Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dismenore adalah nyeri siklis pada panggul atau bagian bawah nyeri dapat
menjalar ke arah punggung dan paha bagian depan, terjadi sebelum atau selama
periode haid. Nyeri dirasakan sebagai kram yang hilang timbul. Biasanya nyeri
mulai timbul sesaat sebelum atau selama menstruasi, mencapai puncak dalam
waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan menghilang (1)
Nyeri menstruasi atau dalam bahasa medisnya disebut dismenore pada
umumnya adalah hal normal. Zat yang disebut prostaglandin adalah penyebab
utamanya. Zat ini diproduksi oleh tubuh dan ditemukan dalam lapisan rahim.
Ketika proses menstruasi dimulai, zat ini merangsang kontraksi untuk
melepaskan lapisan rahim, sehingga menyebabkan kram. Zat ini juga
menyebabkan vasodilatasi sistem peredaran darah. Pembuluh arteri dan vena
mengembang, sehingga darah haid lebih mudah dikeluarkan. (2)
Namun, hal ini juga dapat menyebabkan tekanan darah menurun sehingga
tubuh akan terasa lemas dan kepala pusing. Pada beberapa wanita,
prostaglandin juga memicu kontraksi dan spasme otot polos di saluran gastrointestinal, sehingga menimbulkan mual, muntah dan diare. Selain itu, aliran
darah haid juga dapat ikut memperburuk rasa nyeri. Gumpalan darah atau
aliran darah menstruasi yang deras harus melalui bukaan sempit leher rahim.
Peregangan leher rahim oleh aliran tersebut dapat menyebabkan rasa sakit. (2)
Sekitar 50 % dari kaum wanita pernah mengeluh karena sakit pada saat haid.
Biasanya gangguan ini mencapai puncaknya pada umur 17-25 tahun, dan
berkurang atau sembuh setelah mengandung. Karena tingginya kejadian ini,
berbagai pengobatan diberikan dimasalalu hingga sekarang. (3)
Keluhan nyeri haid (dismenore) yang sering dijumpai dikalangan wanita baik
remaja maupun dewasa. Remaja maupun dewasa kadang berusaha mengobati

sendiri, pengobatan sendiri atau Swamedikasi merupakan mengobati segala


keluhan sendiri pada obat-obat sedehana yang dapat dibeli di apotek atau toko
obat atas inisiatif sendiri tanpa nasihat dokter (4).
Biasanya gangguan haid dapat diatasi dengan minum obat pereda nyeri
analgesik biasa (aspirin, atau parasetamol). Jika sakitnya masih berlangsung
dapat diberikan obat non-steroid (non-steroid anti-inflammatory drugs/ NSAID)
(ibu profen) untuk mencegah kekejangan otot yang menyebabkan terjadinya
nyeri haid yang berat tersebut. (5)
Penggunaan obat sangat berkaitan erat dengan persepsi sakit seseorang
terhadap dirinya. Jika mereka terserang penyakit dan juga merasa sakit maka
akan timbul berbagai macam perilaku dan usaha, antara lain mencari
pengobatan dengan membeli obat ke toko obat, pergi ke fasilitas pengobatan
modern yang diadakan oleh pemerintah atatu lembaga kesehatan swasta yang
dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas dan rumah sakit.
Dari hasil penelitian, di Amerika persentase kejadian dismenore sekitar 60%,
Swedia 72% dan di Indonesia 55%. Penelitian di Amerika Serikat
menyebutkan bahwa dismenore dialami oleh 30%- 50% wanita usia reproduksi
dan 10%-15% diantaranya kehilangan kesempatan kerja, mengganggu kegiatan
belajar di sekolah dan kehidupan keluarga. Begitu pula angka kejadian
dismenore di Indonesia cukup tinggi, namun yang berobat ke pelayanan
kesehatan sangatlah sedikit, yaitu hanya 1% - 2% (6).
Berdasarkan data profil kesehatan menunjukkan bahwa 65% orang sakit di
Indonesia

melakukan

swamedikasi

sebagai

usaha

pertama

dalam

menanggulangi penyakitnya. Persentase tersebut cenderung lebih tinggi


dibandingkan 44% penduduk yang langsung berobat jalan ke dokter.
Pengobatan sendiri yang dilakukan masyarakat menggunakan obat modern
juga cukup tinggi yaitu mencapai 89%.(7)
Penelitian Riset Dasar Kesehatan Nasional Tahun 2013, sejumlah 103.860 atau
35,2% dari 294.959 rumah tangga di Indonesia menyimpan obat untuk

swamedikasi. Dari jumlah tersebut, 81,9% menyimpan obat keras dan 86,1%
menyimpan antibiotik yang diperoleh tanpa resep. Data ini jelas menunjukkan
bahwa sebagian perilaku swamedikasi di Indonesia masih berjalan tidak
rasional (9).
Berdasarkan fenomena di atas, maka penulis tertarik untuk mengetahui
perilaku masyarakat dalam melakukan swamedikasi terhadap dismenore. Oleh
sebab itu perlu dilakukan survei untuk mengetahui perilaku masyarakat
khususnya wanita dalam melakukan

swamedikasi terhadap dismenore.

Menurut informasi lisan dari Kelurahan Kotabumi Ilir, masyarakat Kotabumi


Ilir khususnya pada RT RW 005/005 memiliki latar belakang usia, pendidikan,
dan pekerjaan yang bervariasi, sehingga diduga memili perilaku yang berbeda
dalam melakukan pengobatan sendiri terhadap dismenore. Penelitian ini
dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang hubungan antara faktor
demografi

dengan

perilaku

masyarakat

dalam

swamedikasi

terhadap

dismenore. Penelitian ini dengan judul: Hubungan Demografi dengan


Perilaku Wanita Terhadap Swamedikasi Dismenore di RT RW 005/005
Kelurahan Kotabumi Kecamatan Kotabumi Lampung Utara Tahun 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang terdapat pada latar belakang maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah Apakah Ada Hubungan Faktor Demografi
(Usia, Tingkat Pendidikan dan Status Pekerjaan ) dengan Perilaku
(Pengetahuan, Sikap, dan Tindakan) Wanita Terhadap Swamedikasi
Dismenore ?

1.3 Tujuan Penelitian


1.3.1 Tujuan Umum
3

Untuk mengetahui Hubungan Demografi dengan Perilaku Wanita Terhadap


Swamedikasi Dismenore di RT RW 005/005 Kelurahan Kotabumi
Kecamatan Kotabumi Lampung Utara Tahun 2015.
1.3.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui gambaran faktor demografi (usia, tingkat pendidikan dan
status pekerjaan) wanita terhadap swamedikasi dismenore di RT RW
005/005 Kelurahan Kotabumi Kecamatan Kotabumi Lampung Utara
Tahun 2015.
b. Mengetahui gambaran tentang perilaku (pengetahuan, sikap dan tindakan)
wanita terhadap swamedikasi dismenore di RT RW 005/005 Kelurahan
Kotabumi Kecamatan Kotabumi Lampung Utara Tahun 2015.
c. Mengetahui hubungan faktor demografi (usia, tingkap pendidikan dan
status pekerjaan) dengan perilaku (Pengetahuan, sikap dan tindakan)
wanita terhadap swamedikasi dismenore di RT RW 005/005 Kelurahan
Kotabumi Kecamatan Kotabumi Lampung Utara Tahun 2015.
.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat :
1. Bagi Peneliti
Dapat menambah wawasan dan informasi bagi peneliti mengenai
hubungan faktor demografi (usia, tingkap pendidikan dan status pekerjaan)
terhadap perilaku wanita yang mengalami dismenore.
2.

Bagi Masyarakat RT RW 005/005 Kel Kotabumi Ilir Kec Kotabumi


Lampung Utara
Sebagai masukan informasi dan Pengetahuan dalam upaya menghilangkan
nyeri haid.

3. Bagi Institut Sains dan Teknologi Nasional


Dapat menambah wawasan bagi mahasiswa dan sebagai bahan bacaan di
perpustakaan atau referensi.

1.5 Hipotesis
a. Ada hubungan antara usia wanita terhadap perilaku (pengetahuan, sikap,
tindakan) dalam swamedikasi dismenore.
b. Ada hubungan antara tingkat pendidikan wanita terhadap perilaku
(pengetahuan, sikap, tindakan) dalam swamedikasi dismenore.
c. Ada hubungan antara status pekerjaan wanita terhadap perilaku
(pengetahuan, sikap, tindakan) dalam swamedikasi dismenore.

Anda mungkin juga menyukai