. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan proses pemisahan mineral dari material pengotor
(tailing).
Proses konsentrasi dapat dilakukan dengan cara :
- Hand Sorting
- Panning
- Konsentrasi gravitasi
- High Tension Sparator
- Magnetit Sparator
- Flotasi
Pemilihan cara /proses yang akan digunakan pada proses konsentrasi ini
dipengaruhi oleh sifat fisik dan sifat kimia dari masing masing mineral
yang akan dipisahkan, misalnya Spesifik gravity dan kandungan unsure
kimia dalam mineral tersebut.
Rencana alan pada pemisahan bijih
Mineral :
1.

Hematite

Rumus Kimia Fe2O3

SG = 5,1 5,26

2.

Covelite

Rumus Kimia CuS

SG = 4,6 4,8

3.

Galena

Rumus Kimia PbS

SG = 7,4 7,6

4.

Kasitrit

Rumus Kimia SnO2

SG = 6,8 7,1

5.

Kuarsa

Rumus Kimia SiO2

SG = 2,3 2,7

Untuk memisahkan mineral mineral tersebut yang perlu di perhatikan adalah sifat
fisik dari mineral - mineral tersebut, pada mineral diatas sifat fisik yang dapat kita
ketahui adalah Spesifik Gravity (SG). Dari mineral mineral diatas dapat kita
pisahkan berdasarkan SG-nya, yaitu mineral dengan SG yang tinggi dan mineral
dengan SG yang rendah, yaitu :

PEMISAHAN TAHAP I
Mineral dengan SG tinggi :
1.

Galena

Rumus Kimia PbS

SG = 7,4 7,6

2.

Kasitrit

Rumus Kimia SnO2

SG = 6,8 7,1

Mineral dengan SG rendah :


1. Covelite

Rumus Kimia CuS

SG = 4,6 4,8

2. Hematite

Rumus Kimia Fe2O3

SG = 5,1 5,2

3. Kuarsa

Rumus Kimia SiO2

SG = 2,3 2,7

Alat yang digunaka untuk pemisahan mineral berdasarkan berbedaan SG ini


adalah Jig.
Jigging adalah suatu proses pemisahan bijih dalam medium liquid berat yang
tergantung daripada kesanggupan penetrasi suatu bed yang semi stationary
yang disebabkan karena perbedaan Specific Gravity.
1. Prinsip Kerja Alat
Semakin besar perbedaan Specific Gravitasi, semakin baik jalan
mineral-mineral yang mengalami proses tersebut. Bila dalam bijih
menpunyai Specific Gravity yang berbeda-beda maka untuk meramalkan
pemisahan baik dengan bantuan CC (Concentration Criteria). CC lebih besar
dari 2,s pemisahan makin baik.
Tiga gaya yang bekerja pada proses jigging adalah :
a. Hindred Setting Classifier, formasi jatuh atau pengendapan dari material
yang Specific Gravitasinya besar dengan ukuran kecil akan sama dengan
material dengan SG kecil tapi ukuranyya besar.
b. Differential Trickling : Partikel berat atau SG tinggi akan mempunyai
kecepatan jatuh lebih tinggi, maka partikel berat akan lebih cepat
mengendap daripada material ringan.
c. Consolidation Trackling adalahsuatu proses dimana partikel halus
menerobos melalui bed pada waktu akhir portion.
2. Mekanisme Kerja Alat
Dalam proses Jigging terdapat 2 proses

a. Pultion
Cara kerjanya, torak mendorong air dimana ada pegendapan atau
bed, sehingga terjadi Pultion atau dorongan, sehingga partikel diatas
saringan lebih kecil dari ukuran bed, tetapi lebih besar ukuran partikel
yang disaring dan suction. Bed adalah partikel degan ukuran diatara
partikel berat dan ukuran partikel ringan.
b. Suction
Bila terjadi suction maka didalam baki, akan terjadi penyedotan
terhadap partikel-partikel di atas saringan, bila penyedotan ini besar maka
partikel ringan akan ikut tertarik, untuk memperkecil penyedotan ini
diberikan air tambahan atau under water agar air didalam batch tenang
sehingga akan terjadi pemisahan. Pada waktu Pultion Bed akan
merenggang, maka material berat akan menerobos batch sebagai produk
dan pada waktu Suction bed akan menutup.
Terdapat 3 kecepatan pada saat terjadi Pultion, yaitu : Kecepatan keatas
(V), Kecepatan turun partikel ringan (V1) dan kecepatan partikel berat (v2)
a. Jika V = V1 , maka partikel ringan akan diam dan partikel berat akan
turun.
b. Jika V besarnya diantara V1 dan V2 maka partikel ringan akan terangkat
sedagkan partikel berat akan menerobos bed kebawah sebagai produknya.
Ukuran lubang saringan lebih kecil dari partikel tetapi lebih besar dari ukuran
bed.
3. Tipe-tipe Jig
a. Plunger Jig
Mekanisme kerjanya adalah :
-

Bila ada partikel lebih tinggi/berat dan ringan akan terjadi stratifikasi

Partikel tinggi akan mengendap sebagai konsentrat sedangkan yang


ringan akan keluar melalui gate sebagai tailing

Untuk mineral pemisah bed digunakan mineral itu sendiri dengan


ukuran yang lebih besar

Untuk meninggikan Recovery sebelum masuk Jig diadakan Sieving

Ukuran pada Feed antara inch 3 msh

Ukuran pada Screen 5 -4 #, P stroke = 1 5,8 inch

b. Diafragma Jig
Terdiri dari tipe : Bendelary Jig, Pan American Jig, Denver Mineral
Jig, dan House Jig, kapasitas Jig dinyatakan dalam ton/luas saringan tiap
hari.
Faktor yang menetukan antara lain :
1. Sifat-sifat bijih
2. Ukuran material
3. Kekayaan bijih
4. Mudah/sukarnya pemisahan
5. Feed rata yang konstan
6. Kesempurnaan bijih
Power Recoment dipengaruhi oleh berat material, ukuran dan berat
plunger, gesekan pada waktu stroke, jumlah stroke tiap menit dan panjang
stroke
Dalam Jigging terdapat clearn (keluarnya air lewat sisi plunger) dank
arena adanya gesekan maka sebagian tenaga akan hilang, jadi stroke akan
berkurang, harus diperhirungkan pula dengan luas screen dan luas
Plunger.

GAMBAR JIG
PEMISAHAN TAHAP 2
Untuk mineral yang mempunyai SG rendah :

1. Covelite

Rumus Kimia CuS

SG = 4,6 4,8

2. Hematit

Rumus Kimia Fe2O3

SG = 5,1 5,2

3. Kuarsa

Rumus Kimia SiO2

SG = 2,3 2,7

Dari mineral yang mempunyai SG rendah dapat dipisahkan lagi


berdasarkan perbedaan SG-nya, alat yang digunakan adalah jig, dengan proses
sama dengan Pemisahan

Tahap I, Sehingga akan didapatkan dua kelompok

mineral, yaitu :
Mineral SG rendah :
1. Kuarsa

Rumus Kimia SiO2

SG = 2,3 2,7

Mineral SG tinggi :
1.

Covelite

Rumus Kimia CuS

SG

4,6 4,8
2. Hematit

Rumus Kimia Fe2O3

SG = 5,1 5,2

PEMISAHAN TAHAP 3
Dari Pemisahan Tahap II, didapatkan mineral yang mempunyai SG tinggi, yaitu :
Mineral SG tinggi :
1.

Covelite

Rumus Kimia CuS

SG

4,6 4,8
2. Hematit

Rumus Kimia Fe2O3

SG = 5,1 5,2

kedua mineral tersebut jika kita lihat dari SG-nya relative sama, tetapi jika
kita lihat dari rumus kimia dapat kita ketahui bahwa terdapat perbedaan diantara
keduanya, yaitu : mineral Hematit (Fe2O3) mengandung unsur besi / Fe
sedangkan Covelit (CuS) tidak mengandung unsur besi / Fe, sehingga pemisahan
antara kedua mineral tersebut dapat kita lakukan dengan menggunakan Magnetitc
Sparator (MS). Dari pemisahan pada tahap ini akan didapatkan Hematit (Fe2O3)
sebagi konsetratnya dan Covelit (CuS) sebagai tailingnya

GAMBAR MAGNETIT SPARATOR


PEMISAHAN TAHAP IV
Pada pemisahan tahap IV ini akan dipisahkan mineral hasil pemisahan tahap I,
yaitu mineral yang mempunyai SG yang tinggi.
Mineral dengan SG tinggi :
1. Galena

Rumus Kimia PbS

SG = 7,4 7,6

2. Kasitrit

Rumus Kimia SnO2

SG = 6,8 7,1

Jika kita lihat pada mineral diatas maka akan kita ketahui bahwa
perbedaan SG dari kedua mineral tersebut sangatlah kecil, sehingga sulit untuk
dipisahkan menggunakan konsentrasi gravitasi, tetapi jika kita lihat dari rumus
kimianya dapat kita ketahui bahwa kedua mineral tersebut mempunyai perbedaan
yang mencolok, yaitu mineral Galena(PbS) merupakan golongan mineral sulpida
sedangkan mineral Kasitrit (SnO2) merupakan mineral oksida. Dari perbedaan
tersebut maka kita dapat memisahkan mineral tersebut menggunakan proses
Flotasi dengan menggunakan Flotasi Anionok kolektor. Dari proses ini akan
didapatkan mineral Galena (PbS) sebagai mineral yang terapung (anionic
Kolektor akan mengapungkan mineral sulpida) sedangkan mineral Kasitrit (SnO2)
sebagai mineral yang tenggelam. Sehingga proses ini akan menghasilkan :

Mineral yang mengapung :


1. Galena

Rumus Kimia PbS

SG = 7,4 7,6

Mineral yang Tenggelam :


1. Kasitrit

Rumus Kimia SnO2

SG = 6,8 7,1

GAMBAR FLOTASI

Dari tahapan pemisahan mineral diatas dapat dibuat diagram sebagai berikut:

CuS, Fe2O3, PbS, SnO2, SiO2

Jaw Crusher
Cone Crusher
Rod Mill
Jigging

CuS, Fe2O3, SiO2

PbS, SnO2

Flotasi

Jigging

CuS, Fe2O3

SiO2

SnO2

MS

Fe2O3

CuS

SKEMA PEMISAHAN MINERAL

PbS

Anda mungkin juga menyukai