Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ACARA III
PRODUK OLAHAN SUSU
A. Tujuan
Tujuan Praktikum Teknologi Pengolahan Susu Acara III Produk
Olahan Susu adalah sebagai berikut :
1. Es Krim
a. Mengetahui prinsip pembuatan es krim.
b. Mengetahui fungsi penambahan bahan-bahan dalam pembuatan es
2.
krim.
c. Mengetahui formulasi es krim terbaik yang disukai panelis.
Permen Susu
Mengetahui perbedaan jenis susu dengan penambahan jenis pengenyal
yang berbeda terhadap karakteristik sensori permen susu.
3.
Cream Cheese
a. Mengetahui cara pembuatan cream cheese.
b. Mengetahui pengaruh beberapa jenis susu full cream terhadap
karakteristik cream cheese.
c. Mengetahui pengaruh konsentrasi garam dan jenis susu terhadap
penerimaan panelis.
B. Tinjauan Pustaka
1. Es Krim
Es krim merupakan produk susu beku yang dikonsumsi dalam
keadaan beku, di mana pembekuan serta proses pemukulan merupakan
bagian penting untuk mendapatkan pengembangan yang diinginkan (pada
struktur, tekstur, dan palatabilitas). Terdapat banyak faktor formulasi dan
pengolahan yang mempengaruhi tekstur serta akseptabilitas es krim.
Stabilizer adalah salah satu bahan tambahan yang mempengaruhi kualitas
es krim. Fungsinya yaitu menghambat atau mengurangi es dan
pertumbuhan kristal laktosa selama penyimpanan, terutama selama periode
fluktuasi suhu, memberikan keseragaman bagi produk, dan memberikan
beberapa derajat retensi bentuk selama mencair (Bahrampav, 2011).
33
34
Es krim adalah sebuah makanan beku yang dibuat dari dairy product,
seperti krim (atau sejenisnya), digabungkan dengan perasa dan pemanis.
Makanan ini terbuat dari campuran lemak, padatan susu tanpa lemak,
gula, bahan penstabil, pembentuk emulsi, dan flavor atau citarasa. Secara
sederhana es krim dapat dibuat dengan mencampurkan bahan-bahan seperti
susu, gula, garam, es dan air, kemudian didinginkan. Selama ini, komposisi es
krim yang sarat dengan energi, protein dan lemak, menyebabkan es krim
sering dianggapsebagai penyebab kegemukan (obesitas) (Oktora, 2010).
35
tinggi
yang tidak
panelis
terhadap rasa,
(Rahmawati, 2012).
Es krim mengandung vitamin dan mineral, selain protein. Apabila
es krim dikeluarkan dari freezer selama beberapa waktu akan terjadi
sineresis. Oleh karena itu, perlu ditambahkan bahan penstabil untuk
memperlambat terjadinya sineresis tersebut. Kekentalan es krim banyak
dipengaruhi oleh komposisi adonan, jenis dan kualitas bahan, proses
penanganan atau suhu dan kadar lemak bahan (Usmiati, 2009).
Proses homogenisasi pada pembuatan es krim terjadi karena
adanya tekanan yang tinggi dari pompa pada alat homogenizer. Susu yang
telah dihomogenisasi selanjutnya ditampung dalam tangki penampungan,
selanjutnya dialirkan menuju tangki pemanas (pasteurizer) melewati plate
heat exchanger. Suhu keluaran produk dari alat ini dapat mencapai suhu
80 850C dan mengalir menuju tangki pasteurisasi. Alat untuk
menyeragamkan globula-globula lemak tersebut disebut homogenizer.
Ketidakhomogenan dalam pembuatan produk-produk olahan susu tertentu
misalnya es krim, mudah menyebabkan terjadinya creaming yaitu
36
memisahnya kepala susu (krim) di bagian atas terpisah dari serum yang
terletak di bagian bawah (Wardana, 2012).
2. Permen Susu
Menurut Nikmawati (2008) pengertian candy adalah makanan
yang rasanya manis terbuat dari gula yang direbus sehingga mecapai titik
didih tertentu, dibuat dengan semenarik mungkin dengan rasa dan isi,
ditutup sebagian atau seluruhnya dengan coklat, kembang gula atau bahan
lain, dibuat dengan berbagai macam bentuk dan ukuran, terbuat dari bahan
makanan yang diawetkan dengan gula atau dibungkus dengan gula yang
mengkristal, berdasarkan campuran dan cara pengolahanya dapat
dihasilkan tekstur yang padat tetapi lembut, rapuh dan garing bila
dirasakan akan memiliki rasa yang unik saat meleleh di lidah.
Susu karamel adalah produk olahan susu berwarna coklat akibat
dari proses karamelisasi dari gula pasir dan gula susu saat pemanasan. Jika
pembuatannya benar, maka karamel memiliki warna coklat yang menarik,
rasa yang gurih, tekstur yang kenyal dan lembut serta aroma yang
memikat. Susu didinginkan sampai suhu mencapai 45C, kemudian
ditambah gula pasir dan mentega, diaduk secara merata. Campuran
tersebut selanjutnya dimasak sampai suhu mencapai 120 C sambil terus
diaduk supaya karamel yang terbentuk tidak gosong. Bila sudah matang
kemudian ditambahkan vanila sendok teh dan diaduk sampai merata.
Sedikit adonan yang sedang dimasak diteteskan ke dalam gelas berisi air
dingin. Bila adonan yang diteteskan membentuk bulatan utuh dan kompak
dalam air dan tetap utuh bila dikeluarkan dari air maka pemanasan selesai
(Usmiati dan Abubakar, 2009).
Permen kenyal yang dibuat dengan agen pembentuk gel yang
berbeda dan pemanis yang menawarkan tekstur karakteristik dan sifat
makan. Permen kenyal yang paling umum selain permen karet yang jeli,
karamel, nougats dan taffies. Berbagai besar tersedia diciptakan dan
dikembangkan oleh confectioners melalui trial and error tanpa
penyelidikan yang tepat (Habilla et al. , 2011)
37
38
karamel, amonia sulfit karamel, dan karamel kaustik adalah aditif makanan
yang paling banyak digunakan dan ditemukan sebagai zat pewarna dalam
berbagai makanan dan minuman (Hardt & Baltes, 1987 dalam Kroh, 1994)
Susu adalah substansi cair yang disekresikan oleh kelenjar mamae
oleh semua mamalia. Bagian utamanya adalah air, lemak, protein, gula,
dan abu. Susanto (2003) menyatakan susu merupakan sumber kalsium,
fosfor,
vitamin B, dan protein yang sangat baik. Mutu protein susu setara
dengan protein daging dan telur. Protein susu sangat kaya akan lisin, yaitu
salah satu asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh. Potter
(1986) menyatakan susu bubuk full
cream
adalah
susu
yang
sebaliknya
akan
menaikkan
39
mentega,
margarin.
Disamping
itu
penambahan
lemak
adalah
suatu
produk
parsial kolagen yang berasal dari kulit, jaringan ikat dan tulang hewan.
Tahapan pembuatan gelatin dari kulit hewan meliputi penyabunan
komponen lemak dengan kapur, pengasaman, pemucatan, dan pencucian,
ekstrasi gelatin dengan air, pemekatan, penyebaran, pengeringan serta
40
dalam
darah,
meningkatkan
fungsi
41
Susu sapi merupakan minuman alami yang kaya akan nutrisi. Susu
dibutuhkan oleh tubuh sebagai zat pembangun, terutama pada masa
pertumbuhan. Kandungan kalsium, protein, osfor, magnesium, vitamin D
dan vitamin A pada susu sapi sangat berperan bagi pertumbuhan, termasuk
untuk pertumbuhan tulang dan gigi (Syarif, 2011).
Susu selain dapat dikonsumsi dalam bentuk segar, dapat pula
diolah terlebih dahulu menjadi susu olahan. Konsumsi masyarakat
terhadap susu olahan lebih banyak dibandingkan dengan konsumsi susu
segar. Keju merupakan produk olahan susu yang sudah sangat populer,
diperoleh dengan cara menggumpalkan susu penuh (whole milk), susu
skim atau campurannya menggunakan rennet suatu jenis enzim yang
terdapat dalam pertu hewan ruminansia muda. Produk sejenis keju di
Indonesia secara tradisonal sudah ada seperti dadih di Sumatera. Jenis keju
sangat bervariasi tergantung pada jenis starter yang digunakan. Keju
mempunyai umur simpan yang relatif lama sehingga pengolahan ini bisa
menjadi pilihan dalam mengatasi kelebihan produksi susu. Keju sudah
diterima secara luas dalam masyarakat, sehingga pemasaran produk ini
tidak sulit (Usmiyati, 2009).
Susu terdiri dari protein (kasein dan whey protein), lipid, laktosa,
mineral (larut dan tidak larut), komponen kecil (enzim, asam amino bebas,
peptida) dan air. Fraksi kasein berdampingan dengan mineral larut sebagai
kalsium fosfat kasein kompleks. Air dan konstituen larutnya (laktosa,
protein whey asli, beberapa mineral, asam sitrat dan komponen minor)
yang disebut sebagai serum. Selama pembuatan keju, susu terkena
dehidrasi parsial, yang melibatkan pengusiran dikendalikan serum dan
konsentrasi lemak, kasein (dan dalam beberapa kasus didenaturasi , protein
whey agregat) dan beberapa mineral. Metode terlibat untuk mempengaruhi
dehidrasi termasuk destabilisasi terbatas dan agregasi dari kasein kalsium
fosfat dalam bentuk jaringan gel yang membungkus lemak dan serum
melalui hidrolisis enzimatik spesifik dari kasein, pengasaman (oleh
fermentasi susu laktosa menjadi asam laktat oleh menambahkan kultur
bakteri), suhu tinggi dan berbagai operasi mekanis. Derajat kasein agregasi
42
penggumpalan,
pemotongan
curd,
penyaringan,
43
44
susu. Kadar air adalah faktor yang positif memberikan kontribusi untuk
menyebarkan kemampuan: jika partikel protein dan gelembunggelembung lemak yang dikemas kurang padat, akan dihasilkan
kelembaban
produk
yang
tinggi.
Peningkatan
permintaan
untuk
45
46
o. Pipet volume
2. Bahan
2.1 Es Krim
a. Susu full cream
b. Susu skim
c. Gula pasir
d. Bubuk CMC
e. Air
f. Agar-agar
g. Garam grosok
h. Es batu
i. Plastik wrap
2.2 Permen Susu
a. Susu full cream UHT 500 ml
b. Susu skim UHT 500 ml
c. Gula pasir 150 gram
d. Mentega 5 gram
e. Tepung Konjak 6 gram
f. Gelatin 6 gram
2.3 Cream Cheese
a. Susu full cream 500 ml
b. Whipping cream 500 ml
c. Yoghurt plain 2,5 ml
d. Rennet 20 ml
e. Garam 0,5% dan 0,75%
47
3. Cara Kerja
3.1 Es Krim
Tahap Pembuatan Es Krim dengan Penambahan CMC
Susu full cream, susu skim, CMC, agar-agar
Pencampuran menggunakan 300 ml air
Pemanasan
dengan api kecil hingga mendidih, disertai
Gula
pasir
48
49
Whipping cream
500 ml
Diaduk
Yoghurt 2,5 ml
Didiamkan 5 10 menit
Ditambah 20 ml rennet
Ditambah garam
50
Uji Organoleptik
D. Hasil dan Pembahasan
1. Es Krim
Tabel 3.1.1 Hasil Uji Organoleptik Es Krim
Shift
1
Kode Sampel
351
473
592
661
351
473
592
661
Aroma
3,28a
3,03a
3,13a
3,13a
3,13a
3,23a
3,31a
3,38a
Rasa
3,00a
3,26a
3,26a
2,97a
3,33b
2,64a
2,41a
3,31b
Warna
3,21ab
3,56bc
3,05a
3,59c
3,56b
2,74a
3,05a
3,56b
Tekstur
2,69a
2,56a
3,23b
3,44b
2,38a
2,67a
2,54a
2,69a
Overall
2,92a
3,10a
3,05a
3,21a
3,08b
2,92b
2,44a
3,10b
ice cream
mix
51
52
pada
pembuatan
es
krim
bertujuan
untuk
tekstur
dan
kelezatan,
mempercepat
aging,
dan
53
54
komponen-komponen susu
yang larut dalam air tertinggal dalam larutan sisa dari hasil penggumpalan
kasein yang disebut whey (Koswara, 2009).
Gula dalam pembuatan produk makanan beku berfungsi sebagai
pemanis serta dapat memperbaiki body dan tekstur produk. Gula dapat
membantu mencegah pembentukan kristal es yang besar selama
pembekuan. Peningkatan kadar gula akan mengakibatkan kekentalan dan
kekuatan body es krim. Penambahan CMC dimaksudkan sebagai penstabil
es krim. CMC mempunyai kelebihan daripada bahan penstabil lain yaitu
mampu mengikat air dalam kapasitas besar serta harganya relatif lebih
murah (Dewi, 2010). Garam grosok yang diletakkan pada baskom besar di
sekitar baskom adonan es krim berfungsi untuk mencegah pembentukan
kristal es pada adonan es krim saat dimixer. Fungsi es batu yang
diletakkan pada sekitar wadah adonan es krim adalah untuk membantu
proses pembekuan adonan es krim.
Agar-agar yang ditambahkan pada pembuatan es krim mampu
mencegah timbulnya kristal es yang besar dan cita rasa (flavour) dapat
terasa dengan jelas dan mencair dimulut dengan baik (Nur, 2012).
Berdasarkan praktikum Acara III Es Krim, digunakan 4 macam
formulasi dengan 4 kode sampel. Pada sampel 351 digunakan formulasi
yang terdiri dari air sebanyak 300 ml, susu full cream 60 gram, susu skim
65 gram, gula pasir 75 gram, CMC 1,5 gram, agar-agar 1,5 gram, es batu,
dan garam grosok secukupnya (formulasi 1). Pada sampel 473 digunakan
formulasi yang terdiri dari air sebanyak 300 ml, susu full cream 70 gram,
susu skim 55 gram, gula pasir 75 gram, agar-agar 1,5 gram, es batu, dan
55
hasil
yang tidak berbeda nyata antar sampel. Hal ini dikarenakan antar
sampel memiliki subset yang sama. Kedua shift menunjukkan hasil
yang sama pula. Secara umum, panelis menyukai aroma es krim dari
berbagai
formulasi
Mikasari
dan
tersebut.
Hal
ini
sesuai
dengan
penelitian
menyukai es krim dengan cita rasa dan aroma susu yang masih terasa,
apabila dibandingkan dengan varian es krim lain misalnya dengan bahan
baku ubi jalar, daging durian, dan sejenisnya. Aroma dapat dijadikan
indikator kerusakan produk, misalnya sebagai akibat dari pemanasan atau
penyimpanan yang kurang baik, adanya cacat (off flavor) dari suatu
produk. Dalam industri pangan, pengujian terhadap parameter aroma
atau bau menjadi penting karena dapat menentukan daya terima
produk oleh konsumen (Harwanti dkk, 2011).
Aroma merupakan daya tarik yang sangat kuat dan mampu
merangsang indera penciuman,
56
aldehida
dengan
atom
karbon
yang
berkurang
satu
(Purnamayanti, 2008).
Rasa merupakan salah satu faktor penting dalam menentukan cita
rasa makanan. Terdapat 4 macam penilaian rasa makanan yaitu asin,
manis, pahit, dan asam. Pengujian terhadap parameter rasa dimaksudkan
untuk mengetahui tingkat penerimaan panelis terhadap produk es krim
yang dihasilkan (Purnamayanti, 2008). Rasa pada es krim merupakan
kombinasi antara cita rasa dan bau. Mutu dan rasa enak dari es krim
dipengaruhi oleh gula, stabilizer, dan bahan kering tanpa lemak. Gula
berfungsi memperbaiki tekstur, meningkatkan kekentalan, dan memberi
rasa manis. Penggunaan lemak yang tinggi cenderung memberikan skor
rasa yang lebih tinggi (Hartatie, 2011).
Pada parameter rasa, untuk shift 1 menunjukkan hasil tidak berbeda
nyata antar sampel. Artinya, hampir semua panelis shift 1 menyukai rasa es
krim dengan berbagai formulasi tersebut. Namun, pada hasil pratikum
yang dilakukan oleh shift 2 menunjukkan perbedaan. Pada shift 2, sampel
351 memiliki hasil beda nyata dengan sampel 473 dan 592. Namun, tidak
berbeda nyata dengan sampel 661 dan sampel 473 tidak berbeda nyata
dengan sampel 592. Hal ini sesuai dengan teori (Purnamayanti, 2008) yang
menyatakan bahwa perbedaan penilaian panelis terhadap parameter rasa es
krim dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti selera masing-masing yang
berbeda, kandungan senyawa kimia dalam produk, suhu, konsentrasi
bahan pembuat es krim, dan adanya interaksi dengan komponen rasa
lainnya.
Warna adalah faktor yang paling menentukan daya tarik suatu
produk. Warna merupakan salah satu profil visual yang menjadi kesan
pertama konsumen dalam menilai makanan (Harwanti dkk, 2011). Pada
data parameter warna shift 1 dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan
signifikan antar sampel. Namun, pada data praktikum shift 2 menunjukkan
hasil berbeda, yang mana sampel 351 tidak berbeda nyata dengan sampel
57
661 tetapi berbeda nyata dengan sampel 473 dan 592. Perbedaan warna
pada produk es krim yang dihasilkan dipengaruhi oleh perbedaan
komposisi bahan-bahan pembuat es krim. Hal ini sejalan dengan penelitian
Mikasari dan Ivanti (2011) yang menyatakan bahwa warna es krim yang
dihasilkan tergantung dari jenis bahan baku serta komposisi bahan-bahan
pembuatnya. Penambahan susu skim ke dalam produk es krim mampu
mempengaruhi tingkat kesukaan panelis terhadap produk yang dihasilkan.
Tekstur es krim berhubungan dengan halus dan kasrnya kristal es
yang tergantung dari udara, bentuk susunan kristal, ukuran, serta distribusi
sel-sel udara. Tekstur es krim yang ideal yaitu halus dan partikel padatan
terlalu kecil untuk dapat dirasakan di mulut. Tekstur berpasir (coarseness)
menunjukkan bahwa kristal es yang dihasilkan besar, dengan ukuran yang
tidak seragam. Tekstur yang lembut dan tegas merupakan fokus utama saat
es krim berada di dalam mulut. Pembentukan kristal es yang besar dan
tekstur yang lebih kasar terjadi akibat kandungan lemak susu yang ada
pada es krim terlalu rendah (Dewanti, 2013).
Pada parameter tekstur, untuk shift 1 menunjukkan hasil sampel
351 yang berbeda nyata dengan sampel 592 dan 661, tetapi tidak berbeda
nyata dengan sampel 473. Pada hasil praktikum shift 2 tidak terdapat
perbedaan nyata antar sampel uji. Tekstur es krim yang paling disukai dari
shift 2 yaitu sampel 351 dengan penambahan CMC 1,5 gram. Hal ini
sesuai dengan teori Dewanti (2013) yang menyatakan bahwa penggunaan
CMC sebagai bahan penstabil dapat memperbaiki tekstur es krim, karena
dapat mengikat air dan mengurangi pembentukan kristal es.
Pengujian kesukaan keseluruhan (overall) merupakan penilaian
terhadap semua faktor mutu yang meliputi warna, aroma, tekstur, dan rasa
yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penerimaan panelis terhadap
produk es krim yang dihasilkan. Untuk parameter overall, hasil praktikum
shift 1 menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan nyata antar sampel.
Berbeda dengan shift 2 yang mana sampel 592 berbeda nyata dengan
ketiga sampel lainnya. Namun, sampel 351, 473, dan 661 tidak berbeda
58
59
2
3
4
5
6
Kriteria Uji
Keadaan
1.1 Penampakan
1.2 Bau
1.3 Rasa
Lemak
Gula dihitung sebagai
sukrosa
Protein
Jumlah Padatan
Bahan tambahan makanan
6.1 Pewarna tambahan
6.2 Pemanis buatan
6.3 Pemantap dan
Pengemulsi
Satuan
Persyaratan
% b/b
Normal
Normal
Normal
Minimum 5,0
% b/b
Minimum 8,0
% b/b
% b/b
Minimum 2,7
Minimum 3,4
Overrun
2. Permen Susu
Tabel 3.2.1 Hasil Uji Kesukaan Permen Susu
Jenis Susu
Susu Skim
UHT
Susu Skim
UHT
Susu Full
cream
Susu Full
cream
Jenis
Pengenyal
Tepung
Konjak
Aroma
Rasa
Warna
Tekstur
Overall
3.08a
2.62a
1.74a
2.08a
2.28a
Gelatin
3.41ab
3.46c
3.36b
3.31c
3.59c
Tepung
Konjak
3.69b
3.31bc
3.33b
2.74b
3.31bc
Gelatin
3.23a
3.00ab
3.36b
2.56b
3.03b
Menurut
Standart
Indonesia
SNI
01-3547-1999
dalam
produk olahan susu berwarna coklat akibat dari proses karamelisasi dari
60
gula pasir dan gula susu saat pemanasan. Jika pembuatannya benar, maka
karamel memiliki warna coklat yang menarik, rasa yang gurih, tekstur
yang kenyal dan lembut serta aroma yang memikat.
Gula berfungsi untuk memberikan rasa manis dan kelembutan yang
mempunyai daya larut tinggi (Farida, 2008 dalam Hasniarti, 2012). Menurut
Gelatin
dapat
berfungsi
sebagai
pembentuk
gel,
pemantap
61
dan
pembentuk
tekstur
berupa
gelatin
dan
mentega.
62
kadar lemak. Susu skim hanya mengandung 1% lemak, oleh karena itu
penambahan susu skim tidak meningkatkan kandungan lemak tetapi justru
menurunkan kandungan lemak. susu skim juga memiliki kandungan
protein yang masih utuh dibandingkan susu full cream (Santoso, 2013).
Penggunaanya dalam pengolahan pangan dapat berfungsi sebagai penstabil
emulsi, pengikat air, koagulasi, dan lain-lain (Wardana, 2012).
Menurut Johnson (2007) dalam Mulyono (2010), viskositas konjak
lebih tinggi daripada bahan pengental alami lainnya dan stabil terhadap
asam, tidak ada pengendapan walaupun pH diturunkan dibawah 3,3.
Larutan konjak tahan terhadap garam walau pada konsentrasi yang tinggi.
Selanjutnya bahwa sebagai bahan pembentuk gel, konjak memiliki
kemampuan yang unik untuk membentuk gel reversible dan gel
irreversible pada kondisi yang berbeda. Larutan konjak tidak akan
membentuk gel karena gugus asetilnya mencegah rantai panjang
glukomannan untuk saling bertemu satu sama lain. Namun demikian,
konjak dapat membentuk gel dengan pemanasan sampai 85C dengan
kondisi basa (pH 9-1 0). Gel ini bersifat tahan panas (irreversible) dan
tetap stabil dengan pemanasan ulang pada suhu 100C atau bahkan pada
suhu 200C.
Gelatin adalah suatu produk yang diperoleh dari hidrolisis parsial
kolagen yang berasal dari kulit, jaringan ikat dan tulang hewan. Gelatin
dapat berfungsi sebagai pembentuk gel, pemantap emulsi, pengental,
penjernih, pengikat air, pelapis dan pengemulsi. Dalam fungsinya sebagai
pembentuk gel yaitu mengubah cairan menjadi padatan yang elastis, atau
mengubah bentuk sol menjadi gel, gelatin mempunyai sifat reversible
yaitu jika gel dipanaskan kan membentuk sol dan bila didinginkan akan
membentuk gel kembali. Keadaan ini yang membedakan gelatin dari
bahan pengental lain seperti pektin, pati, low methoxy pektin, alginat,
albumen telur dan protein susu yang bentuk gelnya tidak reversible
(Koswara, 2009). Meskipun gelatin dan tepung konjak sama-sama
berfungsi sebagai agen pembentuk gel (pengenyal) namun perbedaannya
63
64
pembentukannya dari protein. Hasil percobaan pada susu full cream sudah
sesuai teori yang menggunakan jenis pengenyal tepung konjak, namun
pada susu full cream dengan jenis pengenyal gelatin tidak. Hal ini
dimungkinkan karena reaksi pencoklatan yang terjadi pada proses
pembuatan permen susu akan menghasilkan flavour, aroma yang berbeda
(Handayani, 2007). Jadi dalam hal ini suhu pemasakan permen juga
berperan dalam menentukan aroma, karena bila suhu terlalu tinggi akan
menimbulkan aroma gosong. Penyataan
tersebut
sesuai
dengan
65
penambahan
gelatin
maupun
tepung
konjak
dapat
menimbulkan aroma yang asing. Selain itu, penggunaan gelatin juga akan
menimbulkan rasa asing yang tidak disukai oleh panelis. Perbedaan hasil
praktikum dengan teori ini kemungkinan dikarenakan proses pemasakan
menimbulkan rasa gosong yang mengakibatkan parameter rasa menjadi
bias.
Hasil parameter warna dari Tabel 3.2.1 yang paling disukai oleh
panelis adalah permen susu dengan formulasi susu skim UHT dan susu
full cream UHT dengan menggunakan jenis pengenyal gelatin. Hasil
parameter warna yang paling tidak disukai oleh panelis adalah permen
susu dengan formulasi susu skim UHT dengan jenis pengenyal tepung
konjak. Parameter ini susu skim UHT dengan jenis pengenyal tepung
konjak berbeda nyata terhadap tiga sampel lainnya. Susu skim UHT
dengan jenis pengenyal gelatin, susu full cream dengan jenis pengenyal
tepung konjak maupun gelatin saling tidak berbeda nyata.
Warna merupakan komponen yang sangat penting dalam
menentukan kualitas atau derajat penerimaan dari suatu bahan pangan
(Winarno, 2004 dalam Hasniarti, 2012). Ada lima sebab yang dapat
menyebabkan suatu bahan makanan berwarna yaitu salah satunya reaksi
karamelisasi yang timbul pada saat gula dipanaskan membentuk warna
coklat. Warna yang dihasilkan oleh permen disebabkan karena pengaruh
interaksi antara gula dan pemanasan, dimana selama pemasakan akan
saling
berinteraksi
(Hasniarti, 2012).
sehingga
terjadi
proses
inverse
sukrosa
66
Dari parameter warna ini untuk semua sampel telah sesuai dengan
teori. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Osmond (2013) dapat diketahui
bahwa permen susu dengan menggunakan susu skim paling disukai oleh
panelis. Menurut Wijana (2014) yang mengatakan bahwa penambahan
tepung konjak pada permen dapat menurunkan tingkat kesukaan panelis
pada kenampakan permen, hal ini dikarenakan
penambahan tepung
67
ini dikarenakan
penambahan tepung
konjak dapat
menghasilkan tekstur permen yang kokoh, dan hal ini lebih disukai oleh
panelis.
Hasil parameter overall dari Tabel 3.2.1 yang paling disukai oleh
panelis adalah permen susu dengan formulasi susu skim UHT dengan jenis
pengenyal gelatin. Hasil parameter overall yang paling tidak disukai oleh
panelis adalah permen susu dengan formulasi susu skim UHT dengan jenis
pengenyal tepung konjak. Parameter ini untuk susu skim dengan jenis
pengenyal tepung konjak berbeda nyata terhadap tiga sampel lainnya.
Untuk susu skim UHT dengan jenis pengenyal gelatin berbeda nyata
terhadap tiga sampel lainnya. Untuk susu full cream dengan jenis
pengenyal tepung konjak ada beberapa subset berpengaruh nyata pada
overall. Untuk susu full cream dengan jenis pengenyal gelatin berbeda
nyata terhadap tiga sampel lainnya.
Protein merupakan faktor penting yang harus diperhatikan karena
dapat mempengaruhi warna, rasa dan tekstur permen susu (Handayani,
2007). Jadi sebagian besar parameter mengacu pada protein ini, sedangkan
susu skim ini lebih banyak mengandung protein. Pernyataan tersebut
berbeda dengan pernyataan Wardana (2012) bahwa lemak yang tinggi
akan
membantu
dalam
pembentukkan
tekstur
juga
rasa
selain
68
berprotein
dapat
meningkatkan
kekompakan
permen
dan
juga
No
Formulasi
1
2
3
4
1
2
3
4
Formulasi 1
Formulasi 2
Formulasi 3
Formulasi 4
Formulasi 1
Formulasi 2
Formulasi 3
Formulasi 4
Aroma
3,03a
3,38ab
2,85a
3,05ab
3,41a
3,59a
3,44a
3,64a
Rasa
2,49a
2,28a
2,33a
2,72a
2,38a
2,49a
2,44a
2,62a
Parameter
Warna Tekstur
3,56a
3,18ab
a
3,62
3,54b
3.38a
3,10a
a
3.33
3,08a
2,90a
3,31a
ab
2,97
3,05a
3,05ab
3,00a
b
3,28
3,33a
Overall
2,85a
3.18a
2,77a
2,90a
2,77a
2,97a
2,74a
3,03a
Keju merupakan produk pangan yang berasal dari susu yang diolah
melalui proses koagulasi protein susu. Secara umum keju merupakan
produk segar atau diperam yang dihasilkan melalui pemisahan cairan
(whey) dari koagulan setelah penggumpalan susu. Prinsip dalam
pembuatan keju adalah menggumpalkan protein susu. Pembuatan keju
dilakukan dengan mencampur bahan seperti susu, starter, serta
69
pendapat
Daulay
dalam
Purnawarman
(2012)
bahwa
70
lemak, aldehid, keton, alkohol, amine, ester, hidrogen sulfida, dan sulfidasulfida.
Dari parameter warna cream cheese yang paling disukai adalah
formulasi 2, sedangkan yang paling tidak disukai adalah formulasi 4. Dari
parameter warna dari keempat sampel tidak mengalami perbedaan yang
nyata. Menurut Setyawati (2013) bahwa warna keju berkisar antara putih
dan kuning, salah satu faktor yang mempengaruhi intensitas warna adalah
kualitas susu, jenis keju matang, jenis dan jumlah pengemulsi yang
digunakan. warna kuning yang ditimbulkan pada produk keju merupakan
hasil dari pigmen karoten. Globula lemak menyebabkan keju cenderung
berwarna kuning. Jenis susu yang digunakan pada praktikum ini berbeda,
tetapi warna yang dihasilkan belum memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap cream cheese menurut panelis. Begitu pun perbedaan konsentrasi
garam, tidak mempengaruhi warna cream cheese yang dihasilkan.
Dari parameter tekstur cream cheese yang paling disukai adalah
formulasi 2, sedangkan yang paling tidak disukai adalah formulasi 4. Dari
praktikum sampel formulasi 1, 3 dan 4 tidak berbeda nyata dalam segi
tekstur. Sedangkan sampel formulasi 2 teksturnya berbeda nyata dengan
sampel formulasi 4. Menurut Purnawarman (2012) bahwa keju mengalami
perubahan
konsistensi
selama
pemeraman.
Terjadinya
perubahan
71
0,5%. Secara overall antara keempat sampel tidak beda nyata. Jenis susu
mempengaruhi tingkat kesukaan panelis, secara overall susu yang lebih
disukai adalah Frisian Flag, hal ini tergantung selera panelis, berarti
kebanyakan dari panelis lebih menyukai Frisian Flag dari pada Indomilk.
Dari data kedua shift antara parameter warna, aroma, rasa, tekstur dan
secara overall tidak mengalami perbedaan yang nyata. Jadi perbedaan
konsentrasi garam yang digunakan tidak memiliki pengaruh yang nyata
pada cream cheese dari kedua shift.
Bahan-bahan yang digunakan untuk membuat cream cheese adalah
susu full cream, whipping cream, yoghurt, garam serta enzim rennet.
Tujuan penambahan whipping cream dalam pembuatan cream cheese
menurut Aliyah (2010) adalah meningkatkan nilai gizi, menambah cita
rasa, menghasilkan karakteristik tekstur yang lembut, membantu
memberikan bentuk dan kepadatan, serta memberikan sifat meleleh yang
baik.
Menurut Radiati dalam Hutagalung (2008), enzim rennet sering
disebut rennin. Merupakan zat yang digunakan untuk menggumpalkan
susu pada awal proses pembuatan keju. Penambahan enzim atau asam
bertujuan untuk menurunkan pH hingga 4,5 5,4. Dimana pH tersebut
merupakan titik isoelektrik kasein susu. Dalam praktikum ini enzim rennet
yang digunakan berbentuk tablet, sehingga perlu dilarutkan dahulu
menggunakan air dingin. Menurut Sumarmono (2012), bahwa temperatur
yang terlalu tinggi pada saat pemanasan susu yang akan dibuat keju
menyebabkan denaturasi kasein yang menentukan efektifitas kerja rennet
pada proses curding. Oleh karena itu, rennet dilarutkan ke dalam air dingin
terlebih dahulu agar efektifitas kerja enzim rennet dapat optimal. Peranan
garam dalam pembuatan keju memiliki 3 fungsi utama, selain
berkontribusi secara langsung terhadap flavor dan sumber sodium, garam
berfungsi untuk preservasi atau pengawetan karena berpengaruh terhadap
pengurangan kadar air (Guinee dalam Setiawan, 2013).
72
menyebabkan
ketidakseimbangan
kasein
sehingga
terjadi
73
74
d. Aroma permen paling disukai berasal dari susu full cream dan tepung
konjak, yang paling tidak disukai susu skim dan tepung konjak
e. Rasa permen susu yang paling disukai adalah permen susu skim dan
gelatin, yang paling tidak disukai permen susu skim dan tepung
konjak.
f. Tekstur permen susu yang paling disukai adalah susu skim dan
gelatin, yang paling tidak disukai adalah susu skim dan tepung konjak.
g. Secara overall, permen susu yang paling disukai adalah permen susu
skim dan gelatin, yang paling tidak disukai adalah permen susu skim
dan tepung konjak.
3. Cream Cheese
a. Cream cheese merupakan salah satu jenis keju yang lembut, ringan,
termasuk unripened cheese dan produk sedikit asam dengan rasa
diacetyl.
b. Dari parameter aroma cream cheese yang paling disukai formulasi 2,
sedangkan yang paling tidak disukai formulasi 1.
c. Dari parameter rasa cream cheese yang paling disukai formulasi 4,
sedangkan yang paling tidak disukai formulasi 2.
d. Dari parameter warna cream cheese yang paling disukai formulasi 2,
sedangkan yang paling tidak disukai formulasi 4.
e. Dari parameter tekstur cream cheese yang paling disukai formulasi 2,
sedangkan yang paling tidak disukai formulasi 4.
f. Dan secara overall cream cheese yang paling disukai formulasi 2,
sedangkan yang paling tidak disukai formulasi 3.
g. Beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pembuatan cream cheese
yaitu jenis pengasam, konsentrasi pengasam, kondisi susu, konsentrasi
rennet, suhu dan lama penyimpanan.
DAFTAR PUSTAKA
Afandi, Farkhan., dkk. Pengaruh Penambahan CaCl terhadap Yield, Kadar Air
dan Derajat Keasaman Susu Kambing. Jurnal Ilmaiah Peternakan Vol. 1
No. 1 hal:20-24, April 2013.
Aliyah, Rakhmi. 2010. Pengaruh Jenis Bahan Pengental Dalam Pembuatan Es
Krim Sari Wortel Terhadap Kadar Betakaroten dan Sifat Inderawi. Skripsi.
Fakultas Teknik, Universitas Negeri Semarang.
75
76
77
78
79