suaminya sebagaimana anak kecil keluar untuk berperang tanpa izin bapaknya. Dalam hal ini tidak ada
khilaf (perbedaan pendapat) diantara para fuqaha.
Kemudian keluarnya wanita muslimah dari rumahnya untuk menghadiri shalat jamaah bersama
kaum pria di masjid-masjid umum merupakan perkara yang dibenarkan syariat. Dalam hadist shahih dari
ibnu Umar ra. Rasulullah bersabda :
Apabila Istri salah seorang di antara kamu meminta izin pergi ke masjid, maka jangan sampai di
laran(HR Bukhari dan Muslim)
Dan dalam riwayat yang lain disebutkan : Apabila istri-istri kalian meminta izin pada waktu
malam ke masjid, maka berilah mereka izin.
Beliau juga bersabda : Janganlahkamu melarang hamba Allah yang wanita ke Masjid Allah(Hr
Muslim).
Shalat wanita di rumahnya memang benar lebih afdhal berdasarkan hadist dari Ummu Hamid As
Saidiyah bahwa ia datang kepada Rasulullah, lalu berkata:
Ya Rasulullah sesungguhnya aku ingin shalat bersamamu. Maka jawab Rasul: Sesungguhnya
akupun mengerti, tapi shalatmu di rumah lebih baik bagimu dari pada shalat dikamarmu, dan shalatmu
dikamarmu itu lebih baik bagimu dari pada shalat di kampungmu, dan shalatmu dikampungmu itulebih
baik bagimu dari pada shalat di masjid kaummu, dan shalatmu di masjid kamummu itu lebih baik bagimu
dari pada shalat di masjid umum (HR Ahmad, Ath Thabrani dengan sanad hasan)
Shalat jamaah bagi wanita di masjid tidak lebih dari sisi pandang shalat sebagai kewajiban yang
disyariatkan bukan dari sisi pandang berjamaah di masjiddisamping itu sejalan dengan sabda Rasulullah
Saw tidak memperbolehkan kaum pria melarang kaum wanita yang ingin keluar rumah untuk shalat jamaah
di masjid, maka menurut jumhur ulama, larangan tadi bukan haram bagi si pria, hal ini berlandaskan pada
hak pria untuk meminta wanita agar berdiam dirumah disamping pada dasarnya merupakan kewajiban atas
wanita. Karenanya wanita tidak boleh meninggalkan rumah hanya untuk mencari keutamaan shalat
jamaah. Para ulama menyebut larangan ini sebagai nahyu tanzih.
Sedangkan jika si wanita keluar dari rumahnya untuk melaksanakan tugas syariy maka suami
tidak berhak melarangnya. Contoh : turut dalam jihad apabila negara muslim diserang, para ulama telah
bersepakat seperti telah kami sebutkan di muka akan wajibnya jihad atas semua muslim dalam kondisi
seperti ini dan bahwa wanita boleh keluar tanpa izin suaminya.
Apabila serangan atas negara muslim telah mewajibkan wanita keluar untuk berjihad, tidakkah
serangan atas Islam sendiri pada negara muslim juga mewajibkan wanita keluar dari rumah untuk ikut
berperan serta dalam membela Islam ? Ketika Syariat Allah diabaikan , kemungkaran merajalela, undangundang buatan manusi dipaksakan danjuga adat-adat jahiliah di wajibkan, tidakkah juga termasuk ke dalam
kewajiban, wanita keluar untuk berdakwah, mengajak kembali kepada Allah, amar maruf nahyi mungkar?
Islam dewasa ini mengalami bahaya, bangsa-bangsa Islam semuanya berada dalam bahaya.
Karenanya, tugas beramar maruf nahyi mungkar, dakwah kepada Allah dan berusaha memulai kepada
kehidupan Islami yang disinari oleh syariat Allah, semuanya termasuk tugas-tugas syariyyah yang sangat
penting yang dituntut dari seluruh umat, baik pria atau wanita. Sudah pasti wanita mempunyai peranan
besar dalam lapangan ini, peran yang menuntutnya keluar dari rumahnya, peran yang mengharuskan
suaminya memberikan izin untuk tugas tersebut agar ia dapat turut memberi saham aktif dalam rangka
membangun masyarakat muslimah sebagai bagian dari masyarakat islami ideal yang kita perjuangkan.
Keluarnya wanita dari rumahnya untuk melaksanakan amal islami, berperan serta dalam rangka
memperbaiki keadaan, yang dapat menjadikan Allah ridho. Masalahnya saat ini , wanita keluar rumah
dalam hal pelaksanan amanah bukan melaksankan risalahdan amanah seperti ghibah , omong kosong dsb.
Wanita muslimah harus yakin bahwa tugas pertamanya adalah di rumah, dan ketika ia keluar , dan tidak
benar keluarnya itu kecuali hanya untuk menunaikan tugas yang lain yang diridhoi Allah SWT.
(manajemenqolbu.com)***
Sumber : Peranan Muslimah dalam Aktivitas Kontemporer oleh Syakh Faishal Maulawi
Bersambung