Bedah Iskandar Japardi14
Bedah Iskandar Japardi14
Dr ISKANDAR JAPARDI
Fakultas Kedokteran
Bagian Bedah
Umniversitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Jamur dalam kehidupan sehari-hari berguna danmenguntungkan secara komersial
dan pengobatan. Namundemikian, jamur juga dapat menimbulkan berbagai problem
bagi manusia. Beberapa jenis jamur patogen seperti Cryptococcus, histoplasma,
blastomyces dan coccidiolides immitis dapat menginfeksi manusia dan meyebabkan
gejala lokal maupun penyakit yang disseminata termasuk infeksi susunan saraf
pusat.
Jamur terdiri dari 2 macam bentuk, yaitu bentuk molds dan yeast. Mold terbentuk
sebagai filamen tubular dan kadang-kadang bercabang yang disebut hifa, sedangkan
yeast merupakan organisme uniselular yang mempunyai dinding sel yang tebal yang
dikelilingi oleh kapsul yang bentuknya tegas.
Jamur jamur patogen yang opertunistik seperti aspergillus dan candida dapat
mengancam jiwa pasien immunocopmpromised termasuk neonatus, pasien psot
operasi, dan pasien dengan keganasan, transplantasi organ atau acquired
immunodeficiency (AIDS). Manifestasi klinis infeksi jamur susunan saraf pusat dapat
berupa meningitis, meningoensafilitis, intrakranial tromboflebitis, abses otak, bentuk
granuloma dan sangat jarang terjadi aneurisma mikotik.
Meningitis oleh karena jamur merupakan penyakit yang relatif jarang ditemukan,
namun dengan meningkatnya pasien dengan gangguan imunitas, angka kejadian
meningitis jamur semakin meningkat. Problem yang dihadapi oleh para klinisi adalah
ketepatan diagnosa dan terapi yang efektif. Sebagai contoh, jamur tidak langsung
di[ikirkan sebagai penyebab gejala penyakit/infeksi dan jamur tidak sering
ditemukan dalam cairan serebrospinal (CSS) pasien yang teribfeksi oleh karena
jamur hanya dapat ditemukan dlam beberapa hari sampai minggu pertumbuhannya.
Infeksi pertama biasanya melalui inhalasi sehingga terbentuk fokus primer pada paru
yang biasanya asimptomatik dan sembuh spontan. Dari fokus primer ini dapat terjadi
peneybaran hematogen ke tulang, visera dan otak. Infeksi otak dapat menimbulkan
penyakit yang progresif dan fatal.
yang sangat tinggi. Diagnosis spesifik dapat dibuat dari hapusan cairan serebrospinal
dan dari kultur dan juga dengan menemukan antigen spesifik dengan
immunodifusion latex particle aggregation atau perbandingan antigen recognition
test. Pemeriksaan cairan serebrospinal harus termasuk pemeriksaan tubercle basilli
danleukosit abnormal oleh karena banyak terjadi infeksi bersama jamur dengan
tuberkulosa dan leukemia atau limfoma.
bsal yang dapat menebal dan mengeras oleh reaksi jaringan penyokong dandpt
mengobstruksi aliran likuor dari foramen Luschka dan Magendi sehingga terjadi
hidrosefalus. Pada jaringan otak terdapat substansi gelatinosa pada ruang
subarakhnoid dan kista kecil didalam parenkim y terletak terutama pada ganglia
basilis pada distribusi arteri lentikulostriata. Lesi parenkimal terdiri dari agregasi atau
gliosis. Infiltrat meningen terdiri dari sel-sel ingflamasi dan fibroblast yang
bercampur dengan Cryptococcus. Bentuk granuloma tidak sering ditemukan pada
beberapa kasus terlihat reaksi inflamasi kronis danreaksi granulomatosa sama
dengan yang terlihat pada M.tuberculosa dengan segala bentuk komplikasinya.
Menurut Prockop,perubahan susunan saraf pusat termasuk infiltrasi meningen oleh
sel mononuklear dan organisma. Organisma ini dapat tersebar pada parenkim otak
dengan reaksi inflamasi yang minimal atau
tanpa reaksi inflamasi. Kadang-kadang terdapat abses pada jaringan otak dan
granuloma pada meningen otak dan medula spinalis.
Gejala klinis infeksi jamur pada susunan saraf pusat tidak spesifik seperti akibat
infeksi bakteri. Pasien paling sering mengalami gejala sindroma meningitis atau
sebagai meningitis yang tidak ada perbaikan atau semakin progresif selama
observasi (paling kurang empat minggu). Manifestasi klinis lainnya berupa kombinasi
beberapa gejala seperti demam, nyeri kepala, letargi, confise, mual, muntah, kaku
kuduk atau defisit neurologik. Sering kali hanya satu atau dua gejala utama yang
dapat ditemukan pada gejala awal. Misalnya pasien datang ke klinis hanya dengan
keluhan demensia subakut tanpa gejala lainnya.
Waktu terjadinya penyakit sangat vital dan penting dalam mempertimbangkan
diagnosis meningitis jamur. Beberapa kasus sebagai meningitis akut,kebanyakan
subakut dan beberapa kronis.
Gambaran klinis selain meningitis yang sering ditemukan yaitu gambaran ensefalitis.
Sering kali pasien didagnosa sebagai meningitis TBC sampai akhirnya ditemukan
diagnosa yang benar dengan ditemukannya jamur dalamcr serebrospinal. Diagnosa
meningitis jamur dapat ditegakkan dengan kultur dalam medium sabouraud.
Granuloma besar pada serebrum, serebrum atau batang otak memberikan gejala
seperti space occupaying lesion lainnya. Diagnosa granuloma dapat ditegakkan dari
pemeriksaan CT scan dan MRI.
Diagnosa
Diagnosa ditegakkan berdasarkan gejala klinis dan pemeriksaan tambahan seperti,
laboratorium cairan serebrospinal. Gambaran cairan serebrospinal infeksi
Cryptococcus sama dengan meningitis tuberkulosa. Tekanan biasanya meningkat
terdapat peningkatan jumlah sel dari 10-500 sel/mm3. protein meningkat dan
glukosa menurun biasanya sekitar 15-35 mg. Diagnosa dapat dibuat dengan
menemukan organisme ini dalam cairan serebrospinal dengan pewarnaan tinta India,
kultur dalam media sabouraud dan berasarkan hasil inokulasi pada hewan
percobaan. Jamur ini juga dapat dikultur dari urine, darah, fases, sputum dan sumsum tulang. Pemeriksaan antigen Cryptococcus pada serum dan cairan serebrospinal
dapat menegakkan diagnosa, dapat dikultur dari urine, darah, feses, sputum dan
sum-sum tulang.
Terapi
Terapi dengan amphotericin B memperlihatkan hasil yang baik. Amphotericin B
diberikan tiap hari intravena dengan dosis 0,5 mg/kg,diberikan enam sampai sepuluh
minggu, tergantung dari perbaikan klinis danekmbalinya cairan serebrospinal kearah
normal. Peneliti lain memberikan amphotericin B dengan 5-flurocytosine 150 mg/kg
perhari (dalam 4 dosis). Kombinasi ini memberikan hasil yang lebih baik.
Prognosa
Pada pasien yang tidak diobati, biasanya fatal dalam beberapa bulan tetapi kadangkadang menetap sampai beberapa tahun dengan rekuren,remisi dan eksaserbasi.
Kadang-kadang jamur pada cairan serebrospinal ditemukan selama tiga tahun atau
lebih. Telah dipalorkan beberapa kasus yang sembuh spontan.
Mucormycosis
Serebral mucormycosis (phycomycosis) adalah penyakit akut, jarang dapat
disembuhkan yang disebabkan oleh jamur klas phycomycetae khususnya genera
rhizopus. Jamur ini terdapat diseluruh dunia pada tumbuhan busuk, pupuk dan
makanan yang mengandung banyak gula. Infeksi pada manusia hampir selalu terjadi
pada pasien yang mempunyai penyakit utama termasuk diabetes melitus yang tidak
terkontrol, keganasan darah, lymfoma, keadaan imunosupresif, penggunaan
antibiotik jangka panjang dan penggunaan sitostatik.
Jamur ini masuk ke dalam tubuh manusia yang rentan melalui hidung menyebabkan
sinusitas dan sellulitis orbitalis, kemudian penetrasi ke arteri dan terjadi trombosis
arteri oftalmika danar karotis interna dan selanjutnya menyerang vena dan saluran
linfe. Dapat terjadi penyakit yang desiminata pada mata, serebral,paru danintestinal.
Gejala klinis biasanya dimulai dengan tanda-tanda infeksi sinus paranasalis seperti
hidung tersumbat, sekret dari hdung kadang-kadang berdarah, nyeri pada daerah
sinus dan demam. Jika tidak diobati, penyakit ini akan menyebar keotak melalui
lamina kribriformis atau setelah terlibatnya tulang tengkorak. Kemudian terjadi
gejala-gejala lobus frontalis dan meningen basalis bersama dengan penurunan
kesadaran drowsyness nyeri kepala, perubahan status mental. Gejala neurologis
yang sering terjadi yaitu proptis,kelumpuhan mata dan hemiplegi yang mana
keadaan ini berhubungan dengan terlibatnya arteri arteri orbitalis dan karotis
danjaringan disekitarnya. Organisme ini dapat menginvasi meningen atau dapat
menembus otak sehingga menimbulkan ensefalitis jamur dan dapat menyebabkan
Infark dan perdarahan otak. Beberapa hifa terdapat didalam trombus dandinding
pembuluh darah dan sering sekali masuk ke dalam perinkim sekitarnya. Biasanya
penyakit ini cepat berakibat fatal dalam beberapa hari atau minggu.
Diagnosa penyakit in ditegakkan berdasarkan pemeriksaan sputum, cairan
serebrospinal atau eksudat jaringan sinus paranasalis. Kultur rhizopus dapat
membantu tapi bukan merupakan diagnostik oleh karena kebanyakan merupakan
kontaminan.
Terapi terdiri dari pemberian Amphotericin B dan kontrol faktor predisposisi seperti
diabetes melitus. Juga diperlukan drainase lokal dan operasi jaringan nekrotik
secepatnya untuk mencegah penyebaran penyakit.
Candidiasis (moniliasis)
Spesies candida merupakan suatu flora mikrobial yang normal terdpat dalam tubuh
manusia. Candidiasis kemungkinan merupakan infeksi jamur oportunistik terbanyak.
Infasi ke susunan saraf pusat sebenarnya sangat jarang kecuali terjadi kerusakan
sistem kekebalan tubuh host. Banyak faktor yang menunjang terjadinya infeksi
candida seperti terapi antibiotik spectrum luas, luka bakar berat, nutrisi parental
total, prematuritas, keganasan pemasangan kateter, terapi kortikosteroid,
neutropenia, operasi abdomen, diabetes mellitus, dan penggunaan obat parenteral
yang tidak semestinya (parentral drug abuse)
Bentuk patologi infeksi susunan saraf pusat oleh candida berupa penyebaran mikro
abses intraparenkimal, granuloma nonkaseosa, abses besar, meningitis dari
ependimitis. Pada kebanyakan kasus diagnosis belum dapat ditegakkan pada saat
pasien masih hidup, kemungkinan oleh karena sukarnya menemukan organisme
pada cairan serebrospinal .
IV.
KESIMPULAN
Demikianlah telah dibahas mengenai beberapa jenis jamur yang dapat menyebabkan
infeksi susunan saraf pusat. Hal ini sangat perlu dipahami sehubungan dengan
mewabahnya penyakit AIDS diseluruh dunia yang mana sangat berkaitan erat
dengan peningkatan infeksi jamur pada susunan saraf pusat.
DAFTAR PUSTAKA
th
th
ed.