1. Sebuah rekayasa genetika dapat dikatakan baik jika rekayasa tersebut dilakukan dalam rangka mengobati / curing suatu penyakit, dan tujuannya hanyalah untuk kesehatan. Rekayasa genetika dapat dikatakan buruk jika dilakukan dengan niat untuk mencelakakan orang lain, contohnya dilakukannya rekayasa genetika pada bayi dengan menambahkan semua elemen genetik seperti kekuatan fisik dalam rangka menjadikannya sebagai tentara super, hal itu melawan hukum alam. 2. Keputusan tentang sifat normal, cacat ataupun gangguan berada pada orang yang mempunyai ilmu dalam bidang genetika. Fenotip juga dapat menjadikan acuan jika orang tersebut mengalami gangguan ataupun cacat genetik, karena suatu kecacatan genotip dapat dilihat dari fenotip yang tampak. 3. Terapi genetika untuk saat ini memang hanya bisa dirasakan oleh orang dengan kekayaan berlebih, hal ini dikarenakan alat dan bahan yang masih mahal, akan tetapi ilmu pengetahuan akan mengalami kemajuan yang sangat pesat dan akan ada suatu titik dimana terapi gen bukanlah sesuatu yang istimewa melainkan sudah lumrah, sehingga nantinya terapi gen akan dapat dirasakan semua kalangan karena alat dan bahan akan semakin murah. 4. Penggunaan terapi gen memang dapat mengurangi jumlah orang-orang cacat maupun mempunyai penyakit, akan tetapi dengan meluasnya penggunaaan terapi tentulah ada sebagian orang yang tidak melakukan terapi gen dikarenakan beberapa kondisi. Masyarakat setiap hari akan semakin berkembang, pemikiran mengenai menghargai sesama dan mencintai makhluk ciptaan Tuhan akan selalu ada, sehingga jika terdapat orang cacat pada saat terapi gen menjadi lumrah dilakukan, masyarakat akan tetap menerima orang tersebut apa adanya. 5. Manusia dapat melakukan rekayasa genetika dalam rangka perbaikan atas suatu penyakit, akan tetapi jika sudah berkaitan dengan mengubah sifat dasar seperti tinggi, kekuatan atletis dan kepintaran, hal ini sudah melewati batas. Diversitaslah yang membuat kehidupan ini indah, jika semua manusia menjadi pintar, atletis, dan tinggi maka hirarki kehidupan bermasyarakat akan rusak, karena semua orang akan menganggap dirinya tidak pantas dalam hirarki tersebut contohnya menjadi petani, kuli bangunan dan lain sebagainya.