Anda di halaman 1dari 4

SELULOSA

Selulosa adalah senyawa seperti serabut, liat, tidak larut dalam air, dan
ditemukan didalam dinding sel pelindung tumbuhan terutama pada tangkai
batang, dahan dan semua bahagian berkayu dari jaringan tumbuhan. Karena
selulosa merupakan homopolisakarida linier tidak bercabang, terdiri dari 10.000
atau lebih unit D-glukosa yang terhubung oleh ikatan 1 4 glikosida, senyawa ini
akan kelihatan seperti amilosa dari rantai utama glikogen.
Tetapi terdapat perbedaan yang sangat penting pada selulosa, ikatan 1 4
berada dalam konfigurasi , sedangkan pada amilosa, amilopektin, dan
glikogen, ikatan 1- 4 nya berbentuk .

Gambar 2.2. Struktur selulosa dan konformasi yang berbeda-beda yang dapat
dibentuk oleh rantai selulosa (1 4) dan (1 - 4) pada pati dan rantai glikogen.
(a) Rantai selulosa, unit D-glukosa dalam ikatan (1 4). (b) Skema yang
memperlihatkan bagaimana rantai selulosa yang bersifat pararel dipersatukan
bersama-sama oleh persilangan ikatan hydrogen. (c) Skema potongan dari dua
rantai selulosa yang parallel, yang memperlihatkan konformasi yang sebenarnya
dari residu D-glukosa dan persilangan ikatan hydrogen. (d) Skema sepotong
amilosa ikatan (1 - 4) pada amilosa, amilopektin, dan glikogen menyebabkan
rantai memperoleh suatu struktur sulur yang erat berpilin, dengan gugus
hidroksil yang mengarah keluar. (Dr. Ir. Maggy Thenawidjaja 1988)
Selulosa merupakan serat-serat panjang yang bersama-sama hemiselulosa,
pektin dan protein membentuk struktur jaringan yang memperkuat dinding sel
tanaman.
Selulosa tersusun atas rantai glukosa dengan ikatan (1 4). Selulosa lazim
disebut sebagai serat dan merupakan polisakarida terbanyak. Polisakarida
merupakan polimer yang terdiri lebih dari 10 monomer monosakarida.

HEMISELULOSA

Hemiselulosa merupakan suatu polisakarida lain yang terdapat dalam


tanaman dan tergolong senyawa organik. Hemiselulosa bersifat

nonkristalin dan tidak bersifat serat, mudah mengembang karena itu


hemiselulosa sangat berpengaruh terhadap terbentuknya jalinan antara
serat pada saat pembentukan lembaran, lebih mudah larut dalam pelarut
alkali dan lebih mudah dihidrolisis dengan asam menjadi komponen
monomernya yang terdiri dari D-glukosa, Dmanosa, D-galaktosa, D-silosa
dan L-arabinosa (Humala Simanjuntak, 2007).
Hemiselulosa berfungsi sebagai bahan pendukung dalam dinding sel dan
berlaku sebagai perekat antara sel tunggal yang terdapat didalam batang
pisang dan tanaman lainnya.
Perbedaan Hemiselulosa dengan Selulosa yaitu : Hemiselulosa mudah
larut dalam alkali tapi sukar larut dalam asam, sedangkan selulosa adalah
sebaliknya. Hemiselulosa bukan merupakan serat-serat panjang seperti
selulosa.
Hasil hidrolisis selulosa akan menghasilkan D-glukosa, sedangkan hasil
hidrolisis hemiselulosa menghasilkan D-xilosis dan monosakarida.
Kandungan hemiselulosa yang tinggi memberikan kontribusi pada ikatan
antara serat, karena hemiselulosa bertindak sebagai perekat dalam setiap
serat tunggal.
Hemiselulosa kayu lunak tersusun atas galaktoglukomanan (15-20%) dan
xylan (7-10%). Xylan kayu lunak adalah arabio 4 0 methylglucuronoxylan, dimana tidak terasetilasi, tapi rangka xylan
disubtitusi pada karbon 2 dan 3 secara berurutan dengan asam 4 0 methyl - D glucuronic dan residu L arabinofuranosyl.

LIGNIN
Lignin merupakan zat yang tidak berbentuk yang bersama-sama selulosa
membentuk dinding sel dari pohon kayu. Lignin berfungsi sebagai bahan
perekat atau semen sel-sel selulosa yang membuat kayu menjadi kuat
(Humala Simanjuntak, 2007).

Lignin merupakan polimer 3 demensi yang bercabang banyak. Molekul


utama pembentuk lignin phenyl propane (Humala Simanjuntak, 2007).

Gambar 2.4. Struktur Lignin


PROTEIN
Protein merupakan zat gizi yang sangat penting, karena yang paling erat
hubungannya dengan proses-proses kehidupan. Nama protein berasal dari
bahasa Yunani (Greek) proteus yang berarti yang pertama atau yang
terpenting. Seorang ahli kimia Belanda yang bernama Mulder,
mengisolasi
susunan
tubuh
yang
mengandung
nitrogen
dan
menamakannya protein, terdiri dari satuan dasarnya yaitu asam amino
(biasa disebut juga unit pembangun protein) (Suhardjo dan Clara, 1992).
Dalam proses pencernaan, protein akan dipecah menjadi satuan satuan
dasar kimia. Protein terbentuk dari unsur-unsur organik yang hampir sama
dengan karbohidrat dan lemak yaitu terdiri dari unsur karbon (C),
hidrogen (H), dan oksigen (O), akan tetapi ditambah dengan unsur lain
yaitu nitrogen (N). Molekul protein mengandung pula fosfor, belerang, dan
ada jenis protein yang mengandung unsur logam seperti besi dan
tembaga.
Molekul protein tersusun dari satuan-satuan dasar kimia yaitu asam
amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino ini saling
berhubunghubungan dengan suatu ikatan yang disebut ikatan peptida
(CONH). Satu molekul protein dapat terdiri dari 12 sampai 18 macam
asam amino dan dapat mencapai jumlah ratusan asam amino (Suhardjo
dan Clara, 1992).

Anda mungkin juga menyukai