SKRIPSI
Oleh :
DAMAYANTI SINAGA
040308039
SKRIPSI
Oleh
DAMAYANTI SINAGA
040308039/TEKNIK PERTANIAN
Disetujui Oleh :
Komisi Pembimbing
(Ainun Rohanah,STP,M.Si)
Anggota
ABSTRAK
DAMAYANTI SINAGA: Pembuatan Pupuk Cair dari Sampah Organik dengan
Menggunakan Boisca Sebagai Starter, dibimbing oleh SAIPUL BAHRI
DAULAY dan AINUN ROHANAH.
Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi
kesehatan manusia dan rata-rata tiap orang perhari menghasilkan sampah 1-2 kg
dan akan terus bertambah sejalan meningkatnya kesejahteraan dan gaya hidup
masyarakat. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada
pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang
serius. Penelitian ini merupakan salah satu langkah awal untuk mendapatkan cara
pembuatan pupuk cair dari sampah organik dengan menggunakan boisca sebagai
starter. Sampah organik yang digunakan adalah sampah sayuran. Penelitian
dilakukan pada Mei-Juni 2009 di Laboratorium teknik pertanian, Fakultas
Peranian USU, Medan, analisa parameter dilakukan di Laboratorium Pusat
Penelitian Kelapa Sawit, Medan, menggunakan rancangan acak lengkap faktorial.
Parameter yang dianalisis adalah C/N akhir, pH akhir dan rendemen.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian dosis Boisca berpengaruh
sangat nyata terhadap C/N dan rendemen pupuk cair kecuali pH akhir. Lama
perendaman berpengaruh sangat nyata terhadap semua parameter. Hasil yang
terbaik diperoleh pada kombinasi dosis boisca 10 ml dengan lama perendaman 21
hari.
Kata Kunci: Pupuk Cair, Starter, Lama Perendaman, C/N, pH dan
Rendemen.
ABSTRACT
DAMAYANTI SINAGA: Preparation of Liquid Compost from organic Wastes
using Boisca as Starter, supervised by SAIPUL BAHRI DAULAY and AINUN
ROHANAH.
Wastes can make bad effect on human health and in average people can
produce wastes around 1- 2 kilos/day and will increase with increasing of
wellfare and society life style. When wastes are thrown away unproperly or in
heaps without good organizing these will make a lot of serious effect for health.
This research was one of preliminary study in making liquid compost from
organic wastes using Boisca as starter. Organic wastes used were vegetables
wastes. The research was performed in Mei-Juni 2009 at Agricultural Mechanic
Laboratory, College of Agriculural, USU, Medan, and parameter were analyzed
at Pusat Penelitian Kelapa Sawit Laboratory, Medan, using factorial completely
randomized design. Parameter analyzed were C/N, pH, and yield.
The results showed that doses of Boisca had highly significant effect on
C/N and yield except pH. Soaking time showed that highly significant effect on all
parameters. The best result was found in combination of 10 ml Boisca and 21
days soaking time
Key Words: Liquid Compost, Starter, Soaking time, C/N, pH and Yield
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kp. Juhar pada tanggal 21 Mei 1986 dari ayah Muller
Sinaga dan ibu S. Siringo-ringo. Penulis merupakan anak pertama dari tiga
bersaudara.
Tahun 2004 penulis lulus dari SMA KCK Tebing tinggi dan pada tahun
yang sama masuk ke Fakultas Pertanian USU melalui jalur ujian tertulis Seleksi
Penerimaan Mahasiswa Baru. Penulis memilih Program Studi Teknik Pertanian
Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian.
Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif sebagai pengurus organisasi
Ikatan Mahasiswa Teknik Pertanian (IMATETA) untuk periode 2007-2008 dan
aktif sebagai anggota organisasi Unit Kegiatan Mahasiswa Kebaktian Mahasiswa
Kristen Unit Pelayanan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara (UKM
KMK UP FP USU).
Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) di Pabrik Lateks
Pekat PTP. Nusantara III Kebun Rambutan Tebing Tinggi pada tahun 2007.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, atas
segala rahmat dan karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan
Boisca Sebagai Start.
Pada kesempatan ini penulis
besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah meembesarkan, memelihara
dan mendidik penulis selama ini. Penulis mengucapkan terima kasih kepada
Bapak Ir.Saipul Bahri Daulay, M.Si dan kepada Ibu Ainun Rohanah, STP, M.Si
selaku ketua dan anggota komisi pembimbing yang telah membimbing dan
memberikan berbagai masukan berharga kepada penulis dari mulai menetapkan
judul, melakukan penelitian, sampai ujian akhir.
Di samping itu, penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua staf
pengajar dan pegawai di Program Studi Teknik Pertanian Departemen Teknologi
Pertanian, serta semua rekan mahasiswa yang tak dapat disebut satu per satu di
sini yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga
skripsi ini bermanfaat.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
DAFTAR ISI
Hal
ABSTRACT .................................................................................................... i
RIWAYAT HIDUP ......................................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ v
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................vii
PENDAHULUAN
Latar Belakang .............................................................................................. 1
Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
Kegunaan Penelitian ..................................................................................... 3
TINJAUAN LITERATUR
Sampah ......................................................................................................... 4
Jenis-jenis Sampah........................................................................................ 4
Pupuk organik.................................................................................................... 5
Pupuk Cair Organik ...................................................................................... 6
Prinsip Pengomposan .................................................................................... 7
Pengomposan Anaerobik .............................................................................. 9
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengomposan ......................................... 10
Boisca ........................................................................................................... 13
Perbandingan C/N ......................................................................................... 14
pH .....................................................................................................................14
Rendemen .........................................................................................................15
METODOLOGI PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 16
Bahan dan Alat Penelitian ............................................................................. 16
Metode Penelitian ......................................................................................... 17
Model Rancang Penelitian ............................................................................ 18
Prosedur Penelitian ....................................................................................... 19
Parameter Penelitian ..................................................................................... 21
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pemberian Dosis Boisca ................................................................................ 23
Lama Perendaman......................................................................................... 23
Perbandingan C/N ......................................................................................... 24
pH .....................................................................................................................27
Rendemen .........................................................................................................28
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan ...................................................................................................... 32
Saran ................................................................................................................ 33
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 34
LAMPIRAN ....................................................................................................
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
DAFTAR TABEL
Hal
1. Kandungan C/N dari Berbagai sumber bahan organik... 9
2. Jenis mikroorganisme yang terdapat dalam
kultur boisca serta peranannya.. 14
3. Pengaruh pemberiaan dosis boisca terhadap
perbandingan C/N, rendemen, dan pH pupuk cair.. 23
4. Pengaruh lama perendaman terhadap nilai
perbandingan C/N, pH, dan rendemen...
23
7.
8.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
DAFTAR GAMBAR
Hal
1. Hubungan dosis boisca dengan perbandingan C/N 25
2. Hubungan lama perendaman dengan perbandingan C/N 26
3.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
DAFTAR LAMPIRAN
Hal
1. Data Perbandingan C/N Pupuk Cair 36
2. Uji Statistik Perbandingan C/N Pupuk Cair.
36
37
37
38
38
7. Daftar Dwikasta
39
40
41
42
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
10
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sampah dapat membawa dampak yang buruk pada kondisi kesehatan
manusia. Bila sampah dibuang secara sembarangan atau ditumpuk tanpa ada
pengelolaan yang baik, maka akan menimbulkan berbagai dampak kesehatan yang
serius. Tumpukan sampah rumah tangga yang dibiarkan begitu saja akan
mendatangkan tikus got dan serangga (lalat, kecoa, lipas, kutu, dan lain-lain) yang
membawa kuman penyakit.
Di tengah kepadatan aktifitas manusia, penanganan sampah masih menjadi
permasalahan serius yang belum bisa tertangani dengan tuntas, terutama di kotakota besar. Pasalnya, rata-rata tiap orang perhari dapat menghasilkan sampah 1-2
kg dan akan terus bertambah sejalan dengan meningkatnya kesejahteraan dan
gaya hidup masyarakat. Sampah yang tidak mendapat penanganan yang serius
bisa mengakibatkan pencemaran, baik polusi udara, polusi air, maupun polusi
tanah.
Persentase kandungan unsur hara dalam pupuk anorganik relatif tinggi
sehingga petani cenderung memakai pupuk ini. Namun belakangan ini, harga
pupuk anorganik semakin naik. Hal ini tentu saja menambah beban biaya bagi
petani. Selain itu pupuk anorganik dapat menimbulkan ketergantungan dan dapat
membawa dampak kurang baik, misalnya tanah menjadi rusak akibat penggunaan
yang berlebihan dan terus menerus akan menyebabkan tanah menjadi keras, air
tercemar, dan keseimbangan alam akan terganggu (Indriani,2004).
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
11
Bahan baku pupuk cair yang sangat bagus dari sampah organik yaitu
bahan organik basah atau bahan organik yang mempunyai kandungan air tinggi
seperti sisa buah-buahan atau sayur- sayuran. Selain mudah terkomposisi, bahan
ini juga kaya akan nutrisi yang dibutuhkan tanaman. Semakin besar kandungan
selulosa dari bahan organik (C/N rasio) maka proses penguraian oleh bakteri akan
semakin lama (Purwendro dan Nurhidayat, 2006).
di
dalam
lingkungan
hidup.
Boisca
dapat
menekan
bahan-bahan
organik
telah
memungkinkan
ikan/ternak
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
12
Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk membuat pupuk cair dari sampah organik.
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai bahan penulis untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat
untuk menyelesaikan pendidikan di Program Studi Teknik pertanian
Departemen Teknologi Pertanian Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
2. Sebagai bahan informasi bagi mahasiswa yang akan melanjutkan
penelitian ini.
3. Sebagai informasi bagi masyarakat dalam pembuatan pupuk cair.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
TINJAUAN PUSTAKA
Sampah
Sampah organik
Sampah organik berasal dari makluk hidup, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan. Sampah organik sendiri dibagi menjadi sampah organik basah
dan sampah organik kering. Istilah sampah organik basah dimaksudkan
sampah yang mempunyai kandungan air yang cukup tinggi. Contohnya
kulit buah dan sisa sayuran. Sedangkan bahan yang termasuk sampah
organik kering adalah sampah yang mempunyai kandungan air yang
rendah. Contoh sampah organik kering adalah kayu atau ranting kering,
dan dedaunan kering.
Sampah anorganik
Sampah anorganik bukan berasal dari makhluk hidup. Sampah ini berasal
dari bahan yang bisa diperbaharui (recycle) dan sampah ini sangat sulit
terurai oleh jasad renik. Jenis sampah ini misalnya bahan yang terbuat dari
plastik dan logam.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
14
Pupuk Organik
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan organik atau
makhluk hidup yang telah mati. Bahan organik ini akan mengalami pembusukan
oleh mikroorganisme sehingga sifat fisiknya akan berbeda dari semula. Pupuk
organik termasuk pupuk majemuk lengkap karena kandungan unsur haranya lebih
dari satu unsur dan mengandung unsur mikro (Hadisuwito, 2007).
Berdasarkan cara pembuatannya, pupuk organik terbagi menjadi dua
kelompok, yaitu:
Pupuk organik alami dan pupuk organik buatan. Jenis pupuk yang
tergolong dalam kelompok pupuk organik alami benar-benar langsung diambil
dari alam, seperti dari sisa hewan, tumbuhan, tanah baik dengan atau tanpa
sentuhan teknologi yang berarti. Pupuk yang termasuk ke dalam kelompok ini
antara lain: pupuk kandang, kompos, pupuk hijau, humus dan pupuk burung.
Pupuk organik buatan dibuat untuk memenuhi kebutuhan pupuk tanaman
yang bersifat alami atau non kimia, berkualitas baik, dengan bentuk, ukuran, dan
kemasan yang praktis, mudah didapat, didistribusikan, dan diaplikasikan, serta
dengan kandungan unsur hara yang lengkap dan terukur. Berdasarkan bentuknya
ada dua jenis pupuk organik buatan yaitu: padat dan cair
(Marsono dan Paulus, 2001).
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
15
Jenis sampah organik yang bisa diolah menjadi pupuk organik adalah:
a. Sampah sayur baru
b. Sisa sayur basi, tetapi ini harus dicuci dulu, peras, lalu buang airnya
c. Sisa nasi
d. Sisa ikan, ayam, kulit telur
e. Sampah buah (anggur, kulit jeruk, apel dan lain-lain). Tapi tidak termasuk
kulit buah yang keras seperti kulit salak.
Sampah organik yang tidak bisa diolah:
a. Protein seperti daging, ikan, udang, juga lemak, santan, susu karena
mengundang lalat sehingga tumbuh belatung.
b. Biji-biji yang utuh atau keras seperti biji salak, asam, lengkeng, alpukat
dan sejenisnya. Buah utuh yang tidak dimakan karena busuk dan berair
seperti papaya, melon, jeruk, anggur.
c. Sisa sayur yang berkuah harus dibuang airnya, kalau bersantan harus
dibilas air dan ditiriskan ( Litauditomo, 2007).
Pupuk Cair organik
Menurut Simamora, dkk (2005) pupuk cair organik adalah pupuk yang
bahan dasarnya berasal dari hewan atau tumbuhan yang sudah mengalami
fermentasi dan bentuk produknya berupa cairan. Kandungan bahan kimia
didalamnya maksimum 5 %. Penggunaan pupuk cair memiliki beberapa
keuntungan sebagai berikut:
1. Pengaplikasiannya lebih mudah jika dibandingkan dengan pengaplikasian
pupuk organik padat.
2. Unsur hara yang terdapat di dalam pupuk cair mudah diserap tanaman.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
16
cair
organik
dengan
pupuk
organik
padat
mengaktifkan unsur hara yang ada dalam pupuk organik padat tersebut.
(Simamora dkk, 2005)
Sedangkan menurut Hadisuwito (2007). Pupuk organik cair adalah larutan
dari hasil pembusukan bahan - bahan organik yang berasal dari sisa tanaman,
kotoran hewan, dan manusia yang kandungan unsur haranya lebih dari satu unsur.
Kelebihan dari pupuk organik ini adalah dapat secara cepat mengatasi defesiensi
hara, tidak bermasalah dalam pencucian hara, dan mampu menyediakan hara
secara cepat.
Dibandingkan dengan pupuk cair anorganik, pupuk organik cair umumnya
tidak merusak tanah dan tanaman walaupun digunakan sesering mungkin. Selain
itu, pupuk ini juga memiliki bahan pengikat, sehingga larutan pupuk yang
diberikan kepermukaan tanah bisa langsung digunakan oleh tanaman.
(Hadisuwito, 2007).
Prinsip Pengomposan
Bahan organik tidak dapat langsung digunakan atau dimanfaatkan oleh tanaman
karena perbandingan C/N dalam bahan tersebut relatif tinggi atau tidak sama
dengan C/N tanah. Nilai C/N tanah sekitar 10-12. Apabila bahan organik
mempunyai kandungan C/N mendekati atau sama dengan C/N tanah maka bahan
tersebut dapat digunakan atau diserap tanaman. Namun, umumnya bahan organik
yang segar mempunyai C/N yang tinggi, seperti jerami padi 50-70, daun-daunan >
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
17
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
18
menjadi kompos. Tanah pertanian yang baik mengandung unsur C dan N yang
seimbang. Setiap bahan organik mempunyai kandungan C/N yang berbeda.
Tabel 1. Kandungan C/N dari berbagai sumber bahan organik
Jenis Bahan Organik
Urine ternak
Kotoran ayam
Kotoran sapi
Kotoran babi
Kotoran manusia (tinja)
Darah
Tepung tulang
Urine manusia
Eceng gondok
Jerami gandum
Jerami padi
Ampas tebu
Jerami jagung
Sesbania sp.
Serbuk gergaji
Sisa sayuran
Kandungan C/N
0,8
5,6
15,8
11,4
6-10
3
8
0,8
17,6
80-130
80-130
110-120
50-60
17,9
500
11-27
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
19
anaerobik
akan
menghasilkan
gas
metan
(CH4),
karbondioksida (CO2), dan asam organik yang memiliki bobot molekul rendah
seperti asam asetat, asam propionat, asam butirat, asam laktat, dan asam suksinat.
Gas metan bisa dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif (biogas). Sisanya
berupa lumpur yang mengandung bagian padatan dan cairan. Bagian padat ini
yang disebut kompos padat dan yang cair yang disebut kompos cair
(Simamora dan Salundik, 2006).
Faktor-faktor Yang mempengaruhi Pembentukan Pupuk Organik
Pembentukan pupuk organik dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :
1. Perbandingan Karbon-nitrogen( C/N) bahan baku pupuk organik
Nitrogen adalah zat yang dibutuhkan bakteri penghancur untuk
tumbuh dan berkembangbiak. Timbunan bahan kompos yang kandungan
nitrogennya terlalu sedikit (rendah) tidak menghasilkan panas sehingga
pembusukan bahan-bahan menjadi amat terlambat. Oleh karenanya, semua
bahan dengan kadar C/N yang tinggi, misalnya kayu, biji-bijian yang
keras, dan tanaman menjalar, harus dicampur dengan bahan yang berair.
Pangkasan daun dari kebun dan sampah-sampah lunak dari dapur amat
tepat digunakan sebagai bahan pencampur ( Murbandono, 2000).
Rasio C/N adalah perbandingan kadar karbon (C) dan kadar
nitrogen (N) dalam satu bahan. Semua mahluk hidup terbuat dari sejumlah
besar bahan karbon (C) serta nitrogen (N) dalam jumlah kecil. Unsur
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
20
karbon dan bahan organik (dalam bentuk karbohidrat) dan nitrogen (dalam
bentuk protein, asam nitrat, amoniak dan lain-lain), merupakan makanan
pokok bagi bakteri anerobik. Unsur karbon (C) digunakan untuk energi
dan unsur nitrogen (N) untuk membangun struktur sel dan bakteri. Bakteri
memakan habis unsur C 30 kali lebih cepat dari memakan unsur N.
Pembuatan kompos yang optimal membutuhkan rasio C/N 25/1 sampai
30/1 (Yuwono, 2006).
Dalam proses pengomposan, 2/3 dari karbon digunakan sebagai
sumber energi bagi pertumbuhan mikroorganisme, dan 1/3 lainnya
digunakan untuk pembentukan sel bakteri. Perbandingan C dan N awal
yang baik dalam bahan yang dikomposkan adalah 25-30 (satuan berat
kering), sedangkan C/N diakhir proses adalah 12-15. Pada rasio yang lebih
rendah, amonia akan dihasilkan dan aktivitas biologi akan terlambat,
sedang pada rasio yang lebih tinggi, nitrogen akan menjadi variabel
pembatas. Harga C/N tanah adalah <20, sehingga bahan-bahan yang
mempunyai harga C/N mendekati C/N tanah, dapat langsung digunakan
(Damanhuri dan Padmi, 2007)
2.
Ukuran Bahan
Semakin kecil ukuran bahan, proses pengomposan akan lebih cepat
dan lebih baik karena mikroorganisme lebih mudah beraktivitas pada
bahan yang lembut daripada bahan dengan ukuran yang lebih besar.
Ukuran bahan yang dianjurkan pada pengomposan aerobik antara 1-7,5
cm. Sedangkan pada pengomposan anaerobik, sangat dianjurkan untuk
menghancurkan bahan selumat-lumatnya sehingga menyerupai bubur atau
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
21
lumpur. Hal ini untuk mempercepat proses penguraian oleh bakteri dan
mempermudah pencampuran bahan (Yuwono, 2006).
3. Komposisi Bahan
Pengomposan dari beberapa macam bahan akan lebih baik dan
lebih cepat. Pengomposan bahan organik dari tanaman akan lebih cepat
bila ditambah dengan kotoran hewan.
4. Jumlah Mikroorganisme
Dengan semakin banyaknya jumlah mikroorganisme maka proses
pengomposan diharapkan akan semakin cepat.
5. Kelembaban
Umumnya
mikroorganisme
tersebut
dapat
bekerja
dengan
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
22
Oleh karena itu, dalam proses pengomposan sering diberi tambahan kapur
atau abu dapur untuk menaikkan pH (Indriani, 2000).
Derajat keasaman pada awal proses pengomposan akan mengalami
penurunan karena sejumlah mikroorganisme yang terlibat dalam
pengomposan mengubah bahan organik menjadi asam organik. Pada
proses selanjutnya, mikroorganisme dari jenis lain akan mengkonversikan
asam organik yang telah terbentuk sehingga bahan memiliki derajat
keasaman yang tinggi dan mendekati normal ( Djuarnani,dkk, 2005).
Kondisi asam pada proses pengomposan biasanya diatasi dengan
pemberian kapur. Namun dengan pemantauan suhu bahan kompos secara
tepat waktu dan benar sudah dapat mempertahankan kondisi pH tetap pada
titik netral tanpa pemberian kapur (Yuwono, 2006).
Boisca
Boisca adalah kultur bakteri yang berfungsi untuk menjaga keseimbangan
mikroorganisme
di
dalam
lingkungan
hidup.
Boisca
dapat
menekan
bahan-bahan
organik
telah
memungkinkan
ikan/ternak
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
23
Ragi\ yeast
(Sachromices sp)
Actinomycetes
Jamur Fermentasi
(Aspergillus sp)
Peranan
Menghasilkan asam laktat dari gula
Menekan pertumbuhan jamur yang
merugikan, seperti fusarium
Mempercepat penguraian bahan-bahan
organik menjadi humus
Membentuk zat anti bakteri
Meningkatkan jumlah sel akar dan
perkembangan akar
Menghasilkan zat-zat bioaktif yang
berfungsi menghambat pertumbuhan
jamur dan bakteri pathogen seperti
fusarium
Menguraikan bahan organik (selulosa,
karbohidrat) dan mengubahnya
menjadi alcohol, ester, dan zat
antimikroba
Dapat menghilangkan bau
(Indriani,2004).
Perbandingan C/N
Rasio C/N adalah perbandingan kadar karbon (C) dan kadar nitrogen (N)
dalam satuan bahan. Semua makhluk hidup terbuat dari sejumlah besar bahan
karbon (C) serta nitrogen (N) dalam jumlah kecil (Yuwono, 2005).
Bahan organik yang mempunyai C/N yang tinggi berarti masih mentah.
Kompos yang belum matang (C/N tinggi) dianggap merugikan bila langsung
diberikan ke dalam tanah. Sebab bahan tersebut akan diserang oleh mikroba untuk
memperoleh energi (Yuwono, 2005).
pH
Kisaran pH kompos yang optimal adalah 6,0-8,0. derajat keasaman bahan
pada permulaan pengomposan pada umumnya asam sampai netral (pH 6,0-7,0).
Derajat keasaman pada awal proses pengomposan akan mengalami penurunan
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
24
sehingga derajat keasaman yang tinggi dan mendekati netral (Djuarnani dkk.,
2005).
Rendemen
Rendemen adalah perbandingan berat kering terhadap berat basah dan
dinyatakan dalam persen. Menurut Taib dkk (1989) rendemen dapat ditentukan
dengan cara bahan ditimbang sebelum diolah yang dinyatakan sebagai berat basah
kemudian setelah selesai diolah bahan ditimbang kembali dan dinyatakan sebagai
berat kering. Kemudian rendemen dihitung dengan rumus :
Rendemen =
Berat akhir
x 100 %
Berat awal
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
METODOLOGI PENELITIAN
26
11. pH meter
12. Sarung tangan
13. Masker
14. Timbangan
15. Parang
Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial dengan
perlakuan sebagai berikut :
Faktor I : Dosis boisca, dengan tiga taraf perlakuan
D1 = 10 ml
D2 = 20 ml
D3 = 30 ml
Faktor II : Lamanya penyimpanan dengan tiga taraf perlakuan
P1 = 7 hari
P2 = 14 hari
P3 = 21 hari
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
27
boisca
pada
taraf
ke-I
dan
perlakuan
lama
()ij
ijk
= Pengaruh pengacakan
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
28
Prosedur penelitian
Adapun prosedur penelitian sebagai berikut:
1. Pembuatan Komposter
1. Dibuat dua lubang udara disisi kanan dan kiri tong dengan
menggunakan bor. Diameter lubang harus sama dengan diameter
pipa paralon.
2. Dibuat satu lubang lagi disisi lain tong, posisi lubang ketiga ini
harus lebih rendah daripada lubang sebelumnya atau sekitar 10 cm
dari dasar tong.
3. Setelah itu, dibuat lubang-lubang kecil di badan pipa paralon 13
cm dan pipa paralon 10 cm. Lalu bungkus badan pipa yang
berlubang tersebut dengan kasa plastik hingga terutup rapi.
4. Selanjutnya instalasi udara untuk komposter dapat dirangkai,
dimulai dari memasang kedua pipa paralon 13 cm, masing-masing
pada lubang kanan dan kiri. Kedua pipa dimasukkan dari arah
dalam keluar. Pipa didorong dari dalam hingga keluar sekitar 3 cm
dari lubang dan sisinya sekitar 10 cm berada di dalam tong.
5. Kedua ujung pipa yang mencuat keluar 3 cm tersebut kemudian
ditutup dengan kasa plastik. Potong kasa plastik berbentuk
lingkaran dengan diameter sekitar 1 cm lebih panjang dari
diameter pipa. Beri lem PVC di sekitar ujung pipa, lalu tempelkan
kasa, atur hingga tertutup rapi.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
29
30
berat kompos
x 100 %
berat awal bahan
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
C/N
6,75
5,54
4,99
pH
6,27
6,37
6,56
Rendemen (%)
47.06
47.68
50.98
Nilai pH tertinggi terdapat pada pemberian Boisca dosis 30 ml (D3) yaitu sebesar
6,56 dan terendah pada pemberian Boisca dengan dosis 10 ml (D1) yaitu sebesar
6,27. Sedangkan rendemen tertinggi terdapat pada pemberian Boisca dengan dosis
(D3) yaitu sebesar 50,98 % dan terendah terdapat pada pemberian Boisca dengan
dosis (D1) yaitu sebesar 47,06 %.
Lama Perendaman
Lama perendaman memberikan pengaruh terhadap perbandingan C/N, pH,
dan rendemen dari pupuk cair. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4. Pengaruh lama perendaman terhadap nilai perbandingan C/N, pH, dan
rendemen
Perlakuan
P1 = 7 hari
P2 = 14 hari
P3 = 21hari
C/N
7,30
6,07
3,92
pH
5,57
6,49
7,14
Rendemen (%)
43.65
48.54
53.52
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
32
LSR
0,05
0,01
2
3
1,003
1,053
1,591
1,434
Perlakuan
Rataan
D3
D2
D1
4,99
5,54
6,75
Notasi
0,05
0,01
a
a
b
A
A
A
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf
5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
33
dan S3. Perbandingan C/N tertinggi terdapat pada perlakuan S1 yaitu 6,75 dan
terendah pada S3 yaitu 4,9
Indriani
(2004)
bahwa
dengan
bertambahnya
jumlah
yang
menyebabkan kadar
karbohidrat akan hilang atau turun dan senyawa N yang larut (amonia) meningkat.
Dengan demikian, C/N semakin rendah dan relatif stabil mendekati C/N tanah.
Murbondo juga menguatkan hal ini bahwa kadar senyawa N yang larut (amoniak)
akan meningkat. Penigkatan ini tergantung pada perbandingan C/N asal.
Perbandingan C/N bahan yang semakin kecil berarti bahan tersebut mendekati
C/N tanah.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
34
LSR
0,05
0,01
2
3
1,003
1,053
1,591
1,434
Perlakuan
Rataan
P3
P2
P1
3,92
6,07
7,30
Notasi
0,05
0,01
a
b
c
A
A
AB
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf
5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.
8.00
7.00
6.00
5.00
y = -1.69x + 9.14
r = 0.9759
4.00
3.00
2.00
1.00
0.00
P1
P2
P3
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
35
LSR
0,05
0,01
2
3
0,244
0,256
0,386
0,348
Perlakuan
Rataan
P1
P2
P3
5,57
6,49
7,14
Notasi
0,05
0,01
a
b
c
A
B
C
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf
5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
36
pengaruh sangat nyata antara satu dengan yang lainya. pH tertinggi terdapat pada
perlakuan P3 yaitu 7,14 dan terendah pada P1 yaitu 5,57.
= 0.7894x + 4.8207
r = 0.995
8,00
pH
6,00
4,00
2,00
0,00
P1
P2
Lama Perendaman
P3
proses
selanjutnya,
mikroorganisme
dari
jenis
yang
lain
akan
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
37
Tabel 8. Uji LSR efek utama pengaruh pemberian Boisca terhadap rendemen
pupuk cair
Jarak
LSR
Perlakuan
0,05
0,01
2
3
0,720
0,755
1,141
1,029
D1
D2
D3
Rataan
Notasi
0,05
0,01
a
a
b
A
A
B
47,06
47,68
50,98
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf
5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.
dan
terendah
terdapat
pada
perlakuan
D1
yaitu
47,06%
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
38
Dari Gambar diatas dapat diketahui bahwa semakin banyak dosis Boisca
yang diberikan pada proses pengomposan maka rendemen kompos yang
dihasilkan semakin besar.
Dari daftar sidik ragam Lampiran 3 dapat diketahui bahwa lama
perendaman memberikan pengaruh sangat nyata terhadap rendemen. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa pengaruh lama perendaman terhadap rendemen
untuk tiap-tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 9.
Tabel 9. Uji LSR efek utama pengaruh lama perendaman terhadap Rendemen
pupuk cair
Jarak
LSR
0,05
0,01
2
3
0,720
0,755
1,141
1,029
Perlakuan
Rataan
P1
P2
P3
43,65
48,54
53,52
Notasi
0,05
0,01
a
b
c
A
B
C
Keterangan : Notasi yang berbeda pada kolom yang sama menunjukkan berbeda nyata pada taraf
5% dan berbeda sangat nyata pada taraf 1%.
60,00
Rendemen
50,00
40,00
= 4.9339x + 38.704
r = 0,999
30,00
20,00
10,00
0,00
P1
P2
Lama Perendaman
P3
39
pengomposan
diartikan
sebagai
proses
biologi
oleh
kegiatan
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
41
Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dilakukan, sebaiknya
dilakukan lama perendaman 7 hari agar fermentasi yang terjadi
menghasilkan C/N yang diinginkan.
2. Untuk penelitian selanjutnya perlu dicari bahan yang dapat
mengurangi bau pada pupuk cair.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai
Starter, 2010.
42
DAFTAR PUSTAKA
Amurwaraharja, I. P., 2006. Analisis Teknologi Pengolahan Sampah Dengan Proses Hirarki
Analitik dan Metode Valuasi Kontingensi Studi Kasus di Jakarta Timur, Makalah
Falsafah Sains. Bogor : Institut Pertanian Bogor, Ilmu Pengolahan Sumber Daya Alam
dan Lingkungan Program Pascasarjana.
Damanhuri,
E.,
dan
Tri
Padmi,
2007.
Pengomposan-Composting.
http://tsabitah.wordpress.com. Akses: 19 November 2007.
Djuarnani, N., Kristian, B.S., Setiawan, 2005. Cara Tepat Membuat Kompos.
Pustaka, Jakarta.
Agromedia
Hadisuwito, S., 2007. Membuat Pupuk Kompos Cair.. PT. Agromedia Pustaka, Jakarta
Indriani, Y.H., 2004. Membuat Kompos Secara Kilat. Penebar Swadaya, Jakarta.
Litauditomo,
2007.
Mengolah
Sampah
Rumah
http://www.lintauditomo.muliply.com/.akses:19 November 2007.
Tangga.
Marsono dan Paulus., 2001. Pupuk Akar Jenis dan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Murbandono, L.H.S., 2000. Membuat Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta.
Murbondo, L., 2004. Pupuk Organik Padat, Pembuatan Aplikasi. Penebar Swadaya, Jakarta.
Purwendro. S., dan Nurhidayat. 2006. Mengolah Sampah untuk Pupuk dan Pestisida Organik.
Seri Agritekno. Penebar Swadaya, Jakarta.
Simamora, S., Salundik, Sriwahyuni dan Surajin. 2005. Membuat Biogas Pengganti Bahan
Bakar minyak dan Gas dari Kotoran Ternak. Agromedia Pustaka, Bogor.
Sofian, 2007. Sukses Membuat Kompos Dari Sampah. PT.Agromedia Pustaka, Jakarta.
Sudradjat, H, R., 2006. Mengelola Sampah Kota. Penebar Swadaya, Jakarta.
Sutanto, 2002. Penerapan Pertanian Organik. Kanisius, Yogyakarta.
Taib, G., G. Said, S. Wiraatmadja., 1989. Operasi Pengeringan pada Pengolahan Hasil
Pertanian, Mediyatama Sarana Perkasa, Jakarta.
Yuwono, D., 2005. Kompos. Penebar Swadaya, Jakarta.
Yuwono, D., 2006. Kompos dengan Cara Aerob maupun Anaerob suntuk Menghasilkan
Kompos yang Berkualitas. Penebar Swadaya. Jakarta.
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai Starter, 2010.
43
Lampiran 1. Perbandingan C/N
Perlakuan
I
7.84
5.60
5.32
8.09
6.88
3.18
7.24
6.76
2.59
53.50
5.94
D1P1
D1P2
D1P3
D2P1
D2P2
D2P3
D3P1
D3P2
D3P3
Total
Rataan
Ulangan
II
7.20
6.00
5.23
6.00
5.74
3.79
5.54
5.52
2.89
47.91
5.32
III
11.64
6.64
5.25
6.40
5.94
3.86
5.72
5.52
3.14
s
6.01
Total
Rataan
26.68
18.24
15.80
20.49
18.56
10.83
18.50
17.80
8.62
155.52
8.89
6.08
5.27
6.83
6.19
3.61
6.17
5.93
2.87
5.76
SK
Perlakuan
S
Linier
Kuadratik
P
Linier
Kuadratik
SxP
Galat
Total
KK
Fk
JK
73,92
14,51
13,87
0,64
52,68
51,41
1,27
6,74
18,48
92,40
KT
9,24
7,25
13,87
0,64
26,34
51,41
1,27
1,68
1,03
Fhitung
9,00
7,07
13,51
0,62
25,66
50,08
1,24
1,64
**
**
**
tn
**
**
tn
tn
F0.05
2,51
3,55
4,41
4,41
3,55
4,41
4,41
2,93
F0.01
3,71
6,01
8,29
8,29
6,01
8,29
8,29
4,58
895,7952
Ket :
tn = tidak nyata
* = nyata
** = sangat nyata
Daftar Dwikasta C/N
Dosis
Starter
D1
D2
D3
Total
Lama Penyimpanan
P1
P2
P3
26,68
20,49
18,50
65,67
18,24
18,56
17,80
54,60
15,80
10,83
8,62
35,25
Total
60,72
49,88
44,92
155,52
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai Starter, 2010.
44
Lampiran 2. Data pH
Perlakuan
D1P1
D1P2
D1P3
D2P1
D2P2
D2P3
D3P1
D3P2
D3P3
Total
Rataan
I
5.60
6.46
6.58
5.68
6.60
7.28
5.50
6.44
8.03
Ulangan
II
5.78
6.58
6.63
5.68
6.45
6.37
4.70
6.56
7.73
III
5.86
6.23
6.73
5.72
6.51
7.03
5.57
6.57
7.92
58.17
6.46
56.48
6.28
58.14
6.46
Total
Rataan
17.24
19.27
19.94
17.08
19.56
20.68
15.77
19.57
23.68
172.79
5.75
6.42
6.65
5.69
6.52
6.89
5.26
6.52
7.89
6.40
db
8
2
1
JK
14,39
3,80E-01
3,67E-01
KT
1,80
1,90E-01
3,67E-01
Fhitung
29,75
3,14
6,07
1,28E-02
1,28E-02
0,21
2
1
11,33
11,22
5,66
11,22
93,62
185,47
1,08E-01
1,08E-01
1,78
4
18
26
2,69
1,09
15,48
6,72E-01
6,05E-02
11,11
**
tn
*
tn
**
**
tn
**
F0.05
2,51
3,55
4,41
F0.01
3,71
6,01
8,29
4,41
8,29
3,55
4,41
6,01
8,29
4,41
8,29
2,93
4,58
1105,792
Ket :
tn = tidak nyata
* = nyata
** = sangat nyata
Daftar Dwikasta pH
Dosis
Starter
D1
D2
D3
Total
Lama Penyimpanan
P1
P2
P3
17,24
17,08
15,77
50,09
19,27
19,56
19,57
58,40
19,94
20,68
23,68
64,30
Total
56,45
57,32
59,02
172,79
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai Starter, 2010.
45
Lampiran 3. Data rendemen
Perlakuan
D1P1
D1P2
D1P3
D2P1
D2P2
D2P3
D3P1
D3P2
D3P3
Total
Rataan
I
41.48
48.48
52.21
43.67
48.48
51.97
45.56
48.55
56.97
Ulangan
II
41.48
48.21
50.84
42.15
48.48
51.84
46.25
48.53
58.84
III
41.48
49.17
50.17
43.87
48.48
50.17
46.93
48.52
58.67
437.37
48.60
436.62
48.51
437.46
48.61
Total
Rataan
124.44
145.86
153.22
129.69
145.44
153.98
138.74
145.60
174.48
1311.45
41.48
48.62
51.07
43.23
48.48
51.33
46.25
48.53
58.16
48.57
Ket :
db
8
2
1
JK
570,08
80,00
69,23
KT
71,26
40,00
69,23
Fhitung
134,81
75,67
130,96
10,77
10,77
20,38
2
1
438,19
438,18
219,09
438,18
414,47
828,92
0,01
0,01
0,02
4
18
26
51,89
9,52
579,60
12,97
0,53
24,54
**
**
**
**
**
**
tn
**
F0.05
2,51
3,55
4,41
F0.01
3,71
6,01
8,29
4,41
8,29
3,55
4,41
6,01
8,29
4,41
8,29
2,93
4,58
63700,04
tn = tidak nyata
* = nyata
** = sangat nyata
Lama Penyimpanan
P1
P2
P3
124,44
129,69
138,74
392,87
145,86
145,44
145,60
436,90
153,22
153,98
174,48
481,68
Total
423,52
429,11
458,82
1311,45
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai Starter, 2010.
46
Mulai
Persiapan Alat
Persiapan Bahan
Pengeboran / Pembuatan
Lubang pada Tong dan
Pipa Paralon
Pencarian Sampah
Organik (Sayur-Sayuran)
Pencacahan Sampah
Perangkaian Alat
pemasangan pipa paralon
pemasangan kain kasa
penyambungan pipa paralon
pemasangan kran
Komposter
Penambahan
Bioaktivator dan Air
Fermentasi (7 hari,
14hari, 21 hari)
Pengambilan Sampel
Analisis
Selesai
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai Starter, 2010.
47
Lampiran 6. Proses Pengomposan
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai Starter, 2010.
48
Lampiran 7. Komposter
Damayanti Sinaga : Pembuatan Pupuk Cair Dari Sampah Organik Dengan Menggunakan Boisca Sebagai Starter, 2010.