TERMOKIMIA
DISUSUN OLEH :
SAEFUL BAHRI
(1108105039)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS UDAYANA
2012
TERMOKIMIA
I.
Tujuan Percobaan
1. Mengenal alat kalorimeter tekanan tetap dan memahami cara kerja alat
tersebut.
2. Mampu menggunakan alat tersebut untuk mengukur kalor reaksi suatu larutan.
II.
Dasar Teori
Termodinamika adalah ilmu yang mempelajari perubahan-perubahan
energi yang menyertai suatu proses fisika dan kimia. Studi ini mencakup dua
sasaran, yaitu penentuan kalor reaksi dalam termokimia dan penentuan arah suatu
proses serta sifat-sifat sistem dalam kesetimbangan.
Apabila benda-benda yang memiliki perbedaan suhu saling bersentuhan, akan
ada aliran kalor dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu
rendah. Aliran kalor akan terhenti setelah kedua benda yang bersentuhan
mencapai suhu yang sama. Misalnya jika kita mencampur air panas dengan air
dingin, biasanya kalor mengalir dari air panas menuju air dingin. Kalor berhenti
mengalir jika campuran air panas dan air dingin telah berubah menjadi air hangat.
Ketika kita memasukkan besi panas ke dalam air dingin, kalor mengalir dari besi
menuju air. Kalor akan berhenti mengalir setelah besi dan air mencapai suhu yang
sama. Ketika dokter atau perawat menempelkan termometer ke tubuh, kalor
mengalir dari tubuh menuju termometer. Kalor akan berhenti mengalir jika tubuh
dan termometer telah mencapai suhu yang sama. Jika termometernya memakai air
raksa, maka ketika tubuh dan termometer mencapai suhu yang sama, air raksa
tidak jalan-jalan lagi. Angka yang ditunjukkan permukaan air raksa merupakan
suhu tubuh saat itu. Jika termometer yang dipakai berupa termometer digital,
angka pada bagian tengah termometer akan terhenti setelah tubuh dan termometer
mencapai suhu yang sama. Angka yang ditunjukkan termometer adalah suhu
tubuh.
Biasanya kalor mengalir dengan sendirinya dari benda yang bersuhu tinggi
menuju benda yang bersuhu rendah. Aliran kalor cenderung menyamakan suhu
benda yang bersentuhan. Pada abad ke-18, para ilmuwan berpikir bahwa aliran
kalor merupakan gerakan suatu fluida, suatu jenis fluida yang tidak kelihatan
(fluida adalah zat yang dapat mengalir. Yang termasuk fluida adalah zat cair dan
zat gas. Misalnya air. air bisa mengalir. Atau udara Udara juga bisa mengalir).
Fluida tersebut dinamakan Caloric.
Kalor adalah energi yang berpindah. Jadi ketika kalor mengalir dari benda
yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu rendah, sebenarnya energi-lah
yang berpindah dari benda yang bersuhu tinggi menuju benda yang bersuhu
rendah. Proses perpindahan energi akan terhenti ketika benda-benda yang
bersentuhan mencapai suhu yang sama. Berdasarkan penjelasan di atas, kita bisa
menyimpulkan bahwa kalor merupakan energi yang berpindah dari satu benda ke
benda yang lain akibat adanya perbedaan suhu.
Hampir dalam setiap reaksi kimia selalu terjadi penyerapan dan pelepasan
energi. Kita mengetahui bahwa salah satu bentuk energi yang dapat dipertukarkan
antara sistem dan lingkungan adalah kalor atau panas. Walaupun beberapa reaksi
juga mampu melepaskan cahaya dalam bentuk kalor, sehingga [erubahan energi
ini dinamakan kalor reaksi.
Untuk mengukur kalor reaksi dari suatu reaksi kimia kita menggunakan suatu
alat yang dinamakan kalorimeter. Ada dua kalorimeter yang kita kenal, yaitu
kalorimeter volume tetap dan kalorimeter tekanan tetap.
Kalorimeter adalah alat yang digunakan untuk mengukur jumlah kalor yang
terlibat dalam suatu perubahan atau reaksi kimia.
Jika dua buah zat atau lebih dicampur menjadi satu maka zat yang
suhunya tinggi akan melepaskan kalor sedangkan zat yang suhunya rendah akan
menerima kalor, sampai tercapai kesetimbangan termal.
Kapasitas Kalor dan Kalor Jenis
Kalor jenis suatu benda tidak tergantung dari massa benda, tetapi
tergantung pada sifat dan jenis benda tersebut. Jika kalor jenis suatu benda adalah
kecil maka kenaikan suhu benda tersebut akan cepat bila dipanaskan.
Apabila sejumlah kalor diberikan pada suatu benda, maka suhu benda itu
akan naik. Pada abad ke-18, sejumlah ilmuwan melakukan percobaan dan
menemukan bahwa besar kalor Q yang diperlukan untuk mengubah suhu suatu zat
Dari persamaan tersebut di atas, c adalah besaran karakteristik dari zat yang
disebut kalor jenis zat. Kalor jenis suatu zat dinyatakan dalam satuan J/kgC
(satuan SI yang sesuai) atau kkal/kgC. Untuk air pada suhu 15 C dan tekanan
tetap 1 atm, cair = 1 kkal/kgC = 4,19 1000 J/kgC.
Untuk suatu zat tertentu, misalnya zat yang berupa bejana kalorimeter
ternyata akan lebih memudahkan jika faktor massa (m) dan kalor jenis (c)
dinyatakan sebagai satu kesatuan. Faktor m dan c ini biasanya disebut kapasitas
kalor, yaitu banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat
sebesar 1C. Kapasitas kalor (C) dapat dirumuskan: C = m.c atau C = Q/T.
Besarnya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu zat adalah:
Q sis
Sehingga
:
IV.
Prosedur Kerja
Percobaan 1: Penentuan Kapasitas Kalor suatu kalorimeter.
1. Sediakan 2 buah gelas plastik bertutup, termometer dan batang pengaduk.
Rangkailah alat-alat tersebut seperti gambar di bawah ini.
2.
termometer
pengaduk
Campuran reaksi
Cangkir styrofoam
gelas
kimia
100
mL,
ukur
3. Jika temperatur kedua larutan telah sama, masukkan kedua larutan ke dalam
kalorimeter. Catat temperatur maksimal yang dicapai oleh campuran kedua
larutan tersebut.
Diketahui kalor reaksi netralisasi HCl dengan KOH adalah -56,2 kJ/mol dan
anggaplah densitas dan kalor jenis campuran larutan itu sama dengan densitas
dan kalor jenis air (1,00 gr/mL dan 4,184 J/g0C).
4. Ulangi percobaan di atas dua kali lagi !
Percobaan 2: Penentuan kalor reaksi larutan.
1. Gunakan kalorimeter pada percobaan 1.
2. Masukkan 5 gram serbuk CaCl2 ke dalam kalorimeter.
5 gram CaCl2
3. Tambahkan 50 mL air, namun sebelum penambahan catat temperatur air
tersebut.
50 mL air
5 gram CaCl2
tambahkan 50 ml air
yang sudah di catat
temperaturnya
4. Setelah diperoleh temperatur yang stabil dari larutan CaCl 2, tambahkan lagi 50
mL air. Sambil diaduk catat kembali temperatur larutan tersebut.
Di tambahkan lagi 50 ml air
Catat temperaturnya
V.
Data Pengamatan
Percobaan 1: Penentuan Kapasitas Kalor suatu kalorimeter.
No
1.
2.
3.
Uraian
Temperatur Pengamatan
25 mL larutan HCl 1 M
310C
25 mL larutan KOH 1 M
310C
360C
25 mL larutan HCl 1 M
310C
25 mL larutan KOH 1 M
320C
360C
25 mL Larutan HCl 1 M
320C
25 mL Larutan KOH 1 M
320C
350C
2.
Uraian
Temperatur Pengamatan
Air
300C
Larutan CaCl2 .
320C
Larutan CaCl2 ..
320C
310C
Air
300C
Larutan CaCl2 .
320C
Larutan CaCl2 ..
320C
310C
VI.
Pembahasan
Dari percobaan yang telah dilakukan, dimana dilakukan dua kali yaitu
percobaan I dan percobaan II. Percobaan I merupakan penentuan kapasitas kalor
suatu kalorimeter. Pada percobaan I larutan yang dipakai adalah 25 mL HCl 1 M
dan 25 mL KOH 1 M. Untuk 25 mL HCl 1 M didapat temperatur 30 0C (data
percobaan I no.1), sama seperti 25 mL KOH 1 M. Tetapi untuk campuran kedua
larutan tersebut didapat temperatur 350C (data percobaan I no. 1). Karena pada
percobaan I terjadi reaksi endoterm, yaitu sistem menyerap kalor dari lingkungan
sehingga temperaturnya meningkat.
Pada percobaan II dimana penentuan kalor reaksi larutan memakai air dan
CaCl2 5 gram. Air yang digunakan bertemperatur 29,50C (data percobaan II no. 1)
dicampur dengan CaCl2 sehingga terbentuk larutan CaCl2 dengan temperatur 390C
(data percobaan II no.1). Terlihat temperaturnya meningkat, karena di dalam air
terjadi proses reaksi sehingga terbentuk larutan CaCl2. Setelah dicatat
temperaturnya, maka ditambah 50 mL air lagi yang bertujuan untuk
mengencerkannya. Ternyata temperaturnya menurun menjadi 340C (data
percobaan II no. 1), karena pada percobaan II ini terjadi reaksi eksoterm, yaitu
sistem melepas kalor ke lingkungan sehingga temperaturnya menurun.
Menjawab pertanyaan pada percobaan I.
Tentukan kapasitas kalor kalorimeter dari masing-masing percobaan
dan tentukan kapasitas kalor kalorimeter rata-rata ?
Diketahui : 25 mL HCl = 0,025 L HCl
25 mL kOH = 0,025 L KOH
t1 = (360C 300C) = 60C
t2 = (360C 31,50C) = 4,50C
t3 = (360C 320C) = 40C
Ditanya
: C1, C2, dan C3= ?
Crata-rata = ?
Jawab
= -2,81 kJ = -2810 J
Massa total = . Vtotal
gr
=1
. 50 mL
mL
= 50 gr
Percobaan No. 1 :
qreaksi
= - (qlar + qkal)
J
-2810 J = - (50 gr . 4,184 gr0C . 60C + qkal)
-2810 J = - 1255,2 J - qkal
qkal
= 2810 J 1255,2 J
= 1554,8 J
qkal
= C1 . t
1554,8 J = C1 . 60C
C1
= 259,13 J/0C
Percobaan No. 2 :
qreaksi
= - (qlar + qkal)
J
-2810 J = - (50 gr . 4,184 gr C . 4,50C + qkal)
-2810 J = - 941,4 J - qkal
qkal
= 2810 J 941,4 J
= 1868,6 J
qkal
= C2 . t
1868,6 J = C2 . 4,50C
C2
= 415,25 J/0C
Percobaan No. 3 :
qreaksi
= - (qlar + qkal)
J
-2810 J = - (50 gr . 4,184 gr C . 50C + qkal)
-2810 J = - 2510,4 J - qkal
qkal
= 2810 J 1046 J
= 1764 J
qkal
= C2 . t
1764 J = C2 . 50C
C3
= 352,8 J/0C
Kalorimeter rata-rata :
C1 C2 C3
3
Crata-rata =
259,13 415,25 352,8
3
=
0
= 342,39 J/ C
Diketahui
Ditanya
Jawab
Diketahui
Ditanya
Jawab
VII.
Kesimpulan
Jika temperatur akhir lebih rendah dari temperatur awal maka berlangsung
reaksi eksoterm.
Pada percobaan ke 2 terjadi penurunan suhu (q reaksi + ) hal ini menunjukan
terjadinya reaksi endoterm.
Jika temperatur akhir lebih tinggi dari temperatur awal maka berlangsung
reaksi endoterm.
Kalor adalah perpindahan energi internal yang merupakan konsep dasar
kapasitas
kalor
kalorimeter dari reaksi netralisasi antara larutan HCl dan larutan KOH.
Kemudian didapatkan juga kalor reaksi dari larutan CaCl 2 dan kalor reaksi
Q m.c.t
DAFTAR PUSTAKA
Staf Kimia Dasar.2008.PENUNTUN PRAKTIKUM KIMIA DASAR II.Bukit
Jimbaran.Jurusan Kimia Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana