15 cm 1 m
Primery crusher
>100 mm
35 mm 100 mm
Secondary
25 mm 50 mm
>25 mm
Grinding
>150 m
4,75 mm - 150 m
Sieving
150 m
Produk
Secondary Crusher
Secondary crusher digunakan untuk memecah material yang dihasilkan
pada tahap primery crusher, sehingga akan didapatkan ukuran yang
sesuai untuk tahapan berikutnya (Grinding).Ukuran feed maksimal
yang dapat masuk dalam secondary crusher ini adalah 100 mm dan
ukuran produk yang dihasilkan dari proses ini adalah 25 mm 50 mm.
Jenis crusher yang digunakan pada secondary crusher ini adalah
Hammer mill dan Cone Crusher
2. Grinding
Grinding merupakan proses lanjutan dari crushing, dimana umpannya
berasal dari proses crushing. Grinding dilakukan untuk menghaluskan
material hasil dari proses crushing sehingga akan didapatkan titik liberasi
mineral. Ukuran maksimum feed yang dapat masuk dalam proses grinding
adalah 25 mm. sedangkan ukuran produk yang dihasilkan dari proses ini
dapat mencapai sampai dengan ukuran 38 millimikron, tetapi pada proses
GAMBAR SIEVIN
Produk
4. Konsentrasi
Konsentrasi merupakan proses pemisahan mineral dari material pengotor
(tailing).
Proses konsentrasi dapat dilakukan dengan cara :
- Hand Sorting
- Panning
- Konsentrasi gravitasi
- High Tension Sparator
- Magnetit Sparator
- Flotasi
Pemilihan cara /proses yang akan digunakan pada proses konsentrasi ini
dipengaruhi oleh sifat fisik dan sifat kimia dari masing masing mineral
yang akan dipisahkan, misalnya Spesifik gravity dan kandungan unsure
kimia dalam mineral tersebut.
Rencana alan pada pemisahan bijih
Mineral :
1.
Hematite
SG = 5,1 5,26
2.
Covelite
SG = 4,6 4,8
3.
Galena
SG = 7,4 7,6
4.
Kasitrit
SG = 6,8 7,1
5.
Kuarsa
SG = 2,3 2,7
Untuk memisahkan mineral mineral tersebut yang perlu di perhatikan adalah sifat
fisik dari mineral - mineral tersebut, pada mineral diatas sifat fisik yang dapat kita
ketahui adalah Spesifik Gravity (SG). Dari mineral mineral diatas dapat kita
pisahkan berdasarkan SG-nya, yaitu mineral dengan SG yang tinggi dan mineral
dengan SG yang rendah, yaitu :
PEMISAHAN TAHAP I
Mineral dengan SG tinggi :
1.
Galena
SG = 7,4 7,6
2.
Kasitrit
SG = 6,8 7,1
SG = 4,6 4,8
2. Hematite
SG = 5,1 5,2
3. Kuarsa
SG = 2,3 2,7
a. Pultion
Cara kerjanya, torak mendorong air dimana ada pegendapan atau
bed, sehingga terjadi Pultion atau dorongan, sehingga partikel diatas
saringan lebih kecil dari ukuran bed, tetapi lebih besar ukuran partikel
yang disaring dan suction. Bed adalah partikel degan ukuran diatara
partikel berat dan ukuran partikel ringan.
b. Suction
Bila terjadi suction maka didalam baki, akan terjadi penyedotan
terhadap partikel-partikel di atas saringan, bila penyedotan ini besar maka
partikel ringan akan ikut tertarik, untuk memperkecil penyedotan ini
diberikan air tambahan atau under water agar air didalam batch tenang
sehingga akan terjadi pemisahan. Pada waktu Pultion Bed akan
merenggang, maka material berat akan menerobos batch sebagai produk
dan pada waktu Suction bed akan menutup.
Terdapat 3 kecepatan pada saat terjadi Pultion, yaitu : Kecepatan keatas
(V), Kecepatan turun partikel ringan (V1) dan kecepatan partikel berat (v2)
a. Jika V = V1 , maka partikel ringan akan diam dan partikel berat akan
turun.
b. Jika V besarnya diantara V1 dan V2 maka partikel ringan akan terangkat
sedagkan partikel berat akan menerobos bed kebawah sebagai produknya.
Ukuran lubang saringan lebih kecil dari partikel tetapi lebih besar dari ukuran
bed.
3. Tipe-tipe Jig
a. Plunger Jig
Mekanisme kerjanya adalah :
-
Bila ada partikel lebih tinggi/berat dan ringan akan terjadi stratifikasi
b. Diafragma Jig
Terdiri dari tipe : Bendelary Jig, Pan American Jig, Denver Mineral
Jig, dan House Jig, kapasitas Jig dinyatakan dalam ton/luas saringan tiap
hari.
Faktor yang menetukan antara lain :
1. Sifat-sifat bijih
2. Ukuran material
3. Kekayaan bijih
4. Mudah/sukarnya pemisahan
5. Feed rata yang konstan
6. Kesempurnaan bijih
Power Recoment dipengaruhi oleh berat material, ukuran dan berat
plunger, gesekan pada waktu stroke, jumlah stroke tiap menit dan panjang
stroke
Dalam Jigging terdapat clearn (keluarnya air lewat sisi plunger) dank
arena adanya gesekan maka sebagian tenaga akan hilang, jadi stroke akan
berkurang, harus diperhirungkan pula dengan luas screen dan luas
Plunger.
GAMBAR JIG
PEMISAHAN TAHAP 2
Untuk mineral yang mempunyai SG rendah :
1. Covelite
SG = 4,6 4,8
2. Hematit
SG = 5,1 5,2
3. Kuarsa
SG = 2,3 2,7
mineral, yaitu :
Mineral SG rendah :
1. Kuarsa
SG = 2,3 2,7
Mineral SG tinggi :
1.
Covelite
SG
4,6 4,8
2. Hematit
SG = 5,1 5,2
PEMISAHAN TAHAP 3
Dari Pemisahan Tahap II, didapatkan mineral yang mempunyai SG tinggi, yaitu :
Mineral SG tinggi :
1.
Covelite
SG
4,6 4,8
2. Hematit
SG = 5,1 5,2
kedua mineral tersebut jika kita lihat dari SG-nya relative sama, tetapi jika
kita lihat dari rumus kimia dapat kita ketahui bahwa terdapat perbedaan diantara
keduanya, yaitu : mineral Hematit (Fe2O3) mengandung unsur besi / Fe
sedangkan Covelit (CuS) tidak mengandung unsur besi / Fe, sehingga pemisahan
antara kedua mineral tersebut dapat kita lakukan dengan menggunakan Magnetitc
Sparator (MS). Dari pemisahan pada tahap ini akan didapatkan Hematit (Fe2O3)
sebagi konsetratnya dan Covelit (CuS) sebagai tailingnya
SG = 7,4 7,6
2. Kasitrit
SG = 6,8 7,1
Jika kita lihat pada mineral diatas maka akan kita ketahui bahwa
perbedaan SG dari kedua mineral tersebut sangatlah kecil, sehingga sulit untuk
dipisahkan menggunakan konsentrasi gravitasi, tetapi jika kita lihat dari rumus
kimianya dapat kita ketahui bahwa kedua mineral tersebut mempunyai perbedaan
yang mencolok, yaitu mineral Galena(PbS) merupakan golongan mineral sulpida
sedangkan mineral Kasitrit (SnO2) merupakan mineral oksida. Dari perbedaan
tersebut maka kita dapat memisahkan mineral tersebut menggunakan proses
Flotasi dengan menggunakan Flotasi Anionok kolektor. Dari proses ini akan
didapatkan mineral Galena (PbS) sebagai mineral yang terapung (anionic
Kolektor akan mengapungkan mineral sulpida) sedangkan mineral Kasitrit (SnO2)
sebagai mineral yang tenggelam. Sehingga proses ini akan menghasilkan :
SG = 7,4 7,6
SG = 6,8 7,1
GAMBAR FLOTASI
Dari tahapan pemisahan mineral diatas dapat dibuat diagram sebagai berikut:
Jaw Crusher
Cone Crusher
Rod Mill
Jigging
PbS, SnO2
Flotasi
Jigging
CuS, Fe2O3
SiO2
SnO2
MS
Fe2O3
CuS
PbS