Anda di halaman 1dari 6

PEMBAHASAN

A. Pengertian Transpirasi
Transpirasi dapat diartikan sebagai proses kehilangan air dalam bentuk uap dari jaringan
tumbuhan melalui stomata. Kemungkinan kehilangan air dari jaringan tanaman melalui
bagian tanaman melalui bagian tanaman yang lain dapat saja terjadi, tetapi porsi
kehilangan tersebut sangat kecil dibandingkan dengan yang hilang melalui stomata.
Transpirasi merupakan bagian dari siklus air, dan itu adalah hilangnya uap air dari
bagian tanaman (mirip dengan berkeringat), terutama pada daun tetapi juga di batang,
bunga dan akar. Permukaan daun yang dihiasi dengan bukaan yang secara kolektif
disebut stomata, dan dalam kebanyakan tanaman mereka lebih banyak pada sisi bawah
dedaunan. Transpirasi juga dapat mendinginkan tanaman dan memungkinkan aliran
massa nutrisi mineral dan air dari akar ke tunas. Aliran massa air dari akar ke daun
disebabkan oleh penurunan hidrostatik (air) tekanan di bagian atas dari tumbuhan
karena difusi air dari stomata ke atmosfer. Air diserap pada akar dengan osmosis, dan
semua nutrisi mineral dilarutkan perjalanan dengan melalui xilem tersebut.
Tingkat transpirasi secara langsung berkaitan dengan partikel penguapan air dari
permukaan tanaman, terutama dari bukaan permukaan, atau stomates, pada daun.
Stomata untuk sebagian besar kehilangan air oleh tanaman, tetapi beberapa penguapan
langsung juga terjadi melalui permukaan sel-sel epidermis daun. Transpirasi pada
tumbuhan yang sehat sekalipun tidak dapat dihindarkan dan jika berlebihan akan sangat
merugikan karena tumbuhan akan menjadi layu bahkan mati. Sebagian besar transpirasi
berlangsung melalui stomata sedang melalui kutikula daun dalam jumlah yang lebih
sedikit. Transpirasi terjadi pada saat tumbuhan membuka stomatanya untuk

mengambil karbondioksida dari udara. Lebih dari 20% air yang diambil oleh
akar dikeluarkan ke udara sebagai uap air. Sebagian besar uap air yang
ditranspirasi oleh tumbuhan tingkat tinggi berasal dari daun, selain dari
batang, bunga dan buah. Manfaat transpirasi untuk membantu penyerapan
mineral dari tanah dan menghilangkan panas pada daun. Bila laju transpirasi
rendah terjadi defisiensi dan sebaliknya bila laju transpirasi tinggi maka
terjadi peningkatan mineral. Umumnya penyerapan mineral dilakukan
bersama dengan penyerapan air, sehingga transpirasi secara tidak langsung
membantu transpor air keseluruh tubuh tanaman.
Untuk membuat makanan, sebuah tumbuhan harus membentangkan
daunnya pada matahari dan mendapatkan CO2 dari udara. Karbon dioksida
akan berdifusi ke dalam daun, dan oksigen yang dihasilkan sebagai hasil
sampingan fotosintesis akan berdifusi keluar dari daun melalui stomata.
Stomata menghubungkan ruang udara yang berbentuk sarang lebah, sehingga
CO2 dapat berdifusi ke sel-sel fotosinterik mesofil. Selama daun masih dapat
menarik air dari tanah dengan cukup cepat untuk menggantikan air yang
hilang, maka transpirasi tidak akan menyebabkan masalah. Ketika transpirasi
melebihi pengiriman air melaui xilem, seperti ketika tanah mulai mengering,
daun mulai layu karena sel-selnya kehilangan tekanan turgor. Laju potensial
transpirasi yang paling besar adalah saat hari panas terik, kering dan
berangin, karena semua itu merupakan faktor lingkungan yang menigkatkan
penguapan air.
Penyerapan air dari dalam tanah ke bagian atas tumbuhan memiliki arti
bahwa tanaman tersebut harus melawan gaya gravitasi bumi yang selalu
mengakibatkan benda jatuh ke bawah. Akan tetapi, tanaman berhasil
melakukan hal itu. Kuncinya ialah tanaman-tanaman ini menggunakan
tekanan akar, tenaga kapilari, dan juga tarikan transpirasi. Namun pada
tanaman-tanaman yang sangat tinggi, yang berperan paling penting adalah
tarikan transpirasi. Dalam proses ini, ketika air menguap dari sel mesofil,
maka cairan dalam sel mesofil akan menjadi semakin jenuh. Sel-sel ini akan

menarik air melalu osmosis dari sel-sel yang berada lebih dalam di daun. Selsel ini pada akhirnya akan menarik air yang diperlukan dari jaringan xilem
yang merupakan kolom berkelanjutan dari akar ke daun. Oleh karena itu, air
kemudian dapat terus dibawa dari akar ke daun melawan arah gaya gravitasi,
sehingga proses ini terus menerus berlanjut. Proses penguapan air dari sel
mesofil daun biasa kita sebut dengan proses transpirasi. Oleh itu,
pengambilan air dengan cara ini biasa kita sebut dengan proses tarikan
transpirasi dan selama akar terus menerus menyerap air dari dalam tanah dan
transpirasi terus terjadi, air akan terus dapat diangkut ke bagian atas sebuah
tanaman.
Proses transpirasi ini selain mengakibatkan penarikan air melawan gaya
gravitasi bumi, juga dapat mendinginkan tanaman yang terus menerus berada
di bawah sinar matahari. Mereka tidak akan mudah mati karena terbakar oleh
teriknya panas matahari karena melalui proses transpirasi, terjadi penguapan
air dan penguapan akan membantu menurunkan suhu tanaman. Selain itu,
melalui proses transpirasi, tanaman juga akan terus mendapatkan air yang
cukup untuk melakukan fotosintesis agar keberlangsungan hidup tanaman
dapat terus terjamin. Struktur anatomi daun memungkinkan penurunan
jumlah difusi dengan menstabilkan lapis pembatas tebal relatif. Misalnya
rapatnya jumlah trikoma pada permukaan daun cenderung meyebabkan
lapisan pembatas udara yang reltif tidak bergerak. Stomata yang tersembunyi
menekan permukaan daun sehingga stomata membuka. Udara memiliki efek
penting dalam penjenuhan jumlah udara. Udara hangat membaewa lebih
banyak air dari pada udara dingin. Oleh karena itu, pada saat panan volume
udara akan memberikan sedikit uapa air dengan kelembaban relatif yang
lebih rendah daripada saat dingin. Untuk alasan ini, tumbuhan cenderung
kehilangan air lebih cepat pada udara hangat dari pada udara dingin.
Hilangnya uap air dari ruang interseluler daun menurunkan kelembaban
relatif pada ruang tersebut. Air yang menguap dari daun (stomata) ini
menimbulkan kekuatan kapiler yang menarik air dari daerah yang berdekatan
dalam daun.
B. Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Transpirasi
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju transpirasi adalah : faktor-faktor
internal yang mempengaruhi mekanisme buka-tutup stomata, kelembaban
udara sekitar tanaman, suhu udara dan suhu daun tanaman. Angin dapat juga
mempengaruhi laju transpirasi. Angin dapat memacu laju transpirasi jika
udara yang bergerak melewati permukaan daun tersebut lebih kering dari
udara disekitar tumbuhan tersebut.
Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi laju transpirasi
1. Cahaya
Laju transpirasi tanaman lebih cepat terjadi di tempat yang terang yang
terkena cahaya matahari. Hal ini terutama karena cahaya merangsang
pembukaan stomata pada siang hari,sehingga transpirasi bisa berjalan dengan
lancar. Cahaya juga mempercepat transpirasi oleh pemanasan daun.
2. Suhu
Suhu tumbuhan pada umumnya tidak berbeda banyak dengan lingkungannya.
Kenaikan suhu udara akan mempengaruhi kelembaban relatifnya.
Meningkatnya suhu pada siang hari, biasanya menyebabkan kelembaban
relatif udara menjadi makin rendah, sehingga akan menyebabkan perbedaan
tekanan uap air dalam rongga daun dengan di udara menjadi semakin besar

dan laju transpirasi meningkat. Tanaman terjadi lebih cepat pada suhu yang
lebih tinggi karena air menguap lebih cepat karena suhu meningkat. Pada 30
C, daun mungkin terjadi tiga kali lebih cepat seperti halnya pada 20 C.
3. Kelembaban
kelembaban udara sangat berpengaruh terhadap laju transpirasi. Kelembaban
menunjukkan banyak sedikitnya uap air di udara, yang biasanya dinyatakan
dengan kelembaban relatif. Makin besar tekanan uap air di udara, maka akan
semakin lambat laju transpirasi. Sebaliknya apabila sedikit tekanan uap air di
udara maka maka laju transpirasinya akan semakin cepat. Tingkat difusi
meningkat setiap substansi sebagai perbedaan dalam konsentrasi zat di dua
daerah increases. Ketika udara sekitarnya kering, difusi air dari daun
berlangsung lebih cepat.
4. Angin
Angin adalah suatu perpindahan masa udara dari suatu tempat ke tempat
lain. Dalam perpindahan masa udara ini, angin akan membawa masa uap air
yang berada di sekitar tumbuhan, sehingga dapat menurunkan tekanan uap
air disekitar daun dan dapat mengakibatkan meningkatnya laju transpirasi.
Apabila angin bertiup terlalu kencang, dapat mengakibatkan keluaran uap air
melebihi kemampuan daun untuk menggantuinya dengan air yang berasal
dari tanah, sehingga lama kelamaan daun akan mengalami kekurangan air.
Ketika tidak ada angin, udara sekitar daun menjadi semakin lembab sehingga
mengurangi laju transpirasi. Ketika angin hadir, udara lembab dibawa pergi
dan digantikan oleh udara kering.
5. Keadaan Air Tanah laju transpirasi sangat bergantung pada ketersediaan
air di dalam tanah, karena setiap air yang hilang dalam proses transpirasi
harus dapat segera diganti kembali, yang pada dasarnya berasal dari dalam
tanah. Berkurangnya air di dalam tanah akan menyebabkan berkurangnya
pengaliran air ke daun dan hal ini akan menghambat laju transpirasi.
Tanaman tidak bisa terus terjadi cepat jika kehilangan air yang tidak dibuat
oleh pengganti dari tanah. Bila penyerapan air oleh akar gagal mengikuti laju
transpirasi, kehilangan turgor terjadi, dan tutup stomata. Ini segera
mengurangi laju transpirasi (serta fotosintesis). Jika hilangnya turgor meluas
ke seluruh daun dan batang, layu tanaman.
Ketika tanaman berada di dalam kondisi gelap ataupun malam hari, maka laju
transpirasi akan berkurang dibandingkan apabila tanaman terpapar cahaya.
Hal tersebut dapat terjadi karena pembukaan stomata distimulasi oleh
cahaya, dan kemudian cahaya menghangatkan daun yang dapat memicu
proses transpirasi untuk meningkat. Begitupun dengan perubahan
temperature, semakin tinggi temperature maka transpirasi akan semakin
besar. Ketika temperatur naik sebesar 10C, transpirasi akan meningkat
sebesar tiga kali transpirasi semula. Konsentrasi uap air di udara juga memicu
terjadinya transpirasi. Apabila terdapat perbedaan konsentrasi uap air yang
cukup signifikan dalam hal ini udara luar lebih kering, maka uap air tersebut
akan berdifusi dari stomata daun menuju ke udara sekitar yang memiliki
konsentrasi uap air relatif rendah. Hal sebaliknya dapat berlangsung apabila
konsentrasi uap air lebih tinggi pada udara bebas.
Tanaman gurun banyak jenis khusus fotosintesis, disebut crassulacean
metabolisme asam atau fotosintesis CAM yang stomata tertutup pada siang
hari dan terbuka pada malam hari ketika transpirasi akan lebih
rendah.Transpirasi ini berlangsung selama fotosintesis terjadi, yaitu sewaktu

stomata daun membuka untuk pertukaran gas antara karbon dioksida dan
oksigen. Transpirasi merupakan proses yang penting, serta merupakan tenaga
penggerak yang mendorong naiknya air dan bahan mineral lainnya dari akar
menuju daun. Naiknya material-material tersebut berkorelasi untuk
melaksanakan biosintesis dalam rangka menyuplai fotosintesis, dan
mendinginkan daun.
Udara yang berada disekitar daun akan meningkat kelembapannya apabila
tidak ada angin yang berhembus, hal tersebut menyebabkan penurunan laju
transpirasi. Ketika angin berhembus, udara lembap akan bergeser dan
digantikan oleh udara yang lebih kering. Kelima, jika kehilangan air melalui
transpirasi tidak dapat segera digantikan oleh ketersediaan air di dalam
tanah, maka dapat dipastikan tumbuhan akan mengurangi laju
transpirasinya. Sewaktu akar tumbuhan menyerap air dari tanah dan gagal
untuk memenuhi kebutuhan transpirasi yang cenderung cepat, stomata
kemudian akan menutup karena sel penjaga kehilangan tekanan turgor.
Tanaman dapat mengalami kelayuan apabila tekanan turgor yang berkurang
tersebut terjadi dalam jangka waktu yang cukup lama. Perbedaan tipe
taanaman memegang peranan penting dalam cepatnya laju transpirasi. Setiap
jenis tanaman memiliki tipe maupun jumlah stomata yang berbeda untuk
setiap luasan daun. Selain itu, lingkungan hidup juga berpengaruh. Tanaman
xerofit akan lebih memiliki laju transpirasi yang lebih kecil, dibandingkan
dengan tumbuhan dengan habitat air.
C. Mekanisme Kerja Stomata (Membuka dan Menutupnya Stomata)
Masing-masing stomata diapit oleh sepasang sel penjaga, yang berbentuk
seperti ginjal pada tumbuhan dikotil dan berbentuk seperti halter pada
tumbuhan monokotil. Stomata akan membuka jika tekanan turgor kedua sel
penjaga meningkat dan akan menutup apabila tekanan turgornya rendah.
Peningkatan tekanan turgor sel penjaga disebabkan oleh masuknya air ke
dalam sel penjaga tersebut. Pada saat turgor sel penutup tinggi, maka dinding
sel penutup yang berhadapan pada celah stomata akan tertarik kebelakang,
sehingga celah menjadi terbuka. Naiknya turgor ini disebabkan adanya air
yang mengalir dari sel tetangga masuk ke sel penutup, sehingga sel tetangga
mengalami kekurangan air dan selnya sedikit mengkerut dan akan menarik
sel penutup kebelakang. Sebaliknya pada waktu tekanan turgor turun, yang
disebabkan oleh kembalinya air dari sel penutup ke sel tetangganya, sel
tetangga akan mengembang dan mendorong sel penutup ke depan sehingga
akhirnya stoma tertutup.
Seorang ahli fisiologi yang berasal dari Jepang yang bernama M. Fujiono
menyatakan bahwa sel penutup stomata yang sedang terbuka dalam cahaya,
mengandung banyak ion K+ dalam konsentrasi yang tinggibdibanding
dengan stomata yang tertutup dalam gelap. Pada saat stomata membuka akan
terjadi akumulasi ion kalium (K+) pada sel penjaga. Ion kalium ini berasal
dari sel tetangganya. Korelasi positif antara peningkatan konsentrasi ion
kalium dengan pembukaan stomata secara konsisten ditemukan pada semua
spesies yang telah diteliti. Untuk menjaga netralitas muatan listrik, maka
masuknya ion kalium harus dibarengi dengan masuknya suatu anion. Asamasam organik disintesis dalam sel penjaga sebagai tanggapan terhadap faktorfaktor yang menyebabkan stomata membuka. Asam organik yang disintesis
umumnya adalah asam malat.
Perubahan tekanan turgor yang menyebabkan pembukaan dan penutupan

stomata terutama disebabkan oleh pengambilan dan kehilangan ion kalium


(K+) secara reversibel oleh penjaga. Stomata membuka ketika sel-sel penjaga
secara aktif mengakumulasi K+ dari sel-sel epidermal di sekitarnya.
Pengambilan zat terlarut ini menyebabkan potensial air di dalam sel penjaga
menjadi lebih negatif. Kondisi ini memungkinkan air mengalir ke dalam sel
secara osmosis sehingga sel menjadi membengkak. Sebagian besar K+ dan air
disimpan di dalam vakuola, dengan demikian tonoplas juga memainkan
peranan penting. Penigkatan muatan positif sel akibat masuknya K+
diturunkan dengan pengambilan ion klorida (Cl-) melalui pemompaan ion
hidrogen yang dibebaskan pada saat asam organik keluar dari sel, serta
melalui muatan negatif asam oranik setelah kehilangan ion hidrogennya.
Penutupan stomata disebabkan oleh keluarnya K+ dari sel penjaga, yang
menyebabkan kehilangan air secara osmotik.
Jumlah air yang dilepaskan juga mempengaruhi laju transpirasi tergantung
seberapa banyak air pada akar tanaman yang telah diserap, dan hal ini juga
tergantung pada kondisi lingkungan seperti sinar matahari, kelembaban,
angin dan suhu. Sebuah tanaman tidak boleh dicangkokkan di bawah sinar
matahari penuh karena mungkin kehilangan air terlalu banyak dan layu
sebelum akar rusak dapat pasokan air yang cukup. Perubahan pemanasan
dari air menjadi uap. Dan kemudian keluar melalui stomata. Transpirasi
membantu mendinginkan dalam daun karena uap keluar telah menyerap
panas, derajat pembukaan stomata dan permintaan menguapkan suasana
sekitar daun. Jumlah air yang hilang oleh tanaman tergantung pada ukuran,
bersama dengan sekitar intensitas cahaya, suhu, kelembaban, dan kecepatan
angin (semua yang mempengaruhi permintaan menguapkan). Tanah air
bersih dan suhu tanah dapat mempengaruhi pembukaan stomata, dan dengan
demikian tingkat transpirasi.
D. Mekanisme Transpirasi Melalui Daun
Mekanisme transpirasi akan mudah dipahami kalau kita mengenal juga
anatomi daun tumbuhan. Transpirasi dimulai dengan penguapan air oleh sel
sel mesofil ke rongga antar sel yang ada dalam daun. Dalam hal ini rongga
antar sel jaringan bunga karang merupakan rongga yang besar, sehingga
dapat menampung uap air dalam jumlah banyak. Penguapan air ke rongga
antar sel akan terus berlangsung selama rongga antar sel belum jenuh dengan
uap air.
Sel-sel yang menguapkan airnya kerongga antar sel, tentu akan mengalami
kekurangan air sehingga potensial airnya menurun. Kekurangan ini akan diisi
oleh air yang berasal dari xilem tulang daun, yang selanjutnya tulang daun
akan menerima air dari batang dan batang menerima dari akar dan
seterusnya. Uap air yang terkumpul dalam ronga antara sel akan tetap berada
dalam rongga antar sel tersebut, selama stomata pada epidermis daun tidak
membuka. Aapabila stomata membuka, maka akan ada penghubung antara
rongga antar sel dengan atmosfer kalau tekanan uap air di atmosfer lebih
rendah dari rongga antar sel maka uap air dari rongga antar sel akan keluar ke
atmosfer dan prosesnya disebut transpirasi. Jadi syarat utama untuk
berlangsungnya transpirasi adalah adanya penguapan air didalam daun dan
terbukanya stomata.
E. Pelepasan Panas pada Transpirasi
Daun yang terdedah pada radiasi matahari, akan menyerap sejumlah besar

energi radiasi tersebut, yang selanjutnya dengan suatu cara akan dilepaskan
kembali ke lingkungannya. Apabila energi ini tidak dilepaskan kembali ke
lingkungannya, maka energi tersebut akan diubah menjadi energi panas dan
menaikkan suhu daun. Karena transpirasi merupakan proses yang
mengkonsumsi energi, seringkali dianggap bahwa penguapan air dalam
transpirasi ini merupakan pelepasan panas yang diserap oleh daun tersebut.
Beberapa faktor yang mempengaruhi proses pemindahan panas pada
tumbuhan yaitu radiasi neto positif dan negatif (radiasi neto negatif jika daun
meradiasikan lebih banyak energi ke lingkungannya, dan radiasi positif jika
daun menerima atau menyerap lebih banyak energi dari lingkungannya),
konveksi negatif dan konveksi positif (konveksi negatif jika panas pindah dari
daun ke udara, dan konveksi positif jika panas pindah dari udara ke daun),
kadar konsumsi panas negatif dan positif (kadar konsumsi panas negatif jika
air diuapkan dari daun, dan kadar konsumsi panas positif jika air mengembun
pada permukaan daun), penyimpanan negatif dan positif (penyimpanan
negatif jika suhu daun turun dan penyimpanan positif jika suhu daun naik),
dan metabolisme seperti fotosintesis atau respirasi.
F. Fungsi Transpirasi Tumbuhan
Beberapa jenis tumbuhan dapat hidup tanpa melakukan respirasi, tetapi
jika transpirasi berlangsung pada tumbuhan akan memberikan beberapa
keuntungan bagi tumbuhan tersebut yaitu : mempercepat laju pengangkutan
unsur hara melalui pembulih xilem, menjaga turgiditas sel tumbuhan agar
tetap pada kondisi optimal, dan sebagai salah satu cara untuk menjaga
stabilitas suhu daun. pengangkutan unsur hara tetap dapat berlangsung jika
transpirasi tidak terjadi. Akan tetapi, laju pengangkutan terbukti akan
berlangsung lebih cepat jika transpirasi berlangsung secara optimum.
Transpirasi jelas merupakan suatu proses pendinginan, pada siang hari
radiasi matahari yang diserap daun akan meningkatkan suhu daun. Jika
transpirasi berlangsung maka peningkatan suhu daun ini dapat dihindari.
Transpirasi itu suatu akibat yang tidak dapat dielakkan. Luasnya permukaan
daun yang ada di udara itu suatu kondisi yang menyebabkan penguapan harus
terjadi. Pada tanaman, transpirasi itu pada hakikatnya suatu penguapan air
baru yang membawa garam-garam mineral dari tanah. Transpirasi juga
bermanfaat di dalam hubungan penggunaan sinar matahari. Kenaikan
temperatur yang membahayakan dapat dicegah karena sebagian dari sinar
matahari yang memancar itu digunakan untuk penguapan air

Anda mungkin juga menyukai