Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem proses di pabrik hampir dapat dipastikan merupakan sistem kompleks.
Hal demikian menyebabkan perilaku sistem memiliki orde tinggi dan waktu mati
besar yang berakibat tanggapan variabel proses menjadi lambat. Belum lagi adanya
gangguan yang sukar diatasi dengan pengendalian umpan balik. Persoalan makin
rumit disebabkan adanya kenyataan bahwa sistem proses memiliki banyak masukan
dan banyak keluaran. Menghadapi persoalan demikian ternyata sistem pengendalian
sederhana kurang dapat diterapkan dengan baik. Bahkan terhadap sistem yang
memiliki banyak masukan dan banyak keluaran tidak dapat dipakai pengendali PID
(proportional-integral-derivative) biasa.
Konfigurasi pengendalaian umpan balik melibatkan satu proses variabel terukur
(output) dan satu variabel manifulated dalam satu kalang tunggal (single loop). Ada
konfigurasi pengendali yang menggunakan lebih dari satu pengukuran variabel dan
satu manipulasi atau satu pengukuran dan beberapa variabel manipulated yang
kemudian muncul pengendalian dengan multi loop (kalang jamak) seperti
pengendalian cascade, umpan maju, selektif dan split range, rasio, adaptif serta
pengendalian berbasis computer.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan pada makalah ini sebagai berikut:
1. Apakah yang dimaksud dengan pengendali cascade?
2. Bagaimana aplikasi dari sistem pengendali cascade 1?
3. Bagaimana system kerja dari pengendali cascade?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah ini yaitu untuk mengetahui pengertian
pengendali cascade dan aplikasi pengendali cascade pada kehidupan sehari-hari.
Selain itu makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok sistem kontrol
distribusi.
1.4 Manfaat
1
Adapun manfaat dari makalah ini bagi penulis adalah menambah pengetahuan
mengenai pengendali cascade. Manfaat yang didapatkan bagi pembaca yaitu dapat
dijadikan referensi dan bahan dalam membuat makalah mengenai hal yang berkaitan
dengan pengendali cascade.
1.5 Batasan Masalah
Adapun batasan masalah pada makalah ini sebagai berikut:
1. Penulis hanya menjelaskan sistem dari pengendali cascade secara umum.
2. Penulis hanya menjelaskan aplikasi dari pengendali cascade 1.
3. Tidak menjelaskan bagaimana pengendali cascade dibuat/dibentuk.
4. Tidak menjelaskan perbedaan sistem pengendali cascade dengan sistem
pengendali yang lain.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Sistem Pengendali
Sistem kontrol terdistribusi (DCS) pada dasarnya digunakan untuk suatu sistem
pengendalian proses produksi yang bersifat kontinu. Artinya, proses produksi ini
berlangsung secara terus-menerus dalam waktu yang lama atau setidaknya suatu
proses yang berlangsung secara batch dimana proses akan berhenti jika proses
produksi dalam batch berakhir.
2.1.1 Sistem kendali loop tertutup.
2
generator,
operator
dengan
cepat
mengetahui
penyimpangan
(kesalahan) jarum penunjuk tegangan dari tegangan kerja yang diharapkan dan
secepat itu pulalah ia harus segera bertindak untuk mengatasi pada kedudukan
normalnya. Hasil operator harus berusaha membuat penyimpangan atau
kesalahan jarum penunjuk voltmeter sekecil mungkin bahkan nol, dengan
memutar handle katup pengatur catu uap ke kanan atau ke kiri tergantung arah
simpangan jarum penunjuk yang sesekali lebih besar atau lebih kecil dari
tegangan yang ditetapkan. Mengingat balikan keluaran (tegangan generator)
selalu dibandingkan dengan masukan acuan dan aksi pengendalian terjadi
melalui aksi operator, maka sistem ini disebut sistem kendali manual berumpanbalik (manual feedback control sistem) atau sistem kendali manual loop tertutup
(manual closed-loop kontrol sistem).
Gambar 2.1 (a) Sistem Kendali berumpan-balik dari sebuah PLTU dan (b) diagram blok sistem loop.
yang
pengendaliannya.
sinyal
Dalam
keluarannya
hal
ini
tidak
sinyal
berpengaruh
keluaran
tidak
terhadap
aksi
diukur
atau
Jadi pada sistem kendali loop terbuka, keluaran tidak dibandingkan dengan
masukan acuannya. Oleh sebab itu, untuk setiap masukan acuan terdapat suatu
kondisi operasi yang tetap. Perlu diketahui bahwa sistem kendali loop terbuka
harus dikalibrasi dengan hati-hati, agar ketelitian sistem tetap terjaga dan
berfungsi dengan baik. Dengan adanya gangguan (disturbances), sistem kendali
loop terbuka tidak dapat bekerja seperti yang diharapkan. Kendali loop terbuka
dapat digunakan dalam praktek hanya jika hubungan masukan dan keluaran
diketahui dan jika tidak terdapat gangguan internal maupun gangguan eksternal.
Dengan demikian jelas bahwa sistem semacam ini bukan sistem kendali
berumpan-balik. Demikian pula bahwa setiap sistem kendali yang bekerja
berdasar basis waktu adalah sistem loop terbuka.
2.2 Pengendali Cascade
Pengendalian umpan balik secara umum digunakan untuk mengatasi perubahan
variabel proses akibat pengaruh gangguan yang masuk. Tetapi, pengendalian umpan
balik hanya memberi tanggapan setelah terjadi perubahan variabel proses terukur.
Padahal gangguan sudah terlanjur masuk dan sebelum berpengaruh pada variabel
proses dapat berakibat fatal pada sistem proses. Jika gangguan dapat diredam oleh
pengendali umpan balik lain (pengendali sekunder) sebelum masuk ke dalam sistem
proses maka gangguan dapat mudah ditangani secara efisien dan tanggapan sistem
menjadi lebih cepat.
Kontrol cascade atau kontrol bertingkat adalah sistem pengendalian yang dapat
dilakukan oleh sistem DCS dimana hal ini diperlukan pada suatu loop kontrol yang
membutuhkan satu sistem pengontrolan yang bertingkat. Pengendalian cascade
(cascade control) diperlukan pada sistem yang memiliki tanggapan variable (proses)
sangat lambat dan sistem yang memiliki gangguan atau perubahan beban cukup besar
sehingga mudah mengacaukan atau bahkan merusak sistem peralatan proses. Dengan
demikian akan diperoleh pengendalian yang halus, akurat, dan cepat sehingga
keuntungan pengendalian cascade adalah:
1
Respon keluaran dari single control tidak sesuai dengan yang diharapkan.
2.
sebagai induk (master control, primary control atau outer loop) dan yang lain
sebagai hamba (slave control, secondary control, atau inner loop) yang mendapat
signal input remote dari master loop. Hal penting di sini, tanggapan loop dalam
(inner loop) harus lebih cepat paling tidak tiga kali loop luar (outer loop) tetapi
biasanya 10 sampai 20 kalinya. Dengan kata lain konstanta waktu loop sekunder
harus jauh lebih kecil dibanding loop primer.
Berikut ini adalah contoh blok diagram suatu sistem control bertingkat dimana
terdapat primary control sebagai pengontrol utama dan secondary control sebagai
pengendali kedua.
BAB III
PEMBAHASAN
Ciri khas sistem pengendalian
Dari Gambar 3.1 terlihat bahwa ada dua jalur umpan balik pada sistem
pengendalian bertingkat (cascade control), sehingga terbentuk dua mata rantai
pengendalian (kalang). Mata rantai atau kalang bagian luar (outer loop) disebut
primary loop atau master, dan mata rantai atau kalang bagian dalam (inner loop)
disebut secondary loop atau slave. Master atau primary loop mengendalikan proses
variabel primer (proses suhu fluida). Sedangkan slave atau secondary loop
mengendalikan proses variabel sekunder (aliran uap).
3.1 Aplikasi
Beberapa contoh aplikasi alat yang menggunakan pengendali cascade adalah
heat exchanger dan Pengendalian suhu reactor.
Contoh: Pengendalian suhu reactor
Pengendalian suhu dalam reaktor dengan memakai air sebagai medium
pendingin. Suhu reaktor dikendalikan dengan memanipulasi laju alir air. Di sini
terdapat gangguan, yang bila tidak diperhatikan bisa menjadi masalah serius, yaitu
suhu. Begitu terjadi perubahan, pengendali suhu tidak segera merasakan perubahan,
sampai reaktor benar-benar berubah. Perubahan suhu jaket dapat diatasi bila terhadap
laju alir juga dilakukan pengendalian. Dengan demikian terdapat dua pengendali.
Pertama, pengendali suhu reaktor (TC-1) sebagai pengendali induk (master
controller atau primary controller). Kedua, pengendali suhu jaket (TC-2) sebagai
pengendali hamba (slave controller atau secondary controller). Suhu jaket
dikendalikan dengan mengatur laju alir air. Jika suhu air masuk jaket berubah, suhu
jaket berubah meskipun laju alirnya tetap. Perubahan suhu jaket menunjukkan
perubahan gangguan.
Setpoint
Suhu Reaktor
Air Pendingin Keluar
Setpoint
Suhu Jaket
Produk
Air Pendingin Masuk
Keterangan:
TT-1: Transmitter Suhu Reaktor
TT-2: Transmitter Suhu Jaket
TC-1: Pengendali Suhu Reaktor
TC-2: Pengendali Suhu Jaket
10
Suhu
Reaktor
+ Suhu Jaket
Laju Alir
Dalam beberapa hal, jika loop dalam (sekunder) tidak dapat mengikuti setpoint
dalam waktu yang lama diperlukan reset feedback untuk penjejakan keluaran
(output tracking) semacam anti-reset windup.
Pengendali Primer
Jaket
SistemTransmitter
pengendalian
cascade akan menaikkan frekuensi alami dan memperkecil
11
Setpoin
Suhu R
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kontrol ccascade atau control bertingkat adalah sistem pengendalian yang
dapat dilakukan oleh sistem DCS dimana hal ini diperlukan pada suatu loop
kontrol yang membutuhkan satu sistem pengontrolan yang bertingkat.
3. Pada pengendali cascade memerlukan dua pengendali yaitu master control dan
slave control.
4. Contoh aplikasi alat yang menggunakan pengendali cascade 1 adalah heat
exchanger dan Pengendalian suhu reactor.
12