Anda di halaman 1dari 3

Slide 2

Sim (2005) menjelaskan bahwa lokasi yang paling sesuai untuk hatcheri ikan laut harus memiliki
beberapa karakteristik seperti ketersediaan sumber air yang berkualitas, memiliki sarana dan prasarana
yang memadai seperti akses jalan, listrik dan suplai air tawar yang juga bebas dari pencemaran.
1. Beberapa persyaratan umum pemilihan lokasi diantaranya adalah kedalaman perairan, terlindung
dari angin dan gelombang besar, jauh dari limbah pencemar, memiliki aksesbilitas yang baik, dan
keamanan. Sementara itu faktor sosial ekonomis lebih berkaitan pada perencanaan dan dukungan
sekitar
2.
Persyaratan Sosial Ekonomis
Beberapa persyaratan yang berkaitan dengan sosial ekonomis perikanan budidaya adalah
1.
2.
3.

Lokasi tersebut mudah dicapai dan tidak terlalu jauh dari daerah pemasaran.
Status areal/lahan harus jelas untuk pemantapan investasi.
Perencanaan pengembangan wilayah perlu diperhatikan untuk menghindari terjadinya benturan
penggunaan lahan dengan kegiatan lainnya.
4.
Usaha ini dapat memberikan manfaat kepada masyarakat sekitar.
3.
Persyaratan Kualitas Air
Beberapa persyaratan kualitas air yang perlu diperhatikan antara lain kualitas fisik air dan kualitas kimia
air.
a Kualitas Fisik Air
Kualitas fisik air yang perlu diperhatikan dalam memilih lokasi terbaik untuk budidaya Ikan Bawal Bintang
antara lain kecepatan arus air, kecerahan air dan suhu.

Kecepatan Arus Air


Kecepatan arus yang ideal untuk budidaya Ikan Bawal Bintang antara 20-40 cm/detik. Kuatnya arus
dapat menyebabkan bergesernya posisi rakit. Sebaliknya, arus air yang terlalu kecil dapat mengurangi
pertukaran air keluar masuk jaring. Hal ini akan berpengaruh terhadap ketersediaan oksigen terlarut dan
penyakit, terutama parasit akan mudah menyerang Ikan Bawal Bintang.

Kecerahan Air
Kecerahan perairan merupakan salah satu indikator untuk menentukan lokasi. Perairan dengan tingkat
kecerahan sangat tinggi (jernih) sangat baik sebagai lokasi budidaya. Sebaliknya, perairan dengan
tingkat kecerahan sangat rendah menandakan tingkat bahan organik terlarut sangat tinggi. Perairan
demikian dikatagorikan cukup subur dan tidak baik digunakan. Perairan yang sangat subur akan
mempercepat perkembangan organisme penempel seperti lumut, cacing dan kerang-kerangan. Selain
itu jaring akan cepat kotor. Kecerahan perairan yang cocok untuk budidaya Ikan Bawal Bintang adalah 210 mg/L (untuk partikel > 1 mikron) dan 2-3 mg/L (untuk partikel < 1 mikron).

Suhu
Perairan laut cenderung bersuhu konstan. Perubahan suhu yang tinggi dalam suatu perairan laut akan
mempengaruhi proses metabolisme, aktivitas tubuh, dan syaraf ikan. Suhu optimal untuk pertumbuhan
Ikan Bawal Bintang antara
28-32 C.
b
Kualitas Kimia Air
Kualitas kimia air biasanya menjadi pertimbangan utama dalam pemilihan lokasi. Hal ini disebabkan
kualitas air erat kaitannya dengan ikan yang akan dipelihara. Untuk itulah, kualitas kimia air perlu
diketahui sebelum lokasi budidaya ditentukan. Adapun beberapa parameter kualitas kimia air adalah
sebagai berikut :

Salinitas (Kadar Garam)


Fluktuasi salinitas dapat mempengaruhi pertumbuhan dan nafsu makan ikan. Selain itu, lokasi yang
berdekatan dengan muara sering mengalami stratafikasi perbedaan salinitas yang dapat menghambat

masuknya oksigen dari udara ke air. Adapun salinitas yang ideal untuk budidaya Ikan Bawal Bintang
adalah 29-32 .

Derajat Keasaman (pH)


Tolok ukur untuk menentukan kondisi suatu perairan adalah pH (derajat keasaman). Suatu perairan yang
memiliki pH rendah dapat mengakibatkan aktivitas pertumbuhan menurun atau ikan menjadi lemah serta
lebih mudah terinfeksi penyakit dan biasanya diikuti dengan tingginya tingkat kematian. Ikan Bawal
Bintang akan sangat baik bila dipelihara pada air laut dengan pH 6,8-8,4.

Oksigen Terlarut
Konsentrasi dan ketersediaan oksigen terlarut (DO) dalam air sangat dibutuhkan ikan dan organisme air
lainnya untuk hidup. Konsentrasi oksigen dalam air dapat mempengaruhi pertumbuhan dan konversi
pakan serta daya dukung perairan. Ikan Bawal Bintang dapat hidup layak dalam karamba jaring apung
dengan konsentrasi oksigen terlarut 5,0-7,0 ppm.

Slide 3
1. Dekat pantai
Karena yang dibenihkan ikan laut maka sebagian besar aktivitas utama dalam pembenihan selalu
terkait dan berhubungan dengan laut, seperti pengambilan air, penangkapan induk, pemeliharaan
induk, pemeliharaan benih maupun kultur pakan alami. Dengan demikian lokasi yang dipilih untuk
membangun unit hatchery ikan laut harus dekat dengan pantai sehinggai hal-hal di atas dapat
dilakukan dengan mudah.
2. Curah hujan
Lokasi yang curah hujannya tinggi(frekuensinya diatas 100 hari/tahun) kurang baik dipilih untuk
membangun hatchery ikan laut, karena hujan yang terus menurus akan memperngaruhi beberapa
parameter kualitas air, terutama salinitas dan suhu air.selain itu, hujan yang terus menerus juga
menghambat kultur planton dalam skala besar yang biasanya dilakukan diluar ruangan dengan
memanfaatkan sinar matahari.
Lebih sulit lagi bila system bangunan suatu hatchery ikan laut menggunakan out door
system(system terbuka), dimana semua alat, bak pemeliharaan, dan operasionalnya berada di alam
terbuka, yang mana agar air hujan tidak masuk kedalam bak pemeliharaan maka bak itu kemudian
ditutup dengan terpal plastik. Sirkulasi udara bak yang terlalu lama ditutup akan menjadi tidak cocok
untuk membangun hatchery adalah daerah yang frekuensi hujannya dibawah 100hari/tahun.
3. Angin, gelombang dan arus
Angin dapat mempngaruhi kelancaran operasional pembenihan ikan laut. Pada daerah yang
kecepatan anginnya tingg, suhu air cendrung rendah dan cepat kotor akibat kotoran yang dibawah
angin. Jadi memilih daerah yang terlindung dari angin kencang merupakan langkah yang tepat.
Bila pemeliharaan induk dan benih dilakukan di keramba jarring apung di laut, factor gelombang
perlu di perhatikan. Badai dan gelombang besar dapat merusak konstruksi KJA dan memperpendek
umur penggunaanya. Gelombang yang terus menerus akan menyebabkan ikan menjadi stress dan
selera makannya menurun. Oleh karena itu lokasi yang dipilih sebaikan perairan yang terlindungi
dari badai dan gelombang. Lokasi dengan pulau-pulau kecil biasanya dipilih sebagai pelindung dari
ancaman gelombang. Tinggi gelombang yang ideal untuk penempatan KJA maksimum 0,5 meter.
Menurut Asad (2000, dalam utojo, et al., 2005) kekuatan ombak yang relatif kecil dapat
menghantarkan gas-gas oksigen bebas dari atmosfer ke dalam air melalui proses difusi sehingga
meningakatkan kandungan oksigen didalam air dan dapat memberikan transfer energy melalui
partikel air yang sesua dengan arah hembusan. Sementara menurut Ahmad, et al., (1991), kondisi
lingkungan seperti amplitude pasang dan gelombang yang baik untuk usaha budidaya ikan dlam
KJA dilaut adalah kurang dari 2 meter.
Sedangkan arus air sangat membantu pertukaran air dalam keramba, membersihkan timbunan
sisa-sisa metebolisme ikan dan membawa oksigen terlarut yang sangat dibutuhkan ikan. Namun
demikian arus yang berlebihan juga harus dihindari karena disamping merusak posisi KJA, juga

menyebabkan ikan menjadi stres, enargi banyak terbuang, dan selera makan berkuarang.
Kecepatan arus yang ideal sekitar 0,2-0,5 meter/detik.
4. Kedalaman
Untuk pemeliharan induk dan benih yang dilakukan di laut dengan KJA, kedalaman perlu
diperhatikan. Kedalaman perairan minimal yang cocok bagi KJA adalah 1 meter, yaitu jarak dari
keramba dengan dasar perairan, atau antara 7-15 m jarak dari permukaan air sampai dasar
perairan. Meurut ahmad, et, al. (1991), kedalaman air laut yang layak untuk budidaya ikan dalam
KJA adalah lebih dari 5 m. sementara menurut sunyato 1994, usahan budidaya yang menggunakan
KJA memerlukan jarak paling sedikit 5 m dari keramba ke dasar perairan.
5. Dasar perairan
Sebaiknya berupa pasir, pasir berlumpur, atau pasir berbatu, sehingga memudahkan pemasangan
jangkat bagi rakit KJA, menurut Mayunar et 95, peraiarn tmpat KJA sebaiknya bertopografi landai,
kedalaman 6-8 m, memiliki dasar perairan berlumpur, berair jernih, dan terhindar dari pelumpuran,
karena hal itu dapat memperngaruhi bobot jarring, mutu air, dan usaha budidaya.
6. Lalu lintas laut
Lalu lintas perahu/kapal akan menggangu ktenangan ikan yang dibudidayakan di KJA. Selain itu,
kapal2 besar juga berpotensi untuk mencemari lingkungan perairan, misalnya dengan membuang
limbah atau sisa minyak bahan bakarnya.
Berdasarkan pertimbangan tersebut, lokasi budidaya sebaiknya dipilih di teluk, selatm di antara
pulau2 yang berdekatan atau peraiaran terbuka dengan terumbu karang penghalang (barrier reef)
yang cukup panjang.
7. Jauh dari Limbah Pencemaran
Lokasi yang jauh dari limbah buangan seperti limbah industri, pertanian, rumah tangga, dan limbah
tambak sangat dianjurkan. Lokasi yang mengandung limbah dapat mempengaruhi kualitas air
sehingga kelangsungan budidaya Ikan Bawal Bintang tidak berjalan dengan baik. Limbah rumah
tangga biasanya dapat menyebabkan tingginya konsentrasi bakteri di perairan. Limbah industri
dapat menyebabkan tingginya konsentrasi logam berat. Sementara limbah tambak dapat
meningkatkan kesuburan perairan sehingga organisme penempel seperti teritip dan kerangkerangan tumbuh subur, akibatnya organisme penempel ini menutupi jarring.

Slide 4
faktok non teknis lain yang dapat mendukung kelangsungan usahan adalah dukungan dari pemerintah
daerah setempat, dan terutama pada masyarakat sekitar lokasi. Adanya dukungan pemda dan
masyarakat tidak akan mengancam operasional pembenihan bila suatu saat terjadi konflik atau masalah.

Anda mungkin juga menyukai