Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN-HUBUNGAN SOSIAL-BUDAYA

(ASAS EGOISME DAN ASAS ALTRUISME)


ASAS EGOISME ADALAH SESEORANG DALAM
PERGAULAN MENDAHULUKAN KEPENTINGAN
SENDIRI DARI PADA ORANG LAIN. ASAS INI YANG
MEMBUAT SESEORANG BERTAHAN HIDUP DALAM
ALAM YANG KEJAM.
ASAS ALTRUISME, YAITU INDIVIDU BERBAKTI
PADA INDIVIDU YANG LAIN, DENGAN
MENGORBANKAN KESELAMATAN DIRINYA
SENDIRI. ASAS INI JUGA DI ANGGAP SEBAGAI
FAKTOR YANG MEMBUAT KOLEKTIF BERTAHAN
HIDUP.

IKHTISAR ISTILAH:
ETNOLINGUISTIC (BAHASA)
ETNOLOGI
ANTROPOLOGI KEBUDAYAAN
ANTROPOLOGI SOSIAL
ETNOLINGUISTIC ADALAH ILMU YANG BAGIAN
AWALNYA ERAT BERKAITAN DENGAN
ANTROPOLOGI. BAHAN KAJIANNYA BERUPA
DAFTAR KATA-KATA DAN DESKRIPSI TENTANG CIRI
DAN TATA BAHASA DARI BERATUS-RATUS
BAHASA SUKU BANGSA DI BERBAGAI TEMPAT DI
BELAHAN BUMI, MAUPUN BAHAN KEBUDAYAAN,
DAN METODE ANALISA SERTA MENCATAT
BAHASA-BAHASA SUKU BANGSA YANG TIDAK
MENGENAL TULISAN.

Etnologi adalah cabang antropologi yang


mempelajari kebudayaan manusia melalui
pendekatan perbandingan dari kebudayaankebudayaan secara individual di muka bumi.
(etnik tidak berhubungan dengan bahasa).
Antropologi kebudayaan adalah studi antropologi
yang bidang studinya mengambil kebudayaan
sebagai objeknya. Aspek-aspeknya antara lain
meliputi masalah sejarah, perkembangan, dan
penyebaran aneka warna bahasa, kebudayaan,
asas-asas dalam kehidupan bermasyarakat yang
diucapkan manusia di seluruh dunia.

Antropologi sosial adalah ilmu yang


mengambil objek penyelidikannya pada
masyarakat yang sederhana, yaitu
masyarakat yang belum mengenal
tulisan. Namun dalam perkembangannya
antropologi sosial juga mengambil objek
kajiannya pada masyarakat yang
kompleks, misalnya kehidupan kota,
meskipun hanya memfokuskan pada satu
unsur saja, misalnya kehidupan
keagamaan dan kekeluargaan.

Antropologi sosial adalah ilmu yang


mengambil objek penyelidikannya pada
masyarakat yang sederhana, yaitu
masyarakat yang belum mengenal
tulisan. Namun dalam perkembangannya
antropologi sosial juga mengambil objek
kajiannya pada masyarakat yang
kompleks, misalnya kehidupan kota,
meskipun hanya memfokuskan pada satu
unsur saja, misalnya kehidupan
keagamaan dan kekeluargaan.

Manusia tergolong makhluk yang hidup


dalam kolektif. Namun tidak seperti
hewan, jika hewan dalam kehidupan
kolektifnya bersifat naluriah, Sedangkan
manusia tidak demikian. Sebab manusia
mampu mengembangkan potensi akalnya
sehingga manusia mampu konsep
sualisasi kehidupan dan peristiwaperistiwa yang mungkin menimpanya,
dan menentukan pilihan-pilihan dalam
upaya mempertaruhkan hidupnya.
(Perilaku Naluriah)

Prilaku manusia diperoleh melalui proses


belajar, maka pola tindakan manusia
dapat berubah lebih cepat dari perubahan
yang terjadi pada bentuk dari
organisasinya. Kebudayaan hanya bisa
dihasilkan dari prilaku atau tindakakan
yang disengaja dan direncanakan yang
terwujud dari proses belajar.

Anda mungkin juga menyukai