Dasar Dasar Routing
Dasar Dasar Routing
NAMA:
DESY PUTRI A.
M.RIDWAN
XI TKJ 2
ROUTING PROTOKOL
Routing adalah proses untuk memilih jalur (path) yang harus
dilalui oleh paket. Jalur yang baik tergantung pada beban jaringan,
panjang datagram, type of service requested dan pola trafik. Pada
umumnya skema routing hanya mempertimbangkan jalur
terpendek (the shortest path).
Terdapat 2 bentuk routing, yaitu:
Direct Routing (direct delivery); paket dikirimkan dari satu mesin
ke mesin lain secara langsung (host berada pada jaringan fisik
yang sama) sehingga tidak perlu melalui mesin lain atau
gateway.
Indirect Routing (indirect delivery); paket dikirimkan dari suatu
mesin ke mesin yang lain yang tidak terhubung langsung
(berbeda jaringan) sehingga paket akan melewati satu atau lebih
gateway atau network yang lain sebelum sampai ke mesin yang
dituju.
JENIS-JENIS ROUTING
Routing statis
Routing default
Routing dinamis
Routing dinamis
adalah tabel routing yang dapat berubah
melalui update berkala dan sebagai respon
terhadap perubahan link cost. Perubahan
tersebut terjadi berdasarkan algoritma
routing.Routing protocol adalah komunikasi
antara router-router. Routing protocol
mengijinkan router-router untuk sharing
informasi tentang jaringan dan koneksi antar
router. Router menggunakan informasi ini
untuk membangun dan memperbaiki table
routingnya.
Static routing
adalah routing tabel yang dibentuk dengan cara di-entry
secara manual oleh network administrator, sedangkan
Dynamic Routing adalah Routing Tabel yang dibentuk
secara otomatis dengan menggunakan dynamic routing
protokols.
Dynamic Routing Protokol dibagi kedalam dua kategori
yaitu IGP (Interior Gateway Protokol) dan EGP (Exterior
Gateway Protokol).
Exterior Gateway Protokol (EGP) adalah protokol yang
melakukan routing antar autonomous systems,
contohnya BGP (Border Gateway Protocol)
Interior Gateway Protokols (IGPs) adalah protokol yang
melakukan routing di dalam satu autonomous systems.
Perbedaan Interior Routing dan Exterior Routing
Interior Routing
Routing di dalam suatu AS
Exterior Routing
Routing antara AS
EGP
Kelebihan
menggunakan metode Triggered Update
RIP memiliki timer untuk mengetahui kapan router harus kembali
memberikan informasi routing.
Jika terjadi perubahan pada jaringan, sementara timer belum habis, router
tetap harus mengirimkan informasi routing karena dipicu oleh perubahan
tersebut (triggered update).
Mengatur routing menggunakan RIP tidak rumit dan memberikan hasil yang
cukup dapat diterima, terlebih jika jarang terjadi kegagalan link jaringan
Kekurangan
Jumlah host Terbatas
RIP tidak memiliki informasi tentang subnet setiap route.
RIP tidak mendukung Variable Length Subnet Masking (VLSM).
Ketika pertama kali dijalankan hanya mengetahui cara routing ke dirinya
sendiri (informasi lokal) dan tidak mengetahui topologi jaringan tempatnya
berada
Karakteristik BGP
1. Menggunakan algoritma routing distance vektor.Algoritma routing distance
vector secara periodik menyalin table routing dari router ke router. Perubahan
table routing di update antar router yang saling berhubungan pada saat terjadi
perubahan topologi.
2. Digunakan antara ISP dengan ISP dan client-client.
3. Digunakan untuk merutekan trafik internet antar autonomous system.
4. BGP adalah Path Vector routing protocol.Dalam proses menentukan rute-rute
terbaiknya selalu mengacu kepada path yang terbaik dan terpilih yang didapatnya
dari router BGP yang lainnya.
5. Router BGP membangun dan menjaga koneksi antar-peer menggunakan port
nomor 179.
6. Koneksi antar-peer dijaga dengan menggunakan sinyal keepalive secara
periodik.
7. Metrik (atribut) untuk menentukan rute terbaik sangat kompleks dan dapat
dimodifikasi dengan fleksibel.
8. BGP memiliki routing table sendiri yang biasanya memuat prefiks-prefiks routing
yang diterimanya dari router BGP lain